ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
SKENARIO 1
Seorang laki-laki berusia 58 tahun datang ke IGD RSUD diantar temannya menggunakan kendaraan angkutan
barang mengalami penurunan kesadaran karena terjatuh dari lantai 3 bangunan,korban adalah pekerja
bangunan di tempat kejadian. Ketika tiba di rumah sakit korban diterima oleh triase kemudian diarahkan ke
jalur biru menuju ruang resusitasi. Dokter jaga IGD melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik head to toe.
Dari hasil anamnesis didapatkan korban tidak mengalami muntah maupun kejang sebelumnya di tempat
kejadian.
Anamnesis yang kurang:
ï‚· perlu ditanyakan bagaimanakah posisi jatuhnya kepada teman-teman yang mungkin melihat pasien saat
jatuh
Istilah:
1. Triase
Triase adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat ringannya kondisi
klien atau kegawatanya yang memerlukan tindakan segera. Dalam triage, perawat dan dokter
mempunyai batasan waktu (response time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi
secepatnya yaitu < 10 menit.
Label Biru = pasien resusitasi  pasien yg dating ke igd dgn kategori resusitasi yang membutuhkan
pertolongan dalam waktu maksimal 10 menit karena dapat mengakibatkan kerusakan organ permanen.
2. Jalur biru
Prioritas 1 (label biru) merupakan pasien-pasien dengan kondisi yang mengancam jiwa (impending
life/limb threatening problem) sehingga membutuhkan tindakan penyelematan jiwa yang segera.
Parameter prioritas 1 adalah semua gangguan signifikan pada ABCD.
Pertanyaan:
1. Kenapa terjatuh bisa menyebabkan penurunan kesadaran?
a. fisiologi kesadaran
kesadaran ini dipengaruhi oleh RAS (reticuler activating system) yang dipengaruhi oleh
batatang otak dan hipotalamus yang akan diarahkan menuju seluruah bagian otak yaitu 
frontal, parietal, temporal, dan oksipital. Kelainan yang mengenai lintasan RAS tersebut berada
diantara medulla, pons, mesencephalon menuju ke subthalamus, hipothalamus, thalamus dan
akan menimbulkan penurunan derajat kesadaran.
b. Penurunan kesadaran
Pada penurunan kesadaran, gangguan terbagi menjadi dua, yakni gangguan derajat (kuantitas,
arousal, wakefulness) kesadaran dan gangguan isi (kualitas, awareness, alertness) kesadaran.
Adanya lesi yang dapat mengganggu interaksi ARAS dengan korteks serebri, apakah lesi
supratentorial, subtentorial dan metabolik akan mengakibatkan menurunnya kesadaran (Taylor,
2006). Adanya trauma pada area ARAS dapat menyebabkan hilangnya refleks batang otak dan
gangguan kesadaran, meskipun hemisfer otak tetap dalam kondisi normal.
c. Patofisiologi Cidera Kepala
 Trauma yang disebabkan oleh benda tumpul dan benda tajam atau kecelakaan dapat
menyebabkan cedera kepala. Cedera otak primer adalah cedera otak yang terjadi segera
setelah trauma. Cedera kepala primer dapat menyebabkan kontusio dan laserasi. Cedera
kepala ini dapat berlanjut menjadi cedera sekunder. Akibat trauma terjadi peningkatan
kerusakan sel otak sehingga menimbulkan gangguan autoregulasi. Penurunan aliran darah
ke otak menyebabkan penurunan suplai oksigen ke otak dan terjadi gangguan metabolisme
dan perfusi otak. Peningkatan rangsangan simpatis menyebabkan peningkatan tahanan
vaskuler sistematik dan peningkatan tekanan darah. Penurunan tekanan pembuluh darah di
daerahpulmonal mengakibatkan peningkatan tekananhidrolistik sehingga terjadi kebocoran
cairan kapiler. Trauma kepala dapat menyebabkan odeme dan hematoma pada serebral
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial. Sehingga pasien akan
mengeluhkan pusing serta nyeri hebat pada daerah kepala (Padila, 2012).
 Oedem/ edema serebral merupakan penyebab paling umum dari peningkatan TIK, puncak
edema terjadi setelah 72 jam setelah cedera.PerubahanTD,frekuensi nadi, pernafasantidak
teratur merupakan gejala klinis adanya peningkatan TIK. Tekanan terus menerus akan
meningkatkan aliran darah otak menurun dan perfusi tidak adekuat, terjadi vasodilatasi dan
edema otak.Lama-lama terjadi pergeseran supratentorial dan menimbulkan herniasi.
Herniasi akan mendorong hemusfer otak ke bawah/lateral dan menekan di enchepalon dan
batang otak, menekan pusat vasomotor, arteriotak posterior, saraf oculomotor. Mekanisme
kesadaran, TD, nadi, respirasi dan pengatur akan gagal.
