際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Disusun Oleh :
Erfan Hikmayadi (1307028)
Erfina Agesty A (13
Febri Vika Br Purba (1305484)
Ovi Nurafifah I (1305824)
Nurul Nurusiyam (1302150)
Rahman (1305194)
Riestiani Kadiriandi (1307115)
Yogi Arman (1002126)
Pendidikan Sosiologi 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
*
*
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk
rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk
aktivitas ini. Kegiatan wisata tentu sangat menarik dan bahkan saat ini
menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian orang . Minat seorang
wisatawan tentu berbeda antara satu dengan yang lain, oleh karena
itu pula terdapat berbagai jenis tempat wisata. Seiring dengan
perkembangan zaman, minat serta tujuan wisata juga turut
mengalami perkembangan. Diantara berbagai jenis tempat wisata yang
ingin dikunjungi oleh wisatawan diantaranya adalah Urban Tourism
(Wisata Perkotaan ) dan Rural Tourism (Wisata Pedesaan).
*
 Menurut etimologi kata pariwisata diidentikkan dengan kata
travel dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai perjalanan
yang dilakukan berkalikali dari satu tempat ke tempat lain. Atas
dasar itu pula dengan melihat situasi dan kondisi saat ini pariwisata
dapat diartikan sebagai suatu perjalanan terencana yang dilakukan
secara individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain
dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan
(Sinaga, 2010:12).
 Pariwisata menurut UU No. 9 Tahun 1990 adalah segala seuatu yang
berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan, daya tarik dan
atraksi wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata
Pariwisata
*
Klingner (2006: 1) mendefinisikan
pariwisata perkotaan secara sederhana
sebagai sekumpulan sumber daya atau
kegiatan wisata yang berlokasi di kota dan
menawarkannya kepada pengunjung dari
tempat lain.
secara lebih luas pariwisata perkotaan dapat
didefinisikan sebagai:
bentuk umum dari pariwisata yang memanfaatkan
unsur-unsur perkotaan (bukan pertanian) dan segala hal
yang terkait dengan aspek kehidupan kota (pusat
pelayanan dan kegiatan ekonomi) sebagai daya tarik
wisata.
*
Rural tourism, segala bentuk dari
wisata yang menunjukan lokasi pedalaman
yang memberi keuntungan bagi ekonomi
lokal dan sosial sebagaimana membisakan
interaksi antara turis dan penduduk lokal
Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara
atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang
disajikan dalam suatu struktur kehidupan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan
tradisi yang berlaku. ( Nuryanti, Wiendu. 1993.
Concept, Perspective and Challenges, makalah
bagian dari Laporan Konferensi Internasional
mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press. Hal. 2-3)
Komponen Utama Desa
Wisata
Terdapat dua konsep yang utama dalam komponen desa wisata :
Akomodasi : sebagian dari
tempat tinggal para penduduk
setempat dan atau unit-unit
yang berkembang atas konsep
tempat tinggal penduduk.
Atraksi : seluruh kehidupan keseharian
penduduk setempat beserta setting fisik
lokasi desa yang memungkinkan
berintegrasinya wisatawan sebagai
partisipasi aktif seperti : kursus tari,
bahasa dan lain-lain yang spesifik.
Urban Tourism VS Rural
Tourism
Profil BNS ( Batu Night
Spectacullar)
BNS adalah sebuah tempat rekreasi baru di Kota Batu, tepatnya berada di Desa
Oro-Oro Ombo. Perjalanan menuhu BNS menggunakan kendaraan pribadi
memerlukan waktu tidak lebih dari 15 menit dari pusat kota., jika kondisi lalu
lintas sedang lancar. Sesuai namanya, Batu Night Spectacular merupakan
sebuah tempat wisata keluarga yang hanya dapat dinikmati malam hari, buka
mulai pukul 15:00 sampai dengan 24:00
Dengan memiliki waktu operasional dimalam hari, Batu Night Spectacular
merupakan sebuah alternatif tujuan untuk melepaskan penat dari beban
rutinitas kerja atau kegiatan lain yang telah dilakukan pada siang hari. Rasanya
sangat tidak berlebihan jika saya menyebut BNS sebagai satu-satunya tempat
rekreasi keluarga yang dapat dinikmati pada malam hari untuk seputaran kota
Batu, karena disini tersedia banyak permainan yang bisa dinikmati oleh
pengunjung dari segala umur dengan tiket masuk yang sangat murah, yaitu
sebesar 10 ribu rupiah untuk tiap orang. Mungkin inilah disneyland-nya kota
Batu.
*
Beberapa atraksi yang disajikan didi BNS adalah :
Rodeo (Rp 10.000,-), Disco Bumper Car (Rp 10.000,-), Monkey Jump (Rp 7.000,-
) Baby Wheel (Rp 7.000,-), Mini Bumper Car/Mini Train/Jump Arround/Marry Go
Round (Rp 7.000), KidsZone Sepuasnya (Rp 15.000,-).
Bagi wisatawan yang suka dengan tantangan bisa mencoba wahana Rumah
Hantu dengan tiket sebesar Rp 7.000,- (Senin-Kamis) dan Rp 10.000,- (Jumat-
Minggu-Hari Libur).
Lokasi lainnya yang tidak boleh terlewatkan adalah Taman Lampion
yang tentunya menawarkan berbagai macam bentuk lampion-
lampion yang dihiasi lampu-lampu yang sangat indah. Untuk dapat
masuk ke Taman Lampion, wisatawan dikenai biaya sebesar Rp
12.000.
.
Bagi wisatawan yang suka dengan tantangan bisa mencoba
wahana Rumah Hantu dengan tiket sebesar Rp 7.000,- (Senin-
Kamis) dan Rp 10.000,- (Jumat-Minggu-Hari Libur).
Selain rumah hantu, masih banyak lagi wahana menantang
adrenalin yang dapat wisatawan coba, ada Battle Area, Mega
Mix, dll. Bagi wisatawan yang senang dengan tekhnologi
jangan lewatkan juga wahana 4 D dengan biaya masuk
sebesar Rp 12.000,-.
Satu lagi yang harus
dicoba yakni Rumah Kaca,
di dalam rumah kaca
tersebut wisatawan akan
dibuat bertanya-tanya
mencari jalan keluar.
Karena akan ada banyak
jalan terlihat di dalamnya,
Rumah Kaca ini GRATIS
bagi siapapun
Terdapat panggung musik yang
menghadirkan musik-musik ataupun
kesenian tradisional. dan pada puncak
show time, anda akan melihat satu
satunya pertunjukkan yang ada di
ndonesia, yaitu Air Mancur Menari.
