[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas perencanaan jaringan irigasi, mulai dari prinsip-prinsip teknik irigasi tentang pemisahan jaringan saluran pembawa air dan pembuang air, hingga langkah-langkah perencanaan jaringan irigasi seperti penetapan elevasi saluran, letak bangunan sadap, dan perhitungan debit air yang dibutuhkan. Diberikan juga contoh perhitungan kebutuhan air di setiap petak sawah dan debit air yang dibutuhkan
Sistem Penyaluran Terpisah adalah sistem dimana air buangan disalurkan tersendiri dalam jaringan riol tertutup, sedangkan limpasan air hujan disalurkan tersendiri dalam saluran drainase khusus. Dokumen ini menjelaskan definisi, contoh kasus penerapan sistem penyaluran terpisah di sebuah komplek pesantren, proses pengolahan air limbah yang digunakan, baku mutu air limbah domestik, serta kelebihan dan kekurangannya.
The document discusses evapotranspiration and methods for calculating it. It defines evaporation, transpiration, and evapotranspiration. It also discusses factors that influence evaporation and several methods for measuring and calculating evapotranspiration, including the Penman, Blaney-Criddle, Thornthwaite, and Penman-Monteith methods. An example calculation is provided using the Penman modified method.
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...Penataan Ruang
油
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pembinaan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Pembinaan meliputi koordinasi, pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, dan pengawasan terhadap penyelenggara pengembangan sistem penyediaan air minum agar dapat meningkatkan kinerjanya.
Buku Manual Program EPANET Versi Bahasa IndonesiaMawar 99
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
EPANET adalah program komputer yang digunakan untuk mensimulasikan aliran air dan kualitas air dalam jaringan pipa. Manual pengguna EPANET ini menjelaskan cara menginstal, menggunakan, dan memahami fitur-fitur EPANET untuk melakukan simulasi hidrolis dan kualitas air dalam sistem distribusi air.
Dokumen tersebut membahas tentang evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi serta pengukurannya. Proses evaporasi melibatkan penguapan air dari permukaan air bebas, transpirasi melibatkan pelepasan uap air melalui tumbuhan, sedangkan evapotranspirasi adalah gabungan kedua proses tersebut. Pengukuran dilakukan menggunakan panci evaporasi dan fitometer. Estimasi laju evaporasi dan evapotranspirasi dapat dilakukan menggunakan met
Dokumen tersebut membahas analisis frekuensi dan probabilitas data hujan dengan menggunakan metode distribusi frekuensi seperti distribusi normal, log normal, Log Pearson Type III, dan Gumbel untuk memperkirakan hujan ekstrim dan debit. Metode-metode tersebut digunakan untuk menentukan besaran hujan yang diharapkan terjadi pada periode ulang tertentu berdasarkan sifat statistik data hujan masa lalu.
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
油
Materi dari Dosen (Pak Uca, Ph.D)
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar proses terjadinya aliranpermukaan.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian limpasan, aliranmurni, aliranlangsung
b. Mahasiswa dapat menjelaskan sumber-sumber air yang dapat memberikan masukan kepada aliran sungai
c. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyebutkan faktor-faktor yang mem-pengaruhi limpasan
d. Mahasiswa dapat menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk tempat pengukuran tinggi muka air
e. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja alat pengukur presipitasi serta kelebihan dan kekurangan dari setiap alat.
f. Mahasiswa dapat menjelaskan cara mengukur kecepatan aliran, luas penampang basah, perimeter basah, dan kemiringan aliran.
g. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian hidrograf
h. Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk hidrograf aliran.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai analisis frekuensi data hidrologi. Tujuan analisis ini adalah menganalisis besaran atau peristiwa ekstrim seperti hujan, banjir, dan kekeringan berdasarkan frekuensi kejadiannya dengan menerapkan distribusi kemungkinan. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah perhitungan analisis frekuensi seperti pemilihan agihan frekuensi, pengujian parameter statistik, dan
Dokumen tersebut membahas tentang sistem jaringan irigasi dan bangunan yang terkait, meliputi empat tingkatan petak irigasi (primer, sekunder, tersier, kuarter), jenis-jenis saluran irigasi dan pembuangan, serta berbagai bangunan pendukung seperti bendung, bangunan bagi, sadap, dan lainnya beserta fungsinya.
