Dokumen tersebut membahas tentang inspeksi dan pemeliharaan drainase jalan, mencakup prinsip-prinsip perancangan drainase, jenis drainase, kriteria inspeksi dan pemeliharaan, serta ilustrasi metode pemeliharaan berbagai jenis saluran drainase secara terperinci.
Opsi Teknologi Persampahan - Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA)Joy Irman
Ìý
Opsi Teknologi Persampahan - Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill & Sanitary Landfill beserta Prasarana dan Sarana Pendukung, dan Operasional & Pemeliharaannya.
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Joy Irman
Ìý
Dokumen tersebut membahas dua metode pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) yaitu Controlled Landfill dan Sanitary Landfill beserta sarana pendukungnya seperti drainase, pengolahan air lindi, ventilasi gas, dan pemeliharaan TPA."
1. Bab ini membahas tentang tinjauan pustaka drainase perkotaan, termasuk definisi, fungsi, komponen, persyaratan perencanaan, dan jenis-jenis serta pola jaringan drainase perkotaan.
2. Terdapat empat macam sistem drainase perkotaan yaitu drainase utama, lokal, terpisah, dan gabungan. Sarananya meliputi penataan jaringan drainase primer hingga tersier.
3. Jenis drainase dibedakan menurut sejar
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN PENGERUKAN WADUK SUNTER - Copy.pptxRollynCivil1
Ìý
Dokumen tersebut merangkum analisis dampak lingkungan dari proyek pengerukan Waduk Sunter di Jakarta. Proyek ini bertujuan untuk mengatasi banjir dengan mengeruk lumpur di saluran air dan waduk. Dampak lingkungan yang diantisipasi meliputi kualitas udara, kebisingan, sampah, dan dampak sosial seperti persepsi masyarakat dan kesempatan kerja. Langkah-langkah pengelolaan lingkungan diusulkan untuk menangg
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir SampahOswar Mungkasa
Ìý
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang spesifikasi teknis tempat pembuangan akhir sampah. Terdapat informasi mengenai metode pembuangan sampah, persyaratan lokasi TPA, jenis dan fungsi fasilitas yang dibutuhkan seperti prasarana jalan, drainase, fasilitas penerimaan, lapisan kedap air, pengamanan gas dan leachate, serta alat berat dan tahapan operasi pembuangan sampah secara berurutan.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis jalan dan bagian-bagiannya, termasuk pengertian jalan, jenis-jenis jalan berdasarkan sistem jaringan, hak penggunaan, ruas jalan, dan kelas prasarana. Bagian-bagian penting jalan yang dijelaskan adalah jalur lalu lintas, lajur, bahu jalan, talud, drainase, median, trotoar, dan badan jalan. Bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan se
Teknologi saringan pasir lambat dengan aliran dari bawah ke atas (up flow) ditawarkan sebagai alternatif untuk mengatasi masalah sering terjadinya penyumbatan pada saringan pasir lambat konvensional akibat kekeruhan air baku yang tinggi, terutama pada musim hujan. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan waktu operasi dan memudahkan proses pencucian filter.
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitIlham Johari
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit, meliputi tahapan pembukaan lahan, pengolahan tanah, pembuatan infrastruktur seperti jalan dan parit, serta tata cara penanaman bibit kelapa sawit secara detail.
1) Survei lapangan dan pengumpulan data dilakukan untuk perencanaan drainase jalan. Survei meliputi data topografi, hidrologi, dan fasilitas drainase yang ada.
2) Pelaksanaan survei lapangan mencakup pemotretan, pengumpulan data kependudukan, dan penyelidikan genangan. Jenis dan lokasi survei ditentukan berdasarkan tujuan survei.
3) Penentuan daerah pengaliran saluran jalan dilakukan dengan du
1) Survei lapangan dan pengumpulan data dilakukan untuk perencanaan drainase jalan. Survei meliputi data topografi, hidrologi, dan fasilitas drainase yang ada.
2) Pelaksanaan survei lapangan mencakup pemotretan, pengumpulan data kependudukan, dan penyelidikan genangan. Jenis dan lokasi survei ditentukan berdasarkan tujuan survei.
3) Penentuan daerah pengaliran saluran jalan dilakukan dengan du
1. Bab ini membahas tentang tinjauan pustaka drainase perkotaan, termasuk definisi, fungsi, komponen, persyaratan perencanaan, dan jenis-jenis serta pola jaringan drainase perkotaan.
