This document summarizes an experiment to determine the viscosity or thickness of a liquid substance. The experiment uses the falling ball method, dropping aluminum balls of different sizes into glycerin and measuring the time taken to fall between two reference points. For the large ball, the viscosity coefficient was found to be 0.684 Pa.S with 45% error. For the medium ball, the viscosity coefficient was 1.17 Pa.S with 46% error. The document discusses viscosity, viscometers, factors affecting viscosity, and classifications of fluids.
1) Teori kinetika gas menjelaskan sifat-sifat gas berdasarkan gerakan acak partikel-partikel gas. 2) Teori ini menerangkan hukum-hukum gas seperti Boyle, Charles dan Gay-Lussac. 3) Dalam teori ini diasumsikan bahwa gas terdiri dari partikel yang bergerak acak dengan kecepatan rata-rata yang berbanding lurus dengan suhu mutlak.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan dari mata kuliah Fisika Inti yang mencakup: (1) susunan dan sifat inti atom termasuk hipotesa penyusun inti, jari-jari dan kerapatan inti, (2) energi ikat inti dan model-model inti, serta (3) cara mengukur massa inti menggunakan spektrometer massa.
Bandul fisis adalah benda tegar yang dapat berayun di bidang vertikal terhadap sumbu. Bandul fisis memiliki bentuk yang lebih kompleks dibanding bandul matematis. Perioda osilasi bandul tidak bergantung pada amplitudo. Dengan mengukur perioda osilasi bandul untuk berbagai posisi poros, dapat ditentukan percepatan gravitasi dan momen inersia bandul.
1. Laporan hasil praktikum menentukan massa jenis zat cair berdasarkan hukum Archimedes dimana gaya ke atas yang dihasilkan sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan.
2. Praktikum dilakukan untuk mengukur berat beberapa buah di udara dan di air untuk menghitung gaya ke atasnya.
3. Kesimpulan adalah besarnya gaya ke atas sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan, semakin besar
1. Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan perhitungan entropi dalam proses reversibel dan ireversibel pada sistem termodinamika.
2. Entropi merupakan fungsi keadaan yang meningkat dalam proses ireversibel sesuai hukum kedua termodinamika.
3. Perubahan entropi dapat dihitung menggunakan integral dari panas yang masuk atau keluar dibagi suhu absolut untuk proses reversibel.
Dokumen tersebut membahas tentang tegangan permukaan, yaitu gaya yang timbul pada permukaan zat cair akibat interaksi antar molekulnya. Definisi, penyebab terjadinya, rumus, dan contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dijelaskan secara singkat. Beberapa contoh penerapannya adalah kemampuan air untuk membersihkan, deterjen yang menurunkan tegangan permukaan air, dan serangga yang dapat
Laporan Praktikum titik pusat massa benda homogenAnnisa Icha
Ìý
Laporan praktikum menentukan titik pusat massa dari benda homogen menjelaskan cara mengukur titik pusat massa dari bentuk sembarang dengan memotongnya melalui titik berat, dimana hasil pemotongan akan memiliki berat yang seimbang. Metode ini diterapkan pada benda berbentuk tidak beraturan dengan hasil titik pusat massanya berada pada koordinat (7,7 cm; 5,2 cm).
Hukum pertama termodinamika membahas prinsip konservasi energi dalam sistem tertutup, di mana energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan melainkan hanya dapat berubah bentuk. Energi dapat berpindah dalam bentuk panas atau kerja, dan jumlah energi yang masuk ke sistem harus sama dengan yang keluar.
Teks tersebut membahas tentang statika fluida khususnya tentang tekanan pada titik tertentu dalam fluida, variasi tekanan dalam fluida diam, pengukuran tekanan menggunakan alat seperti manometer, dan prinsip kesetimbangan benda dalam fluida.
Dokumen tersebut membahas tentang persamaan kontinuitas dalam aliran fluida. Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa debit masukan sama dengan debit keluaran untuk aliran stasioner. Persamaan ini berlaku untuk semua jenis fluida dan aliran serta keadaan aliran. Contoh soal penerapan persamaan kontinuitas untuk menentukan kecepatan aliran pada pipa dengan diameter berbeda juga diberikan.
