Taklukkan Tes Ortopedi UKMPPD & CPPDS dengan Buku Soal Terlengkap Ini!
Bagi calon dokter spesialis yang sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi Tes Ortopedi dalam UKMPPD dan CPPDS, Buku Soal Ortopedi UKMPPD & CPPDS adalah pilihan yang tepat. Buku ini berisi kumpulan soal terbaru yang sesuai dengan format ujian, disertai dengan pembahasan mendalam yang akan memperkuat pemahamanmu tentang ilmu ortopedi.
Apa yang ditawarkan buku ini:
Soal-soal prediksi Ortopedi yang sesuai dengan standar ujian UKMPPD dan CPPDS
Pembahasan soal secara rinci dan mudah dipahami
Teknik dan strategi menghadapi soal-soal ortopedi dengan efektif
Tips belajar yang dirancang untuk membantu menguasai konsep ortopedi secara komprehensif
Dengan Buku Soal Ortopedi UKMPPD & CPPDS, kamu akan lebih siap dan percaya diri dalam menghadapi ujian. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan buku ini dan pastikan dirimu meraih kesuksesan!
Klik link berikut untuk mengunduh eBook ini sekarang: lynk.id/drmazh
Osteoartritis adalah penyakit degeneratif sendi yang ditandai dengan kerusakan tulang rawan sendi dan berhubungan dengan usia lanjut. Gejala utamanya adalah nyeri, deformitas, dan hambatan gerak pada sendi besar dan tangan. Penyebabnya multifaktorial dan terkait dengan usia, jenis kelamin, obesitas, trauma, dan faktor genetik. Penatalaksanaannya meliputi pengobatan, terapi fisik, diet seimbang, dan
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA QESYA.pptxcetakpsb
Ìý
Dokumen tersebut membahas gangguan sistem gerak pada manusia, termasuk gejala umum, gangguan yang menyerang otot, tulang, dan sendi seperti nyeri otot, osteoporosis, arthritis. Dokumen ini juga menjelaskan cara mencegah gangguan sistem gerak dengan rutin berolahraga, pola makan sehat, dan pemeriksaan kesehatan berkala.
Dokumen tersebut membahas tentang osteoartritis yang merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, genetik, obesitas, dan trauma. Dokumen juga menjelaskan gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan dari osteoartritis yang meliputi penggunaan obat anti-inflamasi, terapi fisik, serta operasi pada kasus berat.
Dokumen tersebut membahas tentang kelainan metabolik pada tulang, termasuk osteoporosis, rakitis, dan osteomalasia. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan penurunan massa dan mineral tulang sehingga menyebabkan tulang menjadi rapuh. Rakitis adalah kelainan pertumbuhan tulang akibat gagalnya deposisi kalsium pada tulang. Osteomalasia terjadi pada orang dewasa dan disebabkan oleh defisi
Osteoartritis adalah jenis arthritis yang paling umum yang disebabkan oleh kerusakan dan hilangnya tulang rawan pada satu atau lebih sendi. Gejalanya meliputi nyeri sendi, keterbatasan gerakan, dan pembengkakan. Pemeriksaan fisik dan x-ray dapat membantu diagnosis. Pengobatannya meliputi obat, terapi fisik, alat bantu gerak, dan dalam kasus berat pembedahan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan rematoid artritis. Rematoid artritis adalah peradangan sendi kronis yang lebih sering menyerang wanita dewasa muda. Gejala utamanya adalah nyeri dan kekakuan sendi serta deformitas jari tangan. Penatalaksanaannya meliputi istirahat, latihan, terapi obat, dan pembedahan untuk memperbaiki fungsi sendi. Perawat berperan dalam mengelola nyer
Dokumen tersebut membahas tentang sistem muskuloskeletal dan gangguan-gangguannya, serta cara pengobatannya. Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, tendon, ligamen, dan jaringan penghubung lainnya. Dokumen menjelaskan berbagai gangguan seperti osteoporosis, osteomalasia, skoliosis, dan lainnya, beserta penjelasan singkat tentang pengobatan menggunakan vitamin, mineral, analgetik, antiinflamasi, antibiot
Bahan kuliah Patologi Muskuloskeletal untuk mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Semester 2 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
asuhan keperawataan osteoporosis lebih beresiko tinggi pada lansia terutama perempuan faktor pemicu utama yaitu hormon estrogen yang sudah tidak berproduksi.