2. Terdapat empat macam sistem drainase perkotaan yaitu drainase utama, lokal, terpisah, dan gabungan. Sarananya meliputi penataan jaringan drainase primer hingga tersier.
3. Jenis drainase dibedakan menurut sejar
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN PENGERUKAN WADUK SUNTER - Copy.pptxRollynCivil1
Ìý
Dokumen tersebut merangkum analisis dampak lingkungan dari proyek pengerukan Waduk Sunter di Jakarta. Proyek ini bertujuan untuk mengatasi banjir dengan mengeruk lumpur di saluran air dan waduk. Dampak lingkungan yang diantisipasi meliputi kualitas udara, kebisingan, sampah, dan dampak sosial seperti persepsi masyarakat dan kesempatan kerja. Langkah-langkah pengelolaan lingkungan diusulkan untuk menangg
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir SampahOswar Mungkasa
Ìý
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang spesifikasi teknis tempat pembuangan akhir sampah. Terdapat informasi mengenai metode pembuangan sampah, persyaratan lokasi TPA, jenis dan fungsi fasilitas yang dibutuhkan seperti prasarana jalan, drainase, fasilitas penerimaan, lapisan kedap air, pengamanan gas dan leachate, serta alat berat dan tahapan operasi pembuangan sampah secara berurutan.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis jalan dan bagian-bagiannya, termasuk pengertian jalan, jenis-jenis jalan berdasarkan sistem jaringan, hak penggunaan, ruas jalan, dan kelas prasarana. Bagian-bagian penting jalan yang dijelaskan adalah jalur lalu lintas, lajur, bahu jalan, talud, drainase, median, trotoar, dan badan jalan. Bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan se
Teknologi saringan pasir lambat dengan aliran dari bawah ke atas (up flow) ditawarkan sebagai alternatif untuk mengatasi masalah sering terjadinya penyumbatan pada saringan pasir lambat konvensional akibat kekeruhan air baku yang tinggi, terutama pada musim hujan. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan waktu operasi dan memudahkan proses pencucian filter.
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitIlham Johari
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit, meliputi tahapan pembukaan lahan, pengolahan tanah, pembuatan infrastruktur seperti jalan dan parit, serta tata cara penanaman bibit kelapa sawit secara detail.
1) Survei lapangan dan pengumpulan data dilakukan untuk perencanaan drainase jalan. Survei meliputi data topografi, hidrologi, dan fasilitas drainase yang ada.
2) Pelaksanaan survei lapangan mencakup pemotretan, pengumpulan data kependudukan, dan penyelidikan genangan. Jenis dan lokasi survei ditentukan berdasarkan tujuan survei.
3) Penentuan daerah pengaliran saluran jalan dilakukan dengan du
1) Survei lapangan dan pengumpulan data dilakukan untuk perencanaan drainase jalan. Survei meliputi data topografi, hidrologi, dan fasilitas drainase yang ada.
2) Pelaksanaan survei lapangan mencakup pemotretan, pengumpulan data kependudukan, dan penyelidikan genangan. Jenis dan lokasi survei ditentukan berdasarkan tujuan survei.
3) Penentuan daerah pengaliran saluran jalan dilakukan dengan du
Bagi Barbour, dialektika ilmu dan agama bukanlah sebuah pertarungan untuk menentukan mana yang lebih benar, melainkan sebuah proses kolaboratif yang dapat memperkaya pemahaman kita terhadap dunia. Bagi banyak orang, pemikiran Barbour membuka kemungkinan bahwa sains dan agama dapat berkembang bersama, dengan keduanya saling memberi wawasan yang lebih dalam tentang realitas yang kita hadapi.
Dengan demikian, model dialektika yang dikembangkan oleh Ian Barbour menawarkan sebuah jalan tengah yang mendalam antara dua dunia yang tampaknya berbeda, namun pada kenyataannya dapat saling melengkapi, membawa pencerahan bagi umat manusia.
Presentasi Rumus-Rumus Bangun Ruang BolaIluDeviSania
Ìý
Bola adalah objek geometri dimensi yang serupa dengan objek melingkar dua dimensi, yaitu "lingkaran" adalah batas dari "cakram". Pada umumnya, bola didefinisikan sebagai himpunan titik yang memiliki jarak sama dari pusat
bola ke permukaan bola.
