Ibu hamil usia 20 minggu mengalami kecelakaan lalu lintas dan mengalami keguguran. Ibu mengeluh nyeri perut dan pinggang serta ditemukan perdarahan vagina. Ibu mengalami syok akibat kecelakaan dan keguguran.
3. Definisi Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai janin
lahir. Lama kehamilan normal dihitung dari hari pertama
menstruasi terakhir (HPMT) yaitu 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) (Saifuddin, 2009).
Masa kehamilan dibagi menjadi tiga trimester yang masingmasing
terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender.
Trimester pertama minggu pertama hingga ke-12 (12 minggu)
Trimester ke dua pada minggu ke-13 hingga ke-27 (15 minggu)
Trimester ke tiga pada minggu ke-28 hingga ke-40 (13
minggu).
4. Definisi Abortus
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin
mencapai berat 500 gram atau umur kehamilan kurang dari 200
minggu. Menurut World Health Organization/ WHO dan VIGO
dikatakan abortus jika usia kehamilan kurang dari 20-22
minggu.
Abortus selama kehamilan terjadi 15-20% dengan 80%
diantaranya terjadi pada trimester pertama (<13 minggu) dan
sangat sedikit terjadi pada trimester kedua (Husin, 2013).
5. Etiologi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada
kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini
adalah:
a. Kelainan kromosom
b. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus obat-obatan, tembakau dan alkohol.
2. Kelainan pada plasenta.
3. Faktor maternal
4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi servik (untuk abortus pada
trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
8. Macam Macam Abortus Spontan :
1. Abortus iminens, yaitu bercak perdarahan pada vagina yang terjadi selama masa
kehamilan awal dan berlangsung selama beberapa hari atau minggu.
2. Aboutus insipiens, yaitu terjadinya perdarahan pada uterus pada usia kehamilan <
20 minggu ditandai dengan adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat.
3. Abortus inkompletus, yaitu pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
< 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
4. Abortus kompletus, merupakan abortus yang hasil konsepsinya sudah
dikeluarkan, osteum uteri telah menutup, uterus sudah mengecil sehingga
perdarahan sedikit.
5. Abortus tertunda disebut missed abortion, dimana terjadinya kematian janin
berusia < 20 minggu, tetapi janin tersebut tidak dikeluarkan selama 8 minggu
bahkan lebih.
6. Abortus habitualis, yaitu abortus spontan yang terjadi secara berturut-turut,
sebanyak 3 kali bahkan lebih tanpa diketahui penyebabnya.
7. Abortus septik, merupakan abortus yang diikuti adanya infeksi berat dengan
penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh atau peritoneum.
9. Abortus
Provokatus
02
Merupakan tindakan untuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan
baik oleh orang-orang yang tidak mempunyai keterampilan yang
diperlukan atau berada dalam lingkungan yang kurang memenuhi
standar medis atau keduanya.
10. Macam Macam Abortus Spontan :
1. Abortus terapeutik, yaitu merupakan abortus buatan yang dilakukan untuk
menyelamatkan nyawa ibu dan pertimbangan oleh tokoh agama atau masyarakat
setempat
2. Abortus kriminal, yaitu pengguguran janin tanpa adanya alasan medis yang legal
atau oleh orang yang berhak dan tindakan yang melanggar hukum.
11. Manifestasi Klinis
1. Terlambat haid atau amonore kurang dari 20 minggu.
2. Pada pemeriksaan fisik, keadaan tampak lemah atau kesadaran menurun, mengalami
penurunan tekanan darah, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu tubuh
normal atau meningkat.
3. Pendarahan pervaginan
4. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simpisis sering disertai nyeri pinggang
akibat kontraksi uterus.
5. Pemeriksaan genekologi
Inspeksi vulva : Perdarahan pervaginan, ada atau tidaknya hasil konsepsi, tercium
atau tidaknya bau busuk dari vulva.
Inspekulo : Perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada
atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk
dari ostium.
Colok vagina : Porsio masih terbuka atau tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam
kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglasi tidak menonjol
dan tidak nyeri.
12. Patofisiologi
Pada permulaan abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis diikuti
oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan bagian
benda asing dalam uterus.
Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya
dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua
secara mendalam.
Pada kehamilan antara 8-14 minggu villi koriales menembus desidua
lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna
yang dapat menyebabkan banyak perdarahan.
Pada kehamilan 14 minggu ke atas umumnya yang mula-mula
dikeluarkan setelah ketuban pecah janin, disusul beberapa waktu
kemudian oleh plasenta yang telah lengkap terbentuk. Perdarahan tidak
banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap. Peristiwa abortus
ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur.
