�ݺ�ߣ

“ Standarisasi Pembaharuan Dalam Islam” Oleh : Dr. Alimusri Semjan Putra, M.A. Ketua STDI Imam Syafi’i Jember (Ketua Pembina Yayasan An Najiyah Pasaman Barat)

Berpegang dengan Al Qur’an. . Meyakininya sebagai wahyu yang mutlak benar dan benar mutlak. Maka segala pendapat dan pandangan yang bertentangan dan berseberangan dengan kebenaran Al qur’an adalah dinyatakan sesat dan batil secara mutlak.

Banyak sekali ayat-ayat maupun hadits-hadits rasulullah shalallahu’alaihi wasalam menerangkan tentang wajibnya berpegang kepada Al Qur’an. Diantaranya ayat-ayat berikut ini: اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ [ الأعراف /3] ” Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya)” Sabda rasulullah  : وَقَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ كِتَابَ اللَّهِ . رواه مسلم . ” Dan sesungguhnya aku telah meninggalkan pada kalian sesuatu, kalian tidak akan sesat selamanya jika kalian berpegang dengannya, yaitu kitab Allah”.

قال المزني والربيع كنا يوما عند الشافعي إذ جاء شيخ فقال له أسأل قال الشافعي سل قال إيش الحجة في دين الله فقال الشافعي كتاب الله، قال وماذا قال سنة رسول الله ...". Berkata Al Muzany dan Robi': pada suatu hari saat kami berada di sisi Imam Syafi'i, tiba-tiba datang seorang orang tua lalu ia berkata kepada Imam Syafi'i: aku ingin bertanya. Jawab Imam Syafi'i silakan. Lalu ia berkata apakah hujjah dalam agma Allah? Maka Imam Syafi'i menjawab: kitab Allah (Al Qur'an). Ia bertanya lagi: kemudian apa? Jawab Syafi'i: Sunnah Rasulullah  "[1]. [1] Lihat: "Ahkaamul Qur'an": 39.

وقال أيضا رحمه الله تعالى ( شعرا ) : ( كل العلوم سوى القرآن مشغلة ... إلا الحديث وإلا الفقه في الدين ) ( العلم ما كان فيه قال حدثنا ... وما سوى ذاك وسواس الشياطين ) Beliau ungkapkan dalam sebuah syair: Setiap ilmu selain Al Quran adalah melalaikan. Kecuali ilmu hadits dan ilmu fiqh tentang agama. Yang dikatakan ilmu adalah yang diriwayakan. Dan selain itu adalah bisikan-bisikan setan [1]. [1] Lihat: "Syarah Ath Thohawiyah": 69.

Hukum orang yang meragukan kemurnian Al Qur'an. Orang yang meragukan tentang keaslian dan kemurnian Al Qur’an maka ia telah menentang firman Allah: إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ [ الحجر /9] ” Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.

قال الشافعي " ومن كفر بآية من كتاب الله كان كافرا ". ( الأم للشافعي : ج 2 / ص 119 ، 120) Berkata Imam Syafi'i: “ B arangsiapa yang kafir dengan satu ayat dari kitab Allah (Al Qur'an), ia telah menjadi kafir"[1]. [1] Lihat: Al Umm: 2/120.

Hukum meperolok-olokan hukum-hukum Al Qur'an dan orang yang mengamalkannya. قال الإمام الشافعي - رحمه الله - حين سئل عمن هزل بشيء من آيات الله تعالى : ( هو كافر ) واستدل بقول الله تعالى : { قُلْ أَبِاللّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِؤُونَ {65} لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ } Ketika Imam Syafi'i ditanya tentang orang yang berolok-olok sesuatu dari ayat-ayat Allah? Beliau menjawab: ia adalah kafir. Kemudian beliau berdalil dengan firman Allah subhaanahu wat'ala : قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ [ التوبة /65 ، 66] " Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu berolok-olok? Jangan kamu mencari-cari alasan, sesungguhnya kamu telah kafir sesudah beriman "[1]. [1] Lihat: "Ash Shaarim Al Masluul": 3/956.

Al Qur'an tidak sedikitpun dicampuri oleh kebatilan. { وَإِنَّهُ لَكِتَابٌ عَزِيزٌ (41) لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ } [ فصلت /41 ، 42] "Dan sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari arah depan maupun dari arah belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji".

