際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Tugas ke :
Modul ke:

02
Fakultas

FTPD
Program Studi

Teknik Sipil

MEKANIKA TANAH 1
BATAS  BATAS CAIR
Oleh :

Iwan Sutriono, 41112120104
Atterberg Limits (Batas-batas Atterberg)
Apabila tanah berbutir halus mengandung mineral lempung, maka
tanah tersebut dapat diremas-remas tanpa menimbulkan retakan.
Sifat kohesif ini disebabkan karena adanya air yang terserap di
sekeliling permukaan dan partikel lempung
Atterberg mengembangkan suatu metode untuk menjelaskan sifat
Konsistensi Tanah berbutir halus pada kadar air yang bervariasi.
Bilamana kadar airnya sangat tinggi, campuran tanah dan air akan
menjadi sangat lembek seperti cairan.
Oleh karena itu atas dasar air yang dikandung tanah, tanah dapat
dipisahkan ke dalam empat keadaan, yaitu: padat, semi padat, plastis
dan cair, seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut:
Air bertambah

Padat (solid)

Semi padat

Shrinkage limit
(Batas Susut)
= SL/WS

Plastis

Plastis limit
(Batas Plastis)
= PL/WP

Cair

Liquid limit
(Batas Cair)
= LL/WL
T2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
BATAS CAIR
 Liquid Limit (LL) adalah kadar air pada batas
antara kondisi cair dan plastis
 Pada kedudukan ini, butiran menyebar dan
berkurangnya kadar air berakibat
berkurangnya volume tanah
ALAT UJI CASSAGRANDE
BATAS  BATAS PLASTIS
 Plastic Limit (PL) adalah kadar air pada batas
kedudukan antara plastis dan semi padat
 Selisih antara LL dan PL disebut Indeks Plastisitas, PI
(Plasticity Index) yang dinyatakan dalam persamaan :
PI = LL  PL
 Jika PI semakin besar, maka jumlah partikel lempung
dalam tanah semakin banyak. Jika PI rendah,
contohnya pada tanah lanau, sedikit pengurangan
kadar air akan berakibat tanah menjadi kering dan
sebaliknya jika kadar air bertambah sedikit maka
tanah menjadi cair.
INDEKS CAIR
 Liquidity Index (LI) tanah didefinisikan sebagai :

LI

wN PL
LL PL

wN

PL
PI

 Indeks cair berguna untuk mengevaluasi tanah jika
tanah tersebut pada kondisi terganggu (disturbed).
 Nilai LI > 1,jika kadar air alam (wN) lebih besar dari
batas cair tanah dan saat kadar air alam (wN) <
PL, maka LI negatif yang dimana tanah dalam kondisi
padat atau semi padat.
BATAS SUSUT
 shrinkage Limit (SL) merupakan batas kadar air yang
didefinisikan pada derajad kejenuhan 100% dimana untuk
nilai-nilai dibawahnya tidak akan terdapat perubahan volume
tanah apabila dikeringkan terus
 Harus diketahui bahwa, batas susut makin kecil maka tanah
akan lebih mudah mengalami perubahan volume dan semakin
sedikit air yang dibutuhkan untuk dapat mengubah volume
 Apabila SL = 5%, maka jika tanah dilapangan melebihi nilai ini
mengakibatkan tanah akan mulai mengembang

SL

m1 m2
m2

(V1 V2 )
m2

w

x100%
CON TOH SOAL
Hasil percobaan dari beberapa uji batas 
batas konsistensi ditunjukkan dalam tabel :
Benda Uji
Jumlah pukulan
Berat tanah basah + cawan (gr)
Berat tanah kering + cawan (gr)
Berat cawan (gr)

1
12
28,15
24,20
15,30

2

3

17
23
23,22 23,20
20,80 20,89
15,10 15,20

4
28
23,18
20,90
15,00

Tentukan batas cair (LL), Indeks plastisitas (PI).
Diketahui tanah dengan PL = 20 %, kadar air
dilapangan wN = 38 %
PENYELESAIAN
w
w
w
w

28,15
24,20
23,22
20,80
23,20
20,89
23,18
20,90

24,20
x100%
15,30
20,80
x100%
15,10
20,89
x100%
15,20
20,90
x100%
15,00

44,38%
42,46%
40,60%
38,64%
Hasil hitungan kadar air (w) dan jumlah pukulan
digambarkan pada diagram :

Pada 25 kali pukulan diperoleh kadar air 39%, jadi
LL = 39%
Indeks Plastisitas (PI) = LL  PL = 39% - 20% = 19%
CONTOH SOAL
Percobaan batas susut menghasilkan data sebagai berikut :
Volume tanah dalam keadaan jenuh air = 25 cm3
Volume tanah setelah kering oven = 16 m3
Berat tanah pada saat jenuh air = 45 grm
Berat tanah pada saat kering oven = 31 grm
Penyelesaian :

SL

m1 m2
m2

(V1 V2 )
m2

SL

45 31
31

(25 16).1
31

w

x100%
x100% 16%
KLASIFIKASI TANAH
(SISTIMATIS DI LABORATORIUM)
Ada 2 sistem klasifikasi tanah yang banyak dipakai yaitu :

Sistem AASHTO

Sistem USCS

Sistem USCS :
Sistem ini mengelompokkan tanah ke dalam dua kelompok
besar yaitu :
a.

Tanah Berbutir Kasar, yaitu tanah kerikil (Gravel = G) dan
pasir (Sand = S) dimana kurang dari 50 % berat total contoh
tanah lolos ayakan no. 200 atau ukuran butiran 0,075 mm.
b.

Tanah berbutir halus, yaitu tanah lanau (Silt = M) dan
lempung (Clay = C), dimana lebih dari
50 % berat total contoh tanah lolos ayakan no 200 atau
diameter 0,075. Tanah butir halus ini juga ada yang
mengandung organik (O). Sedangkan tanah-tanah yang
mengandung banyak gambut sering disebut tanah peat
dengan simbol Pt.
Simbol-simbol lain yang digunakan untuk
klasifikasi USCS adalah :
W = Well graded.
P = Poorly graded
L = Low plasticity
H = High plasticity
Tanah berbutir kasar ditandai dengan simbol
kelompok seperti : GW, GP, GM, GC,
SW, SP, SM, SC.
GW -- Cu>4 & Cc = 1  3. kalau tidak dipenuhi  GP
SW-- Cu > 6 & Cc = 1  3. kalau tidak dipenuhi SP.

