際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
MELURUSKAN SEJARAH SASTRA INDONESIA 
Oleh : Anjrah Lelono Broto *) 
Membaca sejarah perkembangan sastra Indonesia (periodisasi, menurut HB Jassin), ada 
tanda tanya besar yang berputar-putar di dalam benak kita. Benarkah sastra Indonesia diawali 
dari Angkatan Balai Pustaka? Paus sastra Indonesia, HB Jassin, juga menetapkan bahwa 
sastra Indonesia diawali dari sastrawan-sastrawan yang bernaung di Balai Pustaka seperti 
Marah Rusli, Tulis Sutan Sati, Ama Datuk Mojoindo, Suman Hasibuan, dll. Bukankah 
mereka adalah sederet sastrawan berlatar belakang budaya Melayu? Lalu dimanakah tempat 
Mpu Tantular, Mpu Sedah, Mpu Kanwa, bahkan Abdullah bin Abdulkadir Munsyi ataupun 
Abdur Rauf Ibn Singkli atau 
Syamsuddin Asy Samatrani? 
Tanpa harus mereview 
pendapat dan pemikiran 
Yudiono K.S., Maman S. 
Mahayana, A. Teuuw, Ajip 
Rosidi, Bakri Siregar, bahkan 
Umar Junus, ada baiknya kita 
membaca kembali perjalanan 
kesusasatraan Indonesia. 
Seorang pengajar sastra 
Universitas Indonesia (UI), 
Ibnu Wahyudi, dalam 
artikelnya yang dibacakan di 
11th European Colloquium on 
Indonesian and Malay Studies 
di Lomonosov Moscow State 
University pada 1999, 
mengatakan bahwa awal keberadaan sastra Indonesia modern dimulai pada 1870-an, yang 
ditandai dengan terbitnya puisi Syair Kedatangan Sri Maharaja Siam di Betawi (anonim) 
yang sekarang diterbitkan kembali dalam Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan 
Indonesia (Jakarta: KPG, 2000). Lalu, tahun 2002, Taufiq Ismail dan majalah sastra Horison 
menerbitkan buku Horison Sastra Indonesia yang di dalamnya menyebutkan awal mula 
penulisan puisi Indonesia dipelopori Hamzah Fansuri sekitar abad ke-17. Namun, Taufiq 
Ismail masih menempatkan Hamzah Fansuri sebagai pionir sastra daerah, seperti halnya Mpu 
Tantular, Mpu Sedah, Mpu Panuluh, dan rekan-rekan Mpu yang lain. Taufiq Ismail belum 
memiliki keberanian menempatkan Hamzah Fansuri sebagai kanon sastrawan Indonesia. 
Sejak Sutan Takdir Alisjahbana (STA) menyatakan gagasannya untuk memberikan 
sekat antara sejarah kebudayaan pre-Indonesia (masa sebelum akhir abad ke-19) dengan 
kebudayaan Indonesia (awal abad ke-20 hingga kini), dengan sendirinya menjadikan 
keterputusan sejarah antara dua masa kesusastraan tersebut. Bagi generasi muda yang 
menerima pengajaran sastra di lingkungan sekolah, seakan ada gambaran bahwa kebudayaan 
(sastra) Indonesia baru lahir di tahun 1900 sehingga mengubur-tenggelamkan perjalanan 
sejarah kebudayaan (sastra) Indonesia yang telah berproses dan bermutasi selama ratusan 
tahun. Padahal, The Founding Fathers Indonesia dalam menggodok landasan idiil negara 
yaitu Pancasila, menobatkan sebuah klausa "Bhineka Tunggal Ika" yang dikutip dari
Sutasoma karya Mpu Tantular. Dari perspektif sastra, penobatan klausa ini merupakan bentuk 
penghargaan kepada sejarah sastra Indonesia di masa kerajaan HindhuBudha. 
Banyak kalangan menilai, lahirnya pemikiran STA ini dilatarbelakangi oleh 
kesilauannya dengan kebudayaan Barat, yang menjadi roh Angkatan Pujangga Baru. Namun, 
pembangunan sekat pemisah ini dapat mengaburkan jatidiri kebangsaan Indonesia, yang 
sejatinya adalah evolusi kebangsaan dan kemanusiaan Hindhu-Budha ke Islam dan 
dilanjutkan dengan modern ala Barat. Sanusi Pane dan Poerbatjaraka pernah menanggapi 
minor pemikiran STA di atas, diakui atau tidak, penolakan mereka mengejawantahkan ke- 
Indonesia-an yang sejati. Poerbatjaraka mengingatkan bahwa sejarah hari ini adalah 
kelanjutan dari sejarah masa lalu, tidak terputus. Kebudayaan Indonesia adalah formulasi 
berbasis akultural antara kebudayaan Indonesia purba dengan kebudayaan Barat. Sanusi Pane 
menyebutnya sebagai hasil perkawinan Faust (Barat) dengan Arjuna (Timur). 
Andaikata kita masih setia dengan sejarah sastra yang terputus ala STA tersebut, maka 
akan kita jumpai pengaruh Pemerintah Kolonialis Belanda dalam mengelola "bacaan" rakyat. 
Pembentukan Commissie voor de Indlandsche School en Volkslectuur (Komisi untuk Bacaan 
Sekolah Pribumi dan Bacaan Rakyat) pada 1908, dan selanjutnya diikuti dengan pendirian 
Kantoor voor de Volkslectuur (Kantor Bacaan Rakyat) pada tahun 1917, yang kemudian 
bernama Balai Pustaka, menjadi penanda bahwa pemikiran STA tentang sejarah sastra 
Indonesia dipengaruhi Politik Etis kolonialis Belanda. Padahal, sentuhan "terpaksa" seperti 
itu hanyalah bagian kecil dari pengaruh luar yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia. 
Ibnu Wahyudi menempatkan karya-karya sastrawan Indonesia dari peranakan Cina dan 
peranakan Eropa sebagai pijakan awal kelahiran sastra Indonesia. Hasil penelitiannya 
menghadirkan wacana baru bahwa karya sastra (bacaan liar) yang tidak melalui sensor Balai 
Pustaka, adalah juga termasuk dalam khazanah sastra Indonesia. Pendapat Ibnu Wahyudi ini 
sedikit merujuk kepada pemikiran Pramoedya Ananta Toer, yang mengatakan bahwa sejarah 
perkembangan sastra Indonesia juga mencatat sumbang-sih karya dari sastrawan berlatar 
belakang wartawan dan peranakan Eropa, Cina, dan asli Minahasa, seperti F. Wiggers, G. 
