際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Daya Dukung
Pondasi Dalam
Axial Driven Pile Capacity
Kapasitas pile statis dapat dihitung dengan persamaan berikut
Pu = Ppu + Psi (compression)
Tu = Psi + W (tension)
dengan:
 Pu = ultimate (max) pile capacity in compression
 Tu = ultimate pullout capacity
 Ppu = ultimate point capacity
 Psi = skin (or shaft friction) resistance contribution from
several strata penetrated by the pile
 W = weight of pile
Axial Driven Pile Capacity
Daya dukung izin Pa atau Ta
Pa = Ppu / Fp + Psi / Fs
atau
Pa = Pu / F
Pa = Tu / F
Axial Driven Pile Capacity
Penentuan daya dukung pondasi tiang pancang dengan cara
statik dapat dilakukan sebagai berikut:
Daya Dukung Ujung Tiang (Qp) Cara Meyerhof (1976)
A. Tanah Pasir
Formula yang digunakan adalah:
Qpl = Ap.qp = Ap.q.Nq*
dengan:
 Qp = daya dukung ujung tiang
 Qp = q'Nq* = daya dukung per satuan luas
 AP = luas penampang ujung tiang
 q = tegangan vertikal efektif
 Nq* = faktor daya dukung ujung
Axial Driven Pile Capacity
Harga qp tidak dapat melebihi daya dukung batas ql, karena itu daya
dukung ujung tiang perlu ditentukan:
Qp2 = Ap.ql = Ap.5.Nq*.tan 
dengan:
 Qp2 = daya dukung ujung tiang (t/m2)
 Ap = luas penampang ujung tiang (m2)
 Nq* = faktor daya dukung ujung
  = sudut geser dalam
 Ql = daya dukung batas
Untuk kemudahan, harga Qp1 dan Qp2 dibandingkan dan diambil
harga yang lebih kecil sebagai daya dukung ujung tiang.
Harga Nq* ditentukan sebagai fungsi dari sudut geser dalam tanah ()
seperti yang ditunjukan pada Gbr.1.
Axial Driven Pile Capacity
Syarat untuk mencapai nilai ultimit dari tahanan ujung tiang adalah
penetrasi tiang ke dalam lapisan pendukung mencapai kedalaman
sekurang-kurangnya Lbcr. Nilai Lbcr adalah fungsi dari kepadatan tanah
pasir dan sering dinyatakan Lb = f(), namun dari segi kepraktisan nilai
Lbcr diambil sebesar 10D. Bila penetrasi tiang tidak mencapai Lbcr maka
tahanan ujung perlu dikoreksi dengan persamaan
dengan:
 q1 (l) = harga q1 pada lapisan loose sand
 q1 (d)= harga q1 pada lapisan dense sand
 Lb = panjang penetrasi ke dalam lapisan bawah
 D = diameter tiang
Nilai qp di atas dibandingkan dengan harga q1(d) dan diambil harga
yang lebih kecil. Kemudian dikalikan dengan luas penampang ujung
tiang (Ap) sehingga diperoleh daya dukung ujung tiang (Qp)
 10.D
L
q
q
q
q b
1(1)
1(d)
)
1
(
1
p
Axial Driven Pile Capacity
Nilai qp di atas dibandingkan dengan harga q1(d) dan diambil harga
yang lebih kecil. Kemudian dikalikan dengan luas penampang ujung
tiang (Ap) sehingga diperoleh daya dukung ujung tiang (Qp).
Gbr.1. Faktor Daya Dukung Uiung Nc
* dan Nq
*
Gbr.2. Variasi Satuan Perlawanan Ujung
Penetrasi Tiang pada Pasir Berlapis
Axial Driven Pile Capacity
B. Tanah Lempung
Formula yang digunakan adalah:
Qp =Ap.qp = Ap.cu.Nc*  9.cu.Ap
dengan:
 Qp = daya dukung ujung tiang
 Ap = luas penampang ujung tiang
 Nc* = faktor daya dukung ujung
 cu = kohesi
Harga Nc* dapat ditentukan dengan menggunakan Gbr. 1
Axial Driven Pile Capacity
Daya Dukung Ujung Selimut (Qs)
Daya dukung selimut tiang ditentukan berdasarkan rumus berikut ini:
Qs = As.f
dengan:
 As = luas selimut tiang = p x L
 P = keliling tiang
 L = panjang segmen tiang
 F = gesekan selimut satuan
Qs dibedakan berdasarkan:
A. Tanah Pasir
B. Tanah Lempung
Axial Driven Pile Capacity
A. Tanah Pasir
Formula yang digunakan adalah:
f = K.v. tan 
dengan:
 K = konstanta = 1- sin 
 1v = tegangan vertikal efektif tanah,
yang dianggap konstan setelah
kedalaman 15 D
Untuk tiang pancang harga K ditentukan
sebagai berikut:
 K = Ko (batas bawah)
 K = 1.8K0 (batas atas)
dengan :
 Ko = koefisien tekanan tanah at rest
= 1  sin 
  = sudut geser dalam (0)
Harga K dan  menurut Tomlinson (1986)
ditentukan berdasarkan tabel 1
Tabel 1
Axial Driven Pile Capacity
B. Tanah Lempung
Ada 3 metoda yang dapat digunakan
untuk menghitung gesekan selimut
pada tanah lempung, yaitu:
1. Metoda Lambda (Vijayvergiya &
Focht)
dengan:
  = konstanta (Gbr. 3)
 ave = tegangan vertikal efektif
rata- rata
 cu ave= kohesi rata-rata
 fave = gesekan selimut rata-rata
 
