Ringkasan penelitian pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula
1. Pengetahuan Mengenai Pemilu di Kalangan Pemilih Pemula
Nurul Hidayah#1
#
Fakultas MIPA,Universitas Lambung Mangkurat
Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Indonesia
1
nurul_ilkom11@yahoo.com
Abstrak Dalam setiap pemilu, jumlah pemilih pemula sekitar
20-30% dari keseluruhan jumlah pemilih dalam pemilu.
Keberadaan pemilih pemula sangat potensial untuk menentukan
pemimpin yang akan terpilih. Untuk itu, penting sekali
mendapatkan pendidikan politik yang secara spesifik ditujukan
kepada pemilih pemula. Berdasarkan hal tersebut, penelitian
akan dilakukan untuk mengetahui pengetahuan mengenai
pemilu di kalangan pemilih pemula. Populasi dalam penelitian
ini adalah mahasiswa/i Ilmu Komputer FMIPA Unlam Angkatan
2011.
Kata Kunci pemilu, pemilih pemula, pengetahuan mengenai
pemilu.
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut
sistem
politik
demokrasi
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan. Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburg-nya
mendefinisikan demokrasi sebagai "pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat". Salah satu prasyarat
berjalannya sistem politik demokrasi adalah penyelenggaraan
pemilu yang bebas dan berkala. Sesuai dengan definisi dan
prasyarat tersebut maka diselenggarakan pemilu dimana
rakyat Indonesia dapat memilih wakil dan pemimpin mereka
secara langsung.
Pemilu di Indonesia pertama kali dilaksanakan pada tahun
1955. Kemudian berlanjut secara berkala, pemilu yang ke-10
diselenggarakan pada tahun 2009. Pemilu pada masa
reformasi ini diadakan 5 tahun sekali sehingga pemilu
selanjutnya adalah pemilu tahun 2014. Untuk menjadi pemilih
dalam pemilu, ada persyaratan yang harus terpenuhi yaitu
persyaratan umur. Sesuai dengan persyaratan itu, pemilih
berusia 17-21 tahun tergolong pemilih pemula.
Pemilih pemula adalah kalangan muda yang baru pertama
kali akan menggunakan hak pilihnya dalam pemilu, yakni
kalangan mahasiswa semester awal dan kelompok pemuda
lainnya yang pada pemilu periode lalu belum genap berusia 17
tahun. Dalam setiap pemilu, jumlah pemilih pemula sekitar
20-30% dari keseluruhan jumlah pemilih dalam pemilu. Pada
Pemilu 2004, jumlah pemilih pemula sekitar 27 juta dari 147
juta pemilih. Pada Pemilu 2009 sekitar 36 juta pemilih dari
171 juta pemilih. Data BPS 2010: Penduduk usia 15-19 tahun:
20.871.086 orang, usia 20-24 tahun: 19.878.417 orang.
Dengan demikian, jumlah pemilih muda sebanyak 40.749.503
orang. Dalam pemilu, jumlah itu sangat besar dan bisa
menentukan kemenangan partai politik atau kandidat tertentu
yang berkompetisi dalam pemilihan umum.
Pemilih pemula belum memiliki pengalaman memilih
dalam pemilu. Selain itu, pemikiran politik pemilih pemula
juga cenderung labil. Padahal keberadaan mereka sangat
potensial untuk menentukan pemimpin yang akan terpilih.
Untuk itu, penting sekali mendapatkan pendidikan politik
yang secara spesifik ditujukan kepada pemilih pemula.
Dengan pemahaman mengenai pemilu memungkinkan
pemilih pemula menjadi pemilih cerdas yang sadar dalam
menggunakan hak pilihnya dan dapat memilih pemimpin yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik
melakukan penelitian untuk mengetahui pengetahuan
mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula, yakni
mahasiswa/i Ilmu Komputer FMIPA Unlam Angkatan 2011
yang masih aktif.
II. RINGKASAN
Penelitian kuantitatif merupakan suatu pengamatan yang
melibatkan suatu ciri tertentu, berupa perhitungan, angka atau
kuantitas. Metode penelitian kuantitatif berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.
Perumusan masalah biasanya menyertakan ruang lingkup
untuk membatasi masalah yang akan dicari pemecahannya.
Masalah yang akan dicari pemecahannya dirumuskan dalam
bentuk kalimat tanya (research question) yang tegas dan jelas.
Perumusan masalah ini berguna untuk memberikan petunjuk
agar dapat mencari jawaban permasalahan tersebut secara
empiris. Menurut Sugiyono (2007), bentuk masalah dapat
dikelompokkan atas tiga kelompok yaitu: rumusan masalah
deskriptif, komperatif dan asosiatif.