Francis, H. Kommer, Tio Ie Soei, dan F.D.J. Pangemanan. Penerbitan kembali karya-karya 
Mas Marco Martodikromo olej Penerbit Indonesia Buku (16/05/2009) adalah sebuah langkah 
riil meretas sejarah perkembangan sastra Indonesia. 
Lahirnya buku Tempo Doeloe: Antologi Sastra Pra-Indonesia karya Pramoedya Ananta 
Toer pada 1982 (dan direvisi pada 2003) memiliki dua arti penting. Pertama, ada pengakuan 
terhadap eksistensi sastra Indonesia yang menggunakan bahasa Melayu pasar (bukan bahasa 
Melayu Tinggi ala Balai Pustaka). Pramoedya pun telah berusaha menjalin kembali 
keterputusan sejarah sastra (kebudayaan) akibat pemikiran STA. Kedua, hasil penelusuran 
semacam itu juga memperlihatkan fenomena unik dalam sejarah sastra Indonesia bahwa 
politik etis kolonial Belanda (yang diskriminatif), menciptakan ketidakadilan bagi para 
"inlanders". Faktanya, hanya masyarakat yang mengecap pendidikan Barat yang diakui dan 
memiliki akses berproduksi, termasuk di sastra. Seperti F.D.J. Pangemanann, pemimpin 
redaksi koran berbahasa Melayu, Djawa Tengah (1913-1938) dan Noto Soeroto, penulis 
Melati Knoppen (Kuntum-kuntum Melati) di tahun 1915 dan Wayang-Liederan (Dendang 
Wayang) di tahun 1931. 
Upaya-upaya yang dilakukan Ibnu Wahyudi, Taufiq Ismail, ataupun Pramoedya Ananta 
Toer, sejatinya, telah memberikan sumbangan besar bagi usaha meluruskan kembali sejarah 
sastra Indonesia yang mengalami keterputusan akibat gagasan pemikiran STA. Namun, 
menyitir penggalan puisi "Kerawang Bekasi" karya Chairil Anwar; "..perjuangan belum 
selesei, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa..". Usaha untuk menemukan 
benang merah antara karya-karya sastra pada masa Hindhu-Budha, awal perkembangan 
Islam, hingga masuknya pemerintah kolonialis Belanda yang mengusung tradisi budaya barat 
di punggungnya; masih memerlukan perjuangan panjang.
Dalam Kalangwan: Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang karya P.J. Zoetmulder 
(1983), karya sastra tertua yang menggunakan bahasa Jawa kuno adalah Arjunawiwaha 
(Perkawinan Arjuna) karya Mpu Kanwa yang terbit sekitar 1028-1035 di masa kerajaan 
Airlangga. Masih di masa kerajaan Medang (Airlangga) kemudian lahir pula Gatotkacasraya 
(Bantuan Gatotkaca) karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Kemudian di masa kerajaan 
Kediri, Rajanya Jaya Baya, juga melahirkan karya sastra yang berbau nujum yang kemudian 
terkenal sebagai Serat Jangka Jaya Baya. Sejajar dengan nujum Zarathustra, naskah asli 
karya sastra ini harus jauh dari tanah air dan disimpan di British Library. Di zaman kerajaan 
Majapahit, Negarakertagama karya Mpu Prapanca dan Sutasoma karya Mpu Tantular 
sebagai masterpiece karena dilahirkan pujangga-pujangga kerajaan. Masuknya agama Islam, 
membawa aura Islam dalam perkembangan sastra Jawa (khususnya) sehingga lahirlah sederet 
karya-karya sastra seperti Kidung Rumeksa Ing Wengi, Serat Walisana, Babad Demak, Babad 
Tanah Jawi, Primbon Djatianom (Ki Ageng Gribig), Serat Gatoloco, dll. 
Di satu sisi, aura Islam menjadi warna pertama yang menggurat sejarah sastra di tanah 
Melayu, dalam buku Yang Indah, Berfaedah dan Kamal: Sejarah Sastra Melayu dalam Abad 
719, Vladimir I. Braginsky (1998) mengatakan bahwa pada Zaman Pertengahan, 
sastrawan-sastrawan Melayu telah menghasilkan karya sastra yang mendunia. Bagi dunia 
Timur, dan dunia Melayu tidak terkecuali, yang tradisional dan yang modern saling 
berjalinan dengan erat dan kuat. Sehingga tanpa mengenal yang pertama, orang tidak 
mungkin menghayati kedalaman makna yang kedua. Ini berarti, bahwa hanya dengan 
demikianlah orang bisa menyelami sebab-musabab proses-proses yang kini tengah 
berlangsung di Indonesia Di dunia Timur, bidang sastra ini juga menyimpan hakikat dari 
tradisi-tradisi yang hidup, dan memaparkannya pada generasi-generasi yang mendatang 
dengan lebih baik, dibandingkan dengan bidang-bidang kebudayaan apa pun lainnya. 
Sederet nama seperti Hamzah Fansuri, Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, Nurruddin Ar 
Raniri, Abdur Rauf Ibn Singkli dan Syamsuddin Asy Samatrani; menjadi tokoh-tokoh 
sastrawan Melayu yang karya-karyanya menjadi ikatan budaya antara Indonesia, Malaysia, 
Brunei Darussalam, dan Singapura. 
Budaya Hindhu-Budha, Islam, lalu Barat yang dibawa Portugal, Spanyol, dan kolonialis 
Belanda telah memberi warna baru yang memperkaya dan mendewasakan kebudayaan 
(sastra) Indonesia. Sebagaimana yang terjadi di ranah agama, di ranah sastra pun terjadi 
sinkretisme yang dilakukan sastrawan setempat dengan pengaruh luar. Boleh saja Rudyard 
Kipling mengatakan East is east and west is west and the twin shall never meet. Tapi, bagi 
manusia Jawa, memadukan dua hal yang bertentangan bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. 
Dari uraian singkat di atas, saya ingin menarik kesimpulan bahwa setidaknya ada dua 
kutub dalam sastra Indonesia, yakni sastra Indonesia yang masih memperlihatkan pengaruh 
Hindhu-Budha yang kuat, yang berpusat di Jawa dan sastra Indonesia yang memperlihatkan 
pengaruh Islam yang kuat, yang berpusat di Sumatera. Kedua kutub tersebut bisa menjadi 
rujukan berkaitan dengan penentuan awal kelahiran sastra Indonesia. Kesimpulan ini 
diperkuat oleh hasil penelitian E.U. Kratz pada 1983 yang memperlihatkan bahwa sastrawan 
yang berasal dari Jawa (52,8%) dan Sumatera (30,3%) berperan besar dalam menghidupkan 
sastra Indonesia. 
Mari meluruskan kembali sejarah sastra Indonesia kepada generasi muda kita. 
