1.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.1.docxzalpidinzalfa
油
Modul ini membahas pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan yang memberikan kontribusi besar dalam memajukan sistem pendidikan Indonesia. Ki Hajar Dewantara menekankan pendidikan untuk semua, pendidikan karakter, dan pendidikan yang relevan dengan kehidupan nyata sebagai pembentuk kepribadian dan pemberdayaan masyarakat.
Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan dan pengajaran menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Ia menekankan pentingnya memperhatikan kodrat alam dan zaman siswa dalam proses belajar mengajar. Pemikirannya dianggap relevan dengan pendidikan Indonesia modern yang memberdayakan siswa. Guru berharap dapat menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk membimbing siswa meraih prestasi sesuai
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menempatkan anak sebagai subjek pendidikan, bukan objek. Guru berperan sebagai penuntun dalam membimbing anak sesuai kodratnya. Refleksi dari filosofi tersebut dapat mengubah pemahaman bahwa pendidikan harus memberdayakan anak untuk belajar secara merdeka.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Merdeka Belajar merupakan gagasan pendidikan Ki Hadjar Dewantara dimana murid diberikan kebebasan untuk belajar sesuai kodratnya. Guru berperan sebagai fasilitator untuk memfasilitasi proses belajar murid agar tumbuh secara utuh. Tujuan pendidikan adalah menuntun murid mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Modul ini membahas 5 modul dalam topik merdeka belajar yang mencakup (1) mengenali diri sebagai pendidik, (2) mendidik dan mengajar, (3) mendampingi murid secara utuh, (4) mendidik kecerdasan budi pekerti, dan (5) pendidikan yang mengarah pada keselamatan dan kebahagiaan. Modul-modul ini bertujuan membantu pendidik dalam mengembangkan kompetensi merdeka belajar sesu
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara dimana pendidikan bertujuan untuk menuntun peserta didik menjadi pribadi yang selamat dan bahagia secara lahir dan bathin. Guru dituntut untuk memahami kodrat peserta didik dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar secara merdeka.
Ada 5 modul yang membahas tentang peran guru sebagai pendidik, yaitu mengenali diri sebagai pendidik, mendidik dan mengajar, mendampingi murid secara utuh, mendidik kecerdasan budi pekerti, dan pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan. Modul-modul tersebut memberikan panduan bagi guru untuk mengenali karakteristik murid, menerapkan pengajaran yang kreatif dan menyenangkan, serta be
Tutorial ini menjelaskan langkah-langkah lengkap dalam membuat halaman website menggunakan Divi Builder, sebuah visual builder yang memungkinkan pengguna membangun website tanpa perlu coding.
Proses dimulai dari instalasi & aktivasi Divi, pembuatan halaman baru, hingga pemilihan layout yang sesuai. Selanjutnya, tutorial ini membahas cara menambahkan section, row, dan module, serta menyesuaikan tampilan dengan tab Design untuk mengatur warna, font, margin, animasi, dan lainnya.
Optimalisasi tampilan website juga menjadi fokus, termasuk pengaturan agar responsif di berbagai perangkat, penyimpanan halaman, serta penetapan sebagai homepage. Penggunaan Global Elements & Reusable Templates turut dibahas untuk mempercepat proses desain.
Hasil akhirnya, halaman website tampak profesional dan menarik tanpa harus coding.
More Related Content
Similar to T2.1._Mulai_dari_Diri_Rizky_Ulfasafi.pdf (20)
Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan dan pengajaran menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Ia menekankan pentingnya memperhatikan kodrat alam dan zaman siswa dalam proses belajar mengajar. Pemikirannya dianggap relevan dengan pendidikan Indonesia modern yang memberdayakan siswa. Guru berharap dapat menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk membimbing siswa meraih prestasi sesuai
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menempatkan anak sebagai subjek pendidikan, bukan objek. Guru berperan sebagai penuntun dalam membimbing anak sesuai kodratnya. Refleksi dari filosofi tersebut dapat mengubah pemahaman bahwa pendidikan harus memberdayakan anak untuk belajar secara merdeka.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Merdeka Belajar merupakan gagasan pendidikan Ki Hadjar Dewantara dimana murid diberikan kebebasan untuk belajar sesuai kodratnya. Guru berperan sebagai fasilitator untuk memfasilitasi proses belajar murid agar tumbuh secara utuh. Tujuan pendidikan adalah menuntun murid mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Modul ini membahas 5 modul dalam topik merdeka belajar yang mencakup (1) mengenali diri sebagai pendidik, (2) mendidik dan mengajar, (3) mendampingi murid secara utuh, (4) mendidik kecerdasan budi pekerti, dan (5) pendidikan yang mengarah pada keselamatan dan kebahagiaan. Modul-modul ini bertujuan membantu pendidik dalam mengembangkan kompetensi merdeka belajar sesu
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara dimana pendidikan bertujuan untuk menuntun peserta didik menjadi pribadi yang selamat dan bahagia secara lahir dan bathin. Guru dituntut untuk memahami kodrat peserta didik dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar secara merdeka.