Termodinamika adalah ilmu yang menghubungkan panas dan mekanika. Dokumen ini membahas berbagai konsep dasar termodinamika seperti proses adiabatik, diatermik, dan kuasistatik beserta contoh-contohnya. Juga dibahas mengenai hukum nol dan satu termodinamika serta penerapannya dalam mesin kalor.
1. Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan perhitungan entropi dalam proses reversibel dan ireversibel pada sistem termodinamika.
2. Entropi merupakan fungsi keadaan yang meningkat dalam proses ireversibel sesuai hukum kedua termodinamika.
3. Perubahan entropi dapat dihitung menggunakan integral dari panas yang masuk atau keluar dibagi suhu absolut untuk proses reversibel.
Dokumen tersebut membahas tentang tegangan permukaan, yaitu gaya yang timbul pada permukaan zat cair akibat interaksi antar molekulnya. Definisi, penyebab terjadinya, rumus, dan contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dijelaskan secara singkat. Beberapa contoh penerapannya adalah kemampuan air untuk membersihkan, deterjen yang menurunkan tegangan permukaan air, dan serangga yang dapat
Laporan Praktikum titik pusat massa benda homogenAnnisa Icha
Ìý
Laporan praktikum menentukan titik pusat massa dari benda homogen menjelaskan cara mengukur titik pusat massa dari bentuk sembarang dengan memotongnya melalui titik berat, dimana hasil pemotongan akan memiliki berat yang seimbang. Metode ini diterapkan pada benda berbentuk tidak beraturan dengan hasil titik pusat massanya berada pada koordinat (7,7 cm; 5,2 cm).
Hukum pertama termodinamika membahas prinsip konservasi energi dalam sistem tertutup, di mana energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan melainkan hanya dapat berubah bentuk. Energi dapat berpindah dalam bentuk panas atau kerja, dan jumlah energi yang masuk ke sistem harus sama dengan yang keluar.
Teks tersebut membahas tentang statika fluida khususnya tentang tekanan pada titik tertentu dalam fluida, variasi tekanan dalam fluida diam, pengukuran tekanan menggunakan alat seperti manometer, dan prinsip kesetimbangan benda dalam fluida.
Dokumen tersebut membahas tentang persamaan kontinuitas dalam aliran fluida. Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa debit masukan sama dengan debit keluaran untuk aliran stasioner. Persamaan ini berlaku untuk semua jenis fluida dan aliran serta keadaan aliran. Contoh soal penerapan persamaan kontinuitas untuk menentukan kecepatan aliran pada pipa dengan diameter berbeda juga diberikan.
Termodinamika adalah ilmu yang menghubungkan panas dan mekanika. Dokumen ini membahas berbagai konsep dasar termodinamika seperti proses adiabatik, diatermik, dan kuasistatik beserta contoh-contohnya. Juga dibahas mengenai hukum nol dan satu termodinamika serta penerapannya dalam mesin kalor.
Dokumen tersebut membahas tentang usaha dan proses dalam termodinamika, termasuk proses isotermal, isokorik, isobarik, dan adiabatik. Proses-proses tersebut dijelaskan dengan rumus dan contoh perhitungan usaha.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar termodinamika seperti energi dalam, usaha, kalor, dan berbagai proses termodinamika seperti isotermal, adiabatik, isobaris. Secara ringkas, dokumen menjelaskan hubungan antara panas, kerja dan energi serta perubahan yang terjadi pada suatu sistem akibat proses-proses tersebut sesuai dengan hukum-hukum termodinamika.
Dokumen tersebut membahas tentang termodinamika dan hukum-hukumnya. Kata "termodinamika" berasal dari bahasa Yunani yang berarti perubahan kalor dan dinamis. Hukum Pertama Termodinamika menyatakan bahwa perubahan energi dalam suatu sistem sama dengan selisih kalor dan kerja yang dilakukan sistem. Hukum Kedua menyatakan bahwa sebagian kalor tidak dapat diubah menjadi kerja melainkan a
Dokumen tersebut membahas hukum-hukum termodinamika. Secara ringkas:
1. Hukum pertama termodinamika menyatakan hubungan antara panas, perubahan energi dalam, dan kerja pada suatu sistem.
2. Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa tidak ada mesin yang dapat mengubah seluruh panas menjadi kerja.
