Dokumen tersebut membahas tentang panduan implementasi sistem manajemen keamanan pangan berdasarkan standar ISO 22000:2018, meliputi penjelasan mengenai ISO 22000, persyaratan sistem manajemen keamanan pangan, tahapan implementasi, dan tips untuk implementasi yang berhasil.
Standar ini menetabkan syarat mutu dan keamanan, serta penanganan dan pengolahan untuk ikan beku. Termasuk spesifikasi bahan baku, pengolahan, pengemasan, dan pelabelan untuk memastikan mutu dan keamanan ikan beku.
1. Dokumen tersebut membahas tentang keamanan pangan khususnya susu, mulai dari pengertian keamanan pangan, bakteri dan virus yang berbahaya, tahapan rantai pasokan pangan, dan prinsip-prinsip sanitasi untuk mencegah kontaminasi pangan.
Dokumen tersebut membahas manajemen sumber daya manusia yang mencakup pengertian, perencanaan tenaga kerja, sistem perekrutan, perhitungan kebutuhan tenaga kerja, manajemen tenaga kerja, produktivitas, dan evaluasi kinerja. Beberapa metode untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dijelaskan seperti Index Staffing Needs, Recommendation Full Time Equivalent, dan Workload Index Staffing Needs.
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan persyaratan higiene sanitasi untuk usaha jasa boga agar melindungi kesehatan masyarakat dari makanan yang tidak memenuhi standar kesehatan serta menyesuaikan peraturan sebelumnya mengenai hal tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman cara produksi pangan olahan yang baik (CPPOB/GMP), mulai dari tujuan dan peraturan yang mengatur GMP, konsep dasar mutu dan keamanan pangan, serta 18 aspek yang perlu diperhatikan dalam penerapan GMP di industri pengolahan pangan."
Bahan pangan umumnya diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi untuk meningkatkan daya simpan dan rasa. Teknik pengolahan meliputi pengolahan suhu tinggi seperti pasterisasi dan sterilisasi, pengolahan suhu rendah seperti pendinginan dan pembekuan, penggunaan bahan seperti garam, asam, gula, dan bahan kimia pengawet, serta pengolahan seperti iradiasi dan fermentasi.
Dokumen tersebut membahas tentang Good Manufacturing Practices (GMP) yang merupakan prasyarat dasar dan program umum bagi industri pangan untuk menghasilkan produk bermutu, layak dan aman secara konsisten. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai aspek GMP mulai dari lokasi, bangunan, fasilitas sanitasi, persyaratan kualitas air, hingga persyaratan higienis lainnya yang harus dipenuhi oleh suatu pabrik pangan untuk me
Dokumen tersebut membahas tentang Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP), yaitu suatu sistem untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan bahaya-bahaya yang signifikan dalam keamanan pangan. Dokumen tersebut menjelaskan prinsip-prinsip HACCP, tahapan penerapannya seperti pembentukan tim HACCP dan deskripsi produk, serta menawarkan pelatihan lebih lanjut mengenai HACCP yang diselenggarak
Paragraf latar belakang menjelaskan masalah pangan dan gizi utama pada kelompok rentan seperti ibu hamil, menyusui, balita, remaja, dan lansia di tingkat dunia, nasional, dan daerah. Mencakup akibat jangka pendek dan panjang dari setiap masalah dengan mencantumkan referensi. Ditutup dengan kondisi umum pangan dan gizi di desa/kelurahan.
Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia tentang persyaratan mutu air minum dalam kemasan. Dokumen tersebut menjelaskan tentang ruang lingkup, acuan, istilah, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara pengujian, syarat lulus pengujian, higiene, pengemasan, dan syarat penandaan untuk air minum dalam kemasan.
1. Laporan evaluasi indikator mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat bulan November 2022 menunjukkan peningkatan kinerja beberapa indikator mutu seperti kepatuhan mencuci tangan, identifikasi pengguna layanan, dan kelengkapan pengisian e-Puskesmas.
Hygiene Sanitasi Makanan, pentingnya HSM bagi industri makanan indonesia khususnya UKM. karena permasalah klasik UKM terkait hyigiene sanitasi makanan, sehingga susah bersaing dengan produk-produk pabrikan bermodal besar. dengan HSM diharapkan UKM dapat menjaga kualitas, sehingga mampu berkembang dan bersaing dengan industri yg lebih besar.