2. Apa hubungan muntah dan kejang? Kenapa perlu ditanyakan riwyat tsb?
Untuk mengetahui apakah ada peningkatan Tekanan intracranial, karena peningkatan tekanan
intracranial dapat menyebabkan gangguan pada mual dan muntah dan pusing
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan sebagai berikut:
Keadaan Umum : Penurunan kesadaran
A : snoring +, gurgling -
B : nafas spontan, frekuensi nafas 30 x/m dangkal, vesikuler +/+, rhonki -/-
C : TD 180/110 mmHg, frekuensinadi 134 x/m,SpO2 : 97-98 %
D : GCS E2V1M2
E : akral hangat, hematom regio fronto-temporal kanan, konjungtiva anemis +/+,
deformitas di tangan kiri, dan tampak luka terbuka di paha kiri
Hasil pemeriksaan fisik:
 A  snoring menunjukkan adanya obstruksi pada saluran pernapasan
 B  frekuensi napaas cepat dan dangkal (yak arena adanya obstruksinya itu jadinya butuh lebih banyak
penarikan nafas)
 C  tekanan darah tinggi, frekuensi nadi juga tinggi untuk spo normal
 D  mata membuka karena rangsang nyeri, verbal tidak ada jawaban, sedangkan untuk motoric ada
Gerakan ekstensi yang tidak jelas
 E  perlu dilakukan pengecekan lebih pada bagian hematom deformitas dan luka terbuka untuk
mengetahui lebih lanjut apakah ada trauma pada tulangnya atau tidak
Dokterjaga melakukan pertolongan sesuaiABCDyaitu memasangmemberikan ventilasi oksigen 100 % dengan
facemask, memasang collar neck, membersihkan jalan nafas, terapi cairan 2500 cc Ringerlaktat, 1000 cc
gelofusin dan 500 cc NaCl 0,9 %. Selain itu dibantu perawat melakukan balut bidai dan kontrol perdarahan
di paha kiri korban, pemasangan kateter urin dan dilakukan intubasi endotracheal. Sejalan dengan proses
tersebut dilakukan pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologis.
Tatalaksana ABCDE
1) Airway
Pada pemeriksaan airway usahakan jalan napas stabil, dengan cara kepala miring, buka mulut, bersihkan
muntahan darah, adanya benda asing. Perhatikan tulang leher, immobilisasi, cegah gerakan hiperekstensi,
hiperfleksi ataupun rotasi. Semua penderita cedera kepala yang tidak sadar harus dianggap disertai cidera
vertebrae cervical sampai terbukti tidak disertai cedera cervica, maka perlu dipasang collar barce.
2) Breathing
Setelah jalan napas bebas, sedapat mungkin pernapasannya (Breathing) diperhatikan frekuensinya normal
antara 16-18x/menit, dengarkan suara nafas bersih, jika tidak ada nafas lakukan nafas buatan, kalau bisa
dilakukan monitor terhadap gas darah dan pertahankan PCO2 antara 28-35 mmHG karena jika lebih dari 35
mmHg akan terjadi vasodilatasi yang berakibat terjadinya edema serebri. Sedangkan jika kurang dari 20
mmHg akan menyebabkan vasokontriksi yang berakibat terjadinya iskemia.
3) Circulation
Pada pemeriksaan sistem sirkulasi, periksa denyut nadi/jantung, jika (tidak ada) lakukan resusitasi jantung,
bila shock (tensi 100x per menit dengan infus cairan RL, cari sumber perdarahan di tempat lain, karena
cedera kepala single pada orang dewasa hamper tidak pernah menimbulkan shock.
4) Disability
Pada permeriksaan disability/ kelainan kesadaran, pemeriksaan kesadaran memakai glasgow coma scale,
periksa kedua pupil bentuk dan besarnya serta catatreaksiterhadap cahaya langsung maupun tidak langsung,
periksa adanya hemiparase/plegi, periksa adanya reflek patologis kanan kiri, jika penderita sadar baik,
tentukan adanya gangguan sensoris maupun fungsi misal adanya aphasia (Manurung, 2018).
5) Exposure
Pada pemeriksaan exposure, perhatikan bagian tubuh yang terluk, apakah ada jejas atau lebam pada tubuh
akibat benturan (Manurung, 2018). Pengkajian ini yang dilakukan yaitu menentukan apakah pasien
mengalami cedera tertentu.
Terapi cairan 2500 cc Ringerlaktat, 1000 cc gelofusin dan 500 cc NaCl 0,9 %.
