Tugasan tutorial ini membincangkan pedagogi antik dan implikasinya terhadap peranan guru dan murid dalam pelaksanaan proses pengajaran dan pembelajaran. Pedagogi antik menekankan pengajaran sehala dimana guru adalah sumber utama ilmu dan murid hanya menerima maklumat secara pasif tanpa penglibatan dan kolaborasi, mengakibatkan pemikiran yang terhad bagi kedua-dua pihak.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa konsep yang berkaitan dengan pengajaran dan kepelbagaian pelajar, termasuk kaedah pembelajaran kontekstual, konsep bilik darjah yang pelbagai budaya, epistemologi, kemahiran berfikir, dan konsep kendiri.
- Taksonomi merupakan model yang digunakan untuk menganalisis bidang pendidikan yang melibatkan domain pengetahuan, kecekapan dan psikomotor.
- Terdapat 3 domain utama iaitu domain kognitif (intelektual), afektif (perasaan) dan psikomotor (keterampilan motorik).
- Taksonomi Bloom dan Krathwohl merupakan model yang banyak digunakan, di mana Bloom memberi fokus kepada domain kognitif manakala Krathwohl pula ke
EDUP3033 Murid dan Pembelajaran (Strategi pengajaran berpusatan guru, berpusa...Syrvison Goh
油
Teks tersebut membandingkan tiga strategi pembelajaran utama - berpusatkan guru, berpusatkan murid, dan berpusatkan bahan. Strategi berpusatkan guru memberi tumpuan kepada penyampaian maklumat oleh guru, manakala strategi berpusatkan murid memberi lebih autonomi kepada murid. Strategi berpusatkan bahan pula menekankan penggunaan pelbagai sumber untuk memudahkan pembelajaran.
analisis terhadap rancangan pengajaran dan pembelajaran yang telah dilaksanak...rathibujie
油
analisis terhadap rancangan pengajaran dan pembelajaran yang telah dilaksanakan dari segi kaedah, teknik dan kemahiran bernilai tambah. berikan justifikasi mengapa anda memilih kaedah dan teknik tersebut.
Dokumen tersebut membahas mengenai teori-teori pembelajaran yang meliputi teori behavioris, pelaziman klasik, pelaziman operan, teori sosial dan humanistik serta tokoh-tokoh yang memperkenalkan teori-teori tersebut seperti Pavlov, Skinner, Bandura dan Maslow.
Ujian objektif memiliki kelebihan seperti mampu menyeluruh, adil, dan cepat dalam penilaian serta diagnostik. Akan tetapi, ujian ini juga memiliki kelemahan seperti mahal dalam penyusunan, memberi ruang tebakan, serta kurang mampu mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Model interaktif Taba (1962) menekankan pendekatan induktif dan 'grassroots' dimana guru terlibat dalam mengembangkan kurikulum. Terdiri daripada 7 langkah utama: diagnosis keperluan pelajar, pembentukan objektif, pemilihan dan penyusunan isi kandungan, pemilihan dan penyusunan pengalaman pembelajaran, dan penilaian. Model ini memberi fokus kepada keperluan pelajar.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengajaran ekspositori. Pengajaran ekspositori adalah penyampaian informasi dan konten pelajaran secara langsung oleh guru kepada siswa, yang meliputi penerangan guru, siswa mendengarkan dengan seksama, dan siswa mencatat. Pengajaran ekspositori dapat dilakukan dengan menggunakan buku teks atau memberikan kuliah.
Peranan dan tujuan pentaksiran dalam pendidikan - EDUP3063 Pentaksiran dalam ...FaFai S.
油
Pentaksiran dalam pendidikan berperanan untuk membuat keputusan instruksional, bimbingan, pentadbiran, dan penyelidikan untuk meningkatkan pendidikan. Pentaksiran juga berperanan sebagai motivator pembelajaran bagi murid untuk terus belajar dan mencapai prestasi yang tinggi.
Model Tyler menyarankan empat langkah untuk merancang pengajaran yang efektif: (1) menentukan tujuan pembelajaran, (2) merancang kurikulum dan metode pengajaran, (3) melaksanakan instruksi, dan (4) mengevaluasi hasil pembelajaran. Model ini bertujuan untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai.