Ada 5 modul yang membahas tentang peran guru sebagai pendidik, yaitu mengenali diri sebagai pendidik, mendidik dan mengajar, mendampingi murid secara utuh, mendidik kecerdasan budi pekerti, dan pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan. Modul-modul tersebut memberikan panduan bagi guru untuk mengenali karakteristik murid, menerapkan pengajaran yang kreatif dan menyenangkan, serta be
Tutorial ini menjelaskan langkah-langkah lengkap dalam membuat halaman website menggunakan Divi Builder, sebuah visual builder yang memungkinkan pengguna membangun website tanpa perlu coding.
Proses dimulai dari instalasi & aktivasi Divi, pembuatan halaman baru, hingga pemilihan layout yang sesuai. Selanjutnya, tutorial ini membahas cara menambahkan section, row, dan module, serta menyesuaikan tampilan dengan tab Design untuk mengatur warna, font, margin, animasi, dan lainnya.
Optimalisasi tampilan website juga menjadi fokus, termasuk pengaturan agar responsif di berbagai perangkat, penyimpanan halaman, serta penetapan sebagai homepage. Penggunaan Global Elements & Reusable Templates turut dibahas untuk mempercepat proses desain.
Hasil akhirnya, halaman website tampak profesional dan menarik tanpa harus coding.
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kumpulan Cerpen dari para siswa-siswi SMA Negeri 2 Muara Badak para perlombaan Sumpah pemuda tahun 2024 dengan tema Semangat Persatuan dan Kebangkitan dan perlombaan hari Guru tahun 2024 dengan tema Guru yang menginspirasi, membangun masa depan ini dapat dicetak. Diharapkan karya ini menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik SMA Negeri 2 Muara Badak yang lain untuk ikut berkarya mengembangkan kreatifitas. Kumpulan Cerpen ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga sebagai buku penunjang program Literasi Sekolah (LS) untuk itu, saya sebagai Kepala SMA Negeri 2 Muara Badak sangat mengapresiasi hadirnya buku ini.
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1SABDA
油
Bagaimana menyiapkan Paskah yang alkitabiah dan berkesan untuk anak-anak Sekolah Minggu? Yuk, ikuti GoPaskah! "Paskah dan Sekolah Minggu". Acara yang pasti bermanfaat bagi guru-guru, pelayan anak, remaja, dan pemuda untuk membekali bagaimana mengajarkan makna Paskah seperti yang diajarkan Alkitab.
Hadirlah pada:
Tanggal: Senin, 10 Maret 2025
Waktu: Pukul 10.3012.00 WIB
Tempat: Online, via Zoom (wajib daftar)
Guest: Dr. Choi Chi Hyun (Ketua J-RICE Jakarta)
Daftar sekarang: http://bit.ly/form-mlc
GRATIS!
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami:
WA Admin: 0821-3313-3315
Email: live@sabda.org
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #Paskah2025 #KematianKristus #kebangkitankristus #SekolahMinggu
1. Nama : Rizky Ulfarini Safitri
Tabel 2.1. Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
No. Refleksi Respon
1. Apa yang anda ketahui dan pahami dari pemikiran Ki
Hadjar Dewantara tentang pendidikan dan
pengajaran?
a. Pendidikan yang Menuntun Segala Kodrat yang Ada pada Anak.