- Pemberian cairan intravena pada pasien cedera kepala dirasakan sangatlah penting untuk mempertahankan
keseimbangan cairan elektrolit. Pada akhirnya keseimbangan ini bertujuan untuk mengurangi insiden
terjadinya cedera kepala sekunder.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium:
-
-
Darah rutin Hasil Nilai rujukan Satuan
Lekosit 25500 4000 - 11000 mm3
a
Neutrofil 90 50 - 70 %
Hemoglobin 6,6 12 - 18 d/dL
Trombosit 78 150 - 400 ribu/mm3
Hematokrit 24 37 - 54 %
Gol. Darah A - -
Kimia klinik Hasil Nilai rujukan Satuan
Gula Darah Sewaktu 93 70 - 140 mg/dL ( dbn )
Natrium 140 135 - 145 mmol/L ( dbn )
Kalium 3,2 3,6 – 5,5 mmol/L
Chlorida 98 98 - 108 mmol/L ( dbn )
- Lekosit  Tinggi, karena adanya suatu respon inflamasi
- Neutrofil  lumayan tinggi
- HB  rendah krn pendarahan
- Trombosit  rendah krn pendarahan
- Hematokrit  agak rendah
Hasil CT Scan Kepala:
ICH frontoparietal dextra plus diastasis sutura coronaria (frontal) dextra
Epidural Hematoma / EDH Intracerebral Hematoma / ICH Subdural Hematoma / SDH
- akumulasi darah antara
tulang kepala dan duramater
- robeknya pembuluh darah
dura (a.v duramater,
terutama a. meningea
media)
- Gejala klinis yang khas
pada EDH adalah adanya
lucid interval (riwayat
penurunan kesadaran,
kembalinya kesadaran
sementara, dan penurunan
kesadaran kembali)
- CT SCAN = perdarahan
membentuk bentuk
cembung/bikonveks
- perdarahan pada parenkim
otak.
- Perdarahan intraserebral
akut dengan pemeriksaan
CT-Scan akan tampak area
yang hiperdense (putih)
dengan daerah sekitar yang
hipodense (hitam). Warna
hipodense ini akan kita
sebut sebagaidaerah edema.
- diperlukan pemeriksaan
angiografi untuk
mengetahui lesi pada
pembuluh darah
- hiperdense gambaran
akumulasi darah berbentuk
bulan sabit antara dura dan
parenkim otak
- Berikut adalah pembagian
SDH (Kaye AH, 2005):
a. Subdural Hematoma
Akut: kurang 3 hari;
b. Subdural Hematoma
Subakut: 4–21 hari; dan
c. Subdural Hematoma
Kronis: diatas 21 hari.
Hasil Ro Manus sinistra dan Ro Thorax AP
Kesan : fraktur digiti 3, posisi baik Kesan : Gambaran bronchitis kronis, cor
normal
Hasil Ro Femur Sinistra AP/Lateral
Kesan : Fraktur terbuka medial femur sinistra, fraktur tertutup tibia sinistra
1 jam paska resusitasi, pasien tampak membukamata bila dibangunkan, menggerakan jari tangan
saat distimulasi. Dokter memeriksa vital sign dengan hasil sebagai berikut.  Sudah mulai sadar
A : terpasang ETT No.7,5
B : nafas spontan on ventilator, frekuensi nafas 20 x/menit, vesikuler +/+, rhonki -/-
C : TD 90/50 mmHg,frekuensinadi 118 x/m, SpO2 : 98-100 %, suhu : 33,2 oC
D : GCS E3VxM3
E : akral hangat, ekstremitas bawah kiri terpasang bidai.
Urin kateter tampak produk + 50 cc dalam 1 jam, warna kuning pekat. Pasien dikonsulkan ke
spesialis Bedah Saraf dan Ortopedi untuk tindakan emergensi damage control surgery.
--------------------- Step selanjutnya (dibahas pada pertemuan ke2)-------------------------------------
Hasil konsultasi dengan dokter bedah dan ortopedi disarankan rujuk dan perawatan ICU untuk perbaikan
keadaan umum dan stabilisasi di bidang bedah saraf. Akan tetapibelum mendapatkan rujukan yang tepat
sehingga diputuskan untuk dirawat di ICU rumah sakit setempat terlebih dahulu. Dokter anestesi
menyarankan sedasi dan control nyeri untuk menurunkan tekanan intracranial, bila MAP >80 berikan
Mannitol 125 mg tiap 8 jam dan dilakukan pemeriksaan AGD, D-dimer dengan hasil sebagaiberikut:
Hematologi Hasil Nilai rujukan Satuan
Fibrinogen 90 210 - 358 mg/dL
Control Fib 237 206 - 310 mg/dL
D-Dimer
Kuantitatif
4,27 0 – 0,5 ng/mL
AGD Hasil Nilai rujukan Satuan
pH 7,35 7,35 – 7,45 -
PCO2 28 35 – 45 mmHg
PO2 175 71 – 104 mmHg
BE +1 (-2) – (+3) mmol/l
HCO3 25 21 – 31 mmol/l
SO2 99 95 – 98 %
Setelah 4 jam di IGD lalu pasien ditransfer ke ICU di rumah sakit setempat untuk monitoring dan
perbaikan keadaan critically ill nya.