Teori ingatan menjelaskan proses menerima, memproses, menyimpan dan mengeluarkan maklumat. Ia terdiri daripada ingatan deria, ingatan jangka pendek dan jangka panjang. Maklumat diproses melalui pengekodan, penyimpanan dan pengingatan semula. Model yang dibincangkan termasuk teori Gagne, Atkinson-Shiffrin dan model jaringan.
Model pembelajaran yang dijelaskan dalam dokumen tersebut mencakup pengertian, dasar pertimbangan pemilihan, ciri-ciri, jenis-jenis model berdasarkan teori, dan beberapa model desain pembelajaran seperti model PPSI, Glasser, Gerlach dan Ely, serta Kemp. Beberapa model pembelajaran yang dijelaskan lebih lanjut meliputi pembelajaran kontekstual, kooperatif, berbasis masalah, berbasis komputer, dan PAKEM.
analisis terhadap rancangan pengajaran dan pembelajaran yang telah dilaksanak...rathibujie
油
analisis terhadap rancangan pengajaran dan pembelajaran yang telah dilaksanakan dari segi kaedah, teknik dan kemahiran bernilai tambah. berikan justifikasi mengapa anda memilih kaedah dan teknik tersebut.
Dokumen tersebut membahas mengenai teori-teori pembelajaran yang meliputi teori behavioris, pelaziman klasik, pelaziman operan, teori sosial dan humanistik serta tokoh-tokoh yang memperkenalkan teori-teori tersebut seperti Pavlov, Skinner, Bandura dan Maslow.
Ujian objektif memiliki kelebihan seperti mampu menyeluruh, adil, dan cepat dalam penilaian serta diagnostik. Akan tetapi, ujian ini juga memiliki kelemahan seperti mahal dalam penyusunan, memberi ruang tebakan, serta kurang mampu mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Model interaktif Taba (1962) menekankan pendekatan induktif dan 'grassroots' dimana guru terlibat dalam mengembangkan kurikulum. Terdiri daripada 7 langkah utama: diagnosis keperluan pelajar, pembentukan objektif, pemilihan dan penyusunan isi kandungan, pemilihan dan penyusunan pengalaman pembelajaran, dan penilaian. Model ini memberi fokus kepada keperluan pelajar.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengajaran ekspositori. Pengajaran ekspositori adalah penyampaian informasi dan konten pelajaran secara langsung oleh guru kepada siswa, yang meliputi penerangan guru, siswa mendengarkan dengan seksama, dan siswa mencatat. Pengajaran ekspositori dapat dilakukan dengan menggunakan buku teks atau memberikan kuliah.
Peranan dan tujuan pentaksiran dalam pendidikan - EDUP3063 Pentaksiran dalam ...FaFai S.
油
Pentaksiran dalam pendidikan berperanan untuk membuat keputusan instruksional, bimbingan, pentadbiran, dan penyelidikan untuk meningkatkan pendidikan. Pentaksiran juga berperanan sebagai motivator pembelajaran bagi murid untuk terus belajar dan mencapai prestasi yang tinggi.
Model Tyler menyarankan empat langkah untuk merancang pengajaran yang efektif: (1) menentukan tujuan pembelajaran, (2) merancang kurikulum dan metode pengajaran, (3) melaksanakan instruksi, dan (4) mengevaluasi hasil pembelajaran. Model ini bertujuan untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai.
Teori ingatan menjelaskan proses menerima, memproses, menyimpan dan mengeluarkan maklumat. Ia terdiri daripada ingatan deria, ingatan jangka pendek dan jangka panjang. Maklumat diproses melalui pengekodan, penyimpanan dan pengingatan semula. Model yang dibincangkan termasuk teori Gagne, Atkinson-Shiffrin dan model jaringan.
Model pembelajaran yang dijelaskan dalam dokumen tersebut mencakup pengertian, dasar pertimbangan pemilihan, ciri-ciri, jenis-jenis model berdasarkan teori, dan beberapa model desain pembelajaran seperti model PPSI, Glasser, Gerlach dan Ely, serta Kemp. Beberapa model pembelajaran yang dijelaskan lebih lanjut meliputi pembelajaran kontekstual, kooperatif, berbasis masalah, berbasis komputer, dan PAKEM.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep pembelajaran kontekstual dan pelaksanaannya di kelas. Pembelajaran kontekstual menekankan pengalaman langsung siswa, penyelesaian masalah, dan kaitannya dengan dunia nyata. Guru perlu menggunakan berbagai bahan dan strategi pengajaran interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas model-model pembelajaran kooperatif dan langkah-langkah pelaksanaannya, khususnya model STAD (Student Teams Achievement Divisions). Model STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kelompok belajar, tes individu, penilaian berbasis peningkatan individu, dan penghargaan kelompok. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi
Dokumen ini berisi soal selidik tentang kepuasan pengguna terhadap layanan bus umum Mara Liner di Kota Tinggi, Johor. Soal selidik ini terdiri dari beberapa bagian yang menanyakan data demografi responden, tingkat kepuasan terhadap aspek keselamatan, kenyamanan, sopir dan pengelolaan layanan, serta penilaian keseluruhan. Responden diminta memberikan tanggapan dengan menandai skala setuju atau tidak setuju.
1. Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip dasar inovasi dalam praktik pembelajaran dan pemanfaatan aliran psikologi dalam praktek pembelajaran, beserta contoh penerapannya.
2. Prinsip-prinsip dasar inovasi mencakup respons baru, pengaruh lingkungan, penguatan perilaku, transfer respon terbatas, belajar kompleks, status mental, langkah-langkah kecil, penggunaan model, keterampilan dasar, ump
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip dan prosedur pengembangan sistem instruksional. Prinsip-prinsipnya mencakup pemilihan bahan pelajaran, proses belajar mengajar, peran guru dan siswa, serta penggunaan media. Sedangkan prosedurnya meliputi analisis kebutuhan, penentuan tujuan, pengembangan strategi pembelajaran, dan evaluasi.
Model pembelajaran memberikan kerangka konseptual untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dokumen ini membahas model pembelajaran berbasis masalah, discovery learning, dan project based learning dengan menjelaskan karakteristik, sintaks, kelebihan dan kekurangan masing-masing model.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas penerapan metode pembelajaran berdasarkan masalah untuk meningkatkan kompetensi peserta diklat guru mata pelajaran Aqidah Akhlak.
2. Metode ini dimulai dari identifikasi masalah, eksplorasi sumber belajar, diskusi kelompok, hingga konfirmasi hasil dengan guru.
3. Tujuannya agar peserta diklat memperoleh pengetahuan dan k
Dokumen tersebut merangkum model pembelajaran penemuan (discovery learning) yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Metode ini melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan konsep melalui langkah-langkah seperti stimulasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Guru berperan sebagai fasilitator yang memotivasi siswa untuk belajar secara mandiri.
1. Sekapur Sirih
Setinggi-tinggi kesyukuran dipanjatkan ke hadrat Ilahi kerana dengan kekuatan yang
diberikanNya dapat juga kerja kursus ini dilaksanakan berdasarkan tajuk dan spesifikasi
yang dikehendaki. Walaupun terdapat kekangan masa, namun saya bersyukur kerana kerja
kursus ini dapat juga disiapkan dalam masa yang ditetapkan.
Saya mengucapkan setinggi-tinggi penghargaan kepada Puan Maznah binti Saidin
pensyarah kursus EDU 3103 Murid dan Alam Belajar kerana telah memberi bimbingan dan
tunjuk ajar sehingga saya dapat menyiapkan kerja kursus ini dengan sempurna.
Saya juga merakamkan ucapan terima kasih kepada rakan-rakan yang telah memberi
bantuan, teguran dan sokongan bagi melancarkan lagi proses penyediaan tugasan ini.
Begitu juga dengan suami serta anak-anak yang amat memahami tentang tugasan yang
perlu disiapkan . Semoga hasil kerja ini dapat memberi manfaat kepada sesiapa yang
membacanya dan semoga mendapat keberkatan daripada Allah swt.
Disediakan oleh :
Ammriza binti Ahmad
( No K/P : 701025-02-5530 )
BMM 2A
2. Pendahuluan
Pendekatan pembelajaran adalah ilmu yang menyeluruh dan bersepadu sifatnya.
Proses perlaksanaannya memerlukan kelembutan dan kebijaksanaan yang tinggi. Sejak dari
zaman Greek hinggalah ke hari ini, pendekatan pembelajaran sentiasa terus berkembang.