Ki Hadjar Dewantara percaya bahwa pendidikan harus menuntun
segala kodrat atau potensi yang dimiliki anak secara alamiah. Potensi ini
mencakup fisik, mental, intelektual, dan spiritual yang sudah ada sejak
lahir dan perlu dikembangkan. Guru harus bertindak sebagai fasilitator,
membantu anak menemukan dan mengembangkan kemampuannya,
bukan memaksakan kehendak luar. Proses ini harus sesuai dengan
karakteristik individu dan tidak memaksakan standar yang seragam.
Dengan demikian, pendidikan adalah upaya membimbing anak agar
dapat berkembang secara harmonis sesuai kodratnya.
b. Dasar Pendidikan Anak Serta Hubungannya dengan Kodrat Alam
dan Kodrat Zaman.
Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa pendidikan harus
memperhatikan dua aspek kodrat: kodrat alam dan kodrat zaman.
Kodrat alam adalah kondisi biologis dan sosial yang melekat pada anak,
sementara kodrat zaman adalah dinamika perubahan sosial, budaya,
dan teknologi yang terus berkembang. Pendidikan harus mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tanpa kehilangan jati diri
dari kodrat alamiah setiap individu. Pendidikan yang efektif adalah yang
mampu menggabungkan kedua aspek ini, agar anak dapat beradaptasi
dengan tuntutan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai lokal atau alamiah.
c. Budi Pekerti sebagai Dasar Pendidikan Anak.
Bagi Ki Hadjar Dewantara, budi pekerti atau karakter adalah inti dari
pendidikan. Ia memandang bahwa pendidikan tidak hanya tentang
transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan moral dan etika.
2. Budi pekerti meliputi perilaku, sikap, dan kesadaran anak terhadap
dirinya, orang lain, dan lingkungan sekitarnya. Pendidikan karakter ini
penting agar anak dapat tumbuh menjadi manusia yang beradab dan
bertanggung jawab. Tanpa budi pekerti, ilmu pengetahuan tidak akan
bermakna dalam kehidupan sosial.
d. Sistem Among dalam Implementasi Proses Pendidikan Anak.
Sistem "among" adalah filosofi pendidikan yang diajarkan oleh Ki
Hadjar Dewantara, di mana guru berperan sebagai "pamomong" atau
pengasuh yang membimbing anak dengan kasih sayang dan
kebebasan. Sistem among memungkinkan anak untuk belajar secara
mandiri dalam suasana yang bebas namun bertanggung jawab, dengan
guru sebagai pendamping yang tidak otoriter. Guru harus menuntun,
bukan memaksa, dan membiarkan anak berkembang sesuai kodratnya
dengan penuh kesadaran diri. Dalam sistem ini, hubungan guru-siswa
dibangun atas dasar cinta dan kepercayaan.
e. Penerapan Azas Trikon dalam Proses Pendidikan Anak.
Ki Hadjar Dewantara juga memperkenalkan konsep "Trikon" yang
mencakup kontinuitas (kelanjutan), konvergensi (pertemuan), dan
konsentrisitas (keterpusatan). Kontinuitas berarti pendidikan harus
menghargai tradisi yang baik, konvergensi adalah penyerapan hal-hal
baru dari luar yang relevan, dan konsentrisitas adalah kesadaran bahwa
segala sesuatu bermula dari budaya lokal sebelum mengglobal.
Dengan azas ini, pendidikan harus menjaga keseimbangan antara
inovasi dan tradisi, antara adaptasi global dan pelestarian nilai-nilai
lokal. Pendidikan yang baik tidak meninggalkan akar budayanya, namun
juga tidak tertinggal dari perkembangan dunia.
f. Implementasi Filosofi Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun
Karso, dan Tut Wuri Handayani dalam Sistem Pendidikan Nasional.
Ki Hadjar Dewantara mengajarkan bahwa seorang guru harus mampu
3. menempatkan diri dalam tiga posisi: "Ing ngarso sung tulodo" (di depan
memberi teladan), "Ing madya mangun karso" (di tengah
membangkitkan semangat), dan "Tut wuri handayani" (di belakang
memberikan dorongan). Filosofi ini menekankan bahwa guru tidak
hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pemimpin yang mampu
memberikan contoh baik, motivator yang mampu membangun
kreativitas, dan fasilitator yang memberikan dukungan. Prinsip ini
diimplementasikan dalam sistem pendidikan nasional Indonesia sebagai
panduan untuk menciptakan guru yang berperan aktif dalam seluruh
tahapan perkembangan anak.