*

More Related Content

What's hot (20)

Periodisasi sastra indonesia presentasi bi
Periodisasi sastra indonesia presentasi biPeriodisasi sastra indonesia presentasi bi
Periodisasi sastra indonesia presentasi bi
Felicia Cile
Periodisasi sastra indonesia presentasi bi
Periodisasi sastra indonesia presentasi biPeriodisasi sastra indonesia presentasi bi
Periodisasi sastra indonesia presentasi bi
Felicia Cile
Kelompok 4 sastra indo di masa jepang
Kelompok 4 sastra indo di masa jepangKelompok 4 sastra indo di masa jepang
Kelompok 4 sastra indo di masa jepang
Mitha Ye Es
PP Sej. Sastra Angkatan '70
PP Sej. Sastra Angkatan '70PP Sej. Sastra Angkatan '70
PP Sej. Sastra Angkatan '70
Rahman Gumilar
Periodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi Sastra IndonesiaPeriodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi Sastra Indonesia
Dedi Irawan
Periodisasi sastra - Bahasa Indonesia
Periodisasi sastra - Bahasa IndonesiaPeriodisasi sastra - Bahasa Indonesia
Periodisasi sastra - Bahasa Indonesia
Dha'Wid Widya
Bab i pendahulua nsastra kontemporer
Bab i pendahulua nsastra kontemporerBab i pendahulua nsastra kontemporer
Bab i pendahulua nsastra kontemporer
Dek Matang
Kelompok 1 sastra indonesia modern
Kelompok 1 sastra indonesia modernKelompok 1 sastra indonesia modern
Kelompok 1 sastra indonesia modern
Mitha Ye Es
sejarah sastra balai pustaka pend,.bahasa dan sastra Indonesia
sejarah sastra balai pustaka pend,.bahasa dan sastra Indonesiasejarah sastra balai pustaka pend,.bahasa dan sastra Indonesia
sejarah sastra balai pustaka pend,.bahasa dan sastra Indonesia
Nailun Najah
Periodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesiaPeriodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesia
Ira Chumairoh
Islam dan kesusasteraan di tanah melayu
Islam dan kesusasteraan di tanah melayuIslam dan kesusasteraan di tanah melayu
Islam dan kesusasteraan di tanah melayu
ieda kahar
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putraPeriodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra
rizalnugrahaputra
Periodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesiaPeriodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesia
Khoirun Nif'an
Sejarah Bahasa, Kesusasteraan dan Kebudayaan Melayu
Sejarah Bahasa, Kesusasteraan dan Kebudayaan MelayuSejarah Bahasa, Kesusasteraan dan Kebudayaan Melayu
Sejarah Bahasa, Kesusasteraan dan Kebudayaan Melayu
Haniza Abdul Rahim
Hbml4203
Hbml4203Hbml4203
Hbml4203
muhammad
Jenis dan bentuk sastera istana
Jenis dan bentuk sastera istanaJenis dan bentuk sastera istana
Jenis dan bentuk sastera istana
Pensil Dan Pemadam
Sejarah kesusasteraan melayu tradisional
Sejarah kesusasteraan melayu tradisionalSejarah kesusasteraan melayu tradisional
Sejarah kesusasteraan melayu tradisional
MohdRainie
Periodisasi sastra menurut nugroho notosusanto
Periodisasi sastra menurut nugroho notosusantoPeriodisasi sastra menurut nugroho notosusanto
Periodisasi sastra menurut nugroho notosusanto
idhaparwati
Kelompok 2 Balai pustaka
Kelompok 2 Balai pustakaKelompok 2 Balai pustaka
Kelompok 2 Balai pustaka
Mitha Ye Es
Periodisasi sastra indonesia presentasi bi
Periodisasi sastra indonesia presentasi biPeriodisasi sastra indonesia presentasi bi
Periodisasi sastra indonesia presentasi bi
Felicia Cile
Periodisasi sastra indonesia presentasi bi
Periodisasi sastra indonesia presentasi biPeriodisasi sastra indonesia presentasi bi
Periodisasi sastra indonesia presentasi bi
Felicia Cile
Kelompok 4 sastra indo di masa jepang
Kelompok 4 sastra indo di masa jepangKelompok 4 sastra indo di masa jepang
Kelompok 4 sastra indo di masa jepang
Mitha Ye Es
PP Sej. Sastra Angkatan '70
PP Sej. Sastra Angkatan '70PP Sej. Sastra Angkatan '70
PP Sej. Sastra Angkatan '70
Rahman Gumilar
Periodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi Sastra IndonesiaPeriodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi Sastra Indonesia
Dedi Irawan
Periodisasi sastra - Bahasa Indonesia
Periodisasi sastra - Bahasa IndonesiaPeriodisasi sastra - Bahasa Indonesia
Periodisasi sastra - Bahasa Indonesia
Dha'Wid Widya
Bab i pendahulua nsastra kontemporer
Bab i pendahulua nsastra kontemporerBab i pendahulua nsastra kontemporer
Bab i pendahulua nsastra kontemporer
Dek Matang
Kelompok 1 sastra indonesia modern
Kelompok 1 sastra indonesia modernKelompok 1 sastra indonesia modern
Kelompok 1 sastra indonesia modern
Mitha Ye Es
sejarah sastra balai pustaka pend,.bahasa dan sastra Indonesia
sejarah sastra balai pustaka pend,.bahasa dan sastra Indonesiasejarah sastra balai pustaka pend,.bahasa dan sastra Indonesia
sejarah sastra balai pustaka pend,.bahasa dan sastra Indonesia
Nailun Najah
Periodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesiaPeriodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesia
Ira Chumairoh
Islam dan kesusasteraan di tanah melayu
Islam dan kesusasteraan di tanah melayuIslam dan kesusasteraan di tanah melayu
Islam dan kesusasteraan di tanah melayu
ieda kahar
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putraPeriodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra
rizalnugrahaputra
Periodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesiaPeriodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesia
Khoirun Nif'an
Sejarah Bahasa, Kesusasteraan dan Kebudayaan Melayu
Sejarah Bahasa, Kesusasteraan dan Kebudayaan MelayuSejarah Bahasa, Kesusasteraan dan Kebudayaan Melayu
Sejarah Bahasa, Kesusasteraan dan Kebudayaan Melayu
Haniza Abdul Rahim
Hbml4203
Hbml4203Hbml4203
Hbml4203
muhammad
Jenis dan bentuk sastera istana
Jenis dan bentuk sastera istanaJenis dan bentuk sastera istana
Jenis dan bentuk sastera istana
Pensil Dan Pemadam
Sejarah kesusasteraan melayu tradisional
Sejarah kesusasteraan melayu tradisionalSejarah kesusasteraan melayu tradisional
Sejarah kesusasteraan melayu tradisional