ave
u
ave
ave 2c
'
了
f 


Gbr.3. Koefisien 了
Axial Driven Pile Capacity
Nilai rata-rata tegangan vertikal efektif
(鰍vave) dapat dijelaskan dengan
Gbr.4., berdasarkan persamaan berikut:
dengan:
 Ai = luas diagram tegangan
vertikal efektif
 L = panjang tiang
Sedangkan,
dengan:
 cui = kohesi (lapis i)
 Li = panjang segmen tiang (lapis
i)
 L = panjang tiang
Gbr.4. Aplikasi metoda 了 pada tanah
berlapis
(sumber Das,1990)
L
A
' 1
i
ave



n
i

L
A
1
i
Uave



n
i
c
Axial Driven Pile Capacity
2. Metoda Alpha (Tomlinson)
fs = .cu
dengan:
 fs = gesekan selimut
  = konstanta (Gbr. 5.)
 cu = kohesi
Gbr. 5. Variasi Harga 留 terhadap Harga Cu
Axial Driven Pile Capacity
3. Metoda Beta (Metoda Tegangan Efektif)
fs ave = .鰍v
dengan:
 fsave = gesekan selimut rata-rata
  = K tan r
 r = sudut geser dalam pada kondisi terdrainase (dari uji
triaksial CD)
 K = 1-sinr (untuk tanah terkonsolidasi normal)
 K = (1-sinr).OCR (untuk tanah over-consolidated)
 鰍v = tegangan vertikal efektif
 OCR = Over Consolidation Ratio
Axial Driven Pile Capacity
 Cara statik membutuhkan parameter tanah yang
umumnya tidak tersedia secara kontinu
sepanjang tiang
 Kecenderungan baru adalah menggunakan
data uji lapangan yang lebih bersifat kontinu,
yaitu data CPT (sondir) dan SPT
 Metoda yang diberikan oleh Schmertmann &
Nottingham ini hanya berlaku untuk pondasi tiang
pancang
 Schmertmann - Nottingham (1975) menganjurkan
perhitungan daya dukung ujung pondasi tiang
menurut cara Begemann, yaitu diambil dari nilai
rata-rata perlawanan ujung sondir 8D diatas ujung
tiang dan 0.7D-4D dibawah ujung tiang. D adalah
diameter tiang atau sisi tiang
p
c2
c1
p A
2
q
q
Q 


dengan:
Qp = daya dukung ujung
tiang
qc1 = nilai qc rata-rata
pada 0.7D - 4D
dibawah ujung tiang
Qc2 = nilai qc rata-rata 8D
diatas ujung tiang
Ap = luas proyeksi
penampang tiang
Penentuan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang berdasarkan
Uji CPT (Metode Schmertmann - Nottingham, 1975)
Axial Driven Pile Capacity
 Bila zona tanah lembek dibawah
tiang masih terjadi pada kedalaman
4D-10D, maka perlu dilakukan reduksi
terhadap nilai rata-rata tersebut.
Pada umumnya nilai perlawanan
ujung diambil tidak lebih dari 100
kg/cm2 untuk tanah pasir dan tidak
melebihi 75 kg/cm2 untuk tanah pasir
kelanauan
 Untuk mendapatkan daya dukung
selimut tiang maka digunakan
formula sebagai berikut:







  
 