Untuk klasifikasi yang benar harus memperhatikan hal-hal

berikut :
a.

% lolos # no 200 (batas butir halus dan kasar).

b.

% lolos # no 4 (batas kerikil dan pasir)

c.

Cu dan Cc, untuk tanah yg lolos # no 200, 0  12 %.

d.

LL dan PI, dimana tanah yang lolos # no 200 > 5 %.

e.

Untuk tanah yang lolos # no 200 < 5 %, hanya Cu & Cc.

f.

Untuk tanah yang lolos # no 200 > 12 % hanya LL & PI.
Apabila persentase yg lolos # no 200 antara 5  12 %,
menggunakan simbol ganda, seperti GW-GM; GW-GC;
GP-GM; GP-GC dan SW-SM; SW-SC; SP-SM; SP-SC.
Untuk klasifikasi tanah berbutir halus dengan simbol,

ML; CL; OL; MH; dan OH didapat dengan cara
menggambar LL dan PI tanah yg bersangkutan pada
bagan plastisitas (plasticity chart). Garis diagonal pada

bagan plastisitas tersebut dinamakangaris A, dimana
persamaan garis A adalah : PI = 0,73 (LL  20).
T2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
CONTOH
Contoh 1:
Diket : hasil uji analisis butir tanah sbb :
% lolos # no.10 = 100 % ;
% lolos # no. 40 = 58 %;
% lolos # no. 200 = 58 %;
LL = 30 dan PI = 10.
Klasifikasikan contoh tanah tersebut.
Penyelesaian :
lolos # no 200 = 58 % > 50 % ( tanah butir halus).
Data cukup LL dan PI.
LL = 30 % dan PI = 10 %, dalam bagan plastisitas di atas
garis A dan LL < 50 %; maka termasuk jenis tanah CL.
SISTEM KLASIFIKASI AASHTO
Dalam sistem AASHTO ini tanah diklasifikasikan ke dalam
kelompok A-1; A-2 dan A-3 untuk tanah berbutir kasar dan
A-4; A5; A-6 dan A-7, untuk tanah berbutir halus.
Tanah berbutir kasar apabila lolos # no 200  35 %
Tanah berbutir halus apabila lolos # no 200 > 35 %
Sistem klasifikasi ini didasarkan pada kriteria di bawah ini :
a. Ukuran Butir :
Kerikil, berdiameter 2mm (# no 10) s/d 75 mm
Pasir, berdiameter 0,075 mm (# no 200) s/d 2 mm (# n0 10)
b. Plastisitas :
Nama berlanau dipakai apabila bagian-bagian yang halus dari tanah
mempunyai PI  10. nama berlempung dipakai untuk tanah yg
mempunyai PI  11.
SISTEM KLASIFIKASI AASHTO
c. Apabila batuan (>75 mm) ditemukan dlm
contoh tanah, maka batuan tsb harus
dikeluarkan terlebih dahulu. Prosentase batuan
harus dicatat.
Untuk mengevaluasi mutu tanah sebagai bahan
lapisan tanah dasar (subgrade), diperlukan grup
Indeks, GI, harga GI ini dituliskan dalam kurung
setelah nama kelompok dan subkelompok dari
tanah yang telah diklasifikasi.
GI = (F-35)[0,2+0,005(LL-40)] + 0,01(F-15)(PI-10)
F = % butir halus
LL = batas cair
PI = plastisitas indeks
Suku pertama persamaan GI, ditentukan
oleh batas cair (LL), sedangkan suku kedua
GI ditentukan oleh plastisatas indeks (PI)

Aturan dalam menentukan harga GI
a.
b.
c.
d.
e.

Apabila GI negatif, harga GI dianggap nol
Harga GI harus dibulatkan, misal GI = 3,4 menjadi
GI = 3,0
Tidak ada batas GI
GI untuk tanah A-1a, A-1b, A-2-4, A-2-5, dan A-3
selalu nol.
Tanah yg masuk kelompok A-2-6 dan A-2-7, hanya
bagian dari GI yang ditentukan PI saja.
CONTOH GI
Kelas Subgrade

Nilai Indeks Group (GI)

Sangat baik

0

Baik

01

Sedang

24

Buruk

59

Sangat buruk

10 - 20
Kelas Subgrade

Nilai Indeks
Group

Sangat baik

0

Baik

01

Sedang

24

Buruk

59

Sangat buruk

10 - 20
AASHTO Soil Classification System (From ASTM M145)

Granular Materials

35%or less passing the 0.075 mm sieve

General Classification

Silt-Clay Materials

>35% passing the 0.075 mm sieve

A-1

A-2

Group Classification

A-3

A-2-4

A-2-5

A-7
A-2-6

A-2-7

A-4

A-5

A-6

A-7-5

A-1-a

A-1-b

A-7-6

2.000 mm (No. 10)

50 max

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

0.425 mm (No. 40)

30 max

50 max

51 min

---

---

---

---

---

---

---

---

0.075 mm (No.200)

15 max

25 max

10 max

35 max

35 max

35 max

35 max

36 min

36 min

36 min

36 min

---

---

40 max

41 min

40 max

41 min

40 max

41 min

40 max

41 min

Plasticity Index

6 max

N.P.

10 max

10 max

11 min

11 min

10 max

10 max

11 min

11 min

Usual Type of significant

stone fragments,

fine sand

constituent materials

gravel and sand

Sieve Analysis, % passing

Characteristics of fraction

passing 0.425 mm (No. 40)

Liquid Limit

General rating as a
subgrade

silty or clayey gravel and sand

excellent to good

silty soils

clayey soils

fair to poor
KLASIFIKASI TANAH AASHTO

Penentuan Klasifikasi Group A-4 s/d A-7
KLASIFIKASI TANAH AASHTO
CONTOH :
Diket hasil uji analisa butir tanah sbb:
% lolos # no 10 =100%, % lolos # no 40 = 58 %
% lolos # no 200 = 58 %. LL = 30 % dan PI = 10 %.
Klasifikasikan tanah tersebut dengan AASHTO.
Jawab.
Tanah lolos # no 200 = 58 % > 35 %, tanah berbutir

Halus,(lanau-lempung = A-4, A-5, A-6, atau A-7),
LL = 30 % < 40 %dan PI = 10 % (maks 10 %).
Jadi klasifikasi tanah tersebut adalah A-4.
GI=(58-35)[0,2+0,005(30-40)] + (0,01)(58-15)(10-10)
GI= 3,45 = 3. maka tanah tesrsbut A-4 (3).
100
Ac
ti v
ity
1