Tarian air mancur diiringi permainan
lampu warna-warni itu mampu
memaksa mata pengunjung tertuju ke
liukan air. Air mancur itu terlihat
cukup lihai menari mengikuti lantunan
lagu. Dari lagu instrumental, pop rock,
hingga dangdut koplo
*
BNS atau Batu Night Spectacular
adalah sebuah wahana yang
menarik untuk dikunjungi. Tidak
heran, pada akhir pekan wisata ini
sangat dibanjari para wisatawan
asing maupun wisatawan domestik.
Memang bukan hal yang asing lagi,
ketika sebuah wisata didirikan,
masyarakat sekitarpun diikut
sertakan, begitupun dengan BNS
banyak para karyawan di BNS
berasal dari masyarakat sekitar,
dengan begitu sedikit atau
banyaknya angka pengangguran di
daerah sekitar berkurang.
.
*
Bagi pengunjung yang ingin membeli oleh-oleh atau buah tangan, di
lokasi taman rekreasi ini juga telah disediakan puluhan kios yang
menjajakan berbagai makanan dan souvenir khas kota Batu, Malang.
Tentunya dengan harga yang terjangkau pula, bahkan
apabilawisatawan cukup berani bisa melakukan negosiasi harga alias
tawar-menawar. Lengkap sudah wisata Anda di BNS setelah
mengunjunggi kios-kios dan membeli beberapa cinderamata untuk
orang yang tercinta. Untuk penginapan, bisa Anda dapatkan di
sekitar kawasan obyek wisata. Usai menikmati beragam wahana
yang tersedia di areal seluas 3 ribu meter persegi ini, anda bisa
mengisi perut sekaligus beristirahat di sebuah food center yang
dinamakan Food Court. Ada banyak pilihan menu minuman maupaun
makanan di area ini. Tinggal pilih minuman dingin atau panas.
Begitu halnya makanan. Banyak menu yang bisa dipilih sesuia selera.
*
Akses menuju lokasi cukup mudah. Wisatawan bisa menggunakan
kendaraan pribadi maupun menyewa kendaraan bermotor. Jika,
wisatawan berada di pusat kota Malang, hanya butuh waktu
perjalanan sekitar 45 menit untuk sampai ke lokasi BNS.
Wisatawan cukup melewati Jalan Kauman ke arah Barat, lalu belok
kanan ke arah Jalan Kyai Haji Hasyim Ashari. Setelah itu berbelok
kiri ke arah Jalan Kawi. Dari Jalan Kawi wisatawan melanjutkan
hingga ke Jalan Ijen sampai bertemu Jalan Bandung ke arah Barat
(kiri).
Dari Jalan Bandung wisatawan berbelok arah ke arah Jalan
Veteran, lalu ke arah jalan Bogor (arah ke Utara). Dari jalan Bogor,
lalu berbelok kanan ke arah jalan Jendral DI Panjaitan.
*
Aspek Manfaat
Ekonomi - Menambah devisa
- Menambah lapangan kerja
- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
- Mendorong pembangunan daerah
Sosial-budaya - Meningkatkan kecerdasan masyarakat
- Memperoleh nilai tambah atas pemanfaatan
lingkungan yang ada
Berbangsa-bernegara - Mempererat persatuan dan kesatuan
- Menumbuhkan rasa memiliki dan kecintaan
terhadap tanah air
*
Aspek Dampak
Ekonomi  Harga barang dan jasa pelayanan menjadi naik,
karena banyaknya wisatawan
 Harga tanah naik akibat banyaknya para
investor yang memerlukan tanah untuk
pembangunan hotel dan sarana penunjang
pariwisata
Sosial-budaya  Penduduk khususnya remaja suka mengikuti
pola hidup pawa wisatawan yang tiidak sesuai
dengan budaya dann kepribadian bangsa kita
sendiri
Berbangsa-bernegara  Banyak peluang dan pemanfaatan wisatawan
juga mengundang perilaku yang tidak
bertanggungjawab
*
Profil Desa Penglipuran
Desa adat Penglipuran berada di bawah administrasi Kelurahan Kubu, Kecamatan
Bangli, Kabupaten Bangli, yang berjarak 45 km dari kota Denpasar. Letaknya
berada di daerah dataran tinggi di sekitar kaki Gunung Batur. Berdasarkan data
tahun 2001 yang dihimpun pemerintah, Desa Adat Penglipuran memiliki luas
wilayah sekitar 1,12 Ha.
Desa ini merupakan salah satu kawasan pedesaan di Bali yang memiliki tatanan
yang teratur dari struktur desa tradisional, perpaduan tatanan tradisional dengan
banyak ruang terbuka pertamanan yang asri membuat desa ini membuat kita
merasakan nuansa Bali pada dahulu kala. Penataan fisik dan struktur desa
tersebut tidak lepas dari budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat Adat
Penglipuran dan budaya masyarakatnya juga sudah berlaku turun temurun.
*
Sejarah Desa Adat Penglipuran dimulai sejak 700-an tahun yang lalu, yaitu
pada zaman kerajaan Bangli. Menurut penuturan para sesepuh/penglingsir,
Desa Penglipuran merupakan sepihan dari Desa Bayung Gede, Kintamani.
Kata Penglipuran berasal dari kata Pengeling dan Pura. Pengeling berasal
dari kata eling yang berarti ingat/mengingat. Pura berarti
tempat/benteng/tanah leluhur. Jadi Penglipuran artinya ingat kepada
tanah leluhur/ tempat asal mulanya. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa
pendahulu/leluhur Desa Penglipuran berasal dari
Desa Bayung Gede, Kintamani. Jarak antara Kota Bangli dengan Desa
Bayung Gede sangat jauh (sekitar 25 km) dan perjalanan jaman dulu hanya
dapat dilakukan dengan berjalan kaki atau
naik kuda, maka untuk memudahkan komunikasi dibuatlah semacam
peristirahatan di daerah Kubu (4,5 km) dari kota Bangli. Dari waktu ke
waktu akhirnya warga ini terus bertambah banyak karena sudah ada yang
berkeluarga. Sebelum bernama Penglipuran, desa ini dulunya bernama
Desa Kubu Bayung yang artinya orang Bayung yang tinggal di wilayah Kubu.
*
Natural Atraction
berupa landscape hutan bambu yang
mengelilingi desa, iklim tropis yang sejuk
dan udara yang segar tanpa polusi
kendaraan. Sekitar 40 % dari lahan desa
adalah hutan bambu. Menebang pohon
bambu di desa ini tidak boleh sembarangan
tanpa ijin dari tokoh masyarakat setempat.