2. Apa relevansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan
konteks Pendidikan Indonesia saat ini dan konteks
pendidikan saat anda bersekolah?
a. Pendidikan yang Menuntun Kodrat Anak (Kurikulum Merdeka)
Pemikiran Dewantara tentang menuntun kodrat anak sangat relevan
dengan Kurikulum Merdeka yang saat ini diterapkan. Kurikulum ini
memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi minat dan
bakat mereka dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi. Guru
berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa menemukan
potensinya, bukan sekadar penyampai materi. Pendekatan ini
memungkinkan setiap anak berkembang sesuai dengan kodrat dan
kemampuannya, seperti yang diinginkan oleh Dewantara.
b. Budi Pekerti dan Pendidikan Karakter (Pendidikan Karakter Nasional)
Dalam konteks pendidikan saat ini, pembentukan budi pekerti atau
karakter menjadi bagian integral dari sistem pendidikan nasional.
Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berusaha
menginternalisasi nilai-nilai moral dan etika kepada siswa, sejalan
dengan pemikiran Dewantara bahwa pendidikan harus membentuk
manusia yang beradab. Saat saya bersekolah, penekanan pada etika
dan sopan santun juga sangat kental, terutama dalam interaksi siswa
dan guru.
c. Sistem Among (Pembelajaran Aktif dan Mandiri)
4. Konsep "sistem among" sangat relevan dengan praktik pembelajaran
aktif dan mandiri yang menjadi fokus pendidikan modern. Guru
berperan sebagai pendamping yang mendorong siswa untuk belajar
secara aktif, berpikir kritis, dan mencari solusi sendiri. Ketika saya
bersekolah, pendekatan ini mulai diterapkan dalam bentuk kegiatan
diskusi kelompok dan proyek mandiri, namun sekarang penerapannya
lebih mendalam dengan teknologi dan metode inovatif.
d. Azas Trikon (Globalisasi dan Lokalitas)
Relevansi asas Trikon tampak dalam upaya pendidikan saat ini yang
menyeimbangkan antara mempertahankan budaya lokal dan membuka
diri terhadap globalisasi. Pendidikan multikultural dan tanggap budaya
diterapkan untuk menghadapi tantangan dunia modern tanpa
melupakan jati diri. Dalam pengalaman saya di sekolah, fokus pada
budaya lokal sangat kuat, namun kini ada dorongan yang lebih besar
untuk mengintegrasikan keterampilan global.
e. Filosofi Ing Ngarso, Ing Madya, Tut Wuri (Peran Guru di Pendidikan
Modern)
Prinsip "Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso, Tut wuri
handayani" tetap menjadi landasan bagi peran guru dalam pendidikan
saat ini. Guru diharapkan memberikan teladan, memotivasi, dan
mendukung siswa sesuai dengan konteks pendidikan modern yang
berfokus pada pembelajaran holistik. Ketika saya bersekolah, guru
sudah mulai menjalankan peran ini, namun kini dengan kurikulum dan
teknologi baru, peran guru sebagai fasilitator semakin diperkuat.
3. Apakah anda merasa memiliki kemerdekaan belajar
ketika anda memiliki peserta didik?
Saya merasa memiliki kemerdekaan belajar saat saya memiliki peserta didik.
Hal ini dapat saya simpulkan berdasarkan 5 (lima) alasan di bawah ini:
a. Kemandirian dalam Merancang Pembelajaran
Sebagai guru, kemerdekaan belajar memungkinkan saya merancang
5. metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik. Saya memiliki kebebasan untuk memilih pendekatan yang
berdiferensiasi, beradaptasi dengan keanekaragaman kemampuan,
minat, dan gaya belajar mereka. Ini memberi kesempatan bagi guru
untuk terus belajar dan berkembang melalui eksperimen dalam proses
mengajar.
