Korban laki-laki berusia 58 tahun mengalami penurunan kesadaran setelah terjatuh dari lantai 3. Pemeriksaan menunjukkan penurunan kesadaran, nafas cepat dan dangkal, tekanan darah tinggi, dan cedera kepala serta tangan dan kaki. Dilakukan tindakan ABCDE dan rujukan ke spesialis untuk operasi.
1. Pasien mengalami stenosis aorta yang disebabkan oleh demam reumatik sehingga menyebabkan penyempitan pada lubang katup aorta dan meningkatnya tahanan aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta.
2. Gejala yang dialami antara lain nyeri dada, pusing, jantung berdebar-debar, kelelahan, dan gangguan tidur.
3. Berdasarkan pemeriksaan didapatkan murmur jantung, hipertrofi ventrikel kiri, dan
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas anatomi dan histologi jantung serta ruang-ruang yang ada pada jantung seperti atrium kanan, ventrikel kanan, atrium kiri dan ventrikel kiri.
2. Juga membahas tentang dinding jantung yang terdiri atas tiga lapisan yaitu epicardium, pericardium dan myocardium.
3. Membahas pula tentang letak jantung di dalam dada dan batas-bat
Perempuan 45 tahun datang dengan keluhan sesak napas saat aktifitas disertai denyut cepat. Riwayat demam reumatik dan fibrilasi atrium yang diobati digoxin. Pemeriksaan menemukan bunyi jantung keras dan ronchi basah serta opening snap.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan disritmia. Secara singkat, disritmia adalah kelainan irama jantung yang disebabkan oleh gangguan pembentukan atau penghantaran impuls di jantung. Terdapat berbagai jenis disritmia seperti bradikardia sinus, takikardia sinus, kontraksi premature atrium, takikardia atrium paroksimal, dan fluter atrium. Penanganannya meliputi menghilangkan penyebab, menstabilkan irama j
Dokumen tersebut merupakan laporan kasus seorang pasien laki-laki berumur 59 tahun yang datang dengan keluhan nyeri dada. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, didiagnosis menderita infark miokard akut. Dokumen ini membahas tentang patogenesis gagal jantung serta mekanisme kompensasi yang terjadi setelah penurunan fungsi ventrikel kiri.
Dokumen tersebut membahas penanganan cedera tumpul abdomen yang meliputi survei primer untuk mengamankan jalan nafas, peredaran darah, dan kesadaran pasien; pengelolaan sirkulasi dengan resusitasi cairan untuk mengatasi syok; serta tindakan bedah seperti laparotomi jika diperlukan untuk menghentikan perdarahan atau diagnostik lebih lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang Defek Septum Atrium (ASD) yang merupakan gangguan pada sekat antara atrium kanan dan kiri jantung. Terdapat 3 jenis ASD berdasarkan letaknya, yaitu Ostium Secundum, Ostium Primum, dan Sinus Venosus. ASD dapat menyebabkan peningkatan aliran darah ke paru-paru dan gangguan pertumbuhan jika besar dan tidak ditangani."
Pengkajian keperawatan pasien infark miokard akut meliputi pengkajian kondisi umum, kesadaran, sirkulasi, jalan nafas, dan pernafasan untuk mengidentifikasi masalah yang mengancam jiwa pasien seperti syok, henti jantung, atau sumbatan pernafasan.
1. Sesak nafas pada anak dapat disebabkan oleh gangguan saluran nafas, jantung, otak, atau faktor psikologis dan metabolik.
2. Penanganannya meliputi pemberian cairan intravena, oksigen, bebaskan saluran nafas, dan koreksi gangguan metabolisme.
3. Faktor-faktor risiko sesak nafas pada anak antara lain infeksi saluran nafas, kelainan jantung, asma, dan gangguan otak.
Ventricular septal defect (VSD) adalah kelainan bawaan jantung berupa terdapatnya lubang pada septum antara ventrikel kiri dan kanan yang menyebabkan aliran darah abnormal. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak ada gejala hingga gagal jantung tergantung besarnya lubang. Penatalaksanaannya meliputi tindakan medis, farmakologi, dan operasi untuk menutup lubang.