Cultural Atraction
Cultural attraction yang dapat dijumpai di Desa
Penglipuran yaitu sejarah, cerita rakyat, kesenian berupa
tari-tarian, upacara khusus yaitu upacara penguburan
mayat (ngaben) yang berbeda dengan upacara ngaben
masyarakat Bali pada umumnya. Tari-tarian yang
dipentaskan untuk menghibur para wisatawan
diantaranya tari Barong, tari Panyebrahma, tari Sekar
Tunjung, Joged Bumbung. Tari-tarian yang berkaitan
dengan pelaksanaan upacara yaitu tari Baris. Tari Baris
diiringi oleh alat musik gambelan yang dimainkan oleh
sekelompok orang yang disebut dengan Sekaa Gambelan.
meliputi cara hidup, populasi penduduk,
bahasa, pertemuan sosial. Social Attractions
yang dijumpai di Desa Penglipuran yaitu cara
hidup masyarakat Desa Penglipuran terkait
norma-norma social yang berlaku. Mata
pencaharian penduduk Desa Penglipuran
sebagian besar adalah bertani dan beternak,
selebihnya ada yang bekerja sebagai tukang,
pengrajin, pegawai, serta pedagang.
Built attraction yang dapat dijumpai di Desa
Penglipuran yaitu bangunan bersejarah berupa
rumah adat yang masih asli dan dijaga oleh
masyarakat Penglipuran maupun rumah adat
yang telah dimodifikasi dengan arsitektur
modern. Ada juga monument, taman dan
kebun.
Built Attraction
Social Attractions
*
Desa wisata ini menawarkan konsep pemukiman yang ramah
lingkungan. Tak ada mobil atau motor yang diperkenankan memasuki
kawasan. Kendaraan bermotor hanya bisa masuk hingga pelataran
parkir yang disediakan. Rumah setiap keluarga dalam setiap kavling
tampak hampir seragam, dengan arsitektur tradisional. Tiangnya dari
kayu dengan atap yang khas berupa sirap bambu, dibatasi tembok dan
memiliki gerbang khas Bali sebagai pintu masuk.
Wisatawan di Desa Penglipuran dapat berinteraksi dan ikut dalam cara
hidup masyarakat Desa Penglipuran seperti kegiatan memasak masakan
khas Bali, mejejaitan, membuat penjor, membuat gebogan, bermain
permainan tradisional Bali dengan anak-anak Desa Penglipuran,
berternak, berkebun dan berjualan hasil olahan masyarakat Desa
Penglipuran. Melalui kegiatan ini wisatawan dapat merasakan keramah
tamahan masyarakat Desa Penglipuran dan sekaligus mendapat
pengalaman dan pengetahuan baru mengenai budaya Desa Penglipuran
maupun budaya Bali.
*
Amenitas yang ada di Desa Penglipuran yaitu homestay, rumah makan atau
restaurant , pos jaga, warung/kios, tempat parkir, tempat
registrasi pengunjung, toilet umum. Sayangnya sarana dan prasarana yang
disediakan tidak disertai dengan keamanan. Fasilitas toilet umum masih
kurang jumlahnya dan tidak ada fasilitas beribadah bagi umat Muslim.
*
Karena tidak ada sarana transfortasi umum untuk menuju
lokasi desa Penglipuran Bangli, maka cara terbaik untuk
wisata ke desa Penglipuran Bangli adalah menggunakan jasa
rental mobil + sopir di Bali atau menyewa mobil tanpa supir.
Aksesibilitas berupa jalan di Desa Penglipuran terbagi
dalam tiga jenis, yaitu jalan sekunder yang merupakan
ring road desa, koridor tengah desa (rurung gede), serta
jalan setapak/gang.
*
Manfaat pembangunan pariwisata berkelanjutan yang mencakup aspek ekonomi,
sosial-budaya, dan lingkungan sehubungan dengan dijadikannya Penglipuran
sebagai Desa Wisata dijelaskan sebagai berikut:
1. Aspek Ekonomi
Pembangunan pariwisata di Desa Wisata Penglipuran telah memberikan
manfaat ekonomi secara langsung dan adil kepada masyarakat lokal karena
masyarakat lokal berperan sebagai subjek pelaku pariwisata yang
berinteraksi langsung dengan wisatawan yang berkunjung, masyarakat
lokal dapat menyediakan jasa pelayanan wisata seperti menyediakan
rumah penginapan tamu (guest house) dn menjual souvenir kerajinan
ayaman bambu kepada wisatawan. Selain itu, masyarakat lokal juga
mendapatkan sebagian penghasilan dari panjualan tiket masuk (entrance
ticket) Desa Wisata Penglipuran masuk ke kas Desa Adat
2. Aspek Sosial-Budaya
 Dalam hal upacara keagamaan di pura, pelaksanaannya sepenuhnya
dilakukan oleh anggota (krama) desa adat dan biayanya diperoleh
dari desa adat setempat, sumbangan dari hasil penjualan tiket masuk
Desa Wisata Penglipuran dan bantuan dari pemerintah Kabupaten
Bangli.
 Pada dasarnya masyarakat lokal menerima dengan baik dan merasa
bangga sehubungan dengan desanya dijadikan sebagai salah satu
Desa Wisata di Bali. Masyarakat berpendapat bahwa dengan
dijadikannya sebagai Desa Wisata setidaknya memberikan kontribusi
kepada desanya walaupun secara langsung mereka belum
menikmatinya.
3. Aspek Lingkungan
Manfaat dalam aspek dalam lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat
lokal Desa Penglipuran adalah adanya kesadaran dari massyarakat untuk
menjaga dan melestarikan lingkungan alam yang ada. Dalam upaya
tersebut warga masyarakat secara rutin melakukan kerja sosial untuk
membersihkan lingkungan dan memiliki sebuah tempat sampah yang
ukurunya cukup besar.
*
Pembangunan pariwisata di Desa Wisata Penglipuran tidak
mengakibatkan dampak-dampak negatif terhadap lingkungan dan
penurunan kualitas tanah atau lahan pertaninan baik lahan perladangan
maupun persawahan. Kelestarian hutan bambu masih tetap terjaga
dengan baik. Selain itu dengan dijadikannya desa mereka sebagai objek
wisata, secara langsung masyarakat dengan antusias berperan serta
menjaga kebersihan dan keindahan lingkungannya. Aspek Sosial-
budaya, kehidupan sosial-budaya masyarakat di Desa Penglipuran masih
sangat lestari, hal ini dibuktikan dari tetap terpeliharanya berbagai
tradisi budaya dan ritual upacara keagamaan di Desa Adat Penglipuran
ditengah pengaruh globalisasi dan modernisasi, kehadiran pariwisata
justru membangkitkan upaya pelestarian nilai-nilai tradisi dan budaya
masyarakat lokal untuk dijadikan sebagai atraksi wisata.
