際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID
KAPSUL
OLEH :
VLORENSYA SAPAN
PO713251151150
Pendahuluan
Istilah Kapsul berasal dari bahasa latin yaitu
Capsula yang artinya kotak kecil.
Kapsul lunak pertama kali diperkenalkan
tahun 1833 oleh Mothes dan Dublanc dari
Perancis.
Kapsul keras diperkenalkan oleh Murdock
dari Inggris tahun 1847.
Defenisi Kapsul
 Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam
suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
 Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat
dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut.
Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat
juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Komponen Kapsul
1. Zat aktiv
2. Zat tambahan
3. Cangkang kapsul
Persyaratan sediaan Kapsul
1. Keseragaman sediaan
a. Keseragaman bobot
b. Keseragaman kandungan
2. Waktu Hancur
3. Disolusi
Bobot rata-rata kapsul
Perbedaan bobot isi kapsul dalam %
A B
120 mg atau kurang 10% 20%
lebih dari 120 mg 7,5% 15%
 Keseragaman Kandungan
a. Keseragaman Bobot
Jika bahan obat  50 mg dan tidak kurang dari 50% dari
sediaan adalah bahan obat.
Kapsul berisi bahan obat kering
 Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu persatu, keluarkan isi
semua kapsul, timbang seluruh bagian cangkang kapsul.
Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul.
Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot
rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari dua kapsul yang
penyimpangannya lebih besar dari harga yang ditetapkan oleh
kolom A dan tidak satu kapsulpun yang penyimpangannya
melebihi yang ditetapkan oleh kolom B.
Kapsul berisi bahan obat cair
 Timbang 10 kapsul, timbang lagi satu persatu. Keluarkan isi
semua kapsul, cuci cangkang kapsul dengan eter. Buang
cairan cucian, biarkan hingga tidak berbau eter, timbang
seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan
bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot
isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak
lebih dari 7,5%.
Lanjutan
b. Keseragaman kandungan (baca FI edisi IV)
 Disolusi
Tidak berlaku untuk Kapsul gelatin lunak, kecuali bila
dinyatakan dalam masing-masing monografi.
Contoh :
Kapsul Amoksisilin : dalam waktu 90 menit harus larut tidak
kurang dari 80% Amoksisilin dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Lanjutan
 Waktu hancur
Uji waktu hancur digunakan untuk menguji kapsul keras
maupun kapsul lunak. Waktu hancur ditentukan untuk
mengetahui waktu yang diperlukan oleh kapsul yang
bersangkutan untuk hancur menjadi butiran-butiran bebas
yang tidak terikat oleh satu bentuk. Menurut FI IV., untuk
melakukan uji waktu hancur digunakan alat yang dikenal
dengan nama Desintegration Tester.
Alat (Uji waktu hancur)
1. Rangkaian keranjang yang terdiri dari 6 tabung transparan yang panjang
masing-masingnya 77,5 mm + 2,5 mm dengan diameter dalam 21,5 mm dan
tebal dinding lebih kurang 2 mm, kedua ujungnya terbuka. Ujung bawah tabung
dilengkapi dengan suatu kasa baja tahan karat dengan diameter lubang 0,025
inchi.
2. Gelas piala berukuran 1000 ml yang berisi media cair. Volume cairan dalam
wadah sedemikian sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa
berada paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan cairan dan pada gerakan ke
bawah berjarak tidak kurang 2,5 cm dari dasar wadah.
3. Thermostat yang berguna untuk memanaskan dan menjaga suhu media cair
antara 35o  39o C.
4. Alat untuk menaikturunkan keranjang dalam media cair dengan frekuensi 29
kali hingga 32 kali per menit.
Cara kerja (Uji waktu hancur)
1. Masukkan 1 kapsul pada masing-masing tabung di keranjang.
2. Masukkan kasa berukuran 10 mesh seperti yang diuraikan pada
rangkaian keranjang, gunakan air bersuhu 37 o + 2 o sebagai media
kecuali dinyatakan lain menggunakan cairan lain dalam masing-
masing monografi.
3. Naik turunkan keranjang didalam media cair lebih kurang 29  32 kali
per menit.
4. Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-
masing monografi, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari
cangkang kapsul.
5. Bila 1 kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian
dengan 12 kapsul lainnya, tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji
harus hancur sempurna.
Keuntungan sediaan Kapsul
1. Bentuk menarik dan praktis
2. Bisa menutupi rasa dan bau dari bahan obat yang tidak enak
3. Mudah ditelan dan cepat hancur/larut dalam perut, sehingga bahan cepat segera
diabsorbsi (diserap) dalam usus.
4. Kapsul gelatin keras cocok untuk peracikan ex-temperaneous  Dokter dapat
memberikan resep dengan kombinasi dari bermacam-macam bahan obat dan
dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang pasien
5. Dapat dibuat sediaan cair dengan konsentrasi ttt
6. Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti pada
pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan obatnya.
Kerugian sediaan Kapsul
1. Tidak sesuai untuk bahan obat yang sangat mudah larut (KCl, CaCl2, KBr,
NH4Br)  bila kapsul yang pecah kontak dengan dinding lambung 
larutan pekat  iritasi dan penegangan lambung.
2. Tidak dapat digunakan untuk bahan obat yang sangat efloresen atau
delikuesen.
 Bahan efloresen  kapsul jadi lunak
 Bahan delikuesen  kapsul jadi rapuh dan mudah pecah.
3. Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak
menahan penguapan
4. Tidak untuk Balita
5. Tidak bisa Dibagi (misalnya 遜 kapsul)
Macam-macam Kapsul
1. Berdasarkan konsistensi
a. Kapsul keras (Capsulae durae, Hard
capsul)
b. Kapsul lunak (Capsulae molles, Soft
capsul)
2. Berdasarkan cara pemakaian
a. Per oral
b. Per rektal
c. Per vaginal
d. Topikal
3. Berdasarkan tujuan pemakaian
a. Untuk manusia
b. Untuk hewan
Perbedaan Kapsul Keras & Lunak
Kapsul Keras Kapsul Lunak
Terdiri atas tubuh dan tutup Satu kesatuan
Tersedia dalam bentuk kosong Selalu sudah terisi
Isi biasanya padat, dapat juga cair Isi biasnya cair, dapat juga padat
Cara pakai oral Bisa oral, vaginal, rectal, topikal
Bentuk hanya satu macam Bentuknya bermacam-macam
A. Kapsul keras
Kapsul keras  terbuat dari gelatin berkekuatan gel
relatif tinggi, atau dari pati.
 Bahan penyusun cangkang kapsul keras :
 Bahan dasar :
1. Gelatin
2. Gula  Pengeras
3. Air (10-15%)
 Bahan tambahan :
1. Pewarna
2. Pengawet (mis. So2
3. Pemburam (mis. Tio2)
4. Flavoring agent
 Ukuran & Kapasitas Cangkang Kapsul Keras
 Ukuran :
1. Untuk manusia : 000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5
2. Untuk hewan : 10, 11, 12
Kapsul Keras untuk Manusia
Kapsul Keras untuk Hewan Kapsul Keras untuk per-rektal
Kapsul Keras
 Kapasitas Kapsul Gelatin Keras (dalam mg)
Jika Diisi Bahan Obat yang Berbeda*)
Bahan Bentuk Serbuk
Ukuran Kapsul
5 4 3 2 1 0 00 000
Acetaminophen 130 180 240 310 420 540 750 1100
Aluminum hydroxide 180 270 360 470 640 820 1140 1710
Ascorbic acid 130 220 310 400 520 700 980 1420
Aspirin 65 130 195 260 325 490 650 975
Bismuth subnitrat 130 250 400 550 650 800 1200 1750
Calcium carbonate 120 200 280 350 460 600 790 1140
Calcium lactate 110 160 210 260 330 460 570 800
Cornstarch 130 200 270 340 440 580 800 1150
Lactose 140 210 280 350 460 600 850 1250
Quinine sulfate 65 97 130 195 227 325 390 650
Sodium bicarbonate 130 260 325 390 510 715 975 1430
*) Tergantung pada densitas serbuk.
Tujuan Pemakaian Nomor/ukuran Cangkang Kapasitas (ml)
Untuk Manusia
5 0,12
4 0,21
3 0,30
2 0,37
1 0,50
0 0,67
00 0,95
000 1,36
Untuk Hewan
10 30
11 15
12 7,5
 Kapasitas Rata-rata Cangkang Kapsul Keras (dalam mililiter)
Keuntungan Kapsul Keras
1. Memiliki biovailabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan tablet
2. Memungkinkan untuk pelepasan yang cepat;
3. Mudah diformulasi
4. Multiple filling sehingga memungkinkan untuk mencegah terjadinya
inkompatibilitas dan memudahkan untuk control pelepasan
5. Cangkang kapsul keras merupakan barrier yang baik terhadap
oksigen di atmosfer
Kerugian Kapsul Keras
1. Harga relative mahal
2. Serbuk yang terlalu banyak (very bulky material) dapat
menimbulkan masalah
3. Perlu perhatian terhadap kelembapan dari cangkang
(kelembapan yang baik untuk cangkang : 12-15%), jika terlalu
kering, cangkang rapuh, dan jika terlalu basah maka cangkang
akan melunak dan lengket satu sama lain
4. Menyebabkan kesukaran pada waktu menelan, pada beberapa
pasien
B. Kapsul Lunak
Kapsul lunak  skala besar
Kapasitas : 1-480 minims (1 minim = 0,6 ml)
 Bahan penyusun cangkang kapsul lunak
 Bahan dasar :
1. Gelatin
2. Bahan pelunak (poly-ol)
3. Gula
4. Air : 6 - 13%
 Bahan tambahan :
1. Pengawet
2. Pewarna
3. Pemburam
4. Flavoring
5. Penyalut enterik *)
Bentuk-bentuk
cangkang kapsul lunak
Keuntungan Kapsul Lunak
1. Sesuai untuk obat bentuk cair, obat mudah menguap, obat dalam bentuk
larutan dan suspense; dengan pelepasan yang cepat dan dapat
memperbaiki biovailabilitasnya
2. Dapat ditutup kedap udara, sehingga sesuai untuk obat yang mudah
teroksidasi
3. Mengurangi debu dalam pembuatannya;
4. Memungkinkan untuk mengurangi iritasi lambung (dibandingkn dengan
tablet dan kapsul keras)
5. Tersedia dalam banyak bentuk dan ukuran (tube form dan bead form)
6. Penampilan lebih elegan
7. Mudah untuk ditelan.
Kerugian Kapsul Lunak
1. Lebih mahal dibandingkan tablet dan kapsul keras, karena
memerlukan mesin pengisian khusus dan keahlian khusus
2. Meningkatkan kemungkinan interaksi antara isi dan
cangkang.
Formula umum sediaan kapsul
R/ Bahan obat
Bahan Pembantu
m.f. Pulv. da in caps.