MohdRainie
Periodisasi sastra menurut nugroho notosusanto
Periodisasi sastra menurut nugroho notosusantoPeriodisasi sastra menurut nugroho notosusanto
Periodisasi sastra menurut nugroho notosusanto
idhaparwati
Kelompok 2 Balai pustaka
Kelompok 2 Balai pustakaKelompok 2 Balai pustaka
Kelompok 2 Balai pustaka
Mitha Ye Es

Similar to Meluruskan Sejarah Sastra Indonesia (20)

1 SASTRA AWAL - LINTASAN KESUSASTRAAN MODERN - JACOB SUMARDJO.pptx
1 SASTRA AWAL - LINTASAN KESUSASTRAAN MODERN - JACOB SUMARDJO.pptx1 SASTRA AWAL - LINTASAN KESUSASTRAAN MODERN - JACOB SUMARDJO.pptx
1 SASTRA AWAL - LINTASAN KESUSASTRAAN MODERN - JACOB SUMARDJO.pptx
AnggaTrioSanjaya1
Kesusastraan Melayu Rendah (Masa Awal)
Kesusastraan Melayu Rendah (Masa Awal)Kesusastraan Melayu Rendah (Masa Awal)
Kesusastraan Melayu Rendah (Masa Awal)
Anazatul Naim
1. Sejarah Sastra_PENGANTAR SEJARAH SASTRA INDONESIA (1).ppt
1. Sejarah Sastra_PENGANTAR SEJARAH SASTRA INDONESIA (1).ppt1. Sejarah Sastra_PENGANTAR SEJARAH SASTRA INDONESIA (1).ppt
1. Sejarah Sastra_PENGANTAR SEJARAH SASTRA INDONESIA (1).ppt
gurudewisusanti
1. Sejarah Sastra_PENGANTAR SEJARAH SASTRA INDONESIA (1).ppt
1. Sejarah Sastra_PENGANTAR SEJARAH SASTRA INDONESIA (1).ppt1. Sejarah Sastra_PENGANTAR SEJARAH SASTRA INDONESIA (1).ppt
1. Sejarah Sastra_PENGANTAR SEJARAH SASTRA INDONESIA (1).ppt
gurudewisusanti
Kesusastraan Indonesia Sebelum Kemerdekaan - Damono SD.pdf
Kesusastraan Indonesia Sebelum Kemerdekaan - Damono SD.pdfKesusastraan Indonesia Sebelum Kemerdekaan - Damono SD.pdf
Kesusastraan Indonesia Sebelum Kemerdekaan - Damono SD.pdf
AinunFaroziya
Mari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramah
Mari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramahMari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramah
Mari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramah
Debby Zalina
Perbedaan Setiap Angkatan Sastra
Perbedaan Setiap Angkatan SastraPerbedaan Setiap Angkatan Sastra
Perbedaan Setiap Angkatan Sastra
Dermawan Jaqee
Kabaretisasi cerpen
Kabaretisasi cerpenKabaretisasi cerpen
Kabaretisasi cerpen
DHEluvELI
Sastra islam melayu
Sastra islam melayuSastra islam melayu
Sastra islam melayu
Hikmah Siti Nazwah
sastra melayu lama
sastra melayu lamasastra melayu lama
sastra melayu lama
Iyan Ryani
Sudarmoko - Roman Pergaoelan. kepo kan pasti mangkanya baca
Sudarmoko - Roman Pergaoelan. kepo kan pasti mangkanya bacaSudarmoko - Roman Pergaoelan. kepo kan pasti mangkanya baca
Sudarmoko - Roman Pergaoelan. kepo kan pasti mangkanya baca
AinunFaroziya
Angkatan 45 sastra
Angkatan 45 sastraAngkatan 45 sastra
Angkatan 45 sastra
ssuser841b97
bab 5 (PEMINATAN KELAS XI).pptx untuk kelas bahasa
bab 5 (PEMINATAN KELAS XI).pptx  untuk kelas bahasabab 5 (PEMINATAN KELAS XI).pptx  untuk kelas bahasa
bab 5 (PEMINATAN KELAS XI).pptx untuk kelas bahasa
NurulHidayah170323
Dunia Sastra Jawa
Dunia Sastra JawaDunia Sastra Jawa
Dunia Sastra Jawa
Aloysius Indratmo
Kelompok 3 sastra periode 30 pujangga baru dan di luar pujangga baru
Kelompok 3 sastra periode 30 pujangga baru dan di luar pujangga baruKelompok 3 sastra periode 30 pujangga baru dan di luar pujangga baru
Kelompok 3 sastra periode 30 pujangga baru dan di luar pujangga baru
Mitha Ye Es
Memahami Sastra Melayu Klasik
Memahami Sastra Melayu KlasikMemahami Sastra Melayu Klasik
Memahami Sastra Melayu Klasik
Dhea Yulia Ningsih
Balai pustaka
Balai pustakaBalai pustaka
Balai pustaka
mawadahws
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaSejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
AjengIlla
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation2
Monoh He
Literature from folklore in tropical island
Literature from folklore in tropical islandLiterature from folklore in tropical island
Literature from folklore in tropical island
djeemmoelz
1 SASTRA AWAL - LINTASAN KESUSASTRAAN MODERN - JACOB SUMARDJO.pptx
1 SASTRA AWAL - LINTASAN KESUSASTRAAN MODERN - JACOB SUMARDJO.pptx1 SASTRA AWAL - LINTASAN KESUSASTRAAN MODERN - JACOB SUMARDJO.pptx
1 SASTRA AWAL - LINTASAN KESUSASTRAAN MODERN - JACOB SUMARDJO.pptx
AnggaTrioSanjaya1
Kesusastraan Melayu Rendah (Masa Awal)
Kesusastraan Melayu Rendah (Masa Awal)Kesusastraan Melayu Rendah (Masa Awal)
Kesusastraan Melayu Rendah (Masa Awal)
Anazatul Naim
1. Sejarah Sastra_PENGANTAR SEJARAH SASTRA INDONESIA (1).ppt
1. Sejarah Sastra_PENGANTAR SEJARAH SASTRA INDONESIA (1).ppt1. Sejarah Sastra_PENGANTAR SEJARAH SASTRA INDONESIA (1).ppt
1. Sejarah Sastra_PENGANTAR SEJARAH SASTRA INDONESIA (1).ppt
gurudewisusanti
1. Sejarah Sastra_PENGANTAR SEJARAH SASTRA INDONESIA (1).ppt
1. Sejarah Sastra_PENGANTAR SEJARAH SASTRA INDONESIA (1).ppt1. Sejarah Sastra_PENGANTAR SEJARAH SASTRA INDONESIA (1).ppt
1. Sejarah Sastra_PENGANTAR SEJARAH SASTRA INDONESIA (1).ppt
gurudewisusanti
Kesusastraan Indonesia Sebelum Kemerdekaan - Damono SD.pdf
Kesusastraan Indonesia Sebelum Kemerdekaan - Damono SD.pdfKesusastraan Indonesia Sebelum Kemerdekaan - Damono SD.pdf
Kesusastraan Indonesia Sebelum Kemerdekaan - Damono SD.pdf
AinunFaroziya
Mari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramah
Mari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramahMari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramah
Mari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramah
Debby Zalina
Perbedaan Setiap Angkatan Sastra
Perbedaan Setiap Angkatan SastraPerbedaan Setiap Angkatan Sastra
Perbedaan Setiap Angkatan Sastra
Dermawan Jaqee
Kabaretisasi cerpen
Kabaretisasi cerpenKabaretisasi cerpen
Kabaretisasi cerpen
DHEluvELI
sastra melayu lama
sastra melayu lamasastra melayu lama
sastra melayu lama
Iyan Ryani
Sudarmoko - Roman Pergaoelan. kepo kan pasti mangkanya baca
Sudarmoko - Roman Pergaoelan. kepo kan pasti mangkanya bacaSudarmoko - Roman Pergaoelan. kepo kan pasti mangkanya baca
Sudarmoko - Roman Pergaoelan. kepo kan pasti mangkanya baca