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem drainase untuk beberapa jenis infrastruktur seperti jalan raya, lapangan terbang, pertanian, rel kereta api, rumah tinggal, dan lapangan golf. Ia menjelaskan langkah-langkah perencanaan drainase mulai dari menentukan daerah layanan, menghitung debit rencana, memilih material dan mendesain saluran drainase. Contoh perencanaan drainase jalan raya juga diberikan untuk mendemonstrasikan penerap
Dokumen tersebut membahas berbagai kebutuhan air baku, termasuk kebutuhan air domestik, non-domestik, industri, peternakan, perikanan, pemeliharaan sungai, dan irigasi."
Makalah ini membahas tentang limpasan hujan dan pengukurannya. Secara singkat, makalah ini menjelaskan tentang:
1. Pemahaman limpasan hujan (runoff) dan bagan siklusnya
2. Metode Mock untuk menghitung ketebalan dan debit limpasan hujan
3. Teknik pengukuran debit sungai
1. Dokumen menjelaskan berbagai jenis bangunan air yang digunakan dalam sistem irigasi, seperti pintu pengambilan, saluran irigasi, bangunan bagi, bangunan sadap, bendungan, talang, dan gorong-gorong.
2. Bangunan-bangunan tersebut memiliki fungsi untuk mengatur dan mengalirkan air irigasi dari sumber hingga lahan pertanian.
3. Dokumen juga membahas alat ukur debit seperti se
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan air irigasi untuk tanaman pertanian. Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan air irigasi antara lain jenis tanaman, cara pemberian air, jenis tanah, iklim, dan evapotranspirasi tanaman. Kebutuhan air irigasi dihitung dengan memperhatikan parameter seperti kebutuhan air tanaman, perkolasi, penggantian lapisan air, dan curah hujan efektif.
Dokumen tersebut membahas analisis frekuensi dan probabilitas curah hujan yang meliputi pengertian frekuensi hujan dan periode ulang, asumsi data hidrologi, analisis frekuensi data curah hujan, pengujian kecocokan sebaran menggunakan uji chi-kuadrat dan smirnov-kolmogorov, serta contoh perhitungan."
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
油
Prosedur operasional standar unit pengelolaan mencakup 32 prosedur terkait perencanaan, pengawasan, pemeliharaan, dan pengembangan sistem penyediaan air minum, termasuk perencanaan sambungan baru, pemetaan jaringan, pengawasan kualitas air, dan pengembangan sumber daya manusia.
Teks tersebut membahas mengenai sumber air baku dan rancangan bangunan pengambilan. Sumber air baku yang digunakan adalah air sungai Lenovo dengan debit 1,4 liter/detik. Teks ini juga menjelaskan berbagai jenis bangunan pengambilan air seperti direct intake, indirect intake, dan spring intake beserta komponen-komponennya seperti screen, pompa intake, dan kriteria desainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, termasuk definisi pemeliharaan irigasi, tujuan pelatihan, dasar hukum, penyebab buruknya kondisi irigasi, dan tata cara pemeliharaan jaringan irigasi secara terperinci."
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Joy Irman
油
Dokumen tersebut membahas perencanaan teknis unit pengumpulan (jaringan perpipaan) dan bangunan pelengkapnya dalam sistem pengelolaan limbah terpusat (SPAL-T), mencakup manhole, bangunan penggelontor, terminal pembersihan, pipa perlintasan, stasiun pompa, serta panel dan komponennya. Dokumen ini memberikan panduan lengkap tentang lokasi, dimensi, dan komponen-komponen struktur dari bangunan-bangun
Modul pembelajaran terdiri dari petunjuk umum dan kegiatan belajar yang terdiri dari 9 topik. Setiap kegiatan belajar memuat tujuan, uraian materi, latihan, dan tes untuk memastikan pemahaman mahasiswa sebelum melanjutkan ke topik berikutnya. Modul ini dirancang agar mahasiswa belajar secara mandiri sesuai urutan yang ditentukan.