 Bahan Obat Padat
 Bahan Obat Setengah Padat
 Bahan Obat Cair
Cara pembuatan
1. Pencampuran bahan
2. Pemilihan ukuran kapsul
3. Pengisian kapsul
4. Membersihkan kapsul
5. Wadah dan pemberian etiket + label
Cara pembuatan
1. Pengecilan ukuran
partikel
Prinsip = pada pengerjaan serbuk 
ada 2 cara :
1. Cara penggerusan (trituration)
2. Cara pulverization (intervetion)
2. Pencampuran Bahan
Bahan obat (padat, 1/2 padat, atau
cair) dicampur homogen dengan
bahan pembantu dengan proses yang
sama seperti pada sediaan serbuk 
ada 4 cara :
1. Cara spatulasi
2. Cara penggerusan
3. Cara pengayakan
4. Cara penggulingan
3. Pemilihan Ukuran Kapsul
 Kapsul keras --> pd. umumnya utk. serbuk dg.bobot 65 mg - 1 g.
 Bila bobot < --> + bahan inert ad 賊 75% kapasitas kapsul
(minimal)
 Bila bobot > --> masukkan 2 atau > kapsul yg. <--> sesuaikan
aturan pakainya mis. 3 dd caps. I --> 3 dd caps. II
 Ukuran kapsul --> sesuaikan dg. umur pasien
Menentukan ukuran cangkang kapsul : Metode RULE OF SEVEN
Metode rule of seven
1. Bobot bahan obat per kapsul
2. Ubah bobot bahan obat menjadi satuan grain
Misalnya, bobot campuran bahan obat per kapsul = 230 mg
 230/65 grain = 3,5 grain
3. Bulatkan hasil perhitungan ke atas  3,5 ~ 4
4. Angka 7 dikurangi hasil pembulatan tsb  hasilnya
merupakan ukuran cangkang kapsul terpilih.
Jadi 7  4 = 3  ukuran cangkang kapsul terpilih adalah 3.
Cara pemilihan ukuran kapsul
1. Hitung bobot B.O. per kapsul, mis. x g.
2. Pilih cangkang kapsul dg. kapasitas ~ bobot B.O. (lihat tabel)
3. Tara isi cangkang kapsul dg. bhn. inert, mis.y g.
 X=Y BO langsung masuk kapsul
 X<<YBO + pengisi ad Y
 X>>Y jadikan 2 kapsul
4. Pengisian kapsul
 B.O. bentuk padat
 Tanpa alat :
1. Cara Blocking and Dividing :
Sama spt. pd. pembuatan serbuk terbagi dilanjutkan
dg. pengisian serbuk ke dlm. kapsul dg. Bantuan
spatel/sudip.
2. Metode Punching :
Serbuk di atas kertas dibentuk datar dg. tinggi 1/4
inci --> induk kapsul diisi serbuk dg. menekan ujung
yg. terbuka ber-ulang2 pd. serbuk.
Lanjutan
 Dengan alat
1. Induk kapsul diletakkan berjajar pada alat.
2. Tuangkan campuran BO ke permukaan alat & ratakan dg
sudip ad seluruh serbuk masuk ke induk kapsul.
3. Tutup kapsul
Pengisian kapsul tanpa alat
Pengisian kapsul dengan alat
Lanjutan
 B.O. cair
1. Induk kapsul kosong ditara
2. Teteskan campuran B.O. cair (penetes tegak lurus) ke
dlm. induk kapsul sambil dihitung jumlah tetesan ad
bobot yg. diminta (n tts)
3. Kapsul yg. lain diisi a n tetes
4. Kapsul ditutup rapat --> olesi musilago gom Arab 
ditutup sambil diputar
Membersihkan kapsul
 Dg. kain kasa/tissue kering
 Dg. kain kasa/tissue dibasahi alkohol
 Dg. NaCl granuler
Tujuan membersihkan :
1. Agar penampilan bagus
2. Menghilangkan sisa b.o. di luar dinding kapsul --> untuk
mencegah :
- rasa & bau yg. kurang enak
- rusaknya dinding kapsul
 Caranya:
letakkan kapsul diatas sepotong kain (linnen,wol) kemudian
digosok-gosokkan sampai bersih.
Formula khusus
1. BO higroskopis dan delikuesen
2. BO merupakan campuran eutektik
3. BO merusak cangkang kapsul
4. BO OTT
1. Bahan obat higrokopis & delikuescen
 BO disekat dengan MgCO3/MgO sebelum dimasukkan
kapsul
 Wadah harus tertutup rapat
R/ Luminal Na 0,015
KI 0,100
Aminofilin 0,200
m.f da in caps dtd no XXX
2. Bahan obat merupakan campuran etektik
 Menyebabkan lembek dan lengket dalam penyimpanan
 Disekat dengan bahan inert MgCO3, MgO, kaolin (120 mg/kapsul)
 Dibiarkan terjadi etektik lalu dikeringkan dengan bahan inert
R/ Camphor 65 mg
salol 100 mg
Aspirin 125 mg
kafein sitrat 50 mg
m.f. da in caps dtd No X
3. Bahan obat merusak cangkang
 Cairan yg mengandung air dan larutan-larutan sangat pekat (ichtyol)
dibuat massa pil dulu masukkan kapsul
 Cairan yang mengandung etanol < 90% dibuat massa pil dulu
 BO dengan kadar fenol tinggi(kreosot) dibuat massa pil atau BO
diencerkan dengan minyak lemak sampai kadarnya <40%
R/ Kreosot 0,500
m.f.l.a. da in caps No X
4. Bahan obat tak tercampur
 BO disekat dengan bahan inert sebelum masuk kapsul
 BO dibuat pil dalam kapsul
 BO dibuat kapsul dalam kapsul
Wadah dan penyimpanan kapsul
 Kapsul gelatin keras harus disimpan di tempat :
 Dingin
 Dg. Kelembaban sedang
 Dlm. Wadah bermulut lebar & tertutup rapat
 F.I. Edisi III :
 di tempat sejuk
 dlm. wadah tertutup rapat
 sebaiknya ditambah zat pengering
 F.I. Edisi IV :
 simpan dlm. wadah tertutup rapat
 tidak tembus cahaya
 pada suhu kamar terkendali
Etiket dan Label sediaan kapsul
 Etiket :
1.Putih : obat dalam
2.Biru : obat luar
Ukuran : sesuai dg. Wadahnya
 Label :
N.I. : Seyogyanya diletakkan di bawah etiket
Sediaan obat Kapsul

More Related Content

What's hot (20)

Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
Stikes BTH Tasikmalaya
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
Siti Zulaikhah
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
adaptifakhlak
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
Dokter Tekno
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
Fenny Yuniharto
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Novi Fachrunnisa
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Surya Amal
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Taofik Rusdiana
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Surya Amal
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
Ranny Rolinda R
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
sisabihi
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
Abulkhair Abdullah
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Hani Ani
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
marwahhh
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
Dokter Tekno
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Novi Fachrunnisa
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
Rizkythia_Andhara
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
srinova uli
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
Siti Zulaikhah
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
adaptifakhlak
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
Dokter Tekno