*
 Pariwisata adalah kegiatan perjalanan terencana yang dilakukan secara
individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan
untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan.Dari berbagai jenis
tempat wisata diantaranya adalah Urban Tourism (Wisata Perkotaan) dan
Rural Tourism (Wisata pedesaan).
 Batu Night Spectacular adalah salah satu destinasi wisata yang
menarawkan atraksi-atraksi modern dan beroperasi pada malam hari
menjadi daya tarik tersendiri.
 Desa adat Penglipuran pun tak kalah menarik perhatian para wisatawan
untuk mengunjungi desa wisata yang mencerminkan adat Bali ini. Dengan
menawarkan aktrasi dan aktivitas-aktivitas tradisional Bali membuat
Desa Penglipuran ini memeiliki pessona tersendiri.
 Pengembangan pariwisata di suatu daerah tentunya akan memberikan
manfaat dan juga dampak bagi masyarakat lokal. Yang perlu diperhatikan
adalah bagaimana masyarakat lokal dan pengelola pariwisata dapat
mengelola potensi pariwisata sebaik mungkin sehingga potensi tersebut
dapat memberi manfaat maksimal bagi masyarakat dan dapat pula
dinikmati pada masa yang akan datang.
*

More Related Content

What's hot (20)

Presentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point KepariwisataaanPresentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
topik16
M03 Lembaga Kepariwisataan
M03 Lembaga KepariwisataanM03 Lembaga Kepariwisataan
M03 Lembaga Kepariwisataan
Sapto Siswoyo
Konsep waktu luang, rekreasi dan Kegiatan Wisata
Konsep waktu luang, rekreasi dan Kegiatan WisataKonsep waktu luang, rekreasi dan Kegiatan Wisata
Konsep waktu luang, rekreasi dan Kegiatan Wisata
Richie Rafsanjani
Kebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisataKebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisata
Jabalan Perang
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
DeviVerdyana
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
Irwan Haribudiman
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataanAneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Fitri Indra Wardhono
Strategi pengembangan dpp borobudur dieng dsktr
Strategi pengembangan dpp borobudur   dieng dsktrStrategi pengembangan dpp borobudur   dieng dsktr
Strategi pengembangan dpp borobudur dieng dsktr
awan putih
Arah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - KemenparekrafArah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - Kemenparekraf
ECPAT Indonesia
Rencana Pembangunan Desa Wisata
Rencana Pembangunan Desa WisataRencana Pembangunan Desa Wisata
Rencana Pembangunan Desa Wisata
actnow2profit
Pengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko WisataPengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko Wisata
Togar Simatupang
Pemasaran pariwisata
Pemasaran  pariwisataPemasaran  pariwisata
Pemasaran pariwisata
Dedy Wijayanto
Rencana induk pariwisata Kota Surabaya - Bappeko Surabaya 2007
Rencana induk pariwisata Kota Surabaya -  Bappeko Surabaya 2007Rencana induk pariwisata Kota Surabaya -  Bappeko Surabaya 2007
Rencana induk pariwisata Kota Surabaya - Bappeko Surabaya 2007
Fitri Indra Wardhono
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danauPerencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Bar Naz
02 konsep kepariwisataan
02 konsep kepariwisataan02 konsep kepariwisataan
02 konsep kepariwisataan
Eko Efendi
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diyRencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
Hairullah Gazali
05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari
Eko Efendi
Kelompok Sadar Wisata.pptx
Kelompok Sadar Wisata.pptxKelompok Sadar Wisata.pptx
Kelompok Sadar Wisata.pptx
jenalabidin17
Daya tarik wisata
Daya tarik wisataDaya tarik wisata
Daya tarik wisata
Yani Adriani
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point KepariwisataaanPresentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
topik16
M03 Lembaga Kepariwisataan
M03 Lembaga KepariwisataanM03 Lembaga Kepariwisataan
M03 Lembaga Kepariwisataan
Sapto Siswoyo
Konsep waktu luang, rekreasi dan Kegiatan Wisata
Konsep waktu luang, rekreasi dan Kegiatan WisataKonsep waktu luang, rekreasi dan Kegiatan Wisata
Konsep waktu luang, rekreasi dan Kegiatan Wisata
Richie Rafsanjani
Kebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisataKebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisata
Jabalan Perang
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
DeviVerdyana
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
Irwan Haribudiman
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataanAneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Fitri Indra Wardhono
Strategi pengembangan dpp borobudur dieng dsktr
Strategi pengembangan dpp borobudur   dieng dsktrStrategi pengembangan dpp borobudur   dieng dsktr
Strategi pengembangan dpp borobudur dieng dsktr
awan putih
Arah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - KemenparekrafArah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - Kemenparekraf
ECPAT Indonesia
Rencana Pembangunan Desa Wisata
Rencana Pembangunan Desa WisataRencana Pembangunan Desa Wisata
Rencana Pembangunan Desa Wisata
actnow2profit
Pengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko WisataPengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko Wisata
Togar Simatupang
Pemasaran pariwisata
Pemasaran  pariwisataPemasaran  pariwisata
Pemasaran pariwisata
Dedy Wijayanto
Rencana induk pariwisata Kota Surabaya - Bappeko Surabaya 2007
Rencana induk pariwisata Kota Surabaya -  Bappeko Surabaya 2007Rencana induk pariwisata Kota Surabaya -  Bappeko Surabaya 2007
Rencana induk pariwisata Kota Surabaya - Bappeko Surabaya 2007
Fitri Indra Wardhono
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danauPerencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Bar Naz
02 konsep kepariwisataan
02 konsep kepariwisataan02 konsep kepariwisataan
02 konsep kepariwisataan
Eko Efendi
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diyRencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
Hairullah Gazali
05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari
Eko Efendi
Kelompok Sadar Wisata.pptx
Kelompok Sadar Wisata.pptxKelompok Sadar Wisata.pptx
Kelompok Sadar Wisata.pptx
jenalabidin17
Daya tarik wisata
Daya tarik wisataDaya tarik wisata
Daya tarik wisata
Yani Adriani

Similar to Urban tourism vs rural tourism (20)

Buku_Panduan_Pengembangan_DWH1.PDF
Buku_Panduan_Pengembangan_DWH1.PDFBuku_Panduan_Pengembangan_DWH1.PDF
Buku_Panduan_Pengembangan_DWH1.PDF
VyaGlow
Culture tuorisme dieng plateau and tana toraja
Culture tuorisme dieng plateau and tana torajaCulture tuorisme dieng plateau and tana toraja
Culture tuorisme dieng plateau and tana toraja
Febriant Musyaqori Ramdani
68 article text-138-1-10-20180125
68 article text-138-1-10-2018012568 article text-138-1-10-20180125
68 article text-138-1-10-20180125
riniandari81
Ahmad_Wiranto-2014120302 JUMAT (1).pdf..
