Dokumen tersebut membahas tentang metode pengujian batas-batas konsistensi tanah, yaitu batas cair, batas plastis, dan indeks plastisitas. Metode ini dikembangkan oleh Atterberg dan digunakan untuk mengklasifikasikan tanah berdasarkan kadar airnya. Dokumen juga menjelaskan sistem klasifikasi tanah USCS dan AASHTO beserta contoh penerapannya.
Teks tersebut membahas tentang batas-batas konsistensi tanah, yaitu batas cair, batas plastis, dan batas susut. Metode Atterberg digunakan untuk menentukan batas-batas tersebut berdasarkan kadar air tanah. Alat uji Cassagrande digunakan untuk menentukan batas cair sedangkan indeks plastisitas dihitung dari selisih batas cair dan batas plastis. Sistem klasifikasi tanah AASHTO dan USCS juga d
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi tanah berdasarkan beberapa sistem yaitu sistem USDA, ASSHTO, dan USCS. Sistem USDA mengklasifikasi tanah berdasarkan teksturnya, sedangkan ASSHTO dan USCS mempertimbangkan ukuran butiran, batas Atterberg, dan kandungan lempung. Klasifikasi tanah diperlukan untuk mengetahui sifat mekanik tanah yang bermanfaat untuk berbagai aplikasi teknik sipil.
Bagan ini menjelaskan sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur dan pemakaian. Sistem klasifikasi tekstur tanah oleh USDA membagi ukuran butiran menjadi pasir, lanau, dan lempung. Sistem AASHTO dan Unified digunakan untuk klasifikasi berdasarkan pemakaian, di mana AASHTO lebih sederhana hanya berdasarkan tekstur sedangkan Unified mempertimbangkan jenis mineral lempung. Kedua sistem memiliki perbedaan pengg
Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka mengenai tanah, termasuk pengertian tanah, proses terbentuknya tanah, dan beberapa sistem klasifikasi tanah seperti sistem klasifikasi AASHTO dan Unified Soil Classification System (USCS).
Teks memberikan contoh soal dan jawaban mengenai teknik sipil yang berkaitan dengan mekanika tanah, termasuk penghitungan kadar air, berat volume, porositas, dan derajat kejenuhannya berdasarkan data lapangan seperti volume tanah, berat basah dan kering, serta berat jenis tanah. Juga diberikan contoh soal klasifikasi tanah menggunakan sistem USCS dan AASHTO berdasarkan hasil uji laboratorium seperti distribusi butiran
Dokumen tersebut membahas tentang mekanika tanah dan beberapa konsep dasarnya. Secara ringkas:
1) Mekanika tanah adalah ilmu yang mempelajari sifat fisik tanah dan perilakunya ketika menerima gaya.
2) Tanah terdiri atas partikel berukuran berbeda seperti pasir, lempung, dan koloid, yang mempengaruhi sifatnya.
3) Sifat tanah antara lain ditentukan oleh komposisi, u
Dokumen tersebut membahas tentang batas-batas Atterberg yang menentukan keadaan tanah berdasarkan kandungan airnya, yaitu batas cair, batas plastis, dan batas susut. Batas-batas tersebut ditentukan melalui serangkaian pengujian laboratorium untuk mengukur sifat plastisitas tanah liat. Pengetahuan tentang batas-batas Atterberg berguna untuk memahami sifat mekanis tanah dan perubahan volumenya seiring per
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas cairnoussevarenna
Ìý
Laporan ini mendeskripsikan uji batas cair dan plastisitas indeks pada tanah, dimana didapatkan bahwa batas cair tanah tersebut adalah 56% dan plastisitas indeksnya adalah 6%."
Dokumen tersebut membahas tentang batas-batas Atterberg yang menentukan keadaan tanah berdasarkan kandungan airnya, yaitu batas cair, batas plastis, dan batas susut. Batas-batas tersebut ditentukan melalui serangkaian pengujian laboratorium untuk mengukur sifat plastisitas tanah.
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
✅ Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
✅ Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
✅ Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
✅ Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
✅ Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
✅ Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
📌 Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
Bagan ini menjelaskan sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur dan pemakaian. Sistem klasifikasi tekstur tanah oleh USDA membagi ukuran butiran menjadi pasir, lanau, dan lempung. Sistem AASHTO dan Unified digunakan untuk klasifikasi berdasarkan pemakaian, di mana AASHTO lebih sederhana hanya berdasarkan tekstur sedangkan Unified mempertimbangkan jenis mineral lempung. Kedua sistem memiliki perbedaan pengg
Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka mengenai tanah, termasuk pengertian tanah, proses terbentuknya tanah, dan beberapa sistem klasifikasi tanah seperti sistem klasifikasi AASHTO dan Unified Soil Classification System (USCS).
