際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara dalam Perspektif Ekonomi Kelembagaan Baru Makalah Ekonomika Kelembagaan | by Aryanto Tinambunan | 19202/PS/MEP/06 e-mail : arya@tinambunan.web.id
Pendahuluan  Jangan tanyakan padaku apa arti kemiskinan karena Anda sudah melihatnya dari luar rumah saya. Lihat rumah ini dan hitung jumlah lubangnya. Lihat perlengkapan yang ada dan pakaian yang saya kenakan. Lihat semua hal dan tuliskan apa yang Anda lihat. Apa yang Anda lihat adalah kemiskinan. --- Laki-laki Miskin di Negara Kenya (Todaro, 2003)
Lanjutan ... Kebijakan Pemda belum sepenuhnya efektif dalam pemberdayaan potensi ekonomi lokal. Peranan EKB belum efektif diterapkan. Tingkat kesejahteraan masyarakat yang ditopang oleh sektor agribisnis masih rendah yang ditunjukkan dengan 72,18% penduduk tergolong miskin (BPS, 2005)  dan belum adanya LKM di Pakpak Bharat . Gap    Kemiskinan ,     Agribisnis ,     Lembaga Keuangan Mikro ,     Transaction Costs,    Asymetric Information Keyword
Lanjutan ... Dimekarkan berdasarkan UU No. 9/2003 ttg Pembentukan Kab. Humbang Hasundutan, Nias Selatan dan Pakpak Bharat    8 Kec, 47 Desa (2006) H ampir 80 persen w ilayah Pakpak Bharat  lebih berada pada topografi terjal dan curam Potensi utama daerah adalah bidang pertanian    perkebunan    gambir + kemenyan + nilam Pengembangan agribisnis dapat meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya komoditi gambir Luas Wilayah 121.830 Ha (1.218,30 km2). Jumlah Penduduk (BPS, 2005) = 36.971 jiwa Menurut BPS (2005) 72,18% penduduk tergolong miskin. Sebagai daerah otonom, kewenangan dalam mengurus pembangunan daerah (UU No. 32/2004 ttg Otonomi Daerah) Kabupaten Pakpak Bharat
Lanjutan ... Permasalahan akses terhadap fasilitas pendidikan dan kesehatan memang merupakan permasalahan besar yang dihadapi kelompok miskin pedesaan, tetapi ada permasalahan lain yang lebih krusial, yaitu pendapatan mereka sangat tergantung pada aktivitas  sektor pertanian  dan perikanan sehingga kondisi alam, iklim, dan cuaca sangat memengaruhi volatilitas pendapatan kelompok ini (LPEM FEUI, PSP IPB, PSEKP UGM  ( 2004)  dalam Dartanto (2006)) .  Problem Kemiskinan
Lanjutan ... Menurut Saragih (2001), Sub-sistem   agribisnis adalah  (1) sub-sistem agribisnis hulu ( upstream agribusiness ), (2) sub-sistem usahatani ( on farm agribusiness ), (3) sub-sistem agribisnis hilir ( down-stream agribusiness ) dan (4)  sub- sistem jasa penunjang agribisnis ( supporting institution ), khususnya untuk pengembangan komoditas perkebunan di Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat . Koperasi agribisnis perlu dibentuk untuk mengembangkan usaha agribisnis skala kecil    aturan formal dan non formal. Dukungan Lembaga Keuangan Mikro dapat mengembangkan koperasi agribisnis. Koperasi agribisnis selanjutnya berhubungan dengan pengusaha besar. Agribisnis
Lanjutan ... Kebijakan pembangunan ekonomi daerah     belum  efektif diterapkan   kesejahteraan masyarakat sulit diwujudkan     kemiskinan tetap ada dan berpotensi untuk bertambah. Perumusan  Permasalahan Ekonomi Kelembagaan Baru (EKB)    peningkatan ekonomi rakyat via Lembaga Keuangan Mikro (LKM)    produktivitas meningkat    tingkat kemiskinan berkurang Peranan EKB
Lanjutan ... Untuk mengetahui perlunya dinamika ekonomi kelembagaan baru dalam meningkatkan perekonomian masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang dapat menekan angka kemiskinan Tujuan D iharapkan dapat menjadi tambahan masukan guna melengkapi dasar-dasar pertimbangan dalam merumuskan kebijakan pembangunan pada sektor pertanian khususnya sektor agribisnis sejalan dengan pelaksanaan visi dan misi daerah. Manfaat Tujuan & Manfaat &
Lanjutan ... Dilakukan dengan penyebaran survey/kuesioner dan studi komparatif .  Dalam penulisan paper ini dilakukan dengan metode studi komparatif dari berbagai penelitian. Metodologi
Institusi Agribisnis, RUU LKM Aturan Main Koperasi Agribisnis Lingkungan Kelembagaan Susunan Rencana Mengatasi Ketidakpastian Agribisnis Penekanan biaya Transaksi, informasi pasar dan negosiasi Efisiensi Produktivitas Profit Berkesinambunan Peningkatan ekonomi masyarakat Pengurangan Jumlah Kemiskinan Konsep Ekonomi Kelembagaan dalam Agribisnis
Analisis Pendekatan institusional dalam ekonomi, salah satunya dipelopori oleh Douglass C North dalam bukunya Institutions, Institutional Change and Economic Performance .   North  membedakan institusi, organisasi, dan aktor ekonomi dalam membahas perubahan kelembagaan dalam ekonomi. Institusi merupakan konteks (landasan) di mana organisasi bekerja: dia menyangkut aturan yang tampak (hukum) dan yang mengakar (norma). Dalam organisasi para aktor berinteraksi dengan dibatasi oleh aturan hukum dan norma. Interaksi ketiganya (institusi, organisasi, dan aktor ekonomi) akan menentukan kualitas kinerja ekonomi. Ekonomi Kelembagaan Baru