8D
0
Z
L
8D
z
s
s
s
s
s.c
s A
.
f
A
.
f
8D
z
K
Q
Gbr. 6. Perhitungan Data Dukung Ujung
(Sumber : Schmertmann. 1978)
Gbr. 8. Faktor Koreksi Gesekan pada
Selimut Tiang Pada Sondir Mekanis
(Sumber : Nottingham 1975)
Gbr. 7.
Faktor Koreksi
Gesekan pada
Selimut Tiang Pada
Sondir Listrik
(Sumber: Nottingham
1975)
Ks dan Kc adalah faktor reduksi yang tergantung pada kedalaman dan nilai gesekan
selimut, f
Apabila tanah terdiri dari berbagai lapisan pasir dan lempung, Schertmann
menganjurkan untuk menghitung daya dukung setiap lapisan secara terpisah. Namun
perlu diingat bahwa nilai Ks, c pada persamaan di atas dihitung berdasarkan total
kedalaman tiang
Nilai f dibatasi hingga
 1.2 kg/cm2 untuk tanah pasir dan
 1.0 kg/cm2 untuk pasir kelanauan
Axial Driven Pile Capacity
Penentuan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang
Berdasarkan Uji SPT
Penentuan daya dukung pondasi tiang
menggunakan data SPT diberikan dalam dua
metode yaitu:
 Metode Meyerhoff
 Metode Schmertmann
Axial Driven Pile Capacity
1. Metode Meyerhoff
Meyerhoff (1956) menganjurkan formula daya dukung untuk tiang pancang sebagai
berikut
Qu = 40 Nb . Ap + 0.2 N . As
dengan:
 Qu = daya dukung ultimit pondasi tiang pancang (ton)
 Nb = harga N-SPT pada elevasi dasar tiang
 Ap = luas penampang dasar tiang (m2)
 As = luas selimut tiang (m2)
 N = harga N-SPT rata rata
Untuk tiang dengan desakan tanah yang kecil seperti tiang bor dan tiang baja H,
maka daya dukung selimut hanya diambil separuh dari formula diatas, sehingga
menjadi:
Qult = 40 Nb. Ap + 0.1 N . As
Harga batas untuk Nb adalah 40 dan harga batas untuk 0.2 N adalah 10 ton/m2
Axial Driven Pile Capacity
2. Metode Schmertmann
Schmertmann menggunakan
korelasi N-SPT dengan
tahanan ujung sondir qc
untuk menentukan daya
dukung gesekan dan daya
dukung ujung pondasi tiang.
Tabel 2. memberikan ikhtisar
usulan Schmertmann tersebut.
Tabel ini berlaku untuk
pondasi tiang pancang
dengan penampang tetap
Tabel 4. 3. Nilai Gesekan untuk
Desain Pondasi Tiang Pancang
(Sumber : Schmertmann, 1967)
Tabel 2. Nilai Gesekan untuk Desain
Pondasi Tiang Pancang
(Sumber : Schmertmann, 1967)
Tipikal kelompok tiang
Konfigurasi Kelompok Tiang Tipikal
Tegangan di Bawah Ujung Tiang Tunggal dan
Kelompok Tiang
Efisiensi dan Daya Dukung Kelompok
Tiang
 Efisiensi kelompok tiang didefinisikan sebagai:
 Efisiensi kelompok tiang tergantung pada beberapa faktor
diantaranya
 Jumlah tiang, panjang, diameter, pengaturan, dan
terutama jarak antara as ke as tiang.
 Modus pengalihan beban (gesekan selimut atau tahanan
ujung).
 Prosedur pelaksanaan konstruksi (tiang pancang atau tiang
bor).
 Urutan instalasi tiang.
 Jangka waktu setelah pemancangan.
 Interaksi antara pile cap dan tanah di permukaan.
tunggal
tiang
dukung
daya
x
ng
Jumlah tia
iang
kelompok t
dukung
Daya
Eg
Efisiensi kelompok tiang pada
tanah pasiran
 Formula Sederhana
Formula ini didasarkan pada jumlah
daya dukung gesekan dari kelompok
tiang sebagai satu kesatuan (blok).
dimana :
m = Jumlah tiang pada deretan baris.
n = jumlah tiang pada deretan kolom.
s = jarak antar tiang.
D = diameter atau sisi tiang .
p = keliling dari penampang tiang.
p.m.n
4D
2)s
-
n
m
(
2
Eg
Efisiensi kelompok tiang pada tanah
pasiran
 Formula Converse-Labarre
dimana :
 = arc tan (D/s)
 Formula Los Angeles
 Formula Seiler-Keeney
s dalam satuan meter.
慮
90.m.n
1)n
-
(m
1)m
-
(n
-
1
Eg 




 

 
2
1)
-
1)(n
-
(m
1)
-
n(m
1)
-
m(n
n
m
s

D
1
Eg 






n
m
0.3
1)
-
n
(m
7)
(75s
2)
-
n
(m
36s
-
1
E 2
g
Efisiensi kelompok tiang pada tanah
pasiran
Formula Fled
Dalam metoda ini kapasitas pondasi individual tiang berkurang sebesar 1/16
akibat adanya tiang yang berdampingan baik dalam arah lurus maupun dalam
arah diagonal. Ilustrasi hasil perhitungan formula ini diberikan pada Gbr. 4.
Efisiensi Kelompok Tiang Berdasarkan Formula Fled
26
Daya dukung kelompok tiang pada
tanah lempung
Daya dukung batas kelompok tiang pada tanah
lempung didasarkan pada aksi blok yaitu bila kelompok
tersebut berperan sebagai blok.
Kelompok Tiang sebagai Pondasi Blok
 