Tulang terdiri atas kolagen dan kalsium fosfat, yang memberikan elastisitas dan kekuatan pada tulang. Terdapat dua jenis tulang, yakni tulang kortikal yang padat dan kuat, serta tulang trabekular yang berongga. Osteoklas dan osteoblas berperan dalam perbaikan tulang dengan menghilangkan dan membentuk tulang baru. Penyakit tulang seperti osteoartritis disebabkan oleh kerusakan sendi dan tulang rawan akib
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
Dokumen tersebut membahas tentang osteoartritis yang merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, genetik, obesitas, dan trauma. Dokumen juga menjelaskan gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan dari osteoartritis yang meliputi penggunaan obat anti-inflamasi, terapi fisik, serta operasi pada kasus berat.
Dokumen tersebut membahas tentang kelainan metabolik pada tulang, termasuk osteoporosis, rakitis, dan osteomalasia. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan penurunan massa dan mineral tulang sehingga menyebabkan tulang menjadi rapuh. Rakitis adalah kelainan pertumbuhan tulang akibat gagalnya deposisi kalsium pada tulang. Osteomalasia terjadi pada orang dewasa dan disebabkan oleh defisi
Osteoartritis adalah jenis arthritis yang paling umum yang disebabkan oleh kerusakan dan hilangnya tulang rawan pada satu atau lebih sendi. Gejalanya meliputi nyeri sendi, keterbatasan gerakan, dan pembengkakan. Pemeriksaan fisik dan x-ray dapat membantu diagnosis. Pengobatannya meliputi obat, terapi fisik, alat bantu gerak, dan dalam kasus berat pembedahan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan rematoid artritis. Rematoid artritis adalah peradangan sendi kronis yang lebih sering menyerang wanita dewasa muda. Gejala utamanya adalah nyeri dan kekakuan sendi serta deformitas jari tangan. Penatalaksanaannya meliputi istirahat, latihan, terapi obat, dan pembedahan untuk memperbaiki fungsi sendi. Perawat berperan dalam mengelola nyer
Dokumen tersebut membahas tentang sistem muskuloskeletal dan gangguan-gangguannya, serta cara pengobatannya. Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, tendon, ligamen, dan jaringan penghubung lainnya. Dokumen menjelaskan berbagai gangguan seperti osteoporosis, osteomalasia, skoliosis, dan lainnya, beserta penjelasan singkat tentang pengobatan menggunakan vitamin, mineral, analgetik, antiinflamasi, antibiot
Bahan kuliah Patologi Muskuloskeletal untuk mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Semester 2 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
asuhan keperawataan osteoporosis lebih beresiko tinggi pada lansia terutama perempuan faktor pemicu utama yaitu hormon estrogen yang sudah tidak berproduksi.
Tulang terdiri atas kolagen dan kalsium fosfat, yang memberikan elastisitas dan kekuatan pada tulang. Terdapat dua jenis tulang, yakni tulang kortikal yang padat dan kuat, serta tulang trabekular yang berongga. Osteoklas dan osteoblas berperan dalam perbaikan tulang dengan menghilangkan dan membentuk tulang baru. Penyakit tulang seperti osteoartritis disebabkan oleh kerusakan sendi dan tulang rawan akib
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
Ìý
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
1. BUKU SAKTI
BUKU SAKTI
BUKU SAKTI
soal TES
soal TES
soal TES Orthopedic
Orthopedic
Orthopedic
CALON PPDS
CALON PPDS
CALON PPDS
ORTHOPAEDI
ORTHOPAEDI
ORTHOPAEDI
DAN
DAN
DAN
TRAUMATOLOGI
TRAUMATOLOGI
TRAUMATOLOGI
EDISI 1
2024
MazhProject
2. 6
Tendinosis: Kondisi degeneratif pada tendon tanpa inflamasi, biasanya akibat cedera jangka panjang
atau penggunaan berlebihan secara kronis.
