際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berakhirnya kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib mengakibatkan
lahirnya kekuasan yang berpola Dinasti atau kerajaan. Pola kepemimpinan
sebelumnya (khalifah Ali) yang masih menerapkan pola keteladanan Nabi
Muhammad, yaitu pemilihan khalifah dengan proses musyawarah akan terasa
berbeda ketika memasuki pola kepemimpinan dinasti-dinasti yang berkembang
sesudahnya.
Bentuk pemerintahan dinasti atau kerajaan yang cenderung bersifat
kekuasaan foedal dan turun temurun, hanya untuk mempertahankan kekuasaan,
adanya unsur otoriter, kekuasaan mutlak, kekerasan, diplomasi yang dibumbui
dengan tipu daya, dan hilangnya keteladanan Nabi untuk musyawarah dalam
menentukan pemimpin merupakan gambaran umum tentang kekuasaan dinasti
sesudah khulafaur rasyidin. Dinasti Umayyah merupakan kerajaan Islam pertama
yang didirikan oleh Muawiyah Ibn Abi Sufyan. Perintisan dinasti ini dilakukannya
dengan cara menolak pembaiatan terhadap khalifah Ali bin Abi Thalib, kemudian
ia memilih berperang dan melakukan perdamaian dengan pihak Ali dengan
strategi politik yang sangat menguntungkan baginya.1
Jatuhnya Ali dan naiknya Muawiyah juga disebabkan keberhasilan pihak
khawarij (kelompok yang membangkan dari Ali) membunuh khalifah Ali,
meskipun kemudian tampuk kekuasaan dipegang oleh putranya Hasan, namun
tanpa dukungan yang kuat dan kondisi politik yang kacau akhirnya
kepemimpinannya pun hanya bertahan sampai beberapa bulan. Pada akhirnya
Hasan menyerahkan kepemimpinan kepada Muawiyah, namun dengan perjanjian
bahwa pemmilihan kepemimpinan sesudahnya adalah diserahkan kepada umat
Islam. Perjanjian tersebut dibuat pada tahun 661 M / 41 H dan dikenal dengan am
jamaah karena perjanjian ini mempersatukan ummat Islam menjadi satu
1 Marshall G. S. Hodgson, The Venture of Islam,(Jakarta:Paramadina,2002),hlm.311.
3
kepemimpinan, namun secara tidak langsung mengubah pola pemerintahan
menjadi kerajaan.
Meskipun begitu, munculnya Dinasti Umayyah memberikan babak baru
dalam kemajuan peradaban Islam, hal itu dibuktikan dengan sumbangan-
sumbangannya dalam perluasan wilayah, kemajuan pendidikan, kebudayaan dan
lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Ada pun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pendirian Dinasti Bani Umayyah
2. Pola Pemerintahan Dinasti bani Umayyah
3. Masa Pemerintahan Umar ibn Abdul Aziz
4. Ekspansi Wilayah Dinasti Bani Umayyah
5. Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Bani Umayyah
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendirian Dinasti Bani Umayyah
1. Asal Mula Dinasti Bani Umayyah
Proses terbentuknya kekhalifahan Bani Umayyah dimulai sejak khalifah
Utsman bin Affan tewas terbunuh oleh tikaman pedang Humran bin Sudan pada
tahun 35 H/656 M. Pada saat itu khalifah Utsman bin Affan di anggap terlalu
nepotisme (mementingkan kaum kerabatnya sendiri) dalam menunjuk para
pembantu atau gubernur di wilayah kekuasaan Islam.
Masyarakat Madinah khususnya para shahabat besar seperti Thalhah bin
Ubaidillah dan Zubair bin Awwam mendatangi shahabat Ali bin Abi Thalib untuk
memintanya menjadi khalifah pengganti Utsman bin Affan. Permintaan itu di
pertimbangkan dengan masak dan pada akhirnya Ali bin Abi Thalib mau
menerima tawaran tersebut. Pernyataan bersedia tersebut membuat para tokoh
besar diatas merasa tenang, dan kemudian mereka dan para shahabat lainnya serta
pendukung Ali bin Abi Thalib melakukan sumpah setia (baiat) kepada Ali pada
tanggal 17 Juni 656 M/18 Dzulhijah 35 H. Pembaiatan ini mengindikasikan
pengakuan umat terhadap kepemimpinannya. Dengan kata lain, Ali bin Abi
Thalib merupakan orang yang paling layak diangkat menjadi khalifah keempat
menggantikan khalifah Utsman bin Affan.
Pengangkatan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah keempat oleh
masyarakat madinah dan sekelompok masyarakat pendukung dari Kuffah
2ternyata ditentang oleh sekelompok orang yang merasa dirugikan. Misalnya
Muwiyah bin Abi Sufyan gubernur Damaskus, Syiria, dan Marwan bin Hakam
yang ketika pada masa Utsman bin Affan, menjabat sebagai sekretaris khalifah.
Dalam suatu catatan yang di peroleh dari khalifah Ali adalah bahwa
Marwan pergi ke Syam untuk bertemu dengan Muawiyah dengan membawa
barang bukti berupa jubah khalifah Utsman yang berlumur darah.
2 DR. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2003),hlm.
40.
5
Penolakan Muawiyah bin Abi Sufyan dan sekutunya terhadap Ali bin Abi
Thalib menimbulkan konflik yang berkepanjangan antara kedua belah pihak yang
berujung pada pertempuran di Shiffin dan dikenal dengan perang
Sifin, Pertempuran ini terjadi di antara dua kubu yaitu, Muawiyah bin Abu Sufyan
(sepupu dari Usman bin Affan) dan Ali bin Abi Talib di tebing Sungai Furat yang
kini terletak di Syria (Syam) pada 1 Shafar tahun 37 H/657 M3. Muawiyah tidak
menginginkan adanya pengangkatan kepemimpinan umat Islam yang baru.
Beberapa saat setelah kematian khalifah Utsman bin Affan, masyarakat
muslim baik yang ada di Madinah , Kuffah, Bashrah dan Mesir telah mengangkat
Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah pengganti Utsman. Kenyataan ini membuat
Muawiyah tidah punya pilihan lain, kecuali harus mengikuti khalifah Ali bin Abi
Thalib dan tunduk atas segala perintahnya. Muawiyah menolak kepemimpinan
tersebut juga karena ada berita bahwa Ali akan mengeluarkan kebijakan baru
untuk mengganti seluruh gubernur yang diangkat Utsman bin Affan.
Muawiyah mengecam agar tidak mengakui (baiat) kekuasaan Ali bin Abi
Thalib sebelum Ali berhasil mengungkapkan tragedi terbunuhnya khalifah
Utsman bin Affan, dan menyerahkan orang yang dicurigai terlibat
pembunuhan tersebut untuk dihukum. Khalifah Ali bin Abi Thalib berjanji akan
menyelesaikan masalah pembunuhan itu setelah ia berhasil menyelesaikan situasi
dan kondisi di dalam negeri. Kasus itu tidak melibatkan sebagian kecil individu,
juga melibatkan pihak dari beberapa daerahnya seperti Kuffah, Bashra4 dan Mesir.
Permohonan atas penyelesaian kasus terbunuhnya khalifah Utsman bin
Affan ternyata juga datang dari istri Nabi Muhammad saw, yaitu Aisyah binti Abu
Bakar. Siti Aisyah mendapat penjelasan tentang situasi dan keadaan politik di
ibukota Madinah, dari shahabat Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair ketika bertemu
di Bashrah. Para shahabat menjadikan Siti Aisyah untuk bersikap sama, untuk
penyelesaian terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan, dengan alasan situasi dan
kondisi tidak memungkinkan di Madinah. Disamping itu, khalifah Ali bin Abi
Thalib tidak menginginkan konflik yang lebih luas dan lebar lagi.
3 Prof. DR. A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam,Jilid2,(Jakarta:Pustaka
Alhusna,1982), hlm.33.
4 Aqidatus Syiah, hlm.86.
6
Akibat dari penanganan kasus terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan,
munculah isu bahwa khalifah Ali bin Abi Thalib sengaja mengulur waktu karena
punya kepentingan politis untuk mengeruk keuntungan dari krisis tersebut.
Bahkan Muawiyah menuduh Ali bin Abi Thalib berada di balik kasus
pembunuhan tersebut.
Sejarah mencatat justru keadaan yang patut di curigai adalah peran dari
kalangan pembesar istana yang berasal dari keluarga Utsman dan Bani Umayyah.
Pada peristiwa ini tidak terjadi seorangpun di antara mereka berada di dekat
khalifah Utsman bin Affan dan mencoba memberikan bantuan menyelesaikan
masalah yang dihadapi khalifah.
Dalam menjalankan roda pemerintahannya, kalifah Utsman bin Affan
banyak menunjuk para gubernur di daerah yang berasal dari kaum kerabatnya
sendiri. Salah satu gubernur yang ia tunjuk adalah gubernur Mesir, Abdullah
Saad bin Abi Sarah. Gubernur Mesir ini di anggap tidak adil dan berlaku
sewenang-wenang terhadap masyarakat Mesir. Ketidak puasan ini menyebabkan
kemarahan di kalangan masyarakat sehingga mereka menuntut agar Gubernur
Abdullah bin Saad segera di ganti. Kemarahan para pemberontak ini semakin
bertambah setelah tertangkapnya seorang utusan istana yang membawa surat
resmi dari khalifah yang berisi perintah kepada Abdullah bin Saad sebagai
gubernur Mesir untuk membunuh Muhammad bin Abu Bakar. Atas permintaan
masyarakat Mesir, Muhammad bin Abu Bakar diangkat untuk menggantikan
posisi gubernur Abdulah bin Saad yang juga sepupu dari khalifah Utsman bin
Affan.