Ahmad_Wiranto-2014120302 JUMAT (1).pdf..Ahmad_Wiranto-2014120302 JUMAT (1).pdf..
Ahmad_Wiranto-2014120302 JUMAT (1).pdf..
wirantosemp
Desa wisata, wisata alternatif unggulan
Desa wisata, wisata alternatif unggulanDesa wisata, wisata alternatif unggulan
Desa wisata, wisata alternatif unggulan
Rahmat Darsono
Kawasan WisataTerintegrasi Kerambitan 070421.pptx
Kawasan WisataTerintegrasi Kerambitan 070421.pptxKawasan WisataTerintegrasi Kerambitan 070421.pptx
Kawasan WisataTerintegrasi Kerambitan 070421.pptx
yudhapartama
Lembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa Mandiri
Lembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa MandiriLembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa Mandiri
Lembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa Mandiri
DanielWinata7
Hibah banten
Hibah bantenHibah banten
Hibah banten
JeriellSuaebo
Laporan field trip I irma Jogjakarta - Semarang
Laporan field trip I irma Jogjakarta - SemarangLaporan field trip I irma Jogjakarta - Semarang
Laporan field trip I irma Jogjakarta - Semarang
Irma Charisma Hatibie
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota TuaBI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
Dadang Solihin
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khusus
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khususBuku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khusus
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khusus
Ade Zaenal Mutaqin
Gambaran umum desa wisata
Gambaran umum desa wisataGambaran umum desa wisata
Gambaran umum desa wisata
La Ode Muh. Magribi
Materi strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slide
Materi strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slideMateri strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slide
Materi strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slide
Travalink Bdo
Digital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptxDigital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptx
ssuserd99934
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdfekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
RohanaJuitaRamahLumb
Peningkatan PAD Kalimantan Tengah
Peningkatan PAD Kalimantan Tengah Peningkatan PAD Kalimantan Tengah
Peningkatan PAD Kalimantan Tengah
gifariwk
Mengemas dan memasarkan paket wisata budaya
Mengemas dan memasarkan paket wisata budayaMengemas dan memasarkan paket wisata budaya
Mengemas dan memasarkan paket wisata budaya
Auditors to the field of business travel agency
MATERI DESA WISATA JAMBU .pptx
MATERI DESA WISATA JAMBU .pptxMATERI DESA WISATA JAMBU .pptx
MATERI DESA WISATA JAMBU .pptx
ImamFakhruddin4
proposal-bussiness-plan-wisata-edukasi-sebagai-upaya-pelestarian-dan-pengenal...
proposal-bussiness-plan-wisata-edukasi-sebagai-upaya-pelestarian-dan-pengenal...proposal-bussiness-plan-wisata-edukasi-sebagai-upaya-pelestarian-dan-pengenal...
proposal-bussiness-plan-wisata-edukasi-sebagai-upaya-pelestarian-dan-pengenal...
PETUAPESONAUTTANUA
Buku_Panduan_Pengembangan_DWH1.PDF
Buku_Panduan_Pengembangan_DWH1.PDFBuku_Panduan_Pengembangan_DWH1.PDF
Buku_Panduan_Pengembangan_DWH1.PDF
VyaGlow
Culture tuorisme dieng plateau and tana toraja
Culture tuorisme dieng plateau and tana torajaCulture tuorisme dieng plateau and tana toraja
Culture tuorisme dieng plateau and tana toraja
Febriant Musyaqori Ramdani
68 article text-138-1-10-20180125
68 article text-138-1-10-2018012568 article text-138-1-10-20180125
68 article text-138-1-10-20180125
riniandari81
Ahmad_Wiranto-2014120302 JUMAT (1).pdf..
Ahmad_Wiranto-2014120302 JUMAT (1).pdf..Ahmad_Wiranto-2014120302 JUMAT (1).pdf..
Ahmad_Wiranto-2014120302 JUMAT (1).pdf..
wirantosemp
Desa wisata, wisata alternatif unggulan
Desa wisata, wisata alternatif unggulanDesa wisata, wisata alternatif unggulan
Desa wisata, wisata alternatif unggulan
Rahmat Darsono
Kawasan WisataTerintegrasi Kerambitan 070421.pptx
Kawasan WisataTerintegrasi Kerambitan 070421.pptxKawasan WisataTerintegrasi Kerambitan 070421.pptx
Kawasan WisataTerintegrasi Kerambitan 070421.pptx
yudhapartama
Lembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa Mandiri
Lembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa MandiriLembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa Mandiri
Lembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa Mandiri
DanielWinata7
Laporan field trip I irma Jogjakarta - Semarang
Laporan field trip I irma Jogjakarta - SemarangLaporan field trip I irma Jogjakarta - Semarang
Laporan field trip I irma Jogjakarta - Semarang
Irma Charisma Hatibie
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota TuaBI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
Dadang Solihin
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khusus
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khususBuku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khusus
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khusus
Ade Zaenal Mutaqin
Materi strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slide
Materi strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slideMateri strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slide
Materi strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slide
Travalink Bdo
Digital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptxDigital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptx
ssuserd99934
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdfekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
RohanaJuitaRamahLumb
Peningkatan PAD Kalimantan Tengah
Peningkatan PAD Kalimantan Tengah Peningkatan PAD Kalimantan Tengah
Peningkatan PAD Kalimantan Tengah
gifariwk
MATERI DESA WISATA JAMBU .pptx
MATERI DESA WISATA JAMBU .pptxMATERI DESA WISATA JAMBU .pptx
MATERI DESA WISATA JAMBU .pptx
ImamFakhruddin4
proposal-bussiness-plan-wisata-edukasi-sebagai-upaya-pelestarian-dan-pengenal...
proposal-bussiness-plan-wisata-edukasi-sebagai-upaya-pelestarian-dan-pengenal...proposal-bussiness-plan-wisata-edukasi-sebagai-upaya-pelestarian-dan-pengenal...
proposal-bussiness-plan-wisata-edukasi-sebagai-upaya-pelestarian-dan-pengenal...