b. Ruang untuk Inovasi dan Kreativitas
Kemerdekaan belajar juga berarti adanya ruang untuk berinovasi dalam
menggunakan berbagai media pembelajaran dan teknologi. Guru dapat
memanfaatkan sumber belajar yang lebih luas dan menerapkan metode
pembelajaran modern yang lebih interaktif, seperti flipped classroom
atau blended learning. Ini meningkatkan pengalaman belajar guru
secara pribadi.
c. Refleksi Diri dan Pengembangan Profesional
Kemerdekaan belajar mendorong guru untuk terus melakukan refleksi
diri, mengevaluasi pendekatan yang digunakan, dan berpartisipasi
dalam pengembangan profesional. Dengan kebebasan ini, guru dapat
mengikuti pelatihan, seminar, dan kursus tambahan yang relevan untuk
meningkatkan kompetensi mereka. Ini memungkinkan proses belajar
terus-menerus bagi guru.
d. Fleksibilitas dalam Menghadapi Tantangan di Kelas
Guru memiliki kebebasan dalam mengatur ritme pembelajaran sesuai
dengan tantangan di lapangan, baik itu terkait keterbatasan fasilitas,
kondisi sosial budaya peserta didik, atau situasi tak terduga.
Fleksibilitas ini penting agar guru bisa menyesuaikan pembelajaran
tanpa kehilangan fokus pada tujuan pendidikan.
4. Apakah anda memiliki juga merasa memiliki
kemerdekaan ketika anda memilih profesi guru?
Saya merasa memiliki kemerdekaan dalam memilih profesi guru. Hal ini dapat
saya simpulkan berdasarkan 5 (lima) alasan di bawah ini:
6. a. Kebebasan dalam Menentukan Pilihan Karier
Saya merasa memiliki kemerdekaan ketika memilih profesi guru karena
saya memiliki kebebasan untuk menentukan jalur karier yang sesuai
dengan passion dan minat pribadi. Keputusan ini didasarkan pada
panggilan hati untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan dan
membantu perkembangan generasi muda.
b. Kesiapan untuk Menghadapi Tanggung Jawab
Kemerdekaan memilih profesi guru juga datang dengan kesadaran
penuh akan tanggung jawab yang besar. Saya memiliki kebebasan
untuk mempersiapkan diri secara profesional, baik melalui pendidikan
formal seperti PPG, pelatihan, maupun pengembangan keterampilan
yang relevan.
c. Pengembangan Karakter Sebagai Pengajar
Dalam memilih profesi guru, saya juga memiliki kebebasan untuk
membentuk karakter saya sebagai seorang pendidik yang inklusif,
sabar, dan penuh empati. Proses ini berkesinambungan, membentuk
saya melalui pengalaman mengajar dan interaksi dengan peserta didik.
d. Kebebasan untuk Menentukan Nilai dan Filosofi Pengajaran
Saya memiliki kebebasan untuk menentukan nilai-nilai dasar dan
filosofi pengajaran yang saya bawa ke dalam kelas. Hal ini mencakup
pendekatan-pendekatan pedagogis yang saya yakini sesuai dengan
prinsip-prinsip pendidikan yang memerdekakan siswa.
e. Kemandirian dalam Mengembangkan Karier
Sebagai guru, saya merasa memiliki kemerdekaan untuk
mengembangkan karir saya, baik secara vertikal maupun horizontal,
dengan mengikuti program-program pelatihan, mengajar di berbagai
institusi, atau bahkan menciptakan metode pengajaran inovatif.
7. Tabel 2.2. Refleksi Kritis Pilihan Sebagai Guru
Apakah saja harapan yang ingin saudara lihat pada diri anda sebagai seorang pendidik dan peserta didik!
Harapan yang Ingin Dilihat pada Diri Sebagai Pendidik Harapan yang Ingin Dilihat pada Diri sebagai Peserta Didik
1. Mampu Menjadi Teladan yang Baik
Sebagai pendidik, saya berharap dapat menjadi sosok yang
menjadi contoh baik dalam perilaku, sikap, dan semangat
belajar bagi peserta didik.
1. Mampu Mengembangkan Kemandirian dalam Belajar
Saya berharap peserta didik saya mampu mengembangkan
kemandirian dalam mencari dan memahami pengetahuan,
tanpa selalu bergantung pada guru.