AinunFaroziya
Angkatan 45 sastra
Angkatan 45 sastraAngkatan 45 sastra
Angkatan 45 sastra
ssuser841b97
bab 5 (PEMINATAN KELAS XI).pptx untuk kelas bahasa
bab 5 (PEMINATAN KELAS XI).pptx  untuk kelas bahasabab 5 (PEMINATAN KELAS XI).pptx  untuk kelas bahasa
bab 5 (PEMINATAN KELAS XI).pptx untuk kelas bahasa
NurulHidayah170323
Kelompok 3 sastra periode 30 pujangga baru dan di luar pujangga baru
Kelompok 3 sastra periode 30 pujangga baru dan di luar pujangga baruKelompok 3 sastra periode 30 pujangga baru dan di luar pujangga baru
Kelompok 3 sastra periode 30 pujangga baru dan di luar pujangga baru
Mitha Ye Es
Memahami Sastra Melayu Klasik
Memahami Sastra Melayu KlasikMemahami Sastra Melayu Klasik
Memahami Sastra Melayu Klasik
Dhea Yulia Ningsih
Balai pustaka
Balai pustakaBalai pustaka
Balai pustaka
mawadahws
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaSejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
AjengIlla
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation2
Monoh He
Literature from folklore in tropical island
Literature from folklore in tropical islandLiterature from folklore in tropical island
Literature from folklore in tropical island
djeemmoelz

Recently uploaded (20)

MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING SENI MUSIK KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKU...
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING SENI MUSIK KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKU...MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING SENI MUSIK KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKU...
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING SENI MUSIK KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKU...
AndiCoc
Eksplorasi Kuliner Nusantara Materi P5 tema bhineka tunggal ika
Eksplorasi Kuliner Nusantara Materi P5 tema bhineka tunggal ikaEksplorasi Kuliner Nusantara Materi P5 tema bhineka tunggal ika
Eksplorasi Kuliner Nusantara Materi P5 tema bhineka tunggal ika
WalidatulHalimah
1746176111115-93384f2f-52fe-4557-8b8b-9211db69a979.pdf
1746176111115-93384f2f-52fe-4557-8b8b-9211db69a979.pdf1746176111115-93384f2f-52fe-4557-8b8b-9211db69a979.pdf
1746176111115-93384f2f-52fe-4557-8b8b-9211db69a979.pdf
dian337672
Biologi - EKOSISTEM DAN INTERAKSINYA.pdf
Biologi - EKOSISTEM DAN INTERAKSINYA.pdfBiologi - EKOSISTEM DAN INTERAKSINYA.pdf
Biologi - EKOSISTEM DAN INTERAKSINYA.pdf
NengwardahRamadaniat
Modul Ajar Seni Musik Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Seni Musik Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Seni Musik Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Seni Musik Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
1. Materi Safety Talk HSE-ISS - 40 topik.pptx
1. Materi Safety Talk HSE-ISS - 40 topik.pptx1. Materi Safety Talk HSE-ISS - 40 topik.pptx
1. Materi Safety Talk HSE-ISS - 40 topik.pptx
HSEBalinusra
12. pertemuan Edotoksin dan pirogen.pptx
12. pertemuan Edotoksin dan pirogen.pptx12. pertemuan Edotoksin dan pirogen.pptx
12. pertemuan Edotoksin dan pirogen.pptx
LisnaGianti
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING IPAS KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM ME...
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING IPAS KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM ME...MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING IPAS KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM ME...
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING IPAS KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM ME...
AndiCoc
PENANGANAN TRIPLE ELIMINASI PADA ANAK (1).pptx
PENANGANAN TRIPLE ELIMINASI PADA ANAK (1).pptxPENANGANAN TRIPLE ELIMINASI PADA ANAK (1).pptx
PENANGANAN TRIPLE ELIMINASI PADA ANAK (1).pptx
chiyatunnisa
11. (Variabel Kompleks) - Transformasi_Fourier_Kontinu.pdf
11. (Variabel Kompleks) - Transformasi_Fourier_Kontinu.pdf11. (Variabel Kompleks) - Transformasi_Fourier_Kontinu.pdf
11. (Variabel Kompleks) - Transformasi_Fourier_Kontinu.pdf
AsepSaepulrohman4
BAB 4, Sengketa Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia
BAB 4, Sengketa Blok Ambalat antara Indonesia dan MalaysiaBAB 4, Sengketa Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia
BAB 4, Sengketa Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia
DesiMurni
Modul Ajar Seni Tari Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Seni Tari Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Seni Tari Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Seni Tari Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Bahan Ajar Podes 2024 - Updating Infrastruktur.pptx
Bahan Ajar Podes 2024 - Updating Infrastruktur.pptxBahan Ajar Podes 2024 - Updating Infrastruktur.pptx
Bahan Ajar Podes 2024 - Updating Infrastruktur.pptx
ekaarnaz1
Modul Ajar Bahasa Arab Kelas 10 MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Arab Kelas 10 MA Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Arab Kelas 10 MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Arab Kelas 10 MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
KELOMPOK 5 TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH ( IDIK4013).pptx
KELOMPOK 5 TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH ( IDIK4013).pptxKELOMPOK 5 TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH ( IDIK4013).pptx
KELOMPOK 5 TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH ( IDIK4013).pptx
anggidamara975
Modul Ajar Geografi Kelas 12 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Geografi Kelas 12 SMA/MA Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Geografi Kelas 12 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Geografi Kelas 12 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
N.82MIC00.072.2_ Menangani Kegiatan Acara Protokoler _Pembekalan Kompetensi *...