More Related Content

What's hot (20)

144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi
homeworkping3
Ìý
Penanganan cedera_tumpul_abdomen
Penanganan  cedera_tumpul_abdomenPenanganan  cedera_tumpul_abdomen
Penanganan cedera_tumpul_abdomen
Qumairy Lutfiyah
Ìý
Laporan pendahulua depppee
Laporan pendahulua depppeeLaporan pendahulua depppee
Laporan pendahulua depppee
asepsuki
Ìý
Asuhan keperawatan kegawatan ima
Asuhan keperawatan kegawatan imaAsuhan keperawatan kegawatan ima
Asuhan keperawatan kegawatan ima
wenylisyanti
Ìý
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
Sulistia Rini
Ìý
Sesak nafas pd anak
Sesak nafas pd anakSesak nafas pd anak
Sesak nafas pd anak
Dessy Adeliana
Ìý
Asuhan keperawatan stroke
Asuhan keperawatan strokeAsuhan keperawatan stroke
Asuhan keperawatan stroke
KANDA IZUL
Ìý
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
Sulistia Rini
Ìý
Acute miocardium infarction
Acute miocardium infarctionAcute miocardium infarction
Acute miocardium infarction
Zakia Mahpob
Ìý
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut
An Ita
Ìý
Regurgitasi mitral
Regurgitasi mitralRegurgitasi mitral
Regurgitasi mitral
Salimah Aj
Ìý
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
Sulistia Rini
Ìý
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
Sulistia Rini
Ìý
EKG
EKGEKG
EKG
dr. Bobby Ahmad
Ìý
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
Noorahmah Adiany
Ìý
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
SofiaNofianti
Ìý
Patophysiology cardiovascular ugm
Patophysiology cardiovascular ugmPatophysiology cardiovascular ugm
Patophysiology cardiovascular ugm
AnggunNs
Ìý
Pulmonari embolism
Pulmonari embolismPulmonari embolism
Pulmonari embolism
Vrilisda Sitepu
Ìý
144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi
homeworkping3
Ìý
Penanganan cedera_tumpul_abdomen
Penanganan  cedera_tumpul_abdomenPenanganan  cedera_tumpul_abdomen
Penanganan cedera_tumpul_abdomen
Qumairy Lutfiyah
Ìý
Laporan pendahulua depppee
Laporan pendahulua depppeeLaporan pendahulua depppee
Laporan pendahulua depppee
asepsuki
Ìý
Asuhan keperawatan kegawatan ima
Asuhan keperawatan kegawatan imaAsuhan keperawatan kegawatan ima
Asuhan keperawatan kegawatan ima
wenylisyanti
Ìý
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
Sulistia Rini
Ìý
Sesak nafas pd anak
Sesak nafas pd anakSesak nafas pd anak
Sesak nafas pd anak
Dessy Adeliana
Ìý
Asuhan keperawatan stroke
Asuhan keperawatan strokeAsuhan keperawatan stroke
Asuhan keperawatan stroke
KANDA IZUL
Ìý
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
Sulistia Rini
Ìý
Acute miocardium infarction
Acute miocardium infarctionAcute miocardium infarction
Acute miocardium infarction
Zakia Mahpob
Ìý
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut
An Ita
Ìý
Regurgitasi mitral
Regurgitasi mitralRegurgitasi mitral
Regurgitasi mitral
Salimah Aj
Ìý
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
Sulistia Rini
Ìý
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
Sulistia Rini
Ìý
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
Noorahmah Adiany
Ìý
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
SofiaNofianti
Ìý
Patophysiology cardiovascular ugm
Patophysiology cardiovascular ugmPatophysiology cardiovascular ugm
Patophysiology cardiovascular ugm
AnggunNs
Ìý
Pulmonari embolism
Pulmonari embolismPulmonari embolism
Pulmonari embolism
Vrilisda Sitepu
Ìý

Similar to Ringkasan skenario 1 (20)

Soal Kardiovaskular .pptx
Soal Kardiovaskular .pptxSoal Kardiovaskular .pptx
Soal Kardiovaskular .pptx
NadaShaumiFauziah
Ìý
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada Ny.Y dengan masalah stroke hemora...
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada Ny.Y dengan masalah stroke hemora...Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada Ny.Y dengan masalah stroke hemora...