Untuk menjaga keamanan pangan, penting untuk menjaga kebersihan saat mengolah dan menyimpan pangan, memisahkan pangan mentah dan matang, memasak pangan hingga matang, menyimpan pangan pada suhu yang aman, serta menggunakan air dan bahan baku yang aman.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian kualitas pangan yang meliputi pengertian, tujuan, dan cara penilaian kualitas makanan secara obyektif dan subyektif. Secara obyektif meliputi uji fisik, kimia, dan mikrobiologis menggunakan alat, sedangkan secara subyektif menggunakan uji organoleptik oleh panelis.
GMP (Good Manufacturing Practices) adalah pedoman bagi industri pangan tentang cara berproduksi yang baik mulai dari bahan baku sampai produk akhir untuk memproduksi dan menyediakan makanan yang aman dan layak bagi konsumen.
Dokumen tersebut merangkum tentang HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) yang merupakan sistem untuk mengidentifikasi bahaya dan mencegahnya untuk mengendalikan keamanan pangan. Dokumen tersebut menjelaskan sejarah, prinsip, tipe bahaya, analisis bahaya, titik kontrol kritis, pemantauan, verifikasi, dan langkah-langkah penerapan HACCP.
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman cara produksi pangan olahan yang baik (CPPOB/GMP), mulai dari tujuan dan peraturan yang mengatur GMP, konsep dasar mutu dan keamanan pangan, serta 18 aspek yang perlu diperhatikan dalam penerapan GMP di industri pengolahan pangan."
Bahan pangan umumnya diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi untuk meningkatkan daya simpan dan rasa. Teknik pengolahan meliputi pengolahan suhu tinggi seperti pasterisasi dan sterilisasi, pengolahan suhu rendah seperti pendinginan dan pembekuan, penggunaan bahan seperti garam, asam, gula, dan bahan kimia pengawet, serta pengolahan seperti iradiasi dan fermentasi.
Dokumen tersebut membahas tentang Good Manufacturing Practices (GMP) yang merupakan prasyarat dasar dan program umum bagi industri pangan untuk menghasilkan produk bermutu, layak dan aman secara konsisten. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai aspek GMP mulai dari lokasi, bangunan, fasilitas sanitasi, persyaratan kualitas air, hingga persyaratan higienis lainnya yang harus dipenuhi oleh suatu pabrik pangan untuk me
Dokumen tersebut membahas tentang Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP), yaitu suatu sistem untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan bahaya-bahaya yang signifikan dalam keamanan pangan. Dokumen tersebut menjelaskan prinsip-prinsip HACCP, tahapan penerapannya seperti pembentukan tim HACCP dan deskripsi produk, serta menawarkan pelatihan lebih lanjut mengenai HACCP yang diselenggarak
Paragraf latar belakang menjelaskan masalah pangan dan gizi utama pada kelompok rentan seperti ibu hamil, menyusui, balita, remaja, dan lansia di tingkat dunia, nasional, dan daerah. Mencakup akibat jangka pendek dan panjang dari setiap masalah dengan mencantumkan referensi. Ditutup dengan kondisi umum pangan dan gizi di desa/kelurahan.
Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia tentang persyaratan mutu air minum dalam kemasan. Dokumen tersebut menjelaskan tentang ruang lingkup, acuan, istilah, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara pengujian, syarat lulus pengujian, higiene, pengemasan, dan syarat penandaan untuk air minum dalam kemasan.
1. Laporan evaluasi indikator mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat bulan November 2022 menunjukkan peningkatan kinerja beberapa indikator mutu seperti kepatuhan mencuci tangan, identifikasi pengguna layanan, dan kelengkapan pengisian e-Puskesmas.
Hygiene Sanitasi Makanan, pentingnya HSM bagi industri makanan indonesia khususnya UKM. karena permasalah klasik UKM terkait hyigiene sanitasi makanan, sehingga susah bersaing dengan produk-produk pabrikan bermodal besar. dengan HSM diharapkan UKM dapat menjaga kualitas, sehingga mampu berkembang dan bersaing dengan industri yg lebih besar.
Untuk menjaga keamanan pangan, penting untuk menjaga kebersihan saat mengolah dan menyimpan pangan, memisahkan pangan mentah dan matang, memasak pangan hingga matang, menyimpan pangan pada suhu yang aman, serta menggunakan air dan bahan baku yang aman.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian kualitas pangan yang meliputi pengertian, tujuan, dan cara penilaian kualitas makanan secara obyektif dan subyektif. Secara obyektif meliputi uji fisik, kimia, dan mikrobiologis menggunakan alat, sedangkan secara subyektif menggunakan uji organoleptik oleh panelis.