Teks memberikan contoh soal dan jawaban mengenai teknik sipil yang berkaitan dengan mekanika tanah, termasuk penghitungan kadar air, berat volume, porositas, dan derajat kejenuhannya berdasarkan data lapangan seperti volume tanah, berat basah dan kering, serta berat jenis tanah. Juga diberikan contoh soal klasifikasi tanah menggunakan sistem USCS dan AASHTO berdasarkan hasil uji laboratorium seperti distribusi butiran
Dokumen tersebut membahas tentang mekanika tanah dan beberapa konsep dasarnya. Secara ringkas:
1) Mekanika tanah adalah ilmu yang mempelajari sifat fisik tanah dan perilakunya ketika menerima gaya.
2) Tanah terdiri atas partikel berukuran berbeda seperti pasir, lempung, dan koloid, yang mempengaruhi sifatnya.
3) Sifat tanah antara lain ditentukan oleh komposisi, u
Dokumen tersebut membahas tentang batas-batas Atterberg yang menentukan keadaan tanah berdasarkan kandungan airnya, yaitu batas cair, batas plastis, dan batas susut. Batas-batas tersebut ditentukan melalui serangkaian pengujian laboratorium untuk mengukur sifat plastisitas tanah liat. Pengetahuan tentang batas-batas Atterberg berguna untuk memahami sifat mekanis tanah dan perubahan volumenya seiring per
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas cairnoussevarenna
Ìý
Laporan ini mendeskripsikan uji batas cair dan plastisitas indeks pada tanah, dimana didapatkan bahwa batas cair tanah tersebut adalah 56% dan plastisitas indeksnya adalah 6%."
Dokumen tersebut membahas tentang batas-batas Atterberg yang menentukan keadaan tanah berdasarkan kandungan airnya, yaitu batas cair, batas plastis, dan batas susut. Batas-batas tersebut ditentukan melalui serangkaian pengujian laboratorium untuk mengukur sifat plastisitas tanah.
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
✅ Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
✅ Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
✅ Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
✅ Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
✅ Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
✅ Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
📌 Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
2. Atterberg Limits (Batas-batas Atterberg)
Apabila tanah berbutir halus mengandung mineral lempung, maka
tanah tersebut dapat diremas-remas tanpa menimbulkan retakan.
Sifat kohesif ini disebabkan karena adanya air yang terserap di
sekeliling permukaan dan partikel lempung
Atterberg mengembangkan suatu metode untuk menjelaskan sifat
Konsistensi Tanah berbutir halus pada kadar air yang bervariasi.
Bilamana kadar airnya sangat tinggi, campuran tanah dan air akan
menjadi sangat lembek seperti cairan.
Oleh karena itu atas dasar air yang dikandung tanah, tanah dapat
dipisahkan ke dalam empat keadaan, yaitu: padat, semi padat, plastis
dan cair, seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut:
5. • Liquid Limit (LL) adalah kadar air pada batas
antara kondisi cair dan plastis
• Pada kedudukan ini, butiran menyebar dan
berkurangnya kadar air berakibat
berkurangnya volume tanah
BATAS CAIR
7. BATAS – BATAS PLASTIS
• Plastic Limit (PL) adalah kadar air pada batas
kedudukan antara plastis dan semi padat
• Selisih antara LL dan PL disebut Indeks Plastisitas, PI
(Plasticity Index) yang dinyatakan dalam persamaan :
PI = LL – PL
• Jika PI semakin besar, maka jumlah partikel lempung
dalam tanah semakin banyak. Jika PI
rendah, contohnya pada tanah lanau, sedikit
pengurangan kadar air akan berakibat tanah menjadi
kering dan sebaliknya jika kadar air bertambah sedikit
maka tanah menjadi cair.
8. INDEKS CAIR
• Liquidity Index (LI) tanah didefinisikan sebagai :
• Indeks cair berguna untuk mengevaluasi tanah jika
tanah tersebut pada kondisi terganggu (disturbed).
• Nilai LI > 1,jika kadar air alam (wN) lebih besar dari
batas cair tanah dan saat kadar air alam (wN) <
PL, maka LI negatif yang dimana tanah dalam kondisi
padat atau semi padat.
