Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Tujuannya adalah menurunkan angka kejadian infeksi dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, dengan sasaran pada pasien, staff, pengunjung, dan warga sekitar rumah sakit. Komite pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari perawat spesialis infeksi, dokter spesialis infeksi, perawat hubungan, dan staf hubungan
Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar pelayanan kesehatan yang penting untuk mencegah kejadian tidak diinginkan pada pasien. Dokumen ini membahas berbagai aspek keselamatan pasien mulai dari beban global akibat kejadian tidak aman sampai dengan pentingnya pelaporan insiden untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Adelina Hutauruk
油
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Pedoman ini mencakup prinsip-prinsip pencegahan infeksi, penggunaan antimikroba yang bijak, penerapan bundles, serta pengaturan tentang komite pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan. Peraturan ini bertujuan menjamin mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien serta tenaga kesehat
Surveilans pengendalian dan pencegahan infeksi di puskesmasI Putu Cahya Legawa
油
Bagaimana tim PPI merencanakan dan mengerjakan surveilans terkait HAIs di lingkungan pelayanan Puskesmas?
Presentasi ini memberikan gambaran ringkas mengenai bagaimana menyusun langkah-langkah survei PPI di faskes primer.
Dokumen tersebut membahas program keselamatan pasien di puskesmas dalam rangka akreditasi, meliputi strategi pembentukan tim, sosialisasi, penyusunan dokumen standar, dan mekanisme monitoring evaluasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa tujuan keselamatan pasien dan rencana pembagian tugas tim penggerak program.
Laporan ICRA Komite PPIRS RSUD Kota Padang Panjang tahun 2016 mengidentifikasi berbagai risiko infeksi silang di rumah sakit terkait proses pelayanan pasien rawat jalan dan rawat inap, termasuk risiko terkait kebersihan tangan, isolasi pasien, penanganan peralatan tajam, dan prosedur invasif. Laporan ini memberikan daftar risiko rinci beserta dampaknya bagi pasien, petugas, dan pengunjung untuk meningkatkan penceg
Template bagi petugas kesehatan untuk mempresentasikan kepentingan dan program cuci tangan (higiene tangan) yang ada di lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan mereka. Template ini diadaptasi dari WHO, dan bisa digunakan di rumah sakit atau klinik guna mengedukasi petugas kesehatan lainnya. Isi dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang audit kebersihan tangan pada petugas kesehatan. Terdapat penjelasan mengenai tujuan, metode, dan cara melakukan audit kebersihan tangan secara langsung dengan mengamati petugas kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan konsep penting seperti indikasi dan kesempatan untuk melakukan kebersihan tangan serta cara mencatat hasil observasi dalam formulir audit.
Penerapan bundles dan standar PPI lainnya di FKTP dapat mencegah penularan infeksi, menurunkan angka kematian dan biaya perawatan, serta didukung oleh kompetensi petugas kesehatan."
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang enam sasaran keselamatan pasien rumah sakit yaitu ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, prosedur dan pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien jatuh."
Hasil Analisis Indikator Mutu Klinis UKP Puskesmas.docxAuliaNi7
油
Hasil Indikator Mutu Klinis Puskesmas Binong selama 4 bulan berturut-turut menunjukkan capaian yang baik dengan semua indikator mencapai target. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Binong terus berjalan dengan baik sesuai standar yang ditetapkan.
Dokumen ini membahas tentang insiden keselamatan pasien di rumah sakit. Terdapat empat tingkatan insiden yaitu kondisi potensial cedera, kejadian nyaris cedera, kejadian tidak cedera, dan kejadian tidak diharapkan beserta contohnya. Juga dijelaskan alur pelaporan insiden keselamatan pasien mulai dari pelaporan internal, verifikasi, investigasi, penetapan derajat insiden, analisis akar masalah, hingga rekomendasi.