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akutAn Ita
Ìý
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan hipertensi pada stroke akut. Hipertensi sering muncul pada pasien stroke akut dan perlu ditangani, terutama sebelum pemberian trombolisis untuk mencegah perdarahan. Beberapa obat antihipertensi seperti labetalol dapat digunakan, dengan tujuan menurunkan tekanan darah sekitar 20%.
Patent ductus arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta ke arteri pulmoner. PDA disebabkan oleh kegagalan penutupan duktus arteriosus pada bayi beberapa minggu pertama. Gejala klinisnya antara lain bising gipson, vibrasi pada sternum kiri, dan gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan ventilasi-perfusi. Pen
Elektrokardiografi adalah rekaman aktivitas listrik jantung yang digunakan untuk mendiagnosis gangguan irama, hipertrofi, dan iskemia atau infark jantung. EKG menggunakan gelombang P, QRS, ST, dan T untuk menilai kondisi jantung."
Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial meliputi gejala klinis seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan kesadaran. Peningkatan tekanan dapat disebabkan oleh edema otak, perdarahan, atau tumor dan dapat menyebabkan komplikasi seperti herniasi otak. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan CT scan dan pemantauan tekanan intrakranial secara terus-menerus. Pengobatan meliputi mannitol, hiper
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...SofiaNofianti
Ìý
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan. Gagal jantung biasanya disebabkan oleh masalah kesehatan seperti penyakit jantung koroner, gangguan ritme jantung, dan hipertensi.
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi beberapa gangguan sistem kardiovaskular seperti jantung iskemia, gagal jantung, infark miokard, aritmia, hipertensi, dan dislipidemia. Dokumen ini menjelaskan anatomi sistem kardiovaskular, mekanisme pengaturan tekanan darah, patofisiologi hipertensi, gejala dan diagnosis jantung iskemia.
1. Diagnosis paling mungkin adalah infark miokard non ST elevasi berdasarkan gejala dan hasil EKG.
2. Kelainan yang mungkin diderita adalah regurgitasi mitral berdasarkan riwayat dan hasil pemeriksaan fisik.
3. Diagnosis yang sesuai adalah tromboangiitis obliterans berdasarkan gejala dan riwayat merokok.
Dokumen tersebut merupakan laporan kasus seorang pasien laki-laki berumur 59 tahun yang datang dengan keluhan nyeri dada. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, didiagnosis menderita infark miokard akut. Dokumen ini membahas tentang patogenesis gagal jantung serta mekanisme kompensasi yang terjadi setelah penurunan fungsi ventrikel kiri.
Dokumen tersebut membahas penanganan cedera tumpul abdomen yang meliputi survei primer untuk mengamankan jalan nafas, peredaran darah, dan kesadaran pasien; pengelolaan sirkulasi dengan resusitasi cairan untuk mengatasi syok; serta tindakan bedah seperti laparotomi jika diperlukan untuk menghentikan perdarahan atau diagnostik lebih lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang Defek Septum Atrium (ASD) yang merupakan gangguan pada sekat antara atrium kanan dan kiri jantung. Terdapat 3 jenis ASD berdasarkan letaknya, yaitu Ostium Secundum, Ostium Primum, dan Sinus Venosus. ASD dapat menyebabkan peningkatan aliran darah ke paru-paru dan gangguan pertumbuhan jika besar dan tidak ditangani."
Pengkajian keperawatan pasien infark miokard akut meliputi pengkajian kondisi umum, kesadaran, sirkulasi, jalan nafas, dan pernafasan untuk mengidentifikasi masalah yang mengancam jiwa pasien seperti syok, henti jantung, atau sumbatan pernafasan.
1. Sesak nafas pada anak dapat disebabkan oleh gangguan saluran nafas, jantung, otak, atau faktor psikologis dan metabolik.