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada Ny.Y dengan masalah stroke hemora...
fandavolatrismajiko
Ìý
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptxRefresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
hamdhaniWs
Ìý
Bedah 1 Complete Februari 2022.pdf
Bedah 1 Complete Februari 2022.pdfBedah 1 Complete Februari 2022.pdf
Bedah 1 Complete Februari 2022.pdf
ussalambadi
Ìý
Case neuro
Case neuroCase neuro
Case neuro
anggelina1990
Ìý
Aritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptxAritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptx
RahmaDenada2
Ìý
Power point pengetahuan Cedera Kepala.pptx
Power point pengetahuan Cedera Kepala.pptxPower point pengetahuan Cedera Kepala.pptx
Power point pengetahuan Cedera Kepala.pptx
hadyanrifqirh
Ìý
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdfdoku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
ikhsan1611
Ìý
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
ScrubsIndo
Ìý
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
M Afzalurrahman Putranda
Ìý
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdfDiskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
KhadijahTufaillahAj
Ìý
bab 1 abdi ppt.pptx
bab 1 abdi ppt.pptxbab 1 abdi ppt.pptx
bab 1 abdi ppt.pptx
amandafairuz1
Ìý
15 Acute Coroner Sindrom
15 Acute Coroner Sindrom15 Acute Coroner Sindrom
15 Acute Coroner Sindrom
Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep
Ìý
CHF WK 3 2023.pptx
 CHF WK 3 2023.pptx CHF WK 3 2023.pptx
CHF WK 3 2023.pptx
MANDALAHEC
Ìý
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxPPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
WildaKurniawati2
Ìý
ASKEP GADAR PX CKB.ppt
ASKEP GADAR PX CKB.pptASKEP GADAR PX CKB.ppt
ASKEP GADAR PX CKB.ppt
eko adi purnomo
Ìý
kardiovaskuler
kardiovaskulerkardiovaskuler
kardiovaskuler
Phiea Elizabeth
Ìý
Supraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardiSupraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardi
rezky ilhamsyah
Ìý
Soal Kardiovaskular .pptx
Soal Kardiovaskular .pptxSoal Kardiovaskular .pptx
Soal Kardiovaskular .pptx
NadaShaumiFauziah
Ìý
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada Ny.Y dengan masalah stroke hemora...
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada Ny.Y dengan masalah stroke hemora...Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada Ny.Y dengan masalah stroke hemora...
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada Ny.Y dengan masalah stroke hemora...
fandavolatrismajiko
Ìý
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptxRefresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
hamdhaniWs
Ìý
Bedah 1 Complete Februari 2022.pdf
Bedah 1 Complete Februari 2022.pdfBedah 1 Complete Februari 2022.pdf
Bedah 1 Complete Februari 2022.pdf
ussalambadi
Ìý
Aritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptxAritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptx
RahmaDenada2
Ìý
Power point pengetahuan Cedera Kepala.pptx
Power point pengetahuan Cedera Kepala.pptxPower point pengetahuan Cedera Kepala.pptx
Power point pengetahuan Cedera Kepala.pptx
hadyanrifqirh
Ìý
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdfdoku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
ikhsan1611
Ìý
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
ScrubsIndo
Ìý
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
M Afzalurrahman Putranda
Ìý
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdfDiskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
KhadijahTufaillahAj
Ìý
bab 1 abdi ppt.pptx
bab 1 abdi ppt.pptxbab 1 abdi ppt.pptx
bab 1 abdi ppt.pptx
amandafairuz1
Ìý
CHF WK 3 2023.pptx
 CHF WK 3 2023.pptx CHF WK 3 2023.pptx
CHF WK 3 2023.pptx
MANDALAHEC
Ìý
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxPPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
WildaKurniawati2
Ìý
ASKEP GADAR PX CKB.ppt
ASKEP GADAR PX CKB.pptASKEP GADAR PX CKB.ppt
ASKEP GADAR PX CKB.ppt
eko adi purnomo
Ìý
Supraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardiSupraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardi
rezky ilhamsyah
Ìý

Recently uploaded (19)

Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptxImplementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
PatmaCuanta
Ìý
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptxDRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
sulastrifar1453
Ìý
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.pptKegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
arifpolkesma
Ìý
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignmentPPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
dwfqqeg
Ìý
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahunpemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
Anonymous2x1IlfU8
Ìý
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.pptSistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
arifpolkesma
Ìý
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptxKegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
IrfanNersMaulana
Ìý
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.pptASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
drevyagustin87
Ìý
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
HasriSasmita1
Ìý
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptxMateri Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
rusilacrb06
Ìý
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Ìý
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - MasyarakatPanduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
HasriSasmita1
Ìý
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptxMateri 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
gikyulomi
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptxImplementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
PatmaCuanta
Ìý
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptxDRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
sulastrifar1453
Ìý
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.pptKegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
arifpolkesma
Ìý
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignmentPPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
dwfqqeg
Ìý
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahunpemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
Anonymous2x1IlfU8
Ìý
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.pptSistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
arifpolkesma
Ìý
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptxKegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
IrfanNersMaulana
Ìý
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.pptASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
drevyagustin87
Ìý
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
HasriSasmita1
Ìý
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptxMateri Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
rusilacrb06
Ìý
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Ìý
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - MasyarakatPanduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
HasriSasmita1
Ìý
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptxMateri 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
gikyulomi
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý

Ringkasan skenario 1

  • 1. SKENARIO 1 Seorang laki-laki berusia 58 tahun datang ke IGD RSUD diantar temannya menggunakan kendaraan angkutan barang mengalami penurunan kesadaran karena terjatuh dari lantai 3 bangunan,korban adalah pekerja bangunan di tempat kejadian. Ketika tiba di rumah sakit korban diterima oleh triase kemudian diarahkan ke jalur biru menuju ruang resusitasi. Dokter jaga IGD melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik head to toe. Dari hasil anamnesis didapatkan korban tidak mengalami muntah maupun kejang sebelumnya di tempat kejadian. Anamnesis yang kurang: ï‚· perlu ditanyakan bagaimanakah posisi jatuhnya kepada teman-teman yang mungkin melihat pasien saat jatuh Istilah: 1. Triase Triase adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat ringannya kondisi klien atau kegawatanya yang memerlukan tindakan segera. Dalam triage, perawat dan dokter mempunyai batasan waktu (response time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi secepatnya yaitu < 10 menit. Label Biru = pasien resusitasi  pasien yg dating ke igd dgn kategori resusitasi yang membutuhkan pertolongan dalam waktu maksimal 10 menit karena dapat mengakibatkan kerusakan organ permanen.