Dokumen ini memberikan panduan langkah-langkah melakukan penjahitan luka pada pasien yang mengalami luka robek, dengan tujuan mencegah infeksi dan membantu proses penyembuhan luka. Langkah-langkahnya meliputi persiapan alat dan bahan, membersihkan luka, memberikan anestesi, menjahit luka dengan benang dan jarum sesuai kebutuhan, membalut luka, serta memberitahu pasien tentang perawatan di rumah.
Rumah sakit melakukan penilaian risiko pencegahan dan pengendalian infeksi. Risiko tertinggi adalah flebitis, sterilisasi alat yang tidak memadai, dan penanganan jenazah pasien menular oleh petugas yang belum memahami prosedur. Tujuan utama adalah menurunkan angka infeksi, meningkatkan sterilisasi alat hingga 100% sesuai standar, serta mencegah penularan penyakit akibat penanganan jenazah.
Dokumen ini memberikan panduan dasar tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang meliputi tindakan utama pada kondisi henti jantung dan henti nafas, prinsip 3A (Aman Penolong, Aman Pasien, Aman Lingkungan), penilaian kesadaran menggunakan skala RESPON (Respons, Nyeri, Tidak Responsif), pemeriksaan nadi karotis, kompresi dada 30:2, pembukaan saluran napas, dan tindakan selanjut
Mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan benar dapat mencegah penularan penyakit seperti flu, diare, dan infeksi saluran pernapasan karena dapat menghilangkan kuman dan virus di tangan. Langkah-langkah mencuci tangan yang benar adalah dengan membasahi, menggunakan sabun, menggosok selama 20 detik, bilas, dan keringkan.
Dokumen ini membahas prosedur sterilisasi alat medis di Puskesmas Banjar. Terdapat dua metode sterilisasi yaitu dengan merebus selama 20 menit atau menggunakan autoclave. Prosedur mencakup pencucian, pemisahan bahan berbeda, dan penghitungan waktu perebusan untuk memastikan sterilisasi berhasil. Dokumen ini juga berisi daftar tilik untuk memantau pelaksanaan prosedur sterilisasi.
Dokumen ini menjelaskan standar prosedur operasional penggunaan alat pelindung diri (APD) di RS X. Dokumen ini mendefinisikan APD, tujuan penggunaannya untuk melindungi tenaga kesehatan dan pasien dari transmisi infeksi, serta kebijakan wajib menggunakan APD secara benar. Diberikan pula prosedur penggunaan berbagai APD seperti masker, kacamata, gaun, sarung tangan, penutup kepal
Komunikasi efektif Sasaran Keselamatan PasienIqumMarpaung
油
Komunikasi efektif di rumah sakit melibatkan penggunaan kerangka kerja SBAR untuk melaporkan kondisi pasien secara singkat dan jelas saat serah terima antar petugas kesehatan. Kesalahan komunikasi dapat menyebabkan masalah kesehatan dan hukum, sehingga penting untuk mencatat dan mengonfirmasi instruksi secara tertulis.
Dokumen ini memberikan prosedur dekontaminasi alat medis dengan merendam alat tersebut dalam larutan klorin, alkohol atau fenolik selama 10-20 menit untuk memusnahkan mikroorganisme dan mencegah penularan infeksi."
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah pengendalian lingkungan perawatan pasien COVID-19, meliputi identifikasi permukaan yang sering disentuh, prosedur dan frekuensi pembersihan, teknik dan suplai pembersihan serta disinfeksi, pengelolaan limbah, dan udara.
Template bagi petugas kesehatan untuk mempresentasikan kepentingan dan program cuci tangan (higiene tangan) yang ada di lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan mereka. Template ini diadaptasi dari WHO, dan bisa digunakan di rumah sakit atau klinik guna mengedukasi petugas kesehatan lainnya. Isi dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang audit kebersihan tangan pada petugas kesehatan. Terdapat penjelasan mengenai tujuan, metode, dan cara melakukan audit kebersihan tangan secara langsung dengan mengamati petugas kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan konsep penting seperti indikasi dan kesempatan untuk melakukan kebersihan tangan serta cara mencatat hasil observasi dalam formulir audit.