 










L
p
c
留
c
9
A
m.n
)
Q
m.n(Q
Q
u
u(p)
p
s
p
u
 Daya dukung kelompok tiang dihitung sebagai berikut :
1. Tentukan jumlah total kapasitas kelompok tiang
dimana :
Ap = luas penampang tiang tunggal (m2)
p = keliling tiang (m)
 L = panjang segmen tiang
qp = daya dukung ujung tiang (ton/m2)
fs = tahanan sellimut (ton/m2)
Daya dukung kelompok tiang pada
tanah lempung
2. Tentukan daya dukung blok berukuran LxBgxD
dimana : Lg = panjang blok
Bg = lebar blok
3. Bandingkan kedua besaran Qu di atas.
Harga daya dukung diambil nilai yang lebih kecil.
L
.
)c
B
(L
2
.N
.c
B
L
Q u
g
g.
*
c
(p)
u
g
g.
u 


 

Alternatif untuk menentukan
efisiensi kelompok tiang pada
tanah kohesif diberikan oleh
NAVFAC DM 7.2 (1982)
sebagaimana ditunjukkan
oleh Gbr. 6.
Efisiensi Kelompok Tiang pada Tanah Kohesif

More Related Content

What's hot (20)

Menggambar sambungan kayu
Menggambar sambungan kayuMenggambar sambungan kayu
Menggambar sambungan kayu
Rd Rosyadi
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja komposit
Shaleh Afif Hasibuan
Contoh soal-sambungan-baut
Contoh soal-sambungan-bautContoh soal-sambungan-baut
Contoh soal-sambungan-baut
Edhot Badhot
Sni tiang pancang
Sni tiang pancangSni tiang pancang
Sni tiang pancang
Universitas Teknologi Yogyakarta
materi kolom, balok, sloof.pptx
materi kolom, balok, sloof.pptxmateri kolom, balok, sloof.pptx
materi kolom, balok, sloof.pptx
MrPain5
Desain Pondasi
Desain PondasiDesain Pondasi
Desain Pondasi
Nanang s
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Agus Tri
Kolom
KolomKolom
Kolom
luhutmanahan
Jenis jenis sistem struktur jembatan
Jenis  jenis sistem  struktur jembatanJenis  jenis sistem  struktur jembatan
Jenis jenis sistem struktur jembatan
Agus Tri
Beban Gempa Pada Jembatan
Beban Gempa Pada JembatanBeban Gempa Pada Jembatan
Beban Gempa Pada Jembatan
NovikeDianUtami
Perencanaan Balok Sederhana Beton Bertulang
Perencanaan Balok Sederhana Beton BertulangPerencanaan Balok Sederhana Beton Bertulang
Perencanaan Balok Sederhana Beton Bertulang
Universitas Suryakancana Cianjur
Aplikasi sni gempa 1726 2012
Aplikasi sni gempa 1726 2012Aplikasi sni gempa 1726 2012
Aplikasi sni gempa 1726 2012
Soewignjo Agus Nugroho
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
bumi lohita
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungSni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
WSKT
Perencanaan gaya gaya pondasi pada bangunan gedung dengan 1 basement
Perencanaan gaya gaya pondasi pada bangunan gedung dengan 1 basementPerencanaan gaya gaya pondasi pada bangunan gedung dengan 1 basement
Perencanaan gaya gaya pondasi pada bangunan gedung dengan 1 basement
Afret Nobel
Desain struktur portal baja dan detailing
Desain struktur portal baja dan detailingDesain struktur portal baja dan detailing
Desain struktur portal baja dan detailing
rhtrusli
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
Agus Tri
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Harry Calbara
Materi Rangka Batang sederhana.pptx
Materi Rangka Batang sederhana.pptxMateri Rangka Batang sederhana.pptx
Materi Rangka Batang sederhana.pptx
lazpriani1
No - Fines Concrete
No - Fines ConcreteNo - Fines Concrete
No - Fines Concrete
WSKT
Menggambar sambungan kayu
Menggambar sambungan kayuMenggambar sambungan kayu
Menggambar sambungan kayu
Rd Rosyadi
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja komposit
Shaleh Afif Hasibuan
Contoh soal-sambungan-baut
Contoh soal-sambungan-bautContoh soal-sambungan-baut
Contoh soal-sambungan-baut
Edhot Badhot
materi kolom, balok, sloof.pptx
materi kolom, balok, sloof.pptxmateri kolom, balok, sloof.pptx
materi kolom, balok, sloof.pptx
MrPain5
Desain Pondasi
Desain PondasiDesain Pondasi
Desain Pondasi
Nanang s
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Agus Tri
Jenis jenis sistem struktur jembatan
Jenis  jenis sistem  struktur jembatanJenis  jenis sistem  struktur jembatan
Jenis jenis sistem struktur jembatan
Agus Tri
Beban Gempa Pada Jembatan
Beban Gempa Pada JembatanBeban Gempa Pada Jembatan
Beban Gempa Pada Jembatan
NovikeDianUtami
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
bumi lohita
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungSni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
WSKT
Perencanaan gaya gaya pondasi pada bangunan gedung dengan 1 basement
Perencanaan gaya gaya pondasi pada bangunan gedung dengan 1 basementPerencanaan gaya gaya pondasi pada bangunan gedung dengan 1 basement
Perencanaan gaya gaya pondasi pada bangunan gedung dengan 1 basement
Afret Nobel
Desain struktur portal baja dan detailing
Desain struktur portal baja dan detailingDesain struktur portal baja dan detailing
Desain struktur portal baja dan detailing
rhtrusli
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
Agus Tri
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Harry Calbara
Materi Rangka Batang sederhana.pptx
Materi Rangka Batang sederhana.pptxMateri Rangka Batang sederhana.pptx
Materi Rangka Batang sederhana.pptx
lazpriani1
No - Fines Concrete
No - Fines ConcreteNo - Fines Concrete
No - Fines Concrete
WSKT

