Balai Pustaka, didirikan pada tahun 1908 oleh pemerintah Hindia Belanda, berfungsi sebagai penerbit dan percetakan dengan tujuan mengembangkan bahasa daerah di Indonesia serta mengalihkan perhatian dari perjuangan kemerdekaan melalui tulisan. Meskipun ada unsur propaganda, Balai Pustaka juga berkontribusi positif dengan mendirikan perpustakaan dan menerbitkan berbagai karya sastra dalam bahasa daerah. Beberapa penulis terkenal yang terkait dengan Balai Pustaka termasuk Nur Sutan Iskandar dan I Gusti Nyoman Pandji Tisna, yang menerbitkan novel-novel berpengaruh pada masa mereka.