Dokumen tersebut merangkum analisis curah hujan meliputi kualitas data, pengumpulan data, pengisian data kosong, uji konsistensi, analisis frekuensi, distribusi, curah hujan rencana, dan intensitas hujan. Metode yang digunakan meliputi rata-rata aritmatik, perbandingan normal, kurva massa ganda, Gumbel, Log Normal, dan Log Pearson Tipe III.
Dokumen tersebut membahas analisis frekuensi dan probabilitas data hujan dengan menggunakan metode distribusi frekuensi seperti distribusi normal, log normal, Log Pearson Type III, dan Gumbel untuk memperkirakan hujan ekstrim dan debit. Metode-metode tersebut digunakan untuk menentukan besaran hujan yang diharapkan terjadi pada periode ulang tertentu berdasarkan sifat statistik data hujan masa lalu.
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
油
Materi dari Dosen (Pak Uca, Ph.D)
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar proses terjadinya aliranpermukaan.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian limpasan, aliranmurni, aliranlangsung
b. Mahasiswa dapat menjelaskan sumber-sumber air yang dapat memberikan masukan kepada aliran sungai
c. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyebutkan faktor-faktor yang mem-pengaruhi limpasan
d. Mahasiswa dapat menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk tempat pengukuran tinggi muka air
e. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja alat pengukur presipitasi serta kelebihan dan kekurangan dari setiap alat.
f. Mahasiswa dapat menjelaskan cara mengukur kecepatan aliran, luas penampang basah, perimeter basah, dan kemiringan aliran.
g. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian hidrograf
h. Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk hidrograf aliran.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai analisis frekuensi data hidrologi. Tujuan analisis ini adalah menganalisis besaran atau peristiwa ekstrim seperti hujan, banjir, dan kekeringan berdasarkan frekuensi kejadiannya dengan menerapkan distribusi kemungkinan. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah perhitungan analisis frekuensi seperti pemilihan agihan frekuensi, pengujian parameter statistik, dan
Dokumen tersebut membahas tentang sistem jaringan irigasi dan bangunan yang terkait, meliputi empat tingkatan petak irigasi (primer, sekunder, tersier, kuarter), jenis-jenis saluran irigasi dan pembuangan, serta berbagai bangunan pendukung seperti bendung, bangunan bagi, sadap, dan lainnya beserta fungsinya.
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem drainase untuk beberapa jenis infrastruktur seperti jalan raya, lapangan terbang, pertanian, rel kereta api, rumah tinggal, dan lapangan golf. Ia menjelaskan langkah-langkah perencanaan drainase mulai dari menentukan daerah layanan, menghitung debit rencana, memilih material dan mendesain saluran drainase. Contoh perencanaan drainase jalan raya juga diberikan untuk mendemonstrasikan penerap
Dokumen tersebut membahas berbagai kebutuhan air baku, termasuk kebutuhan air domestik, non-domestik, industri, peternakan, perikanan, pemeliharaan sungai, dan irigasi."
Makalah ini membahas tentang limpasan hujan dan pengukurannya. Secara singkat, makalah ini menjelaskan tentang:
1. Pemahaman limpasan hujan (runoff) dan bagan siklusnya
2. Metode Mock untuk menghitung ketebalan dan debit limpasan hujan
3. Teknik pengukuran debit sungai
1. Dokumen menjelaskan berbagai jenis bangunan air yang digunakan dalam sistem irigasi, seperti pintu pengambilan, saluran irigasi, bangunan bagi, bangunan sadap, bendungan, talang, dan gorong-gorong.
2. Bangunan-bangunan tersebut memiliki fungsi untuk mengatur dan mengalirkan air irigasi dari sumber hingga lahan pertanian.
3. Dokumen juga membahas alat ukur debit seperti se
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan air irigasi untuk tanaman pertanian. Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan air irigasi antara lain jenis tanaman, cara pemberian air, jenis tanah, iklim, dan evapotranspirasi tanaman. Kebutuhan air irigasi dihitung dengan memperhatikan parameter seperti kebutuhan air tanaman, perkolasi, penggantian lapisan air, dan curah hujan efektif.