Penerapan bundles dan standar PPI lainnya di FKTP dapat mencegah penularan infeksi, menurunkan angka kematian dan biaya perawatan, serta didukung oleh kompetensi petugas kesehatan."
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang enam sasaran keselamatan pasien rumah sakit yaitu ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, prosedur dan pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien jatuh."
Hasil Analisis Indikator Mutu Klinis UKP Puskesmas.docxAuliaNi7
油
Hasil Indikator Mutu Klinis Puskesmas Binong selama 4 bulan berturut-turut menunjukkan capaian yang baik dengan semua indikator mencapai target. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Binong terus berjalan dengan baik sesuai standar yang ditetapkan.
Dokumen ini membahas tentang insiden keselamatan pasien di rumah sakit. Terdapat empat tingkatan insiden yaitu kondisi potensial cedera, kejadian nyaris cedera, kejadian tidak cedera, dan kejadian tidak diharapkan beserta contohnya. Juga dijelaskan alur pelaporan insiden keselamatan pasien mulai dari pelaporan internal, verifikasi, investigasi, penetapan derajat insiden, analisis akar masalah, hingga rekomendasi.
Dokumen ini memberikan panduan langkah-langkah melakukan penjahitan luka pada pasien yang mengalami luka robek, dengan tujuan mencegah infeksi dan membantu proses penyembuhan luka. Langkah-langkahnya meliputi persiapan alat dan bahan, membersihkan luka, memberikan anestesi, menjahit luka dengan benang dan jarum sesuai kebutuhan, membalut luka, serta memberitahu pasien tentang perawatan di rumah.
Rumah sakit melakukan penilaian risiko pencegahan dan pengendalian infeksi. Risiko tertinggi adalah flebitis, sterilisasi alat yang tidak memadai, dan penanganan jenazah pasien menular oleh petugas yang belum memahami prosedur. Tujuan utama adalah menurunkan angka infeksi, meningkatkan sterilisasi alat hingga 100% sesuai standar, serta mencegah penularan penyakit akibat penanganan jenazah.
Dokumen ini memberikan panduan dasar tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang meliputi tindakan utama pada kondisi henti jantung dan henti nafas, prinsip 3A (Aman Penolong, Aman Pasien, Aman Lingkungan), penilaian kesadaran menggunakan skala RESPON (Respons, Nyeri, Tidak Responsif), pemeriksaan nadi karotis, kompresi dada 30:2, pembukaan saluran napas, dan tindakan selanjut
Mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan benar dapat mencegah penularan penyakit seperti flu, diare, dan infeksi saluran pernapasan karena dapat menghilangkan kuman dan virus di tangan. Langkah-langkah mencuci tangan yang benar adalah dengan membasahi, menggunakan sabun, menggosok selama 20 detik, bilas, dan keringkan.
Dokumen ini membahas prosedur sterilisasi alat medis di Puskesmas Banjar. Terdapat dua metode sterilisasi yaitu dengan merebus selama 20 menit atau menggunakan autoclave. Prosedur mencakup pencucian, pemisahan bahan berbeda, dan penghitungan waktu perebusan untuk memastikan sterilisasi berhasil. Dokumen ini juga berisi daftar tilik untuk memantau pelaksanaan prosedur sterilisasi.
Dokumen ini menjelaskan standar prosedur operasional penggunaan alat pelindung diri (APD) di RS X. Dokumen ini mendefinisikan APD, tujuan penggunaannya untuk melindungi tenaga kesehatan dan pasien dari transmisi infeksi, serta kebijakan wajib menggunakan APD secara benar. Diberikan pula prosedur penggunaan berbagai APD seperti masker, kacamata, gaun, sarung tangan, penutup kepal
Komunikasi efektif Sasaran Keselamatan PasienIqumMarpaung
油
Komunikasi efektif di rumah sakit melibatkan penggunaan kerangka kerja SBAR untuk melaporkan kondisi pasien secara singkat dan jelas saat serah terima antar petugas kesehatan. Kesalahan komunikasi dapat menyebabkan masalah kesehatan dan hukum, sehingga penting untuk mencatat dan mengonfirmasi instruksi secara tertulis.