  • 2. 2. Jalur biru Prioritas 1 (label biru) merupakan pasien-pasien dengan kondisi yang mengancam jiwa (impending life/limb threatening problem) sehingga membutuhkan tindakan penyelematan jiwa yang segera. Parameter prioritas 1 adalah semua gangguan signifikan pada ABCD. Pertanyaan: 1. Kenapa terjatuh bisa menyebabkan penurunan kesadaran? a. fisiologi kesadaran kesadaran ini dipengaruhi oleh RAS (reticuler activating system) yang dipengaruhi oleh batatang otak dan hipotalamus yang akan diarahkan menuju seluruah bagian otak yaitu  frontal, parietal, temporal, dan oksipital. Kelainan yang mengenai lintasan RAS tersebut berada diantara medulla, pons, mesencephalon menuju ke subthalamus, hipothalamus, thalamus dan akan menimbulkan penurunan derajat kesadaran. b. Penurunan kesadaran Pada penurunan kesadaran, gangguan terbagi menjadi dua, yakni gangguan derajat (kuantitas, arousal, wakefulness) kesadaran dan gangguan isi (kualitas, awareness, alertness) kesadaran. Adanya lesi yang dapat mengganggu interaksi ARAS dengan korteks serebri, apakah lesi supratentorial, subtentorial dan metabolik akan mengakibatkan menurunnya kesadaran (Taylor, 2006). Adanya trauma pada area ARAS dapat menyebabkan hilangnya refleks batang otak dan gangguan kesadaran, meskipun hemisfer otak tetap dalam kondisi normal. c. Patofisiologi Cidera Kepala  Trauma yang disebabkan oleh benda tumpul dan benda tajam atau kecelakaan dapat menyebabkan cedera kepala. Cedera otak primer adalah cedera otak yang terjadi segera setelah trauma. Cedera kepala primer dapat menyebabkan kontusio dan laserasi. Cedera kepala ini dapat berlanjut menjadi cedera sekunder. Akibat trauma terjadi peningkatan kerusakan sel otak sehingga menimbulkan gangguan autoregulasi. Penurunan aliran darah ke otak menyebabkan penurunan suplai oksigen ke otak dan terjadi gangguan metabolisme dan perfusi otak. Peningkatan rangsangan simpatis menyebabkan peningkatan tahanan vaskuler sistematik dan peningkatan tekanan darah. Penurunan tekanan pembuluh darah di daerahpulmonal mengakibatkan peningkatan tekananhidrolistik sehingga terjadi kebocoran cairan kapiler. Trauma kepala dapat menyebabkan odeme dan hematoma pada serebral sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial. Sehingga pasien akan mengeluhkan pusing serta nyeri hebat pada daerah kepala (Padila, 2012).  Oedem/ edema serebral merupakan penyebab paling umum dari peningkatan TIK, puncak edema terjadi setelah 72 jam setelah cedera.PerubahanTD,frekuensi nadi, pernafasantidak teratur merupakan gejala klinis adanya peningkatan TIK. Tekanan terus menerus akan meningkatkan aliran darah otak menurun dan perfusi tidak adekuat, terjadi vasodilatasi dan edema otak.Lama-lama terjadi pergeseran supratentorial dan menimbulkan herniasi. Herniasi akan mendorong hemusfer otak ke bawah/lateral dan menekan di enchepalon dan batang otak, menekan pusat vasomotor, arteriotak posterior, saraf oculomotor. Mekanisme kesadaran, TD, nadi, respirasi dan pengatur akan gagal. 2. Apa hubungan muntah dan kejang? Kenapa perlu ditanyakan riwyat tsb? Untuk mengetahui apakah ada peningkatan Tekanan intracranial, karena peningkatan tekanan intracranial dapat menyebabkan gangguan pada mual dan muntah dan pusing