Dokumen tersebut membahas analisis frekuensi dan probabilitas curah hujan yang meliputi pengertian frekuensi hujan dan periode ulang, asumsi data hidrologi, analisis frekuensi data curah hujan, pengujian kecocokan sebaran menggunakan uji chi-kuadrat dan smirnov-kolmogorov, serta contoh perhitungan."
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
油
Prosedur operasional standar unit pengelolaan mencakup 32 prosedur terkait perencanaan, pengawasan, pemeliharaan, dan pengembangan sistem penyediaan air minum, termasuk perencanaan sambungan baru, pemetaan jaringan, pengawasan kualitas air, dan pengembangan sumber daya manusia.
Teks tersebut membahas mengenai sumber air baku dan rancangan bangunan pengambilan. Sumber air baku yang digunakan adalah air sungai Lenovo dengan debit 1,4 liter/detik. Teks ini juga menjelaskan berbagai jenis bangunan pengambilan air seperti direct intake, indirect intake, dan spring intake beserta komponen-komponennya seperti screen, pompa intake, dan kriteria desainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, termasuk definisi pemeliharaan irigasi, tujuan pelatihan, dasar hukum, penyebab buruknya kondisi irigasi, dan tata cara pemeliharaan jaringan irigasi secara terperinci."
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Joy Irman
油
Dokumen tersebut membahas perencanaan teknis unit pengumpulan (jaringan perpipaan) dan bangunan pelengkapnya dalam sistem pengelolaan limbah terpusat (SPAL-T), mencakup manhole, bangunan penggelontor, terminal pembersihan, pipa perlintasan, stasiun pompa, serta panel dan komponennya. Dokumen ini memberikan panduan lengkap tentang lokasi, dimensi, dan komponen-komponen struktur dari bangunan-bangun
Modul pembelajaran terdiri dari petunjuk umum dan kegiatan belajar yang terdiri dari 9 topik. Setiap kegiatan belajar memuat tujuan, uraian materi, latihan, dan tes untuk memastikan pemahaman mahasiswa sebelum melanjutkan ke topik berikutnya. Modul ini dirancang agar mahasiswa belajar secara mandiri sesuai urutan yang ditentukan.
Dokumen tersebut merangkum analisis curah hujan meliputi kualitas data, pengumpulan data, pengisian data kosong, uji konsistensi, analisis frekuensi, distribusi, curah hujan rencana, dan intensitas hujan. Metode yang digunakan meliputi rata-rata aritmatik, perbandingan normal, kurva massa ganda, Gumbel, Log Normal, dan Log Pearson Tipe III.
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Purwandaru Widyasunu
油
Irigasi dan Drainase. Bahan kuliah ini bagian 1 M.K. Irigasi dan Drainase Bab 1-4 untuk Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed kelas sendiri. Bahan diambilkan dari berbagai buku dan gambar-gambar dari internet tentang teknologi irigasi dengan tujuan untuk Pendidikan. Bab 5-7 akan dishare dengan Judul Bagian 2 dst. This is need to publish for education purpose only.
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasiMuhadir Masrur
油
Analisis efisiensi dan optimalisasi pola tanam di Daerah Irigasi Timbang Deli melibatkan penghitungan curah hujan efektif, evapotranspirasi, dan kebutuhan air irigasi untuk berbagai alternatif pola tanam. Hasilnya menunjukkan pola tanam optimum ke-18 dengan nilai NFR 2,68 mm/hari dan DR 0,33 lt/dt/ha serta tingkat efisiensi 72,57%."
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
油
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 5-7 Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed. Ditulis oleh Bondansari dan Purwandaru Widyasunu. Untuk keperluan pendidikan (For education purpose only). Bahan-bahan kuliah diambilkan dari berbagai buku, data jurnal, Peraturan Pemerintah R.I., dan foto/gambar dan data asal internet tentang Irigasi. Boleh download untuk mahasiswa dan kalangan yang tertarik untuk belajar tentang irigasi dan drainase. Salam Indonesia Raya, Humanisme dunia internasional, dan keselamatan planet bumi "our mother heart".