Tertangkapnya utusan pembawa surat resmi ini menyebabkan mereka
menuduh khalifah Utsman bin Affan melakukan kebajikan yang mengancam
nyawa para shahabat. Umat Islam Mesir melakukan protes dan demonstrasi secara
massal menuju rumah khalifah Utsman bin Affan. Mereka juga tidak menyenangi
atas sistem pemerintahan yang sangat sarat dengan kolusi dan nepotisme. Keadaan
ini menyebabkan mereka bertambah marah dan segera menuntut khalifah Utsman
bin Affan untuk segera meletakkan jabatan.
7
Persoalan-persoalan yang dihadapi oleh khalifah Utsman bin Affan
semakin rumit dan kompleks, sehingga tidak mudah untuk di selesaikan
secepatnya. Massa yang mengamuk saat itu tidak dapat menahan emosi dan
langsung menyerbu masuk kedalam rumah khalifah, sehingga khalifah Utsman
terbunuh dengan sangat mengenaskan.
Ada beberapa gubernur yang diganti semasa kepemimpinan khalifah Ali,
antara lain Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai gubernur Syam yang diganti dengan
Sahal bin Hunaif. Pengiriman gubernur baru ini di tolak Muawiyah bin Abi
Sufyan serta masyarakat Syam. Pendapat khalifah Ali bin Abi Thalib tentang
pergantian dan pemecatan gubernur ini berdasarkan pengamatan bahwa segala
kerusuhan dan kekacauan yang terjadi selama ini di sebabkan karena ulah
Muawiyah dan gubernur-gubernur lainnya yang bertindak sewenang-wenang
dalam menjalankan pemerintahannya. Begitu juga pada saat peristiwa
terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan disebabkan karena kelalaian mereka.
2. Usaha Untuk Memperoleh Kekuasaan
Wafatnya khalifah Ali bin Abi Thalib pada tanggal 21 Ramadhan
tahun 40 H/661 M, karena terbunuh oleh tusukan pedang beracun saat sedang
beribadah di masjid Kufah, oleh kelompok khawarij5 yaitu Abdurrahman bin
Muljam, menimbulkan dampak politis yang cukup berat bagi kekuatan umat Islam
khususnya para pengikut setia Ali (Syiah). Oleh karena itu, tidak lama berselang
umat Islam dan para pengikut Ali bin Abi Thalib melakukan sumpah setia (baiat)
atas diri Hasan bin Ali untuk di angkat menjadi khalifah pengganti Ali bin Abi
Thalib.
Proses penggugatan itu dilakukan dihadapan banyak orang. Mereka yang
melakukan sumpah setia ini (baiat) ada sekitar 40.000 orang jumlah yang tidak
sedikit untuk ukuran pada saat itu. Orang yang pertama kali mengangkat sumpah
setia adalah Qays bin Saad, kemudian diikuti oleh umat Islam pendukung setia
Ali bin Abi Thalib.
Pengangkatan Hasan bin Ali di hadapan orang banyak tersebut ternyata
tetap saja tidak mendapat pengangkatan dari Muawiyah bin Abi Sufyan dan para
5 Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya,jilid 1,Cet. Ke 5, UI Press,1985,h. 61.
8
pendukungnya. Dimana pada saat itu Muawiyyah yang menjabat sebagai gubernur
Damaskus juga menobatkan dirinya sebagai khalifah. Hal ini disebabkan karena
Muawiyah sendiri sudah sejak lama mempunyai ambisi untuk menduduki jabatan
tertinggi dalam dunia Islam.
Menghadapi situasi yang demikian kacau dan untuk menyelesaikan
persoalan tersebut, khalifah Hasan bin Ali tidak mempunyai pilihan lain kecuali
perundingan dengan pihak Muawiyah. Untuk itu maka di kirimkan surat melalui
Amr bin Salmah Al-Arhabi yang berisi pesan perdamaian.
Dalam perundingan ini Hasan bin Ali mengajukan syarat bahwa dia
bersedia menyerahkan kekuasaan pada Muawiyah dengan syarat antara lain:
1. Muawiyah menyerahkan harat Baitulmal kepadanya untuk melunasi
hutang-hutangnya kepada pihak lain.
2. Muawiyah tak lagi melakukan cacian dan hinaan terhadap khalifah Ali bin
Abi Thalib beserta keluarganya.
3. Muawiyah menyerahkan pajak bumi dari Persia dan daerah dari Bijinad
kepada Hasan setiap tahun.
4. Setelah Muawiyah berkuasa nanti, maka masalah kepemimpinan
(kekhalifahan) harus diserahkan kepada umat Islam untuk melakukan
pemilihan kembali pemimpin umat Islam.
5. Muawiyah tidak boleh menarik sesuatupun dari penduduk Madinah, Hijaz,
dan Irak. Karena hal itu telah menjadi kebijakan khalifah Ali bin Abi
Thalib sebelumnya.
Itulah salah satu kehebatan Muawiyah dalam berdiplomasi. Tutur katanya
begitu halus, hegemonik dan seolah-olah bijak. Surat ini salah satu bentuk
diplomasinya untuk melegitimasi kekuasaanya dari tangan pemimpin sebelumnya.
Penyerahan kekuasaan pemerintahan Islam dari Hasan ke Muawiyah ini
menjadi tonggak formal berdirinya kelahiran Dinasti Umayyah di bawah
pimpinan khalifah pertama, Muawiyah ibn Abu Sufyan.
Proses penyerahan dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah bin Abi Sufyan
dilakukan di suatu tempat yang bernama Maskin dengan ditandai pengangkatan
sumpah setia. Dengan demikian, ia telah berhasil meraih cita-cita untuk menjadi
9
seorang pemimpin umat Islam menggantikan posisi dari Hasan bin Ali sebagai
khalifah.
Meskipun Muawiyah tidak mendapatkan pengakuan secara resmi dari
warga kota Bashrah, usaha ini tidak henti-hentinya dilakukan oleh Muawiyah
sampai akhirnya secara defacto dan dejure jabatan tertinggi umat Islam berada di
tangan Muawiyah bin Abi Sufyan.
Dengan demikian berdirilah dinasti baru yaitu Dinasti Bani Umayyah
(661-750 M) yang mengubah gaya kepemimpinannya dengan cara meniru gaya
kepemimpinan raja-raja Persia dan Romawi berupa peralihan kekuasaan kepada
anak-anaknya secara turun temurun. Keadaan ini yang menandai berakhirnya
sistem pemerintahan khalifah yang didasari asas demokrasi untuk menentukan
pemimpin umat Islam yang menjadi pilihan mereka. Pada masa kekuasaan Bani
umayyah ibukota Negara dipindahkan muawiyah dari Madinah ke Damaskus,
tempat Ia berkuasa Sebagai gubernur Sebelumnya.6
Namun perlawanan terhadap bani Umayyah tetap terjadi, perlawanan ini
dimulai oleh Husein ibn Ali, Putra kedua Khalifah Ali bin Abi Thalib. Husein
menolak melakukan baiat kepada Yazid bin Muawiyah sebagai khalifah ketika
yazid naik tahta. Pada tahun 680 M, ia pindah dari Mekah ke Kufah atas
permintaan golongan syiahyang ada di Irak. Umat islam Di daerah ini tidak
mrngakui Yazid. Mereka Mengangkat Husein sebagai Khalifah. Dalam
pertempuran yang tidak seimbang di Karbela, sebuah daerah di dekat Kufah,
tentara Husein kalah dan Husein sendiri mati terbunuh. Kepalanya dipengal dan
dikirim ke damaskus, sedang tubuhnya dikubur di Karbela.7
B. Pola Pemerintahan Dinasti Bani Umayyah
Aku tidak akan menggunakan pedang ketika cukup mengunakan cambuk,
dan tidak akan mengunakan cambuk jika cukup dengan lisan. Sekiranya ada
ikatan setipis rambut sekalipun antara aku dan sahabatku, maka aku tidak akan
membiarkannya lepas. Saat mereka menariknya dengan keras, aku akan
6 John L. Esposito, Islam dan politik,(Jakarta:Bulan Bintang,1990)
7 Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2003), hlm.258.
10
melonggarkannya, dan ketika mereka mengendorkannya, aku akan menariknya
dengan keras. (Muawiyah ibn Abi Sufyan).8
Pernyataan di atas cukup mewakili sosok Muawiyah ibn Abi Sufyan. Ia
cerdas dan cerdik. Ia seorang politisi ulung dan seorang negarawan yang mampu
membangun peradaban besar melalui politik kekuasaannya. Ia pendiri sebuah
dinasti besar yang mampu bertahan selama hampir satu abad. Dia lah pendiri
Dinasti Umayyah, seorang pemimpin yang paling berpengaruh pada abad ke 7 H.
Di tangannya, seni berpolitik mengalami kemajuan luar biasa melebihi
tokoh-tokoh muslim lainnya. Baginya, politik adalah senjata maha dahsyat untuk
mencapai ambisi kekuasaaanya. Ia wujudkan seni berpolitiknya dengan
membangun Dinasti Umayyah.