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Novi Fachrunnisa
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Surya Amal
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Taofik Rusdiana
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Surya Amal
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
sisabihi
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Hani Ani
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
marwahhh
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
Dokter Tekno
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Novi Fachrunnisa
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
srinova uli

Similar to Sediaan obat Kapsul (20)

Kapsul AKK cara pembuatan dan enjelasannya.pptx
Kapsul AKK cara pembuatan dan enjelasannya.pptxKapsul AKK cara pembuatan dan enjelasannya.pptx
Kapsul AKK cara pembuatan dan enjelasannya.pptx
hennylaugi
Kapsul kel 3
Kapsul kel 3Kapsul kel 3
Kapsul kel 3
ambikadwi29
Sediaan_Kapsul.pptx
Sediaan_Kapsul.pptxSediaan_Kapsul.pptx
Sediaan_Kapsul.pptx
NovayuliRohani
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Bayu Mario
Kapsul
KapsulKapsul
Kapsul
Hardyanti Putri
Kapsul
Kapsul Kapsul
Kapsul
Novalina II
sediaan kapsul
sediaan kapsulsediaan kapsul
sediaan kapsul
Hertian Pratiwi
Bab i
Bab iBab i
Bab i
Ryan Imutz
Ilres kapsul-10
Ilres kapsul-10Ilres kapsul-10
Ilres kapsul-10
Akfar ikifa
7.KAPSUL.ppt
7.KAPSUL.ppt7.KAPSUL.ppt
7.KAPSUL.ppt
ssuser8cafc5
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
Abner D Nero
Sediaan kapsul
Sediaan kapsulSediaan kapsul
Sediaan kapsul
Yusril Bagindo
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PENGANTAR SEDIAAN FARMASIPENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
Robby Candra Purnama
tablet ( compressi)
tablet ( compressi)tablet ( compressi)
tablet ( compressi)
dianpurnama sari
solida materi 1.pptx
solida materi 1.pptxsolida materi 1.pptx
solida materi 1.pptx
ekasaputri27
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
Zahra Aan
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
Zahra Aan
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
Zahra Aan

More from Sapan Nada (17)

Toksikologi
ToksikologiToksikologi
Toksikologi
Sapan Nada
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
Sapan Nada
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Sapan Nada
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Sapan Nada
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi Hormon
Sapan Nada
Farmakologi MINERAL
Farmakologi MINERALFarmakologi MINERAL
Farmakologi MINERAL
Sapan Nada
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatHAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
Sapan Nada
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daunAnatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Sapan Nada
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAK
Sapan Nada
Pendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosiPendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosi
Sapan Nada
farmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidfarmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoid
Sapan Nada
farmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDfarmakognosi LIPID
farmakognosi LIPID
Sapan Nada
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOID
Sapan Nada
Pendahuluan Farmakologi
Pendahuluan FarmakologiPendahuluan Farmakologi
Pendahuluan Farmakologi
Sapan Nada
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIFFARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
Sapan Nada
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIKEKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
Sapan Nada
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMA
Sapan Nada
Toksikologi
ToksikologiToksikologi
Toksikologi
Sapan Nada
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
Sapan Nada
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Sapan Nada
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Sapan Nada
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi Hormon
Sapan Nada
Farmakologi MINERAL
Farmakologi MINERALFarmakologi MINERAL
Farmakologi MINERAL
Sapan Nada
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatHAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
Sapan Nada
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daunAnatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Sapan Nada
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAK
Sapan Nada
Pendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosiPendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosi
Sapan Nada
farmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidfarmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoid
Sapan Nada
farmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDfarmakognosi LIPID
farmakognosi LIPID
Sapan Nada
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOID
Sapan Nada
Pendahuluan Farmakologi
Pendahuluan FarmakologiPendahuluan Farmakologi
Pendahuluan Farmakologi
Sapan Nada
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIFFARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
Sapan Nada
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIKEKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
Sapan Nada
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMA
Sapan Nada

Recently uploaded (20)

Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdfPergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
WEST NUSA TENGGARA
PROSES PERHITUNGAN IKU tahun 2024 untuk perguruan tinggi akademik dan vokasi.pdf
PROSES PERHITUNGAN IKU tahun 2024 untuk perguruan tinggi akademik dan vokasi.pdfPROSES PERHITUNGAN IKU tahun 2024 untuk perguruan tinggi akademik dan vokasi.pdf
PROSES PERHITUNGAN IKU tahun 2024 untuk perguruan tinggi akademik dan vokasi.pdf
Indra Diputra
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptxpertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
AyiDamayani
Materi Tarhib Ramadhan, PRM Situsar.pptx
Materi Tarhib Ramadhan, PRM Situsar.pptxMateri Tarhib Ramadhan, PRM Situsar.pptx