N.82MIC00.072.2_ Menangani Kegiatan Acara Protokoler _Pembekalan Kompetensi *...N.82MIC00.072.2_ Menangani Kegiatan Acara Protokoler _Pembekalan Kompetensi *...
N.82MIC00.072.2_ Menangani Kegiatan Acara Protokoler _Pembekalan Kompetensi *...
Kanaidi ken
Imunisasi dan KIPI 2024.pptx imunisasi dan kipi
Imunisasi dan KIPI 2024.pptx imunisasi dan kipiImunisasi dan KIPI 2024.pptx imunisasi dan kipi
Imunisasi dan KIPI 2024.pptx imunisasi dan kipi
puputshinta
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING ILMU PENGETAHUAN ALAM & SOSIAL (IPAS) KELAS ...
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING ILMU PENGETAHUAN ALAM & SOSIAL (IPAS) KELAS ...MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING ILMU PENGETAHUAN ALAM & SOSIAL (IPAS) KELAS ...
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING ILMU PENGETAHUAN ALAM & SOSIAL (IPAS) KELAS ...
AndiCoc
program-kerja-ppdb-MADRASAH-2024_2025.pdf
program-kerja-ppdb-MADRASAH-2024_2025.pdfprogram-kerja-ppdb-MADRASAH-2024_2025.pdf
program-kerja-ppdb-MADRASAH-2024_2025.pdf
LiaAnggraini46
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING SENI MUSIK KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKU...
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING SENI MUSIK KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKU...MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING SENI MUSIK KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKU...
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING SENI MUSIK KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKU...
AndiCoc
Eksplorasi Kuliner Nusantara Materi P5 tema bhineka tunggal ika
Eksplorasi Kuliner Nusantara Materi P5 tema bhineka tunggal ikaEksplorasi Kuliner Nusantara Materi P5 tema bhineka tunggal ika
Eksplorasi Kuliner Nusantara Materi P5 tema bhineka tunggal ika
WalidatulHalimah
1746176111115-93384f2f-52fe-4557-8b8b-9211db69a979.pdf
1746176111115-93384f2f-52fe-4557-8b8b-9211db69a979.pdf1746176111115-93384f2f-52fe-4557-8b8b-9211db69a979.pdf
1746176111115-93384f2f-52fe-4557-8b8b-9211db69a979.pdf
dian337672
Biologi - EKOSISTEM DAN INTERAKSINYA.pdf
Biologi - EKOSISTEM DAN INTERAKSINYA.pdfBiologi - EKOSISTEM DAN INTERAKSINYA.pdf
Biologi - EKOSISTEM DAN INTERAKSINYA.pdf
NengwardahRamadaniat
Modul Ajar Seni Musik Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Seni Musik Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Seni Musik Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Seni Musik Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
1. Materi Safety Talk HSE-ISS - 40 topik.pptx
1. Materi Safety Talk HSE-ISS - 40 topik.pptx1. Materi Safety Talk HSE-ISS - 40 topik.pptx
1. Materi Safety Talk HSE-ISS - 40 topik.pptx
HSEBalinusra
12. pertemuan Edotoksin dan pirogen.pptx
12. pertemuan Edotoksin dan pirogen.pptx12. pertemuan Edotoksin dan pirogen.pptx
12. pertemuan Edotoksin dan pirogen.pptx
LisnaGianti
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING IPAS KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM ME...
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING IPAS KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM ME...MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING IPAS KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM ME...
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING IPAS KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM ME...
AndiCoc
PENANGANAN TRIPLE ELIMINASI PADA ANAK (1).pptx
PENANGANAN TRIPLE ELIMINASI PADA ANAK (1).pptxPENANGANAN TRIPLE ELIMINASI PADA ANAK (1).pptx
PENANGANAN TRIPLE ELIMINASI PADA ANAK (1).pptx
chiyatunnisa
11. (Variabel Kompleks) - Transformasi_Fourier_Kontinu.pdf
11. (Variabel Kompleks) - Transformasi_Fourier_Kontinu.pdf11. (Variabel Kompleks) - Transformasi_Fourier_Kontinu.pdf
11. (Variabel Kompleks) - Transformasi_Fourier_Kontinu.pdf
AsepSaepulrohman4
BAB 4, Sengketa Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia
BAB 4, Sengketa Blok Ambalat antara Indonesia dan MalaysiaBAB 4, Sengketa Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia
BAB 4, Sengketa Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia
DesiMurni
Modul Ajar Seni Tari Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Seni Tari Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Seni Tari Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Seni Tari Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Bahan Ajar Podes 2024 - Updating Infrastruktur.pptx
Bahan Ajar Podes 2024 - Updating Infrastruktur.pptxBahan Ajar Podes 2024 - Updating Infrastruktur.pptx
Bahan Ajar Podes 2024 - Updating Infrastruktur.pptx
ekaarnaz1
Modul Ajar Bahasa Arab Kelas 10 MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Arab Kelas 10 MA Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Arab Kelas 10 MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Arab Kelas 10 MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
KELOMPOK 5 TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH ( IDIK4013).pptx
KELOMPOK 5 TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH ( IDIK4013).pptxKELOMPOK 5 TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH ( IDIK4013).pptx
KELOMPOK 5 TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH ( IDIK4013).pptx
anggidamara975
Modul Ajar Geografi Kelas 12 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Geografi Kelas 12 SMA/MA Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Geografi Kelas 12 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Geografi Kelas 12 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
N.82MIC00.072.2_ Menangani Kegiatan Acara Protokoler _Pembekalan Kompetensi *...
N.82MIC00.072.2_ Menangani Kegiatan Acara Protokoler _Pembekalan Kompetensi *...N.82MIC00.072.2_ Menangani Kegiatan Acara Protokoler _Pembekalan Kompetensi *...
N.82MIC00.072.2_ Menangani Kegiatan Acara Protokoler _Pembekalan Kompetensi *...
Kanaidi ken
Imunisasi dan KIPI 2024.pptx imunisasi dan kipi
Imunisasi dan KIPI 2024.pptx imunisasi dan kipiImunisasi dan KIPI 2024.pptx imunisasi dan kipi
Imunisasi dan KIPI 2024.pptx imunisasi dan kipi
puputshinta
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING ILMU PENGETAHUAN ALAM & SOSIAL (IPAS) KELAS ...