Dokumen ini memberikan prosedur dekontaminasi alat medis dengan merendam alat tersebut dalam larutan klorin, alkohol atau fenolik selama 10-20 menit untuk memusnahkan mikroorganisme dan mencegah penularan infeksi."
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah pengendalian lingkungan perawatan pasien COVID-19, meliputi identifikasi permukaan yang sering disentuh, prosedur dan frekuensi pembersihan, teknik dan suplai pembersihan serta disinfeksi, pengelolaan limbah, dan udara.
Dokumen tersebut membahas tentang program Kewaspadaan Standar dan Pencegahan Penyakit Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan. Dokumen ini menjelaskan pentingnya kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri, pengendalian lingkungan, dan pengelolaan limbah untuk mencegah penularan infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan.
Dokumen ini memberikan panduan persiapan kewaspadaan di rumah tangga dan sarana pelayanan kesehatan untuk mencegah penularan virus corona, termasuk cara perawatan pasien di rumah, puskesmas, dan rumah sakit rujukan dengan menekankan pentingnya isolasi, ventilasi udara yang baik, dan menerapkan protokol kewaspadaan.
Kewaspadaan isolasi merupakan bagian penting dari program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dengan tujuan memutus mata rantai infeksi. Terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan cara transmisi penyakit melalui kontak, droplet, atau udara. Kewaspadaan standar mencakup kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri, penanganan limbah, dan lingkungan bersih.
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
油
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
油
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
3. SASARAN PPI
Semua orang yang berada di
rumah sakit dan lingkungan
sekitar rumah sakit :
Pasien
Staff
Pengunjung
Warga sekitar
4. KOMITE PPI
Tim PPI terdiri dari :
IPCN (Infection Prevention and Control
Nurse)
IPCD atau IPCO (Infection Prevention and
Control Doctor/Officer)
IPCLN (Infection Prevention and Control Link
Nurse)
IPCLS (Infection Prevention and Control Link
Staff)
5. RUANG LINGKUP
PROGRAM PPI
5
KEWASPADAAN ISOLASI
A. Kewaspadaan standar
B. Kewaspadaan transmisi
1
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DENGAN SISTEM BUNDLES
A. Penerapan Bundles HAIs
B. Bundels Peralatan Kesehatan
2
3
4
SURVEILANS
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
AUDIT, MONITORING DAN EVALUASI
A. Audit
B. Monitoring
C. ICRA
5
6
PENGGUNAAN ANTIMIKROBA YANG BIJAK
6. KEWASPADAAN ISOLASI (1)
Kebersihan
tangan
Praktek lumbal
fungsi
Pengendalian
Limbah RS
Manajemen
Linen
Penempatan
pasien
Alat Pelindung
Diri
Penyuntikan
yang aman
Kebersihan
pernafasan/etika
batuk
Pengendalian
Lingkungan
Pengelolaan
alkes
KEWASPADAAN
STANDAR
KEWASPADAAN
TRANSMISI
KONT
AK
AIRBO
RNE
DROP
LET
VEKTOR
(Lalat, naymuk, tikus dll)
MRSA,
Diarrhea,
E.Colli
Influenza,
Pertussis,
Mumps, Rubella
Chiken
Fox, TBC,
SARS
HH, sarung
tangan, gaun
Masker Bedah
pelindung
wajah
Masker
Respiratorik
(N95)
Pengendalian
lingkungan ,
limbah RS
Kesehatan
petugas
9. KAPAN KITA HARUS MENCUCI TANGAN?
Menurut WHO ada 5 momen dimana kita diharuskan
mencuci tangan
10. BERAPA LAMA WAKTU UTK MELAKUKAN
KEBERSIHAN TANGAN ?