  • 3. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan sebagai berikut: Keadaan Umum : Penurunan kesadaran A : snoring +, gurgling - B : nafas spontan, frekuensi nafas 30 x/m dangkal, vesikuler +/+, rhonki -/- C : TD 180/110 mmHg, frekuensinadi 134 x/m,SpO2 : 97-98 % D : GCS E2V1M2 E : akral hangat, hematom regio fronto-temporal kanan, konjungtiva anemis +/+, deformitas di tangan kiri, dan tampak luka terbuka di paha kiri Hasil pemeriksaan fisik: ï‚· A  snoring menunjukkan adanya obstruksi pada saluran pernapasan ï‚· B  frekuensi napaas cepat dan dangkal (yak arena adanya obstruksinya itu jadinya butuh lebih banyak penarikan nafas) ï‚· C  tekanan darah tinggi, frekuensi nadi juga tinggi untuk spo normal ï‚· D  mata membuka karena rangsang nyeri, verbal tidak ada jawaban, sedangkan untuk motoric ada Gerakan ekstensi yang tidak jelas ï‚· E  perlu dilakukan pengecekan lebih pada bagian hematom deformitas dan luka terbuka untuk mengetahui lebih lanjut apakah ada trauma pada tulangnya atau tidak
  • 4. Dokterjaga melakukan pertolongan sesuaiABCDyaitu memasangmemberikan ventilasi oksigen 100 % dengan facemask, memasang collar neck, membersihkan jalan nafas, terapi cairan 2500 cc Ringerlaktat, 1000 cc gelofusin dan 500 cc NaCl 0,9 %. Selain itu dibantu perawat melakukan balut bidai dan kontrol perdarahan di paha kiri korban, pemasangan kateter urin dan dilakukan intubasi endotracheal. Sejalan dengan proses tersebut dilakukan pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologis. Tatalaksana ABCDE 1) Airway Pada pemeriksaan airway usahakan jalan napas stabil, dengan cara kepala miring, buka mulut, bersihkan muntahan darah, adanya benda asing. Perhatikan tulang leher, immobilisasi, cegah gerakan hiperekstensi, hiperfleksi ataupun rotasi. Semua penderita cedera kepala yang tidak sadar harus dianggap disertai cidera vertebrae cervical sampai terbukti tidak disertai cedera cervica, maka perlu dipasang collar barce. 2) Breathing Setelah jalan napas bebas, sedapat mungkin pernapasannya (Breathing) diperhatikan frekuensinya normal antara 16-18x/menit, dengarkan suara nafas bersih, jika tidak ada nafas lakukan nafas buatan, kalau bisa dilakukan monitor terhadap gas darah dan pertahankan PCO2 antara 28-35 mmHG karena jika lebih dari 35 mmHg akan terjadi vasodilatasi yang berakibat terjadinya edema serebri. Sedangkan jika kurang dari 20 mmHg akan menyebabkan vasokontriksi yang berakibat terjadinya iskemia. 3) Circulation Pada pemeriksaan sistem sirkulasi, periksa denyut nadi/jantung, jika (tidak ada) lakukan resusitasi jantung, bila shock (tensi 100x per menit dengan infus cairan RL, cari sumber perdarahan di tempat lain, karena cedera kepala single pada orang dewasa hamper tidak pernah menimbulkan shock. 4) Disability Pada permeriksaan disability/ kelainan kesadaran, pemeriksaan kesadaran memakai glasgow coma scale, periksa kedua pupil bentuk dan besarnya serta catatreaksiterhadap cahaya langsung maupun tidak langsung, periksa adanya hemiparase/plegi, periksa adanya reflek patologis kanan kiri, jika penderita sadar baik, tentukan adanya gangguan sensoris maupun fungsi misal adanya aphasia (Manurung, 2018). 5) Exposure Pada pemeriksaan exposure, perhatikan bagian tubuh yang terluk, apakah ada jejas atau lebam pada tubuh akibat benturan (Manurung, 2018). Pengkajian ini yang dilakukan yaitu menentukan apakah pasien mengalami cedera tertentu. Terapi cairan 2500 cc Ringerlaktat, 1000 cc gelofusin dan 500 cc NaCl 0,9 %. - Pemberian cairan intravena pada pasien cedera kepala dirasakan sangatlah penting untuk mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit. Pada akhirnya keseimbangan ini bertujuan untuk mengurangi insiden terjadinya cedera kepala sekunder.
