Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran indeks lalat, indeks tungau/pinjal, dan kepadatan nyamuk. Terdapat cara kerja dan alat yang digunakan untuk masing-masing pengukuran serta interpretasi hasilnya. Juga dibahas siklus hidup lalat dan penyakit onchocerciasis yang disebabkan oleh cacing Onchocerca volvulus dan disampaikan melalui gigitan nyamuk.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang kriteria inspeksi sanitasi untuk tempat-tempat umum seperti bioskop, terminal angkutan udara, dan pangkas rambut. Terdapat 10 item tempat yang dicakup beserta komponen-komponen yang dinilai untuk memastikan terpenuhinya standar kesehatan lingkungan."
Dokumen tersebut membahas program penurunan angka kesakitan dan kematian malaria di Indonesia, meliputi tujuan, indikator, dan strategi program. Program bertujuan menemukan kasus secara cepat dan tepat, menanggulangi faktor risiko, serta melibatkan masyarakat. Indikator utama adalah insidensi parasit dan klinis per tahun dan bulan. Strateginya meliputi pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan surveilans epidemiologi.
Surveilans epidemiologi nasional adalah kegiatan pengamatan secara terus menerus dan sistematis terhadap penyakit atau masalah kesehatan beserta faktor penyebabnya guna mengambil tindakan perbaikan. Tujuannya antara lain menyediakan data epidemiologi untuk pengambilan keputusan kesehatan, perencanaan, evaluasi program, dan respon cepat terhadap kejadian luar biasa kesehatan. Kegiatannya meliputi pengumpulan
EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGERTIAN
Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu tentang berbagai masalah kesehatan sebagai akibat dari hubungan interaktif antara berbagai bahan, kekuatan, zat yang memiliki potensi sebagai penyebab sakit (agent) yang timbul akibat adanya perubahan-perubahan lingkungan dengan masyarakat, serta menerapkan upaya pencegahan gangguan kesehatan yang ditimbulkannya
Pengertian (cont.)
Studi tentang faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit, dengan cara mempelajari dan mengukur dinamika hubungan interaktif antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya pada suatu waktu dan kawasan tertentu, untuk upaya promotif (Achmadi, 1991)
Environmental epidemiology may be defined as the study of environmental factors that influence the distribution and determinants of diseases in human population (Cordis, 1994)
Faktor lingkungan lebih ditonjolkan
Kawasan:
Lingkungan kerja
Lingkungan pemukiman
Tempat-tempat umum dan transportasi
Wilayah habitat manusia daerah aliran sungai, daerah pantai, daerah pegunungan
Agent yang berpotensi bahaya penyakit dapat dikelompokkan sbb:
Golongan fisik: kebisingan, radiasi, cuaca panas, dll
Golongan kimia: pestisida, asap rokok, limbah pabrik
Golongan biologi: spora jamur, bakteri, cacing, dll
Golongan sosial: hubungan antar tetangga, antara bawahan atasan, dll
POKOK-POKOK STUDI EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN
Paradigma Kesehatan Lingkungan
Dinamika Bahan Toksik
Parameter Kesehatan Lingkungan
Kemampuan Mengidentifikasi Population at Risk
Standard Normalitas
Desain Studi
Analisis Pemajanan
1. PARADIGMA KESEHATAN LINGKUNGAN
Paradigma/konsep/model kesehatan lingkungan menggambarkan hubungan interaktif antara berbagai komponen lingkungan dengan dinamika perilaku penduduk
Merupakan dasar bagi analisis kejadian sehat sakit dalam suatu kawasan
2. DINAMIKA PERJALANAN BAHAN TOKSIK
Mempelajari dinamika atau kinetika perjalanan suatu bahan toksik dan atau faktor penyebab penyakit (fisik, kimia, mikroba) yg berada dalam vehicle transmisi hingga kontak dengan manusia atau penduduk
Pemahaman kinetika agent akan menentukan teknik mengukur atau analisis pemajanan
Contoh:
Pb udara/air/tanah/makanan tubuh manusia
3. Parameter Kesehatan Lingkungan
Pemahaman terhadap berbagai parameter kesehatan lingkungan
Bagaimana mengukur berbagai parameter perubahan lingkungan
TEORI SIMPUL
Pengukuran parameter kesehatan lingkungan
Pada simpul A: pengukuran pada sumbernya (pengukuran emisi)
Pada simpul B: pengukuran komponen penyebab sakit pada ambient