6. Osteopenia vs. Osteoporosis
Osteopenia: Penurunan kepadatan tulang yang belum mencapai tingkat osteoporosis tetapi
menunjukkan risiko peningkatan untuk patah tulang.
Osteoporosis: Kondisi di mana kepadatan tulang menurun drastis, menyebabkan tulang menjadi
rapuh dan mudah patah.
7. Subluxation vs. Dislocation
Subluxation: Dislokasi parsial di mana tulang masih berada dalam kontak sebagian di dalam sendi.
Dislocation: Dislokasi total di mana tulang terpisah sepenuhnya dari sendi.
8. Myopathy vs. Neuropathy
Myopathy: Gangguan yang mempengaruhi otot secara langsung, yang menyebabkan kelemahan atau
kerusakan pada otot.
Neuropathy: Kerusakan pada saraf yang mengganggu fungsi sensorik atau motorik, dapat
menyebabkan nyeri, kelemahan, atau mati rasa.
9. Kyphosis vs. Lordosis
Kyphosis: Kifosis adalah kelengkungan berlebihan dari tulang belakang yang menyebabkan
punggung bagian atas membungkuk ke depan.
Lordosis: Lordosis adalah lengkungan berlebihan dari tulang belakang bagian bawah yang
menyebabkan postur punggung bawah melengkung ke depan.
10. Ankylosis vs. Arthrodesis
Ankylosis: Fusi tulang abnormal pada sendi, yang menyebabkan kekakuan dan hilangnya mobilitas.
Arthrodesis: Prosedur bedah untuk menyatukan dua tulang pada sendi untuk menstabilkan sendi yang
rusak dan mengurangi rasa sakit.
11. Hypertrophy vs. Atrophy
Hypertrophy: Peningkatan ukuran jaringan atau organ, seperti otot, akibat latihan atau rangsangan.
Atrophy: Penurunan ukuran jaringan atau organ akibat imobilisasi, penyakit, atau kurangnya
aktivitas.
12. Scoliosis vs. Spondylosis
Scoliosis: Kelengkungan lateral abnormal pada tulang belakang, biasanya terlihat pada anakanak atau
remaja.
Spondylosis: Kondisi degeneratif pada tulang belakang yang menyebabkan kerusakan pada tulang
dan cakram intervertebralis, biasanya terkait dengan penuaan.
13. Osteomalacia vs. Rickets
Osteomalacia: Pelunakan tulang pada orang dewasa akibat kekurangan vitamin D atau gangguan
metabolisme kalsium.
3. 8
Riwayat gejala saat ini: Dokter menanyakan tentang onset (awal mula) gejala, lokasi nyeri,
karakteristik nyeri (misalnya, nyeri tumpul, tajam, atau terbakar), dan apakah ada cedera yang
mendahului munculnya gejala.
Riwayat kesehatan masa lalu: Meneliti riwayat cedera atau penyakit muskuloskeletal sebelumnya
serta faktor risiko yang mungkin mempengaruhi kesehatan muskuloskeletal (misalnya, osteoporosis,
rheumatoid arthritis, dll).
Faktor pencetus dan pereda: Mengidentifikasi kegiatan atau kondisi yang memperburuk atau
mengurangi rasa sakit dan gejala lainnya.
2. Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)
Pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal bertujuan untuk memeriksa tandatanda klinis spesifik yang
menunjukkan adanya cedera atau gangguan:
Inspeksi visual: Mencari asimetri, pembengkakan, deformitas, perubahan warna kulit, atau
perubahan postur.
Palpasi: Menekan area yang terkena untuk mencari nyeri tekan, bengkak, atau perubahan tekstur
jaringan.
Tes rentang gerak (Range of Motion): Menguji kemampuan sendi dan otot untuk bergerak secara
aktif dan pasif.
Tes kekuatan otot: Mengukur kekuatan otot untuk mendeteksi kelemahan atau ketidakseimbangan.