GMP (Good Manufacturing Practices) adalah pedoman bagi industri pangan tentang cara berproduksi yang baik mulai dari bahan baku sampai produk akhir untuk memproduksi dan menyediakan makanan yang aman dan layak bagi konsumen.
Dokumen tersebut merangkum tentang HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) yang merupakan sistem untuk mengidentifikasi bahaya dan mencegahnya untuk mengendalikan keamanan pangan. Dokumen tersebut menjelaskan sejarah, prinsip, tipe bahaya, analisis bahaya, titik kontrol kritis, pemantauan, verifikasi, dan langkah-langkah penerapan HACCP.
Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP)ardi245796
油
HACCP adalah sebuah metode sistematis berbasis sains yang mengidentifikasi risiko bahaya tertentu dan tindakan pengendaliannya untuk memastikan keamanan dari produk pangan yang diproduksi. Berfokus pada pencegahan, HACCP dapat membantu perubahan termasuk merancang peralatan dan prosedur pengolahan.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penjaminan mutu pakan dengan menggunakan pendekatan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) sebagai sistem kontrol yang berfokus pada pencegahan terjadinya masalah keamanan pangan melalui identifikasi dan pengendalian titik kritis selama proses produksi, mulai dari bahan baku hingga produk akhir.
Dokumen tersebut menjelaskan 12 langkah penerapan prinsip-prinsip HACCP, mulai dari pembentukan tim HACCP, deskripsi produk, identifikasi bahaya potensial, penetapan titik kendali kritis, penetapan batas kritis, pemantauan, tindakan perbaikan, verifikasi, dan dokumentasi.
[9] Cara Pembuatan Obat yang Baik dan Benar (CPOB).pptxLindaIndriani6
油
CPOB adalah singkatan dari Cara Pembuatan Obat yang Baik. CPOB merupakan pedoman yang digunakan industri farmasi untuk memastikan obat yang diproduksi aman, berkualitas, dan manjur.
1. A M I R O T U L K H U S N A , S . T P
VERIFIKASI PENERAPAN
HACCP
KD
3.11
2. CATATAN YANG DIHASILKAN SISTEM
HACCP
1. Catatan pemantauan untuk semua TKK
o Semua catatan pemantauan harus dicatat pada
lembar isian yang mengandung informasiberikut:
Judul lembar isian
Waktu dan tanggal
Identifikasi produk (termasuk jenis produk, ukuran
kemasan, lini produksi dan kode produksi)
Batas kritis
Pemantauan baik yang dilakukan dengan pengamatan
atau pengukuran.
Tandatangan operator atau inisial
Tindakan koreksi yang diambil, bila diterapkan.
Tandatangan pemeriksa atau inisial
Tanggal dilakukan review
3. CATATAN YANG DIHASILKAN SISTEM
HACCP
2. Catatan penyimpangan dan tindakan koreksi
Identifikasi produk atau lot yang mengalami
penyimpangan
Jumlah produk yang terpengaruh dalam lot yang
mengalami penyimpangan
Sifat penyimpangan
Informasi tentang disposisi lot yang mengalami
penyimpangan
Deskripsi tindakan koreksi
4. CATATAN YANG DIHASILKAN SISTEM
HACCP
3. Catatan verifikasi/ validasi
Pemeriksaan lapang (on site inspection)
Pengujian peralatan dan evaluasi
Akurasi dan kalibrasi peralatan pemantauan
Hasil aktivitas verifikasi, termasuk metode, tanggal,
person dan atau organisasi yang bertanggung jawab,
hasil temuan dan tindakan yang diambil.
5. CATATAN YANG DIHASILKAN
SISTEMHACCP
4. Dokumentasi Metode dan Prosedur Yang Digunakan
Produsen harus memelihara catatan-catatan tentang
metode dan prosedur yang digunakan dalam sistem
HACCP, yang meliputi :
Deskripsi sistem pemantauan terhadap batas kritis untuk setiap
TKK, termasuk: metode dan peralatan yang digunakan untuk
pemantauan, frekwensi pemantauan dan person yang
melakukan pemantauan.
Rencana tindakan koreksi jika terjadi penyimpangan terhadap
batas kritis atau situasi yang mengakibatkan potensi bahaya.
Deskripsi prosedur verifikasi dan validasi.