Pada simpul C: pengukuran pada spesimen tubuh manusia (biomarker atau bioindikator)
Pada simpul D: sudah terjadi outcome berupa kejadian penyakit, misal jumlah penderita keracunan
4. KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI POPULATION AT RISK
Mengidentifikasi:
Populasi mana yang terkena dampak
Besar/dosis
Lama waktu/durasi pemaparan oleh agent
Cara
Population at risk tidak selalu dala
Dokumen ini menjelaskan Standar Operasional Prosedur (SOP) Klinik Sanitasi Puskesmas Kenten yang mencakup tujuan, kebijakan, referensi, alat dan bahan, langkah-langkah kerja, bagan alir, unit terkait, dan dokumen pendukung. SOP ini digunakan sebagai pedoman bagi penanggung jawab program dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, kuratif dan promotif secara terpadu dan
Dokumen tersebut membahas pelatihan kader jumantik dalam rangka pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di Kecamatan Cibadak. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pemahaman kader tentang penyakit DBD dan cara melakukan pemantauan jentik nyamuk penular untuk mencegah penularan penyakit. Kader diajarkan cara mendeteksi dan memeriksa jentik nyamuk di tempat-tempat potensial di sekitar rumah warga
Surveilans penyakit malaria berbasis masyarakat melibatkan masyarakat dalam pengamatan terus menerus terhadap gejala penyakit dan faktor risiko malaria serta melaporkannya ke petugas kesehatan untuk tindakan lanjutan seperti pencegahan dan pengendalian wabah.
Dokumen tersebut membahas standar akreditasi pelayanan kesehatan dasar di puskesmas, khususnya bab 2 tentang penyelenggaraan pelayanan UKM. Terdapat 8 standar, 20 kriteria, dan 94 elemen penilaian yang menjabarkan tata cara perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan UKM di puskesmas secara terpadu dan berbasis masyarakat.
Mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan benar dapat mencegah penularan penyakit seperti flu, diare, dan infeksi saluran pernapasan karena dapat menghilangkan kuman dan virus di tangan. Langkah-langkah mencuci tangan yang benar adalah dengan membasahi, menggunakan sabun, menggosok selama 20 detik, bilas, dan keringkan.
Dokumen tersebut membahas sistem pengelolaan air limbah di Desa Sukorejo, Kabupaten Kendal. Saat ini, warga desa membuang air limbah secara langsung ke badan air tanpa adanya sistem pengelolaan yang memadai. Dokumen ini memberikan gambaran umum kondisi desa, prinsip pembuatan sistem pengelolaan air limbah sederhana, langkah-langkah pembuatannya, serta keuntungan dan kerugiannya.
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanMuh Saleh
油
Peraturan Menteri Kesehatan ini menetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dasar yang berhak diperoleh warga negara. Standar Pelayanan Minimal mencakup berbagai layanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, balita, anak sekolah, dewasa, lansia, dan penyakit kronis tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang pemberantasan penyakit tular vektor dengan cara pengobatan penderita, pengendalian vektor, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Untuk pengendalian vektor diperlukan pengetahuan tentang bionomi vektor, daur hidupnya, dan pengujian resistensi vektor terhadap insektisida."
Surveilans epidemiologi nasional adalah kegiatan pengamatan secara terus menerus dan sistematis terhadap penyakit atau masalah kesehatan beserta faktor penyebabnya guna mengambil tindakan perbaikan. Tujuannya antara lain menyediakan data epidemiologi untuk pengambilan keputusan kesehatan, perencanaan, evaluasi program, dan respon cepat terhadap kejadian luar biasa kesehatan. Kegiatannya meliputi pengumpulan
EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGERTIAN
Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu tentang berbagai masalah kesehatan sebagai akibat dari hubungan interaktif antara berbagai bahan, kekuatan, zat yang memiliki potensi sebagai penyebab sakit (agent) yang timbul akibat adanya perubahan-perubahan lingkungan dengan masyarakat, serta menerapkan upaya pencegahan gangguan kesehatan yang ditimbulkannya
Pengertian (cont.)