2. Penanganannya meliputi pemberian cairan intravena, oksigen, bebaskan saluran nafas, dan koreksi gangguan metabolisme.
3. Faktor-faktor risiko sesak nafas pada anak antara lain infeksi saluran nafas, kelainan jantung, asma, dan gangguan otak.
Ventricular septal defect (VSD) adalah kelainan bawaan jantung berupa terdapatnya lubang pada septum antara ventrikel kiri dan kanan yang menyebabkan aliran darah abnormal. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak ada gejala hingga gagal jantung tergantung besarnya lubang. Penatalaksanaannya meliputi tindakan medis, farmakologi, dan operasi untuk menutup lubang.
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akutAn Ita
Ìý
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan hipertensi pada stroke akut. Hipertensi sering muncul pada pasien stroke akut dan perlu ditangani, terutama sebelum pemberian trombolisis untuk mencegah perdarahan. Beberapa obat antihipertensi seperti labetalol dapat digunakan, dengan tujuan menurunkan tekanan darah sekitar 20%.
Patent ductus arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta ke arteri pulmoner. PDA disebabkan oleh kegagalan penutupan duktus arteriosus pada bayi beberapa minggu pertama. Gejala klinisnya antara lain bising gipson, vibrasi pada sternum kiri, dan gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan ventilasi-perfusi. Pen
Elektrokardiografi adalah rekaman aktivitas listrik jantung yang digunakan untuk mendiagnosis gangguan irama, hipertrofi, dan iskemia atau infark jantung. EKG menggunakan gelombang P, QRS, ST, dan T untuk menilai kondisi jantung."
Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial meliputi gejala klinis seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan kesadaran. Peningkatan tekanan dapat disebabkan oleh edema otak, perdarahan, atau tumor dan dapat menyebabkan komplikasi seperti herniasi otak. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan CT scan dan pemantauan tekanan intrakranial secara terus-menerus. Pengobatan meliputi mannitol, hiper
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...SofiaNofianti
Ìý
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan. Gagal jantung biasanya disebabkan oleh masalah kesehatan seperti penyakit jantung koroner, gangguan ritme jantung, dan hipertensi.
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi beberapa gangguan sistem kardiovaskular seperti jantung iskemia, gagal jantung, infark miokard, aritmia, hipertensi, dan dislipidemia. Dokumen ini menjelaskan anatomi sistem kardiovaskular, mekanisme pengaturan tekanan darah, patofisiologi hipertensi, gejala dan diagnosis jantung iskemia.
1. Diagnosis paling mungkin adalah infark miokard non ST elevasi berdasarkan gejala dan hasil EKG.
2. Kelainan yang mungkin diderita adalah regurgitasi mitral berdasarkan riwayat dan hasil pemeriksaan fisik.
3. Diagnosis yang sesuai adalah tromboangiitis obliterans berdasarkan gejala dan riwayat merokok.
Laporan kasus ini membahas pasien wanita berusia 56 tahun dengan keluhan sulit bicara dan badan kaku. Pemeriksaan menunjukkan gejala stroke dan CT scan menunjukkan adanya infark di beberapa bagian otak serta hidrosefalus ringan. Pasien mendapat perawatan antistroke dan observasi untuk perkembangan hidrosefalusnya.
Medis memberikan ringkasan singkat tentang manajemen jalan nafas pada trauma:
1. Triple airway maneuver direkomendasikan untuk curiga trauma cervical
2. OPA/NPA digunakan untuk akibat lidah jatuh dan suction untuk cairan
3. Pola nafas juga diperiksa
Trauma kepala dapat menyebabkan berbagai cedera seperti luka kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, perdarahan intrakranial, dan cedera otak. Diagnosis didasarkan pada mekanisme kecelakaan, gejala klinis, dan hasil pemeriksaan seperti CT scan. Penanganannya meliputi tindakan darurat, pemantauan neurologis, dan operasi jika diperlukan seperti pada hematoma epidural besar atau subdural lu
Pasien laki-laki usia 64 tahun dirawat dengan diagnosis stroke iskemik akibat trombosis dan hipertensi. Terapi yang diberikan meliputi infus cairan, obat antiplatelet, antihipertensi, dan suplemen neuroprotektif.