Alkohol handrub : 20 30 detik
Sabun & air mengalir : 40 60 detik
Cuci tangan bedah : 2 5 menit
Cuci tangan dengan sabun
dan air mengalir jika
tangan terlihat kotor.
Gosok tangan dengan
handrub berbasis alkohol
jika tangan tidak terlihat
kotor.
17. Bersih
Rapi
Tidak ada binatang pengganggu
Standar pembersihan permukaan :
Permukaan mendatar (horisontal)
dibersihkan setiap hari
Permukaan tegak (vertikal) dibersihkan
seminggu sekali
Langit-langit dibersihkan sebulan sekali
KEWASPADAAN STANDAR 4 :
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
18. PEMBERSIHAN TUMPAHAN DAN PERCIKAN
Spill Kit B3
Topi, sarung tangan, kacamata, masker, serok dan
sapu kecil, cairan detergen, cairan klorin 0,5 % dan
kain perca/tisu/koran bekas), plastik warna kuning.
Topi, sarung tangan, kacamata, masker, gaun, serok dan
sapu kecil, detergen, larutan tertentu berdasarkan bahan
kimianya, dan kain perca/tisu/koran bekas), plastik warna
coklat
Spiil Kit
Infekisus
Prosedur pembersihan tumpahan cairan
Infeksius:
1. Petugas menggunakan APD.
2. Beri tanda untuk menunjukan area adanya
tumpahan.
3. Serap cairan yang tumpah dengan kain
perca/handuk/tisu/koran bekas penyerap
bersih yang dapat menyerap sampai bersih
kemudian buang ke kantong warna kuning
(kantong infeksius).
4. Tuangkan cairan detergen kemudian serap
dengan kain perca/handuk/tisu/koran bekas
masukan ke kantong warna kuning.
5. Lanjutkan dengan cairan klorin 0.5 %
kemudian serap dan buang ke kantong warna
kuning (kantong infeksius).
Prosedur pembersihan tumpahan cairan B3:
1. Petugas menggunakan APD.
2. Beri tanda untuk menunjukan area adanya tumpahan.
3. Tumpahan bahan kimia: tuangkan air bersih pada
tumpahan, lalu keringkan dengan kertas/koran/kain
perca kemudian masukan ke kantong warna coklat,
tuangkan detergen dan serap/keringkan dengan
kertas/koran/kain perca buang ke kantong warna coklat.
Berikan label B3 pada plastik warna coklat tumpahan
kimia.
4. Tumpahan reagen: lokalisir area tumpahan dengan
menaburkan Natrium Bicarbonat (Bicnat) sekitar area
tumpahan, kumpulkan bekas resapan kedalam plastik
hitam/coklat, kemudian bersihkan lantai dengan detergen
kemudian serap dan buang ke kantong warna
hitam/coklat.
5. Buang plastik sampah infeksius ke tempat penampungan
sampah infeksius dan kumpulkan limbah tumpahan B3
dalam ruang penyimpanan limbah B3.
21. PRE-CLEANING (Pembersihan
Awal)
Mengunakan detergen atau
enzymatic, sikat
Pembersihan
(Pembilasan, tiriskan,
keringkan)
Sterilisasi
(peralatan kritis)
Masuk dalam
pembuluh darah /
jaringan tubuh
Instrumen bedah alat
kedokteran gigi
Disinfeksi Tingkat Tinggi
(peralatan semi kritikal)
Masuk dalam mucosa tubuh
Endotracheal tube, NGT, alat
ondoskopi serat optik, alat
laringoskopi, spekulum
vagina, alat pernafasan
buatan,
Disinfeksi tingkat
rendah
(peralatan non kritikal)
Hanya pada
permukaan tubuh
yang utuh
Tensi meter,
termometer, elektroda
ECG
23. PRINSIP PENGELOLAAN LINEN
Petugas yang mengelola linen harus
mengerti prinsip prinsip PPI
Perlakukan linen sesuai dengan
kategori (KOTOR dan Kotor ternoda
( infeksius)
Linen ruang isolasi dianggap linen
infeksius
Pencucian linen bersih, steril dan
kotor dilakukan terpisah melalui pintu
masuk yang berbeda atau satu arah,
jika memungkinkan menggunakan
mesin cuci yang berbeda atau waktu
pencucian yang berbeda.