Similar to 際際滷-CIV305-CIV305-際際滷-04.pdf (20)

2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT 2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT
tenggom
Materu perkuliahan Teknik Pondasi II (Teknik Sipil)
Materu perkuliahan Teknik Pondasi II (Teknik Sipil)Materu perkuliahan Teknik Pondasi II (Teknik Sipil)
Materu perkuliahan Teknik Pondasi II (Teknik Sipil)
diaidris1
Presentation mata kuliah untuk tugas.pptx
Presentation mata kuliah untuk tugas.pptxPresentation mata kuliah untuk tugas.pptx
Presentation mata kuliah untuk tugas.pptx
chawyn370
BAB4.docx
BAB4.docxBAB4.docx
BAB4.docx
igasakinah1
Teori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdfTeori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdf
SetiawanHendron
Bab i
Bab iBab i
Bab i
Mahmudatu rofiah
Bab ii a Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
Bab ii a Kapasitas Dukung Tiang TunggalBab ii a Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
Bab ii a Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
Arizki Hidayat Gadjah Mada University
Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1
Syah Rin
PELAT LANTAI JEMBATAN.pdf
PELAT LANTAI JEMBATAN.pdfPELAT LANTAI JEMBATAN.pdf
PELAT LANTAI JEMBATAN.pdf
Atyatama
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
Khairul Fadli
Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1
Universitas Teknologi Yogyakarta
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
dodi rahmawan
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
Joko Tole
Lampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasiLampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasi
alpian nur
Tugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IITugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi II
Rendi Fahreza
pondasix DALAM.pptx
pondasix DALAM.pptxpondasix DALAM.pptx
pondasix DALAM.pptx
darmadi ir,mm
pondasi DALAM.pptx
pondasi DALAM.pptxpondasi DALAM.pptx
pondasi DALAM.pptx
darmadi ir,mm
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
Nurul Angreliany
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Selly Riansyah
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT 2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT
tenggom
Materu perkuliahan Teknik Pondasi II (Teknik Sipil)
Materu perkuliahan Teknik Pondasi II (Teknik Sipil)Materu perkuliahan Teknik Pondasi II (Teknik Sipil)
Materu perkuliahan Teknik Pondasi II (Teknik Sipil)
diaidris1
Presentation mata kuliah untuk tugas.pptx
Presentation mata kuliah untuk tugas.pptxPresentation mata kuliah untuk tugas.pptx
Presentation mata kuliah untuk tugas.pptx
chawyn370
Teori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdfTeori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdf
SetiawanHendron
Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1
Syah Rin
PELAT LANTAI JEMBATAN.pdf
PELAT LANTAI JEMBATAN.pdfPELAT LANTAI JEMBATAN.pdf
PELAT LANTAI JEMBATAN.pdf
Atyatama
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
Khairul Fadli
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
Joko Tole
Lampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasiLampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasi
alpian nur
Tugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IITugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi II
Rendi Fahreza
pondasix DALAM.pptx
pondasix DALAM.pptxpondasix DALAM.pptx
pondasix DALAM.pptx
darmadi ir,mm
pondasi DALAM.pptx
pondasi DALAM.pptxpondasi DALAM.pptx
pondasi DALAM.pptx
darmadi ir,mm
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Selly Riansyah

Recently uploaded (7)

Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptxTugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
iqbalhadad517
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.pptMekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
iwankawank
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptxTugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
iqbalhadad517
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.pptMekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
iwankawank
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset

