Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
油
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
Laporan ini membahas tentang pembuatan gel piroksikam, termasuk tujuan praktikum, dasar teori tentang anatomi dan fisiologi kulit, absorpsi perkutan, definisi gel dan piroksikam, evaluasi produk referensi Feldene Gel, Scandene Gel dan Pirofel Gel, serta pemilihan bahan aktif.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan larutan isotonis, yaitu larutan yang memiliki tekanan osmotis sama dengan cairan tubuh. Terdapat beberapa cara untuk menghitung larutan isotonis yakni menggunakan penurunan titik beku air, ekivalensi NaCl, dan volume isotonik. Dokumen juga menjelaskan cara menghitung larutan isotonis dengan memperhatikan faktor pH tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang standar kompetensi dalam bidang farmasetika dasar yang mencakup penggolongan obat, resep, dosis, penyiapan sediaan farmasi, serta pustaka yang relevan. Pokok bahasannya meliputi peraturan penggolongan obat, buku acuan farmasi, serta pedoman kefarmasian Departemen Kesehatan.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Laporan akhir praktikum sediaan solid parasetamol dengan metode granulasi basah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa farmasi UMM. Granulasi basah digunakan untuk meningkatkan kompaktibilitas dan aliran parasetamol yang buruk dengan menambahkan zat pengikat air untuk membentuk granul."
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
油
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Biofarmasetika mempelajari hubungan antara sifat fisika kimia obat, bentuk sediaan, dan rute pemberian yang mempengaruhi kecepatan dan derajat absorpsi obat. Faktor-faktor seperti kelarutan, hidrofilisitas, bentuk garam, dan polimorfisme mempengaruhi proses disolusi dan absorpsi obat. Uji biofarmasetika penting untuk memprediksi bioavailabilitas dan memilih formulasi terbaik.
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
油
Dokumen tersebut membahas tentang penyerapan obat yang diberikan melalui rektum, termasuk cara kerja dan faktor yang mempengaruhinya. Pemberian obat melalui rektum dapat mendapatkan efek lokal atau sistemik, tergantung jenis obatnya. Absorpsi terjadi lewat pembuluh darah secara langsung, getah bening, atau tidak langsung, namun bioavailabilitasnya relatif rendah.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut secara merata dalam pelarut. Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh faktor seperti polaritas, temperatur, dan keberadaan garam lain. Bentuk sediaan larutan umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Laporan ini membahas formulasi dan evaluasi tablet vitamin C yang dibuat oleh kelompok mahasiswa farmasi. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dan dievaluasi ukuran partikel, bobot, dan waktu hancur tabletnya."
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
油
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
Laporan ini membahas tentang pembuatan gel piroksikam, termasuk tujuan praktikum, dasar teori tentang anatomi dan fisiologi kulit, absorpsi perkutan, definisi gel dan piroksikam, evaluasi produk referensi Feldene Gel, Scandene Gel dan Pirofel Gel, serta pemilihan bahan aktif.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan larutan isotonis, yaitu larutan yang memiliki tekanan osmotis sama dengan cairan tubuh. Terdapat beberapa cara untuk menghitung larutan isotonis yakni menggunakan penurunan titik beku air, ekivalensi NaCl, dan volume isotonik. Dokumen juga menjelaskan cara menghitung larutan isotonis dengan memperhatikan faktor pH tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang standar kompetensi dalam bidang farmasetika dasar yang mencakup penggolongan obat, resep, dosis, penyiapan sediaan farmasi, serta pustaka yang relevan. Pokok bahasannya meliputi peraturan penggolongan obat, buku acuan farmasi, serta pedoman kefarmasian Departemen Kesehatan.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Laporan akhir praktikum sediaan solid parasetamol dengan metode granulasi basah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa farmasi UMM. Granulasi basah digunakan untuk meningkatkan kompaktibilitas dan aliran parasetamol yang buruk dengan menambahkan zat pengikat air untuk membentuk granul."