1. UJI KOMPETENSI
FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /
KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA
Skema Sertifikasi : Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan
Level 5
Kualifikasi :
Nama Asesi :
NIK Asesi :
Tgl. Asesmen :
TUK :
Nama Asesor :
2. Drainase merupakan sebuah konstruksi yang menjadi media untuk mengalirkan air dari satu
titik ke titik lain yang dinilai sangat penting untuk membantu proses pengaliran air seperti curah
hujan, agar tidak terjadi genangana atau banjir.
Tujuan lainnya adalah untuk memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik antara lain:
jalan, kawasan pemukiman, kawasan perdagangan dari kerusakan serta gangguan kegiatan akibat
tidak berfungsinya sarana drainase.
3. Drainase terbagi menjadi dua jenis, yaitu drainase alami dan drainase buatan manusia. Drainase alami terbentuk
karena adanya proses alam dan tanpa bantuan campur tangan manusia. Contoh drainase alami adalah aliran sungai.
Drainase buatan adalah yang dibuat oleh manusia secara garis besar adalah untuk membantu proses pengaliran
air dari satu area ke area lainnya. Terdiri dari drainase bawah tanah, drainase permukaan tanah, drainase terbuka,
drainase tertutup, drainase single purpose, dan drainase multi purpose.
fungsi dari drainase ini antara lain, sebagai salah satu metode pembebasan suatu area dari genangan air, banjir,
atau erosi. Metode meminimalisir terjadinya penularan penyakit yang diakibatkan oleh sistem sanitasi yang buruk.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tanah
1.Galian Tanah
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk pondasi.
•Persiapan lahan kerja
•Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul, belincong, pengki, benang, selang air, dll
Pengukuran
•Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut dilakukan pengukuran terhadap
titik dan elevasi galian tanah.
•Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong, apabila kondisi lahan
memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat bantu excavator.
4. •Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
•Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.Buang tanah sisa galian pada area yang telah
ditentukan dan tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
•Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
•Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan menggunakan alat ukur manual atau
dengan theodolith.
•Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya supaya air dapat segera dipompa
ke luar, sehingga tidak mengganggu proses pekerjaan.
•Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas pembuangan sampah, banyak potongan
kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat.
Tahap-Tahap Proses Pengaspalan Jalan
Proses pemetaan
Pemetaan adalah fase awal dari banyak fase konstruksi jalan. Pemetaan dilakukan dengan mengukur lebar jalan,
sifat tanah y, dan menentukan koordinat jalan sebelum diaspal. Tahap awal perkerasan jalan penting karena
menentukan jumlah material aspal yang digunakan.
Proses pembersihan kedua (bersih)
Setelah pemetaan, langkah selanjutnya sebelum pengaspalan jalan adalah pembersihan. Pada tahap ini, jalan
dibentuk, titik-titik jalan lunak diminimalkan, menghilangkan puing-puing di sekitar jalan.
5. Proses pengupasan
Fase ini dikenal dengan konstruksi jalan dan tanggul. Sebelum mengaspal jalan, potong tanah dengan bentuk yang
diinginkan pada ketinggian jalan.
Pada tahap ini, gunakan pengukur theodolite untuk mengukur ketinggian. Dengan cara ini, jalan dapat diaspal sesuai
dengan rencana ketinggian, sudut dan belokan.
Proses pemadatan tanah
Setelah tanah dipotong kemudian ditimbun kembali, maka pada proses ini tanah akan dipadatkan. Proses ini juga
dikenal sebagai proses sub grade.
Tanah dasar didefinisikan sebagai tanah dasar yang lebih rendah, sebelum lapisan perkerasan jalan.
Proses Pelapisan Bawah
Subbase course adalah proses untuk melapisi tanah yang telah dipadatkan dengan batu gamping.
Proses ini dalam tahapan pengaspalan jalan yang sangat krusial sebagai lapisan resapan air, memperkuat aspal jalan,
dan mengurangi lapisan di atasnya.
Proses pondasi atas
Proses ini masih berkaitan dengan perkerasan jalan. Lapisan ini dirancang untuk memberikan daya dukung jalan
penuh. Pondasi permukaan jalan juga berfungsi sebagai bantalan permukaan jalan aspal.
Cara membuat pondasi atas sama dengan lapisan pondasi bawah sebelumnya. Dengan kata lain, sebarkan materi.
Bahan yang digunakan adalah campuran batu pecah atau pasir, dengan perbandingan 7:3.