際際滷-CIV305-CIV305-際際滷-04.pdf

  • 2. Axial Driven Pile Capacity Kapasitas pile statis dapat dihitung dengan persamaan berikut Pu = Ppu + Psi (compression) Tu = Psi + W (tension) dengan: Pu = ultimate (max) pile capacity in compression Tu = ultimate pullout capacity Ppu = ultimate point capacity Psi = skin (or shaft friction) resistance contribution from several strata penetrated by the pile W = weight of pile
  • 3. Axial Driven Pile Capacity Daya dukung izin Pa atau Ta Pa = Ppu / Fp + Psi / Fs atau Pa = Pu / F Pa = Tu / F
  • 4. Axial Driven Pile Capacity Penentuan daya dukung pondasi tiang pancang dengan cara statik dapat dilakukan sebagai berikut: Daya Dukung Ujung Tiang (Qp) Cara Meyerhof (1976) A. Tanah Pasir Formula yang digunakan adalah: Qpl = Ap.qp = Ap.q.Nq* dengan: Qp = daya dukung ujung tiang Qp = q'Nq* = daya dukung per satuan luas AP = luas penampang ujung tiang q = tegangan vertikal efektif Nq* = faktor daya dukung ujung
  • 5. Axial Driven Pile Capacity Harga qp tidak dapat melebihi daya dukung batas ql, karena itu daya dukung ujung tiang perlu ditentukan: Qp2 = Ap.ql = Ap.5.Nq*.tan dengan: Qp2 = daya dukung ujung tiang (t/m2) Ap = luas penampang ujung tiang (m2) Nq* = faktor daya dukung ujung = sudut geser dalam Ql = daya dukung batas Untuk kemudahan, harga Qp1 dan Qp2 dibandingkan dan diambil harga yang lebih kecil sebagai daya dukung ujung tiang. Harga Nq* ditentukan sebagai fungsi dari sudut geser dalam tanah () seperti yang ditunjukan pada Gbr.1.
  • 6. Axial Driven Pile Capacity Syarat untuk mencapai nilai ultimit dari tahanan ujung tiang adalah penetrasi tiang ke dalam lapisan pendukung mencapai kedalaman sekurang-kurangnya Lbcr. Nilai Lbcr adalah fungsi dari kepadatan tanah pasir dan sering dinyatakan Lb = f(), namun dari segi kepraktisan nilai Lbcr diambil sebesar 10D. Bila penetrasi tiang tidak mencapai Lbcr maka tahanan ujung perlu dikoreksi dengan persamaan dengan: q1 (l) = harga q1 pada lapisan loose sand q1 (d)= harga q1 pada lapisan dense sand Lb = panjang penetrasi ke dalam lapisan bawah D = diameter tiang Nilai qp di atas dibandingkan dengan harga q1(d) dan diambil harga yang lebih kecil. Kemudian dikalikan dengan luas penampang ujung tiang (Ap) sehingga diperoleh daya dukung ujung tiang (Qp) 10.D L q q q q b 1(1) 1(d) ) 1 ( 1 p
  • 7. Axial Driven Pile Capacity Nilai qp di atas dibandingkan dengan harga q1(d) dan diambil harga yang lebih kecil. Kemudian dikalikan dengan luas penampang ujung tiang (Ap) sehingga diperoleh daya dukung ujung tiang (Qp). Gbr.1. Faktor Daya Dukung Uiung Nc * dan Nq * Gbr.2. Variasi Satuan Perlawanan Ujung Penetrasi Tiang pada Pasir Berlapis
  • 8. Axial Driven Pile Capacity B. Tanah Lempung Formula yang digunakan adalah: Qp =Ap.qp = Ap.cu.Nc* 9.cu.Ap dengan: Qp = daya dukung ujung tiang Ap = luas penampang ujung tiang Nc* = faktor daya dukung ujung cu = kohesi Harga Nc* dapat ditentukan dengan menggunakan Gbr. 1
  • 9. Axial Driven Pile Capacity Daya Dukung Ujung Selimut (Qs) Daya dukung selimut tiang ditentukan berdasarkan rumus berikut ini: Qs = As.f dengan: As = luas selimut tiang = p x L P = keliling tiang L = panjang segmen tiang F = gesekan selimut satuan Qs dibedakan berdasarkan: A. Tanah Pasir B. Tanah Lempung
  • 10. Axial Driven Pile Capacity A. Tanah Pasir Formula yang digunakan adalah: f = K.v. tan dengan: K = konstanta = 1- sin 1v = tegangan vertikal efektif tanah, yang dianggap konstan setelah kedalaman 15 D Untuk tiang pancang harga K ditentukan sebagai berikut: K = Ko (batas bawah) K = 1.8K0 (batas atas) dengan : Ko = koefisien tekanan tanah at rest = 1 sin = sudut geser dalam (0) Harga K dan menurut Tomlinson (1986) ditentukan berdasarkan tabel 1 Tabel 1