Act
i vity

80
70

Plasticity Index

.0

2.0

90

VERY HIGH

60
50
y0
ti vit
Ac

40
30
20

.5

Terima Kasih
HIGH

MEDIUM

10

LOW

0
0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Percent of clay (< 0.002mm)
BM-1

BM-2

BM-3

BM-4

BM-5

BM-6

Department of the Navy, 1982, Soil Mechanic, Navfac DM-7.1
 Liquid Limit Test (BATAS CAIR TANAH).mp3.avi
SUMBER
 http://www.scribd.com/doc/23541155/BATAS-BATASATTERBERG
 http://en.wikipedia.org./atterberg_limits/
 Department of the Navy, 1982, Soil Mechanic, Navfac
DM-7.1
 http://www.scribd.com/doc/154257454/PEMERIKSA
AN-BATAS-PLASTIS-DAN-IP-pdf
 http://www.youtube.com/watch?v=jevTXhs3s1s
Terima Kasih
IWAN SUTRIONO, 41112120104

More Related Content

What's hot (20)

T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.pptT1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
Iwan Sutriono
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Marfizal Marfizal
Mekanika tanah
Mekanika tanahMekanika tanah
Mekanika tanah
Sylvester Saragih
Stabilitas lereng
Stabilitas lerengStabilitas lereng
Stabilitas lereng
Muhammad Taufik
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Ganisa Elsina Salamena
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Ayu Fatimah Zahra
Stabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurStabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapur
herewith sofian
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatan
Adunk Putra
Mekanika tanah bab 6
Mekanika tanah bab 6Mekanika tanah bab 6
Mekanika tanah bab 6
Shaleh Afif Hasibuan
Mekanika fluida 2 ok
Mekanika fluida 2 okMekanika fluida 2 ok
Mekanika fluida 2 ok
Marfizal Marfizal
Tugas iv mekanika tanah
Tugas iv mekanika tanahTugas iv mekanika tanah
Tugas iv mekanika tanah
apaAPAaja82
Mektan bab 7
Mektan bab 7Mektan bab 7
Mektan bab 7
Shaleh Afif Hasibuan
Ion Exchange
Ion ExchangeIon Exchange
Ion Exchange
Research Center of Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Lampung University
Lumpur Pengeboran (Drilling Fluid)
Lumpur Pengeboran (Drilling Fluid)Lumpur Pengeboran (Drilling Fluid)
Lumpur Pengeboran (Drilling Fluid)
Rais Gunawan
Mektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanahMektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanah
Shaleh Afif Hasibuan
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasi
dwidam
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Yahya M Aji
Perencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan rayaPerencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan raya
惘惆 愕
laporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cairlaporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cair
Vickha Idris
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.pptT1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
Iwan Sutriono
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Marfizal Marfizal
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Ganisa Elsina Salamena
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Ayu Fatimah Zahra
Stabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurStabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapur
herewith sofian
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatan
Adunk Putra
Tugas iv mekanika tanah
Tugas iv mekanika tanahTugas iv mekanika tanah
Tugas iv mekanika tanah
apaAPAaja82
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Lampung University
Lumpur Pengeboran (Drilling Fluid)
Lumpur Pengeboran (Drilling Fluid)Lumpur Pengeboran (Drilling Fluid)
Lumpur Pengeboran (Drilling Fluid)
Rais Gunawan
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasi
dwidam
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Yahya M Aji
Perencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan rayaPerencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan raya
惘惆 愕
laporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cairlaporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cair
Vickha Idris

Viewers also liked (11)

Laporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahLaporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika Tanah
Reza Bae
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesiaPanacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
Iwan Sutriono
Value engineerinG
Value engineerinGValue engineerinG
Value engineerinG
Iwan Sutriono
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
Radi Yosra
batas batas-atterberg
batas batas-atterbergbatas batas-atterberg
batas batas-atterberg
leekprie
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALANLAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
Iwan Sutriono
Mekanika tanah
Mekanika tanahMekanika tanah
Mekanika tanah
Plik Amelia Trangkil
THE OWNERS PERSPECTIVE
THE OWNERS PERSPECTIVETHE OWNERS PERSPECTIVE
THE OWNERS PERSPECTIVE
Iwan Sutriono
Metode precast dan konvensional
Metode precast dan konvensionalMetode precast dan konvensional
Metode precast dan konvensional
Iwan Sutriono
Laporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahLaporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika Tanah
Reza Bae
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesiaPanacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
Iwan Sutriono
Value engineerinG
Value engineerinGValue engineerinG
Value engineerinG
Iwan Sutriono
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
Radi Yosra
batas batas-atterberg
batas batas-atterbergbatas batas-atterberg
batas batas-atterberg
leekprie
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALANLAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
Iwan Sutriono
THE OWNERS PERSPECTIVE
THE OWNERS PERSPECTIVETHE OWNERS PERSPECTIVE
THE OWNERS PERSPECTIVE
Iwan Sutriono
Metode precast dan konvensional
Metode precast dan konvensionalMetode precast dan konvensional
Metode precast dan konvensional
Iwan Sutriono
Ad

Similar to T2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt (20)

Pertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdf
Pertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdfPertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdf
Pertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdf
Haerulanwar38
Mektan Klasifikasi Tanah untuk pembelajaran
Mektan Klasifikasi Tanah untuk pembelajaranMektan Klasifikasi Tanah untuk pembelajaran
Mektan Klasifikasi Tanah untuk pembelajaran
AndiAndrePratamaPutr1
Mektan bab 3 klasifikasi tanah
Mektan bab 3 klasifikasi tanahMektan bab 3 klasifikasi tanah
Mektan bab 3 klasifikasi tanah
Shaleh Afif Hasibuan
MEKANIKA TANAH.pdf
MEKANIKA TANAH.pdfMEKANIKA TANAH.pdf
MEKANIKA TANAH.pdf
FloriusKo
KLASIFIKASI TANAH batuan dari banyak nya
KLASIFIKASI TANAH batuan dari banyak nyaKLASIFIKASI TANAH batuan dari banyak nya
KLASIFIKASI TANAH batuan dari banyak nya
selvhiaprasetya
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
diahkhairinni
Mekanika Tanah I (Perhitungan Klasifikasi Tanah)
Mekanika Tanah I (Perhitungan Klasifikasi Tanah)Mekanika Tanah I (Perhitungan Klasifikasi Tanah)
Mekanika Tanah I (Perhitungan Klasifikasi Tanah)
Muhammad Zhabri Gaffari Darmawan
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptxKuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Ilham Ipong
Contoh soal dan_jawaban_teknik_sipil
Contoh soal dan_jawaban_teknik_sipilContoh soal dan_jawaban_teknik_sipil
Contoh soal dan_jawaban_teknik_sipil
Efan Sing
Contoh soal dan_jawaban_teknik_sipil
Contoh soal dan_jawaban_teknik_sipilContoh soal dan_jawaban_teknik_sipil
Contoh soal dan_jawaban_teknik_sipil
Efan Sing
Studi pustaka gerakan tanah
Studi pustaka gerakan tanahStudi pustaka gerakan tanah
Studi pustaka gerakan tanah
diyantiai
fd0f3_vol-4_tanah-problematik.pptx
fd0f3_vol-4_tanah-problematik.pptxfd0f3_vol-4_tanah-problematik.pptx
fd0f3_vol-4_tanah-problematik.pptx
AriefPurbawanSumarno
Batas-Batas Atterberg pada Mekanika Tanah
Batas-Batas Atterberg pada Mekanika TanahBatas-Batas Atterberg pada Mekanika Tanah
Batas-Batas Atterberg pada Mekanika Tanah
kusmaniaicha
GEOTEK 4.pptx geologi teknik trisakti slide
GEOTEK 4.pptx geologi teknik trisakti slideGEOTEK 4.pptx geologi teknik trisakti slide
GEOTEK 4.pptx geologi teknik trisakti slide
AnandaAfifatillah1
MATERI PERKULIAHAN GEOTEKNIK 1 SIFAT FISIK
MATERI PERKULIAHAN GEOTEKNIK 1 SIFAT FISIKMATERI PERKULIAHAN GEOTEKNIK 1 SIFAT FISIK
MATERI PERKULIAHAN GEOTEKNIK 1 SIFAT FISIK
DudiAsep
PPT STABILISASI NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG
PPT STABILISASI NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNGPPT STABILISASI NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG
PPT STABILISASI NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG
galih yuda setiawan
03 batas batas-atterberg
03 batas batas-atterberg03 batas batas-atterberg
03 batas batas-atterberg
Nurjayadi Nurjayadi
Mekanika Tanah || Klasifikasi Tanah Metode AASHTO
Mekanika Tanah || Klasifikasi Tanah Metode AASHTOMekanika Tanah || Klasifikasi Tanah Metode AASHTO
Mekanika Tanah || Klasifikasi Tanah Metode AASHTO
RizkyJulianto8
Tugas Presentasi Materi USCS_Kelompok 1.pptx
Tugas Presentasi Materi USCS_Kelompok 1.pptxTugas Presentasi Materi USCS_Kelompok 1.pptx
Tugas Presentasi Materi USCS_Kelompok 1.pptx
TRISETYOAGUSTINOARYA
3.4_fisika_tanah[1].pdf ilmu tanah .....
3.4_fisika_tanah[1].pdf ilmu tanah .....3.4_fisika_tanah[1].pdf ilmu tanah .....
3.4_fisika_tanah[1].pdf ilmu tanah .....
sfrzl0507
Pertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdf
Pertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdfPertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdf
Pertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdf
Haerulanwar38
Mektan Klasifikasi Tanah untuk pembelajaran
Mektan Klasifikasi Tanah untuk pembelajaranMektan Klasifikasi Tanah untuk pembelajaran
Mektan Klasifikasi Tanah untuk pembelajaran
AndiAndrePratamaPutr1
MEKANIKA TANAH.pdf
MEKANIKA TANAH.pdfMEKANIKA TANAH.pdf
MEKANIKA TANAH.pdf
FloriusKo
KLASIFIKASI TANAH batuan dari banyak nya
KLASIFIKASI TANAH batuan dari banyak nyaKLASIFIKASI TANAH batuan dari banyak nya
KLASIFIKASI TANAH batuan dari banyak nya
selvhiaprasetya
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptxKuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Ilham Ipong
Contoh soal dan_jawaban_teknik_sipil
Contoh soal dan_jawaban_teknik_sipilContoh soal dan_jawaban_teknik_sipil
Contoh soal dan_jawaban_teknik_sipil
Efan Sing
Contoh soal dan_jawaban_teknik_sipil
Contoh soal dan_jawaban_teknik_sipilContoh soal dan_jawaban_teknik_sipil
Contoh soal dan_jawaban_teknik_sipil
Efan Sing
Studi pustaka gerakan tanah
Studi pustaka gerakan tanahStudi pustaka gerakan tanah
Studi pustaka gerakan tanah
diyantiai
fd0f3_vol-4_tanah-problematik.pptx
fd0f3_vol-4_tanah-problematik.pptxfd0f3_vol-4_tanah-problematik.pptx
fd0f3_vol-4_tanah-problematik.pptx
AriefPurbawanSumarno
Batas-Batas Atterberg pada Mekanika Tanah
Batas-Batas Atterberg pada Mekanika TanahBatas-Batas Atterberg pada Mekanika Tanah
Batas-Batas Atterberg pada Mekanika Tanah
kusmaniaicha
GEOTEK 4.pptx geologi teknik trisakti slide
GEOTEK 4.pptx geologi teknik trisakti slideGEOTEK 4.pptx geologi teknik trisakti slide
GEOTEK 4.pptx geologi teknik trisakti slide
AnandaAfifatillah1
MATERI PERKULIAHAN GEOTEKNIK 1 SIFAT FISIK
MATERI PERKULIAHAN GEOTEKNIK 1 SIFAT FISIKMATERI PERKULIAHAN GEOTEKNIK 1 SIFAT FISIK
MATERI PERKULIAHAN GEOTEKNIK 1 SIFAT FISIK
DudiAsep
PPT STABILISASI NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG
PPT STABILISASI NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNGPPT STABILISASI NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG
PPT STABILISASI NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG
galih yuda setiawan
Mekanika Tanah || Klasifikasi Tanah Metode AASHTO
Mekanika Tanah || Klasifikasi Tanah Metode AASHTOMekanika Tanah || Klasifikasi Tanah Metode AASHTO
Mekanika Tanah || Klasifikasi Tanah Metode AASHTO
RizkyJulianto8
Tugas Presentasi Materi USCS_Kelompok 1.pptx
Tugas Presentasi Materi USCS_Kelompok 1.pptxTugas Presentasi Materi USCS_Kelompok 1.pptx
Tugas Presentasi Materi USCS_Kelompok 1.pptx
TRISETYOAGUSTINOARYA
3.4_fisika_tanah[1].pdf ilmu tanah .....
3.4_fisika_tanah[1].pdf ilmu tanah .....3.4_fisika_tanah[1].pdf ilmu tanah .....
3.4_fisika_tanah[1].pdf ilmu tanah .....
sfrzl0507
Ad