6. Proses pencampuran panas
Proses ini merupakan proses yang sangat penting dalam pengaspalan jalan. Metode ini adalah pelapisan
menggunakan aspal jenis ATB atau dasar perawatan aspal.
Sebelum proses pelapisan, lapisan debu dihilangkan dengan kompresor udara kemudian ATB direkatkan dengan
aspal hot mix. Proses ini disebut cast tack coat.
Paving
Tahap ini merupakan inti dari pengaspalan jalan. Pekerjaan ini adalah peletakan permukaan dengan aspal hot mix
lalu padatkan dengan tandem roller.
Finishing
Metode ini menggunakan roller pneumatik untuk mengompres dan meratakan jalan. Nah, itulah beberapa cara
mendapatkan jalan aspal yang bagus. Tidak dapat disangkal bahwa butuh banyak waktu dan uang untuk menjaga
aspal tersedia.
7. BANGUNAN PELENGKAP JALAN
Bangunan Pelengkap Jalan adalah bangunan untuk mendukung fungsi dan keamanan konstruksi jalan yang meliputi
jembatan, terowongan, ponton, lintas atas (flyover, elevated road), lintas bawah (underpass), tempat parkir, gorong-gorong,
tembok penahan, dan saluran tepi jalan dibangun sesuai dengan persyaratan teknis (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Republik Indonesia Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan).
Bangunan pelengkap Jalan berfungsi sebagai:
1.jalur lalu lintas.
2.pendukung konstruksi jalan.
3.fasilitas lalu lintas dan fasilitas pendukung pengguna jalan.
Bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai pendukung konstruksi jalan terdiri dari:
1.Saluran tepi jalan.
2.Gorong-gorong.
3.Dinding penahan tanah.
8. 1.Saluran tepi jalan
Saluran tepi jalan merupakan saluran untuk menampung dan mengalirkan air hujan atau air yang ada dipermukaan jalan, bahu
jalan, dan jalur lainnya serta air dari drainase dibawah muka jalan, di sepanjang koridor jalan.
Saluran tepi jalan dapat dibuat dari galian tanah biasa atau diperkeras dan/atau dibuat dari bahan yang awet serta mudah
dipelihara, sesuai dengan kebutuhan fungsi pengaliran.
2.Gorong-gorong
Gorong-gorong merupakan saluran air di bawah permukaan jalan berfungsi mengalirkan air dengan cara memotong badan jalan
secara melintang.
Gorong-gorong harus dibangun dengan konstruksi yang awet dan harus direncanakan untuk melayani paling sedikit 20 (dua
puluh) tahun, serta mudah dipelihara secara rutin.
Konstruksi kepala gorong-gorong harus berbentuk sedemikian sehingga tidak menjadi objek penyebab kecelakaan.
Gorong-gorong harus mampu mengalirkan debit air paling besar, sesuai dengan luas daerah tangkapan air hujan:
1.Untuk tangkapan air hujan pada ruang milik jalan (Rumija), periode hujan rencana yang diperhitungkan untuk dialirkan melalui
gorong-gorong adalah:
1. paling sedikit 10 (sepuluh) tahunan untuk jalan arteri dan kolektor.
2. paling sedikit 5 (lima) tahunan untuk jalan lokal dan lingkungan.
2.Untuk air yang dialirkan melalui drainase lingkungan/saluran alam, maka periode ulang hujan rencana yang diperhitungkan
adalah 25 (dua puluh lima) tahunan.
9. 3.Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah merupakan bangunan konstruksi untuk menahan beban tanah ke arah horisontal
dan vertikal.
Dinding penahan tanah dapat digunakan untuk menyokong badan jalan yang berada di lereng atau di
bawah permukaan jalan.
Dinding penahan tanah harus mampu menahan gaya vertikal dan horizontal yang menjadi bebannya,
sesuai dengan pertimbangan mekanika tanah dan geoteknik.
Dinding penahan tanah harus dibangun dengan konstruksi yang awet dan mudah dipelihara serta dengan
faktor keamanan yang memadai.
Dinding penahan tanah harus dilengkapi sistem drainase.
Bagian sisi terluar dinding penahan tanah harus berada dalam atau pada batas Rumija.
10. Jenis – Jenis Alat Berat Beserta Fungsinya
1.Excavator (Bego)
Excavator (bego) merupakan jenis alat berat yang secara umum digunakan untuk melakukan
penggalian pada tanah dan memindahkan tanah atau material lainnya ke dalam truk muata.
