Dokumen tersebut membahas tentang ekskresi obat dalam tubuh melalui organ-organ seperti ginjal, hati, paru-paru, kulit, ASI dan lainnya. Proses ekskresi meliputi filtrasai glomerulus, sekresi aktif melalui transporter seperti P-gp dan MRP, serta reabsorpsi di ginjal. Ekskresi juga dipengaruhi oleh sifat kimia obat seperti berat molekul, nilai pKa, dan kelarutan.
Obat-obat kolinergik dapat dibedakan menjadi agonis kolinergik yang memacu reseptor kolinergik dan antagonis kolinergik yang menghambat reseptor kolinergik. Agonis kolinergik dapat bekerja secara langsung dengan mengikat reseptor atau secara tidak langsung dengan menghambat enzim asetilkolinesterase. Sedangkan antagonis kolinergik bekerja dengan mengikat reseptor kolinergik tanpa memicu respons sel.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut secara merata dalam pelarut. Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh faktor seperti polaritas, temperatur, dan keberadaan garam lain. Bentuk sediaan larutan umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian.
Biofarmasetika mempelajari hubungan antara sifat fisika kimia obat, bentuk sediaan, dan rute pemberian yang mempengaruhi kecepatan dan derajat absorpsi obat. Faktor-faktor seperti kelarutan, hidrofilisitas, bentuk garam, dan polimorfisme mempengaruhi proses disolusi dan absorpsi obat. Uji biofarmasetika penting untuk memprediksi bioavailabilitas dan memilih formulasi terbaik.
Ekskresi obat melalui ginjal melibatkan tiga proses: filtrasi glomerulus, sekresi tubular aktif, dan reabsorpsi tubular. Parameter klirens berguna untuk mengukur kemampuan tubuh mengeliminasi obat. Faktor seperti usia, pH urin, dan ikatan protein plasma dapat mempengaruhi ekskresi ginjal.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas proses ekskresi obat dalam tubuh melalui organ-organ seperti ginjal, empedu, usus, dan paru-paru.
2. Faktor yang mempengaruhi ekskresi obat antara lain sifat fisikokimia obat, pH urine, kondisi patologi, aliran darah, dan usia.
3. Organ ekskresi terpenting adalah ginjal, di mana ekskresi melalui ginjal
Laporan akhir praktikum sediaan solid parasetamol dengan metode granulasi basah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa farmasi UMM. Granulasi basah digunakan untuk meningkatkan kompaktibilitas dan aliran parasetamol yang buruk dengan menambahkan zat pengikat air untuk membentuk granul."
Glikosida adalah senyawa yang terdiri dari bagian gula (glikon) dan bagian bukan gula (aglikon). Glikosida memegang peranan penting dalam pertumbuhan tanaman dan terlibat dalam sistem regulatori dan pertahanan tubuh. Terdapat banyak senyawa glikosida yang aktif farmakologi sehingga dapat dimanfaatkan dalam terapeutik seperti glikosida jantung, laksatif, analgesik, dan antiinflamasi.
Dokumen tersebut membahas prinsip kerja obat, meliputi aksi obat pada target molekul seperti reseptor, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat di dalam tubuh, serta hubungan antara dosis dan respon terhadap obat.
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 193/kab/B.VII/71)
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Ìý
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
1. Hipnotik dan sedatif adalah golongan obat penenang sistem saraf pusat yang efeknya bergantung pada dosis, dari ringan hingga berat seperti koma dan kematian.
2. Obat-obatan hipnotik sedative mampu mendepresi sistem saraf pusat dan diklasifikasikan menjadi benzodiazepin, barbiturat, dan non-barbiturat non-benzodiazepin seperti propofol.
3. Mekanisme kerja obat-
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian mutu simplisia dan ekstrak tanaman obat. Terdapat beberapa parameter yang dikontrol untuk memastikan mutu simplisia dan ekstrak, seperti identifikasi spesies, parameter makroskopik, mikroskopik, uji kimiawi, dan uji mikrobiologi. Ekstrak juga dikontrol mutunya berdasarkan parameter spesifik seperti kandungan senyawa kimiawi tertentu. Standardisasi dilakukan untuk
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Laporan ini membahas tentang pembuatan gel piroksikam, termasuk tujuan praktikum, dasar teori tentang anatomi dan fisiologi kulit, absorpsi perkutan, definisi gel dan piroksikam, evaluasi produk referensi Feldene Gel, Scandene Gel dan Pirofel Gel, serta pemilihan bahan aktif.