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
油
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Biofarmasetika mempelajari hubungan antara sifat fisika kimia obat, bentuk sediaan, dan rute pemberian yang mempengaruhi kecepatan dan derajat absorpsi obat. Faktor-faktor seperti kelarutan, hidrofilisitas, bentuk garam, dan polimorfisme mempengaruhi proses disolusi dan absorpsi obat. Uji biofarmasetika penting untuk memprediksi bioavailabilitas dan memilih formulasi terbaik.
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
油
Dokumen tersebut membahas tentang penyerapan obat yang diberikan melalui rektum, termasuk cara kerja dan faktor yang mempengaruhinya. Pemberian obat melalui rektum dapat mendapatkan efek lokal atau sistemik, tergantung jenis obatnya. Absorpsi terjadi lewat pembuluh darah secara langsung, getah bening, atau tidak langsung, namun bioavailabilitasnya relatif rendah.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut secara merata dalam pelarut. Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh faktor seperti polaritas, temperatur, dan keberadaan garam lain. Bentuk sediaan larutan umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Laporan ini membahas formulasi dan evaluasi tablet vitamin C yang dibuat oleh kelompok mahasiswa farmasi. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dan dievaluasi ukuran partikel, bobot, dan waktu hancur tabletnya."
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
油
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatBayu Mario
油
Sediaan kapsul adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, yang ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI edisiIV)
Sediaankapsuladalahbentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul Keras dan lunak.(FI edisiIII)
Secara umum;Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, yang mengandungsatu bahan macam obat atau lebih dan / atau bahan inert lainnya yang dimasukan kedalam cangkang atau wadah kecil umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai.
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari bahan obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Kapsul harus memenuhi syarat keseragaman bobot dan kandungan serta disolusi. Kapsul dapat diberikan secara peroral, per rektal, per vaginal, atau topikal tergantung tujuan pemberiannya.
Dokumen tersebut membahas tentang kapsul sebagai sediaan farmasi. Kapsul dapat berbentuk keras atau lunak yang terdiri dari zat aktif, cangkang, dan zat tambahan. Kapsul diproduksi secara massal menggunakan mesin atau secara manual, kemudian dikemas dan diberi label sesuai persyaratan. Kapsul memiliki keuntungan seperti mudah ditelan namun juga memiliki kerugian sepertu tidak sesuai untuk zat
Makalah ini membahas tentang kapsul, termasuk definisi kapsul, jenis kapsul (keras dan lunak), cara pembuatan kapsul gelatin keras dan lunak, serta sifat-sifat kapsul.
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Kapsul terdiri dari kapsul keras dan lunak, dengan cangkang yang terbuat dari gelatin atau pati. Kapsul memiliki keuntungan seperti menutupi rasa dan bau obat, mudah ditelan, serta dapat menyimpan dua obat secara terpisah. Ada beberapa cara untuk mengisi dan menutup kapsul.
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Kapsul dibedakan menjadi kapsul keras dan lunak, dan digunakan secara oral, rektal, vaginal, atau topikal. Bahan obat dan bahan tambahan dapat diformulasikan dalam kapsul untuk menyediakan obat dalam bentuk yang menarik dan mudah ditelan.
Kapsul adalah sediaan obat berbentuk bulat atau silinder yang terbungkus dalam cangkang gelatin atau bahan lain. Kapsul memiliki keuntungan seperti mudah ditelan, dapat menutupi rasa dan bau obat, serta dapat mengkombinasikan beberapa obat dalam satu kapsul. Ada dua jenis kapsul, yaitu kapsul keras yang terdiri dari badan dan tutup, dan kapsul lunak yang terdiri dari satu bagian.
Bentuk sediaan adalah bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang diinginkan .