Tes fungsional khusus: Tes diagnostik yang dirancang untuk mengidentifikasi cedera ligamen,
tendon, atau sendi tertentu (misalnya, tes Lachman untuk cedera ACL di lutut).
3. Pemeriksaan Penunjang (Imaging and Diagnostic Tests)
Radiografi (Xray): Digunakan untuk mendeteksi fraktur, dislokasi, degenerasi sendi, atau kelainan
struktural pada tulang.
MRI (Magnetic Resonance Imaging): Sangat berguna untuk menilai jaringan lunak seperti ligamen,
tendon, dan otot, serta untuk mendeteksi cedera meniskus atau cakram intervertebralis.
CT Scan: Menyediakan gambaran detail mengenai tulang dan sendi yang mungkin tidak terlihat jelas
pada Xray biasa.
Ultrasonografi: Dapat digunakan untuk menilai kondisi tendon, ligamen, dan otot, serta mendeteksi
cairan di dalam atau di sekitar sendi.
Tes laboratorium: Pemeriksaan darah dan cairan sinovial dapat digunakan untuk mendeteksi
peradangan, infeksi, atau penyakit autoimun (misalnya, rheumatoid arthritis).
4. Diagnosis Diferensial (Differential Diagnosis)
Penting untuk membedakan antara berbagai penyebab potensial dari gejala pasien, seperti
membedakan antara nyeri yang disebabkan oleh cedera jaringan lunak, fraktur, infeksi, atau penyakit
degeneratif.
General Principles and Specific Methods of Musculoskeletal Treatment
1. Prinsip Umum Perawatan (General Principles of Treatment)
Imobilisasi: Imobilisasi diperlukan untuk memberikan waktu penyembuhan pada tulang atau jaringan
yang cedera. Contohnya adalah penggunaan gips atau brace pada fraktur.
4. 11
OSTEOPOROSIS
1. Definisi dan Etiologi
Osteoporosis adalah penyakit sistemik yang mempengaruhi tulang, di mana massa tulang menurun
secara progresif, dan tulang menjadi lebih rapuh karena hilangnya jaringan tulang. Hal ini
mengakibatkan meningkatnya risiko fraktur, terutama di bagian tubuh seperti tulang belakang, pinggul,
dan pergelangan tangan.
Penyebab utama osteoporosis adalah ketidakseimbangan antara proses pembentukan tulang oleh
osteoblas dan proses resorpsi tulang oleh osteoklas. Saat resorpsi tulang terjadi lebih cepat daripada
pembentukan tulang, massa tulang berkurang, menyebabkan penipisan struktur tulang trabekular dan
kortikal.
2. Faktor Risiko
Faktor Risiko Utama:
Usia: Risiko osteoporosis meningkat seiring bertambahnya usia. Ini karena proses remodeling
tulang yang lambat pada usia lanjut, sehingga terjadi penurunan massa tulang.
Jenis Kelamin: Wanita, terutama setelah menopause, memiliki risiko lebih tinggi karena penurunan
estrogen, yang penting untuk menjaga kepadatan tulang.
Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan osteoporosis meningkatkan risiko.
Gaya Hidup: Kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebih, dan
kekurangan kalsium serta vitamin D dapat mempercepat kehilangan tulang.
Faktor Risiko Sekunder:
Beberapa penyakit dan obatobatan juga dapat meningkatkan risiko osteoporosis, termasuk
gangguan endokrin seperti hipertiroidisme, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, dan malnutrisi.
3. Patofisiologi
Tulang secara konstan mengalami remodeling, dengan keseimbangan antara resorpsi tulang oleh
osteoklas dan pembentukan tulang oleh osteoblas. Pada osteoporosis, proses ini menjadi tidak seimbang
karena peningkatan aktivitas osteoklas dan penurunan aktivitas osteoblas, yang menyebabkan hilangnya
jaringan tulang.
Kepadatan mineral tulang (bone mineral density/BMD) menjadi penentu utama kekuatan tulang.
Penurunan BMD membuat tulang lebih rapuh dan lebih mudah patah bahkan dengan trauma yang
ringan.