KONSERVASI LAHAN PERTANIAN DAN AIR .pptxiqbalperdana5
油
Konservasi tanah dan air adalah upaya untuk melindungi, memulihkan, meningkatkan, dan memelihara fungsi tanah dan air. Tujuannya adalah untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan kehidupan yang lestari.
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugasPurwandaru Widyasunu
油
Bab 5 dokumen tersebut membahas tentang metode pemberian air dan efisiensi irigasi. Terdapat beberapa metode pemberian air seperti irigasi di atas permukaan, irigasi bawah permukaan, dan irigasi tetes. Efisiensi irigasi terdiri dari efisiensi penyaluran, efisiensi pemberian, dan efisiensi penyimpanan. Faktor yang mempengaruhi efisiensi antara lain metode pemberian air, kondisi tanah dan jaringan irig
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMIRepository Ipb
油
Penelitian ini membandingkan efektivitas dua jenis embung, yaitu embung permanen dan semi permanen, untuk menyediakan air irigasi tanaman hortikultura pada musim kemarau. Hasilnya, embung permanen memiliki volume air yang lebih besar rata-rata 34% dari embung semi permanen. Penggunaan rumus empiris untuk memprediksi volume air yang tertampung embung juga menghasilkan perkiraan yang mirip dengan hasil pengukuran lapangan.
This slide was presented in front of the stakeholders in November 5th 2008. This talk was one of the session in a seminar on Regional Planning of Bodebekjur area.
Dokumen tersebut membahas tentang penyediaan air bersih, meliputi sumber air, kualitas air, pengolahan air sederhana, dan sistem distribusi. Dibahas pula proses hidrologi, kebutuhan aira, dan skema penyediaan air dari berbagai sumber seperti mata air, sungai, air tanah, dan air hujan.
Laporan ini merangkum rancang bangun reservoir pertanian untuk memenuhi kebutuhan irigasi. Terdapat tiga lokasi reservoir yang diusulkan berdasarkan kontur tanah dan kemiringan lereng. Volume tampungan masing-masing reservoir dihitung, dengan total volume terbesar untuk reservoir kedua. Data curah hujan setempat digunakan untuk menghitung debit puncak desain.
Dokumen tersebut membahas tentang evapotranspirasi yang merupakan proses penguapan air dari permukaan tanah dan transpirasi air dari tanaman. Beberapa faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi dijelaskan seperti faktor iklim, geografi, dan lainnya. Berbagai metode pengukuran evapotranspirasi secara langsung dan tidak langsung juga diuraikan.
1. Tatap Muka Ke-2
Kebutuhan Air Irigasi
Dr. Nastain, ST., MT
Disampaikan pada tanggal 22 Agustus 2022
IRIGASI & BANGUNAN AIR
1
2. KEBUTUHAN AIR IRIGASI
2
Jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada suatu periode untuk
dapat tumbuh dan produksi secara normal.
Kebutuhan air nyata untuk areal usaha pertanian meliputi:
1. evapotranspirasi (ET),
2. sejumlah air yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara khusus
seperti penyiapan lahan dan penggantian air,
3. serta kehilangan selama pemakaian.
Salah satu tahap penting yang diperlukan dalam perencanaan dan
pengelolaan sistem irigasi.
3. KEBUTUHAN AIR IRIGASI
2
Kebutuhan air irigasi dapat dirumuskan sebagai berikut
KAI = ET + KA + KK
dengan,
KAI: Kebutuhan Air Irigasi
ET: Evapotranspirasi
KA: Kehilangan air
KK: Kebutuhan Khusus
4. ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI
2
Contoh:
Evapotranspirasi suatu tanaman pada suatu lahan tertentu pada suatu
periode adalah 5 mm per hari,
kehilangan air ke bawah (perkolasi) adalah 2 mm per hari
dan kebutuhan khusus untuk penggantian lapis air adalah 3 mm per hari
Kebutuhan air pada periode tersebut dapat dihitung sebagai berikut
KAI = 5 + 2 + 3 KAI = 10 mm perhari
5. ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI
2
Dua Sumber utama untuk memenuhi kebutuhan air
irigasi
1. Pemberian air irigasi (PAI)
2. Hujan efektif (HE)
Sumber lain yang dapat dimanfaatkan adalah
1. Kelengasan (kelembapan) yang ada di daerah
perakaran
2. Kontribusi air bawah permukaan.
6. ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI
2
Pemberian Air Irigasi= kebutuhan air irigasi dikurangi hujan
efektif dan sumbangan air tanah.