  • 5. Hasil Pemeriksaan Laboratorium: - - Darah rutin Hasil Nilai rujukan Satuan Lekosit 25500 4000 - 11000 mm3 a Neutrofil 90 50 - 70 % Hemoglobin 6,6 12 - 18 d/dL Trombosit 78 150 - 400 ribu/mm3 Hematokrit 24 37 - 54 % Gol. Darah A - - Kimia klinik Hasil Nilai rujukan Satuan Gula Darah Sewaktu 93 70 - 140 mg/dL ( dbn ) Natrium 140 135 - 145 mmol/L ( dbn ) Kalium 3,2 3,6 – 5,5 mmol/L Chlorida 98 98 - 108 mmol/L ( dbn ) - Lekosit  Tinggi, karena adanya suatu respon inflamasi - Neutrofil  lumayan tinggi - HB  rendah krn pendarahan - Trombosit  rendah krn pendarahan - Hematokrit  agak rendah
  • 6. Hasil CT Scan Kepala: ICH frontoparietal dextra plus diastasis sutura coronaria (frontal) dextra Epidural Hematoma / EDH Intracerebral Hematoma / ICH Subdural Hematoma / SDH - akumulasi darah antara tulang kepala dan duramater - robeknya pembuluh darah dura (a.v duramater, terutama a. meningea media) - Gejala klinis yang khas pada EDH adalah adanya lucid interval (riwayat penurunan kesadaran, kembalinya kesadaran sementara, dan penurunan kesadaran kembali) - CT SCAN = perdarahan membentuk bentuk cembung/bikonveks - perdarahan pada parenkim otak. - Perdarahan intraserebral akut dengan pemeriksaan CT-Scan akan tampak area yang hiperdense (putih) dengan daerah sekitar yang hipodense (hitam). Warna hipodense ini akan kita sebut sebagaidaerah edema. - diperlukan pemeriksaan angiografi untuk mengetahui lesi pada pembuluh darah - hiperdense gambaran akumulasi darah berbentuk bulan sabit antara dura dan parenkim otak - Berikut adalah pembagian SDH (Kaye AH, 2005): a. Subdural Hematoma Akut: kurang 3 hari; b. Subdural Hematoma Subakut: 4–21 hari; dan c. Subdural Hematoma Kronis: diatas 21 hari.
  • 7. Hasil Ro Manus sinistra dan Ro Thorax AP Kesan : fraktur digiti 3, posisi baik Kesan : Gambaran bronchitis kronis, cor normal
  • 8. Hasil Ro Femur Sinistra AP/Lateral Kesan : Fraktur terbuka medial femur sinistra, fraktur tertutup tibia sinistra
  • 9. 1 jam paska resusitasi, pasien tampak membukamata bila dibangunkan, menggerakan jari tangan saat distimulasi. Dokter memeriksa vital sign dengan hasil sebagai berikut.  Sudah mulai sadar A : terpasang ETT No.7,5 B : nafas spontan on ventilator, frekuensi nafas 20 x/menit, vesikuler +/+, rhonki -/- C : TD 90/50 mmHg,frekuensinadi 118 x/m, SpO2 : 98-100 %, suhu : 33,2 oC D : GCS E3VxM3 E : akral hangat, ekstremitas bawah kiri terpasang bidai. Urin kateter tampak produk + 50 cc dalam 1 jam, warna kuning pekat. Pasien dikonsulkan ke spesialis Bedah Saraf dan Ortopedi untuk tindakan emergensi damage control surgery.
  • 10. --------------------- Step selanjutnya (dibahas pada pertemuan ke2)------------------------------------- Hasil konsultasi dengan dokter bedah dan ortopedi disarankan rujuk dan perawatan ICU untuk perbaikan keadaan umum dan stabilisasi di bidang bedah saraf. Akan tetapibelum mendapatkan rujukan yang tepat sehingga diputuskan untuk dirawat di ICU rumah sakit setempat terlebih dahulu. Dokter anestesi menyarankan sedasi dan control nyeri untuk menurunkan tekanan intracranial, bila MAP >80 berikan Mannitol 125 mg tiap 8 jam dan dilakukan pemeriksaan AGD, D-dimer dengan hasil sebagaiberikut: Hematologi Hasil Nilai rujukan Satuan Fibrinogen 90 210 - 358 mg/dL Control Fib 237 206 - 310 mg/dL D-Dimer Kuantitatif 4,27 0 – 0,5 ng/mL AGD Hasil Nilai rujukan Satuan pH 7,35 7,35 – 7,45 - PCO2 28 35 – 45 mmHg PO2 175 71 – 104 mmHg BE +1 (-2) – (+3) mmol/l HCO3 25 21 – 31 mmol/l SO2 99 95 – 98 % Setelah 4 jam di IGD lalu pasien ditransfer ke ICU di rumah sakit setempat untuk monitoring dan perbaikan keadaan critically ill nya.