Al Qur'an adalah jalan keluar dari berbagai permasalahan yang terjadi. Berkata Imam Syafi’i: " فليست تنزل بأحد من أهل دين الله نازلة إلا وفي كتاب الله الدليل على سبل الهدى فيها قال الله عز و جل { آلر كتاب أنزلناه إليك لتخرج الناس من الظلمات إلى النور بإذن ربهم إلى صراط العزيز الحميد } وقال تعالى { ونزلنا عليك الكتاب تبيانا لكل شيء وهدى ورحمة وبشرى للمسلمين } وقال تعالى { وأنزلنا إليك الذكر لتبين للناس ما نزل إليهم ولعلهم يتفكرون } “ Maka tiada satupun permasalahan yang menimpa seseorang dari pemeluk agama Allah. Kecuali dalam kitab Allah ada dalil yang menjelaskan jalan petunjuk dalam permasalahan tersebut. Allah 'Azza Wajalla berfirman:

{ آلر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ } [ إبراهيم /1] "Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". Dan firman Allah Ta'ala lagi: { وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ } [ النحل /89] "Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang muslim". Juga firman Allah Ta'ala : { وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ } [ النحل /44] "Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan". [1] [1] Lihat: "Ahkaamul Qur'an": 21.

Al Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab. Berfirman Allah 'Azza wajalla: { وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ (192) نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ (193) عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ (194) بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ } [ الشعراء /192-195] "Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas". Dan berfirman Allah 'Azza wajalla: { وَكَذَلِكَ أَنْزَلْنَاهُ حُكْمًا عَرَبِيًّا } [ الرعد /37] "Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab.

Tidak membeda-bedakan anatara ayat-ayat Al qur’an. Hal ini Allah tegaskan dalam firman-Nya: { أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (85) أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآَخِرَةِ فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ } [ البقرة /85 ، 86] "Apakah kamu beriman kepada sebahagian Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong".

2. Berpegang pada sunnah. sebagaimana firman Allah: وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (3) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى (4) عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى [ النجم /3-5] “ Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”.

Tidak membedakan-bedakan antara Al Qur’an dan sunnah dalam segi pengamalan. Sebagaimana Allah firmankan: إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا (150) أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا [ النساء /150 ، 151] ” Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan”.

Menerima hadits ahad. وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا [ الحشر /7] “ Apa yang dbawa Rasul kepada kalian, maka ambilah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah”. Orang yang menolak sunnah, niscaya mereka akan ditimpa oleh fitnah kesesatan waktu di dunia dan diancam azab yang pedih di akhirat. Sebagaimana Allah katakan dalam firman-Nya: فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ [ النور /63] ” Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih”.

Tidak membedakan antara hadits ahad dalam masalah hukum dan masalah aqidah. Firman Allah: فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا [ النساء /65] ” Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”.

3. Merujuk dalam memahami al qur’an dan Sunnah kepada pemahaman para sahabat. Dalil dari ayat Al qur'an. قال الله تعالى { وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ } [ التوبة : 100]. “ Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar”.

وقال سبحانه { وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا }. [ النساء : 115] “ Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali”.

Dalil dari hadits-hadits Nabi saw. عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ « قَرْنِى ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ » متفق عليه . عن عبد الرحمن بن عمرو السلمي وحجر بن حجر الكلاعي قالا أتينا العرباض بن سارية وهو ممن نزل فيه ولا على الذين إذا ما أتوك لتحملهم قلت لا أجد ما أحملكم عليه فسلمنا وقلنا أتيناك زائرين وعائدين ومقتبسين فقا العرباض صلى بنا رسول الله الصبح ذات يوم ثم أقبل علينا فوعظنا موعظة بليغة ذرفت منها العيون ووجلت منها القلوب فقال قائل يا رسول الله كان هذه موعظة مودع فما ذا تعهد غلينا قال أوصيكم بتقوى الله والسمع والطاعة وإن كان عبدا حبشيا مجدعا فإنه من يعيش منكم فسيرى اختلافا فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين فتمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة .( صححه الترمذي ). كما جاء في الحديث المروي من طرق : " إن اليهود اختلفوا على إحدى وسبعين فرقة، وإن النصارى اختلفوا على اثنتين وسبعين فرقة وستفترق هذه الأمة على ثلاث وسبعين فرقة، كلها في النار إلا واحدة ". قالوا : من هم يا رسول الله؟ قال : " ما أنا عليه وأصحابي "