Studi tentang faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit, dengan cara mempelajari dan mengukur dinamika hubungan interaktif antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya pada suatu waktu dan kawasan tertentu, untuk upaya promotif (Achmadi, 1991)
Environmental epidemiology may be defined as the study of environmental factors that influence the distribution and determinants of diseases in human population (Cordis, 1994)
Faktor lingkungan lebih ditonjolkan
Kawasan:
Lingkungan kerja
Lingkungan pemukiman
Tempat-tempat umum dan transportasi
Wilayah habitat manusia daerah aliran sungai, daerah pantai, daerah pegunungan
Agent yang berpotensi bahaya penyakit dapat dikelompokkan sbb:
Golongan fisik: kebisingan, radiasi, cuaca panas, dll
Golongan kimia: pestisida, asap rokok, limbah pabrik
Golongan biologi: spora jamur, bakteri, cacing, dll
Golongan sosial: hubungan antar tetangga, antara bawahan atasan, dll
POKOK-POKOK STUDI EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN
Paradigma Kesehatan Lingkungan
Dinamika Bahan Toksik
Parameter Kesehatan Lingkungan
Kemampuan Mengidentifikasi Population at Risk
Standard Normalitas
Desain Studi
Analisis Pemajanan
1. PARADIGMA KESEHATAN LINGKUNGAN
Paradigma/konsep/model kesehatan lingkungan menggambarkan hubungan interaktif antara berbagai komponen lingkungan dengan dinamika perilaku penduduk
Merupakan dasar bagi analisis kejadian sehat sakit dalam suatu kawasan
2. DINAMIKA PERJALANAN BAHAN TOKSIK
Mempelajari dinamika atau kinetika perjalanan suatu bahan toksik dan atau faktor penyebab penyakit (fisik, kimia, mikroba) yg berada dalam vehicle transmisi hingga kontak dengan manusia atau penduduk
Pemahaman kinetika agent akan menentukan teknik mengukur atau analisis pemajanan
Contoh:
Pb udara/air/tanah/makanan tubuh manusia
3. Parameter Kesehatan Lingkungan
Pemahaman terhadap berbagai parameter kesehatan lingkungan
Bagaimana mengukur berbagai parameter perubahan lingkungan
TEORI SIMPUL
Pengukuran parameter kesehatan lingkungan
Pada simpul A: pengukuran pada sumbernya (pengukuran emisi)
Pada simpul B: pengukuran komponen penyebab sakit pada ambient
Pada simpul C: pengukuran pada spesimen tubuh manusia (biomarker atau bioindikator)
Pada simpul D: sudah terjadi outcome berupa kejadian penyakit, misal jumlah penderita keracunan
4. KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI POPULATION AT RISK
Mengidentifikasi:
Populasi mana yang terkena dampak
Besar/dosis
Lama waktu/durasi pemaparan oleh agent
Cara
Population at risk tidak selalu dala
Dokumen ini menjelaskan Standar Operasional Prosedur (SOP) Klinik Sanitasi Puskesmas Kenten yang mencakup tujuan, kebijakan, referensi, alat dan bahan, langkah-langkah kerja, bagan alir, unit terkait, dan dokumen pendukung. SOP ini digunakan sebagai pedoman bagi penanggung jawab program dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, kuratif dan promotif secara terpadu dan
Dokumen tersebut membahas pelatihan kader jumantik dalam rangka pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di Kecamatan Cibadak. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pemahaman kader tentang penyakit DBD dan cara melakukan pemantauan jentik nyamuk penular untuk mencegah penularan penyakit. Kader diajarkan cara mendeteksi dan memeriksa jentik nyamuk di tempat-tempat potensial di sekitar rumah warga
Surveilans penyakit malaria berbasis masyarakat melibatkan masyarakat dalam pengamatan terus menerus terhadap gejala penyakit dan faktor risiko malaria serta melaporkannya ke petugas kesehatan untuk tindakan lanjutan seperti pencegahan dan pengendalian wabah.