Mengikut pendapat Ahmad Mohd. Salleh dalam bukunya yang bertajuk : Pendidikan Islam :
Falsafah Pedagogi dan Metodologi (1997). Pendekatan pembelajaran bertujuan untuk
memudahkan pelajar menerima dan memahami isi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Dengan adanya pendekatan, guru akan membuat tanggapan asas yang akan dijadikan
prinsip dan amalan di bilik darjah. Pendekatan Pembelajaran adalah satu set andaian yang
saling berkaitan dengan proses pengajaran dan pembelajaran serta mempunyai unsur
aksiomatik. Pendekatan pembelajaran haruslah berlandaskan kepada model prinsip atau
teori pembelajaran ( Sumber: Edward M. Anthony : 1963)
Dalam memilih kaedah dan strategi mengajar seorang guru yang bijak tidak boleh
sama sekali memilih secara rawak. Ini kerana sebarang pendekatan yang digunakan
haruslah pendekatan yang dirancang mengikut pertimbangan perbezaan individu di antara
pelajar-pelajar. Pendekatan yang digunakan haruslah berkemampuan memberi maklum
balas dan inisiatif kepada pelajar untuk menyelesaikan masalah pembelajaran yang
dipelajari. Namun begitu keberkesanan pembelajaran bergantung kepada efektif kaedah
dan pendekatan yang digunakan oleh guru. (Sumber: PortalUniversiti Gunaderma Indonesia)
Walau apapun dapatan yang diperolehi daripada kajian oleh tokoh-tokoh pendidikan
namun daripada hasil pengamatan didapati kaedah pembelajaran secara konvesional yang
selama ini digunakan oleh seorang guru, di dapati bahawa hasil pembelajaran yang
diperoehi belum lagi mencapai tahap yang optimum. Ini kerana pelajar belum diberi
kesempatan secara meluas untuk mengembangkan bakat dan juga kemampuan. pelajar.
3. 2.0 Pendekatan Pembelajaran Induktif dan Deduktif
2.1 Pendekatan Induktif
Model pendekatan ini dirancang dan dibangunkan oleh Hilda Toba dengan tujuan
untuk mendorong para pelajar mencari dan mengorganisasikan maklumat,
kemudiannnya pendekatan induktif telah dikembangkan oleh Ahli Falsafah Perancis
iaitu Bacon. Mengikut pendekatan ini proses pembelajaran bermula dengan
memberikan berbagai contoh, Daripada contoh contoh tersebut pelajar akan dapat
memahami peraturan dan kemudiannya mengambil atau membuat keputusan
Pendekatan induktif melibatkan aktiviti mengumpul dan mentafsir maklumat-
maklumat, kemudian membuat generalisasi atau kesimpulannya. Pada permulaan
pengajaran, guru akan memberikan beberapa contoh yang khusus tetapi mengandungi satu
prinsip yang sama. Berdasarkan pada contoh-contoh yang diberikan, murid dibimbing
memikir, mengkaji, mengenal pasti dan mentafsir maklumat yang terkandung dalam contoh-
contoh khusus itu, kemudian membuat generalisasi atau kesimpulan yang berkenaan.
Kaedah induktif yang berlandaskan pendekatannya, merupakan salah satu kaedah mengajar
yang sesuai digunakan dalam pengajaran berbagai-bagai mata pelajaran, khususnya
Matematik, Sains dan Bahasa. yang bersifat umum.
4. 2.2 Pendekatan Deduktif
Pendekatan pembelajaran ini juga dikenali sebagai pendekatan cerakinan.
Menurut Kamarudin Haji Husin (1988) : pendekatan ini merupakan satu pendekatan
mengajar yang memulakan satu kajian dengan melihat secara menyeluruh aspek
pembelajaran sebelum membuat kesimpulan. Pendekatan ini memerlukan pelajar membuat
satu cerakinan daripada yang umum kepada yang spesifik, Ditakrifkan sebagai sesuatu
pendekatan mengajar yang bermula daripada suatu atau beberapa rumus, prinsip, hukum,
teorem atau peraturan dikuti dengan aplikasinya ke atas contoh-contoh yag dikhususkan.
Pendekatan ini juga digunakan untuk mendapatkan kesimpulan atau generalisasi yang baru
daripada rumus, prinsip, hukum, atau teorem yang diketahui.
Kaedah deduktif berlandaskan pendekatannya merupakan kaedah mengajar yang
kompleks kerana ia memerlukan murid-murid memperolehi kefahaman yang komprehensif
dan pengetahuan yang lengkap serta berupaya memilih rumus, prinsip, hukum, teorem atau
peraturan yang telah dipelajari dengan tepat untuk diaplikasikannya dalam contoh-contoh
yang khusus.