3. Beberapa rumusan seperti Kelvin-Planck dan Clausius lebih lanj
Dokumen tersebut membahas tentang termodinamika kimia, yang mencakup 3 hukum termodinamika, konsep-konsep seperti entalpi, entropi, energi bebas Gibbs, serta contoh soal terkait."
Dokumen tersebut membahas tentang termodinamika, termasuk pengertian, hukum-hukum, proses, dan aplikasi termodinamika. Secara khusus membahas tentang proses isobarik, isokhorik, isotermik, dan adiabatik serta efisiensi mesin Carnot."
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
✅ Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
✅ Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
✅ Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
✅ Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
✅ Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
✅ Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
📌 Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
1. RESUME MATERI TERMODINAMIKA
Usaha dan Proses dalam Termodinamika, Hukum Termodinamika 1 2
dan 3
A. Usaha dan Proses dalam Termodinamika
Termodinamika adalah cabang ilmu Fisika yang membahas tentang hubungan
antara panas (kalor) dan usaha yang dilakukan oleh kalor tersebut. Dalam
melakukan pengamatan mengenai aliran energi antara panas dan usaha ini
dikenal dua istilah, yaitu sistem dan lingkungan. Apakah yang dimaksud sistem
dan lingkungan dalam termodinamika? Untuk memahami penggunaan kedua
istilah tersebut dalam termodinamika, perhatikanlah Gambar 1. berikut.
Gambar 1. Bola besi dan air merupakan sistem yang diamati. Adapun, udara luar merupakan
lingkungannya.
Misalkan, Anda mengamati aliran kalor antara bola besi panas dan air dingin.
Ketika bola besi tersebut dimasukkan ke dalam air. Bola besi dan air disebut
sistem karena kedua benda tersebut menjadi objek pengamatan dan perhatian
Anda. Adapun, wadah air dan udara luar disebut lingkungan karena berada di
luar sistem, tetapi dapat memengaruhi sistem tersebut. Dalam pembahasan
termodinamika, besaran yang digunakan adalah besaran makroskopis suatu
sistem, yaitu tekanan, suhu, volume, entropi, kalor, usaha, dan energi dalam.
Usaha yang dilakukan oleh sistem (gas) terhadap lingkungannya bergantung
pada proses -proses dalam termodinamika, di antaranya proses isobarik,
isokhorik, isotermal, dan adiabatik.
2. 1. Usaha Sistem terhadap Lingkungannya
Pada pembahasan Bab sebelumnya, Anda telah mempelajari definisi usaha (W)
yang dilakukan pada benda tegar, yaitu
W = F x s
Bagaimanakah cara menghitung usaha pada gas? Tinjaulah suatu gas yang
berada dalam tabung dengan penutup berbentuk piston yang dapat bergerak
bebas, seperti terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Ketika gas ideal di dalam tabung dipanaskan,gas tersebut memuai sehingga piston
berpindah sejauh Δs.
Ketika gas tersebut dipanaskan, piston akan berpindah sejauh Δs karena gas di
dalam tabung memuai dari volume awal V1 menjadi volume akhir V2. Gaya yang
bekerja pada piston adalah F = pA. Jika luas penampang piston (A) dan tekanan
gas dalam tabung (P) berada dalam keadaan konstan, usaha yang dilakukan
oleh gas dinyatakan dengan persamaan
W = pA Δs
Oleh karena A Δs = ΔV, persamaan usaha yang dilakukan gas dapat ditulis
menjadi :
W = p ΔV (1–1)
atau
W = p(V2 – V1) (1–2)
dengan:
p = tekanan gas (N/m2
),
ΔV = perubahan volume (m3), dan
W = usaha yang dilakukan gas (joule).