Dokumen tersebut membahas kasus anestesi epidural pada pasien kehamilan dengan stenosis mitral. Pasien berusia 29 tahun dengan kehamilan 36-37 minggu akan menjalani operasi sectio caesarea. Status fisik pasien baik dengan riwayat mitral stenosis sejak 2010. Tatalaksana anestesi yang direncanakan adalah epidural kontinu.
Terima kasih atas penjelasan dan koreksinya. Saya mengerti bahwa saya masih perlu belajar lebih banyak lagi tentang istilah-istilah kesehatan. Diskusi ini sangat bermanfaat bagi saya untuk memperbaiki pengetahuan saya.
Pasien laki-laki berusia 57 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada dan jantung berdebar-debar. Pemeriksaan menunjukkan supraventrikular takikardi dengan laju jantung 180 kali/menit dan gangguan fungsi ventrikel kiri. Pasien menerima terapi amiodarone dan obat lainnya yang berhasil menurunkan laju jantung menjadi normal.
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranElizabethFang1
Ìý
Ringkasan skenario 1
1. SKENARIO 1
Seorang laki-laki berusia 58 tahun datang ke IGD RSUD diantar temannya menggunakan kendaraan angkutan
barang mengalami penurunan kesadaran karena terjatuh dari lantai 3 bangunan,korban adalah pekerja
bangunan di tempat kejadian. Ketika tiba di rumah sakit korban diterima oleh triase kemudian diarahkan ke
jalur biru menuju ruang resusitasi. Dokter jaga IGD melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik head to toe.
Dari hasil anamnesis didapatkan korban tidak mengalami muntah maupun kejang sebelumnya di tempat
kejadian.
Anamnesis yang kurang:
ï‚· perlu ditanyakan bagaimanakah posisi jatuhnya kepada teman-teman yang mungkin melihat pasien saat
jatuh
Istilah:
1. Triase
Triase adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat ringannya kondisi
klien atau kegawatanya yang memerlukan tindakan segera. Dalam triage, perawat dan dokter
mempunyai batasan waktu (response time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi
secepatnya yaitu < 10 menit.
Label Biru = pasien resusitasi ïƒ pasien yg dating ke igd dgn kategori resusitasi yang membutuhkan
pertolongan dalam waktu maksimal 10 menit karena dapat mengakibatkan kerusakan organ permanen.
2. 2. Jalur biru
Prioritas 1 (label biru) merupakan pasien-pasien dengan kondisi yang mengancam jiwa (impending
life/limb threatening problem) sehingga membutuhkan tindakan penyelematan jiwa yang segera.
Parameter prioritas 1 adalah semua gangguan signifikan pada ABCD.
Pertanyaan:
1. Kenapa terjatuh bisa menyebabkan penurunan kesadaran?
a. fisiologi kesadaran
kesadaran ini dipengaruhi oleh RAS (reticuler activating system) yang dipengaruhi oleh
batatang otak dan hipotalamus yang akan diarahkan menuju seluruah bagian otak yaitu ïƒ
frontal, parietal, temporal, dan oksipital. Kelainan yang mengenai lintasan RAS tersebut berada
diantara medulla, pons, mesencephalon menuju ke subthalamus, hipothalamus, thalamus dan
akan menimbulkan penurunan derajat kesadaran.
b. Penurunan kesadaran
Pada penurunan kesadaran, gangguan terbagi menjadi dua, yakni gangguan derajat (kuantitas,
arousal, wakefulness) kesadaran dan gangguan isi (kualitas, awareness, alertness) kesadaran.