Materi Tarhib Ramadhan, PRM Situsar.pptx
imamtarmiji2
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptxsosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
imamtarmiji2
TUGAS KELOMPOK 3 ANGKATAN 20 TUGAS ORIENTASI PPPK .pptx
TUGAS KELOMPOK 3 ANGKATAN 20  TUGAS ORIENTASI PPPK .pptxTUGAS KELOMPOK 3 ANGKATAN 20  TUGAS ORIENTASI PPPK .pptx
TUGAS KELOMPOK 3 ANGKATAN 20 TUGAS ORIENTASI PPPK .pptx
eraoktafia92
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologikebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
SofiaArdani
TAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptx
TAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptxTAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptx
TAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptx
helvy3
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Kanaidi ken
BERBICARA FORMAL, NONFORMAL, DAN PRESENTASI.pptx
BERBICARA FORMAL, NONFORMAL, DAN PRESENTASI.pptxBERBICARA FORMAL, NONFORMAL, DAN PRESENTASI.pptx
BERBICARA FORMAL, NONFORMAL, DAN PRESENTASI.pptx
putuariutama
SOP ASESMEN MADRASAH 2025 KEMENTERIAN AGAMA
SOP ASESMEN MADRASAH  2025 KEMENTERIAN AGAMASOP ASESMEN MADRASAH  2025 KEMENTERIAN AGAMA
SOP ASESMEN MADRASAH 2025 KEMENTERIAN AGAMA
ZulfikarRidwan2
RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025
RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025
RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025
ROBIATUL29
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasScenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Dadang Solihin
Chapter 3 - Network Thread and Attack Najib Muhammad
Chapter 3 - Network Thread and Attack Najib MuhammadChapter 3 - Network Thread and Attack Najib Muhammad
Chapter 3 - Network Thread and Attack Najib Muhammad
Universitas Teknokrat Indonesia
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsiMenggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
suandi01
Topik 1 - Memahami Konsep Literasi Dasar.pptx
Topik 1 - Memahami Konsep Literasi Dasar.pptxTopik 1 - Memahami Konsep Literasi Dasar.pptx
Topik 1 - Memahami Konsep Literasi Dasar.pptx
SyamsuRiwal2
Kisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docx
Kisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docxKisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docx
Kisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docx
KhusnulAzizah4
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptxT2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
muhammadzaki112001
Chapter 1 - Network Security.pptx
Chapter 1 -        Network Security.pptxChapter 1 -        Network Security.pptx
Chapter 1 - Network Security.pptx
Universitas Teknokrat Indonesia
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdfPergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
WEST NUSA TENGGARA
PROSES PERHITUNGAN IKU tahun 2024 untuk perguruan tinggi akademik dan vokasi.pdf
PROSES PERHITUNGAN IKU tahun 2024 untuk perguruan tinggi akademik dan vokasi.pdfPROSES PERHITUNGAN IKU tahun 2024 untuk perguruan tinggi akademik dan vokasi.pdf
PROSES PERHITUNGAN IKU tahun 2024 untuk perguruan tinggi akademik dan vokasi.pdf
Indra Diputra
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptxpertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
AyiDamayani
Materi Tarhib Ramadhan, PRM Situsar.pptx
Materi Tarhib Ramadhan, PRM Situsar.pptxMateri Tarhib Ramadhan, PRM Situsar.pptx
Materi Tarhib Ramadhan, PRM Situsar.pptx
imamtarmiji2
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptxsosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
imamtarmiji2
TUGAS KELOMPOK 3 ANGKATAN 20 TUGAS ORIENTASI PPPK .pptx
TUGAS KELOMPOK 3 ANGKATAN 20  TUGAS ORIENTASI PPPK .pptxTUGAS KELOMPOK 3 ANGKATAN 20  TUGAS ORIENTASI PPPK .pptx
TUGAS KELOMPOK 3 ANGKATAN 20 TUGAS ORIENTASI PPPK .pptx
eraoktafia92
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologikebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
SofiaArdani
TAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptx
TAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptxTAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptx
TAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptx
helvy3
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Kanaidi ken
BERBICARA FORMAL, NONFORMAL, DAN PRESENTASI.pptx
BERBICARA FORMAL, NONFORMAL, DAN PRESENTASI.pptxBERBICARA FORMAL, NONFORMAL, DAN PRESENTASI.pptx
BERBICARA FORMAL, NONFORMAL, DAN PRESENTASI.pptx
putuariutama
SOP ASESMEN MADRASAH 2025 KEMENTERIAN AGAMA
SOP ASESMEN MADRASAH  2025 KEMENTERIAN AGAMASOP ASESMEN MADRASAH  2025 KEMENTERIAN AGAMA
SOP ASESMEN MADRASAH 2025 KEMENTERIAN AGAMA
ZulfikarRidwan2
RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025
RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025
RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025
ROBIATUL29
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasScenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Dadang Solihin
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsiMenggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
suandi01
Topik 1 - Memahami Konsep Literasi Dasar.pptx
Topik 1 - Memahami Konsep Literasi Dasar.pptxTopik 1 - Memahami Konsep Literasi Dasar.pptx
Topik 1 - Memahami Konsep Literasi Dasar.pptx
SyamsuRiwal2
Kisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docx
Kisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docxKisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docx
Kisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docx
KhusnulAzizah4
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptxT2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
muhammadzaki112001

Sediaan obat Kapsul

  • 1. TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID KAPSUL OLEH : VLORENSYA SAPAN PO713251151150
  • 2. Pendahuluan Istilah Kapsul berasal dari bahasa latin yaitu Capsula yang artinya kotak kecil. Kapsul lunak pertama kali diperkenalkan tahun 1833 oleh Mothes dan Dublanc dari Perancis. Kapsul keras diperkenalkan oleh Murdock dari Inggris tahun 1847.