Dokumen tersebut membahas standar akreditasi pelayanan kesehatan dasar di puskesmas, khususnya bab 2 tentang penyelenggaraan pelayanan UKM. Terdapat 8 standar, 20 kriteria, dan 94 elemen penilaian yang menjabarkan tata cara perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan UKM di puskesmas secara terpadu dan berbasis masyarakat.
Mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan benar dapat mencegah penularan penyakit seperti flu, diare, dan infeksi saluran pernapasan karena dapat menghilangkan kuman dan virus di tangan. Langkah-langkah mencuci tangan yang benar adalah dengan membasahi, menggunakan sabun, menggosok selama 20 detik, bilas, dan keringkan.
Dokumen tersebut membahas sistem pengelolaan air limbah di Desa Sukorejo, Kabupaten Kendal. Saat ini, warga desa membuang air limbah secara langsung ke badan air tanpa adanya sistem pengelolaan yang memadai. Dokumen ini memberikan gambaran umum kondisi desa, prinsip pembuatan sistem pengelolaan air limbah sederhana, langkah-langkah pembuatannya, serta keuntungan dan kerugiannya.
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanMuh Saleh
油
Peraturan Menteri Kesehatan ini menetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dasar yang berhak diperoleh warga negara. Standar Pelayanan Minimal mencakup berbagai layanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, balita, anak sekolah, dewasa, lansia, dan penyakit kronis tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang pemberantasan penyakit tular vektor dengan cara pengobatan penderita, pengendalian vektor, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Untuk pengendalian vektor diperlukan pengetahuan tentang bionomi vektor, daur hidupnya, dan pengujian resistensi vektor terhadap insektisida."
TEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptxBunyaminSidrap
油
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pengamatan, pencegahan, dan pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Metode pengamatan mencakup pengamatan kualitatif dan kuantitatif secara tetap atau berkeliling. Pengendalian dilakukan secara preemptif dan responsif, termasuk menggunakan agen hayati untuk hama seperti wereng batang coklat.
1. Nyamuk mengalami metamorfosis lengkap dari telur, larva, pupa, hingga dewasa. Larva dan pupa hidup di air, sedangkan dewasa di darat atau di udara.
2. Aedes aegypti betina mengisap darah berkali-kali untuk memenuhi lambungnya dan mematangkan telur. Nyamuk ini sangat berperan dalam penularan penyakit seperti demam berdarah.
3. Survei di Bandarlampung menunjukkan kepadatan telur,
Dokumen tersebut membahas mengenai vektor penyakit dan pengendaliannya. Terdapat berbagai jenis vektor seperti nyamuk, pinjal, dan caplak yang dapat menularkan penyakit kepada manusia. Dokumen juga menjelaskan tentang siklus hidup vektor, faktor epidemiologi penyakit, dan berbagai metode pengendalian vektor secara terpadu dan berkelanjutan.
Vektor merupakan makhluk hidup selain manusia yang membawa dan menyebarkan penyakit. Dokumen ini membahas tentang jenis-jenis vektor penyakit seperti nyamuk, kutu, dan tikus serta cara penularan penyakit melalui vektor secara mekanik dan biologis. Dokumen ini juga menjelaskan metode pengendalian vektor seperti pengendalian fisik, kimia, biologi, serta prospek penggunaan te
materi-lengkapvektor menjadi hal penting untuk diperhatikanhidnisa
油
Survey vektor malaria
3. Survai Entomologi
SE adalah kegiatan dalam rangka pengumpulan data untuk :