PAI = KAI - HE - KAT
dengan,
PAI: Pemberian air irigasi
KAI : Kebutuhan air irigasi
HE : Hujan efektif
KAT : Kontribusi air tanah
7. ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI
2
Contoh:
Misalnya kebutuhan air pada suatu periode telah dihitung
sebesar 10 mm per hari, sumbangan hujan efektif pada
periode tersebut juga telah dihitung sebesar 3 mm per hari
dan kontribusi air tanah adalah 1 mm per hari,
maka air yang perlu diberikan adalah :
PAI = KAI - HE - KAT
PAI = 10 - 3 -1
PAI = 6 mm per hari
8. KEBUTUHAN AIR PADI
2
Kebutuhan air untuk tanaman padi di sawah dipengaruhi:
1. pengolahan lahan,
2. penggunaan konsumtif tanaman,
3. perkolasi
4. penggantian lapisan air,
5. sumbangan hujan efektif.
Kebutuhan air total di sawah : jumlah 1 s.d 4
kebutuhan netto air di sawah: kebutuhan total dikurangi hujan efektif.
Kebutuhan air di sawah dapat dinyatakan dalam satuan mm/hari
ataupun lt/dt.
9. KEBUTUHAN AIR
UNTUK PENGOLAHAN LAHAN PADI
2
Periode pengolahan lahan membutuhkan air yang paling besar jika
dibandingkan tahap pertumbuhan.
Kebutuhan air untuk pengolahan lahan dipengaruhi :
1. karakteristika tanah
2. waktu pengolahan
3. tersedianya tenaga
4. mekanisasi pertanian
10. KEBUTUHAN AIR
UNTUK PENGOLAHAN LAHAN PADI
2
Kebutuhan air untuk penyiapan ditentukan berdasarkan kedalaman
tanah dan porositas tanah
Tangga
Inspeksi
Dengan:
PWR = kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm)
Sa = derajad kejenuhan tanah setelah penyiapan lahan dimulai (%)
Sb = derajad kejenuhan tanah sebelum penyiapan lahan dimulai (%)
N = porositas tanah, dalam % rata-rata per kedalaman tanah
d = asumsi kedalaman tanah setelah pekerjaan penyiapan lahan (mm)
Pd = kedalaman genangan setelah pekerjaan penyiapan lahan (mm)
F 1 = kehilangan air di sawah selama 1 hari (mm)
11. KEBUTUHAN AIR
UNTUK PENGOLAHAN LAHAN PADI
2
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan dapat ditentukan secara
empiris sebesar 250 mm, meliputi:
kebutuhan untuk penyiapan lahan dan
untuk lapisan air awal setelah transplantasi selesai
Untuk lahan yang sudah lama tidak ditanami (bero),
kebutuhan air untuk penyiapan lahan dapat ditentukan sebesar 300
mm.
Kebutuhan air untuk persemaian termasuk dalam kebutuhan air untuk
penyiapan lahan.
12. KEBUTUHAN AIR
UNTUK PENGOLAHAN LAHAN PADI
2
Analisis kebutuhan air selama pengolahan lahan menurut Van de
Goor dan Ziljstra (1968)
IR = kebutuhan air untuk pengolahan lahan (mm/hari)
M = kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan
perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan (mm/hari)
Eo = Evaporasi potensial (mm/hari)
P = perkolasi (mm/hari)
k = konstanta
T = jangka waktu pengolahan (hari)
S = kebutuhan air untuk penjenuhan (mm) dan e = bilangan eksponen: 2,7182
13. KEBUTUHAN AIR
UNTUK PENGOLAHAN LAHAN PADI
2
Contoh: diketahui data sebagai berikut,
kebutuhan air untuk menjenuhkan (S): 250 mm
perkolasi (P): 2 mm per hari,
waktu pengolahan (T): 30 hari
evaporasi potensial (Eo): 4 mm per hari
kebutuhan air untuk pengolahan dapat dihitung sbb:
menghitung air untuk mengganti evaporasi dan perkolasi
M = Eo + P
M = 4 + 2 = 6 mm/hari
menghitung konstanta
14. KEBUTUHAN AIR
UNTUK PENGOLAHAN LAHAN PADI
2
Menghitung kebutuhan air untuk pengolahan
lahan
Jadi kebutuhan air selama pengolahan lahan adalah
sebesar 11,69 mm/hari
15. KEBUTUHAN AIR UNTUK PENGGUNAAN KONSUMTIF
(CONSUMTIVE USE)
2
Didekati dengan menghitung evapotranspirasi tanaman,
Dipengaruhi oleh jenis tanaman, umur tanaman dan faktor klimatologi.