2. Kreatif dan Inovatif dalam Mengajar
Saya ingin terus mengembangkan metode pengajaran yang
kreatif dan inovatif untuk menumbuhkan minat siswa dalam
belajar, baik melalui teknologi maupun strategi pembelajaran
yang berbeda.
2. Mampu Berpikir Kritis dan Reflektif
Saya ingin peserta didik saya mampu mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, menganalisis informasi, dan
merefleksikan pengalaman belajar untuk membuat keputusan
yang lebih baik dalam proses pembelajaran.
3. Memiliki Empati dan Peduli Terhadap Kebutuhan Siswa
Saya berharap selalu peka terhadap kebutuhan emosional,
akademik, dan sosial siswa, dan mampu memberikan
dukungan yang mereka butuhkan.
3. Mampu Berkolaborasi dengan Baik
Saya berharap peserta didik saya mampu bekerja sama dengan
teman-temannya untuk saling belajar dan membantu mencapai
tujuan bersama dalam pembelajaran.
4. Konsisten dalam Pengembangan Profesional
Sebagai pendidik, saya ingin terus meningkatkan kompetensi
saya melalui pelatihan, seminar, atau pengalaman belajar baru
yang dapat memperkaya proses pengajaran saya.
4. Mampu Mengaplikasikan Pengetahuan dalam Kehidupan
Nyata
Saya ingin peserta didik saya mampu menerapkan
pengetahuan yang diperoleh di sekolah dalam situasi nyata,
sehingga pembelajaran menjadi lebih relevan dan bermakna.
X
Apa saja kegiatan, materi, dan manfaat yang anda peroleh setelah mempelajari topik berjudul Dasar - Dasar Pendidikan Ki Hadjar
Dewantara berikut ini!
Harapan yang Ingin Dilihat pada Diri Sebagai Pendidik Harapan yang Ingin Dilihat pada Diri sebagai Peserta Didik
8. 1. Penerapan Sistem Among dalam Pembelajaran
Sebagai pendidik, saya berharap mampu
mengimplementasikan sistem among, di mana saya dapat
membimbing siswa dengan penuh kasih sayang, tanpa
paksaan, sambil tetap memberikan kebebasan bertanggung
jawab bagi siswa untuk mengeksplorasi potensi mereka.
1. Kemandirian dalam Belajar
Peserta didik diharapkan menjadi lebih mandiri dan percaya diri
dalam belajar, karena mereka diberikan ruang untuk
mengembangkan potensi dan kreativitasnya tanpa tekanan
yang berlebihan.
2. Mengembangkan Budi Pekerti sebagai Fokus Pendidikan
Sebagai pendidik, saya akan lebih fokus pada pengembangan
karakter siswa, tidak hanya mengejar aspek kognitif. Hal ini
penting untuk membentuk siswa yang memiliki sikap dan
perilaku baik, sejalan dengan konsep pendidikan berbudi
pekerti.
2. Pengembangan Karakter Siswa
Peserta didik akan lebih sadar akan pentingnya nilai-nilai moral
dan etika, sehingga mereka tumbuh menjadi individu yang
memiliki integritas tinggi dan mampu menghargai orang lain.
3. Penerapan Trikon: Kontinuitas, Konvergensi, Konsentris
Pendidik diharapkan mampu merancang pembelajaran yang
adaptif dan relevan dengan perubahan zaman, namun tetap
mengakar pada nilai-nilai lokal yang kontekstual bagi siswa.
3. Keseimbangan antara Globalisasi dan Budaya Lokal
Peserta didik akan belajar menghargai budayanya sendiri,
sambil tetap terbuka terhadap perubahan global, sehingga
memiliki identitas yang kuat dan adaptif di dunia yang terus
berubah.
4. Mengamalkan Filosofi Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya
Mangun Karso, Tut Wuri Handayani
Saya berharap bisa menjadi contoh teladan, penggerak
semangat, dan pendorong siswa untuk selalu berkembang,
mengikuti filosofi Ki Hadjar Dewantara.
4. Menghargai Peran Guru sebagai Fasilitator
Peserta didik akan memahami pentingnya peran guru sebagai
fasilitator dan motivator, sehingga tercipta hubungan harmonis
antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.