  • 3. Defenisi Kapsul Menurut FI edisi III Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak. Menurut FI edisi IV Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
  • 4. Komponen Kapsul 1. Zat aktiv 2. Zat tambahan 3. Cangkang kapsul
  • 5. Persyaratan sediaan Kapsul 1. Keseragaman sediaan a. Keseragaman bobot b. Keseragaman kandungan 2. Waktu Hancur 3. Disolusi
  • 6. Bobot rata-rata kapsul Perbedaan bobot isi kapsul dalam % A B 120 mg atau kurang 10% 20% lebih dari 120 mg 7,5% 15% Keseragaman Kandungan a. Keseragaman Bobot Jika bahan obat 50 mg dan tidak kurang dari 50% dari sediaan adalah bahan obat.
  • 7. Kapsul berisi bahan obat kering Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu persatu, keluarkan isi semua kapsul, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari dua kapsul yang penyimpangannya lebih besar dari harga yang ditetapkan oleh kolom A dan tidak satu kapsulpun yang penyimpangannya melebihi yang ditetapkan oleh kolom B.
  • 8. Kapsul berisi bahan obat cair Timbang 10 kapsul, timbang lagi satu persatu. Keluarkan isi semua kapsul, cuci cangkang kapsul dengan eter. Buang cairan cucian, biarkan hingga tidak berbau eter, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak lebih dari 7,5%.
  • 9. Lanjutan b. Keseragaman kandungan (baca FI edisi IV) Disolusi Tidak berlaku untuk Kapsul gelatin lunak, kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing monografi. Contoh : Kapsul Amoksisilin : dalam waktu 90 menit harus larut tidak kurang dari 80% Amoksisilin dari jumlah yang tertera pada etiket.
  • 10. Lanjutan Waktu hancur Uji waktu hancur digunakan untuk menguji kapsul keras maupun kapsul lunak. Waktu hancur ditentukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh kapsul yang bersangkutan untuk hancur menjadi butiran-butiran bebas yang tidak terikat oleh satu bentuk. Menurut FI IV., untuk melakukan uji waktu hancur digunakan alat yang dikenal dengan nama Desintegration Tester.
  • 11. Alat (Uji waktu hancur) 1. Rangkaian keranjang yang terdiri dari 6 tabung transparan yang panjang masing-masingnya 77,5 mm + 2,5 mm dengan diameter dalam 21,5 mm dan tebal dinding lebih kurang 2 mm, kedua ujungnya terbuka. Ujung bawah tabung dilengkapi dengan suatu kasa baja tahan karat dengan diameter lubang 0,025 inchi. 2. Gelas piala berukuran 1000 ml yang berisi media cair. Volume cairan dalam wadah sedemikian sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa berada paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan cairan dan pada gerakan ke bawah berjarak tidak kurang 2,5 cm dari dasar wadah. 3. Thermostat yang berguna untuk memanaskan dan menjaga suhu media cair antara 35o 39o C. 4. Alat untuk menaikturunkan keranjang dalam media cair dengan frekuensi 29 kali hingga 32 kali per menit.
  • 12. Cara kerja (Uji waktu hancur) 1. Masukkan 1 kapsul pada masing-masing tabung di keranjang. 2. Masukkan kasa berukuran 10 mesh seperti yang diuraikan pada rangkaian keranjang, gunakan air bersuhu 37 o + 2 o sebagai media kecuali dinyatakan lain menggunakan cairan lain dalam masing- masing monografi. 3. Naik turunkan keranjang didalam media cair lebih kurang 29 32 kali per menit. 4. Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing- masing monografi, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul. 5. Bila 1 kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 kapsul lainnya, tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.
  • 13. Keuntungan sediaan Kapsul 1. Bentuk menarik dan praktis 2. Bisa menutupi rasa dan bau dari bahan obat yang tidak enak 3. Mudah ditelan dan cepat hancur/larut dalam perut, sehingga bahan cepat segera diabsorbsi (diserap) dalam usus. 4. Kapsul gelatin keras cocok untuk peracikan ex-temperaneous Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi dari bermacam-macam bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang pasien 5. Dapat dibuat sediaan cair dengan konsentrasi ttt 6. Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan obatnya.