Gaya dan corak kepemimpinan pemerintahan Bani Umayyah (41 H/661
M) berbeda dengan kepemimpinan masa-masa sebelumnya yaitu masa
pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin
dipilih secara demokratis dengan kepemimpinan kharismatik yang demokratis
sementara para penguasa Bani Umayyah diangkat secara langsung oleh penguasa
sebelumnya dengan menggunakan sistem Monarchi Heredities, yaitu
kepemimpinan yang di wariskan secara turun temurun. Kekhalifahan Muawiyyah
diperoleh melalui kekerasan, diplomasi dan tipu daya, tidak dengan pemilihan
atau suara terbanyak. Suksesi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika
Muawiyyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap
anaknya, Yazid. Muawiyah bermaksud mencontoh Monarchi di Persia dan
Binzantium. Dia memang tetap menggunakan istilah Khalifah, namun dia
memberikan interprestasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan
tersebut[9]. Dia menyebutnya Khalifah Allah dalam pengertian Penguasa
yang di angkat oleh Allah.9
Karena proses berdirinya pemerintahan Bani Umayyah tidak dilakukan
secara demokratis dimana pemimpinnya dipilih melalui musyawarah, melainkan
8 Ibn Khaldun,Al Muqoddimah,Darul Maarif, Tunisi, cet.ket-3, 1991,h.134
9 Ibid., h. 328
11
dengan cara-cara yang tidak baik dengan mengambil alih kekuasaan dari tangan
Hasan bin Ali (41 H/661M) akibatnya, terjadi beberapa perubahan prinsip dan
berkembangnya corak baru yang sangat mempengaruhi kekuasaan dan
perkembangan umat Islam. Diantaranya pemilihan khalifah dilakukan berdasarkan
menunjuk langsung oleh khalifah sebelumnya dengan cara mengangkat seorang
putra mahkota yang menjadi khalifah berikutnya.
Orang yang pertama kali menunjuk putra mahkota adalah Muawiyah bin
Abi Sufyan dengan mengangkat Yazib bin Muawiyah. Sejak Muawiyah bin Abi
Sufyan berkuasa (661 M-681 M), para penguasa Bani Umayyah menunjuk
penggantinya yang akan menggantikan kedudukannya kelak, hal ini terjadi karena
Muawiyah sendiri yang mempelopori proses dan sistem kerajaan dengan
menunjuk Yazid sebagai putra mahkota yang akan menggantikan kedudukannya
kelak. Penunjukan ini dilakukan Muawiyah atas saran Al-Mukhiran bin Sukan,
agar terhindar dari pergolakan dan konflik politik intern umat Islam seperti yang
pernah terjadi pada masa-masa sebelumnya.
Sejak saat itu, sistem pemerintahan Dinasti Bani Umayyah telah
meninggalkan tradisi musyawarah untuk memilih pemimpin umat Islam. Untuk
mendapatkan pengesahan, para penguasa Dinasti Bani Umayyah kemudian
memerintahkan para pemuka agama untuk melakukan sumpah setia (baiat)
dihadapan sang khalifah. Padahal, sistem pengangkatan para penguasa seperti ini
bertentangan dengan prinsip dasar demokrasi dan ajaran permusyawaratan Islam
yang dilakukan Khulafaur Rasyidin.
Selain terjadi perubahan dalm sistem pemerintahan, pada masa
pemerintahan Bani Umayyah juga terdapat perubahan lain misalnya masalah
Baitulmal. Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, Baitulmal berfungsi
sebagai harta kekayaan rakyat, dimana setiap warga Negara memiliki hak yang
sama terhadap harta tersebut. Akan tetapi sejak pemerintahan Muawiyah bin Abi
Sufyan, Baitulmal beralih kedudukannya menjadi harta kekayaan keluarga raja
seluruh penguasa Dinasti Bani Umayyah kecuali Umar bin Abdul Aziz (717-729
M).
12
Berikut nama-nama ke 14 khalifah Dinasti Bani Umayyah yang berkuasa:
1. Muawiyah bin Abi Sufyan (41-60 H/661-680 M)
2. Yazid bin Muawiyah (60-64 M/680-683 M)
3. Muawiyah bin Yazid (64-64 H/683-683 M)
4. Marwan bin Hakam (64-65 H/683-685 M)
5. Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/685-705 M)
6. Walid bin Abdul Malik (86-96 H/705-715 M)
7. Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H/715-717 M)
8. Umar bin Abdul Aziz (99-101 H/717-720 M)
9. Yazid bin Abdul Malik (101-105 H/720-724)
10. Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H/724-743 M)
11. Walid bin Yazid (125-126 H/743-744 M)
12. Yazid bin Walid (126-127 H/744-745 M)
13. Ibrahim bin Walid (127-127 H/745-745 M)
14. Marwan bin Muhammad (127-132 H/745-750 M)10
C. Ekspansi Wilayah Dinasti Bani Umayyah
Ekspansi yang terhenti pada masa khalifah Usman dan Ali, dilanjutkan
kembali oleh dinasti ini. Di zaman Muawiyah,Tuniasia dapat ditaklukan.
Disebelah timur, Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai
oxus dan Afghanistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-
serangan ke Ibukota Binzantium, Konstantinopel.ekspansi ke timur yang
dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik. Ia
mengirim tentara menyebrangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan
Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Markhand. Tentaranya bahkan sampai
ke India dan dapat menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke
Maltan.11
10 Ibid., h. 329
11 Ibid., h. 364
13
Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Walid ibn
Abdul Malik. Masa pemerintahan Walid adalah masa ketentraman, kemakmuran,
dan ketertiban. Umat Islam mersa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya
yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari
Afrika Utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M.
setelah al-Jajair dan Marokko dapat ditaklukan, Tariq bin ziyad, pemimpin
pasukan Islam,menyeberangi selat yang memisahkan antara Marokko dengan
benua Eropa, dan mendapat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama
Gibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat ditaklukkan. Dengan demikian
Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Kordova,
dengan cepat dikuasai. Menyusul kota-kota lain seperti Seville, Elvira dan Toledo
yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova.12Pada saat
itu, pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat
dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman
penguasa. Di zaman Umar bin Abdul Aziz, serangan dilakukan ke Prancis melalui
pegunungan Piranee. Serangan ini dipimpin oleh Abdurahman ibn Abdullah al-
Ghafiqi. Ia mulai menyerang Bordeau, Poitiers. Dari sana ia menyerang Tours.
Namun dalam peperangan di luar kota Tours, al-Qhafii terbunuh, dan tentaranya
mundur kembali ke Spanyol. Disamping daerah-daerah tersebut pulau-pulau yang
terdapat di Laut Tengah juga jatuh ke tangan Islam di zaman Bani Umayyah.
Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah baik di Timur maupun
Barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah sangat luas. Daerah-daerah
tersrebut meliputi: Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, jazirah Arabia, Irak,
sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan,
Purkmenia, Uzbek dan Kirgis di Asia Tengah (Nasution, 1985:62).
D. Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Bani Umayyah
Dinasti Umayyah telah mampu membentuk perdaban yang kontemporer
dimasanya, baik dalam tatanan sosial, politik, ekonomi dan teknologi. Berikut
12 Ibid., h. 369
14
Prestasi bagi peradaban Islam dimasa kekuasaan Bani Umayah didalam
pembangunan berbagai bidang antara lain:
Masa kepemimpinan Muawiyah telah mendirikan dinas pos dan tempat-
tempat dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di
sepanjang jalan.
Menertibkan angkatan bersenjata.
Pencetakan mata uang oleh Abdul Malik, mengubah mata uang Byzantium
dengan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Mencetak
mata uang sendiri tahun 659 M dengan memakai kata dan tulisan Arab.
Jabatan khusus bagi seorang Hakim ( Qodli) menjadi profesi sendiri .
Keberhasilan kholifah Abdul Malik melakukan pembenahan-pembenahan
administrasi pemerintahan Islam dan memberlakukan bahasa Arab sebagai
bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilannya diikuti oleh
putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705  719 M) yang berkemauan keras
dan berkemampuan melaksanakan pembangunan.
Membangun panti-panti untuk orang cacat. Dan semua personil yang terlibat
dalam kegiatan humanis di gaji tetap oleh Negara.
Membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan
daerah lainnya.
Membangun pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan masjid-masjid
yang megah.
Hadirnya Ilmu Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Balaghah, bayan, badi, Istiarah
dan sebagainya. Kelahiran ilmu tersebut karena adanya kepentingan orang-
orang Luar Arab (Ajam) dalam rangka memahami sumber-sumber Islam (Al-
quran dan Al-sunnah).
Pengembangan di ilmu-ilmu agama, karena dirasa penting bagi penduduk luar
jazirah Arab yang sangat memerlukan berbagai penjelasan secara sistematis
ataupun secara kronologis tentang Islam. Diantara ilmu-ilmu yang
berkembang yakni tafsir, hadis, fiqih, Ushul fiqih, Ilmu Kalam dan
Sirah/Tarikh.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasanpenjelasan yang telah disebutkan, maka dapat kita ambil
beberapa kesimpulan. Proses terbentuknya kekhalifahan Bani Umayyah dimulai
sejak khalifah Utsman bin Affan tewas terbunuh oleh tikaman pedang Humran bin
Sudan pada tahun 35 H/656 M. Pada saat itu khalifah Utsman bin Affan di anggap
terlalu nepotisme (mementingkan kaum kerabatnya sendiri). Setelah wafatnya
Utsman bin Afan maka masyarakat Madinah mengangkat sahabat Ali bin Abi
Thalib sebagai khalifah yang baru. Dan masyrakat melakukan sumpah setia (
baiat ) terhadap Ali pada tanggal 17 Juni 656 M / 18 Djulhijah 35 H.