Adanya lesi yang dapat mengganggu interaksi ARAS dengan korteks serebri, apakah lesi
supratentorial, subtentorial dan metabolik akan mengakibatkan menurunnya kesadaran (Taylor,
2006). Adanya trauma pada area ARAS dapat menyebabkan hilangnya refleks batang otak dan
gangguan kesadaran, meskipun hemisfer otak tetap dalam kondisi normal.
c. Patofisiologi Cidera Kepala
 Trauma yang disebabkan oleh benda tumpul dan benda tajam atau kecelakaan dapat
menyebabkan cedera kepala. Cedera otak primer adalah cedera otak yang terjadi segera
setelah trauma. Cedera kepala primer dapat menyebabkan kontusio dan laserasi. Cedera
kepala ini dapat berlanjut menjadi cedera sekunder. Akibat trauma terjadi peningkatan
kerusakan sel otak sehingga menimbulkan gangguan autoregulasi. Penurunan aliran darah
ke otak menyebabkan penurunan suplai oksigen ke otak dan terjadi gangguan metabolisme
dan perfusi otak. Peningkatan rangsangan simpatis menyebabkan peningkatan tahanan
vaskuler sistematik dan peningkatan tekanan darah. Penurunan tekanan pembuluh darah di
daerahpulmonal mengakibatkan peningkatan tekananhidrolistik sehingga terjadi kebocoran
cairan kapiler. Trauma kepala dapat menyebabkan odeme dan hematoma pada serebral
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial. Sehingga pasien akan
mengeluhkan pusing serta nyeri hebat pada daerah kepala (Padila, 2012).
 Oedem/ edema serebral merupakan penyebab paling umum dari peningkatan TIK, puncak
edema terjadi setelah 72 jam setelah cedera.PerubahanTD,frekuensi nadi, pernafasantidak
teratur merupakan gejala klinis adanya peningkatan TIK. Tekanan terus menerus akan
meningkatkan aliran darah otak menurun dan perfusi tidak adekuat, terjadi vasodilatasi dan
edema otak.Lama-lama terjadi pergeseran supratentorial dan menimbulkan herniasi.
Herniasi akan mendorong hemusfer otak ke bawah/lateral dan menekan di enchepalon dan
batang otak, menekan pusat vasomotor, arteriotak posterior, saraf oculomotor. Mekanisme
kesadaran, TD, nadi, respirasi dan pengatur akan gagal.
2. Apa hubungan muntah dan kejang? Kenapa perlu ditanyakan riwyat tsb?
Untuk mengetahui apakah ada peningkatan Tekanan intracranial, karena peningkatan tekanan
intracranial dapat menyebabkan gangguan pada mual dan muntah dan pusing
3. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan sebagai berikut:
Keadaan Umum : Penurunan kesadaran
A : snoring +, gurgling -
B : nafas spontan, frekuensi nafas 30 x/m dangkal, vesikuler +/+, rhonki -/-
C : TD 180/110 mmHg, frekuensinadi 134 x/m,SpO2 : 97-98 %
D : GCS E2V1M2
E : akral hangat, hematom regio fronto-temporal kanan, konjungtiva anemis +/+,
deformitas di tangan kiri, dan tampak luka terbuka di paha kiri
Hasil pemeriksaan fisik:
ï‚· A ïƒ snoring menunjukkan adanya obstruksi pada saluran pernapasan
ï‚· B ïƒ frekuensi napaas cepat dan dangkal (yak arena adanya obstruksinya itu jadinya butuh lebih banyak
penarikan nafas)
ï‚· C ïƒ tekanan darah tinggi, frekuensi nadi juga tinggi untuk spo normal
ï‚· D ïƒ mata membuka karena rangsang nyeri, verbal tidak ada jawaban, sedangkan untuk motoric ada
Gerakan ekstensi yang tidak jelas
ï‚· E ïƒ perlu dilakukan pengecekan lebih pada bagian hematom deformitas dan luka terbuka untuk
mengetahui lebih lanjut apakah ada trauma pada tulangnya atau tidak
4. Dokterjaga melakukan pertolongan sesuaiABCDyaitu memasangmemberikan ventilasi oksigen 100 % dengan
facemask, memasang collar neck, membersihkan jalan nafas, terapi cairan 2500 cc Ringerlaktat, 1000 cc
gelofusin dan 500 cc NaCl 0,9 %. Selain itu dibantu perawat melakukan balut bidai dan kontrol perdarahan
di paha kiri korban, pemasangan kateter urin dan dilakukan intubasi endotracheal. Sejalan dengan proses
tersebut dilakukan pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologis.