Lanjutan ... Institusi dapat didefinisikan sebagai aturan atau prosedur yang mengatur interaksi antarmanusia (agents) dan organisasi yang mengimplementasikan aturan2 tsb. untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Brinkerkoff & Goldsmith (1992) dalam Arsyad (2005)). Konkretnya, memenuhi target  penekanan angka kemiskinan  tidak bisa hanya dengan mengutak-atik indikator makro-ekonomi  daerah . Selain harus merancang aturan formal yang memadai, kebijakan pemerintah  daerah  juga harus memengaruhi tindakan para aktor ekonomi  (koperasi agribisnis) . Korupsi yang masih terus terjadi merupakan bukti, kebijakan pemerintah masih berhenti pada formalitas aturan dan belum sampai memengaruhi tindakan para aktor ekonomi.  Kualitas kelembagaan secara nasional akan memengaruhi kualitas kelembagaan unit-unit organisasi secara individual. Tata kelola  koperasi  tidak pernah tercapai tanpa ada sistem tata kelola secara  organisatoris. Institusi & Organisasi Agribisnis
Lanjutan ... Asian Development Bank (ADB) mendefinisikan LKM sebagai lembaga yang menyediakan jasa penyimpanan ( deposits ), kredit ( loan ), pembayaran berbagai transaksi jasa ( payment services ) serta  money transfer  yang ditujukan bagi masyarakat miskin dan pengusaha kecil. Lembaga Keuangan Mikro atau  Micro Finance Institution  merupakan lembaga yang melakukan kegiatan penyediaan jasa keuangan kepada pengusaha kecil dan mikro serta masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak terlayani oleh Lembaga Keuangan formal dan yang telah berorientasi pasar untuk tujuan bisnis . Menurut Adan dan Fitchett (1992) dalam Arsyad (2005), karakteristik LKM adalah sama spt lembaga pendidikan yang dinamis, inovatif dan penyusunan yang fleksibel yang disesuaikan dengan lingkungan ekonomi dan sosial daerah. Fleksibel, transaksi kecil jangka pendek, prosedur yang simpel dan pinjaman didistribusikan dengan cepat merupakan ciri dari LKM P engentasan kemiskinan dapat dilaksanakan melalui banyak sarana dan program, termasuk didalamnya adalah program pangan, kesehatan, pemukiman, pendidikan, keluarga berencana dan tentu saja adalah melalui pinjaman dalam bentuk  micro credi t  ( Marguiret Robinson ,  2000) LKM & Penanggulangan Kemiskinan (1)
Lanjutan ... Menurut  Krisnamurthi  (2003),  Keuangan mikro dapat menjadi faktor kritikal dalam usaha penanggulangan kemiskinan yang efektif.  Peningkatan akses dan pengadaan sarana penyimpanan, pembiayaan dan asuransi yang efisien dapat membangun keberdayaan kelompok miskin dan peluang mereka untuk keluar dari kemiskinan, melalui :  tingkat konsumsi yang lebih pasti dan tidak be r fluktuasi,  mengelola resiko dengan lebih baik,  secara bertahap memiliki kesempatan untuk membangun aset,  mengembangkan kegiatan usaha mikronya,  menguatkan kapasistas perolehan pendapatannya, dan  dapat merasakan tingkat hidup yang lebih baik  LKM & Penanggulangan Kemiskinan (2)
Secara spesifik dalam konteks pembangunan ekonomi pedesaan yang   masih didominasi oleh sektor pertanian, potensi yang dapat diperankan LKM   dalam memacu pertumbuhan ekonomi sangat besar.  Menurut Ashari (2006), s etidaknya ada lima alasan   untuk mendukung argumen tersebut , yaitu : LKM umumnya berada atau   minimal dekat dengan kawasan pedesaan sehingga dapat dengan mudah diakses   oleh petani/pelaku ekonomi di desa.  Petani/masyarakat desa lebih   menyukai proses yang singkat dan tanpa banyak prosedur.  Karakteristik   usahatani umumnya membutuhkan platfond kredit yang tidak terlalu besar   sehingga sesuai dengan kemampuan finansial LKM.  D ekatnya lokasi   LKM dan petani memungkinkan pengelola LKM memahami betul karakteristik   usahatani sehingga dapat mengucurkan kredit secara tepat waktu dan jumlah; dan Adanya keterkaitan socio-cultural serta hubungan yang bersifat personal   emosional   diharapkan dapat mengurangi sifat  moral hazard  dalam pengembalian   kredit.
Referensi Arsyad, Lincolin. 2006. How do Microfinance Institutions Cope with Risk and Uncertainty?. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Volume 21, No. 1, pp. 22  36. Arsyad, Lincolin. 2005. Institutions do Really Matter : Lessons from Village Credit Institutions of Bali. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Volume 20, No. 2, pp. 105  119. Ashari. 2006. Potensi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dalam Pembangunan Ekonomi Pedesaan dan Kebijakan. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian, Volume 4, No. 2, hal. 146  164. BPS. 2005. Pakpak Bharat dalam Angka. BPS, Dairi, Sumut. Jaya, Wihana Kirana. 2006. Peran Institusi dalam Pertumbuhan Ekonomi. PANGSA  Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, Edisi 13/XII/2006, hal. 03  18. Kurniadi, Titus K.. 2002.  Keuangan Mikro Sebagai Salah Satu Cara Efektif untuk Mengentaskan Kemiskinan dan Menggerakkan Ekonomi Rakyat.  Jurnal Ekonomi Rakyat, Artikel  Th. I  No. 5.  http://www.ekonomirakyat.org Krishnamurti, Bayu. 2003. Pengembangan Keuangan Mikro dan Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal Ekonomi Rakyat, Artikel  Th. II  No. 2.  http://www.ekonomirakyat.org   North, Douglas C.. 1991. Institutions. Journal of Economic Perspectives, Volume 5, No. 1, pp. 97  112. Saragih, Bungaran. 2001.  Agribisnis : Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian . Editor : Rachmat Pambudy dkk.. Yayasan Mulia Persada Indonesia dan PT. Surveyor Indonesia bekerjasama dengan Pusat Studi Pembangunan IPB, Bogor. Yustika, Ahmad Erani. 2006. Ekonomi Kelembagaan  Definisi, Teori dan Strategi. Edisi Pertama. Bayumedia Publishing, Malang.