3. Nilai W dapat berharga positif atau negatif bergantung pada ketentuan berikut.
a. Jika gas memuai sehingga perubahan volumenya berharga positif, gas
(sistem) tersebut dikatakan melakukan usaha yang menyebabkan volumenya
bertambah. Dengan demikian, usaha W sistem berharga positif.
b. Jika gas dimampatkan atau ditekan sehingga perubahan volumenya berharga
negatif, pada gas (sistem) diberikan usaha yang menyebabkan volume sistem
berkurang. Dengan demikian, usaha W pada tersebut sistem ini bernilai negatif.
Usaha yang dilakukan oleh sistem dapat ditentukan melalui metode grafik. Pada
Gambar 3a dapat dilihat bahwa proses bergerak ke arah kanan (gas memuai).
Hal ini berarti V2 > V1 atau ΔV > 0 sehingga W bernilai positif (gas melakukan
usaha terhadap lingkungan). W sama dengan luas daerah di bawah kurva yang
diarsir (luas daerah di bawah kurva p –V dengan batas volume awal dan volume
akhir)
Selanjutnya perhatikan Gambar 3b. Jika proses bergerak ke arah kiri (gas
memampat), V2 < V1 atau ΔV < 0 sehingga W bernilai negatif (lingkungan
melakukan usaha terhadap gas). W = – luas daerah di bawah kurva p–V yang
diarsir.
Gambar 3. (a) Grafik P–V suatu gas yang mengalami pemuaian (melakukan ekspansi) (b) Grafik
P–V suatu gas yang mengalami pemampatan (diberi kompresi)
Cobalah Anda tinjau kembali Persamaan (1–1). Dari persamaan tersebut dan
grafik hubungan tekanan (p) terhadap (V) pada Gambar 3, Anda dapat
menyimpulkan bahwa suatu sistem dikatakan melakukan usaha (W berharga
positif) atau sistem diberi usaha (W berharga negatif), jika pada sistem tersebut
terjadi perubahan volume ( ΔV).
4. 2. Proses dalam Termodinamika
a. Proses Isotermal
Proses isotermal adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap.
Gambar 4. A–B merupakan proses isotermal.
Menurut Hukum Boyle, proses isotermal dapat dinyatakan dengan persamaan :
pV = konstan atau p1V1 = p2V2
Dalam proses ini, tekanan dan volume sistem berubah sehingga persamaan W
= p ΔV tidak dapat langsung digunakan. Untuk menghitung usaha sistem dalam
proses isotermal ini digunakan cara integral. Misalkan, pada sistem terjadi
perubahan yang sangat kecil sehingga persamaan usahanya dapat dituliskan
sebagai
dW = pdV (1–3)
Jika Persamaan (1–3) diintegralkan maka dapat dituliskan :
 dW =  pdV
Dari persamaan keadaan gas ideal diketahui bahwa p = nRT/V. Oleh karena itu,
integral dari Persamaan (9–3) dapat dituliskan menjadi :
 dW = ïƒ²ï‚ (nRT / V)
5. Jika konstanta n R, dan besaran suhu (T) yang nilainya tetap dikeluarkan dari
integral, akan diperoleh :
W = nR T (lnV2 – lnV1)
W = n RT ln (V2/V1) atau,
W = n RT ln (p2/p1) (1–4)
b. Proses Isokhorik
Proses isokhorik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada volume
tetap.
Gambar 5. A–B merupakan proses isokhorik.
Menurut Hukum Gay-Lussac proses isokhorik pada gas dapat dinyatakan
dengan persamaan :
p/T = konstan atau p1/T1 = p2/T2
Oleh karena perubahan volume dalam proses isokhorik ΔV = 0 maka usahanya
W = 0.
c. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada tekanan
tetap.