Recently uploaded (20)

MATERI PPT TOPIK 9 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
MATERI PPT TOPIK 9 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKANMATERI PPT TOPIK 9 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
MATERI PPT TOPIK 9 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
aditya23173
Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Modul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
MENELAAH JAFUNG (JABATAN FUNGSIONAL) DOSEN TAHUN 2025
MENELAAH JAFUNG (JABATAN FUNGSIONAL)  DOSEN TAHUN 2025MENELAAH JAFUNG (JABATAN FUNGSIONAL)  DOSEN TAHUN 2025
MENELAAH JAFUNG (JABATAN FUNGSIONAL) DOSEN TAHUN 2025
ariarjaya1
ppt animasi storytelling pertemuan 3 .pptx
ppt animasi storytelling pertemuan 3 .pptxppt animasi storytelling pertemuan 3 .pptx
ppt animasi storytelling pertemuan 3 .pptx
DivaAndinnaSalsabill
MODUL AJAR DEEP LEARNING MATEMATIKA KELAS 2 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM MERD...
MODUL AJAR DEEP LEARNING MATEMATIKA KELAS 2 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM MERD...MODUL AJAR DEEP LEARNING MATEMATIKA KELAS 2 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM MERD...
MODUL AJAR DEEP LEARNING MATEMATIKA KELAS 2 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM MERD...
AndiCoc
MATERI PPT TOPIK 10 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
MATERI PPT TOPIK 10 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKANMATERI PPT TOPIK 10 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
MATERI PPT TOPIK 10 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
aditya23173
Membuat-Animasi-dan-Editing-Video-untuk-Pembelajaran (1).pptx
Membuat-Animasi-dan-Editing-Video-untuk-Pembelajaran (1).pptxMembuat-Animasi-dan-Editing-Video-untuk-Pembelajaran (1).pptx
Membuat-Animasi-dan-Editing-Video-untuk-Pembelajaran (1).pptx
DivaAndinnaSalsabill
Materi Sharing Parenting Bijak Menggunakan Media sosial 2025.pdf
Materi Sharing Parenting Bijak Menggunakan Media sosial 2025.pdfMateri Sharing Parenting Bijak Menggunakan Media sosial 2025.pdf
Materi Sharing Parenting Bijak Menggunakan Media sosial 2025.pdf
Namin AB Ibnu Solihin
Perkawinn anak dan risikonya_081927.pptx
Perkawinn anak dan risikonya_081927.pptxPerkawinn anak dan risikonya_081927.pptx
Perkawinn anak dan risikonya_081927.pptx
NailahHafizhah
Mobilisasi dan Imobilisasi.pptxbgjygiuhkjn
Mobilisasi dan Imobilisasi.pptxbgjygiuhkjnMobilisasi dan Imobilisasi.pptxbgjygiuhkjn
Mobilisasi dan Imobilisasi.pptxbgjygiuhkjn
AyuMustika17
materi ppt topik 13 filosofis pendidikan
materi ppt topik 13 filosofis pendidikanmateri ppt topik 13 filosofis pendidikan
materi ppt topik 13 filosofis pendidikan
refinsa23090
Desain-dan-Pengembangan-Karakter-Animasi-Pendidikan.pptx
Desain-dan-Pengembangan-Karakter-Animasi-Pendidikan.pptxDesain-dan-Pengembangan-Karakter-Animasi-Pendidikan.pptx
Desain-dan-Pengembangan-Karakter-Animasi-Pendidikan.pptx
DivaAndinnaSalsabill
Seminar Parenting Menjadi Orang Tua Shalih Sebelum Meminta Anak Shalih - Menj...
Seminar Parenting Menjadi Orang Tua Shalih Sebelum Meminta Anak Shalih - Menj...Seminar Parenting Menjadi Orang Tua Shalih Sebelum Meminta Anak Shalih - Menj...
Seminar Parenting Menjadi Orang Tua Shalih Sebelum Meminta Anak Shalih - Menj...
Namin AB Ibnu Solihin
Pengaturan dosis pada kondisi uremia (Farmakokinetika Pendosisan Dengan Perti...
Pengaturan dosis pada kondisi uremia (Farmakokinetika Pendosisan Dengan Perti...Pengaturan dosis pada kondisi uremia (Farmakokinetika Pendosisan Dengan Perti...
Pengaturan dosis pada kondisi uremia (Farmakokinetika Pendosisan Dengan Perti...
Gilang Rizki
Modul Ajar Seni Teater Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Seni Teater Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Seni Teater Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Seni Teater Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
V2_Skrining Keswa Ibu Hamil dan Pascapersalinan_EPDS_2025.pdf
V2_Skrining Keswa Ibu Hamil dan Pascapersalinan_EPDS_2025.pdfV2_Skrining Keswa Ibu Hamil dan Pascapersalinan_EPDS_2025.pdf
V2_Skrining Keswa Ibu Hamil dan Pascapersalinan_EPDS_2025.pdf
Henipuspitasari17
Belajar mengajar dari sudut pandang yang berbeda
Belajar mengajar dari sudut pandang yang berbedaBelajar mengajar dari sudut pandang yang berbeda
Belajar mengajar dari sudut pandang yang berbeda
zainalmuttaqin11113
materi ppt jenis animasi ya jangan lupa di baca yaa, ada materi yang menarik ...
materi ppt jenis animasi ya jangan lupa di baca yaa, ada materi yang menarik ...materi ppt jenis animasi ya jangan lupa di baca yaa, ada materi yang menarik ...
materi ppt jenis animasi ya jangan lupa di baca yaa, ada materi yang menarik ...
DivaAndinnaSalsabill
Keputusan dirjen GTKPG Nomor 1 Tahun 2025.pdf
Keputusan dirjen GTKPG Nomor 1 Tahun 2025.pdfKeputusan dirjen GTKPG Nomor 1 Tahun 2025.pdf
Keputusan dirjen GTKPG Nomor 1 Tahun 2025.pdf
mtsnw