PETUAPESONAUTTANUA

Urban tourism vs rural tourism

  • 1. Disusun Oleh : Erfan Hikmayadi (1307028) Erfina Agesty A (13 Febri Vika Br Purba (1305484) Ovi Nurafifah I (1305824) Nurul Nurusiyam (1302150) Rahman (1305194) Riestiani Kadiriandi (1307115) Yogi Arman (1002126) Pendidikan Sosiologi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia *
  • 2. * Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Kegiatan wisata tentu sangat menarik dan bahkan saat ini menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian orang . Minat seorang wisatawan tentu berbeda antara satu dengan yang lain, oleh karena itu pula terdapat berbagai jenis tempat wisata. Seiring dengan perkembangan zaman, minat serta tujuan wisata juga turut mengalami perkembangan. Diantara berbagai jenis tempat wisata yang ingin dikunjungi oleh wisatawan diantaranya adalah Urban Tourism (Wisata Perkotaan ) dan Rural Tourism (Wisata Pedesaan).
  • 3. * Menurut etimologi kata pariwisata diidentikkan dengan kata travel dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkalikali dari satu tempat ke tempat lain. Atas dasar itu pula dengan melihat situasi dan kondisi saat ini pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan terencana yang dilakukan secara individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan (Sinaga, 2010:12). Pariwisata menurut UU No. 9 Tahun 1990 adalah segala seuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan, daya tarik dan atraksi wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata Pariwisata
  • 4. * Klingner (2006: 1) mendefinisikan pariwisata perkotaan secara sederhana sebagai sekumpulan sumber daya atau kegiatan wisata yang berlokasi di kota dan menawarkannya kepada pengunjung dari tempat lain. secara lebih luas pariwisata perkotaan dapat didefinisikan sebagai: bentuk umum dari pariwisata yang memanfaatkan unsur-unsur perkotaan (bukan pertanian) dan segala hal yang terkait dengan aspek kehidupan kota (pusat pelayanan dan kegiatan ekonomi) sebagai daya tarik wisata.
  • 5. * Rural tourism, segala bentuk dari wisata yang menunjukan lokasi pedalaman yang memberi keuntungan bagi ekonomi lokal dan sosial sebagaimana membisakan interaksi antara turis dan penduduk lokal Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. ( Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 2-3)
  • 6. Komponen Utama Desa Wisata Terdapat dua konsep yang utama dalam komponen desa wisata : Akomodasi : sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit-unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk. Atraksi : seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti : kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik.
  • 7. Urban Tourism VS Rural Tourism
  • 8. Profil BNS ( Batu Night Spectacullar) BNS adalah sebuah tempat rekreasi baru di Kota Batu, tepatnya berada di Desa Oro-Oro Ombo. Perjalanan menuhu BNS menggunakan kendaraan pribadi memerlukan waktu tidak lebih dari 15 menit dari pusat kota., jika kondisi lalu lintas sedang lancar. Sesuai namanya, Batu Night Spectacular merupakan sebuah tempat wisata keluarga yang hanya dapat dinikmati malam hari, buka mulai pukul 15:00 sampai dengan 24:00 Dengan memiliki waktu operasional dimalam hari, Batu Night Spectacular merupakan sebuah alternatif tujuan untuk melepaskan penat dari beban rutinitas kerja atau kegiatan lain yang telah dilakukan pada siang hari. Rasanya sangat tidak berlebihan jika saya menyebut BNS sebagai satu-satunya tempat rekreasi keluarga yang dapat dinikmati pada malam hari untuk seputaran kota Batu, karena disini tersedia banyak permainan yang bisa dinikmati oleh pengunjung dari segala umur dengan tiket masuk yang sangat murah, yaitu sebesar 10 ribu rupiah untuk tiap orang. Mungkin inilah disneyland-nya kota Batu.
  • 9. * Beberapa atraksi yang disajikan didi BNS adalah : Rodeo (Rp 10.000,-), Disco Bumper Car (Rp 10.000,-), Monkey Jump (Rp 7.000,- ) Baby Wheel (Rp 7.000,-), Mini Bumper Car/Mini Train/Jump Arround/Marry Go Round (Rp 7.000), KidsZone Sepuasnya (Rp 15.000,-). Bagi wisatawan yang suka dengan tantangan bisa mencoba wahana Rumah Hantu dengan tiket sebesar Rp 7.000,- (Senin-Kamis) dan Rp 10.000,- (Jumat- Minggu-Hari Libur).
  • 10. Lokasi lainnya yang tidak boleh terlewatkan adalah Taman Lampion yang tentunya menawarkan berbagai macam bentuk lampion- lampion yang dihiasi lampu-lampu yang sangat indah. Untuk dapat masuk ke Taman Lampion, wisatawan dikenai biaya sebesar Rp 12.000. .
  • 11. Bagi wisatawan yang suka dengan tantangan bisa mencoba wahana Rumah Hantu dengan tiket sebesar Rp 7.000,- (Senin- Kamis) dan Rp 10.000,- (Jumat-Minggu-Hari Libur). Selain rumah hantu, masih banyak lagi wahana menantang adrenalin yang dapat wisatawan coba, ada Battle Area, Mega Mix, dll. Bagi wisatawan yang senang dengan tekhnologi jangan lewatkan juga wahana 4 D dengan biaya masuk sebesar Rp 12.000,-.
  • 12. Satu lagi yang harus dicoba yakni Rumah Kaca, di dalam rumah kaca tersebut wisatawan akan dibuat bertanya-tanya mencari jalan keluar. Karena akan ada banyak jalan terlihat di dalamnya, Rumah Kaca ini GRATIS bagi siapapun Terdapat panggung musik yang menghadirkan musik-musik ataupun kesenian tradisional. dan pada puncak show time, anda akan melihat satu satunya pertunjukkan yang ada di ndonesia, yaitu Air Mancur Menari. Tarian air mancur diiringi permainan lampu warna-warni itu mampu memaksa mata pengunjung tertuju ke liukan air. Air mancur itu terlihat cukup lihai menari mengikuti lantunan lagu. Dari lagu instrumental, pop rock, hingga dangdut koplo
  • 13. * BNS atau Batu Night Spectacular adalah sebuah wahana yang menarik untuk dikunjungi. Tidak heran, pada akhir pekan wisata ini sangat dibanjari para wisatawan asing maupun wisatawan domestik. Memang bukan hal yang asing lagi, ketika sebuah wisata didirikan, masyarakat sekitarpun diikut sertakan, begitupun dengan BNS banyak para karyawan di BNS berasal dari masyarakat sekitar, dengan begitu sedikit atau banyaknya angka pengangguran di daerah sekitar berkurang. .