Dinasti umayyah diambil dari nama Umayyah Ibn Abdi Syams Ibn
Abdi Manaf, Dinasti ini sebenarnya mulai dirintis semenjak masa kepemimpinan
khalifah Utsman bin Affan namun baru kemudian berhasil dideklarasikan dan
mendapatkan pengakuan kedaulatan oleh seluruh rakyat setelah khalifah Ali
terbunuh dan Hasan ibn Ali yang diangkat oleh kaum muslimin di Irak
menyerahkan kekuasaanya pada Muawiyah setelah melakukan perundingan dan
perjanjian. Bersatunya ummat muslim dalam satu kepemimpinan pada masa itu
disebut dengan tahun jamaah (Am al Jamaah) tahun 41 H (661 M).
Pada masa kekuasannya yang hampir satu abad, dinasti ini mencapai
banyak kemajuan. Dintaranya adalah: kekuasaan territorial yang mencapai
wilayah Afrika Utara, India, dan benua Eropa, pemisahan kekuasaan, pembagian
wilayah kedalam 10 provinsi, kemajuan bidang administrasi pemerintahan dengan
pembentukan dewan-dewan, organisasi keuangan dan percetakan uang, kemajuan
militer yang terdiri dari angkatan darat dan angkatan laut, organisasi kehakiman,
bidang sosial dan budaya, bidang seni dan sastra, bidang seni rupa, bidang
arsitektur, dan dalam bidang pendidikan.
16
B. SARAN
Demikianlah isi dari makalah kami, yang menurut kami telah kami
susun secara sistematis agar pembaca mudah untuk memahaminya. Berbicara
mengenai sejarah, maka sejarah merupakan ilmu yang tidak akan pernah ada
habisnya. Ingatlah, orang yang cerdas adalah orang yang belajar dari sejarah.
Sering kali kita lupa bahwa meskipun berkisah mengenai masa lampau,
tapi sejarah begitu penting bagi perjalanan suatu bangsa. Melalui sejarah, kita
belajar untuk menghargai perjuangan para pendahulu kita, belajar menghargai
tetes darah dan keringat mereka untuk apa yang kita nikmati saat ini. Lewat
sejarah kita juga belajar dari pengalaman masa lalu, dan menjadikannya sebagai
modal berharga untuk melangkah di masa depan
Islam merupakan agama yang besar dengan perjalanan sejarah yang
panjang. maka dari itu, marilah kita menggali lebih jauh lagi ilmu-ilmu yang
berkaitan dengan sejarah Islamiah. Demi menguatkan keteguhan dan rasa
kebanggaan hati kita terhadap agama Islam yang kita peluk ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
Marshall G. S. Hodgson, The Venture of Islam, (Jakarta: Paramadina,
2002), hlm. 311.
DR. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada,2003), hlm. 40.
Prof. DR. A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid2, (Jakarta:
Pustaka Alhusna,1982), hlm.33.
Aqidatus Syiah, hlm. 86.
Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, jilid 1, Cet. Ke 5,
UI Press, 1985, h. 61.
John L. Esposito, Islam dan politik, (Jakarta: Bulan Bintang,1990)
Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003),
hlm. 258.
Ibn Khaldun, Al Muqoddimah, Darul Maarif, Tunisi, cet.ket-3,
1991,h.134
Ibid., h. 328
Ibid., h. 329
Ibid., h. 364
Ibid., h. 369

More Related Content

What's hot (20)

Abu bakar as shidiq
Abu bakar as shidiqAbu bakar as shidiq
Abu bakar as shidiq
Arie Purnama
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidin
mbahkelip
SKI Utsman Bin Affan
SKI Utsman Bin AffanSKI Utsman Bin Affan
SKI Utsman Bin Affan
Alifia Putri Yudanti
Masa khulafa al rasyidin (usman ibn affan dan ali ibn abi thalib)
Masa khulafa al rasyidin (usman ibn affan dan ali ibn abi thalib)Masa khulafa al rasyidin (usman ibn affan dan ali ibn abi thalib)
Masa khulafa al rasyidin (usman ibn affan dan ali ibn abi thalib)
Agradjaya Agradjaya
SOAL UAS
SOAL UASSOAL UAS
SOAL UAS
dayat7
Presentasi khalifah abbasiyah periode kedua
Presentasi khalifah abbasiyah periode keduaPresentasi khalifah abbasiyah periode kedua
Presentasi khalifah abbasiyah periode kedua
Bazari Azhar Azizi
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidinBab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
hadisukmo
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidinPower point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
dayat7
Umar bin abdul aziz
Umar bin abdul azizUmar bin abdul aziz
Umar bin abdul aziz
ahfa42
Pointers bab umar bin khattab slide
Pointers bab umar bin khattab slidePointers bab umar bin khattab slide
Pointers bab umar bin khattab slide
Hikmatul Bilqis
Masa kejayaan peradaban dinasti abbasiayah
Masa kejayaan peradaban dinasti abbasiayahMasa kejayaan peradaban dinasti abbasiayah
Masa kejayaan peradaban dinasti abbasiayah
Fitria Handayani Z Umayya
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidin
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-RasyidinPerkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidin
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidin
dayat7
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi TalibKhalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
amiraaa96
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidin
mukhlismalik
Presentasi ski umar bin khattab
Presentasi ski umar bin khattabPresentasi ski umar bin khattab
Presentasi ski umar bin khattab
Ateung Faqot
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah KeduaPeradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Maghfur Amien
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab IV
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab IVSejarah kebudayaan islam kelas 7 bab IV
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab IV
riyatno abdillah
Masa pemerintahan utsman bin affan
Masa pemerintahan utsman bin affanMasa pemerintahan utsman bin affan
Masa pemerintahan utsman bin affan
dhynamardhinool
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidin
Muhamad Anugrah
Abu bakar as shidiq
Abu bakar as shidiqAbu bakar as shidiq
Abu bakar as shidiq
Arie Purnama
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidin
mbahkelip
Masa khulafa al rasyidin (usman ibn affan dan ali ibn abi thalib)
Masa khulafa al rasyidin (usman ibn affan dan ali ibn abi thalib)Masa khulafa al rasyidin (usman ibn affan dan ali ibn abi thalib)
Masa khulafa al rasyidin (usman ibn affan dan ali ibn abi thalib)
Agradjaya Agradjaya
SOAL UAS
SOAL UASSOAL UAS
SOAL UAS
dayat7
Presentasi khalifah abbasiyah periode kedua
Presentasi khalifah abbasiyah periode keduaPresentasi khalifah abbasiyah periode kedua
Presentasi khalifah abbasiyah periode kedua
Bazari Azhar Azizi
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidinBab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
hadisukmo
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidinPower point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
dayat7
Umar bin abdul aziz
Umar bin abdul azizUmar bin abdul aziz
Umar bin abdul aziz
ahfa42
Pointers bab umar bin khattab slide
Pointers bab umar bin khattab slidePointers bab umar bin khattab slide
Pointers bab umar bin khattab slide
Hikmatul Bilqis
Masa kejayaan peradaban dinasti abbasiayah
Masa kejayaan peradaban dinasti abbasiayahMasa kejayaan peradaban dinasti abbasiayah
Masa kejayaan peradaban dinasti abbasiayah
Fitria Handayani Z Umayya
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidin
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-RasyidinPerkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidin
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidin
dayat7
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi TalibKhalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
amiraaa96
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidin
mukhlismalik
Presentasi ski umar bin khattab
Presentasi ski umar bin khattabPresentasi ski umar bin khattab
Presentasi ski umar bin khattab
Ateung Faqot
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah KeduaPeradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Maghfur Amien
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab IV
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab IVSejarah kebudayaan islam kelas 7 bab IV
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab IV
riyatno abdillah
Masa pemerintahan utsman bin affan
Masa pemerintahan utsman bin affanMasa pemerintahan utsman bin affan
Masa pemerintahan utsman bin affan
dhynamardhinool

Similar to Sejarah kebudayaan islam (Perguruan Tinggi ) (20)

SEJARAH PERADABAN ISLAM KELOMPOK 6 ( Enam )
SEJARAH PERADABAN ISLAM KELOMPOK 6 ( Enam )SEJARAH PERADABAN ISLAM KELOMPOK 6 ( Enam )