Nilai evapotranspirasi merupakan jumlah dari evaporasi dan transpirasi.
Evaporasi adalah proses perubahan molekul air di permukaan menjadi
molekul air di atmosfir.
Transpirasi adalah proses fisiologis alamiah pada tanaman, dimana air yang
dihisap oleh akar diteruskan lewat tubuh tanaman dan diuapkan kembali
melalui pucuk daun.
Nilai evapotranspirasi dapat diperoleh dengan pengukuran di lapangan
atau dengan rumus-rumus empiris.
Untuk keperluan perhitungan kebutuhan air irigasi dibutuhkan nilai
evapotranspirasi potensial (Eto) yaitu evapotranspirasi yang terjadi
apabila tersedia cukup air.
16. KEBUTUHAN AIR UNTUK PENGGUNAAN KONSUMTIF
(CONSUMTIVE USE)
2
Kebutuhan air untuk penggunaan konsumtif tanaman (ET) adalah
nilai Eto dikalikan dengan suatu koefisien tanaman.
ET = kc x Eto
dimana :
ET = Evapotranpirasi tanaman (mm/hari)
ETo = Evaporasi tetapan/tanaman acuan (mm/hari)
kc = Koefisien tanaman
Kebutuhan air konsumtif ini dipengaruhi oleh jenis dan usia tanaman (tingkat
pertumbuhan tanaman).
Pada saat tanaman mulai tumbuh, nilai kebutuhan air konsumtif meningkat
sesuai pertumbuhannya dan mencapai maksimum pada saat pertumbuhan
vegetasi maksimum.
Setelah mencapai maksimum dan berlangsung beberapa saat menurut jenis
tanaman, nilai kebutuhan air konsumtif akan menurun sejalan dengan
pematangan biji.
Pengaruh watak tanaman terhadap kebutuhan air, disebut dengan faktor
tanaman (kc).
17. KEBUTUHAN AIR UNTUK PENGGUNAAN
KONSUMTIF (CONSUMTIVE USE)
2
Nilai koefisien tanaman tergantung jenis tanaman
Untuk tanaman jenis yang sama juga berbeda menurut varietasnya.
Sebagai contoh padi dengan varietas unggul masa tumbuhnya lebih
pendek dari padi varietas biasa.
Pada Tabel disajikan harga-harga koefisien tanaman padi (kc)
dengan varietas unggul dan varitas biasa menurut Nedeco/Prosida
dan FAO.
Periode
15 hari
ke
Nedeco / Prosida FAO
Varitas
Biasa
Varitas
Unggul
Varitas
Biasa
Varitas
Unggul
1 1,20 1,20 1,10 1,10
2 1,20 1,27 1,10 1,10
3 1,32 1,33 1,10 1,05
4 1,40 1,30 1,10 1,05
5 1,35 1,30 1,10 1,05
6 1,25 0 1,05 0,95
7 1,12 - 0,95 0
8 0 - 0 -
18. KEBUTUHAN AIR UNTUK PENGGUNAAN
KONSUMTIF (CONSUMTIVE USE)
2
Eto adalah evapotranspirasi tetapan
Laju evaportranspirasi dari suatu permukaan luas tanaman rumput
hijau setinggi 8 sampai 15 cm yang menutup tanah dengan ketinggian
seragam dan seluruh permukaan teduh tanpa suatu bagian yang
menerima sinar secara langsung serta rumput masih tumbuh aktif
tanpa kekurangan air.