MATERI PPT TOPIK 9 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
MATERI PPT TOPIK 9 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKANMATERI PPT TOPIK 9 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
MATERI PPT TOPIK 9 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
aditya23173
Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 8 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Modul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
MENELAAH JAFUNG (JABATAN FUNGSIONAL) DOSEN TAHUN 2025
MENELAAH JAFUNG (JABATAN FUNGSIONAL)  DOSEN TAHUN 2025MENELAAH JAFUNG (JABATAN FUNGSIONAL)  DOSEN TAHUN 2025
MENELAAH JAFUNG (JABATAN FUNGSIONAL) DOSEN TAHUN 2025
ariarjaya1
ppt animasi storytelling pertemuan 3 .pptx
ppt animasi storytelling pertemuan 3 .pptxppt animasi storytelling pertemuan 3 .pptx
ppt animasi storytelling pertemuan 3 .pptx
DivaAndinnaSalsabill
MODUL AJAR DEEP LEARNING MATEMATIKA KELAS 2 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM MERD...
MODUL AJAR DEEP LEARNING MATEMATIKA KELAS 2 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM MERD...MODUL AJAR DEEP LEARNING MATEMATIKA KELAS 2 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM MERD...
MODUL AJAR DEEP LEARNING MATEMATIKA KELAS 2 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM MERD...
AndiCoc
MATERI PPT TOPIK 10 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
MATERI PPT TOPIK 10 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKANMATERI PPT TOPIK 10 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
MATERI PPT TOPIK 10 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
aditya23173
Membuat-Animasi-dan-Editing-Video-untuk-Pembelajaran (1).pptx
Membuat-Animasi-dan-Editing-Video-untuk-Pembelajaran (1).pptxMembuat-Animasi-dan-Editing-Video-untuk-Pembelajaran (1).pptx
Membuat-Animasi-dan-Editing-Video-untuk-Pembelajaran (1).pptx
DivaAndinnaSalsabill
Materi Sharing Parenting Bijak Menggunakan Media sosial 2025.pdf
Materi Sharing Parenting Bijak Menggunakan Media sosial 2025.pdfMateri Sharing Parenting Bijak Menggunakan Media sosial 2025.pdf
Materi Sharing Parenting Bijak Menggunakan Media sosial 2025.pdf
Namin AB Ibnu Solihin
Perkawinn anak dan risikonya_081927.pptx
Perkawinn anak dan risikonya_081927.pptxPerkawinn anak dan risikonya_081927.pptx
Perkawinn anak dan risikonya_081927.pptx
NailahHafizhah
Mobilisasi dan Imobilisasi.pptxbgjygiuhkjn
Mobilisasi dan Imobilisasi.pptxbgjygiuhkjnMobilisasi dan Imobilisasi.pptxbgjygiuhkjn
Mobilisasi dan Imobilisasi.pptxbgjygiuhkjn
AyuMustika17
materi ppt topik 13 filosofis pendidikan
materi ppt topik 13 filosofis pendidikanmateri ppt topik 13 filosofis pendidikan
materi ppt topik 13 filosofis pendidikan
refinsa23090
Desain-dan-Pengembangan-Karakter-Animasi-Pendidikan.pptx
Desain-dan-Pengembangan-Karakter-Animasi-Pendidikan.pptxDesain-dan-Pengembangan-Karakter-Animasi-Pendidikan.pptx
Desain-dan-Pengembangan-Karakter-Animasi-Pendidikan.pptx
DivaAndinnaSalsabill
Seminar Parenting Menjadi Orang Tua Shalih Sebelum Meminta Anak Shalih - Menj...
Seminar Parenting Menjadi Orang Tua Shalih Sebelum Meminta Anak Shalih - Menj...Seminar Parenting Menjadi Orang Tua Shalih Sebelum Meminta Anak Shalih - Menj...
Seminar Parenting Menjadi Orang Tua Shalih Sebelum Meminta Anak Shalih - Menj...
Namin AB Ibnu Solihin
Pengaturan dosis pada kondisi uremia (Farmakokinetika Pendosisan Dengan Perti...
Pengaturan dosis pada kondisi uremia (Farmakokinetika Pendosisan Dengan Perti...Pengaturan dosis pada kondisi uremia (Farmakokinetika Pendosisan Dengan Perti...
Pengaturan dosis pada kondisi uremia (Farmakokinetika Pendosisan Dengan Perti...
Gilang Rizki
Modul Ajar Seni Teater Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Seni Teater Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Seni Teater Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Seni Teater Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
V2_Skrining Keswa Ibu Hamil dan Pascapersalinan_EPDS_2025.pdf
V2_Skrining Keswa Ibu Hamil dan Pascapersalinan_EPDS_2025.pdfV2_Skrining Keswa Ibu Hamil dan Pascapersalinan_EPDS_2025.pdf
V2_Skrining Keswa Ibu Hamil dan Pascapersalinan_EPDS_2025.pdf
Henipuspitasari17
Belajar mengajar dari sudut pandang yang berbeda
Belajar mengajar dari sudut pandang yang berbedaBelajar mengajar dari sudut pandang yang berbeda
Belajar mengajar dari sudut pandang yang berbeda
zainalmuttaqin11113
materi ppt jenis animasi ya jangan lupa di baca yaa, ada materi yang menarik ...
materi ppt jenis animasi ya jangan lupa di baca yaa, ada materi yang menarik ...materi ppt jenis animasi ya jangan lupa di baca yaa, ada materi yang menarik ...
materi ppt jenis animasi ya jangan lupa di baca yaa, ada materi yang menarik ...
DivaAndinnaSalsabill
Keputusan dirjen GTKPG Nomor 1 Tahun 2025.pdf
Keputusan dirjen GTKPG Nomor 1 Tahun 2025.pdfKeputusan dirjen GTKPG Nomor 1 Tahun 2025.pdf
Keputusan dirjen GTKPG Nomor 1 Tahun 2025.pdf
mtsnw