Terima Kasih Sekian & Njuah-njuah

More Related Content

What's hot (20)

Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
Inas Intishar
K5 pengembangan ekonomi lokal new
K5   pengembangan ekonomi lokal newK5   pengembangan ekonomi lokal new
K5 pengembangan ekonomi lokal new
Imaniar Nastiti
(7) PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
(7) PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH(7) PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
(7) PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
Bakhrul Ulum
perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerahperekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
Suhanda Handa
7 pembangunan ekonomi daerah adhi nugraha_5_x
7 pembangunan ekonomi daerah adhi nugraha_5_x7 pembangunan ekonomi daerah adhi nugraha_5_x
7 pembangunan ekonomi daerah adhi nugraha_5_x
adhi nugraha
Pel berbasis industri kreatif
Pel berbasis industri kreatifPel berbasis industri kreatif
Pel berbasis industri kreatif
Sugeng Budiharsono
Analisis kesehatan kinerja keuangan badan usaha milik desa
Analisis kesehatan kinerja keuangan badan usaha milik desa  Analisis kesehatan kinerja keuangan badan usaha milik desa
Analisis kesehatan kinerja keuangan badan usaha milik desa
Dodi Yudiardi
7 pembangunan ekonomi daerah
7 pembangunan ekonomi daerah7 pembangunan ekonomi daerah
7 pembangunan ekonomi daerah
Andi Sutandi
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahOtonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Sugeng Budiharsono
Revisi pdi kelompok 5
Revisi pdi kelompok 5Revisi pdi kelompok 5
Revisi pdi kelompok 5
Tata Laili
Laporan Kerja Konsultan - Wirausaha Nagari4
Laporan Kerja Konsultan - Wirausaha Nagari4Laporan Kerja Konsultan - Wirausaha Nagari4
Laporan Kerja Konsultan - Wirausaha Nagari4
Hafiz Rahman, PhD
Paparan draft lap akhir pel kab cianjur 27 des 2018
Paparan draft lap akhir pel kab cianjur 27 des 2018Paparan draft lap akhir pel kab cianjur 27 des 2018
Paparan draft lap akhir pel kab cianjur 27 des 2018
Kotjo Negoro
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan KotaKumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Fitri Indra Wardhono
Dana Insentif Desa sebagai Pendorong Peningkatan Kinerja Desa (Studi pada Kab...
Dana Insentif Desa sebagai Pendorong Peningkatan Kinerja Desa (Studi pada Kab...Dana Insentif Desa sebagai Pendorong Peningkatan Kinerja Desa (Studi pada Kab...
Dana Insentif Desa sebagai Pendorong Peningkatan Kinerja Desa (Studi pada Kab...
ferie007
21 Inspirator Pembangunan Daerah
21 Inspirator Pembangunan Daerah21 Inspirator Pembangunan Daerah
21 Inspirator Pembangunan Daerah
Pusat Kajian Keuangan Negara
Presentasi musrenbang kota solok 25 maret 2014
Presentasi musrenbang kota solok   25 maret 2014 Presentasi musrenbang kota solok   25 maret 2014
Presentasi musrenbang kota solok 25 maret 2014
Anton Setiadi
(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerah(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerah
Elisabeth Marina
Coba-Coba Dana Desa
Coba-Coba Dana DesaCoba-Coba Dana Desa
Coba-Coba Dana Desa
Pusat Kajian Keuangan Negara
Proses Perencanaan APBD dan APBN dalam rangka Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Proses Perencanaan APBD dan APBN dalam rangka Pertumbuhan Ekonomi DaerahProses Perencanaan APBD dan APBN dalam rangka Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Proses Perencanaan APBD dan APBN dalam rangka Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Dadang Solihin
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah BantenKEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
bramantiyo marjuki
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
Inas Intishar
K5 pengembangan ekonomi lokal new
K5   pengembangan ekonomi lokal newK5   pengembangan ekonomi lokal new
K5 pengembangan ekonomi lokal new
Imaniar Nastiti
(7) PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
(7) PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH(7) PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
(7) PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
Bakhrul Ulum
perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerahperekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
Suhanda Handa
7 pembangunan ekonomi daerah adhi nugraha_5_x
7 pembangunan ekonomi daerah adhi nugraha_5_x7 pembangunan ekonomi daerah adhi nugraha_5_x
7 pembangunan ekonomi daerah adhi nugraha_5_x
adhi nugraha
Pel berbasis industri kreatif
Pel berbasis industri kreatifPel berbasis industri kreatif
Pel berbasis industri kreatif
Sugeng Budiharsono
Analisis kesehatan kinerja keuangan badan usaha milik desa
Analisis kesehatan kinerja keuangan badan usaha milik desa  Analisis kesehatan kinerja keuangan badan usaha milik desa
Analisis kesehatan kinerja keuangan badan usaha milik desa
Dodi Yudiardi
7 pembangunan ekonomi daerah
7 pembangunan ekonomi daerah7 pembangunan ekonomi daerah
7 pembangunan ekonomi daerah
Andi Sutandi
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahOtonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Sugeng Budiharsono
Revisi pdi kelompok 5
Revisi pdi kelompok 5Revisi pdi kelompok 5
Revisi pdi kelompok 5
Tata Laili
Laporan Kerja Konsultan - Wirausaha Nagari4
Laporan Kerja Konsultan - Wirausaha Nagari4Laporan Kerja Konsultan - Wirausaha Nagari4
Laporan Kerja Konsultan - Wirausaha Nagari4
Hafiz Rahman, PhD
Paparan draft lap akhir pel kab cianjur 27 des 2018
Paparan draft lap akhir pel kab cianjur 27 des 2018Paparan draft lap akhir pel kab cianjur 27 des 2018
Paparan draft lap akhir pel kab cianjur 27 des 2018
Kotjo Negoro
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan KotaKumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Fitri Indra Wardhono
Dana Insentif Desa sebagai Pendorong Peningkatan Kinerja Desa (Studi pada Kab...