Evapotranspirasi tetapan disebut juga dengan evapotranspirasi
referensi.
Terdapat beberapa cara untuk menentukan evapotranspirasi
tetapan, salah satunya seperti yang diusulkan oleh Kriteria
Perencanaan Irigasi 1986 sebagai berikut :
ETo= Epan . kpan
dengan :
ETo = Evaporasi tetapan/tanaman acuan (mm/hari)
Epan = Pembacaan panci Evaporasi
kpan = koefisien panci
19. KEBUTUHAN AIR UNTUK PENGGUNAAN KONSUMTIF
(CONSUMTIVE USE)
2
Contoh evaporasi rata-rata tengah bulanan dari panci
evaporasi (Epan) di Stasiun Mulur Kabupaten Sukoharjo.
Setengah
bulan ke
Evaporasi
Rata-rata
Setengah
bulan ke
Evaporasi
Rata-rata
Setengah
bulan ke
Evaporasi
Rata-rata
Setengah
bulan ke
Evaporasi
Rata-rata
1 4,54 7 5,24 13 5,67 19 5,59
2 4,54 8 5,24 14 5,67 20 5,59
3 4,55 9 5,51 15 5,74 21 4,98
4 4,55 10 5,51 16 5,74 22 4,98
5 4,80 11 5,51 17 5,94 23 4,78
6 4,80 12 5,51 18 5,94 24 4,78
Apabila panci evaporasi tersebut mempunyai koefisien (kpan)
sebesar 0,8 maka dapat dihitung evaporasi potensial (Eo) dengan
hasil sebagai berikut :
21. KEBUTUHAN AIR UNTUK PENGGUNAAN KONSUMTIF
(CONSUMTIVE USE)
2
Besaran evaporasi potensial (Eo) dikaitkan dengan waktu
tanam dan koefisien tanaman dapat digunakan untuk menghitung
evapotranspirasi.
Misalnya dihitung evapotranspirasi (ET) untuk tanaman padi
varitas unggul dengan waktu tanam antara setengah bulan ke 3
sampai dengan setengah bulan ke 9, maka besar evapotranspirasi
(penggunaan konsumtif) adalah sebagai berikut.
Setengah
bulan ke
Evaporasi Potensial
(mm/hari)
Koefisien Tanaman Padi
varietas unggul
Evapotranspirasi
(mm/hari)
3 4,55 1,10 5,00
4 4,55 1,10 5,00
5 4,80 1,05 5,04
6 4,80 1,05 5,04
7 5,24 1,05 5,50
8 5,24 0,95 4,98
9 5,51 0 0
22. KEBUTUHAN AIR
UNTUK MENGGANTI PERKOLASI
2
Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat tanah.
Data-data mengenai perkolasi akan diperoleh dari penelitian
kemampuan tanah maka diperlukan penyelidikan kelulusan tanah.
Pada tanah lempung berat dengan karakteristik pengolahan
(puddling) yang baik, laju perkolasi dapat mencapai 1-3 mm/hari.
Pada tanah-tanah yang lebih ringan, laju perkolasi bisa lebih tinggi.
Untuk menentukan Iaju perkolasi, perlu diperhitungkan tinggi
muka air tanahnya.
Sedangkan rembesan terjadi akibat meresapnya air melalui tanggul
sawah.
23. KEBUTUHAN AIR
UNTUK PENGGANTIAN LAPISAN AIR
2
Setelah pemupukan perlu dijadwalkan dan mengganti lapisan air
menurut kebutuhan.
Penggantian diperkirakan sebanyak 2 kali masing-masing 50 mm
satu bulan dan dua bulan setelah transplantasi (atau 3,3 mm/hari
selama 1/2 bulan).
24. SUMBANGAN HUJAN EFEKTIF
2
Untuk menentukan besar sumbangan hujan terhadap kebutuhan air
oleh tanaman, terdapat beberapa cara, diantaranya secara empirik
maupun dan simulasi.
Kriteria Perencanaan Irigasi mengusulkan hitungan hujan efektif
berdasarkan data pengukuran curah hujan di setasiun terdekat,
dengan panjang pengamatan selama 10 tahun.