LI
wN PL wN PL
LL PL PI
9. BATAS SUSUT
• shrinkage Limit (SL) merupakan batas kadar air yang
didefinisikan pada derajad kejenuhan 100% dimana untuk
nilai-nilai dibawahnya tidak akan terdapat perubahan volume
tanah apabila dikeringkan terus
• Harus diketahui bahwa, batas susut makin kecil maka tanah
akan lebih mudah mengalami perubahan volume dan semakin
sedikit air yang dibutuhkan untuk dapat mengubah volume
• Apabila SL = 5%, maka jika tanah dilapangan melebihi nilai ini
mengakibatkan tanah akan mulai mengembang
x100%
m1 m2 (V1 V2 )
m2 m2
SL w
10. Benda Uji 1 2 3 4
Jumlah pukulan 12 17 23 28
Berat tanah basah + cawan (gr) 28,15 23,22 23,20 23,18
Berat tanah kering + cawan (gr) 24,20 20,80 20,89 20,90
Berat cawan (gr) 15,30 15,10 15,20 15,00
Hasil percobaan dari beberapa uji batas –
batas konsistensi ditunjukkan dalam tabel :
Tentukan batas cair (LL), Indeks plastisitas (PI).
Diketahui tanah dengan PL = 20 %, kadar air
dilapangan wN = 38 %
CON TOH SOAL
12. Hasil hitungan kadar air (w) dan jumlah pukulan
digambarkan pada diagram :
Pada 25 kali pukulan diperoleh kadar air 39%, jadi
LL = 39%
Indeks Plastisitas (PI) = LL –
PL = 39% - 20% = 19%
13. CONTOH SOAL
Percobaan batas susut menghasilkan data sebagai berikut :
Volume tanah dalam keadaan jenuh air = 25 cm3
Volume tanah setelah kering oven = 16 m3
Berat tanah pada saat jenuh air = 45 grm
Berat tanah pada saat kering oven = 31 grm
Penyelesaian :
31
x100% 16%
SL
x100%
m2
45 31 (25 16).1
31
m1 m2 (V1 V2 )
m2
SL w
14. Sistem USCS :
Sistem ini mengelompokkan tanah ke dalam dua kelompok
besar yaitu :
a. Tanah Berbutir Kasar, yaitu tanah kerikil (Gravel = G) dan
pasir (Sand = S) dimana kurang dari 50 % berat total contoh
tanah lolos ayakan no. 200 atau ukuran butiran 0,075 mm.
KLASIFIKASI TANAH
(SISTIMATIS DI LABORATORIUM)
Ada 2 sistem klasifikasi tanah yang banyak dipakai yaitu :
Sistem AASHTO Sistem USCS
15. b. Tanah berbutir halus, yaitu tanah lanau (Silt = M) dan
lempung (Clay = C), dimana lebih dari
50 % berat total contoh tanah lolos ayakan no 200 atau
diameter 0,075. Tanah butir halus ini juga ada yang
mengandung organik (O). Sedangkan tanah-tanah yang
mengandung banyak gambut sering disebut tanah peat
dengan simbol Pt.
Simbol-simbol lain yang digunakan untuk
klasifikasi USCS adalah :
W = Well graded.
L = Low plasticity
P = Poorly graded
H = High plasticity
16. Tanah berbutir kasar ditandai dengan simbol
kelompok seperti : GW, GP, GM, GC,
SW, SP, SM, SC.
GW --→ Cu>4 & Cc = 1 – 3. kalau tidak dipenuhi → GP
SW--→ Cu > 6 & Cc = 1 – 3. kalau tidak dipenuhi →SP.
Untuk klasifikasi yang benar harus memperhatikan hal-hal
berikut :
a. % lolos # no 200 (batas butir halus dan kasar).
b. % lolos # no 4 (batas kerikil dan pasir)
c. Cu dan Cc, untuk tanah yg lolos # no 200, 0 – 12 %.
d. LL dan PI, dimana tanah yang lolos # no 200 > 5 %.
e. Untuk tanah yang lolos # no 200 < 5 %, hanya Cu & Cc.
f. Untuk tanah yang lolos # no 200 > 12 % hanya LL & PI.
17. Apabila persentase yg lolos # no 200 antara 5 – 12 %,
menggunakan simbol ganda, seperti GW-GM; GW-GC;
GP-GM; GP-GC dan SW-SM; SW-SC; SP-SM; SP-SC.
Untuk klasifikasi tanah berbutir halus dengan simbol,
ML; CL; OL; MH; dan OH didapat dengan cara
menggambar LL dan PI tanah yg bersangkutan pada
bagan plastisitas (plasticity chart). Garis diagonal pada
bagan plastisitas tersebut dinamakangaris A, dimana
persamaan garis A adalah : PI = 0,73 (LL – 20).
20. CONTOH
Contoh 1:
Diket : hasil uji analisis butir tanah sbb :
% lolos # no.10 = 100 % ;
% lolos # no. 40 = 58 %;
% lolos # no. 200 = 58 %;
LL = 30 dan PI = 10.
Klasifikasikan contoh tanah tersebut.
Penyelesaian :
lolos # no 200 = 58 % > 50 % ( tanah butir halus).
Data cukup LL dan PI.