Identifikasi variabel merupakan tahapan penting karena
dengan mengenal variabel yang sedang diteliti seorang
peneliti akan dapat memahami hubungan dan makna variabelvariabel yang sedang ditelitinya. Variabel adalah sesuatu yang
akan menjadi objek atau sering juga sebagai faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Variabel dapat dibagi atas dua bagian yaitu variable bebas dan
variable terikat. Berdasarkan sifatnya, variabel dapat
dibedakan menjadi variabel kualitatif dan kuantitatif.
Ada beberapa macam data variabel yaitu berdasarkan
kategori, ordinal, dan ukuran. Berdasarkan kategori, data
variabel dibedakan menjadi binary dan nominal. Berdasarkan
ukuran, data variabel dibedakan menjadi interval dan rasio.
2. Untuk mengukur variabel kita memerlukan instrumen, dimana
instrumen yang digunakan harus memenuhi persyaratan
tertentu.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian tergantung pada
tujuan penelitian. Jenis data kuantitatif merupakan jenis data
yang dapat diukur secara langsung atau dapat dihitung
sedangkan data yang hanya dapat diukur secara tidak langsung
termasuk kedalam jenis data kualitatif.
Validitas menunjukkan ukuran yang benar-benar mengukur
apa yang akan diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi
validitas suatu alat test, maka alat test tersebut semakin
mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa
yang seharusnya diukur. Reliabilitas atau keterandalan berarti
mengukur sesuatu secara konsisten, apapun yang diukur dan
jika pengukuran dilakukan dalam kondisi apapun akan
memberikan hasil yang sama. Suatu alat ukur yang tidak
reliable pasti tidak valid begitu pula dengan alat ukur yang
reliable belum tentu valid.
Data merupakan kumpulan dari nilai-nilai yang
mencerminkan karakteristik dari individu-individu dari suatu
populasi. Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan
rancangan atau desain penelitian yang telah ditentukan. Data
tersebut diperoleh melalui pengamatan, percobaan maupun
pengukuran gejala yang diteliti. Data dapat dikelompokkan
pada berbagai macam jenis dan bagian. Berdasarkan cara
memperoleh, dibedakan menjadi data primer dan data
sekunder. Berdasarkan sumber data, dibedakan menjadi data
internal dan data sekunder. Berdasarkan jenis data, dibedakan
menjadi data kuantitatif dan data kualitatif. Berdasarkan sifat
data, dibedakan menjadi data diskrit dan data kontinyu.
Menurut waktu pengumpulannya, dibedakan menjadi data
cross-section dan data time series.
Metode observasi merupakan salah satu cara yang bisa
digunakan untuk mengumpulkan data, biasanya digunakan
untuk mengetahui perilaku masyarakat secara detail.
Keunggulan metode ini adalah dalam hal perilaku nonverbal,
waktu dan keleluasaan, serta lingkungan alami. Sementara
kelemahannya antara lain kurang terkendali, sulit
dikuantifikasikan, scoring terhadap pendapat yang diberikan,
dan ukuran sampelnya kecil.
Data yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan dan
diorganisasikan secara sistematis serta diolah secara logis
menurut rancangan penelitian yang telah ditetapkan. Ada dua
cara yang biasa digunakan oleh seseorang untuk menyajikan
hasil dari sebuah studi kuantitatif. Cara yang pertama adalah
membeberkan angka-angka dalam sebuah tabel atau daftar,
dan cara yang kedua adalah menyajikan grafik. Penyajian data
dalam bentuk gambar dapat memudahkan dalam pengambilan
kesimpulan dengan cepat.
Dalam melakukan penelitian kuantitatif dapat dibuat table
distribusi frekuensi ataupun cross-tabulation untuk selanjutnya
digunakan dalam analisis data. Metode analisis data penelitian
kuantitatif antara lain analisis korelasi, analisis regresi, uji T,
uji F, uji Z, analisis validitas, dan analisis reliabilitas.
III. PENELITIAN
Jenis desain penelitian ini adalah penelitian survey yang
bersifat kuantitatif untuk meneliti perilaku suatu kelompok.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apa saja halhal yang berkaitan dengan pemilu yang sudah diketahui
dengan baik oleh mahasiswa/i Ilmu Komputer FMIPA Unlam
Angkatan 2011 sebagai pemilih pemula ?. Penelitian ini
menggunakan kuesioner sebagai alat pengambilan data primer.
Data yang diperoleh akan ditabulasi dalam bentuk tabel dan
grafik. Berdasarkan tabulasi data tersebut, akan dilakukan
analisis data.
IV. KESIMPULAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif untuk
mengetahui pengetahuan pemilih pemula mengenai pemilu
dan menggunakan tabulasi data primer untuk analisis data.
REFERENSI
[1]
Z.A. Hasibuan. Metodologi Penelitian di Bidang Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi, Konsep, Metode Teknik dan Aplikasi.Fasilkom
Universitas Indonesia: Depok, 2007.