Excavator atau yang disebut oleh orang Indonesia sebagai bego merupakan alat yang paling sering
ada pada suatu proyek dikarenakan fungsinya yang beragam. Selain penggunaannya untuk
menggali tanah, excavator memiliki fungsi lainnya antara lain untuk memindahkan material berat,
meratakan tanah, menancapkan batang pondasi, mengeruk sungai, dan banyak lagi lainnya.
2.Bulldozer
Bulldozer merupakan alat berat yang secara umum digunakan untuk mengolah lahan. Umumnya
digunakan untuk mendorong material tanah, hasil galian, baik itu ke arah depan, samping, ataupun
untuk membuat suatu timbunan material. Jenis bulldozer yang ada sekarang ini cukup bervariasi,
Swamp bulldozer contohnya jenis bulldozer yang digunakan dalam pengerjaan rawa. Crawler tractor
dozer merupakan bulldozer yang memakai roda kelabang. Wheel tractor dozer merupakan bulldozer
yang memakai roda karet.
11. 3.Wheel Loader
Wheel loader merupakan alat yang memiliki fungsi tak terlalu berbeda dari bulldozer, yaitu digunakan untuk
memindahkan material atau barang dari suatu alat atau tempat ke alat atau tempat yang lainnya. Cara kerjanya
dengan menggali (melakukan loader). Kemudian bucket akan didorong pada material yang nantinya diangkat.
Jika bucket telah penuh, maka tractor mundur dan bucket diangkat ke atas untuk nantinya dipindahkan. Wheel
loader memiliki fungsi lain yaitu membersihkan tempat atau lokasi pekerjaan, meratakan timbunan tanah dan
mengisinya kembali, menggusur tanah dengan jarak dekat, meratakan permukaan ataupun menghaluskan
permukaan bidang rata dan sebagainya.
4.Wales Stump
Vibro roller (Stump) atau yang disebut juga dengan wales merupakan alat yang digunakan
untuk memadatkan permukaan aspal atau tanah. Stump kerap digunakan saat membuat
jalan raya. Sebenarnya alat ini bernama vibro roller, akan tetapi orang Indonesia kerap
menyebutnya dengan stum, mesin penggulung atau mesin galindong. Di pasaran, ukuran
alat ini cukup bervariatif, ada yang berukuran kecil, sedang sampai besar sehingga alat ini
bisa digunakan di beragam variasi lahan, mulai dari lahan berukuran kecil hingga lahan
berukuran besar.
12. 5.Crane
Crane memiliki fungsi untuk memindahkan atau mengangkut material dari bawah ke atas atau
sebaliknya. Derek jangkung atau crane umumnya digunakan dalam proyek pembangunan
gedung. Beragam material yang sulit dipindahkan dengan tenaga manusia ke permukaan yang
tinggi seperti atap gedung nantinya diderek dengan crane. Alat ini dapat bergerak mekanis
secara horizontal dan vertikal. Ada beragam jenis crane yang dapat ditemukan di pasaran, mulai
dari mobile crane (truck crane), tower crane, hydraulic crane, crawler crane, overhead crane,
dan lain-lain.
6.Grader
Motor grader atau grader merupakan alat berat dengan pisau panjang yang digunakan untuk
meratakan permukaan tanah secara mekanis. Tak hanya itu, alat ini pun bisa digunakan
untuk mencampur tanah, melakukan penggusuran tanah, mengurug kembali galian tanah,
meratakan tanggul, dan banyak lagi lainnya. Secara umum grader digunakan pada tahap
akhir, seperti mengatur atau memperbaiki. Digunakan pada konstruksi dan pemeliharaan
jalan berkerikil dan jalan tanah, atau bisa juga digunakan untuk mempersiapkan landasan
dasar pada proyek pembuatan jalan raya sebelum disebarkan lapisan aspal.
7.Scraper
Motor scraper atau scraper merupakan jenis alat berat yang banyak digunakan dalam
memotong lereng bendungan ataupun lereng tanggul. Alat berat ini juga bisa digunakan
untuk menggali tanah yang berada di antara bangunan beton dan bisa juga digunakan
untuk meratakan jalan raya. Pada proses kerjanya, alat ini dapat menggali permukaan
tanah sampai tebal/kedalamannya lebih dari 2,5 mm dan juga bisa menimbun suatu
lokasi yang diinginkan, sampai ketebalan minimum lebih dari 2,5 mm.