Tatalaksana ABCDE
1) Airway
Pada pemeriksaan airway usahakan jalan napas stabil, dengan cara kepala miring, buka mulut, bersihkan
muntahan darah, adanya benda asing. Perhatikan tulang leher, immobilisasi, cegah gerakan hiperekstensi,
hiperfleksi ataupun rotasi. Semua penderita cedera kepala yang tidak sadar harus dianggap disertai cidera
vertebrae cervical sampai terbukti tidak disertai cedera cervica, maka perlu dipasang collar barce.
2) Breathing
Setelah jalan napas bebas, sedapat mungkin pernapasannya (Breathing) diperhatikan frekuensinya normal
antara 16-18x/menit, dengarkan suara nafas bersih, jika tidak ada nafas lakukan nafas buatan, kalau bisa
dilakukan monitor terhadap gas darah dan pertahankan PCO2 antara 28-35 mmHG karena jika lebih dari 35
mmHg akan terjadi vasodilatasi yang berakibat terjadinya edema serebri. Sedangkan jika kurang dari 20
mmHg akan menyebabkan vasokontriksi yang berakibat terjadinya iskemia.
3) Circulation
Pada pemeriksaan sistem sirkulasi, periksa denyut nadi/jantung, jika (tidak ada) lakukan resusitasi jantung,
bila shock (tensi 100x per menit dengan infus cairan RL, cari sumber perdarahan di tempat lain, karena
cedera kepala single pada orang dewasa hamper tidak pernah menimbulkan shock.
4) Disability
Pada permeriksaan disability/ kelainan kesadaran, pemeriksaan kesadaran memakai glasgow coma scale,
periksa kedua pupil bentuk dan besarnya serta catatreaksiterhadap cahaya langsung maupun tidak langsung,
periksa adanya hemiparase/plegi, periksa adanya reflek patologis kanan kiri, jika penderita sadar baik,
tentukan adanya gangguan sensoris maupun fungsi misal adanya aphasia (Manurung, 2018).
5) Exposure
Pada pemeriksaan exposure, perhatikan bagian tubuh yang terluk, apakah ada jejas atau lebam pada tubuh
akibat benturan (Manurung, 2018). Pengkajian ini yang dilakukan yaitu menentukan apakah pasien
mengalami cedera tertentu.
Terapi cairan 2500 cc Ringerlaktat, 1000 cc gelofusin dan 500 cc NaCl 0,9 %.
- Pemberian cairan intravena pada pasien cedera kepala dirasakan sangatlah penting untuk mempertahankan
keseimbangan cairan elektrolit. Pada akhirnya keseimbangan ini bertujuan untuk mengurangi insiden
terjadinya cedera kepala sekunder.
5. Hasil Pemeriksaan Laboratorium:
-
-
Darah rutin Hasil Nilai rujukan Satuan
Lekosit 25500 4000 - 11000 mm3
a
Neutrofil 90 50 - 70 %
Hemoglobin 6,6 12 - 18 d/dL
Trombosit 78 150 - 400 ribu/mm3
Hematokrit 24 37 - 54 %
Gol. Darah A - -
Kimia klinik Hasil Nilai rujukan Satuan
Gula Darah Sewaktu 93 70 - 140 mg/dL ( dbn )
Natrium 140 135 - 145 mmol/L ( dbn )
Kalium 3,2 3,6 – 5,5 mmol/L
Chlorida 98 98 - 108 mmol/L ( dbn )
- Lekosit ïƒ Tinggi, karena adanya suatu respon inflamasi
- Neutrofil ïƒ lumayan tinggi
- HB ïƒ rendah krn pendarahan
- Trombosit ïƒ rendah krn pendarahan
- Hematokrit ïƒ agak rendah
6. Hasil CT Scan Kepala:
ICH frontoparietal dextra plus diastasis sutura coronaria (frontal) dextra
Epidural Hematoma / EDH Intracerebral Hematoma / ICH Subdural Hematoma / SDH
- akumulasi darah antara
tulang kepala dan duramater
- robeknya pembuluh darah
dura (a.v duramater,
terutama a. meningea
media)
- Gejala klinis yang khas
pada EDH adalah adanya
lucid interval (riwayat
penurunan kesadaran,
kembalinya kesadaran
sementara, dan penurunan
kesadaran kembali)
- CT SCAN = perdarahan
membentuk bentuk
cembung/bikonveks
- perdarahan pada parenkim
otak.