16. Abortus Imminens
1. Tirah baring untuk meningkatkan aliran darah ke uterus dan mengurangi rangsang
mekanik
2. Pemberian progesterone 10 mg per hari untuk terapi substitusi dan mengurangi
kerentanan otot rahim
3. USG untuk mengetahui kondisi janin (masih hidup atau sudah mati)
4. Pemberian fenobarbital 3x30 mg untuk obat penenang
5. Melarang pasien untuk tidak berhubungan seksual selama kurang lebih 2 minggu
17. Abortus Insipiens
1. Pemberian cairan dan tranfusi darah bila ditemukan tanda-tanda syok
2. Pengosongan uterus dengan kuret vakum atau cunam abortus apabila usia kehamilan
kurang dari 12 minggu.
3. Pemberian ergometrin 0,5 mg secara intramuscular
4. Pemberian infuse oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% 500 ml dimulai 8 tpm dan dinaikkan
sesuai kontraksi uterus sampai abortus komplet pada usia kehamlan lebih dari 12
minggu.
5. Pengerokan dilakukan apabila janin sudah keluar tetapi plasenta tertinggal
6. Pemberian antibiotic sebagai profilaksis
18. Abortus Inkomplet
1. Abortus inkomplet
2. Pemberian cairan NaCl atau RL dan tranfusi darah bila ditemukan tanda-tanda syok
3. Jika syok sudat diatasi lakukan pengerokan dengan kuret lalu suntikkan ergometrin
0,2 mg secara intramuscular untuk mempertahankan kontraksi otot uterus
4. Pemberian antibiotic untuk mencegah infeksi
19. Abortus Komplet
1. Pemberian hematinik atau lakukan tranfusi darah apabila pasien anemia
2. Pemberian antibiotic untuk mencegah infeksi
3. Menganjurkan pasien untuk diet tinggi protein, vitamin, dan mineral
20. Abortus Infeksius
1. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
2. Apabila terjadi perdarahan, lakukan tranfusi darah bila perlu
3. Pemberian obat untuk menanggulangi infeksi :
Gentamicin 3x80 mg
Chloromycetin 4x500 mg
Sulbenicillin 3x1-2 gr
Pada kasus tetanus perlu diberikan AT, irigasi H2O2, dan histerektomi total secepatnya
21. Abortus Habitualis
1. Memperbaiki keadaan umum, yaitu memberi makanan yang sehat dan menganjurkan
istirahat yang cukup
2. Menganjurkan untuk berhenti/mengurangi rokok dan alcohol
22. 1. Perdarahan
Perdarahan yang tidak diberikan pertolongan
pada waktunya dapat menyebabkan kematian.
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan
uterus.
2. Perforasi
Perforasi uterus dapat terjadi ketika alat bedah
menusuk dan menyebabkan lubang di uterus
ataupun karena posisi hiporetrofleksi.
3. Infeksi
Infeksi uterus dan sekitarnya dapat terjadi
pada setiap abortus terlebih pada abortus
buatan
4. Syok
Syok pada abortus dapat terjadi karena
perdarahan (syok hemoragik) dan syok
karena infeksi berat (syok endoseptik).
Komplikasi
23. Pemeriksaaan Penunjang
Tes Kehamilan USG
untuk menentukan apakah janin
masih hidup
Untuk mengetahui apakah janin
masih hidup. Menunjukkan hasil
positif jika janin masih hidup
sampai 2-3 hari setelah abortus
24. Ny. N berusia 25 tahun yang tengah hamil dilarikan ke RS UM pada tanggal 7 Agustus
2021. Klien mengalami kecelakaan lalu lintas ketika hendak pergi ke pasar pukul 09.00
WIB menggunakan sepeda motor. Klien jatuh ke aspal dalam keadaan duduk dan
terhempas dari sepeda motornya sejauh 1 meter. Klien ditemukan saksi dalam keadaan
setengah sadar dengan posisi terlentang, terlihat darah segar dari daerah jalan lahir, klien
mengeluhkan nyeri pada perutnya dan dari keterangan keluarga usia kehamilannya 20
minggu. Dari pengkajian di RS didapatkan : TD 90/70 mmHg, nadi 110x/menit, suhu 36属C,
RR 29x/menit, nafas cepat dan dangkal, CRT > 3 detik, konjungtiva anemis, ditemukan
laserasi pada ulna sinistra, contusion pada daerah inguinalis dan vulva, krepitasi pelvis
(+), perdarahan pada vagina (+), hasil pemeriksaan menunjukkan klien mengalami
keguguran. Ketika mengetahui bahwa dirinya mengalami keguguran, klien merasa sangat
sedih dan menangis histeris. Klien tidak menerima bahwa janinnya telah tiada.
Kasus
25. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Primary survey
1) Airway : Tidak terdapat sumbatan jalan
nafas
2) Breathing :
Look : Adanya pengembangan dinding dada.
Frekuensi 29x/ menit
Listen : Tidak terdengar suara nafas
tambahan
Feel : Terasa hembusan nafas, terlihat otot
bantu pernafasan
3) Circulation : Akral dingin, kulit pucat terdapat
perdarahan pada daerah jalan lahir, CRT > 3
detik.