SEJARAH PERADABAN ISLAM KELOMPOK 6 ( Enam )
FatimaNurKania1
Kepemimpinan Ali Bin Abi Thalib.pdf
Kepemimpinan Ali Bin Abi Thalib.pdfKepemimpinan Ali Bin Abi Thalib.pdf
Kepemimpinan Ali Bin Abi Thalib.pdf
SalmaEsvania
Ali ibn abi thalib
Ali ibn abi thalibAli ibn abi thalib
Ali ibn abi thalib
Ina Damayanti
Materi SKI 8 Sem 1.docx
Materi SKI 8 Sem 1.docxMateri SKI 8 Sem 1.docx
Materi SKI 8 Sem 1.docx
farohah82
Proses pengangkatan dan Model Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin (1).ppt
Proses pengangkatan dan Model Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin (1).pptProses pengangkatan dan Model Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin (1).ppt
Proses pengangkatan dan Model Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin (1).ppt
d1v151
mencari 'sokongan sejarah ' terhadap kesudahan sunni syiah
mencari 'sokongan sejarah ' terhadap kesudahan sunni syiahmencari 'sokongan sejarah ' terhadap kesudahan sunni syiah
mencari 'sokongan sejarah ' terhadap kesudahan sunni syiah
R&R Darulkautsar
kel. 4 ali bin abi talib.pptx
kel. 4 ali bin abi talib.pptxkel. 4 ali bin abi talib.pptx
kel. 4 ali bin abi talib.pptx
FarhanSukarno
Jawaban Soal UAS Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dibuat oleh Bela Hemalia. P
Jawaban Soal UAS Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dibuat oleh Bela Hemalia. PJawaban Soal UAS Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dibuat oleh Bela Hemalia. P
Jawaban Soal UAS Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dibuat oleh Bela Hemalia. P
BelaHemaliaPutri
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyahSejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Firdika Arini
S p-i-pada-masa-ali-bin-abi-thalib
S p-i-pada-masa-ali-bin-abi-thalibS p-i-pada-masa-ali-bin-abi-thalib
S p-i-pada-masa-ali-bin-abi-thalib
Ltfltf
ALI BIN ABI THALIB
ALI BIN ABI THALIBALI BIN ABI THALIB
ALI BIN ABI THALIB
Japar Sadiq Assaqaf
KEPEMIMPINAN ALI BIN ABI THALIB.pptx
KEPEMIMPINAN ALI BIN ABI THALIB.pptxKEPEMIMPINAN ALI BIN ABI THALIB.pptx
KEPEMIMPINAN ALI BIN ABI THALIB.pptx
MELANISHOFIYATIN
Materi bab i aa
Materi bab i aaMateri bab i aa
Materi bab i aa
Ridha Ilham
Presentasi (1) ski(1)
Presentasi (1) ski(1)Presentasi (1) ski(1)
Presentasi (1) ski(1)
yusuf hadi
Berdirinya Dinasti Abbasiyah
Berdirinya Dinasti AbbasiyahBerdirinya Dinasti Abbasiyah
Berdirinya Dinasti Abbasiyah
helmyshin1
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 2
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 2Buku Pedoman MUI ttg Syiah 2
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 2
Feizal Karim
Sejarah peradaban islam 4
Sejarah peradaban islam 4Sejarah peradaban islam 4
Sejarah peradaban islam 4
FitraMayyoza
Ali bin-abi-thalib2
Ali bin-abi-thalib2Ali bin-abi-thalib2
Ali bin-abi-thalib2
Syahid Pattabbakkang
sejarah terbentuknya daulah umayyah.docx
sejarah terbentuknya daulah umayyah.docxsejarah terbentuknya daulah umayyah.docx
sejarah terbentuknya daulah umayyah.docx
AhmadLitanto
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalibBiografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Muhammad Idris
SEJARAH PERADABAN ISLAM KELOMPOK 6 ( Enam )
SEJARAH PERADABAN ISLAM KELOMPOK 6 ( Enam )SEJARAH PERADABAN ISLAM KELOMPOK 6 ( Enam )
SEJARAH PERADABAN ISLAM KELOMPOK 6 ( Enam )
FatimaNurKania1
Kepemimpinan Ali Bin Abi Thalib.pdf
Kepemimpinan Ali Bin Abi Thalib.pdfKepemimpinan Ali Bin Abi Thalib.pdf
Kepemimpinan Ali Bin Abi Thalib.pdf
SalmaEsvania
Ali ibn abi thalib
Ali ibn abi thalibAli ibn abi thalib
Ali ibn abi thalib
Ina Damayanti
Materi SKI 8 Sem 1.docx
Materi SKI 8 Sem 1.docxMateri SKI 8 Sem 1.docx
Materi SKI 8 Sem 1.docx
farohah82
Proses pengangkatan dan Model Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin (1).ppt
Proses pengangkatan dan Model Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin (1).pptProses pengangkatan dan Model Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin (1).ppt
Proses pengangkatan dan Model Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin (1).ppt
d1v151
mencari 'sokongan sejarah ' terhadap kesudahan sunni syiah
mencari 'sokongan sejarah ' terhadap kesudahan sunni syiahmencari 'sokongan sejarah ' terhadap kesudahan sunni syiah
mencari 'sokongan sejarah ' terhadap kesudahan sunni syiah
R&R Darulkautsar
kel. 4 ali bin abi talib.pptx
kel. 4 ali bin abi talib.pptxkel. 4 ali bin abi talib.pptx
kel. 4 ali bin abi talib.pptx
FarhanSukarno
Jawaban Soal UAS Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dibuat oleh Bela Hemalia. P
Jawaban Soal UAS Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dibuat oleh Bela Hemalia. PJawaban Soal UAS Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dibuat oleh Bela Hemalia. P
Jawaban Soal UAS Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dibuat oleh Bela Hemalia. P
BelaHemaliaPutri
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyahSejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Firdika Arini
S p-i-pada-masa-ali-bin-abi-thalib
S p-i-pada-masa-ali-bin-abi-thalibS p-i-pada-masa-ali-bin-abi-thalib
S p-i-pada-masa-ali-bin-abi-thalib
Ltfltf
KEPEMIMPINAN ALI BIN ABI THALIB.pptx
KEPEMIMPINAN ALI BIN ABI THALIB.pptxKEPEMIMPINAN ALI BIN ABI THALIB.pptx
KEPEMIMPINAN ALI BIN ABI THALIB.pptx
MELANISHOFIYATIN
Materi bab i aa
Materi bab i aaMateri bab i aa
Materi bab i aa
Ridha Ilham
Presentasi (1) ski(1)
Presentasi (1) ski(1)Presentasi (1) ski(1)
Presentasi (1) ski(1)
yusuf hadi
Berdirinya Dinasti Abbasiyah
Berdirinya Dinasti AbbasiyahBerdirinya Dinasti Abbasiyah
Berdirinya Dinasti Abbasiyah
helmyshin1
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 2
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 2Buku Pedoman MUI ttg Syiah 2
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 2
Feizal Karim
Sejarah peradaban islam 4
Sejarah peradaban islam 4Sejarah peradaban islam 4
Sejarah peradaban islam 4
FitraMayyoza
sejarah terbentuknya daulah umayyah.docx
sejarah terbentuknya daulah umayyah.docxsejarah terbentuknya daulah umayyah.docx
sejarah terbentuknya daulah umayyah.docx
AhmadLitanto
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalibBiografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Muhammad Idris

Sejarah kebudayaan islam (Perguruan Tinggi )

  • 1. 1
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berakhirnya kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib mengakibatkan lahirnya kekuasan yang berpola Dinasti atau kerajaan. Pola kepemimpinan sebelumnya (khalifah Ali) yang masih menerapkan pola keteladanan Nabi Muhammad, yaitu pemilihan khalifah dengan proses musyawarah akan terasa berbeda ketika memasuki pola kepemimpinan dinasti-dinasti yang berkembang sesudahnya. Bentuk pemerintahan dinasti atau kerajaan yang cenderung bersifat kekuasaan foedal dan turun temurun, hanya untuk mempertahankan kekuasaan, adanya unsur otoriter, kekuasaan mutlak, kekerasan, diplomasi yang dibumbui dengan tipu daya, dan hilangnya keteladanan Nabi untuk musyawarah dalam menentukan pemimpin merupakan gambaran umum tentang kekuasaan dinasti sesudah khulafaur rasyidin. Dinasti Umayyah merupakan kerajaan Islam pertama yang didirikan oleh Muawiyah Ibn Abi Sufyan. Perintisan dinasti ini dilakukannya dengan cara menolak pembaiatan terhadap khalifah Ali bin Abi Thalib, kemudian ia memilih berperang dan melakukan perdamaian dengan pihak Ali dengan strategi politik yang sangat menguntungkan baginya.1 Jatuhnya Ali dan naiknya Muawiyah juga disebabkan keberhasilan pihak khawarij (kelompok yang membangkan dari Ali) membunuh khalifah Ali, meskipun kemudian tampuk kekuasaan dipegang oleh putranya Hasan, namun tanpa dukungan yang kuat dan kondisi politik yang kacau akhirnya kepemimpinannya pun hanya bertahan sampai beberapa bulan. Pada akhirnya Hasan menyerahkan kepemimpinan kepada Muawiyah, namun dengan perjanjian bahwa pemmilihan kepemimpinan sesudahnya adalah diserahkan kepada umat Islam. Perjanjian tersebut dibuat pada tahun 661 M / 41 H dan dikenal dengan am jamaah karena perjanjian ini mempersatukan ummat Islam menjadi satu 1 Marshall G. S. Hodgson, The Venture of Islam,(Jakarta:Paramadina,2002),hlm.311.