5. 3.0 Perbandingan/Perbezaan Pendekatan Induktif dan Deduktif
3.1 Konsep
Mencuba Generalisasi
Membuat Generalisasi Pendekatan Induktif
Membuat Konsep Binaan/Jumpaan
___________________________________________________________________
Mencuba Generalisasi
Membuat Generalisasi Pendekatan Deduktif
Membuat Konsep Cerakinan
3.1.3 Perbezaan Kedua-dua Pendekatan Dari Segi Konsep
3.1.1 MODEL INDUKTIF
Merancang Aktiviti Pelaksanaan Penilaian
Kenalpasti
Maklumat
Sediakan
Contoh
Membuat KesimpulanMemberikan contoh- ontoh-
kan sepuktifi
yang
hampe))))))))))))
))))))))))))))))
))))))))))))))))
))))))))))))))))
))))))))))))))))
))))))))))))))))
))))Memberikan contoh
3.1.2 MODEL DEDUKTIF
3.1.2 MODEL DEDUKTIF
Merancang Pelaksanaan Penilaian
Kenalpasti
Maklumat
Sediakan
Contoh
Menjelaskan
Definisi/Konsep Atau Generalisasi Ilustrasi/Contoh-contoh
6. Dari segi kerangka konsep kedua-dua model ini mempunyai proses aliran yang
hampir sama. Walau bagaimanapun terdapat perbezaan yang jelas di antara kedua-dua
model. Khususnya pada peringkat perlaksanaan.
INDUKTIF DEDUKTIF
Model induktif menghendaki pelajar
memberikan contoh-contoh sebelum
membuat atau memberi penjelasan
Model deduktif memerlukan pelajar
memberikan definisi konsep atau membuat
generalisasi melalui contoh-contoh atau
ilustrasi barulah pelajar membuat penjelasan
masalah.
3.2 Prinsip
3.2.1 induktif
Sebelum memulakan aktiviti pengajaran dan pembelajaran secara induktif, guru harus
menyediakan contoh-contoh yang sesuai, iaitu yang boleh digunakan oleh murid
membuat generalisasi. Di samping itu, soalan-soalan haruslah disediakan untuk
membimbing murid mendapat kesimpulan yang berkenaan.
Guru tidak harus memberi keterangan atau menghuraikan isi pelajaran yang berkaitan
dengan kesimpulan. Murid-murid harus dibimbing melalui aktiviti soal jawab untuk
mendapat kesimpulan diri sendiri.
Jenis contoh khusus yang diberikan haruslah dipelbagaikan, tetapi mengandungi ciri
yang sama serta mudah untuk membolehkan murid mengenalpasti.
Contoh-contoh khusus yang dipilih haruslah sesuai dan mencukupi.
7. Setelah contoh-contoh khusus yang dikemukakan oleh guru, murid-murid juga digalakkan
memberi contoh-contoh yang serupa.
Alat bantu mengajar harus disediakan untuk membantu murid mendapatkan kesimpulan
yang berkenaan.
Kaedah ini haruslah mengikut urutan yang tepat, iaitu daripada contoh-contoh spesifik
kepada umum.
3.2.2 Deduktif
Pada peringkat permulaan, masalah atau hipotesis harus didedahkan terlebih dahulu.
Murid-murid harus dibimbing mengingat kembali rumus, generalisasi, prinsip, teorem
atau teori agar membolehkan mereka menyelesaikan masalah atau hipotesis yang
telah didedahkan.
Generalisasi, prinsip atau teori yang digunakan untuk menyelesaikan masalah atau
membukti hipotesis haruslah diketahui serta telah difahamkan secara mendalam.
Penggunaan pendekatan deduktif haruslah dilaksanakan mengikut prosedur dengan
tepat. Proses menyelesaikan masalah atau untuk membuktikan hipotesis tidak
terhad kepada menggunakan satu generalisasi, prinsip, rumus, hukum atau teori yang
telah dipelajari.
Guru sendiri tidak perlu menunjukkan cara menyelesaikan masalah atau menghuraikan
cara membukti hipotesis, tetapi membimbing murid melalui aktiviti soal-jawab
sehingga mereka menjalankan aktiviti penyelesaian masalah sendiri.