6. Gambar 6. C–D adalah proses isobarik.
Menurut Hukum Charles, persamaan keadaan gas pada proses isobarik
dinyatakan dengan persamaan :
V/T = konstan atau V1/T1 = V2/T2
Oleh karena volume sistem berubah, sedangkan tekanannya tetap, usaha yang
dilakukan oleh sistem dinyatakan dengan persamaan
W = pΔV = p (V2 – V1) (1–5)
d. Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah suatu proses perubahan keadaan gas di mana tidak ada
kalor (Q) yang masuk atau keluar dari sistem (gas). Proses ini dapat dilakukan
dengan cara mengisolasi sistem menggunakan bahan yang tidak mudah
menghantarkan kalor atau disebut juga bahan adiabatik. Adapun, bahan-bahan
yang bersifat mudah menghantarkan kalor disebut bahan diatermik
Proses adiabatik ini mengikuti persamaan Poisson sebagai berikut
p Vγ = konstan
atau
p1 V1
γ
= p2 V2
γ
(1–6)
Oleh karena persamaan gas ideal dinyatakan sebagai pV = nRT maka
Persamaan (9–4) dapat ditulis :
T1V1
(γ –1)
= T2 V2
(γ –1)
(1–7)
7. dengan γ = CP/CV = konstanta Laplace, dan CP/CV > 1. CP adalah kapasitas kalor
gas pada tekanan tetap dan CV adalah kalor gas pada volume tetap. Perhatikan
diagram p – V pada Gambar 7.
Gambar 7. Pada proses adiabatik, kurva p–V lebih curam dibandingkan dengan kurva p–V pada
proses isotermal.
Dari kurva hubungan p – V tersebut, Anda dapat mengetahui bahwa:
1) Kurva proses adiabatik lebih curam daripada kurva proses isotermal.
2) Suhu, tekanan, maupun volume pada proses adiabatik tidak tetap.
Oleh karena sistem tidak melepaskan atau menerima kalor, pada kalor sistem
proses adiabatik Q sama dengan nol. Dengan demikian, usaha yang dilakukan
oleh sistem hanya mengubah energi dalam sistem tersebut. Besarnya usaha
pada proses adiabatik tersebut dinyatakan dengan persamaan berikut.
W= 3/2 nRT−T = 3/2 (p1 V1 − p2 V2) (1–8)
B. Hukum Termodinamika 1
Hukum Pertama Termodinamika adalah perluasan bentuk dari Hukum
Kekekalan Energi dalam mekanika. Hukum ini menyatakan bahwa: "Jumlah
kalor pada suatu sistem sama dengan perubahan energi dalam sistem tersebut
ditambah usaha yang dilakukan oleh sistem."
Dengan demikian, meskipun energi kalor sistem telah berubah menjadi energi
mekanik (usaha) dan energi dalam, jumlah seluruh energi tersebut selalu tetap.
Secara matematis, Hukum Pertama Termodinamika dituliskan sebagai berikut.
Q = ΔU + W (1–9)
dengan:
Q = kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sistem,
ΔU = U2 — U1 = perubahan energi dalam sistem, dan
W = usaha yang dilakukan sistem.
8. Perjanjian tanda yang berlaku untuk Persamaan (1-9) tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Jika sistem melakukan kerja maka nilai W berharga positif.
2. Jika sistem menerima kerja maka nilai W berharga negatif
3. Jika sistem melepas kalor maka nilai Q berharga negatif
4. Jika sistem menerima kalor maka nilai Q berharga positif
1. Perubahan Energi Dalam
Perubahan energi dalam ΔU tidak bergantung pada proses bagaimana keadaan
sistem berubah, tetapi hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir
sistem tersebut.
Anda telah mengetahui bahwa proses-proses dalam termodinamika terbagi atas
empat jenis, yaitu isotermal, isokhorik, isobarik, dan adiabatik. Perubahan
energi dalam terjadi pada setiap proses tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a. Proses Isotermal
Anda telah memahami bahwa proses isotermal merupakan suatu proses yang
terjadi dalam sistem pada suhu tetap. Besar usaha yang dilakukan sistem
proses isotermal ini adalah W = nRT In (V2/V1). Oleh karena ΔT = 0, menurut
Teori Kinetik Gas, energi dalam sistem juga tidak berubah (ΔU = 0) karena
perubahan energi dalam bergantung pada perubahan suhu. Ingatlah kembali
persamaan energi dalam gas monoatomik yang dinyatakan dalam persamaan
ΔU = 3/2 nRΔTyang telah dibahas pada Bab 8.
Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk proses
isotermal ini dapat dituliskan sebagai berikut.
Q = ΔU + W = 0 + W
Q = W = nR T ln (V2/V1) (1 -10)
b. Proses Isokhorik
Dalam proses isokhorik perubahan yang dialami oleh sistem berada dalam
keadaan volume tetap. Anda telah memahami bahwa besar usaha pada proses
isokhorik dituliskan W = pΔV = 0. Dengan demikian, persamaan Hukum
Pertama Termodinamika untuk proses ini dituliskan sebagai
Q = ΔU + W = ΔU + 0
Q = ΔU = U2 - U1 (1-11)
9. Dari Persamaan (1-11) Anda dapat menyatakan bahwa kalor yang diberikan
pada sistem hanya digunakan untuk mengubah energi dalam sistem tersebut.
Jika persamaan energi dalam untuk gas ideal monoatomik disubstitusikan ke
dalam Persamaan (1-11), didapatkan perumusan Hukum
Pertama Termodinamika pada proses isokhorik sebagai berikut.
Q = ΔU = 3/2 nR ΔT (1-12)
atau
Q = U2 - U1 = 3/2 nR (T2 —T1) (1-13)
c. Proses Isobarik
Jika gas mengalami proses isobarik, perubahan yang terjadi pada gas berada
dalam keadaan tekanan tetap. Usaha yang dilakukan gas dalam proses ini
memenuhi persamaan W = P ΔV = p(V2 – V1). Dengan demikian, persamaan
Hukum Pertama Termodinamika untuk proses isobarik dapat dituliskan sebagai
berikut.
Q = ΔU + W
Q = ΔU + p(V2 – V1) (9-14)
Untuk gas ideal monoatomik, Persamaan (1-14) dapat dituliskan sebagai :
Q = 3/2 nR (T2 —T1) + p (V2 – V1) (1-15)
d. Proses adiabatik
Dalam pembahasan mengenai proses adiabatik, Anda telah mengetahui bahwa
dalam proses ini tidak ada kalor yang keluar atau masuk ke dalam sistem
sehingga Q = 0. Persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk proses
adiabatik ini dapat dituliskan menjadi
Q = ΔU + W
0 = ΔU + W
atau
W = - ΔU = - (U2 - U1) (1-16)
Berdasarkan Persamaan (1-16) tersebut, Anda dapat menyimpulkan bahwa
usaha yang dilakukan oleh sistem akan mengakibatkan terjadinya perubahan
energi dalam sistem di mana energi dalam tersebut dapat bertambah atau
berkurang dari keadaan awalnya.
10. Persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk gas ideal monoatomik pada
proses adiabatik ini dituliskan sebagai :
W = - ΔU = - 3/2 nR (T2 —T1) (1-17)
2. Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor gas adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu gas sebesar 1°C, untuk volume tetap disebut CV dan untuk tekanan tetap
disebut Cp.
Secara matematis, kapasitas kalor (C) dinyatakan dengan persamaan :
C = Q/ΔT (1–18)
Pada gas, perubahan suhu dapat dilakukan dengan proses isobarik atau proses
isokhorik. Dengan demikian, kapasitas kalor gas dapat dibedakan menjadi dua,
yakni kapasitas kalor pada tekanan tetap (Cp) dan kapasitas kalor pada volume
tetap (V). Perumusan kedua pada kapasitas kalor tersebut secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut.
Cp = QP/ΔT dan CV = QV/ΔT (1–19)
Jika besaran QP dan QV dimasukkan ke dalam persamaan Hukum Pertama
Termodinamika, akan didapatkan persamaan berikut.