Dana Insentif Desa sebagai Pendorong Peningkatan Kinerja Desa (Studi pada Kab...Dana Insentif Desa sebagai Pendorong Peningkatan Kinerja Desa (Studi pada Kab...
Dana Insentif Desa sebagai Pendorong Peningkatan Kinerja Desa (Studi pada Kab...
ferie007
Presentasi musrenbang kota solok 25 maret 2014
Presentasi musrenbang kota solok   25 maret 2014 Presentasi musrenbang kota solok   25 maret 2014
Presentasi musrenbang kota solok 25 maret 2014
Anton Setiadi
(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerah(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerah
Elisabeth Marina
Proses Perencanaan APBD dan APBN dalam rangka Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Proses Perencanaan APBD dan APBN dalam rangka Pertumbuhan Ekonomi DaerahProses Perencanaan APBD dan APBN dalam rangka Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Proses Perencanaan APBD dan APBN dalam rangka Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Dadang Solihin
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah BantenKEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
bramantiyo marjuki

Viewers also liked (6)

Ekspose Kunjungan Dprd April 2008
Ekspose Kunjungan Dprd April 2008Ekspose Kunjungan Dprd April 2008
Ekspose Kunjungan Dprd April 2008
Ar Tinambunan
How to take a webinar
How to take a webinarHow to take a webinar
How to take a webinar
Phillip Lund
Paparan Sekda Ttg Pdt Di Jakarta
Paparan Sekda Ttg Pdt Di JakartaPaparan Sekda Ttg Pdt Di Jakarta
Paparan Sekda Ttg Pdt Di Jakarta
Ar Tinambunan
Pidato Bupati Pakpak Bharat pada saat Peluncuran Tema Pembangunan Tahun 2009
Pidato Bupati Pakpak Bharat pada saat Peluncuran Tema Pembangunan Tahun 2009Pidato Bupati Pakpak Bharat pada saat Peluncuran Tema Pembangunan Tahun 2009
Pidato Bupati Pakpak Bharat pada saat Peluncuran Tema Pembangunan Tahun 2009
Ar Tinambunan
Ekspose Kunjungan Mahasiswa 13 Agustus 2008
Ekspose Kunjungan Mahasiswa 13 Agustus 2008Ekspose Kunjungan Mahasiswa 13 Agustus 2008
Ekspose Kunjungan Mahasiswa 13 Agustus 2008
Ar Tinambunan
Pengaruh Investasi, APBD & Pengangguran terhadap PDRB di DIY, 1993-2005
Pengaruh Investasi, APBD & Pengangguran terhadap PDRB di DIY, 1993-2005Pengaruh Investasi, APBD & Pengangguran terhadap PDRB di DIY, 1993-2005
Pengaruh Investasi, APBD & Pengangguran terhadap PDRB di DIY, 1993-2005
Ar Tinambunan
Ekspose Kunjungan Dprd April 2008
Ekspose Kunjungan Dprd April 2008Ekspose Kunjungan Dprd April 2008
Ekspose Kunjungan Dprd April 2008
Ar Tinambunan
How to take a webinar
How to take a webinarHow to take a webinar
How to take a webinar
Phillip Lund
Paparan Sekda Ttg Pdt Di Jakarta
Paparan Sekda Ttg Pdt Di JakartaPaparan Sekda Ttg Pdt Di Jakarta
Paparan Sekda Ttg Pdt Di Jakarta
Ar Tinambunan
Pidato Bupati Pakpak Bharat pada saat Peluncuran Tema Pembangunan Tahun 2009
Pidato Bupati Pakpak Bharat pada saat Peluncuran Tema Pembangunan Tahun 2009Pidato Bupati Pakpak Bharat pada saat Peluncuran Tema Pembangunan Tahun 2009
Pidato Bupati Pakpak Bharat pada saat Peluncuran Tema Pembangunan Tahun 2009
Ar Tinambunan
Ekspose Kunjungan Mahasiswa 13 Agustus 2008
Ekspose Kunjungan Mahasiswa 13 Agustus 2008Ekspose Kunjungan Mahasiswa 13 Agustus 2008
Ekspose Kunjungan Mahasiswa 13 Agustus 2008
Ar Tinambunan
Pengaruh Investasi, APBD & Pengangguran terhadap PDRB di DIY, 1993-2005
Pengaruh Investasi, APBD & Pengangguran terhadap PDRB di DIY, 1993-2005Pengaruh Investasi, APBD & Pengangguran terhadap PDRB di DIY, 1993-2005
Pengaruh Investasi, APBD & Pengangguran terhadap PDRB di DIY, 1993-2005
Ar Tinambunan

Similar to Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara dalam Perspektif Ekonomi Kelembagaan Baru (20)

Gapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Gapoktan sebagai aktor ekonomi PetaniGapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Gapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Syahyuti Si-Buyuang
Lkm & pemberdayaan ekonomi
Lkm & pemberdayaan ekonomiLkm & pemberdayaan ekonomi
Lkm & pemberdayaan ekonomi
Srie Maryati
Peran ukm terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
Peran ukm  terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesiaPeran ukm  terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
Peran ukm terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
amirawulandari
Panduan BUMDes
Panduan BUMDesPanduan BUMDes
Panduan BUMDes
Pekerja Sosial Masyarakat
Kelompok 7 umkm
Kelompok 7 umkmKelompok 7 umkm
Kelompok 7 umkm
NurAisyah25305
Makalahnya santi, jangan di hapus
Makalahnya santi, jangan di hapusMakalahnya santi, jangan di hapus
Makalahnya santi, jangan di hapus
Septian Muna Barakati
1panduan bumdes-111111024427-phpapp02
1panduan bumdes-111111024427-phpapp021panduan bumdes-111111024427-phpapp02
1panduan bumdes-111111024427-phpapp02
BPD Ajakkang
Panduan bumdes
Panduan bumdesPanduan bumdes
Panduan bumdes
Ronny Juliano
Evaluasi program badan usaha milik desa
Evaluasi program badan usaha milik desaEvaluasi program badan usaha milik desa
Evaluasi program badan usaha milik desa
setowiratama
Peranan Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia (BAB 8)
Peranan Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia (BAB 8)Peranan Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia (BAB 8)
Peranan Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia (BAB 8)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...
Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...
Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...
Alief Setyanto
BUMDes Kabupaten Labuhanbatu Utara
BUMDes Kabupaten Labuhanbatu UtaraBUMDes Kabupaten Labuhanbatu Utara
BUMDes Kabupaten Labuhanbatu Utara
Mukhrizal Effendi
043471212 cikmas ilham-tmk2-b.indonesia
043471212 cikmas ilham-tmk2-b.indonesia043471212 cikmas ilham-tmk2-b.indonesia
043471212 cikmas ilham-tmk2-b.indonesia
Cikmas Nurdiansyah
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer CommunityEfforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
RizkiAminAlQadry
Proposal sati 27 02 2019
Proposal sati 27 02 2019Proposal sati 27 02 2019
Proposal sati 27 02 2019
heri kustadi
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
firman afriansyah
L K M S B M T
L K M S B M TL K M S B M T
L K M S B M T
LAZNAS BMT ICMI
Gapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Gapoktan sebagai aktor ekonomi PetaniGapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Gapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Syahyuti Si-Buyuang
Lkm & pemberdayaan ekonomi
Lkm & pemberdayaan ekonomiLkm & pemberdayaan ekonomi
Lkm & pemberdayaan ekonomi
Srie Maryati
Peran ukm terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
Peran ukm  terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesiaPeran ukm  terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
Peran ukm terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
amirawulandari
Makalahnya santi, jangan di hapus
Makalahnya santi, jangan di hapusMakalahnya santi, jangan di hapus
Makalahnya santi, jangan di hapus
Septian Muna Barakati
1panduan bumdes-111111024427-phpapp02
1panduan bumdes-111111024427-phpapp021panduan bumdes-111111024427-phpapp02
1panduan bumdes-111111024427-phpapp02
BPD Ajakkang
Evaluasi program badan usaha milik desa
Evaluasi program badan usaha milik desaEvaluasi program badan usaha milik desa
Evaluasi program badan usaha milik desa
setowiratama
Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...
Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...
Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...
Alief Setyanto
BUMDes Kabupaten Labuhanbatu Utara
BUMDes Kabupaten Labuhanbatu UtaraBUMDes Kabupaten Labuhanbatu Utara
BUMDes Kabupaten Labuhanbatu Utara
Mukhrizal Effendi
043471212 cikmas ilham-tmk2-b.indonesia
043471212 cikmas ilham-tmk2-b.indonesia043471212 cikmas ilham-tmk2-b.indonesia
043471212 cikmas ilham-tmk2-b.indonesia
Cikmas Nurdiansyah
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer CommunityEfforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
RizkiAminAlQadry
Proposal sati 27 02 2019
Proposal sati 27 02 2019Proposal sati 27 02 2019
Proposal sati 27 02 2019
heri kustadi

More from Ar Tinambunan (17)

Kkp aryanto tinambunan_03_ver_expose
Kkp aryanto tinambunan_03_ver_exposeKkp aryanto tinambunan_03_ver_expose
Kkp aryanto tinambunan_03_ver_expose
Ar Tinambunan
Peran pemda sp2010_sekda
Peran pemda sp2010_sekdaPeran pemda sp2010_sekda
Peran pemda sp2010_sekda
Ar Tinambunan
Kerangka Acuan Kerja SIMPeDa
Kerangka Acuan Kerja SIMPeDaKerangka Acuan Kerja SIMPeDa
Kerangka Acuan Kerja SIMPeDa
Ar Tinambunan
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
Ar Tinambunan
Studi Pembangunan SIMPeDa
Studi Pembangunan SIMPeDaStudi Pembangunan SIMPeDa
Studi Pembangunan SIMPeDa
Ar Tinambunan
Peta Dasar Pakpak Bharat 2007
Peta Dasar Pakpak Bharat 2007Peta Dasar Pakpak Bharat 2007
Peta Dasar Pakpak Bharat 2007
Ar Tinambunan
Launching Thema Pembangunan 2009 I
Launching Thema Pembangunan 2009 ILaunching Thema Pembangunan 2009 I
Launching Thema Pembangunan 2009 I
Ar Tinambunan
際際滷 Tesis MEP UGM
際際滷 Tesis MEP UGM際際滷 Tesis MEP UGM
際際滷 Tesis MEP UGM
Ar Tinambunan
Tesis 際際滷 Dlm Bentuk Pdf
Tesis 際際滷 Dlm Bentuk PdfTesis 際際滷 Dlm Bentuk Pdf
Tesis 際際滷 Dlm Bentuk Pdf
Ar Tinambunan
Ekspose Penanggulangan Bencana Alam
Ekspose Penanggulangan Bencana AlamEkspose Penanggulangan Bencana Alam
Ekspose Penanggulangan Bencana Alam
Ar Tinambunan
Ekspose Kunker Dprd Prov 12 Agustus 2008
Ekspose Kunker Dprd Prov 12 Agustus 2008Ekspose Kunker Dprd Prov 12 Agustus 2008
Ekspose Kunker Dprd Prov 12 Agustus 2008
Ar Tinambunan
Ekspose Bupati Pakpak Bharat Rakor Pemkabkota Se Propsu 20 Sd 22 Okt 2008
Ekspose Bupati Pakpak Bharat Rakor Pemkabkota Se Propsu 20 Sd 22 Okt 2008Ekspose Bupati Pakpak Bharat Rakor Pemkabkota Se Propsu 20 Sd 22 Okt 2008
Ekspose Bupati Pakpak Bharat Rakor Pemkabkota Se Propsu 20 Sd 22 Okt 2008
Ar Tinambunan
Pointer Bupati Kunjungan Gubsu
Pointer Bupati Kunjungan GubsuPointer Bupati Kunjungan Gubsu
Pointer Bupati Kunjungan Gubsu