  • 3. 3 kepemimpinan, namun secara tidak langsung mengubah pola pemerintahan menjadi kerajaan. Meskipun begitu, munculnya Dinasti Umayyah memberikan babak baru dalam kemajuan peradaban Islam, hal itu dibuktikan dengan sumbangan- sumbangannya dalam perluasan wilayah, kemajuan pendidikan, kebudayaan dan lain sebagainya. B. Rumusan Masalah Ada pun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Pendirian Dinasti Bani Umayyah 2. Pola Pemerintahan Dinasti bani Umayyah 3. Masa Pemerintahan Umar ibn Abdul Aziz 4. Ekspansi Wilayah Dinasti Bani Umayyah 5. Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Bani Umayyah
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN A. Pendirian Dinasti Bani Umayyah 1. Asal Mula Dinasti Bani Umayyah Proses terbentuknya kekhalifahan Bani Umayyah dimulai sejak khalifah Utsman bin Affan tewas terbunuh oleh tikaman pedang Humran bin Sudan pada tahun 35 H/656 M. Pada saat itu khalifah Utsman bin Affan di anggap terlalu nepotisme (mementingkan kaum kerabatnya sendiri) dalam menunjuk para pembantu atau gubernur di wilayah kekuasaan Islam. Masyarakat Madinah khususnya para shahabat besar seperti Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam mendatangi shahabat Ali bin Abi Thalib untuk memintanya menjadi khalifah pengganti Utsman bin Affan. Permintaan itu di pertimbangkan dengan masak dan pada akhirnya Ali bin Abi Thalib mau menerima tawaran tersebut. Pernyataan bersedia tersebut membuat para tokoh besar diatas merasa tenang, dan kemudian mereka dan para shahabat lainnya serta pendukung Ali bin Abi Thalib melakukan sumpah setia (baiat) kepada Ali pada tanggal 17 Juni 656 M/18 Dzulhijah 35 H. Pembaiatan ini mengindikasikan pengakuan umat terhadap kepemimpinannya. Dengan kata lain, Ali bin Abi Thalib merupakan orang yang paling layak diangkat menjadi khalifah keempat menggantikan khalifah Utsman bin Affan. Pengangkatan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah keempat oleh masyarakat madinah dan sekelompok masyarakat pendukung dari Kuffah 2ternyata ditentang oleh sekelompok orang yang merasa dirugikan. Misalnya Muwiyah bin Abi Sufyan gubernur Damaskus, Syiria, dan Marwan bin Hakam yang ketika pada masa Utsman bin Affan, menjabat sebagai sekretaris khalifah. Dalam suatu catatan yang di peroleh dari khalifah Ali adalah bahwa Marwan pergi ke Syam untuk bertemu dengan Muawiyah dengan membawa barang bukti berupa jubah khalifah Utsman yang berlumur darah. 2 DR. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2003),hlm. 40.
  • 5. 5 Penolakan Muawiyah bin Abi Sufyan dan sekutunya terhadap Ali bin Abi Thalib menimbulkan konflik yang berkepanjangan antara kedua belah pihak yang berujung pada pertempuran di Shiffin dan dikenal dengan perang Sifin, Pertempuran ini terjadi di antara dua kubu yaitu, Muawiyah bin Abu Sufyan (sepupu dari Usman bin Affan) dan Ali bin Abi Talib di tebing Sungai Furat yang kini terletak di Syria (Syam) pada 1 Shafar tahun 37 H/657 M3. Muawiyah tidak menginginkan adanya pengangkatan kepemimpinan umat Islam yang baru. Beberapa saat setelah kematian khalifah Utsman bin Affan, masyarakat muslim baik yang ada di Madinah , Kuffah, Bashrah dan Mesir telah mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah pengganti Utsman. Kenyataan ini membuat Muawiyah tidah punya pilihan lain, kecuali harus mengikuti khalifah Ali bin Abi Thalib dan tunduk atas segala perintahnya. Muawiyah menolak kepemimpinan tersebut juga karena ada berita bahwa Ali akan mengeluarkan kebijakan baru untuk mengganti seluruh gubernur yang diangkat Utsman bin Affan. Muawiyah mengecam agar tidak mengakui (baiat) kekuasaan Ali bin Abi Thalib sebelum Ali berhasil mengungkapkan tragedi terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan, dan menyerahkan orang yang dicurigai terlibat pembunuhan tersebut untuk dihukum. Khalifah Ali bin Abi Thalib berjanji akan menyelesaikan masalah pembunuhan itu setelah ia berhasil menyelesaikan situasi dan kondisi di dalam negeri. Kasus itu tidak melibatkan sebagian kecil individu, juga melibatkan pihak dari beberapa daerahnya seperti Kuffah, Bashra4 dan Mesir. Permohonan atas penyelesaian kasus terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan ternyata juga datang dari istri Nabi Muhammad saw, yaitu Aisyah binti Abu Bakar. Siti Aisyah mendapat penjelasan tentang situasi dan keadaan politik di ibukota Madinah, dari shahabat Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair ketika bertemu di Bashrah. Para shahabat menjadikan Siti Aisyah untuk bersikap sama, untuk penyelesaian terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan, dengan alasan situasi dan kondisi tidak memungkinkan di Madinah. Disamping itu, khalifah Ali bin Abi Thalib tidak menginginkan konflik yang lebih luas dan lebar lagi. 3 Prof. DR. A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam,Jilid2,(Jakarta:Pustaka Alhusna,1982), hlm.33. 4 Aqidatus Syiah, hlm.86.
  • 6. 6 Akibat dari penanganan kasus terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan, munculah isu bahwa khalifah Ali bin Abi Thalib sengaja mengulur waktu karena punya kepentingan politis untuk mengeruk keuntungan dari krisis tersebut. Bahkan Muawiyah menuduh Ali bin Abi Thalib berada di balik kasus pembunuhan tersebut. Sejarah mencatat justru keadaan yang patut di curigai adalah peran dari kalangan pembesar istana yang berasal dari keluarga Utsman dan Bani Umayyah. Pada peristiwa ini tidak terjadi seorangpun di antara mereka berada di dekat khalifah Utsman bin Affan dan mencoba memberikan bantuan menyelesaikan masalah yang dihadapi khalifah. Dalam menjalankan roda pemerintahannya, kalifah Utsman bin Affan banyak menunjuk para gubernur di daerah yang berasal dari kaum kerabatnya sendiri. Salah satu gubernur yang ia tunjuk adalah gubernur Mesir, Abdullah Saad bin Abi Sarah. Gubernur Mesir ini di anggap tidak adil dan berlaku sewenang-wenang terhadap masyarakat Mesir. Ketidak puasan ini menyebabkan kemarahan di kalangan masyarakat sehingga mereka menuntut agar Gubernur Abdullah bin Saad segera di ganti. Kemarahan para pemberontak ini semakin bertambah setelah tertangkapnya seorang utusan istana yang membawa surat resmi dari khalifah yang berisi perintah kepada Abdullah bin Saad sebagai gubernur Mesir untuk membunuh Muhammad bin Abu Bakar. Atas permintaan masyarakat Mesir, Muhammad bin Abu Bakar diangkat untuk menggantikan posisi gubernur Abdulah bin Saad yang juga sepupu dari khalifah Utsman bin Affan. Tertangkapnya utusan pembawa surat resmi ini menyebabkan mereka menuduh khalifah Utsman bin Affan melakukan kebajikan yang mengancam nyawa para shahabat. Umat Islam Mesir melakukan protes dan demonstrasi secara massal menuju rumah khalifah Utsman bin Affan. Mereka juga tidak menyenangi atas sistem pemerintahan yang sangat sarat dengan kolusi dan nepotisme. Keadaan ini menyebabkan mereka bertambah marah dan segera menuntut khalifah Utsman bin Affan untuk segera meletakkan jabatan.
  • 7. 7 Persoalan-persoalan yang dihadapi oleh khalifah Utsman bin Affan semakin rumit dan kompleks, sehingga tidak mudah untuk di selesaikan secepatnya. Massa yang mengamuk saat itu tidak dapat menahan emosi dan langsung menyerbu masuk kedalam rumah khalifah, sehingga khalifah Utsman terbunuh dengan sangat mengenaskan. Ada beberapa gubernur yang diganti semasa kepemimpinan khalifah Ali, antara lain Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai gubernur Syam yang diganti dengan Sahal bin Hunaif. Pengiriman gubernur baru ini di tolak Muawiyah bin Abi Sufyan serta masyarakat Syam. Pendapat khalifah Ali bin Abi Thalib tentang pergantian dan pemecatan gubernur ini berdasarkan pengamatan bahwa segala kerusuhan dan kekacauan yang terjadi selama ini di sebabkan karena ulah Muawiyah dan gubernur-gubernur lainnya yang bertindak sewenang-wenang dalam menjalankan pemerintahannya. Begitu juga pada saat peristiwa terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan disebabkan karena kelalaian mereka. 2. Usaha Untuk Memperoleh Kekuasaan Wafatnya khalifah Ali bin Abi Thalib pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 H/661 M, karena terbunuh oleh tusukan pedang beracun saat sedang beribadah di masjid Kufah, oleh kelompok khawarij5 yaitu Abdurrahman bin Muljam, menimbulkan dampak politis yang cukup berat bagi kekuatan umat Islam khususnya para pengikut setia Ali (Syiah). Oleh karena itu, tidak lama berselang umat Islam dan para pengikut Ali bin Abi Thalib melakukan sumpah setia (baiat) atas diri Hasan bin Ali untuk di angkat menjadi khalifah pengganti Ali bin Abi Thalib. Proses penggugatan itu dilakukan dihadapan banyak orang. Mereka yang melakukan sumpah setia ini (baiat) ada sekitar 40.000 orang jumlah yang tidak sedikit untuk ukuran pada saat itu. Orang yang pertama kali mengangkat sumpah setia adalah Qays bin Saad, kemudian diikuti oleh umat Islam pendukung setia Ali bin Abi Thalib. Pengangkatan Hasan bin Ali di hadapan orang banyak tersebut ternyata tetap saja tidak mendapat pengangkatan dari Muawiyah bin Abi Sufyan dan para 5 Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya,jilid 1,Cet. Ke 5, UI Press,1985,h. 61.