- Inventarisasi dan dokumentasi
- Setelah dianalisa menjadi informasi yg berguna sebagai
bahan pertimbangan penentu kebijaksanaan dalam
menyusun program/ strategi P2M
MACAM SURVAI
1. Spot survai (Survai sewatu)
2. Longitudinal survai (Survai dalam waktu lama)
3. Survai dasar (memperoleh data dasar)
4. Survai evaluasi (sesudah intervensi peng./pemberantasan)
5. Survai kerentanan vektor terhadap insektisida.
6. Survai penentuan ketepatan dosis aplikasi
7. Survai dinamika penularan penyakit (terjadinya penularan)
4. KEGIATANNYA :
Penentuan lokasi SE (Kasus, bentuk/ macam perauran ada)
Penangkapan nyamuk dan jentik
Melaksanakan : - uji kerentanan
- uji bioassay
Pengamatan dinamika penularan penyakit
TUJUAN :
Data yg terkumpul dianalisa, dipelajari untuk mengetahui:
Fauna nyamuk (inventarisasi dan dokumentasi)
Bionomik nyamuk vektor maupun bukan vektor
Hubungan nyamuk dengan parasit (vektor, tersangka vektor, dimana terjadi
penularan penyakit).
Hubungan nyamuk dengan lingkungannya, antara lain : suhu, kelembaban, angin,
musim dan ketinggian.
Bentuk perairan yg menjadi tempat perindukan (sungai, rawa, sawah, muara, lagun,
tumbuhan, kena sinar matahari langsung/ tidak, air menalir/tidak dll)
Perubahan lingkungan yang terjadi antara lain : (penebangan hutan, pembukaan
pemukiman baru atau sawah baru, pembangunan waduk, gempa bumi dan lain-
lain).
Keberadaan ternak (sapi dan kerbau) pengaruhnya thdp vektor
Pengaruh penggunaan insektisida kesehatan atau pertanian
5. PELAKSANAAN SURVAI
Spot survai, longitudinal survai, survai dasar dan survai evaluasi
dilakukan dgn penangkapan nyamuk baik malam/ pagi hari dan
penangkapan jentik.
Penangkapan malam hari (18.00-24.00 atau 18.00-06.00).
(Pemilihan lokasi, rumah, kandang, merekrut/melatih tenaga lokal)
1. Penangkapan umpan orang dalam 3 rumah (UOD), dilakukan oleh 3 orang,
masing-masing orang duduk didalam satu rumah.
2. Penangkapan umpan orang luar 3 rumah (UOL), dilakukan oleh 3 orang, masing-
masing orang duduk diluar rumah.
Untuk UOD/L penangkapan dalam setiap jamnya, dilakukan selama 40 /60 menit.
Hasil penangkapan nyamuk dalam tiap jam disetor ke koordinator/ diambil oleh
petugas.
Dalam penangkapan ini :
- kaki harus telanjang (celana digulung sampai lutut).
- tidak boleh merokok, tidak boleh menggunakan minyak/ bahan
yang bersifat menolak nyamuk.
- petugas tetap duduk, nyamuk yang datang/ hinggap ditangkap
dengan aspirator, kemudian dimasukkan dalam gelas kerta/ lastik
yang sudah disiapkan dan ada catatan jam penngkapan.
6. 3. Penangkapan nyamuk yang hinggap didinding rumah dilakukan selama 10 menit oleh
petugas UOD. Penangkap harus mencari (jalan) nyamuk yang hinggap di dinding
dalam rumah, hasil tangkapan dimasukan dalam gelas kertas/plastik yang sudah
disiapkan terus diserahkan ke kooridantor.
4. Penangkapan nyamuk di kandang ( sapi atau kerbau) dan sekitarnya selama 10 menit
oleh petugas UOL. Penangkap harus mencari (jalan) nyamuk yang hinggap dikandang
atau disemak-semak sekitar kandang, hasil tangkapan dimasukkan dalam gelas kertas
yang sudah disiapkan terus diserahkan ke koordinator.
Penangkapan nyamuk pagi hari (06.00-08.000).
Penangkapan nyamuk pagi hari meliputi :
1. Penangkapan nyamuk didalam 8 atau 16 rumah dilakukan oleh 2 orang. Tiap rumah
dikoleksi selama 15 menit.