  • 14. * Bagi pengunjung yang ingin membeli oleh-oleh atau buah tangan, di lokasi taman rekreasi ini juga telah disediakan puluhan kios yang menjajakan berbagai makanan dan souvenir khas kota Batu, Malang. Tentunya dengan harga yang terjangkau pula, bahkan apabilawisatawan cukup berani bisa melakukan negosiasi harga alias tawar-menawar. Lengkap sudah wisata Anda di BNS setelah mengunjunggi kios-kios dan membeli beberapa cinderamata untuk orang yang tercinta. Untuk penginapan, bisa Anda dapatkan di sekitar kawasan obyek wisata. Usai menikmati beragam wahana yang tersedia di areal seluas 3 ribu meter persegi ini, anda bisa mengisi perut sekaligus beristirahat di sebuah food center yang dinamakan Food Court. Ada banyak pilihan menu minuman maupaun makanan di area ini. Tinggal pilih minuman dingin atau panas. Begitu halnya makanan. Banyak menu yang bisa dipilih sesuia selera.
  • 15. * Akses menuju lokasi cukup mudah. Wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun menyewa kendaraan bermotor. Jika, wisatawan berada di pusat kota Malang, hanya butuh waktu perjalanan sekitar 45 menit untuk sampai ke lokasi BNS. Wisatawan cukup melewati Jalan Kauman ke arah Barat, lalu belok kanan ke arah Jalan Kyai Haji Hasyim Ashari. Setelah itu berbelok kiri ke arah Jalan Kawi. Dari Jalan Kawi wisatawan melanjutkan hingga ke Jalan Ijen sampai bertemu Jalan Bandung ke arah Barat (kiri). Dari Jalan Bandung wisatawan berbelok arah ke arah Jalan Veteran, lalu ke arah jalan Bogor (arah ke Utara). Dari jalan Bogor, lalu berbelok kanan ke arah jalan Jendral DI Panjaitan.
  • 16. * Aspek Manfaat Ekonomi - Menambah devisa - Menambah lapangan kerja - Meningkatkan kesejahteraan masyarakat - Mendorong pembangunan daerah Sosial-budaya - Meningkatkan kecerdasan masyarakat - Memperoleh nilai tambah atas pemanfaatan lingkungan yang ada Berbangsa-bernegara - Mempererat persatuan dan kesatuan - Menumbuhkan rasa memiliki dan kecintaan terhadap tanah air
  • 17. * Aspek Dampak Ekonomi Harga barang dan jasa pelayanan menjadi naik, karena banyaknya wisatawan Harga tanah naik akibat banyaknya para investor yang memerlukan tanah untuk pembangunan hotel dan sarana penunjang pariwisata Sosial-budaya Penduduk khususnya remaja suka mengikuti pola hidup pawa wisatawan yang tiidak sesuai dengan budaya dann kepribadian bangsa kita sendiri Berbangsa-bernegara Banyak peluang dan pemanfaatan wisatawan juga mengundang perilaku yang tidak bertanggungjawab
  • 18. * Profil Desa Penglipuran Desa adat Penglipuran berada di bawah administrasi Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, yang berjarak 45 km dari kota Denpasar. Letaknya berada di daerah dataran tinggi di sekitar kaki Gunung Batur. Berdasarkan data tahun 2001 yang dihimpun pemerintah, Desa Adat Penglipuran memiliki luas wilayah sekitar 1,12 Ha. Desa ini merupakan salah satu kawasan pedesaan di Bali yang memiliki tatanan yang teratur dari struktur desa tradisional, perpaduan tatanan tradisional dengan banyak ruang terbuka pertamanan yang asri membuat desa ini membuat kita merasakan nuansa Bali pada dahulu kala. Penataan fisik dan struktur desa tersebut tidak lepas dari budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat Adat Penglipuran dan budaya masyarakatnya juga sudah berlaku turun temurun.
  • 19. * Sejarah Desa Adat Penglipuran dimulai sejak 700-an tahun yang lalu, yaitu pada zaman kerajaan Bangli. Menurut penuturan para sesepuh/penglingsir, Desa Penglipuran merupakan sepihan dari Desa Bayung Gede, Kintamani. Kata Penglipuran berasal dari kata Pengeling dan Pura. Pengeling berasal dari kata eling yang berarti ingat/mengingat. Pura berarti tempat/benteng/tanah leluhur. Jadi Penglipuran artinya ingat kepada tanah leluhur/ tempat asal mulanya. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa pendahulu/leluhur Desa Penglipuran berasal dari Desa Bayung Gede, Kintamani. Jarak antara Kota Bangli dengan Desa Bayung Gede sangat jauh (sekitar 25 km) dan perjalanan jaman dulu hanya dapat dilakukan dengan berjalan kaki atau naik kuda, maka untuk memudahkan komunikasi dibuatlah semacam peristirahatan di daerah Kubu (4,5 km) dari kota Bangli. Dari waktu ke waktu akhirnya warga ini terus bertambah banyak karena sudah ada yang berkeluarga. Sebelum bernama Penglipuran, desa ini dulunya bernama Desa Kubu Bayung yang artinya orang Bayung yang tinggal di wilayah Kubu.
  • 20. * Natural Atraction berupa landscape hutan bambu yang mengelilingi desa, iklim tropis yang sejuk dan udara yang segar tanpa polusi kendaraan. Sekitar 40 % dari lahan desa adalah hutan bambu. Menebang pohon bambu di desa ini tidak boleh sembarangan tanpa ijin dari tokoh masyarakat setempat.
  • 21. Cultural Atraction Cultural attraction yang dapat dijumpai di Desa Penglipuran yaitu sejarah, cerita rakyat, kesenian berupa tari-tarian, upacara khusus yaitu upacara penguburan mayat (ngaben) yang berbeda dengan upacara ngaben masyarakat Bali pada umumnya. Tari-tarian yang dipentaskan untuk menghibur para wisatawan diantaranya tari Barong, tari Panyebrahma, tari Sekar Tunjung, Joged Bumbung. Tari-tarian yang berkaitan dengan pelaksanaan upacara yaitu tari Baris. Tari Baris diiringi oleh alat musik gambelan yang dimainkan oleh sekelompok orang yang disebut dengan Sekaa Gambelan.