T2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt

  • 1. Tugas ke : Modul ke: 02 Fakultas FTPD Program Studi Teknik Sipil MEKANIKA TANAH 1 BATAS BATAS CAIR Oleh : Iwan Sutriono, 41112120104
  • 2. Atterberg Limits (Batas-batas Atterberg) Apabila tanah berbutir halus mengandung mineral lempung, maka tanah tersebut dapat diremas-remas tanpa menimbulkan retakan. Sifat kohesif ini disebabkan karena adanya air yang terserap di sekeliling permukaan dan partikel lempung Atterberg mengembangkan suatu metode untuk menjelaskan sifat Konsistensi Tanah berbutir halus pada kadar air yang bervariasi. Bilamana kadar airnya sangat tinggi, campuran tanah dan air akan menjadi sangat lembek seperti cairan. Oleh karena itu atas dasar air yang dikandung tanah, tanah dapat dipisahkan ke dalam empat keadaan, yaitu: padat, semi padat, plastis dan cair, seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut:
  • 3. Air bertambah Padat (solid) Semi padat Shrinkage limit (Batas Susut) = SL/WS Plastis Plastis limit (Batas Plastis) = PL/WP Cair Liquid limit (Batas Cair) = LL/WL
  • 5. BATAS CAIR Liquid Limit (LL) adalah kadar air pada batas antara kondisi cair dan plastis Pada kedudukan ini, butiran menyebar dan berkurangnya kadar air berakibat berkurangnya volume tanah
  • 7. BATAS BATAS PLASTIS Plastic Limit (PL) adalah kadar air pada batas kedudukan antara plastis dan semi padat Selisih antara LL dan PL disebut Indeks Plastisitas, PI (Plasticity Index) yang dinyatakan dalam persamaan : PI = LL PL Jika PI semakin besar, maka jumlah partikel lempung dalam tanah semakin banyak. Jika PI rendah, contohnya pada tanah lanau, sedikit pengurangan kadar air akan berakibat tanah menjadi kering dan sebaliknya jika kadar air bertambah sedikit maka tanah menjadi cair.
  • 8. INDEKS CAIR Liquidity Index (LI) tanah didefinisikan sebagai : LI wN PL LL PL wN PL PI Indeks cair berguna untuk mengevaluasi tanah jika tanah tersebut pada kondisi terganggu (disturbed). Nilai LI > 1,jika kadar air alam (wN) lebih besar dari batas cair tanah dan saat kadar air alam (wN) < PL, maka LI negatif yang dimana tanah dalam kondisi padat atau semi padat.
  • 9. BATAS SUSUT shrinkage Limit (SL) merupakan batas kadar air yang didefinisikan pada derajad kejenuhan 100% dimana untuk nilai-nilai dibawahnya tidak akan terdapat perubahan volume tanah apabila dikeringkan terus Harus diketahui bahwa, batas susut makin kecil maka tanah akan lebih mudah mengalami perubahan volume dan semakin sedikit air yang dibutuhkan untuk dapat mengubah volume Apabila SL = 5%, maka jika tanah dilapangan melebihi nilai ini mengakibatkan tanah akan mulai mengembang SL m1 m2 m2 (V1 V2 ) m2 w x100%
  • 10. CON TOH SOAL Hasil percobaan dari beberapa uji batas batas konsistensi ditunjukkan dalam tabel : Benda Uji Jumlah pukulan Berat tanah basah + cawan (gr) Berat tanah kering + cawan (gr) Berat cawan (gr) 1 12 28,15 24,20 15,30 2 3 17 23 23,22 23,20 20,80 20,89 15,10 15,20 4 28 23,18 20,90 15,00 Tentukan batas cair (LL), Indeks plastisitas (PI). Diketahui tanah dengan PL = 20 %, kadar air dilapangan wN = 38 %
  • 12. Hasil hitungan kadar air (w) dan jumlah pukulan digambarkan pada diagram : Pada 25 kali pukulan diperoleh kadar air 39%, jadi LL = 39% Indeks Plastisitas (PI) = LL PL = 39% - 20% = 19%
  • 13. CONTOH SOAL Percobaan batas susut menghasilkan data sebagai berikut : Volume tanah dalam keadaan jenuh air = 25 cm3 Volume tanah setelah kering oven = 16 m3 Berat tanah pada saat jenuh air = 45 grm Berat tanah pada saat kering oven = 31 grm Penyelesaian : SL m1 m2 m2 (V1 V2 ) m2 SL 45 31 31 (25 16).1 31 w x100% x100% 16%
  • 14. KLASIFIKASI TANAH (SISTIMATIS DI LABORATORIUM) Ada 2 sistem klasifikasi tanah yang banyak dipakai yaitu : Sistem AASHTO Sistem USCS Sistem USCS : Sistem ini mengelompokkan tanah ke dalam dua kelompok besar yaitu : a. Tanah Berbutir Kasar, yaitu tanah kerikil (Gravel = G) dan pasir (Sand = S) dimana kurang dari 50 % berat total contoh tanah lolos ayakan no. 200 atau ukuran butiran 0,075 mm.
  • 15. b. Tanah berbutir halus, yaitu tanah lanau (Silt = M) dan lempung (Clay = C), dimana lebih dari 50 % berat total contoh tanah lolos ayakan no 200 atau diameter 0,075. Tanah butir halus ini juga ada yang mengandung organik (O). Sedangkan tanah-tanah yang mengandung banyak gambut sering disebut tanah peat dengan simbol Pt. Simbol-simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi USCS adalah : W = Well graded. P = Poorly graded L = Low plasticity H = High plasticity
  • 16. Tanah berbutir kasar ditandai dengan simbol kelompok seperti : GW, GP, GM, GC, SW, SP, SM, SC. GW -- Cu>4 & Cc = 1 3. kalau tidak dipenuhi GP SW-- Cu > 6 & Cc = 1 3. kalau tidak dipenuhi SP. Untuk klasifikasi yang benar harus memperhatikan hal-hal berikut : a. % lolos # no 200 (batas butir halus dan kasar). b. % lolos # no 4 (batas kerikil dan pasir) c. Cu dan Cc, untuk tanah yg lolos # no 200, 0 12 %. d. LL dan PI, dimana tanah yang lolos # no 200 > 5 %. e. Untuk tanah yang lolos # no 200 < 5 %, hanya Cu & Cc. f. Untuk tanah yang lolos # no 200 > 12 % hanya LL & PI.