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai tablet, termasuk definisi, jenis, kriteria, keuntungan, penggolongan, formula umum, dan proses pembuatan tablet. Tablet dijelaskan sebagai sediaan padat yang mengandung bahan berkhasiat dan dapat dikonsumsi secara oral.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pembuatan sediaan tablet (compressi). Tablet dibuat dengan cara mengempa campuran serbuk yang mengandung satu atau lebih bahan obat. Terdapat beberapa metode pembuatan tablet seperti granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Tablet dapat diklasifikasikan berdasarkan metode pembuatan, distribusi obat, bahan penyalut, dan cara pemakaian. Faktor-faktor penting dalam pembuatan dan pen
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pembuatan sediaan tablet. Ia menjelaskan definisi tablet, komponen-komponen penting tablet seperti bahan aktif, pengisi, pengikat, dan cara-cara pembuatan tablet melalui granulasi basah, kering, atau kempa langsung. Jenis-jenis tablet dibedakan berdasarkan metode pembuatan, distribusi obat, bahan penyalut, dan cara pemakaian. Hal-hal penting dalam penggunaan tablet juga dijelask
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan informasi obat (PIO) dan konseling yang dilakukan oleh apoteker, termasuk tujuan, sasaran, jenis informasi yang diberikan kepada berbagai pihak, dan dasar hukum yang mengatur PIO dan konseling di Indonesia.
Kromatografi Lapis Tipis merupakan teknik kromatografi yang menggunakan fase stasioner berupa zat padat untuk memisahkan senyawa dalam campuran. Prinsipnya berdasarkan interaksi antara fase stasioner dan fase gerak yang menyebabkan senyawa bergerak dengan kecepatan yang berbeda di atas plat KLT. Identifikasi senyawa dapat dilakukan dengan menghitung nilai Rf.
Dokumen tersebut merangkum percobaan untuk menentukan efek antidiare dari beberapa obat, yaitu loperamide, rebusan daun jambu biji, dan larutan Na.CMC 1%. Percobaan dilakukan dengan memberikan induksi diare terlebih dahulu menggunakan oleum ricini, kemudian memberikan obat-obatan tersebut untuk mengamati parameter seperti frekuensi defekasi dan konsistensi feses.
Mineral merupakan unsur penting untuk fungsi tubuh. Dokumen ini membahas tentang jenis-jenis mineral makro dan mikro, sumber, fungsi, dan penyerapannya dalam tubuh. Mineral diperlukan untuk berbagai proses metabolisme dan kesehatan tulang dan otot.
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.
Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang obat-obatan dari bahan nabati, hewani, dan mineral. Ilmu ini berhubungan erat dengan bidang botani, zoologi, kimia, dan galenika. Ruang lingkup farmakognosi meliputi identifikasi, isolasi, dan karakterisasi zat kimia dari bahan obat alami.
Dokumen tersebut merangkum berbagai jenis alkaloid beserta contohnya dari tanaman. Ada 9 jenis alkaloid yang dijelaskan secara singkat yaitu alkaloid tropana, indol, piridin dan piperidin, imidazole, quinolin, isoquinolin, steroid, purin, dan diterpen beserta contoh tanaman dan kegunaannya.
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Kanaidi ken
油
bagi Para Karyawan *PT. Tri Hasta Karya (Cilacap)* yang diselenbggarakan di *Hotel H! Senen - Jakarta*, 24-25 Februari 2025.
-----------
Narasumber/ Pemateri Training: Kanaidi, SE., M.Si., cSAP., CBCM
HP/Wa Kanaidi: 0812 2353 284,
e-mail : kanaidi63@gmail.com
----------------------------------------
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasDadang Solihin
油
Sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yaitu Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan, kajian ini menekankan pentingnya membangun Indonesia yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan di tahun 2045. Dalam konteks itu, optimalisasi angkatan kerja dan pemanfaatan bonus demografi menjadi faktor krusial untuk mencapai visi tersebut.
2. Pendahuluan
Istilah Kapsul berasal dari bahasa latin yaitu
Capsula yang artinya kotak kecil.
Kapsul lunak pertama kali diperkenalkan
tahun 1833 oleh Mothes dan Dublanc dari
Perancis.
Kapsul keras diperkenalkan oleh Murdock
dari Inggris tahun 1847.
3. Defenisi Kapsul
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam
suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat
dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut.
Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat
juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
5. Persyaratan sediaan Kapsul
1. Keseragaman sediaan
a. Keseragaman bobot
b. Keseragaman kandungan
2. Waktu Hancur
3. Disolusi
6. Bobot rata-rata kapsul
Perbedaan bobot isi kapsul dalam %
A B
120 mg atau kurang 10% 20%
lebih dari 120 mg 7,5% 15%
Keseragaman Kandungan
a. Keseragaman Bobot
Jika bahan obat 50 mg dan tidak kurang dari 50% dari
sediaan adalah bahan obat.
7. Kapsul berisi bahan obat kering
Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu persatu, keluarkan isi
semua kapsul, timbang seluruh bagian cangkang kapsul.
Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul.
Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot
rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari dua kapsul yang
penyimpangannya lebih besar dari harga yang ditetapkan oleh
kolom A dan tidak satu kapsulpun yang penyimpangannya
melebihi yang ditetapkan oleh kolom B.
8. Kapsul berisi bahan obat cair
Timbang 10 kapsul, timbang lagi satu persatu. Keluarkan isi
semua kapsul, cuci cangkang kapsul dengan eter. Buang
cairan cucian, biarkan hingga tidak berbau eter, timbang
seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan
bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot
isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak
lebih dari 7,5%.
9. Lanjutan
b. Keseragaman kandungan (baca FI edisi IV)
Disolusi
Tidak berlaku untuk Kapsul gelatin lunak, kecuali bila
dinyatakan dalam masing-masing monografi.
Contoh :
Kapsul Amoksisilin : dalam waktu 90 menit harus larut tidak
kurang dari 80% Amoksisilin dari jumlah yang tertera pada
etiket.
10. Lanjutan
Waktu hancur
Uji waktu hancur digunakan untuk menguji kapsul keras
maupun kapsul lunak. Waktu hancur ditentukan untuk
mengetahui waktu yang diperlukan oleh kapsul yang
bersangkutan untuk hancur menjadi butiran-butiran bebas
yang tidak terikat oleh satu bentuk. Menurut FI IV., untuk
melakukan uji waktu hancur digunakan alat yang dikenal
dengan nama Desintegration Tester.
11. Alat (Uji waktu hancur)
1. Rangkaian keranjang yang terdiri dari 6 tabung transparan yang panjang
masing-masingnya 77,5 mm + 2,5 mm dengan diameter dalam 21,5 mm dan
tebal dinding lebih kurang 2 mm, kedua ujungnya terbuka. Ujung bawah tabung
dilengkapi dengan suatu kasa baja tahan karat dengan diameter lubang 0,025
inchi.
2. Gelas piala berukuran 1000 ml yang berisi media cair. Volume cairan dalam
wadah sedemikian sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa
berada paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan cairan dan pada gerakan ke
bawah berjarak tidak kurang 2,5 cm dari dasar wadah.
3. Thermostat yang berguna untuk memanaskan dan menjaga suhu media cair
antara 35o 39o C.
4. Alat untuk menaikturunkan keranjang dalam media cair dengan frekuensi 29
kali hingga 32 kali per menit.
12. Cara kerja (Uji waktu hancur)
1. Masukkan 1 kapsul pada masing-masing tabung di keranjang.
2. Masukkan kasa berukuran 10 mesh seperti yang diuraikan pada
rangkaian keranjang, gunakan air bersuhu 37 o + 2 o sebagai media
kecuali dinyatakan lain menggunakan cairan lain dalam masing-
masing monografi.
3. Naik turunkan keranjang didalam media cair lebih kurang 29 32 kali
per menit.
4. Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-
masing monografi, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari
cangkang kapsul.
5. Bila 1 kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian
dengan 12 kapsul lainnya, tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji
harus hancur sempurna.
13. Keuntungan sediaan Kapsul
1. Bentuk menarik dan praktis
2. Bisa menutupi rasa dan bau dari bahan obat yang tidak enak
3. Mudah ditelan dan cepat hancur/larut dalam perut, sehingga bahan cepat segera
diabsorbsi (diserap) dalam usus.