5. Catatan Program Pelatihan Pekerja
6. PENCATATAN/DOKUMENTASI:
Bukti tertulis bahwa suatu aktivitas/tindakan telah
dilakukan
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk
merekam hasil aktivitas/tindakan, sehingga formulir yang
terisi merupakan catatan/rekaman (record)
KEUNTUNGAN MELAKUKAN PENCATATAN
Memberikan bukti yang terdokumentasi bahwa sistem HACCP
telah dilaksanakan
Memperlihatkan kecenderungan yang dapat membantu
pemecahan masalah
Membantu dalam mengidentifikasi penyebab masalah
Penunjang pembelaan
7. RENCANA HACCP DAN
REKAMAN PENUNJANG
Dokumentasi yang memuat 12 langkah
pembuatan rencana HACCP
Tim HACCP dan tanggung jawab
masingmasing
Ringkasan tentang langkah langkah
pengembangan rencana HACCP
Program program tambahan
8. KONSEP HACCP (CAC) :
12 LANGKAH 7 PRINSIP
Langkah 1 :Pembentukan tim HACCP
Langkah 2 :Diskripsi produk pangan
Langkah 3 :Identifikasi penggunaan produk
Langkah 4:Penyusunan diagram alir proses produksi
Langkah 5 :Pemeriksaan kembali (on-site verification) dari diagram
alir
Langkah 6 Prinsip 1 :Identifikasi bahaya dan cara pencegahannya
Langkah 7 Prinsip 2 :Penetapan Critical Control Point (CCP)
Langkah 8 Prinsip 3 :Penetapan Critical Limits (CL)
Langkah 9 Prinsip 4 :Penetapan prosedur pemantauan
(monitoring)
Langkah 10 Prinsip 5 :Penetapan tindakan koreksi (corrective
action)
Langkah 11 Prinsip 6 :Verifikasi program HACCP
Langkah 12 Prinsip 7 :Perekaman data (recording)
9. 1. Pembentukan Tim HACCP
2. Deskripsi Produk
3. Indentifikasi Konsumen Pengguna
4. Penyusunan Bagan alir proses
5. Pemeriksaan Bagan alir pada pabrik
6. Identifikasi bahaya pada setiap
tahap dan cara pencegahannya
7. Penetapan CCP
8. Penetapan Batas kritis dan toleransi setiap CCP
9. Penetapan sistem pemantauan pd setiap CCP
12. Pencatatan dan dokumentasi
Kondisi
terkontrol
10.
Tindakan
koreksi
11.
Verifi
kasi
9
10. APA YANG DIMAKSUD DENGAN
RENCANAHACCP?
Sebuah dokumen formal yang berisi
sekumpulan informasi kunci mengenai studi
haccp dan memuat detil detil yang kritis
terhadap manajemen keamanan pangan
Terdiri dari 2 komponen penting:
Diagram alir proses
Bagan kendali HACCP
11. LANGKAH 1. PEMBENTUKAN TIM HACCP
Membentuk tim yang terdiri dari beberapa anggota
dengan latar belakang pendidikan atau pengalaman
kerja yang beragam, misalnya ahli mikrobiologi, ahli
teknologi pangan, ahli mesin atau rekayasa proses, ahli
kimia, ahli sanitasi dsb
Tim yang dipimpin oleh satu ketua yang dipilih diantara
anggota diatas bekerja bersama-sama menyusun suatu
rencana HACCP
12. LANGKAH 2. PEMBUATAN DESKRIPSI PRODUK
Membuat deskripsi tentang produk yang dihasilkan
dengan kemasan, kelengkapan, serta penyimpanannya
Contoh :
Yoghurt drink dalm kemasan botol dilengkapi dengan
perasa dan gula
Telur pindang
13. LANGKAH 3. IDENTIFIKASI PENGGUNAAN PRODUK
Mengidentifikasi cara konsumsi oleh Konsumen, cara
penyajian, serta kelompok konsumen yang mengkonsumsi
produk
Kelompok konsumen berisiko tinggi adalah bayi, lansia,
kelompok immunocompromised (ibu hamil, orang sakit, orang
yang menjalani kimoterapi, pasien AIDS)
Contoh :
Tuna dalam kaleng langsung dikonsumsi oleh segala umur
Biskuit vanila dikonsumsi langsung dengan atau tanpa
dicampur air untuk dikonsumsi bayi.