  • 17. Apabila persentase yg lolos # no 200 antara 5 12 %, menggunakan simbol ganda, seperti GW-GM; GW-GC; GP-GM; GP-GC dan SW-SM; SW-SC; SP-SM; SP-SC. Untuk klasifikasi tanah berbutir halus dengan simbol, ML; CL; OL; MH; dan OH didapat dengan cara menggambar LL dan PI tanah yg bersangkutan pada bagan plastisitas (plasticity chart). Garis diagonal pada bagan plastisitas tersebut dinamakangaris A, dimana persamaan garis A adalah : PI = 0,73 (LL 20).
  • 20. CONTOH Contoh 1: Diket : hasil uji analisis butir tanah sbb : % lolos # no.10 = 100 % ; % lolos # no. 40 = 58 %; % lolos # no. 200 = 58 %; LL = 30 dan PI = 10. Klasifikasikan contoh tanah tersebut. Penyelesaian : lolos # no 200 = 58 % > 50 % ( tanah butir halus). Data cukup LL dan PI. LL = 30 % dan PI = 10 %, dalam bagan plastisitas di atas garis A dan LL < 50 %; maka termasuk jenis tanah CL.
  • 21. SISTEM KLASIFIKASI AASHTO Dalam sistem AASHTO ini tanah diklasifikasikan ke dalam kelompok A-1; A-2 dan A-3 untuk tanah berbutir kasar dan A-4; A5; A-6 dan A-7, untuk tanah berbutir halus. Tanah berbutir kasar apabila lolos # no 200 35 % Tanah berbutir halus apabila lolos # no 200 > 35 % Sistem klasifikasi ini didasarkan pada kriteria di bawah ini : a. Ukuran Butir : Kerikil, berdiameter 2mm (# no 10) s/d 75 mm Pasir, berdiameter 0,075 mm (# no 200) s/d 2 mm (# n0 10) b. Plastisitas : Nama berlanau dipakai apabila bagian-bagian yang halus dari tanah mempunyai PI 10. nama berlempung dipakai untuk tanah yg mempunyai PI 11.
  • 22. SISTEM KLASIFIKASI AASHTO c. Apabila batuan (>75 mm) ditemukan dlm contoh tanah, maka batuan tsb harus dikeluarkan terlebih dahulu. Prosentase batuan harus dicatat. Untuk mengevaluasi mutu tanah sebagai bahan lapisan tanah dasar (subgrade), diperlukan grup Indeks, GI, harga GI ini dituliskan dalam kurung setelah nama kelompok dan subkelompok dari tanah yang telah diklasifikasi. GI = (F-35)[0,2+0,005(LL-40)] + 0,01(F-15)(PI-10) F = % butir halus LL = batas cair PI = plastisitas indeks
  • 23. Suku pertama persamaan GI, ditentukan oleh batas cair (LL), sedangkan suku kedua GI ditentukan oleh plastisatas indeks (PI) Aturan dalam menentukan harga GI a. b. c. d. e. Apabila GI negatif, harga GI dianggap nol Harga GI harus dibulatkan, misal GI = 3,4 menjadi GI = 3,0 Tidak ada batas GI GI untuk tanah A-1a, A-1b, A-2-4, A-2-5, dan A-3 selalu nol. Tanah yg masuk kelompok A-2-6 dan A-2-7, hanya bagian dari GI yang ditentukan PI saja.
  • 24. CONTOH GI Kelas Subgrade Nilai Indeks Group (GI) Sangat baik 0 Baik 01 Sedang 24 Buruk 59 Sangat buruk 10 - 20
  • 25. Kelas Subgrade Nilai Indeks Group Sangat baik 0 Baik 01 Sedang 24 Buruk 59 Sangat buruk 10 - 20
  • 26. AASHTO Soil Classification System (From ASTM M145) Granular Materials 35%or less passing the 0.075 mm sieve General Classification Silt-Clay Materials >35% passing the 0.075 mm sieve A-1 A-2 Group Classification A-3 A-2-4 A-2-5 A-7 A-2-6 A-2-7 A-4 A-5 A-6 A-7-5 A-1-a A-1-b A-7-6 2.000 mm (No. 10) 50 max --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- 0.425 mm (No. 40) 30 max 50 max 51 min --- --- --- --- --- --- --- --- 0.075 mm (No.200) 15 max 25 max 10 max 35 max 35 max 35 max 35 max 36 min 36 min 36 min 36 min --- --- 40 max 41 min 40 max 41 min 40 max 41 min 40 max 41 min Plasticity Index 6 max N.P. 10 max 10 max 11 min 11 min 10 max 10 max 11 min 11 min Usual Type of significant stone fragments, fine sand constituent materials gravel and sand Sieve Analysis, % passing Characteristics of fraction passing 0.425 mm (No. 40) Liquid Limit General rating as a subgrade silty or clayey gravel and sand excellent to good silty soils clayey soils fair to poor
  • 27. KLASIFIKASI TANAH AASHTO Penentuan Klasifikasi Group A-4 s/d A-7
  • 29. CONTOH : Diket hasil uji analisa butir tanah sbb: % lolos # no 10 =100%, % lolos # no 40 = 58 % % lolos # no 200 = 58 %. LL = 30 % dan PI = 10 %. Klasifikasikan tanah tersebut dengan AASHTO. Jawab. Tanah lolos # no 200 = 58 % > 35 %, tanah berbutir Halus,(lanau-lempung = A-4, A-5, A-6, atau A-7), LL = 30 % < 40 %dan PI = 10 % (maks 10 %). Jadi klasifikasi tanah tersebut adalah A-4. GI=(58-35)[0,2+0,005(30-40)] + (0,01)(58-15)(10-10) GI= 3,45 = 3. maka tanah tesrsbut A-4 (3).
  • 30. 100 Ac ti v ity 1 Act i vity 80 70 Plasticity Index .0 2.0 90 VERY HIGH 60 50 y0 ti vit Ac 40 30 20 .5 Terima Kasih HIGH MEDIUM 10 LOW 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Percent of clay (< 0.002mm) BM-1 BM-2 BM-3 BM-4 BM-5 BM-6 Department of the Navy, 1982, Soil Mechanic, Navfac DM-7.1
  • 31. Liquid Limit Test (BATAS CAIR TANAH).mp3.avi
  • 32. SUMBER http://www.scribd.com/doc/23541155/BATAS-BATASATTERBERG http://en.wikipedia.org./atterberg_limits/ Department of the Navy, 1982, Soil Mechanic, Navfac DM-7.1 http://www.scribd.com/doc/154257454/PEMERIKSA AN-BATAS-PLASTIS-DAN-IP-pdf http://www.youtube.com/watch?v=jevTXhs3s1s