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
Ìý
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
Interaksi obat dan reseptor melibatkan reseptor seluler yang mengikat obat, hormon, atau neurotransmiter untuk memicu sinyal kimia di dalam dan antar sel dan menghasilkan efek. Reseptor dapat mengenali dan mengikat ligan dengan spesifisitas tinggi serta meneruskan sinyal ke dalam sel melalui perubahan permeabilitas membran, pembentukan second messenger, atau mempengaruhi transkripsi gen. Interaksi obat dapat me
Sistem ekskresi manusia terdiri atas ginjal, paru-paru, kulit, dan hati. Ginjal berfungsi sebagai alat ekskresi utama yang menyaring darah dan mengeluarkan zat sisa metabolisme tubuh melalui urin. Paru-paru mengeluarkan karbondioksida dan uap air, sementara kulit dan hati mengeluarkan zat sisa dalam jumlah kecil. Sistem ekskresi bervariasi pada hewan lain seperti ikan, amfibi,
Proses penghasilan air kencing terdiri daripada tiga fasa utama: (1) penapisan glomerular, (2) penyerapan semula selektif, dan (3) rembesan. Pada penapisan, bahan-bahan tertentu ditapis dari darah ke dalam tubul ginjal. Pada penyerapan, bahan-bahan diperlukan diserap semula ke dalam darah. Pada rembesan pula, bahan-bahan tidak diperlukan dan asing dirembeskan keluar d
Glikosida adalah senyawa yang terdiri dari bagian gula (glikon) dan bagian bukan gula (aglikon). Glikosida memegang peranan penting dalam pertumbuhan tanaman dan terlibat dalam sistem regulatori dan pertahanan tubuh. Terdapat banyak senyawa glikosida yang aktif farmakologi sehingga dapat dimanfaatkan dalam terapeutik seperti glikosida jantung, laksatif, analgesik, dan antiinflamasi.
Dokumen tersebut membahas prinsip kerja obat, meliputi aksi obat pada target molekul seperti reseptor, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat di dalam tubuh, serta hubungan antara dosis dan respon terhadap obat.
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 193/kab/B.VII/71)
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Ìý
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
1. Hipnotik dan sedatif adalah golongan obat penenang sistem saraf pusat yang efeknya bergantung pada dosis, dari ringan hingga berat seperti koma dan kematian.
2. Obat-obatan hipnotik sedative mampu mendepresi sistem saraf pusat dan diklasifikasikan menjadi benzodiazepin, barbiturat, dan non-barbiturat non-benzodiazepin seperti propofol.
3. Mekanisme kerja obat-
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian mutu simplisia dan ekstrak tanaman obat. Terdapat beberapa parameter yang dikontrol untuk memastikan mutu simplisia dan ekstrak, seperti identifikasi spesies, parameter makroskopik, mikroskopik, uji kimiawi, dan uji mikrobiologi. Ekstrak juga dikontrol mutunya berdasarkan parameter spesifik seperti kandungan senyawa kimiawi tertentu. Standardisasi dilakukan untuk
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Laporan ini membahas tentang pembuatan gel piroksikam, termasuk tujuan praktikum, dasar teori tentang anatomi dan fisiologi kulit, absorpsi perkutan, definisi gel dan piroksikam, evaluasi produk referensi Feldene Gel, Scandene Gel dan Pirofel Gel, serta pemilihan bahan aktif.