Ar Tinambunan
Ekspose Agropolitan Parapat April 08
Ekspose Agropolitan Parapat April 08Ekspose Agropolitan Parapat April 08
Ekspose Agropolitan Parapat April 08
Ar Tinambunan
Ekpose Bupati - Pemkab & Faperta UISU Medan
Ekpose Bupati - Pemkab & Faperta UISU MedanEkpose Bupati - Pemkab & Faperta UISU Medan
Ekpose Bupati - Pemkab & Faperta UISU Medan
Ar Tinambunan
Ch 4. Utility Maximization & Choice
Ch 4. Utility Maximization & ChoiceCh 4. Utility Maximization & Choice
Ch 4. Utility Maximization & Choice
Ar Tinambunan
Pembangunan Keuangan & Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Keuangan & Pertumbuhan EkonomiPembangunan Keuangan & Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Keuangan & Pertumbuhan Ekonomi
Ar Tinambunan
Kkp aryanto tinambunan_03_ver_expose
Kkp aryanto tinambunan_03_ver_exposeKkp aryanto tinambunan_03_ver_expose
Kkp aryanto tinambunan_03_ver_expose
Ar Tinambunan
Peran pemda sp2010_sekda
Peran pemda sp2010_sekdaPeran pemda sp2010_sekda
Peran pemda sp2010_sekda
Ar Tinambunan
Kerangka Acuan Kerja SIMPeDa
Kerangka Acuan Kerja SIMPeDaKerangka Acuan Kerja SIMPeDa
Kerangka Acuan Kerja SIMPeDa
Ar Tinambunan
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
Ar Tinambunan
Studi Pembangunan SIMPeDa
Studi Pembangunan SIMPeDaStudi Pembangunan SIMPeDa
Studi Pembangunan SIMPeDa
Ar Tinambunan
Peta Dasar Pakpak Bharat 2007
Peta Dasar Pakpak Bharat 2007Peta Dasar Pakpak Bharat 2007
Peta Dasar Pakpak Bharat 2007
Ar Tinambunan
Launching Thema Pembangunan 2009 I
Launching Thema Pembangunan 2009 ILaunching Thema Pembangunan 2009 I
Launching Thema Pembangunan 2009 I
Ar Tinambunan
際際滷 Tesis MEP UGM
際際滷 Tesis MEP UGM際際滷 Tesis MEP UGM
際際滷 Tesis MEP UGM
Ar Tinambunan
Tesis 際際滷 Dlm Bentuk Pdf
Tesis 際際滷 Dlm Bentuk PdfTesis 際際滷 Dlm Bentuk Pdf
Tesis 際際滷 Dlm Bentuk Pdf
Ar Tinambunan
Ekspose Penanggulangan Bencana Alam
Ekspose Penanggulangan Bencana AlamEkspose Penanggulangan Bencana Alam
Ekspose Penanggulangan Bencana Alam
Ar Tinambunan
Ekspose Kunker Dprd Prov 12 Agustus 2008
Ekspose Kunker Dprd Prov 12 Agustus 2008Ekspose Kunker Dprd Prov 12 Agustus 2008
Ekspose Kunker Dprd Prov 12 Agustus 2008
Ar Tinambunan
Ekspose Bupati Pakpak Bharat Rakor Pemkabkota Se Propsu 20 Sd 22 Okt 2008
Ekspose Bupati Pakpak Bharat Rakor Pemkabkota Se Propsu 20 Sd 22 Okt 2008Ekspose Bupati Pakpak Bharat Rakor Pemkabkota Se Propsu 20 Sd 22 Okt 2008
Ekspose Bupati Pakpak Bharat Rakor Pemkabkota Se Propsu 20 Sd 22 Okt 2008
Ar Tinambunan
Pointer Bupati Kunjungan Gubsu
Pointer Bupati Kunjungan GubsuPointer Bupati Kunjungan Gubsu
Pointer Bupati Kunjungan Gubsu
Ar Tinambunan
Ekspose Agropolitan Parapat April 08
Ekspose Agropolitan Parapat April 08Ekspose Agropolitan Parapat April 08
Ekspose Agropolitan Parapat April 08
Ar Tinambunan
Ekpose Bupati - Pemkab & Faperta UISU Medan
Ekpose Bupati - Pemkab & Faperta UISU MedanEkpose Bupati - Pemkab & Faperta UISU Medan
Ekpose Bupati - Pemkab & Faperta UISU Medan
Ar Tinambunan
Ch 4. Utility Maximization & Choice
Ch 4. Utility Maximization & ChoiceCh 4. Utility Maximization & Choice
Ch 4. Utility Maximization & Choice
Ar Tinambunan
Pembangunan Keuangan & Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Keuangan & Pertumbuhan EkonomiPembangunan Keuangan & Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Keuangan & Pertumbuhan Ekonomi
Ar Tinambunan

Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara dalam Perspektif Ekonomi Kelembagaan Baru

  • 1. Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara dalam Perspektif Ekonomi Kelembagaan Baru Makalah Ekonomika Kelembagaan | by Aryanto Tinambunan | 19202/PS/MEP/06 e-mail : arya@tinambunan.web.id
  • 2. Pendahuluan Jangan tanyakan padaku apa arti kemiskinan karena Anda sudah melihatnya dari luar rumah saya. Lihat rumah ini dan hitung jumlah lubangnya. Lihat perlengkapan yang ada dan pakaian yang saya kenakan. Lihat semua hal dan tuliskan apa yang Anda lihat. Apa yang Anda lihat adalah kemiskinan. --- Laki-laki Miskin di Negara Kenya (Todaro, 2003)
  • 3. Lanjutan ... Kebijakan Pemda belum sepenuhnya efektif dalam pemberdayaan potensi ekonomi lokal. Peranan EKB belum efektif diterapkan. Tingkat kesejahteraan masyarakat yang ditopang oleh sektor agribisnis masih rendah yang ditunjukkan dengan 72,18% penduduk tergolong miskin (BPS, 2005) dan belum adanya LKM di Pakpak Bharat . Gap Kemiskinan , Agribisnis , Lembaga Keuangan Mikro , Transaction Costs, Asymetric Information Keyword