4. Kapsul gelatin keras cocok untuk peracikan ex-temperaneous Dokter dapat
memberikan resep dengan kombinasi dari bermacam-macam bahan obat dan
dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang pasien
5. Dapat dibuat sediaan cair dengan konsentrasi ttt
6. Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti pada
pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan obatnya.
14. Kerugian sediaan Kapsul
1. Tidak sesuai untuk bahan obat yang sangat mudah larut (KCl, CaCl2, KBr,
NH4Br) bila kapsul yang pecah kontak dengan dinding lambung
larutan pekat iritasi dan penegangan lambung.
2. Tidak dapat digunakan untuk bahan obat yang sangat efloresen atau
delikuesen.
Bahan efloresen kapsul jadi lunak
Bahan delikuesen kapsul jadi rapuh dan mudah pecah.
3. Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak
menahan penguapan
4. Tidak untuk Balita
5. Tidak bisa Dibagi (misalnya 遜 kapsul)
15. Macam-macam Kapsul
1. Berdasarkan konsistensi
a. Kapsul keras (Capsulae durae, Hard
capsul)
b. Kapsul lunak (Capsulae molles, Soft
capsul)
2. Berdasarkan cara pemakaian
a. Per oral
b. Per rektal
c. Per vaginal
d. Topikal
3. Berdasarkan tujuan pemakaian
a. Untuk manusia
b. Untuk hewan
16. Perbedaan Kapsul Keras & Lunak
Kapsul Keras Kapsul Lunak
Terdiri atas tubuh dan tutup Satu kesatuan
Tersedia dalam bentuk kosong Selalu sudah terisi
Isi biasanya padat, dapat juga cair Isi biasnya cair, dapat juga padat
Cara pakai oral Bisa oral, vaginal, rectal, topikal
Bentuk hanya satu macam Bentuknya bermacam-macam
17. A. Kapsul keras
Kapsul keras terbuat dari gelatin berkekuatan gel
relatif tinggi, atau dari pati.
Bahan penyusun cangkang kapsul keras :
Bahan dasar :
1. Gelatin
2. Gula Pengeras
3. Air (10-15%)
Bahan tambahan :
1. Pewarna
2. Pengawet (mis. So2
3. Pemburam (mis. Tio2)
4. Flavoring agent
Ukuran & Kapasitas Cangkang Kapsul Keras
Ukuran :
1. Untuk manusia : 000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5
2. Untuk hewan : 10, 11, 12
18. Kapsul Keras untuk Manusia
Kapsul Keras untuk Hewan Kapsul Keras untuk per-rektal
21. Tujuan Pemakaian Nomor/ukuran Cangkang Kapasitas (ml)
Untuk Manusia
5 0,12
4 0,21
3 0,30
2 0,37
1 0,50
0 0,67
00 0,95
000 1,36
Untuk Hewan
10 30
11 15
12 7,5
Kapasitas Rata-rata Cangkang Kapsul Keras (dalam mililiter)
22. Keuntungan Kapsul Keras
1. Memiliki biovailabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan tablet
2. Memungkinkan untuk pelepasan yang cepat;
3. Mudah diformulasi
4. Multiple filling sehingga memungkinkan untuk mencegah terjadinya
inkompatibilitas dan memudahkan untuk control pelepasan
5. Cangkang kapsul keras merupakan barrier yang baik terhadap
oksigen di atmosfer
23. Kerugian Kapsul Keras
1. Harga relative mahal
2. Serbuk yang terlalu banyak (very bulky material) dapat
menimbulkan masalah
3. Perlu perhatian terhadap kelembapan dari cangkang
(kelembapan yang baik untuk cangkang : 12-15%), jika terlalu
kering, cangkang rapuh, dan jika terlalu basah maka cangkang
akan melunak dan lengket satu sama lain
4. Menyebabkan kesukaran pada waktu menelan, pada beberapa
pasien
24. B. Kapsul Lunak
Kapsul lunak skala besar
Kapasitas : 1-480 minims (1 minim = 0,6 ml)
Bahan penyusun cangkang kapsul lunak
Bahan dasar :
1. Gelatin
2. Bahan pelunak (poly-ol)
3. Gula
4. Air : 6 - 13%
Bahan tambahan :
1. Pengawet
2. Pewarna
3. Pemburam
4. Flavoring
5. Penyalut enterik *)
26. Keuntungan Kapsul Lunak
1. Sesuai untuk obat bentuk cair, obat mudah menguap, obat dalam bentuk
larutan dan suspense; dengan pelepasan yang cepat dan dapat
memperbaiki biovailabilitasnya
2. Dapat ditutup kedap udara, sehingga sesuai untuk obat yang mudah
teroksidasi
3. Mengurangi debu dalam pembuatannya;
4. Memungkinkan untuk mengurangi iritasi lambung (dibandingkn dengan
tablet dan kapsul keras)