2. Penangkapan nyamuk istirahat di 2-4 kandang, dilakukan 1-2 orang. Lama
penangkapan 15 menit.
3. Penangkapan nyamuk diluar rumah (di semak-semak, tebing-tebing sungai/ selokan),
dikerjakan oleh 4 orang.
Hasil penangkapan di identifikasi dgn kunci identifikasi OConnor & Arwati 1999, dihitung
tiap sp,, nyamuk vektor/diduga vektor dibedah indung telurnya untuk penentuan
nyamuk sudah bertelur (parous)/belum (nuliparous) (umur populasi/parity rate),
nyamuk parous dibedah kelenjar ludahnya untuk penentuan vektor.
7. Cara menghitung kepadatan nyamuk
Kepadatan dihitung dalam satuan:
- Jml nyamuk menggigit tiap orang/jam (MHD= Man Hour Density),
- Jml nyamuk menggigit tiap orang/malam (MBR=Man Biting Rate).
Jml spesies nyamuk Anopheles tertangkap
MHD = _----------------------------------------------------------
Jml jam penangkapan x jml penangkap
Jml spesies Anopheles tertangkap semalam
MBR = --------------------------------------------------------------
Jml penangkap
Hinggap di dinding rumah, kandang malam hari:
1. Jumlah nyamuk tertangkap Misal : 100 ekor = 2 ekor/rumah
Jumlah rumah yang dikoleksi 50 rumah
2. Jumlah sp. nyamuk An. tertangkap = MHD
Jml. Penangkap x jam penangkapan
8. Penangkapan nyamuk istirahat pagi hari:
Di dalam rumah (16 rmh a dikoleksi 15 menit oleh 2 or)
Di luar rumah ( semak-semak, tebing sungai, tempat-2
teduh lainnya, jm 06-08)
Di Kandang (4 sp 8 kandang a dikoleksi 15 menit)
Jumlah sp. nyamuk An. tertangkap = MHD
Jml. Penangkap x jam penangkapan
Parameter atau informasi lain yg diperoleh dari SE:
Parity rate (Pembedahan ovari)
Konfirmasi vektor, % nyamuk infected (Pembedahan salivary gland)
Human Blood Index (Presipitin test)
Kepekaan vektor thdp insektisisda (Uji Resistensi)
Aktivitas mengisap darah (Landing collection)
Seasonal fluktuasi kepadatan populasi hubungannya dgn musim
9. Untuk dapat melakukan pengandalian vektor:
Bionomik/Perilaku vektor (hub kehidupan vektor dg lingk)
Kebiasaan menggigit & Aktivitas menggigit
Breeding place (Habitat)
Sawah, kubangan, pantai, sungai,
Bak mandi, tempat penampungan air, ember dll
Kerentanan terhadap insektisida
OC; OP, K dan PY
Tempat istirahat vektor
Dalam rumah atau luar rumah
(PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA???)
HARUS DIKETAHUI SPESIES/JENIS SERANGGA VEKTOR (SEHINGGA DAPAT
DILAKUKAN PENGENDALIAN)
10. Ruang lingkup bionomi vektor malaria
Perkembangan daur hidup nyamuk
Pertumbuhan
waktu dan tempat oviposition,
Faktor yang mengendalikan larval pengembangan dan juga kawin,
Makanan,
Perilaku terbang dan perilaku mencari mangsa
Perilaku istirahat
Pengaruh lingkungan terhadap populasi nyamuk Berbagai langkah-
langkah dari jalan kehidupan akan [jadi] dipertimbangkan di
(dalam) bagian berikut , strating dengan tempat kediaman yang
yang menternakkan itu
11. Pantai
Lubang Galian
Tambak
Mansonia uniformis
Mn. dives
An. barbirostris
An. aconitus
An. annularis
Culex
Mansonia
Aedes
An.maculatus
An. barbirostris
An.balabacensis
Culex
Mansonia
Armigeres
Aedes
Anopheles
Toxorenchytes
Sawah Rawa-rawa
Genangan air
sungai
Genangan air
hujan
Genangan air
sungai
(0 5 m dpl.)