Disability : -
b. Pengkajian sekunder
A. Biodata
Data pasien : Ibu
Nama : Ny N
Umur : 25 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Mawar No.7
Data penanggung jawab
Nama : Tn. W
Umur : 29 Tahun
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1 PGSD
Alamat : Jl. Mawar No.7
26. B. Alasan datang/dirawat
Klien mengalami kecelakaan lalu lintas ketika hendak pergi ke pasar pukul 09.00 WIB
menggunakan sepeda motor dan dibonceng suami dalam posisi duduk miring tidak
berpegangan dengan suaminya, Klien jatuh ke aspal dalam keadaan duduk dan
terhempas dari sepeda motornya sejauh 1 meter.
C. Keluhan utama
Klien ditemukan saksi dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan posisi terlentang, terlihat
darah segar dari daerah jalan lahir, dari keterangan keluarga usia kehamilannya 20
minggu. Saat dikaji klien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah dan pinggang.
D. Pengkajian Nyeri
P : Kecelakaan lalu lintas
Q : Ditusuk-tusuk
R : Perut bagian bawah dan pinggang
S : 7
T : Saat bergerak
27. E. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun Siklus : 30 hari
Lama : 5 hari Teratur : Teratur
Sifat darah : Cair Keluhan : Tidak ada
F. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : Menikah Menikah ke : 1 (satu)
Usia menikah pertama kali : 22 Tahun Lama : 3 Tahun
28. I. Riwayat Kehamilan Sekarang
ANC pertama umur kehamilan : 6 minggu
Kunjungan ANC
1) Trimester I
Frekuensi : 2x
Keluhan : Mual, Flek-flek
Komplikasi : Tidak ada
Terapi : Asam folat
2) Trimester II
Frekuensi : -
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi : -
3) Trimester III
Frekuensi : -
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi : -
Imunisasi TT : 1 kali
TT I : Tanggal : 25 Januari 2018
Pergerakan janin selama 24 jam ( dalam sehari )
Ibu mengatakan belum merasakan gerakan janin.
29. J. Riwayat kesehatan
1) Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular, menurun, dan menahun.
2) Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak sedang menderita penyakit
menular, menurun, dan menahun.
3) Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak punya riwayat keturunan
kembar.
4) Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat operasi.
5) Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat.
30. K. Pola pemenuhan kebutuhan
Sebelum Hamil Saat Hamil
a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3x sehari 3x sehari
Jenis : Nasi,sayur,lauk Nasi,sayur,lauk
Porsi : 1 piring 1 piring
Pantangan : Tidak ada Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
Minum
Frekuensi : 6-7x sehari 7-8x sehari
Jenis : Air Putih, teh Air putih, teh, susu
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Pantangan: Tidak ada Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
31. Sebelum Hamil Saat Hamil
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x sehari 1x sehari
Warna : Kuning Kuning
Konsistensi : Lembek Lembek
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
BAK
Frekuensi : 3-4x sehari 4-5x sehari
Warna : Kuning jernih Kuning jernih
Konsistensi: Cair Cair
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
32. Sebelum Hamil Saat Hamil
c. Istirahat
Tidur siang
Lama : 2jam/hari 2 jam/hari
Keluhan: Tidak ada Tidak ada
Tidur malam
Lama : 8jam/hari 8jam/hari
Keluhan : ` Tidak ada Tidak ada
d. Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari 2x/hari
Ganti pakaian : 2x/hari 2x/hari
Gosok gigi : 3x/hari 3x/hari
Keramas : 3x/minggu 3x/minggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi : 3x/minggu 1x/minggu
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
33. f. Pola aktivitas
Ibu mengatakan di rumah melakukan kegiatan sehari- hari yaitu
memasak,menyapu, dan menjaga anak. Ibu mengatakan jarang melakukan kegiatan
olahraga.
g. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu-jamuan, dan minum minuman
yang beralkohol.
h. Data psikososial, spiritual, dan ekonomi
1) Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilan ini.
2) Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat mendukung kehamilan ini.
3) Ibu mengatakan hubungan dengan suami, keluarga, dan tetangga baik-baik saja.
4) Ibu mengatakan akan melakukan perawatan bayi dengan baik.
5) Ibu mengatakan selalu taat dalam melaksanakaan sholat 5 waktu.
6) Ibu mengatakan selalu aktif dalam mengikuti kegiatan sosial.
7) Ibu mengatakan keadaan ekonomi keluarga sangat baik.
34. i. Pengetahuan ibu
1) Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilan.
2) Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang persalinan.
3) Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang nifas.
j. Lingkungan yang berpengaruh
1) Ibu mengatakan lingkungan sekitar rumah tidak ada berpengaruh buruk.
2) Ibu mengatakan tidak memelihara hewan peliharaan dirumah.