a. Pada proses isokhorik
QV = ΔU + W (1–20)
Oleh karena dalam proses ini volume sistem tetap (ΔU = 0) maka usaha sistem
W = 0 sehingga didapatkan persamaan :
QV = ΔU (1–21)
b. Pada proses isobarik
QP = ΔU + W
Oleh karena dalam proses ini tekanan sistem tetap ( Δp + 0), usaha sistem W =
p ΔV. Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika dapat
dituliskan
QP = ΔU + p ΔV (1–22)
11. Dengan melakukan substitusi Persamaan (1–21) ke Persamaan (1–22) dapat
dituliskan persamaan
Qp = ΔU + p ΔV atau Qp – QV = p ΔV (1–23)
Selanjutnya, jika Persamaan (9–19) disubstitusikan Persamaan (1–23) akan
diperoleh persamaan
(Cp ΔT) – (CV ΔT) = p ΔV
(Cp CV)ΔT = p ΔV
Cp – CV = p ΔV / ΔT (1–24)
Berdasarkan persamaan keadaan gas ideal pV = nRT, Persamaan (1–24) dapat
dituliskan menjadi
Cp – CV = nR (1–25)
Untuk gas monoatomik, energi dalam gas dinyatakan dengan persamaan :
ΔU = 3/2 nRΔT
Dengan demikian, kapasitas kalor pada proses isokhorik (QV = ΔU) dapat
dituliskan sebagai :
CV = 3/2 nR (9–26)
3. Mesin Pendingin (refrigerator)
Kalor dapat dipaksa mengalir dari benda dingin ke benda panas dengan
melakukan usaha pada sistem. Peralatan yang bekerja dengan cara seperti ini
disebut mesin pendingin (refrigerator). Contohnya lemari es dan pendingin
ruangan (Air Conditioner). Perhatikan Gambar 11.
12. Gambar 11. Skema kerja mesin pendingin (refrigerator).
Dengan melakukan usaha W pada sistem (pendingin), sejumlah kalor Q2 diambil
dari reservoir bersuhu rendah T2 (misalnya, dari dalam lemari es). Kemudian,
sejumlah kalor Q1 dibuang ke reservoir bersuhu tinggi T1 (misalnya, lingkungan
di sekitar lemari es).
Ukuran kemampuan sebuah mesin pendingin dinyatakan sebagai koefisien daya
guna (koefisien performansi) yang diberi lambang Kp dan dirumuskan dengan
persamaan :
Kr = Q2 / W (1–33)
Oleh karena usaha yang diberikan pada mesin pendingin tersebut dinyatakan
dengan W = Q1 - Q2, Persamaan (1–33) dapat ditulis menjadi :
Kr = Q2 / (Q1 - Q2) (1–34)
Jika gas yang digunakan dalam sistem mesin pendingin adalah gas ideal,
Persamaan (1–34) dapat dituliskan menjadi :
Kp = T2 / (T1 - T1) (1–35)
Lemari es dan pendingin ruangan memiliki koefisien performansi dalam
jangkauan 2 sampai dengan 6. Semakin tinggi nilai KP, semakin baik mesin
pendingin tersebut.
C. Hukum Termodinamika 2
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut,
semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.
13. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna
pada temperatur nol absolut bernilai nol. [8]
Rangkuman :
1. Sistem dalam termodinamika adalah bagian ruang atau benda yang menjadi
pusat perhatian pengamatan.
2. Lingkungan dalam termodinamika adalah segala sesuatu yang berada di luar
sistem dan memengaruhi sistem.
3. Hukum Pertama Termodinamika menyatakan bahwa jumlah energi yang
diberikan pada sistem sama dengan perubahan energi dalam sistem ditambah
usaha yang dilakukannya :
Q = ΔU +W
4. a. Pada proses isokhorik, ΔW = 0
b. Pada proses isotermal, ΔU = 0
c. Pada proses adiabatik, Q = 0
5. Hukum Kedua Termodinamika memberi batasan terhadap perubahan energi
yang dapat berlangsung atau tidak dapat berlangsung.
6. Entropi adalah suatu ukuran banyaknya kalor yang tidak dapat diubah
menjadi usaha.
ΔS = Q/T
7. Mesin kalor mengubah energi termal menjadi usaha dengan cara
memindahkan kalor dari reservoir bersuhu tinggi ke reservoir bersuhu rendah.
8. Efisiensi mesin kalor
9. Mesin pendingin memerlukan usaha untuk memindahkan kalor dari reservoir
bersuhu rendah ke reservoir bersuhu tinggi.