(Sumber : Blog Sport Priority : Pendekatan Deduktif)
8. 3.2.3 Perbezaan dari segi Prinsip
INDUKTIF DEDUKTIF
Model induktif menghendaki guru
menyediakan soalan-soalan dan contoh-
contoh spesifik kepada kesimpulan umum.
Melibatkan deria murid khasnya lihat,
dengar, hidu dan sentuh.
Model deduktif memerlukan hipotesis atau
masalah didedahkan terlebih dahulu.
Pemilihan generalisasi, prinsip atau teori
haruslah difahami untuk penyelesaian
masalah atau membuktikan hipotesis.
3.3 Ciri
3.3.1 INDUKTIF
i. Penekanan adalah diberikan kepada kemahiran berfikir dan mempunyai
tujuan yang efektif
ii Pendekatan ini bersturuktur rendah
iii Dari segi penggunaan masa kurang berkesan adakalanya terlalu lama dan
adakalanya terlalu singkat
iv Banyak memberi peluang dan juga kesempatan kepada pelajar untuk belajar
secara sendiri
v Proses pembelajaran bermula dengan konvesional dan perbincangan secara
terbuka
vi Penutup pembelajaran dan pelajar mengaplikasikan dapatan.
3.3.2 DEDUKTIF
9. i Berorientasikan kepada pembelajaran masteri
ii Berstruktur tinggi
iii Penggunaan masa yang lebih panjang
iv Lebih efesiensi
v Kurang memberi kesempatan untuk pelajar belajar secara bebas.
vi Proses pembelajaran bermula dengan pelajar menyatakan abstrak membuat
rumusan secara menyeluruh, mengaplikaskan dalam pembelajaran dan seterusnya
berlaku penutupan pembelajaran
(Sumber : Blog Pengajaran Portal Komuniti Universiti Gunaderma Indonesia)
3.3.3 Perbezaan dari segi ciri
Melihat kepada ciri kedua-dua pendekatan ini jelas terdapatnya perbezaan yang amat
ketara. Pendekatan deduktif adalah model pembelajaran yang merupakan imbangan yang
sangat dekat dengan model pendekatan Induktif. Kedua-dua pendekatan di reka untuk
mengajar pelajar membuat generaslisasi dan memahami sesuatu konsep. Tahap kefahaman
pelajar bergantung kepada penglibatan guru secara aktif dalam membimbing pelajar.
Perbezaan terletak kepada urutan proses pembelajaran sesuatu kemahiran, di mana
pelajar lebih berpeluang untuk meningkatkan tahap kefahaman melalui proses berfikir, juga
cara guru memotivasikan pelajar dari semasa ke semasa. Apabila menggunakan
pendekatan deduktif seorang guru harus lebih aktif membimbing pelajarnya. Pembelajaran di
lakukan dengan menggunakan kaedah ceramah, soal jawab dan juga simulasi.
3.4 Aplikasi dalam pengajaran dan pembelajaran di bilik darjah.
10. 3.4.1 Pendekatan Induktif
Dalam pendekatan ini guru akan memberi beberapa contoh yang kesemuanya
mempunyai konsep dan peraturan yang sama. Walau bagaimanapun peraturan konsep tidak
dinyatakan. Murid akan cuba mencarinya melalui contoh-contoh yang diberi. Pendekatan ini
banyak menggunakan teknik penyoalan di mana guru akan cuba mencungkil attribute kritikal
dan bukan kritikal yang merupakan ciri-ciri penting dan tidak penting konsep yang dipelajari.
Melalui latihan sedemikian murid akan mulai faham akan konsep yang sama yang terdapat
dalam semua contoh. Melalui pendekatan ini guru akan menunjukkkan beberapa contoh-
contoh dan bukan contoh konsep yang dipelajari.
3.4.2 Pendekatan Deduktif
Dalam pendekatan ini guru akan memberi generalisasi kepada murid-murid diseertai
dengan beberapa contoh tertentu. Murid dikehendaki memahami generalisasi dan contoh-
contoh tersebut dan kemudian mencari contoh-contoh lain untuk diaplikasikan dalam situasi
lain yang hamper sama. Dalam konteks pengajaran, guru boleh memulakan pelajaran
dengan mengemukakan rumusbeserta dengan contoh-contoh yang sesuai. Kemudian guru
meminta murid memberikan contoh-contoh lain berpandukan rumus tersebut.