  • 11. Axial Driven Pile Capacity B. Tanah Lempung Ada 3 metoda yang dapat digunakan untuk menghitung gesekan selimut pada tanah lempung, yaitu: 1. Metoda Lambda (Vijayvergiya & Focht) dengan: = konstanta (Gbr. 3) ave = tegangan vertikal efektif rata- rata cu ave= kohesi rata-rata fave = gesekan selimut rata-rata ave u ave ave 2c ' 了 f Gbr.3. Koefisien 了
  • 12. Axial Driven Pile Capacity Nilai rata-rata tegangan vertikal efektif (鰍vave) dapat dijelaskan dengan Gbr.4., berdasarkan persamaan berikut: dengan: Ai = luas diagram tegangan vertikal efektif L = panjang tiang Sedangkan, dengan: cui = kohesi (lapis i) Li = panjang segmen tiang (lapis i) L = panjang tiang Gbr.4. Aplikasi metoda 了 pada tanah berlapis (sumber Das,1990) L A ' 1 i ave n i L A 1 i Uave n i c
  • 13. Axial Driven Pile Capacity 2. Metoda Alpha (Tomlinson) fs = .cu dengan: fs = gesekan selimut = konstanta (Gbr. 5.) cu = kohesi Gbr. 5. Variasi Harga 留 terhadap Harga Cu
  • 14. Axial Driven Pile Capacity 3. Metoda Beta (Metoda Tegangan Efektif) fs ave = .鰍v dengan: fsave = gesekan selimut rata-rata = K tan r r = sudut geser dalam pada kondisi terdrainase (dari uji triaksial CD) K = 1-sinr (untuk tanah terkonsolidasi normal) K = (1-sinr).OCR (untuk tanah over-consolidated) 鰍v = tegangan vertikal efektif OCR = Over Consolidation Ratio
  • 15. Axial Driven Pile Capacity Cara statik membutuhkan parameter tanah yang umumnya tidak tersedia secara kontinu sepanjang tiang Kecenderungan baru adalah menggunakan data uji lapangan yang lebih bersifat kontinu, yaitu data CPT (sondir) dan SPT Metoda yang diberikan oleh Schmertmann & Nottingham ini hanya berlaku untuk pondasi tiang pancang Schmertmann - Nottingham (1975) menganjurkan perhitungan daya dukung ujung pondasi tiang menurut cara Begemann, yaitu diambil dari nilai rata-rata perlawanan ujung sondir 8D diatas ujung tiang dan 0.7D-4D dibawah ujung tiang. D adalah diameter tiang atau sisi tiang p c2 c1 p A 2 q q Q dengan: Qp = daya dukung ujung tiang qc1 = nilai qc rata-rata pada 0.7D - 4D dibawah ujung tiang Qc2 = nilai qc rata-rata 8D diatas ujung tiang Ap = luas proyeksi penampang tiang Penentuan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang berdasarkan Uji CPT (Metode Schmertmann - Nottingham, 1975)
  • 16. Axial Driven Pile Capacity Bila zona tanah lembek dibawah tiang masih terjadi pada kedalaman 4D-10D, maka perlu dilakukan reduksi terhadap nilai rata-rata tersebut. Pada umumnya nilai perlawanan ujung diambil tidak lebih dari 100 kg/cm2 untuk tanah pasir dan tidak melebihi 75 kg/cm2 untuk tanah pasir kelanauan Untuk mendapatkan daya dukung selimut tiang maka digunakan formula sebagai berikut: 8D 0 Z L 8D z s s s s s.c s A . f A . f 8D z K Q Gbr. 6. Perhitungan Data Dukung Ujung (Sumber : Schmertmann. 1978)
  • 17. Gbr. 8. Faktor Koreksi Gesekan pada Selimut Tiang Pada Sondir Mekanis (Sumber : Nottingham 1975) Gbr. 7. Faktor Koreksi Gesekan pada Selimut Tiang Pada Sondir Listrik (Sumber: Nottingham 1975) Ks dan Kc adalah faktor reduksi yang tergantung pada kedalaman dan nilai gesekan selimut, f Apabila tanah terdiri dari berbagai lapisan pasir dan lempung, Schertmann menganjurkan untuk menghitung daya dukung setiap lapisan secara terpisah. Namun perlu diingat bahwa nilai Ks, c pada persamaan di atas dihitung berdasarkan total kedalaman tiang Nilai f dibatasi hingga 1.2 kg/cm2 untuk tanah pasir dan 1.0 kg/cm2 untuk pasir kelanauan
  • 18. Axial Driven Pile Capacity Penentuan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Berdasarkan Uji SPT Penentuan daya dukung pondasi tiang menggunakan data SPT diberikan dalam dua metode yaitu: Metode Meyerhoff Metode Schmertmann