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING ILMU PENGETAHUAN ALAM & SOSIAL (IPAS) KELAS ...MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING ILMU PENGETAHUAN ALAM & SOSIAL (IPAS) KELAS ...
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING ILMU PENGETAHUAN ALAM & SOSIAL (IPAS) KELAS ...
AndiCoc
program-kerja-ppdb-MADRASAH-2024_2025.pdf
program-kerja-ppdb-MADRASAH-2024_2025.pdfprogram-kerja-ppdb-MADRASAH-2024_2025.pdf
program-kerja-ppdb-MADRASAH-2024_2025.pdf
LiaAnggraini46

Meluruskan Sejarah Sastra Indonesia

  • 1. MELURUSKAN SEJARAH SASTRA INDONESIA Oleh : Anjrah Lelono Broto *) Membaca sejarah perkembangan sastra Indonesia (periodisasi, menurut HB Jassin), ada tanda tanya besar yang berputar-putar di dalam benak kita. Benarkah sastra Indonesia diawali dari Angkatan Balai Pustaka? Paus sastra Indonesia, HB Jassin, juga menetapkan bahwa sastra Indonesia diawali dari sastrawan-sastrawan yang bernaung di Balai Pustaka seperti Marah Rusli, Tulis Sutan Sati, Ama Datuk Mojoindo, Suman Hasibuan, dll. Bukankah mereka adalah sederet sastrawan berlatar belakang budaya Melayu? Lalu dimanakah tempat Mpu Tantular, Mpu Sedah, Mpu Kanwa, bahkan Abdullah bin Abdulkadir Munsyi ataupun Abdur Rauf Ibn Singkli atau Syamsuddin Asy Samatrani? Tanpa harus mereview pendapat dan pemikiran Yudiono K.S., Maman S. Mahayana, A. Teuuw, Ajip Rosidi, Bakri Siregar, bahkan Umar Junus, ada baiknya kita membaca kembali perjalanan kesusasatraan Indonesia. Seorang pengajar sastra Universitas Indonesia (UI), Ibnu Wahyudi, dalam artikelnya yang dibacakan di 11th European Colloquium on Indonesian and Malay Studies di Lomonosov Moscow State University pada 1999, mengatakan bahwa awal keberadaan sastra Indonesia modern dimulai pada 1870-an, yang ditandai dengan terbitnya puisi Syair Kedatangan Sri Maharaja Siam di Betawi (anonim) yang sekarang diterbitkan kembali dalam Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia (Jakarta: KPG, 2000). Lalu, tahun 2002, Taufiq Ismail dan majalah sastra Horison menerbitkan buku Horison Sastra Indonesia yang di dalamnya menyebutkan awal mula penulisan puisi Indonesia dipelopori Hamzah Fansuri sekitar abad ke-17. Namun, Taufiq Ismail masih menempatkan Hamzah Fansuri sebagai pionir sastra daerah, seperti halnya Mpu Tantular, Mpu Sedah, Mpu Panuluh, dan rekan-rekan Mpu yang lain. Taufiq Ismail belum memiliki keberanian menempatkan Hamzah Fansuri sebagai kanon sastrawan Indonesia. Sejak Sutan Takdir Alisjahbana (STA) menyatakan gagasannya untuk memberikan sekat antara sejarah kebudayaan pre-Indonesia (masa sebelum akhir abad ke-19) dengan kebudayaan Indonesia (awal abad ke-20 hingga kini), dengan sendirinya menjadikan keterputusan sejarah antara dua masa kesusastraan tersebut. Bagi generasi muda yang menerima pengajaran sastra di lingkungan sekolah, seakan ada gambaran bahwa kebudayaan (sastra) Indonesia baru lahir di tahun 1900 sehingga mengubur-tenggelamkan perjalanan sejarah kebudayaan (sastra) Indonesia yang telah berproses dan bermutasi selama ratusan tahun. Padahal, The Founding Fathers Indonesia dalam menggodok landasan idiil negara yaitu Pancasila, menobatkan sebuah klausa "Bhineka Tunggal Ika" yang dikutip dari
  • 2. Sutasoma karya Mpu Tantular. Dari perspektif sastra, penobatan klausa ini merupakan bentuk penghargaan kepada sejarah sastra Indonesia di masa kerajaan HindhuBudha. Banyak kalangan menilai, lahirnya pemikiran STA ini dilatarbelakangi oleh kesilauannya dengan kebudayaan Barat, yang menjadi roh Angkatan Pujangga Baru. Namun, pembangunan sekat pemisah ini dapat mengaburkan jatidiri kebangsaan Indonesia, yang sejatinya adalah evolusi kebangsaan dan kemanusiaan Hindhu-Budha ke Islam dan dilanjutkan dengan modern ala Barat. Sanusi Pane dan Poerbatjaraka pernah menanggapi minor pemikiran STA di atas, diakui atau tidak, penolakan mereka mengejawantahkan ke- Indonesia-an yang sejati. Poerbatjaraka mengingatkan bahwa sejarah hari ini adalah kelanjutan dari sejarah masa lalu, tidak terputus. Kebudayaan Indonesia adalah formulasi berbasis akultural antara kebudayaan Indonesia purba dengan kebudayaan Barat. Sanusi Pane menyebutnya sebagai hasil perkawinan Faust (Barat) dengan Arjuna (Timur). Andaikata kita masih setia dengan sejarah sastra yang terputus ala STA tersebut, maka akan kita jumpai pengaruh Pemerintah Kolonialis Belanda dalam mengelola "bacaan" rakyat. Pembentukan Commissie voor de Indlandsche School en Volkslectuur (Komisi untuk Bacaan Sekolah Pribumi dan Bacaan Rakyat) pada 1908, dan selanjutnya diikuti dengan pendirian Kantoor voor de Volkslectuur (Kantor Bacaan Rakyat) pada tahun 1917, yang kemudian bernama Balai Pustaka, menjadi penanda bahwa pemikiran STA tentang sejarah sastra Indonesia dipengaruhi Politik Etis kolonialis Belanda. Padahal, sentuhan "terpaksa" seperti itu hanyalah bagian kecil dari pengaruh luar yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Ibnu Wahyudi menempatkan karya-karya sastrawan Indonesia dari peranakan Cina dan peranakan Eropa sebagai pijakan awal kelahiran sastra Indonesia. Hasil penelitiannya menghadirkan wacana baru bahwa karya sastra (bacaan liar) yang tidak melalui sensor Balai Pustaka, adalah juga termasuk dalam khazanah sastra Indonesia. Pendapat Ibnu Wahyudi ini sedikit merujuk kepada pemikiran Pramoedya Ananta Toer, yang mengatakan bahwa sejarah perkembangan sastra Indonesia juga mencatat sumbang-sih karya dari sastrawan berlatar belakang wartawan dan peranakan