  • 4. Lanjutan ... Dimekarkan berdasarkan UU No. 9/2003 ttg Pembentukan Kab. Humbang Hasundutan, Nias Selatan dan Pakpak Bharat 8 Kec, 47 Desa (2006) H ampir 80 persen w ilayah Pakpak Bharat lebih berada pada topografi terjal dan curam Potensi utama daerah adalah bidang pertanian perkebunan gambir + kemenyan + nilam Pengembangan agribisnis dapat meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya komoditi gambir Luas Wilayah 121.830 Ha (1.218,30 km2). Jumlah Penduduk (BPS, 2005) = 36.971 jiwa Menurut BPS (2005) 72,18% penduduk tergolong miskin. Sebagai daerah otonom, kewenangan dalam mengurus pembangunan daerah (UU No. 32/2004 ttg Otonomi Daerah) Kabupaten Pakpak Bharat
  • 5. Lanjutan ... Permasalahan akses terhadap fasilitas pendidikan dan kesehatan memang merupakan permasalahan besar yang dihadapi kelompok miskin pedesaan, tetapi ada permasalahan lain yang lebih krusial, yaitu pendapatan mereka sangat tergantung pada aktivitas sektor pertanian dan perikanan sehingga kondisi alam, iklim, dan cuaca sangat memengaruhi volatilitas pendapatan kelompok ini (LPEM FEUI, PSP IPB, PSEKP UGM ( 2004) dalam Dartanto (2006)) . Problem Kemiskinan
  • 6. Lanjutan ... Menurut Saragih (2001), Sub-sistem agribisnis adalah (1) sub-sistem agribisnis hulu ( upstream agribusiness ), (2) sub-sistem usahatani ( on farm agribusiness ), (3) sub-sistem agribisnis hilir ( down-stream agribusiness ) dan (4) sub- sistem jasa penunjang agribisnis ( supporting institution ), khususnya untuk pengembangan komoditas perkebunan di Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat . Koperasi agribisnis perlu dibentuk untuk mengembangkan usaha agribisnis skala kecil aturan formal dan non formal. Dukungan Lembaga Keuangan Mikro dapat mengembangkan koperasi agribisnis. Koperasi agribisnis selanjutnya berhubungan dengan pengusaha besar. Agribisnis
  • 7. Lanjutan ... Kebijakan pembangunan ekonomi daerah belum efektif diterapkan kesejahteraan masyarakat sulit diwujudkan kemiskinan tetap ada dan berpotensi untuk bertambah. Perumusan Permasalahan Ekonomi Kelembagaan Baru (EKB) peningkatan ekonomi rakyat via Lembaga Keuangan Mikro (LKM) produktivitas meningkat tingkat kemiskinan berkurang Peranan EKB
  • 8. Lanjutan ... Untuk mengetahui perlunya dinamika ekonomi kelembagaan baru dalam meningkatkan perekonomian masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang dapat menekan angka kemiskinan Tujuan D iharapkan dapat menjadi tambahan masukan guna melengkapi dasar-dasar pertimbangan dalam merumuskan kebijakan pembangunan pada sektor pertanian khususnya sektor agribisnis sejalan dengan pelaksanaan visi dan misi daerah. Manfaat Tujuan & Manfaat &
  • 9. Lanjutan ... Dilakukan dengan penyebaran survey/kuesioner dan studi komparatif . Dalam penulisan paper ini dilakukan dengan metode studi komparatif dari berbagai penelitian. Metodologi
  • 10. Institusi Agribisnis, RUU LKM Aturan Main Koperasi Agribisnis Lingkungan Kelembagaan Susunan Rencana Mengatasi Ketidakpastian Agribisnis Penekanan biaya Transaksi, informasi pasar dan negosiasi Efisiensi Produktivitas Profit Berkesinambunan Peningkatan ekonomi masyarakat Pengurangan Jumlah Kemiskinan Konsep Ekonomi Kelembagaan dalam Agribisnis
  • 11. Analisis Pendekatan institusional dalam ekonomi, salah satunya dipelopori oleh Douglass C North dalam bukunya Institutions, Institutional Change and Economic Performance . North membedakan institusi, organisasi, dan aktor ekonomi dalam membahas perubahan kelembagaan dalam ekonomi. Institusi merupakan konteks (landasan) di mana organisasi bekerja: dia menyangkut aturan yang tampak (hukum) dan yang mengakar (norma). Dalam organisasi para aktor berinteraksi dengan dibatasi oleh aturan hukum dan norma. Interaksi ketiganya (institusi, organisasi, dan aktor ekonomi) akan menentukan kualitas kinerja ekonomi. Ekonomi Kelembagaan Baru
  • 12. Lanjutan ... Institusi dapat didefinisikan sebagai aturan atau prosedur yang mengatur interaksi antarmanusia (agents) dan organisasi yang mengimplementasikan aturan2 tsb. untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Brinkerkoff & Goldsmith (1992) dalam Arsyad (2005)). Konkretnya, memenuhi target penekanan angka kemiskinan tidak bisa hanya dengan mengutak-atik indikator makro-ekonomi daerah . Selain harus merancang aturan formal yang memadai, kebijakan pemerintah daerah juga harus memengaruhi tindakan para aktor ekonomi (koperasi agribisnis) . Korupsi yang masih terus terjadi merupakan bukti, kebijakan pemerintah masih berhenti pada formalitas aturan dan belum sampai memengaruhi tindakan para aktor ekonomi. Kualitas kelembagaan secara nasional akan memengaruhi kualitas kelembagaan unit-unit organisasi secara individual. Tata kelola koperasi tidak pernah tercapai tanpa ada sistem tata kelola secara organisatoris. Institusi & Organisasi Agribisnis