3.4.3 Strategi Pengajaran dan Pembelajaran
11. n INDUKTIF
Peringkat Aktiviti Guru Aktiviti Murid
I
Set Induksi
(Pendedahan)
Guru meletakkan kad-kad ayat satu demi
satu pada carta poket.
Amin termakan racun.
Abu terpijak sekeping kaca.
Ali terambil buku Mat.
Kereta terlanggar seekor kerbau.
Murid-murid membaca
ayat-ayat daripada kad-
kad ayat yang ditunjukkan.
II
(Pembentukan
Konsep)
Guru mengemukakan soalan-soalan
tersebut
Adakah Amin hendak makan racun ?
Adakah Abu sengaja pijak kaca ?
Adakah Ali sedar ambil buku Mat ?
Adakah kereta itu sengaja melanggar
seekor kerbau?
Murid-murid menjawab
soalan guru.
Tidak.
Tidak sengaja.
Tidak sedar.
Tidak sengaja.
III
(Pembentukan
Kesimpulan)
Murid-murid telah faham maksud
termakan, terpijak, terambil dan
terlanggar. Apakah maksud ter dalam
perkataan makan, pijak, ambil dan
langgar ?
Bolehkah murid menerangkan maksud
imbuhan ter dalam perkataan-
perkataan perbuatan itu?
Cikgu, ter membawa
maksud tidak sengaja
atau tidak sedar.
Imbuhan ter di sini
membawa maksud
tidak sengaja.
IV
Penutup
(Pembentukan
Pengukuhan)
Guru mempamerkan kad kenyataan
yang menerangkan maksud imbuhan
ter.
Kemudian, guru menyuruh murid
membacanya dan memberi beberapa
contoh ayat yang mengandungi
imbuhan ter.
Murid-murid membawa
kesimpulan dalam kad
kenyataan.
Murid-murid memberi
contoh ayat yang
mengandungi imbuhan
ter.
Sumber : Mok Soon Sang : Psikologi Pendidikan dan Pedagogi
Murid dan Alam Belajar (2010)
3.4.4 Strategi Pengajaran dan Pembelajaran
12. DEDUKTIF
Peringkat Aktiviti Guru Aktiviti Murid
I
Set Induksi
(Pendedahan)
Guru meletakkan kad-kad gambar
(kelawar, burung merpati dan kupu-
kupu) satu demi satu pada carta
poket.
Guru membimbing murid dengan
soalan
i. Mengapakah haiwan-haiwan ini
boleh terbang?
ii. Apakah kesimpulan terhadap
haiwan yang ada sayap?
iii. Adakah semua haiwan yang ada
sayap boleh terbang?
Murid disuruh mengenal
pasti dan menyebut
nama haiwan-haiwan itu.
Murid menjawab :
i. Ia ada sayap.
ii. Haiwan yang ada
sayap boleh
terbang.
iii. Ya / Tidak.
II
Aplikasi
Guru menunjukkan kad-kad gambar
angsa, itik dan burung unta.
Guru kemudian membimbing murid
dengan aktiviti soal jawab hingga
mereka membentuk generalisasi
baru.
Murid disuruh mengenal
pasti dan menyebut
nama haiwan itu.
Murid menjawab soalan
guru sehingga mereka
boleh merumuskan
bahawa : Bukan semua
haiwan yang ada sayap
boleh terbang
III
(Pembentukan
Kesimpulan)
Guru membimbing murid membuat
generalisasi baru melalui aktiviti soal
jawab.
Murid akhirnya boleh
menyebut dan
mnerangkan bahawa
Haiwan yang ada sayap
dan badannya ringan
boleh terbang.
IV
Penutup
(Pengukuhan)
Guru menyuruh murid sebut :
i. 4 jenis haiwan yang boleh terbang.
ii. 4 jenis haiwan yang ada sayap
tetapi tidak boleh terbang.
Guru membimbing murid
menjalankan aktiviti pengukuhan.
Murid memberikan
contoh haiwan bersayap
yang boleh terbang dan
yang tidak boleh
terbang.
Murid merekod dan
melukis haiwan-haiwan
itu dalam buku nota.
3.5 Implikasi Dalam Pengajaran dan Pembelajaran di Bilik Darjah
13. Pendekatan Induktif Pendekatan Deduktif
Dapat meransang kebolehan mental dan
dapat melibatkan pelajar aktif dalam
pengajaran dan pembelajaran
Ia merupakan cara yang mudah bagi guru
untuk menyampaikan isi pelajaran.