  • 19. Axial Driven Pile Capacity 1. Metode Meyerhoff Meyerhoff (1956) menganjurkan formula daya dukung untuk tiang pancang sebagai berikut Qu = 40 Nb . Ap + 0.2 N . As dengan: Qu = daya dukung ultimit pondasi tiang pancang (ton) Nb = harga N-SPT pada elevasi dasar tiang Ap = luas penampang dasar tiang (m2) As = luas selimut tiang (m2) N = harga N-SPT rata rata Untuk tiang dengan desakan tanah yang kecil seperti tiang bor dan tiang baja H, maka daya dukung selimut hanya diambil separuh dari formula diatas, sehingga menjadi: Qult = 40 Nb. Ap + 0.1 N . As Harga batas untuk Nb adalah 40 dan harga batas untuk 0.2 N adalah 10 ton/m2
  • 20. Axial Driven Pile Capacity 2. Metode Schmertmann Schmertmann menggunakan korelasi N-SPT dengan tahanan ujung sondir qc untuk menentukan daya dukung gesekan dan daya dukung ujung pondasi tiang. Tabel 2. memberikan ikhtisar usulan Schmertmann tersebut. Tabel ini berlaku untuk pondasi tiang pancang dengan penampang tetap Tabel 4. 3. Nilai Gesekan untuk Desain Pondasi Tiang Pancang (Sumber : Schmertmann, 1967) Tabel 2. Nilai Gesekan untuk Desain Pondasi Tiang Pancang (Sumber : Schmertmann, 1967)
  • 21. Tipikal kelompok tiang Konfigurasi Kelompok Tiang Tipikal Tegangan di Bawah Ujung Tiang Tunggal dan Kelompok Tiang
  • 22. Efisiensi dan Daya Dukung Kelompok Tiang Efisiensi kelompok tiang didefinisikan sebagai: Efisiensi kelompok tiang tergantung pada beberapa faktor diantaranya Jumlah tiang, panjang, diameter, pengaturan, dan terutama jarak antara as ke as tiang. Modus pengalihan beban (gesekan selimut atau tahanan ujung). Prosedur pelaksanaan konstruksi (tiang pancang atau tiang bor). Urutan instalasi tiang. Jangka waktu setelah pemancangan. Interaksi antara pile cap dan tanah di permukaan. tunggal tiang dukung daya x ng Jumlah tia iang kelompok t dukung Daya Eg
  • 23. Efisiensi kelompok tiang pada tanah pasiran Formula Sederhana Formula ini didasarkan pada jumlah daya dukung gesekan dari kelompok tiang sebagai satu kesatuan (blok). dimana : m = Jumlah tiang pada deretan baris. n = jumlah tiang pada deretan kolom. s = jarak antar tiang. D = diameter atau sisi tiang . p = keliling dari penampang tiang. p.m.n 4D 2)s - n m ( 2 Eg
  • 24. Efisiensi kelompok tiang pada tanah pasiran Formula Converse-Labarre dimana : = arc tan (D/s) Formula Los Angeles Formula Seiler-Keeney s dalam satuan meter. 慮 90.m.n 1)n - (m 1)m - (n - 1 Eg 2 1) - 1)(n - (m 1) - n(m 1) - m(n n m s D 1 Eg n m 0.3 1) - n (m 7) (75s 2) - n (m 36s - 1 E 2 g
  • 25. Efisiensi kelompok tiang pada tanah pasiran Formula Fled Dalam metoda ini kapasitas pondasi individual tiang berkurang sebesar 1/16 akibat adanya tiang yang berdampingan baik dalam arah lurus maupun dalam arah diagonal. Ilustrasi hasil perhitungan formula ini diberikan pada Gbr. 4. Efisiensi Kelompok Tiang Berdasarkan Formula Fled
  • 26. 26 Daya dukung kelompok tiang pada tanah lempung Daya dukung batas kelompok tiang pada tanah lempung didasarkan pada aksi blok yaitu bila kelompok tersebut berperan sebagai blok. Kelompok Tiang sebagai Pondasi Blok L p c 留 c 9 A m.n ) Q m.n(Q Q u u(p) p s p u Daya dukung kelompok tiang dihitung sebagai berikut : 1. Tentukan jumlah total kapasitas kelompok tiang dimana : Ap = luas penampang tiang tunggal (m2) p = keliling tiang (m) L = panjang segmen tiang qp = daya dukung ujung tiang (ton/m2) fs = tahanan sellimut (ton/m2)
  • 27. Daya dukung kelompok tiang pada tanah lempung 2. Tentukan daya dukung blok berukuran LxBgxD dimana : Lg = panjang blok Bg = lebar blok 3. Bandingkan kedua besaran Qu di atas. Harga daya dukung diambil nilai yang lebih kecil. L . )c B (L 2 .N .c B L Q u g g. * c (p) u g g. u Alternatif untuk menentukan efisiensi kelompok tiang pada tanah kohesif diberikan oleh NAVFAC DM 7.2 (1982) sebagaimana ditunjukkan oleh Gbr. 6. Efisiensi Kelompok Tiang pada Tanah Kohesif