  • 22. meliputi cara hidup, populasi penduduk, bahasa, pertemuan sosial. Social Attractions yang dijumpai di Desa Penglipuran yaitu cara hidup masyarakat Desa Penglipuran terkait norma-norma social yang berlaku. Mata pencaharian penduduk Desa Penglipuran sebagian besar adalah bertani dan beternak, selebihnya ada yang bekerja sebagai tukang, pengrajin, pegawai, serta pedagang. Built attraction yang dapat dijumpai di Desa Penglipuran yaitu bangunan bersejarah berupa rumah adat yang masih asli dan dijaga oleh masyarakat Penglipuran maupun rumah adat yang telah dimodifikasi dengan arsitektur modern. Ada juga monument, taman dan kebun. Built Attraction Social Attractions
  • 23. * Desa wisata ini menawarkan konsep pemukiman yang ramah lingkungan. Tak ada mobil atau motor yang diperkenankan memasuki kawasan. Kendaraan bermotor hanya bisa masuk hingga pelataran parkir yang disediakan. Rumah setiap keluarga dalam setiap kavling tampak hampir seragam, dengan arsitektur tradisional. Tiangnya dari kayu dengan atap yang khas berupa sirap bambu, dibatasi tembok dan memiliki gerbang khas Bali sebagai pintu masuk. Wisatawan di Desa Penglipuran dapat berinteraksi dan ikut dalam cara hidup masyarakat Desa Penglipuran seperti kegiatan memasak masakan khas Bali, mejejaitan, membuat penjor, membuat gebogan, bermain permainan tradisional Bali dengan anak-anak Desa Penglipuran, berternak, berkebun dan berjualan hasil olahan masyarakat Desa Penglipuran. Melalui kegiatan ini wisatawan dapat merasakan keramah tamahan masyarakat Desa Penglipuran dan sekaligus mendapat pengalaman dan pengetahuan baru mengenai budaya Desa Penglipuran maupun budaya Bali.
  • 24. * Amenitas yang ada di Desa Penglipuran yaitu homestay, rumah makan atau restaurant , pos jaga, warung/kios, tempat parkir, tempat registrasi pengunjung, toilet umum. Sayangnya sarana dan prasarana yang disediakan tidak disertai dengan keamanan. Fasilitas toilet umum masih kurang jumlahnya dan tidak ada fasilitas beribadah bagi umat Muslim.
  • 25. * Karena tidak ada sarana transfortasi umum untuk menuju lokasi desa Penglipuran Bangli, maka cara terbaik untuk wisata ke desa Penglipuran Bangli adalah menggunakan jasa rental mobil + sopir di Bali atau menyewa mobil tanpa supir. Aksesibilitas berupa jalan di Desa Penglipuran terbagi dalam tiga jenis, yaitu jalan sekunder yang merupakan ring road desa, koridor tengah desa (rurung gede), serta jalan setapak/gang.
  • 26. * Manfaat pembangunan pariwisata berkelanjutan yang mencakup aspek ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan sehubungan dengan dijadikannya Penglipuran sebagai Desa Wisata dijelaskan sebagai berikut: 1. Aspek Ekonomi Pembangunan pariwisata di Desa Wisata Penglipuran telah memberikan manfaat ekonomi secara langsung dan adil kepada masyarakat lokal karena masyarakat lokal berperan sebagai subjek pelaku pariwisata yang berinteraksi langsung dengan wisatawan yang berkunjung, masyarakat lokal dapat menyediakan jasa pelayanan wisata seperti menyediakan rumah penginapan tamu (guest house) dn menjual souvenir kerajinan ayaman bambu kepada wisatawan. Selain itu, masyarakat lokal juga mendapatkan sebagian penghasilan dari panjualan tiket masuk (entrance ticket) Desa Wisata Penglipuran masuk ke kas Desa Adat
  • 27. 2. Aspek Sosial-Budaya Dalam hal upacara keagamaan di pura, pelaksanaannya sepenuhnya dilakukan oleh anggota (krama) desa adat dan biayanya diperoleh dari desa adat setempat, sumbangan dari hasil penjualan tiket masuk Desa Wisata Penglipuran dan bantuan dari pemerintah Kabupaten Bangli. Pada dasarnya masyarakat lokal menerima dengan baik dan merasa bangga sehubungan dengan desanya dijadikan sebagai salah satu Desa Wisata di Bali. Masyarakat berpendapat bahwa dengan dijadikannya sebagai Desa Wisata setidaknya memberikan kontribusi kepada desanya walaupun secara langsung mereka belum menikmatinya. 3. Aspek Lingkungan Manfaat dalam aspek dalam lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat lokal Desa Penglipuran adalah adanya kesadaran dari massyarakat untuk menjaga dan melestarikan lingkungan alam yang ada. Dalam upaya tersebut warga masyarakat secara rutin melakukan kerja sosial untuk membersihkan lingkungan dan memiliki sebuah tempat sampah yang ukurunya cukup besar.
  • 28. * Pembangunan pariwisata di Desa Wisata Penglipuran tidak mengakibatkan dampak-dampak negatif terhadap lingkungan dan penurunan kualitas tanah atau lahan pertaninan baik lahan perladangan maupun persawahan. Kelestarian hutan bambu masih tetap terjaga dengan baik. Selain itu dengan dijadikannya desa mereka sebagai objek wisata, secara langsung masyarakat dengan antusias berperan serta menjaga kebersihan dan keindahan lingkungannya. Aspek Sosial- budaya, kehidupan sosial-budaya masyarakat di Desa Penglipuran masih sangat lestari, hal ini dibuktikan dari tetap terpeliharanya berbagai tradisi budaya dan ritual upacara keagamaan di Desa Adat Penglipuran ditengah pengaruh globalisasi dan modernisasi, kehadiran pariwisata justru membangkitkan upaya pelestarian nilai-nilai tradisi dan budaya masyarakat lokal untuk dijadikan sebagai atraksi wisata.
  • 29. * Pariwisata adalah kegiatan perjalanan terencana yang dilakukan secara individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan.Dari berbagai jenis tempat wisata diantaranya adalah Urban Tourism (Wisata Perkotaan) dan Rural Tourism (Wisata pedesaan). Batu Night Spectacular adalah salah satu destinasi wisata yang menarawkan atraksi-atraksi modern dan beroperasi pada malam hari menjadi daya tarik tersendiri. Desa adat Penglipuran pun tak kalah menarik perhatian para wisatawan untuk mengunjungi desa wisata yang mencerminkan adat Bali ini. Dengan menawarkan aktrasi dan aktivitas-aktivitas tradisional Bali membuat Desa Penglipuran ini memeiliki pessona tersendiri. Pengembangan pariwisata di suatu daerah tentunya akan memberikan manfaat dan juga dampak bagi masyarakat lokal. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana masyarakat lokal dan pengelola pariwisata dapat mengelola potensi pariwisata sebaik mungkin sehingga potensi tersebut dapat memberi manfaat maksimal bagi masyarakat dan dapat pula dinikmati pada masa yang akan datang.
  • 30. *