Eropa, Cina, dan asli Minahasa, seperti F. Wiggers, G. Francis, H. Kommer, Tio Ie Soei, dan F.D.J. Pangemanan. Penerbitan kembali karya-karya Mas Marco Martodikromo olej Penerbit Indonesia Buku (16/05/2009) adalah sebuah langkah riil meretas sejarah perkembangan sastra Indonesia. Lahirnya buku Tempo Doeloe: Antologi Sastra Pra-Indonesia karya Pramoedya Ananta Toer pada 1982 (dan direvisi pada 2003) memiliki dua arti penting. Pertama, ada pengakuan terhadap eksistensi sastra Indonesia yang menggunakan bahasa Melayu pasar (bukan bahasa Melayu Tinggi ala Balai Pustaka). Pramoedya pun telah berusaha menjalin kembali keterputusan sejarah sastra (kebudayaan) akibat pemikiran STA. Kedua, hasil penelusuran semacam itu juga memperlihatkan fenomena unik dalam sejarah sastra Indonesia bahwa politik etis kolonial Belanda (yang diskriminatif), menciptakan ketidakadilan bagi para "inlanders". Faktanya, hanya masyarakat yang mengecap pendidikan Barat yang diakui dan memiliki akses berproduksi, termasuk di sastra. Seperti F.D.J. Pangemanann, pemimpin redaksi koran berbahasa Melayu, Djawa Tengah (1913-1938) dan Noto Soeroto, penulis Melati Knoppen (Kuntum-kuntum Melati) di tahun 1915 dan Wayang-Liederan (Dendang Wayang) di tahun 1931. Upaya-upaya yang dilakukan Ibnu Wahyudi, Taufiq Ismail, ataupun Pramoedya Ananta Toer, sejatinya, telah memberikan sumbangan besar bagi usaha meluruskan kembali sejarah sastra Indonesia yang mengalami keterputusan akibat gagasan pemikiran STA. Namun, menyitir penggalan puisi "Kerawang Bekasi" karya Chairil Anwar; "..perjuangan belum selesei, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa..". Usaha untuk menemukan benang merah antara karya-karya sastra pada masa Hindhu-Budha, awal perkembangan Islam, hingga masuknya pemerintah kolonialis Belanda yang mengusung tradisi budaya barat di punggungnya; masih memerlukan perjuangan panjang.
  • 3. Dalam Kalangwan: Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang karya P.J. Zoetmulder (1983), karya sastra tertua yang menggunakan bahasa Jawa kuno adalah Arjunawiwaha (Perkawinan Arjuna) karya Mpu Kanwa yang terbit sekitar 1028-1035 di masa kerajaan Airlangga. Masih di masa kerajaan Medang (Airlangga) kemudian lahir pula Gatotkacasraya (Bantuan Gatotkaca) karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Kemudian di masa kerajaan Kediri, Rajanya Jaya Baya, juga melahirkan karya sastra yang berbau nujum yang kemudian terkenal sebagai Serat Jangka Jaya Baya. Sejajar dengan nujum Zarathustra, naskah asli karya sastra ini harus jauh dari tanah air dan disimpan di British Library. Di zaman kerajaan Majapahit, Negarakertagama karya Mpu Prapanca dan Sutasoma karya Mpu Tantular sebagai masterpiece karena dilahirkan pujangga-pujangga kerajaan. Masuknya agama Islam, membawa aura Islam dalam perkembangan sastra Jawa (khususnya) sehingga lahirlah sederet karya-karya sastra seperti Kidung Rumeksa Ing Wengi, Serat Walisana, Babad Demak, Babad Tanah Jawi, Primbon Djatianom (Ki Ageng Gribig), Serat Gatoloco, dll. Di satu sisi, aura Islam menjadi warna pertama yang menggurat sejarah sastra di tanah Melayu, dalam buku Yang Indah, Berfaedah dan Kamal: Sejarah Sastra Melayu dalam Abad 719, Vladimir I. Braginsky (1998) mengatakan bahwa pada Zaman Pertengahan, sastrawan-sastrawan Melayu telah menghasilkan karya sastra yang mendunia. Bagi dunia Timur, dan dunia Melayu tidak terkecuali, yang tradisional dan yang modern saling berjalinan dengan erat dan kuat. Sehingga tanpa mengenal yang pertama, orang tidak mungkin menghayati kedalaman makna yang kedua. Ini berarti, bahwa hanya dengan demikianlah orang bisa menyelami sebab-musabab proses-proses yang kini tengah berlangsung di Indonesia Di dunia Timur, bidang sastra ini juga menyimpan hakikat dari tradisi-tradisi yang hidup, dan memaparkannya pada generasi-generasi yang mendatang dengan lebih baik, dibandingkan dengan bidang-bidang kebudayaan apa pun lainnya. Sederet nama seperti Hamzah Fansuri, Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, Nurruddin Ar Raniri, Abdur Rauf Ibn Singkli dan Syamsuddin Asy Samatrani; menjadi tokoh-tokoh sastrawan Melayu yang karya-karyanya menjadi ikatan budaya antara Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Budaya Hindhu-Budha, Islam, lalu Barat yang dibawa Portugal, Spanyol, dan kolonialis Belanda telah memberi warna baru yang memperkaya dan mendewasakan kebudayaan (sastra) Indonesia. Sebagaimana yang terjadi di ranah agama, di ranah sastra pun terjadi sinkretisme yang dilakukan sastrawan setempat dengan pengaruh luar. Boleh saja Rudyard Kipling mengatakan East is east and west is west and the twin shall never meet. Tapi, bagi manusia Jawa, memadukan dua hal yang bertentangan bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Dari uraian singkat di atas, saya ingin menarik kesimpulan bahwa setidaknya ada dua kutub dalam sastra Indonesia, yakni sastra Indonesia yang masih memperlihatkan pengaruh Hindhu-Budha yang kuat, yang berpusat di Jawa dan sastra Indonesia yang memperlihatkan pengaruh Islam yang kuat, yang berpusat di Sumatera. Kedua kutub tersebut bisa menjadi rujukan berkaitan dengan penentuan awal kelahiran sastra Indonesia. Kesimpulan ini diperkuat oleh hasil penelitian E.U. Kratz pada 1983 yang memperlihatkan bahwa sastrawan yang berasal dari Jawa (52,8%) dan Sumatera (30,3%) berperan besar dalam menghidupkan sastra Indonesia. Mari meluruskan kembali sejarah sastra Indonesia kepada generasi muda kita. *