- Perdarahan intraserebral
akut dengan pemeriksaan
CT-Scan akan tampak area
yang hiperdense (putih)
dengan daerah sekitar yang
hipodense (hitam). Warna
hipodense ini akan kita
sebut sebagaidaerah edema.
- diperlukan pemeriksaan
angiografi untuk
mengetahui lesi pada
pembuluh darah
- hiperdense gambaran
akumulasi darah berbentuk
bulan sabit antara dura dan
parenkim otak
- Berikut adalah pembagian
SDH (Kaye AH, 2005):
a. Subdural Hematoma
Akut: kurang 3 hari;
b. Subdural Hematoma
Subakut: 4–21 hari; dan
c. Subdural Hematoma
Kronis: diatas 21 hari.
7. Hasil Ro Manus sinistra dan Ro Thorax AP
Kesan : fraktur digiti 3, posisi baik Kesan : Gambaran bronchitis kronis, cor
normal
8. Hasil Ro Femur Sinistra AP/Lateral
Kesan : Fraktur terbuka medial femur sinistra, fraktur tertutup tibia sinistra
9. 1 jam paska resusitasi, pasien tampak membukamata bila dibangunkan, menggerakan jari tangan
saat distimulasi. Dokter memeriksa vital sign dengan hasil sebagai berikut. ïƒ Sudah mulai sadar
A : terpasang ETT No.7,5
B : nafas spontan on ventilator, frekuensi nafas 20 x/menit, vesikuler +/+, rhonki -/-
C : TD 90/50 mmHg,frekuensinadi 118 x/m, SpO2 : 98-100 %, suhu : 33,2 oC
D : GCS E3VxM3
E : akral hangat, ekstremitas bawah kiri terpasang bidai.
Urin kateter tampak produk + 50 cc dalam 1 jam, warna kuning pekat. Pasien dikonsulkan ke
spesialis Bedah Saraf dan Ortopedi untuk tindakan emergensi damage control surgery.
10. --------------------- Step selanjutnya (dibahas pada pertemuan ke2)-------------------------------------
Hasil konsultasi dengan dokter bedah dan ortopedi disarankan rujuk dan perawatan ICU untuk perbaikan
keadaan umum dan stabilisasi di bidang bedah saraf. Akan tetapibelum mendapatkan rujukan yang tepat
sehingga diputuskan untuk dirawat di ICU rumah sakit setempat terlebih dahulu. Dokter anestesi
menyarankan sedasi dan control nyeri untuk menurunkan tekanan intracranial, bila MAP >80 berikan
Mannitol 125 mg tiap 8 jam dan dilakukan pemeriksaan AGD, D-dimer dengan hasil sebagaiberikut:
Hematologi Hasil Nilai rujukan Satuan
Fibrinogen 90 210 - 358 mg/dL
Control Fib 237 206 - 310 mg/dL
D-Dimer
Kuantitatif
4,27 0 – 0,5 ng/mL
AGD Hasil Nilai rujukan Satuan
pH 7,35 7,35 – 7,45 -
PCO2 28 35 – 45 mmHg
PO2 175 71 – 104 mmHg
BE +1 (-2) – (+3) mmol/l
HCO3 25 21 – 31 mmol/l
SO2 99 95 – 98 %
Setelah 4 jam di IGD lalu pasien ditransfer ke ICU di rumah sakit setempat untuk monitoring dan
perbaikan keadaan critically ill nya.