4. Gejala dan Tanda Klinis
Fraktur patologis: Gejala utama osteoporosis biasanya terlihat pada fraktur tulang yang terjadi dengan
trauma minimal. Fraktur sering terjadi di tulang belakang (kompresi vertebra), pinggul, dan pergelangan
tangan.
Nyeri punggung: Kompresi tulang belakang yang disebabkan oleh fraktur dapat menimbulkan nyeri
punggung kronis.
Penurunan tinggi badan: Fraktur kompresi vertebra dapat menyebabkan penderita kehilangan tinggi
badan, sering kali diikuti oleh postur bungkuk (kifosis).
5. 26
6. Pengobatan Trauma Tulang Belakang
Pengobatan tergantung pada tingkat keparahan dan jenis cedera:
A. Pengobatan Darurat
Imobilisasi: Imobilisasi tulang belakang adalah tindakan pertama yang diambil untuk mencegah cedera
lebih lanjut. Ini dilakukan dengan menggunakan collar servikal atau penyangga tulang belakang di
tempat kejadian.
Pengangkatan segera ke rumah sakit: Pasien harus segera dibawa ke pusat trauma untuk evaluasi lebih
lanjut dan intervensi bedah bila diperlukan.
B. Pengobatan Konservatif
Obatobatan: NSAID atau obat antiinflamasi lainnya diberikan untuk mengurangi nyeri dan inflamasi.
Kortikosteroid kadang digunakan dalam kasus cedera sumsum tulang belakang akut untuk mengurangi
peradangan.
Fisioterapi: Latihan rehabilitasi dimulai setelah tulang belakang stabil untuk membantu memulihkan
kekuatan, rentang gerak, dan fungsi motorik.
C. Pembedahan
Operasi mungkin diperlukan untuk:
Dekompresi: Menghilangkan tekanan pada sumsum tulang belakang atau saraf akibat fraktur, dislokasi,
atau pembengkakan.
Stabilisasi tulang belakang: Menggunakan pelat, sekrup, atau batang untuk menjaga tulang belakang
tetap stabil dan mencegah pergerakan yang berbahaya selama penyembuhan.
Penggantian diskus: Kadangkadang, penggantian diskus intervertebralis diperlukan untuk
memperbaiki kompresi saraf.
D. Rehabilitasi Jangka Panjang
Rehabilitasi adalah kunci pemulihan untuk pasien dengan cedera tulang belakang, terutama bagi mereka
yang mengalami kelumpuhan atau disfungsi neurologis:
Terapi fisik: Membantu memulihkan kekuatan dan fungsi motorik.
Terapi okupasi: Membantu pasien mengembangkan keterampilan untuk menjalani kehidupan
seharihari.
Alat bantu mobilitas: Beberapa pasien mungkin memerlukan kursi roda atau alat bantu berjalan.
7. Prognosis
Prognosis trauma tulang belakang sangat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan cedera:
Cedera lengkap pada saraf tulang belakang: Biasanya menyebabkan kehilangan fungsi yang permanen
di bawah tingkat cedera (misalnya, tetraplegia atau paraplegia).
Cedera tidak lengkap: Dalam beberapa kasus, pasien mungkin memulihkan sebagian atau seluruh
fungsi setelah rehabilitasi.
Cedera di tulang belakang servikal biasanya lebih parah dan sering kali mempengaruhi fungsi
pernapasan dan motorik seluruh tubuh.
6. 41
GANGGUAN MENISCUS
1. Anatomi Meniscus
Meniscus Medial: Terletak di bagian dalam lutut dan lebih besar daripada meniscus lateral. Meniskus
medial kurang bergerak karena berhubungan erat dengan ligamentum kolateral medial (MCL), sehingga
lebih rentan terhadap cedera.
Meniscus Lateral: Terletak di bagian luar lutut, dan lebih bergerak dibandingkan meniskus medial.
Karena meniskus lateral lebih fleksibel, robekan pada bagian ini lebih jarang terjadi dibandingkan pada
meniskus medial.