5. Tersedia dalam banyak bentuk dan ukuran (tube form dan bead form)
6. Penampilan lebih elegan
7. Mudah untuk ditelan.
27. Kerugian Kapsul Lunak
1. Lebih mahal dibandingkan tablet dan kapsul keras, karena
memerlukan mesin pengisian khusus dan keahlian khusus
2. Meningkatkan kemungkinan interaksi antara isi dan
cangkang.
28. Formula umum sediaan kapsul
R/ Bahan obat
Bahan Pembantu
m.f. Pulv. da in caps.
Bahan Obat Padat
Bahan Obat Setengah Padat
Bahan Obat Cair
29. Cara pembuatan
1. Pencampuran bahan
2. Pemilihan ukuran kapsul
3. Pengisian kapsul
4. Membersihkan kapsul
5. Wadah dan pemberian etiket + label
30. Cara pembuatan
1. Pengecilan ukuran
partikel
Prinsip = pada pengerjaan serbuk
ada 2 cara :
1. Cara penggerusan (trituration)
2. Cara pulverization (intervetion)
2. Pencampuran Bahan
Bahan obat (padat, 1/2 padat, atau
cair) dicampur homogen dengan
bahan pembantu dengan proses yang
sama seperti pada sediaan serbuk
ada 4 cara :
1. Cara spatulasi
2. Cara penggerusan
3. Cara pengayakan
4. Cara penggulingan
31. 3. Pemilihan Ukuran Kapsul
Kapsul keras --> pd. umumnya utk. serbuk dg.bobot 65 mg - 1 g.
Bila bobot < --> + bahan inert ad 賊 75% kapasitas kapsul
(minimal)
Bila bobot > --> masukkan 2 atau > kapsul yg. <--> sesuaikan
aturan pakainya mis. 3 dd caps. I --> 3 dd caps. II
Ukuran kapsul --> sesuaikan dg. umur pasien
Menentukan ukuran cangkang kapsul : Metode RULE OF SEVEN
32. Metode rule of seven
1. Bobot bahan obat per kapsul
2. Ubah bobot bahan obat menjadi satuan grain
Misalnya, bobot campuran bahan obat per kapsul = 230 mg
230/65 grain = 3,5 grain
3. Bulatkan hasil perhitungan ke atas 3,5 ~ 4
4. Angka 7 dikurangi hasil pembulatan tsb hasilnya
merupakan ukuran cangkang kapsul terpilih.
Jadi 7 4 = 3 ukuran cangkang kapsul terpilih adalah 3.
33. Cara pemilihan ukuran kapsul
1. Hitung bobot B.O. per kapsul, mis. x g.
2. Pilih cangkang kapsul dg. kapasitas ~ bobot B.O. (lihat tabel)
3. Tara isi cangkang kapsul dg. bhn. inert, mis.y g.
X=Y BO langsung masuk kapsul
X<<YBO + pengisi ad Y
X>>Y jadikan 2 kapsul
34. 4. Pengisian kapsul
B.O. bentuk padat
Tanpa alat :
1. Cara Blocking and Dividing :
Sama spt. pd. pembuatan serbuk terbagi dilanjutkan
dg. pengisian serbuk ke dlm. kapsul dg. Bantuan
spatel/sudip.