  • 14. Kerugian sediaan Kapsul 1. Tidak sesuai untuk bahan obat yang sangat mudah larut (KCl, CaCl2, KBr, NH4Br) bila kapsul yang pecah kontak dengan dinding lambung larutan pekat iritasi dan penegangan lambung. 2. Tidak dapat digunakan untuk bahan obat yang sangat efloresen atau delikuesen. Bahan efloresen kapsul jadi lunak Bahan delikuesen kapsul jadi rapuh dan mudah pecah. 3. Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak menahan penguapan 4. Tidak untuk Balita 5. Tidak bisa Dibagi (misalnya 遜 kapsul)
  • 15. Macam-macam Kapsul 1. Berdasarkan konsistensi a. Kapsul keras (Capsulae durae, Hard capsul) b. Kapsul lunak (Capsulae molles, Soft capsul) 2. Berdasarkan cara pemakaian a. Per oral b. Per rektal c. Per vaginal d. Topikal 3. Berdasarkan tujuan pemakaian a. Untuk manusia b. Untuk hewan
  • 16. Perbedaan Kapsul Keras & Lunak Kapsul Keras Kapsul Lunak Terdiri atas tubuh dan tutup Satu kesatuan Tersedia dalam bentuk kosong Selalu sudah terisi Isi biasanya padat, dapat juga cair Isi biasnya cair, dapat juga padat Cara pakai oral Bisa oral, vaginal, rectal, topikal Bentuk hanya satu macam Bentuknya bermacam-macam
  • 17. A. Kapsul keras Kapsul keras terbuat dari gelatin berkekuatan gel relatif tinggi, atau dari pati. Bahan penyusun cangkang kapsul keras : Bahan dasar : 1. Gelatin 2. Gula Pengeras 3. Air (10-15%) Bahan tambahan : 1. Pewarna 2. Pengawet (mis. So2 3. Pemburam (mis. Tio2) 4. Flavoring agent Ukuran & Kapasitas Cangkang Kapsul Keras Ukuran : 1. Untuk manusia : 000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5 2. Untuk hewan : 10, 11, 12
  • 18. Kapsul Keras untuk Manusia Kapsul Keras untuk Hewan Kapsul Keras untuk per-rektal
  • 20. Kapasitas Kapsul Gelatin Keras (dalam mg) Jika Diisi Bahan Obat yang Berbeda*) Bahan Bentuk Serbuk Ukuran Kapsul 5 4 3 2 1 0 00 000 Acetaminophen 130 180 240 310 420 540 750 1100 Aluminum hydroxide 180 270 360 470 640 820 1140 1710 Ascorbic acid 130 220 310 400 520 700 980 1420 Aspirin 65 130 195 260 325 490 650 975 Bismuth subnitrat 130 250 400 550 650 800 1200 1750 Calcium carbonate 120 200 280 350 460 600 790 1140 Calcium lactate 110 160 210 260 330 460 570 800 Cornstarch 130 200 270 340 440 580 800 1150 Lactose 140 210 280 350 460 600 850 1250 Quinine sulfate 65 97 130 195 227 325 390 650 Sodium bicarbonate 130 260 325 390 510 715 975 1430 *) Tergantung pada densitas serbuk.
  • 21. Tujuan Pemakaian Nomor/ukuran Cangkang Kapasitas (ml) Untuk Manusia 5 0,12 4 0,21 3 0,30 2 0,37 1 0,50 0 0,67 00 0,95 000 1,36 Untuk Hewan 10 30 11 15 12 7,5 Kapasitas Rata-rata Cangkang Kapsul Keras (dalam mililiter)
  • 22. Keuntungan Kapsul Keras 1. Memiliki biovailabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan tablet 2. Memungkinkan untuk pelepasan yang cepat; 3. Mudah diformulasi 4. Multiple filling sehingga memungkinkan untuk mencegah terjadinya inkompatibilitas dan memudahkan untuk control pelepasan 5. Cangkang kapsul keras merupakan barrier yang baik terhadap oksigen di atmosfer
  • 23. Kerugian Kapsul Keras 1. Harga relative mahal 2. Serbuk yang terlalu banyak (very bulky material) dapat menimbulkan masalah 3. Perlu perhatian terhadap kelembapan dari cangkang (kelembapan yang baik untuk cangkang : 12-15%), jika terlalu kering, cangkang rapuh, dan jika terlalu basah maka cangkang akan melunak dan lengket satu sama lain 4. Menyebabkan kesukaran pada waktu menelan, pada beberapa pasien
  • 24. B. Kapsul Lunak Kapsul lunak skala besar Kapasitas : 1-480 minims (1 minim = 0,6 ml) Bahan penyusun cangkang kapsul lunak Bahan dasar : 1. Gelatin 2. Bahan pelunak (poly-ol) 3. Gula 4. Air : 6 - 13% Bahan tambahan : 1. Pengawet 2. Pewarna 3. Pemburam 4. Flavoring 5. Penyalut enterik *)
  • 26. Keuntungan Kapsul Lunak 1. Sesuai untuk obat bentuk cair, obat mudah menguap, obat dalam bentuk larutan dan suspense; dengan pelepasan yang cepat dan dapat memperbaiki biovailabilitasnya 2. Dapat ditutup kedap udara, sehingga sesuai untuk obat yang mudah teroksidasi 3. Mengurangi debu dalam pembuatannya; 4. Memungkinkan untuk mengurangi iritasi lambung (dibandingkn dengan tablet dan kapsul keras) 5. Tersedia dalam banyak bentuk dan ukuran (tube form dan bead form) 6. Penampilan lebih elegan 7. Mudah untuk ditelan.
  • 27. Kerugian Kapsul Lunak 1. Lebih mahal dibandingkan tablet dan kapsul keras, karena memerlukan mesin pengisian khusus dan keahlian khusus 2. Meningkatkan kemungkinan interaksi antara isi dan cangkang.