2. Penyebab Lesi Meniscus Medial dan Lateral
Cedera pada meniskus dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
Trauma Akut: Cedera meniskus sering kali terjadi saat lutut mengalami gerakan rotasi atau torsi secara
tibatiba, terutama saat berjongkok, melompat, atau berlari. Ini umum terjadi pada atlet atau saat aktivitas
fisik berat.
Degeneratif: Pada orang yang lebih tua, robekan meniskus sering kali disebabkan oleh degenerasi
tulang rawan akibat proses penuaan, di mana meniskus menjadi lebih lemah dan mudah robek bahkan
dengan trauma ringan.
Cedera Tumpang Tindih: Lesi meniskus sering terjadi bersamaan dengan cedera lain seperti robekan
ligamen cruciatum anterior (ACL) atau ligamen kolateral medial (MCL), terutama pada cedera lutut
akibat olahraga.
3. Jenis Lesi Meniscus
Robekan meniskus dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan lokasinya:
Radial Tear: Robekan yang terjadi secara tegak lurus terhadap garis sirkuler meniskus.
Horizontal Tear: Robekan sejajar dengan garis sirkuler meniskus, biasanya menyebabkan meniskus
terbelah menjadi dua lapisan.
Bucket Handle Tear: Robekan longitudinal besar di sepanjang tepi meniskus, di mana fragmen robek
dapat melipat seperti "pegangan ember", yang dapat menyebabkan penguncian lutut.
Flap Tear: Fragmen kecil meniskus terlepas dan menyebabkan ketidakstabilan atau rasa tidak nyaman
pada lutut.
Complex Tear: Robekan kombinasi yang mencakup beberapa pola robekan, sering terjadi pada
meniskus yang telah mengalami degenerasi.
4. Gejala Lesi Meniscus
Gejala dari lesi meniscus medial atau lateral meliputi:
Nyeri Lutut: Nyeri biasanya dirasakan di bagian dalam lutut pada lesi meniscus medial, atau di bagian
luar pada lesi meniscus lateral. Nyeri dapat bertambah parah saat bergerak atau menekuk lutut.
Pembengkakan: Lutut sering membengkak beberapa jam setelah cedera, akibat peradangan dan
akumulasi cairan di dalam sendi lutut.
7. 46
Penyaliran Abses: Jika terdapat abses di area tulang yang terinfeksi, prosedur ini diperlukan untuk
mengalirkan cairan nanah.
Stabilisasi Tulang: Pada beberapa kasus, stabilisasi tulang dengan fiksasi internal atau eksternal
diperlukan jika tulang menjadi lemah akibat infeksi.
7. Komplikasi Osteomyelitis
Jika tidak diobati dengan baik, osteomyelitis dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, termasuk:
Kerusakan Tulang Permanen: Infeksi yang tidak diobati dapat menyebabkan tulang hancur atau mati,
yang bisa mempengaruhi stabilitas dan fungsi tulang.
Sepsis: Penyebaran infeksi ke seluruh tubuh melalui darah dapat menyebabkan sepsis, yang merupakan
kondisi yang mengancam jiwa.
Amputasi: Pada kasus yang sangat parah, terutama pada penderita diabetes atau penyakit pembuluh
darah perifer, amputasi mungkin diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi.
8. Prognosis
Prognosis osteomyelitis bergantung pada berbagai faktor, termasuk:
Jenis infeksi: Osteomyelitis akut yang didiagnosis dan diobati lebih awal memiliki prognosis yang
lebih baik daripada osteomyelitis kronis.
Lokasi dan penyebab infeksi: Osteomyelitis pada tulang panjang cenderung lebih mudah diobati
dibandingkan yang terjadi pada tulang yang lebih kompleks seperti tulang belakang atau panggul.
Kesehatan pasien secara keseluruhan: Orang dengan sistem kekebalan yang kuat cenderung pulih lebih
baik daripada mereka yang memiliki kondisi medis kronis.
8. MENARIK BUKAN DOK
??
Berminat
Untuk PDF Bisa di
https://lynk.id/drmazh
UNTUK BUKU FISIK
https://shopee.co.id/azharim
azh?categoryId=100635&ent
ryPoint=ShopByPDP&itemI
d=14616299121