Area pencucian linen kotor dan
penempatan linen bersih berada
pada tempat dengan pintu yang
berbeda atau satu arah
26. PERLINDUNGAN KESEHATAN PETUGAS
MCU teratur terutama petugas yg
menangani kasus dengan penularan
melalui airborne
Vaksinasi Hepatitis B
Penanganan paska pajanan yang
memadai (ada alur pajanan, sebelum 4
jam sudah ditentukan penata laksanaan)
!petugas yang dihubungi....?
Petugas Laporan ke.....?
Penyediaan sarana kewaspadaan
standar
Senantiasa menjaga perilaku hidup sehat
28. PRINSIP PENEMPATAN PASIEN
Kamar terpisah bila dikhawatirkan terjadinya kontaminasi
luas terhadap lingkungan misalnya pada luka lebar
dengan cairan keluar, diare, perdarahan tidak terkontrol.
Kamar terpisah dengan pintu tertutup diwaspadai
transmisi melalui udara ke kontak, misalnya : luka
dengan infeksi kuman gram positif, covid, dll
Kamar terpisah atau kohorting dengan ventilasi dibuang
keluar dengan exhaust ke area tidak ada orang lalu
lalang, misalnya: TB
Kamar terpisah dengan udara terkunci bila diwaspadai
transmisi airborneluas, misalnya pada pasien dengan
varicella.
Kamar terpisah bila pasien kurang mampu menjaga
kebersihan (anak, gangguan mental).
Bila kamar terpisah tidak memungkinkan dapat dilakukan
dengan sistem cohorting (pengelompokan pasien
dengan jenis penyakit yang sama). Bila pasien terinfeksi
dicampur dengan non infeksi maka pasien, petugas dan
pengunjung menjaga kewaspadaan dan transmisi
infeksi.
30. PENYUNTIKAN YANG AMAN
Tidak direkomendasikan
menggunakan spuit berulang kali,
(one needle, one shoot, one time)
Menggunakan bak instrumen jika
memberikan suntikan, bukan
keranjang plastik berubang-lubang
Memberikan suntikan dengan teknik
aseptik dan antiseptik
32. Menutup mulut dan
hidung saat batuk
/bersin
Pakai tisu, saputangan,
masker kain/medis bila
tersedia, buang ke
tempat sampah
Lakukan cuci tangan
Diterapkan kepada semua
individu, dgn gejala gangguan
saluran napas harus:
Masker medis < 4 -6 jam
atau kotor/basah : ganti
Etika batuk dan kebersihan pernapasan
34. PRAKTIK LUMBAL PUNKSI
Masker harus dipakai klinisi saat melakukan lumbal pungsi,
anaestesi spinal /epidural/pasang kateter vena sentral
Cegah droplet flora orofaring,dapat menimbulkan
meningitis bakterial
36. Contact/Kontak Droplet/Percikan Airborne/Udara
H5N1,H1N1
TBC, SARS
Meningitis
MRSA, VRE
MDRO
Sarung tangan
Gaun
Masker Bedah
Wajah, Gaun
Masker N 95
>5袖m < 5袖m
Bicara,batuk
bersin
Bicara,batuk
bersin
Aerosol Aerosol
Jarak
1 m
Jarak
2 m
Jarak
1 m
Tek neg