  • 8. 8 pendukungnya. Dimana pada saat itu Muawiyyah yang menjabat sebagai gubernur Damaskus juga menobatkan dirinya sebagai khalifah. Hal ini disebabkan karena Muawiyah sendiri sudah sejak lama mempunyai ambisi untuk menduduki jabatan tertinggi dalam dunia Islam. Menghadapi situasi yang demikian kacau dan untuk menyelesaikan persoalan tersebut, khalifah Hasan bin Ali tidak mempunyai pilihan lain kecuali perundingan dengan pihak Muawiyah. Untuk itu maka di kirimkan surat melalui Amr bin Salmah Al-Arhabi yang berisi pesan perdamaian. Dalam perundingan ini Hasan bin Ali mengajukan syarat bahwa dia bersedia menyerahkan kekuasaan pada Muawiyah dengan syarat antara lain: 1. Muawiyah menyerahkan harat Baitulmal kepadanya untuk melunasi hutang-hutangnya kepada pihak lain. 2. Muawiyah tak lagi melakukan cacian dan hinaan terhadap khalifah Ali bin Abi Thalib beserta keluarganya. 3. Muawiyah menyerahkan pajak bumi dari Persia dan daerah dari Bijinad kepada Hasan setiap tahun. 4. Setelah Muawiyah berkuasa nanti, maka masalah kepemimpinan (kekhalifahan) harus diserahkan kepada umat Islam untuk melakukan pemilihan kembali pemimpin umat Islam. 5. Muawiyah tidak boleh menarik sesuatupun dari penduduk Madinah, Hijaz, dan Irak. Karena hal itu telah menjadi kebijakan khalifah Ali bin Abi Thalib sebelumnya. Itulah salah satu kehebatan Muawiyah dalam berdiplomasi. Tutur katanya begitu halus, hegemonik dan seolah-olah bijak. Surat ini salah satu bentuk diplomasinya untuk melegitimasi kekuasaanya dari tangan pemimpin sebelumnya. Penyerahan kekuasaan pemerintahan Islam dari Hasan ke Muawiyah ini menjadi tonggak formal berdirinya kelahiran Dinasti Umayyah di bawah pimpinan khalifah pertama, Muawiyah ibn Abu Sufyan. Proses penyerahan dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah bin Abi Sufyan dilakukan di suatu tempat yang bernama Maskin dengan ditandai pengangkatan sumpah setia. Dengan demikian, ia telah berhasil meraih cita-cita untuk menjadi
  • 9. 9 seorang pemimpin umat Islam menggantikan posisi dari Hasan bin Ali sebagai khalifah. Meskipun Muawiyah tidak mendapatkan pengakuan secara resmi dari warga kota Bashrah, usaha ini tidak henti-hentinya dilakukan oleh Muawiyah sampai akhirnya secara defacto dan dejure jabatan tertinggi umat Islam berada di tangan Muawiyah bin Abi Sufyan. Dengan demikian berdirilah dinasti baru yaitu Dinasti Bani Umayyah (661-750 M) yang mengubah gaya kepemimpinannya dengan cara meniru gaya kepemimpinan raja-raja Persia dan Romawi berupa peralihan kekuasaan kepada anak-anaknya secara turun temurun. Keadaan ini yang menandai berakhirnya sistem pemerintahan khalifah yang didasari asas demokrasi untuk menentukan pemimpin umat Islam yang menjadi pilihan mereka. Pada masa kekuasaan Bani umayyah ibukota Negara dipindahkan muawiyah dari Madinah ke Damaskus, tempat Ia berkuasa Sebagai gubernur Sebelumnya.6 Namun perlawanan terhadap bani Umayyah tetap terjadi, perlawanan ini dimulai oleh Husein ibn Ali, Putra kedua Khalifah Ali bin Abi Thalib. Husein menolak melakukan baiat kepada Yazid bin Muawiyah sebagai khalifah ketika yazid naik tahta. Pada tahun 680 M, ia pindah dari Mekah ke Kufah atas permintaan golongan syiahyang ada di Irak. Umat islam Di daerah ini tidak mrngakui Yazid. Mereka Mengangkat Husein sebagai Khalifah. Dalam pertempuran yang tidak seimbang di Karbela, sebuah daerah di dekat Kufah, tentara Husein kalah dan Husein sendiri mati terbunuh. Kepalanya dipengal dan dikirim ke damaskus, sedang tubuhnya dikubur di Karbela.7 B. Pola Pemerintahan Dinasti Bani Umayyah Aku tidak akan menggunakan pedang ketika cukup mengunakan cambuk, dan tidak akan mengunakan cambuk jika cukup dengan lisan. Sekiranya ada ikatan setipis rambut sekalipun antara aku dan sahabatku, maka aku tidak akan membiarkannya lepas. Saat mereka menariknya dengan keras, aku akan 6 John L. Esposito, Islam dan politik,(Jakarta:Bulan Bintang,1990) 7 Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2003), hlm.258.
  • 10. 10 melonggarkannya, dan ketika mereka mengendorkannya, aku akan menariknya dengan keras. (Muawiyah ibn Abi Sufyan).8 Pernyataan di atas cukup mewakili sosok Muawiyah ibn Abi Sufyan. Ia cerdas dan cerdik. Ia seorang politisi ulung dan seorang negarawan yang mampu membangun peradaban besar melalui politik kekuasaannya. Ia pendiri sebuah dinasti besar yang mampu bertahan selama hampir satu abad. Dia lah pendiri Dinasti Umayyah, seorang pemimpin yang paling berpengaruh pada abad ke 7 H. Di tangannya, seni berpolitik mengalami kemajuan luar biasa melebihi tokoh-tokoh muslim lainnya. Baginya, politik adalah senjata maha dahsyat untuk mencapai ambisi kekuasaaanya. Ia wujudkan seni berpolitiknya dengan membangun Dinasti Umayyah. Gaya dan corak kepemimpinan pemerintahan Bani Umayyah (41 H/661 M) berbeda dengan kepemimpinan masa-masa sebelumnya yaitu masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin dipilih secara demokratis dengan kepemimpinan kharismatik yang demokratis sementara para penguasa Bani Umayyah diangkat secara langsung oleh penguasa sebelumnya dengan menggunakan sistem Monarchi Heredities, yaitu kepemimpinan yang di wariskan secara turun temurun. Kekhalifahan Muawiyyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak. Suksesi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika Muawiyyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Muawiyah bermaksud mencontoh Monarchi di Persia dan Binzantium. Dia memang tetap menggunakan istilah Khalifah, namun dia memberikan interprestasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut[9]. Dia menyebutnya Khalifah Allah dalam pengertian Penguasa yang di angkat oleh Allah.9 Karena proses berdirinya pemerintahan Bani Umayyah tidak dilakukan secara demokratis dimana pemimpinnya dipilih melalui musyawarah, melainkan 8 Ibn Khaldun,Al Muqoddimah,Darul Maarif, Tunisi, cet.ket-3, 1991,h.134 9 Ibid., h. 328
  • 11. 11 dengan cara-cara yang tidak baik dengan mengambil alih kekuasaan dari tangan Hasan bin Ali (41 H/661M) akibatnya, terjadi beberapa perubahan prinsip dan berkembangnya corak baru yang sangat mempengaruhi kekuasaan dan perkembangan umat Islam. Diantaranya pemilihan khalifah dilakukan berdasarkan menunjuk langsung oleh khalifah sebelumnya dengan cara mengangkat seorang putra mahkota yang menjadi khalifah berikutnya. Orang yang pertama kali menunjuk putra mahkota adalah Muawiyah bin Abi Sufyan dengan mengangkat Yazib bin Muawiyah. Sejak Muawiyah bin Abi Sufyan berkuasa (661 M-681 M), para penguasa Bani Umayyah menunjuk penggantinya yang akan menggantikan kedudukannya kelak, hal ini terjadi karena Muawiyah sendiri yang mempelopori proses dan sistem kerajaan dengan menunjuk Yazid sebagai putra mahkota yang akan menggantikan kedudukannya kelak. Penunjukan ini dilakukan Muawiyah atas saran Al-Mukhiran bin Sukan, agar terhindar dari pergolakan dan konflik politik intern umat Islam seperti yang pernah terjadi pada masa-masa sebelumnya. Sejak saat itu, sistem pemerintahan Dinasti Bani Umayyah telah meninggalkan tradisi musyawarah untuk memilih pemimpin umat Islam. Untuk mendapatkan pengesahan, para penguasa Dinasti Bani Umayyah kemudian memerintahkan para pemuka agama untuk melakukan sumpah setia (baiat) dihadapan sang khalifah. Padahal, sistem pengangkatan para penguasa seperti ini bertentangan dengan prinsip dasar demokrasi dan ajaran permusyawaratan Islam yang dilakukan Khulafaur Rasyidin. Selain terjadi perubahan dalm sistem pemerintahan, pada masa pemerintahan Bani Umayyah juga terdapat perubahan lain misalnya masalah Baitulmal. Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, Baitulmal berfungsi sebagai harta kekayaan rakyat, dimana setiap warga Negara memiliki hak yang sama terhadap harta tersebut. Akan tetapi sejak pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan, Baitulmal beralih kedudukannya menjadi harta kekayaan keluarga raja seluruh penguasa Dinasti Bani Umayyah kecuali Umar bin Abdul Aziz (717-729 M).