Pelajar boleh berdikari dalam usaha
mempelajari dan memahami sesuatu konsep.
Dapat menjimatkan masa dan tenaga
kerana guru tidak perlu membuat banyak
persediaan.
Pelajar dapat belajar bagaimana menghadapi
sesuatu masalah, merancang strategi
penyelesaian sehingga mencapai tahap
membuat keputusan.
Pendekatan ini patut dan sesuai digunakan
oleh sebab secara tradisinya guru patut
memberikan penerangan sebelum
memulakan pengajaran dan pembelajaran.
4.0 Refleksi
Syukur ke hadrat Ilahi kerana saya telah terpilih untuk mengikuti Program
Pensiswazahan Guru anjuran Kementerian Pelajaran Malaysia. Melalui tugasan dan kerja
14. kursus yang diberi oleh pensyarah, saya dapat mengingati semula ilmu pendidikan yang
saya pelajari di maktab perguruan enam belas tahun yang lalu.
Apabila saya membaca secara terperinci dan mengakses internet untuk mendapat
pelbagai maklumat tentang tajuk tugasan iaitu Pendekatan Pembelajaran, saya amat
bersyukur kerana pelbagai pendekatan yang boleh saya gunakan bagi menyampaikan isi
pelajaran kepada murid-murid saya supaya pengajaran dan pembelajaran lebih berkesan.
Daripada pelbagai pendekatan yang dipelajari, saya sememangnya banyak
mengaplikasikan pendekatan deduktif terhadap anak didik saya. Ini adalah kerana anak didik
saya tinggal di daerah Baling dan mempunyai latar belakang yang berbeza taraf pendidikan.
Ini memerlukan saya menyampaikan isi pelajaran dengan cara yang mudah untuk mereka
fahami dengan memberi penerangan terlebih dahulu. Setelah mereka faham, barulah saya
meminta mereka memberi contoh berdasarkan kefahaman dan pengetahuan sedia ada.
Setakat ini murid-murid saya memang memberi respon yang baik dalam
pembelajaran mereka dan objektif pembelajaran memang tercapai. Melalui pendekatan
deduktif ini saya juga dapat menjimatkan masa dalam penyediaan bahan. Oleh itu saya
dapat menumpukan perhatian saya kepada murid-murid yang memerlukan bimbingan
secara individu. Saya harap pengetahuan dan ilmu ini akan kekal dalam ingatan dan saya
akan memperbaiki segala kekurangan, seterusnya ilmu ini akan diaplikasikan sepanjang
kehidupan untuk menjadi seorang guru yang cemerlang dan terbilang.
5.0 BIBLIOGRAFI
Ahmad Mohd. Salleh. (1997). Siri Diploma Perguruan : Pendidikan Islam (Falsafah,
Pedagogi dan Metalogi). Shah Alam : Penerbit Fajar Bakti Sdn. Bhd.
15. Ee Ah Meng. (1997). Siri Diploma Perguruan : Pedagogi II (Pelaksanaan Pengajaran). Shah
Alam : Penerbit Fajar Bakti Sdn. Bhd.
http://community.gunadarma.ac.id/
http://impreschoolteacha.blogspot.com/2008/12/pendekatan-deduktif.html
http://www.slideshare.net/army_gulz87/pendekatan-kaedah-teknik-dan-strategi
Kamarudin Hj. Husin. (1988). Kaedah Pengajaran Kesusasteraan. Shah Alam : Penerbit
Fajar Bakti Sdn. Bhd.
Mok Soon Sang. (1995). Siri Pendidikan Perguruan : Matematik KBSR dan Strategi
Pengajaran. Kuala Lumpur : Kumpulan Budiman Sdn. Bhd.
Mok Soon Sang. (1996). Siri Pendidikan Perguruan : Pedagogi 2 (Pelaksanaan Pengajaran).
Kuala Lumpur : Kumpulan Budiman Sdn. Bhd.
Mok Soon Sang. (2010). Siri Pengajian Profesional : Psikologi Pendidikan dan Pedagogi
(Murid dan Alam Belajar). Selangor : Penerbitan Multimedia Sdn. Bhd.
Tuan Jah Tuan Yusof. (2011). Siri Pengajian Bahasa Melayu : Kaedah Pengajaran Bahasa
Melayu. Selangor : Penerbitan Multimedia Sdn. Bhd.