Ungkapan para ulama salaf. قال ابن مسعود من كان منكم مستنا فليستن بمن قد مات فان الحي لا يؤمن عليه الفتنه أولئك أصحاب محمد أبر هذه الامة قلوبا وأعمقها علما وأقلها تكلفا قوم اختارهم الله لاقامة دينه وصحبة نبيه فاعرفوا لهم حقهم وتمسكوا بهديهم فانهم كانوا على الهدى المستقيم Berkata Ibnu Mas’ud r.a: “Barangsiapa diantara kalian yang ingin melakukan sunnah! Maka berpegang teguhlah dengan sunnah orang yang telah mati, karena sesungguhnya orang yang hidup tidak terjamin selamat dari fitnah. Mereka adalah para sahabat Muhammad s.a.w, yang paling baik hatinya dari umat ini, dan yang paling dalam ilmunya, yang paling sedikit dalam berlebih-lebihan. Mereka adalah kaum yang telah dipilih oleh Allah untuk menegakkan agama-Nya dan para sahabat nabi-Nya. Maka kenalilah hak-hak mereka dan berpegang teguhlah dengan petunjuk mereka. Sesungguhnya mereka berada di atas petunjuk yang lurus.

Ungkapan para ulama salaf وقال عمر بن عبد العزيز سن رسول الله وولاة الأمور بعده سننا الأخذ بها تصديق لكتاب الله واستكمال لطاعة الله وقوة على دين الله ليس لأحد تبديلها ولا تغييرها ولا النظر فيما خالفها من اقتدى بها فهو مهتد ومن استنصر بها فهو منصور ومن خالفها واتبع غير سبيل المؤمنين ولاه الله ما تولى وأصلاه جهنم وساءت مصيرا . Berkata Umar bin Abul Aziz: “Rasulullah telah menetapkan sunnah, begitu pula para pemimpin (Khulafaurrosyidin). Mengambil sunnah mereka adalah bukti kepercayaan kepada kitab Allah, penyempurnaan terhadap keta’atan kepada Allah dan peneguh pendirian di atas agama Allah. Tiada seorangpun yang berhak untuk menukar dan merubahnya ataupun menoleh kepada sesuatu yang menyelisihinya. Barangsiapa yang mencari petunjuk denganya niscaya ia akan mendapat petunujuk. Barangsiapa yang mencari pertolongan dengannya niscaya ia akan ditolong. Barangsiapa yang menyelisihinya dan mengikuti selain jalan orang-orang mukmin (para sahabat) niscaya Allah akan memalingkannya kemana hendak ia berpaling, lalu memasukkan mereka ke neraka Jahannam, itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

Ungkapan para ulama salaf وما أحسن ما قال الشافعي رحمه الله في رسالته هم فوقنا في كل علم وعقل ودين وفضل وكل سبب ينال به علم أو يدرك به هدى ورأيهم لنا خير من رأينا لأنفسنا . Betapa indahnya ungkapan Imam Syafi’I dalam kitab beliau Ar Risaalah : “Mereka (para sahabat) adalah di atas kita dalam segala ilmu, akal, agama dan keutamaan Serta segala sebab untuk mencapai ilmu dan mendapatkan petunjuk. Pendapat mereka (para sahabat) adalah lebih baik daripada pendapat kita untuk diri kita sendiri.

4. Keshohihan dalil ini hanya berlaku ketika menjadikan hadits sebagai dalil, maka hadits yang djadikan dalil selemah-lemah derajatnya adalah hasan lihgarihi. Sebaliknya tidak berpegang kepada hadits-hadits dhoif, apalagi kepada mimpi dan khayalan, serta akal yang rusak.

5. Kesohihan dalam beristidlal. Tidak sebatas kesohihan dalil tetapi perlu lagi kesohihan dalam beristidlal dalam mengambil sebuah hukum dari dalil tersebut.

6. Berpegang kepada ijmak. Sebuah pendapat dan pemahaman tidak boleh bertentangan dengan ijmak para ulama. قال شيخ الإسلام ابن تيمية : ” فَمَنْ قَالَ بِالْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَالْإِجْمَاعِ كَانَ مِنْ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ“ . مجموع الفتاوى - ( ج 3 / ص 346)

7. Bertopang kepada qiyas yang shohih sebaliknya tidak menyadarkan sebuah pemahaman kepada qiyas alfaasid. Seperti mengqiaskan sifat Allah dengan sifat mahkluk, menqiyaskan alam barsakh dengan alam dunia, menqiyaskan kejadian-kejadian pada hari akhirat dengan kejadian di dunia ini.

�ݺ�ߣ

Standarisasi Pembaharuan Dalam Islam

Recommended

More Related Content

What's hot (20)

Similar to Standarisasi Pembaharuan Dalam Islam (20)

Recently uploaded (20)

Standarisasi Pembaharuan Dalam Islam