  • 12. 12 Berikut nama-nama ke 14 khalifah Dinasti Bani Umayyah yang berkuasa: 1. Muawiyah bin Abi Sufyan (41-60 H/661-680 M) 2. Yazid bin Muawiyah (60-64 M/680-683 M) 3. Muawiyah bin Yazid (64-64 H/683-683 M) 4. Marwan bin Hakam (64-65 H/683-685 M) 5. Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/685-705 M) 6. Walid bin Abdul Malik (86-96 H/705-715 M) 7. Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H/715-717 M) 8. Umar bin Abdul Aziz (99-101 H/717-720 M) 9. Yazid bin Abdul Malik (101-105 H/720-724) 10. Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H/724-743 M) 11. Walid bin Yazid (125-126 H/743-744 M) 12. Yazid bin Walid (126-127 H/744-745 M) 13. Ibrahim bin Walid (127-127 H/745-745 M) 14. Marwan bin Muhammad (127-132 H/745-750 M)10 C. Ekspansi Wilayah Dinasti Bani Umayyah Ekspansi yang terhenti pada masa khalifah Usman dan Ali, dilanjutkan kembali oleh dinasti ini. Di zaman Muawiyah,Tuniasia dapat ditaklukan. Disebelah timur, Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai oxus dan Afghanistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan- serangan ke Ibukota Binzantium, Konstantinopel.ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik. Ia mengirim tentara menyebrangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Markhand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan.11 10 Ibid., h. 329 11 Ibid., h. 364
  • 13. 13 Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Walid ibn Abdul Malik. Masa pemerintahan Walid adalah masa ketentraman, kemakmuran, dan ketertiban. Umat Islam mersa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. setelah al-Jajair dan Marokko dapat ditaklukan, Tariq bin ziyad, pemimpin pasukan Islam,menyeberangi selat yang memisahkan antara Marokko dengan benua Eropa, dan mendapat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat ditaklukkan. Dengan demikian Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Kordova, dengan cepat dikuasai. Menyusul kota-kota lain seperti Seville, Elvira dan Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova.12Pada saat itu, pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa. Di zaman Umar bin Abdul Aziz, serangan dilakukan ke Prancis melalui pegunungan Piranee. Serangan ini dipimpin oleh Abdurahman ibn Abdullah al- Ghafiqi. Ia mulai menyerang Bordeau, Poitiers. Dari sana ia menyerang Tours. Namun dalam peperangan di luar kota Tours, al-Qhafii terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol. Disamping daerah-daerah tersebut pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah juga jatuh ke tangan Islam di zaman Bani Umayyah. Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah baik di Timur maupun Barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah sangat luas. Daerah-daerah tersrebut meliputi: Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek dan Kirgis di Asia Tengah (Nasution, 1985:62). D. Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Bani Umayyah Dinasti Umayyah telah mampu membentuk perdaban yang kontemporer dimasanya, baik dalam tatanan sosial, politik, ekonomi dan teknologi. Berikut 12 Ibid., h. 369
  • 14. 14 Prestasi bagi peradaban Islam dimasa kekuasaan Bani Umayah didalam pembangunan berbagai bidang antara lain: Masa kepemimpinan Muawiyah telah mendirikan dinas pos dan tempat- tempat dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan. Menertibkan angkatan bersenjata. Pencetakan mata uang oleh Abdul Malik, mengubah mata uang Byzantium dengan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Mencetak mata uang sendiri tahun 659 M dengan memakai kata dan tulisan Arab. Jabatan khusus bagi seorang Hakim ( Qodli) menjadi profesi sendiri . Keberhasilan kholifah Abdul Malik melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan Islam dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilannya diikuti oleh putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705 719 M) yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan. Membangun panti-panti untuk orang cacat. Dan semua personil yang terlibat dalam kegiatan humanis di gaji tetap oleh Negara. Membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya. Membangun pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan masjid-masjid yang megah. Hadirnya Ilmu Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Balaghah, bayan, badi, Istiarah dan sebagainya. Kelahiran ilmu tersebut karena adanya kepentingan orang- orang Luar Arab (Ajam) dalam rangka memahami sumber-sumber Islam (Al- quran dan Al-sunnah). Pengembangan di ilmu-ilmu agama, karena dirasa penting bagi penduduk luar jazirah Arab yang sangat memerlukan berbagai penjelasan secara sistematis ataupun secara kronologis tentang Islam. Diantara ilmu-ilmu yang berkembang yakni tafsir, hadis, fiqih, Ushul fiqih, Ilmu Kalam dan Sirah/Tarikh.
  • 15. 15 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dari penjelasanpenjelasan yang telah disebutkan, maka dapat kita ambil beberapa kesimpulan. Proses terbentuknya kekhalifahan Bani Umayyah dimulai sejak khalifah Utsman bin Affan tewas terbunuh oleh tikaman pedang Humran bin Sudan pada tahun 35 H/656 M. Pada saat itu khalifah Utsman bin Affan di anggap terlalu nepotisme (mementingkan kaum kerabatnya sendiri). Setelah wafatnya Utsman bin Afan maka masyarakat Madinah mengangkat sahabat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah yang baru. Dan masyrakat melakukan sumpah setia ( baiat ) terhadap Ali pada tanggal 17 Juni 656 M / 18 Djulhijah 35 H. Dinasti umayyah diambil dari nama Umayyah Ibn Abdi Syams Ibn Abdi Manaf, Dinasti ini sebenarnya mulai dirintis semenjak masa kepemimpinan khalifah Utsman bin Affan namun baru kemudian berhasil dideklarasikan dan mendapatkan pengakuan kedaulatan oleh seluruh rakyat setelah khalifah Ali terbunuh dan Hasan ibn Ali yang diangkat oleh kaum muslimin di Irak menyerahkan kekuasaanya pada Muawiyah setelah melakukan perundingan dan perjanjian. Bersatunya ummat muslim dalam satu kepemimpinan pada masa itu disebut dengan tahun jamaah (Am al Jamaah) tahun 41 H (661 M). Pada masa kekuasannya yang hampir satu abad, dinasti ini mencapai banyak kemajuan. Dintaranya adalah: kekuasaan territorial yang mencapai wilayah Afrika Utara, India, dan benua Eropa, pemisahan kekuasaan, pembagian wilayah kedalam 10 provinsi, kemajuan bidang administrasi pemerintahan dengan pembentukan dewan-dewan, organisasi keuangan dan percetakan uang, kemajuan militer yang terdiri dari angkatan darat dan angkatan laut, organisasi kehakiman, bidang sosial dan budaya, bidang seni dan sastra, bidang seni rupa, bidang arsitektur, dan dalam bidang pendidikan.
  • 16. 16 B. SARAN Demikianlah isi dari makalah kami, yang menurut kami telah kami susun secara sistematis agar pembaca mudah untuk memahaminya. Berbicara mengenai sejarah, maka sejarah merupakan ilmu yang tidak akan pernah ada habisnya. Ingatlah, orang yang cerdas adalah orang yang belajar dari sejarah. Sering kali kita lupa bahwa meskipun berkisah mengenai masa lampau, tapi sejarah begitu penting bagi perjalanan suatu bangsa. Melalui sejarah, kita belajar untuk menghargai perjuangan para pendahulu kita, belajar menghargai tetes darah dan keringat mereka untuk apa yang kita nikmati saat ini. Lewat sejarah kita juga belajar dari pengalaman masa lalu, dan menjadikannya sebagai modal berharga untuk melangkah di masa depan Islam merupakan agama yang besar dengan perjalanan sejarah yang panjang. maka dari itu, marilah kita menggali lebih jauh lagi ilmu-ilmu yang berkaitan dengan sejarah Islamiah. Demi menguatkan keteguhan dan rasa kebanggaan hati kita terhadap agama Islam yang kita peluk ini.
  • 17. 17 DAFTAR PUSTAKA Marshall G. S. Hodgson, The Venture of Islam, (Jakarta: Paramadina, 2002), hlm. 311. DR. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2003), hlm. 40. Prof. DR. A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid2, (Jakarta: Pustaka Alhusna,1982), hlm.33. Aqidatus Syiah, hlm. 86. Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, jilid 1, Cet. Ke 5, UI Press, 1985, h. 61. John L. Esposito, Islam dan politik, (Jakarta: Bulan Bintang,1990) Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003), hlm. 258. Ibn Khaldun, Al Muqoddimah, Darul Maarif, Tunisi, cet.ket-3, 1991,h.134 Ibid., h. 328 Ibid., h. 329 Ibid., h. 364 Ibid., h. 369