  • 28. Formula umum sediaan kapsul R/ Bahan obat Bahan Pembantu m.f. Pulv. da in caps. Bahan Obat Padat Bahan Obat Setengah Padat Bahan Obat Cair
  • 29. Cara pembuatan 1. Pencampuran bahan 2. Pemilihan ukuran kapsul 3. Pengisian kapsul 4. Membersihkan kapsul 5. Wadah dan pemberian etiket + label
  • 30. Cara pembuatan 1. Pengecilan ukuran partikel Prinsip = pada pengerjaan serbuk ada 2 cara : 1. Cara penggerusan (trituration) 2. Cara pulverization (intervetion) 2. Pencampuran Bahan Bahan obat (padat, 1/2 padat, atau cair) dicampur homogen dengan bahan pembantu dengan proses yang sama seperti pada sediaan serbuk ada 4 cara : 1. Cara spatulasi 2. Cara penggerusan 3. Cara pengayakan 4. Cara penggulingan
  • 31. 3. Pemilihan Ukuran Kapsul Kapsul keras --> pd. umumnya utk. serbuk dg.bobot 65 mg - 1 g. Bila bobot < --> + bahan inert ad 賊 75% kapasitas kapsul (minimal) Bila bobot > --> masukkan 2 atau > kapsul yg. <--> sesuaikan aturan pakainya mis. 3 dd caps. I --> 3 dd caps. II Ukuran kapsul --> sesuaikan dg. umur pasien Menentukan ukuran cangkang kapsul : Metode RULE OF SEVEN
  • 32. Metode rule of seven 1. Bobot bahan obat per kapsul 2. Ubah bobot bahan obat menjadi satuan grain Misalnya, bobot campuran bahan obat per kapsul = 230 mg 230/65 grain = 3,5 grain 3. Bulatkan hasil perhitungan ke atas 3,5 ~ 4 4. Angka 7 dikurangi hasil pembulatan tsb hasilnya merupakan ukuran cangkang kapsul terpilih. Jadi 7 4 = 3 ukuran cangkang kapsul terpilih adalah 3.
  • 33. Cara pemilihan ukuran kapsul 1. Hitung bobot B.O. per kapsul, mis. x g. 2. Pilih cangkang kapsul dg. kapasitas ~ bobot B.O. (lihat tabel) 3. Tara isi cangkang kapsul dg. bhn. inert, mis.y g. X=Y BO langsung masuk kapsul X<<YBO + pengisi ad Y X>>Y jadikan 2 kapsul
  • 34. 4. Pengisian kapsul B.O. bentuk padat Tanpa alat : 1. Cara Blocking and Dividing : Sama spt. pd. pembuatan serbuk terbagi dilanjutkan dg. pengisian serbuk ke dlm. kapsul dg. Bantuan spatel/sudip. 2. Metode Punching : Serbuk di atas kertas dibentuk datar dg. tinggi 1/4 inci --> induk kapsul diisi serbuk dg. menekan ujung yg. terbuka ber-ulang2 pd. serbuk.
  • 35. Lanjutan Dengan alat 1. Induk kapsul diletakkan berjajar pada alat. 2. Tuangkan campuran BO ke permukaan alat & ratakan dg sudip ad seluruh serbuk masuk ke induk kapsul. 3. Tutup kapsul
  • 38. Lanjutan B.O. cair 1. Induk kapsul kosong ditara 2. Teteskan campuran B.O. cair (penetes tegak lurus) ke dlm. induk kapsul sambil dihitung jumlah tetesan ad bobot yg. diminta (n tts) 3. Kapsul yg. lain diisi a n tetes 4. Kapsul ditutup rapat --> olesi musilago gom Arab ditutup sambil diputar
  • 39. Membersihkan kapsul Dg. kain kasa/tissue kering Dg. kain kasa/tissue dibasahi alkohol Dg. NaCl granuler Tujuan membersihkan : 1. Agar penampilan bagus 2. Menghilangkan sisa b.o. di luar dinding kapsul --> untuk mencegah : - rasa & bau yg. kurang enak - rusaknya dinding kapsul Caranya: letakkan kapsul diatas sepotong kain (linnen,wol) kemudian digosok-gosokkan sampai bersih.
  • 40. Formula khusus 1. BO higroskopis dan delikuesen 2. BO merupakan campuran eutektik 3. BO merusak cangkang kapsul 4. BO OTT
  • 41. 1. Bahan obat higrokopis & delikuescen BO disekat dengan MgCO3/MgO sebelum dimasukkan kapsul Wadah harus tertutup rapat R/ Luminal Na 0,015 KI 0,100 Aminofilin 0,200 m.f da in caps dtd no XXX
  • 42. 2. Bahan obat merupakan campuran etektik Menyebabkan lembek dan lengket dalam penyimpanan Disekat dengan bahan inert MgCO3, MgO, kaolin (120 mg/kapsul) Dibiarkan terjadi etektik lalu dikeringkan dengan bahan inert R/ Camphor 65 mg salol 100 mg Aspirin 125 mg kafein sitrat 50 mg m.f. da in caps dtd No X
  • 43. 3. Bahan obat merusak cangkang Cairan yg mengandung air dan larutan-larutan sangat pekat (ichtyol) dibuat massa pil dulu masukkan kapsul Cairan yang mengandung etanol < 90% dibuat massa pil dulu BO dengan kadar fenol tinggi(kreosot) dibuat massa pil atau BO diencerkan dengan minyak lemak sampai kadarnya <40% R/ Kreosot 0,500 m.f.l.a. da in caps No X
  • 44. 4. Bahan obat tak tercampur BO disekat dengan bahan inert sebelum masuk kapsul BO dibuat pil dalam kapsul BO dibuat kapsul dalam kapsul
  • 45. Wadah dan penyimpanan kapsul Kapsul gelatin keras harus disimpan di tempat : Dingin Dg. Kelembaban sedang Dlm. Wadah bermulut lebar & tertutup rapat F.I. Edisi III : di tempat sejuk dlm. wadah tertutup rapat sebaiknya ditambah zat pengering F.I. Edisi IV : simpan dlm. wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya pada suhu kamar terkendali
  • 46. Etiket dan Label sediaan kapsul Etiket : 1.Putih : obat dalam 2.Biru : obat luar Ukuran : sesuai dg. Wadahnya Label : N.I. : Seyogyanya diletakkan di bawah etiket

Editor's Notes

  • #2: NOTE: To change the image on this slide, select the picture and delete it. Then click the Pictures icon in the placeholder to insert your own image.