2. Metode Punching :
Serbuk di atas kertas dibentuk datar dg. tinggi 1/4
inci --> induk kapsul diisi serbuk dg. menekan ujung
yg. terbuka ber-ulang2 pd. serbuk.
35. Lanjutan
Dengan alat
1. Induk kapsul diletakkan berjajar pada alat.
2. Tuangkan campuran BO ke permukaan alat & ratakan dg
sudip ad seluruh serbuk masuk ke induk kapsul.
3. Tutup kapsul
38. Lanjutan
B.O. cair
1. Induk kapsul kosong ditara
2. Teteskan campuran B.O. cair (penetes tegak lurus) ke
dlm. induk kapsul sambil dihitung jumlah tetesan ad
bobot yg. diminta (n tts)
3. Kapsul yg. lain diisi a n tetes
4. Kapsul ditutup rapat --> olesi musilago gom Arab
ditutup sambil diputar
39. Membersihkan kapsul
Dg. kain kasa/tissue kering
Dg. kain kasa/tissue dibasahi alkohol
Dg. NaCl granuler
Tujuan membersihkan :
1. Agar penampilan bagus
2. Menghilangkan sisa b.o. di luar dinding kapsul --> untuk
mencegah :
- rasa & bau yg. kurang enak
- rusaknya dinding kapsul
Caranya:
letakkan kapsul diatas sepotong kain (linnen,wol) kemudian
digosok-gosokkan sampai bersih.
40. Formula khusus
1. BO higroskopis dan delikuesen
2. BO merupakan campuran eutektik
3. BO merusak cangkang kapsul
4. BO OTT
41. 1. Bahan obat higrokopis & delikuescen
BO disekat dengan MgCO3/MgO sebelum dimasukkan
kapsul
Wadah harus tertutup rapat
R/ Luminal Na 0,015
KI 0,100
Aminofilin 0,200
m.f da in caps dtd no XXX
42. 2. Bahan obat merupakan campuran etektik
Menyebabkan lembek dan lengket dalam penyimpanan
Disekat dengan bahan inert MgCO3, MgO, kaolin (120 mg/kapsul)
Dibiarkan terjadi etektik lalu dikeringkan dengan bahan inert
R/ Camphor 65 mg
salol 100 mg
Aspirin 125 mg
kafein sitrat 50 mg
m.f. da in caps dtd No X
43. 3. Bahan obat merusak cangkang
Cairan yg mengandung air dan larutan-larutan sangat pekat (ichtyol)
dibuat massa pil dulu masukkan kapsul
Cairan yang mengandung etanol < 90% dibuat massa pil dulu
BO dengan kadar fenol tinggi(kreosot) dibuat massa pil atau BO
diencerkan dengan minyak lemak sampai kadarnya <40%
R/ Kreosot 0,500
m.f.l.a. da in caps No X
44. 4. Bahan obat tak tercampur
BO disekat dengan bahan inert sebelum masuk kapsul
BO dibuat pil dalam kapsul
BO dibuat kapsul dalam kapsul
45. Wadah dan penyimpanan kapsul
Kapsul gelatin keras harus disimpan di tempat :
Dingin
Dg. Kelembaban sedang
Dlm. Wadah bermulut lebar & tertutup rapat
F.I. Edisi III :
di tempat sejuk
dlm. wadah tertutup rapat
sebaiknya ditambah zat pengering
F.I. Edisi IV :
simpan dlm. wadah tertutup rapat
tidak tembus cahaya
pada suhu kamar terkendali
46. Etiket dan Label sediaan kapsul
Etiket :
1.Putih : obat dalam
2.Biru : obat luar
Ukuran : sesuai dg. Wadahnya
Label :
N.I. : Seyogyanya diletakkan di bawah etiket
Editor's Notes
#2: NOTE:
To change the image on this slide, select the picture and delete it. Then click the Pictures icon in the placeholder to insert your own image.