(15- 25 m dpl.) (30 - 40 m dpl.)
(50 - 100m dpl.)
Lingk. Barak Lingk. Persawahan Lingk. Rawa-rawa
Lingk. Hutan
An. sundaicus
An. subpictus
Culex
Aedes
An. barbirostris
An. aconitus
An. annularis
Culex
Mansonia
Armigeres
Aedes
An. barbirostris
An. aconitus
An. annularis
Culex
Mansonia
Armigeres
Aedes
13. Telur
Oviposition (peletakan telur) terjadi setelah telur
benar-benar masak. Peletakan telur tertunda atau
terhambat karena suhu rendah, tidak ada air atau
gagal kawin. Daya tetas telur menurun bila tertahan
lebih dari 15 hari terhitung dari saat penghisapan
darah
Telur diletakan di permukaan air
Jumlah telur nyamuk bervariasi + 100-300 butir (sekali
bertelur).
Ukuran telur + 0.5 mm.
Setelah 1-2 hari, telur akan menetas menjadi jentik
14. Larva
Jentik mengalami pergantian kulit sebanyak 4 kali (4
instar).
Kecepatan pertumbuhan meningkat dengan naiknya suhu
dan tersedianya makanan yang cukup.
Pertumbuhan yang cepat pada suhu tinggi akan
menghasilkan individu yang kecil. Sementara itu pada suhu
rendah, pertumbuhan akan lambat dan dihasilkan individu
yang lebih besar.
Pengelupasan kulit terjadi pada instar IV merupakan awal
perubahan bentuk larva menjadi pupa.
Waktu yang diperlukan jentik menjadi kepompong adalah
8-10 hari, tergantung suhu, makanan dan spesies nyamuk.
15. Pupa
Pupa merupakan stadium perkembangan istirahat, dan
tidak makan.
Pada stadium pupa, terjadi proses pembetukan alat-alat
tubuh nyamuk, seperti: alat kelamin, sayap dan kaki
Pupasi pada kebanyakan spesies cenderung terjadi pada
waktu-waktu tertentu seperti pada pagi, siang, senja atau
malam hari. Pupasi Ae. aegypti tidak terpengaruh oleh
keadaan gelap atau terang.
Tahap pupasi memerlukan waktu 1-2 hari.
Lama stadium pupa pada individu jantan 1-2 jam lebih
pendek bila dibandingkan dengan lama stadium pupa
nyamuk betina.
Dari kepompong akan keluar nyamuk yang dapat
dibedakan jantan dan betina
16. Dewasa
Proses kemunculan tersebut memakan waktu lebih kurang 15
menit dan 10 menit kemudian mulai dapat terbang di sekitar
perairan tempat perindukkannya.
Nyamuk baru dapat terbang normal setelah kurang lebih satu
jam dan hinggap di tempat istirahatnya.
Nyamuk jantan belum mampu kawin sebelum ruas abdomen
paling ujung berputar 180o. (1-2 hr)
Nyamuk betina akan kawin satu kali dalam hidupnya, (24-48
jam) setelah keluar dari kepompong.
Umur nyamuk jantan relatip pendek (+ 1 minggu), sedangkan
nyamuk betina umurnya lebih panjang, rata-rata 1-2 bulan.
Nyamuk Anopheles dapat terbang secara aktif mencapai 0.5-2
km.
17. BEBERAPA HAL PENTING DALAM USAHA PEMBERANTASAN VEKTOR MALARIA
1. Umur populasi vektor
Pengetahuan tentang umur nyamuk sangat
penting untuk mengetahui masa penularan.
2. Distribusi musiman
memberikan gambaran atau menjelaskan musim
penularan penyakit yang tepat.
3. Perilaku mencari darah
Waktu, Tempat, sumber, frekuensi menggigit
18. 4. Perilaku istirahat (sebenarnya, sementara)
5. Pengaruh lingkungan
(1)faktor lingkungan phisik angin
(2)faktor kimiawi kadar garam
(3) faktor biologik. lumut ganggang
predator