14. LANGKAH 4. PEMBUATAN DIAGRAM ALIR
Menyusun alur produksi dari sejak penerimaan
bahan baku sampai dengan pengemasan atau
penggudangan atau pendistribusian
16. LANGKAH 5. VERIFIKASI DIAGRAM ALIR
Mengecek ulang alur-alur produksi dari sejak
penerimaan bahan baku sampai dengan pengemasan
atau penggudangan atau pendistribusian dengan cara
turun langsung ke lapang (wawancara, pengamatan,
pengujian)
17. PRINSIP 1. ANALISA BAHAYA DAN PENETAPAN RESIKO
Mengevaluasi secara spesifik bahaya pada produk, bahan
mentah/inggredien/bahan tambahan dan langkah proses
untuk menentukan kategori risiko atau signifikansi bahaya-
bahaya tersebut
Persiapkan :
Daftar bahan mentah/inggredien/bahan tambahan
makanan yang digunakan
Diagram alir produk yang teliti dan telah diverifikasi
Deskripsi produk yang menyangkut kelompok
konsumen, cara konsumsi, cara penyiapan dll
18. PRINSIP 2. MENETAPKAN CCP
CCP (Critical Control Point = Titik Kendali Kritis)
suatu titik atau prosedur dalam seluruh rantai pengolahan
pangan yang jika tidak dikendalikan dengan baik dapat
mmengakibatkan risiko bahaya bagi kesehatan manusia
Apa saja yang dapat menjadi CCP
- langkah proses: pencampuran inggredien,
pemanasan, pengemasan
- Formulasi
- Bahan baku
Decision Tree untuk membantu penetapan CCP
19. PRINSIP 3.
MENETAPKAN BATAS KRITIS UNTUK SUATU CCP
Batas Kritis (Critical Limit)
- Kriteria yang harus dipenuhi untuk setiap tindakan
pencegahan yang diterapkan pada suatu CCP
- Memisahkan antara yang diterima dan yang ditolak
- Diaplikasikan pada semua CCP
- Harus dapat dijustifikasi
- Harus divalidasi
20. PRINSIP 4.
MENETAPKAN PROSEDUR PEMANTAUAN BATAS KRITIS
Tahapan pengamatan atau pengukuran batas kritis secara terencana untuk
menghasilkan rekaman yang tepat dan ditujukan untuk meyakinkan bahwa
batas kritis tersebut mampu mempertahankan keamanan produk
untuk mendapat data (informasi) untuk mendasari keputusan-keputusan
yang dibuat
early warning
Mencegah/meminimalkan kehilangan produk
Menunjukkan sebab-sebab timbulnya masalah
Menyediakan dokumen bahwa produk telah dihasilkan sesuai
dengan rencana HACCP
21. PRINSIP 5.
MENENTUKAN TINDAKAN KOREKSI
Semua tindakan yang diambil jika hasil pemantauan pada
CCP menunjukkan penyimpangan batas kritis (kehilangan
kendali) karena jika kendali hilang, maka produk menjadi
tidak memenuhi syarat
Tindakan segera
- melakukan adjusment pada proses
- melakukan tindakan pada produk
Tindakan Pencegahan
- menetapkan penanggung jawab tindakan
koreksi
- merekam tindakan koreksi
22. PRINSIP 6.
MENETAPKAN PROSEDUR VERIFIKASI PROGRAM HACCP
Aplikasi suatu metode, prosedur, pengujian atau evaluasi lainnya untuk
menetapkan kesesuaian suatu pelaksanaan dengan rencana HACCP
Apa yang diverifikasi dan siapa yang bertanggung melakukan verifikasi
Kegiatan Verifikasi meliputi :
1. Validasi terhadap rencana/program HACCP
2. Review hasil pemantauan, review berkala
3. Pengujian produk
4. Audit
23. PRINSIP 7.
MENETAPKAN SISTEM PEREKAMAN DATA YANG EFEKTIF SEHINGGA
TERSUSUN DOKUMEN HACCP
Dokumen atau rekaman adalah bukti tertulis bahwa suatu tindakan
telah dilakukan
Menggunakan formulir
Guna :
Untuk keperluan inspeksi
Untuk mempelajari kerusakan yang mengakibatkan penyimpangan dan
tindakan koreksi yang sesuai
Jenis Rekaman
Rencana HACCP dan semua materi pendukungnya
Dokumen pemantauan
Dokumen Tindakan Koreksi
Dokumen Verifikasi
24. LEMBAR KERJA HACCP
RENCANA HACCP
Nama Produk : ..
Perusahaan : ..
Tahap Prinsip 1 Prinsip 2 Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7
Proses Bahaya CCP CL Apa Bagaimana Dimana Siapa Kapan Tdk.Koreksi Verifikasi Dokumentasi
25. REFERENSI :
MK. Teknologi Pengolahan Pangan & Hasil Pertanian
Oleh Indria Purwantiningrum PS. Ilmu & Teknologi
Pangan Universitas Brawijaya 2013