  • 13. Lanjutan ... Asian Development Bank (ADB) mendefinisikan LKM sebagai lembaga yang menyediakan jasa penyimpanan ( deposits ), kredit ( loan ), pembayaran berbagai transaksi jasa ( payment services ) serta money transfer yang ditujukan bagi masyarakat miskin dan pengusaha kecil. Lembaga Keuangan Mikro atau Micro Finance Institution merupakan lembaga yang melakukan kegiatan penyediaan jasa keuangan kepada pengusaha kecil dan mikro serta masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak terlayani oleh Lembaga Keuangan formal dan yang telah berorientasi pasar untuk tujuan bisnis . Menurut Adan dan Fitchett (1992) dalam Arsyad (2005), karakteristik LKM adalah sama spt lembaga pendidikan yang dinamis, inovatif dan penyusunan yang fleksibel yang disesuaikan dengan lingkungan ekonomi dan sosial daerah. Fleksibel, transaksi kecil jangka pendek, prosedur yang simpel dan pinjaman didistribusikan dengan cepat merupakan ciri dari LKM P engentasan kemiskinan dapat dilaksanakan melalui banyak sarana dan program, termasuk didalamnya adalah program pangan, kesehatan, pemukiman, pendidikan, keluarga berencana dan tentu saja adalah melalui pinjaman dalam bentuk micro credi t ( Marguiret Robinson , 2000) LKM & Penanggulangan Kemiskinan (1)
  • 14. Lanjutan ... Menurut Krisnamurthi (2003), Keuangan mikro dapat menjadi faktor kritikal dalam usaha penanggulangan kemiskinan yang efektif. Peningkatan akses dan pengadaan sarana penyimpanan, pembiayaan dan asuransi yang efisien dapat membangun keberdayaan kelompok miskin dan peluang mereka untuk keluar dari kemiskinan, melalui : tingkat konsumsi yang lebih pasti dan tidak be r fluktuasi, mengelola resiko dengan lebih baik, secara bertahap memiliki kesempatan untuk membangun aset, mengembangkan kegiatan usaha mikronya, menguatkan kapasistas perolehan pendapatannya, dan dapat merasakan tingkat hidup yang lebih baik LKM & Penanggulangan Kemiskinan (2)
  • 15. Secara spesifik dalam konteks pembangunan ekonomi pedesaan yang masih didominasi oleh sektor pertanian, potensi yang dapat diperankan LKM dalam memacu pertumbuhan ekonomi sangat besar. Menurut Ashari (2006), s etidaknya ada lima alasan untuk mendukung argumen tersebut , yaitu : LKM umumnya berada atau minimal dekat dengan kawasan pedesaan sehingga dapat dengan mudah diakses oleh petani/pelaku ekonomi di desa. Petani/masyarakat desa lebih menyukai proses yang singkat dan tanpa banyak prosedur. Karakteristik usahatani umumnya membutuhkan platfond kredit yang tidak terlalu besar sehingga sesuai dengan kemampuan finansial LKM. D ekatnya lokasi LKM dan petani memungkinkan pengelola LKM memahami betul karakteristik usahatani sehingga dapat mengucurkan kredit secara tepat waktu dan jumlah; dan Adanya keterkaitan socio-cultural serta hubungan yang bersifat personal emosional diharapkan dapat mengurangi sifat moral hazard dalam pengembalian kredit.
  • 16. Referensi Arsyad, Lincolin. 2006. How do Microfinance Institutions Cope with Risk and Uncertainty?. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Volume 21, No. 1, pp. 22 36. Arsyad, Lincolin. 2005. Institutions do Really Matter : Lessons from Village Credit Institutions of Bali. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Volume 20, No. 2, pp. 105 119. Ashari. 2006. Potensi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dalam Pembangunan Ekonomi Pedesaan dan Kebijakan. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian, Volume 4, No. 2, hal. 146 164. BPS. 2005. Pakpak Bharat dalam Angka. BPS, Dairi, Sumut. Jaya, Wihana Kirana. 2006. Peran Institusi dalam Pertumbuhan Ekonomi. PANGSA Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, Edisi 13/XII/2006, hal. 03 18. Kurniadi, Titus K.. 2002. Keuangan Mikro Sebagai Salah Satu Cara Efektif untuk Mengentaskan Kemiskinan dan Menggerakkan Ekonomi Rakyat. Jurnal Ekonomi Rakyat, Artikel Th. I No. 5. http://www.ekonomirakyat.org Krishnamurti, Bayu. 2003. Pengembangan Keuangan Mikro dan Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal Ekonomi Rakyat, Artikel Th. II No. 2. http://www.ekonomirakyat.org North, Douglas C.. 1991. Institutions. Journal of Economic Perspectives, Volume 5, No. 1, pp. 97 112. Saragih, Bungaran. 2001. Agribisnis : Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian . Editor : Rachmat Pambudy dkk.. Yayasan Mulia Persada Indonesia dan PT. Surveyor Indonesia bekerjasama dengan Pusat Studi Pembangunan IPB, Bogor. Yustika, Ahmad Erani. 2006. Ekonomi Kelembagaan Definisi, Teori dan Strategi. Edisi Pertama. Bayumedia Publishing, Malang.
  • 17. Terima Kasih Sekian & Njuah-njuah