LL = 30 % dan PI = 10 %, dalam bagan plastisitas di atas
garis A dan LL < 50 %; maka termasuk jenis tanah CL.
21. Dalam sistem AASHTO ini tanah diklasifikasikan ke dalam
kelompok A-1; A-2 dan A-3 untuk tanah berbutir kasar dan
A-4;A5; A-6 dan A-7, untuk tanah berbutir halus.
Tanah berbutir kasar apabila lolos # no 200 ≤
35 %
Tanah berbutir halus apabila lolos # no 200 > 35 %
Sistem klasifikasi ini didasarkan pada kriteria di bawah ini :
a. Ukuran Butir :
Kerikil, berdiameter 2mm (# no 10) s/d 75 mm
Pasir, berdiameter 0,075 mm (# no 200) s/d 2 mm (# n0 10)
b. Plastisitas :
Nama berlanau dipakai apabila bagian-bagian yang halus dari tanah
mempunyai PI ≤
10.nama berlempung dipakai untuk tanah yg
mempunyai PI ≥
11.
SISTEM KLASIFIKASI AASHTO
22. c. Apabila batuan (>75 mm) ditemukan dlm
contoh tanah, maka batuan tsb harus
dikeluarkan terlebih dahulu. Prosentase batuan
harus dicatat.
Untuk mengevaluasi mutu tanah sebagai bahan
lapisan tanah dasar (subgrade), diperlukan grup
Indeks, GI, harga GI ini dituliskan dalam kurung
setelah nama kelompok dan subkelompok dari
tanah yang telah diklasifikasi.
GI = (F-35)[0,2+0,005(LL-40)] + 0,01(F-15)(PI-10)
F = % butir halus
LL = batas cair
PI = plastisitas indeks
SISTEM KLASIFIKASI AASHTO
23. Suku pertama persamaan GI, ditentukan
oleh batas cair (LL), sedangkan suku kedua
GI ditentukan oleh plastisatas indeks (PI)
Aturan dalam menentukan harga GI
a. Apabila GI negatif, harga GI dianggap nol
b. Harga GI harus dibulatkan, misal GI = 3,4 menjadi
GI = 3,0
c. Tidak ada batas GI
d. GI untuk tanah A-1a, A-1b, A-2-4, A-2-5, dan A-3
selalu nol.
e. Tanah yg masuk kelompok A-2-6 dan A-2-7, hanya
bagian dari GI yang ditentukan PI saja.
24. CONTOH GI
Kelas Subgrade Nilai Indeks Group (GI)
Sangat baik 0
Baik 0 – 1
Sedang 2 – 4
Buruk 5 – 9
Sangat buruk 10 - 20
25. Kelas Subgrade Nilai Indeks
Group
Sangat baik 0
Baik 0 – 1
Sedang 2 – 4
Buruk 5 – 9
Sangat buruk 10 - 20
26. AASHTO Soil Classification System (From ASTM M145)
General Classification
Granular Materials Silt-Clay Materials
35%or less passing the 0.075 mm sieve >35% passing the 0.075 mm sieve
A-1 A-2 A-7
Group Classification A-3 A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7 A-4 A-5 A-6 A-7-5
A-1-a A-1-b A-7-6
Sieve Analysis, % passing
2.000 mm (No. 10) 50 max --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
0.425 mm (No. 40) 30 max 50 max 51 min --- --- --- --- --- --- --- ---
0.075 mm (No.200) 15 max 25 max 10 max 35 max 35 max 35 max 35 max 36 min 36 min 36 min 36 min
Characteristics of fraction
passing 0.425 mm (No. 40)
Liquid Limit
Plasticity Index
--- --- 40 max 41 min 40 max 41 min 40 max 41 min 40 max 41 min
6 max N.P. 10 max 10 max 11 min 11 min 10 max 10 max 11 min 11 min
Usual Type of significant stone fragments, fine sand silty or clayey gravel and sand silty soils clayey soils
constituent materials gravel and sand
General rating as a
subgrade excellent to good fair to poor
29. CONTOH :
Diket hasil uji analisa butir tanah sbb:
% lolos # no 10 =100%, % lolos # no 40 = 58 %
% lolos # no 200 = 58 %. LL = 30 % dan PI = 10 %.
Klasifikasikan tanah tersebut dengan AASHTO.
Jawab.
Tanah lolos # no 200 = 58 % > 35 %, tanah berbutir
Halus,(lanau-lempung = A-4, A-5, A-6, atau A-7),
LL = 30 % < 40 %dan PI = 10 % (maks 10 %).
Jadi klasifikasi tanah tersebut adalah A-4.
GI=(58-35)[0,2+0,005(30-40)] + (0,01)(58-15)(10-10)
GI= 3,45 = 3. maka tanah tesrsbutA-4 (3).