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
Ìý
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
Interaksi obat dan reseptor melibatkan reseptor seluler yang mengikat obat, hormon, atau neurotransmiter untuk memicu sinyal kimia di dalam dan antar sel dan menghasilkan efek. Reseptor dapat mengenali dan mengikat ligan dengan spesifisitas tinggi serta meneruskan sinyal ke dalam sel melalui perubahan permeabilitas membran, pembentukan second messenger, atau mempengaruhi transkripsi gen. Interaksi obat dapat me
Sistem ekskresi manusia terdiri atas ginjal, paru-paru, kulit, dan hati. Ginjal berfungsi sebagai alat ekskresi utama yang menyaring darah dan mengeluarkan zat sisa metabolisme tubuh melalui urin. Paru-paru mengeluarkan karbondioksida dan uap air, sementara kulit dan hati mengeluarkan zat sisa dalam jumlah kecil. Sistem ekskresi bervariasi pada hewan lain seperti ikan, amfibi,
Proses penghasilan air kencing terdiri daripada tiga fasa utama: (1) penapisan glomerular, (2) penyerapan semula selektif, dan (3) rembesan. Pada penapisan, bahan-bahan tertentu ditapis dari darah ke dalam tubul ginjal. Pada penyerapan, bahan-bahan diperlukan diserap semula ke dalam darah. Pada rembesan pula, bahan-bahan tidak diperlukan dan asing dirembeskan keluar d
Dokumen tersebut membahas tentang sistem ekskresi pada manusia, termasuk organ-organ seperti ginjal, kulit, hati, dan paru-paru beserta fungsi dan gangguan yang terkait. Secara ringkas, dibahas proses ekskresi zat sisa metabolisme melalui organ-organ tersebut dan beberapa contoh gangguan seperti batu ginjal, hepatitis, asma, dan pneumonia.
Sistem ekskresi berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme dari tubuh. Organ utama sistem ekskresi mamalia adalah ginjal yang memfiltkan darah dan membentuk urin, serta organ tambahan seperti kulit dan paru-paru. Pada ikan, sistem ekskresi bergantung pada lingkungan air tawar atau air lautnya, di mana ikan laut mengeluarkan air melalui kulit dan insangnya.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem ekskresi pada manusia, termasuk organ-organ seperti ginjal, kulit, hati, dan paru-paru beserta fungsi dan gangguan yang terkait. Sistem ekskresi berperan mengeluarkan zat sisa metabolisme tubuh seperti urea dan karbondioksida. Ginjal berfungsi menyaring darah dan menghasilkan urine, sementara kulit mengeluarkan keringat, hati membersihkan racun, dan paru-paru men
PPT Bab 6 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptxWELLYANAPREISA
Ìý
- Sistem ekskresi tubuh manusia meliputi ginjal, kulit, paru-paru, dan hati yang berperan mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme dan racun dari tubuh
- Ginjal merupakan organ utama sistem ekskresi yang menghasilkan urine melalui proses filtrasai glomerulus, reabsorpsi, dan augmentasi di nefron
- Komposisi urine terdiri atas 95% air dan zat-zat buangan seperti urea, asam urat, dan kreatinin, sed
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia EmasDadang Solihin
Ìý
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan merumuskan kebijakan strategis dalam rangka memperkuat kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia demi kesejahteraan bangsa. Sebagai aset strategis, wilayah angkasa memiliki peran krusial dalam pertahanan, keamanan, ekonomi, serta pembangunan nasional. Dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya aktivitas luar angkasa, Indonesia memerlukan kebijakan komprehensif untuk mengatur, melindungi, dan mengoptimalkan pemanfaatannya. Saat ini, belum ada regulasi spesifik terkait pengelolaan wilayah angkasa, padahal potensinya besar, mulai dari komunikasi satelit, observasi bumi, hingga eksplorasi antariksa.
Komsas: Justeru Impian Di Jaring (Tingkatan 3)ChibiMochi
Ìý
Buku Skrap Kupasan Novel ‘Justeru Impian Di Jaring’ yang lengkap bersertakan contoh yang padat. Reka bentuk isi buku yang menarik mampu menarik minat untuk membaca. Susunan ayat yang teratur dapat menyenangkan ketika mahu mencari nota.
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Kanaidi ken
Ìý
bagi Para Karyawan *PT. Tri Hasta Karya (Cilacap)* yang diselenbggarakan di *Hotel H! Senen - Jakarta*, 24-25 Februari 2025.
-----------
Narasumber/ Pemateri Training: Kanaidi, SE., M.Si., cSAP., CBCM
HP/Wa Kanaidi: 0812 2353 284,
e-mail : kanaidi63@gmail.com
----------------------------------------
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasDadang Solihin
Ìý
Sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yaitu Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan, kajian ini menekankan pentingnya membangun Indonesia yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan di tahun 2045. Dalam konteks itu, optimalisasi angkatan kerja dan pemanfaatan bonus demografi menjadi faktor krusial untuk mencapai visi tersebut.
2. PENGERTIAN DAN TUJUAN EKSKRESI
•Ekskresi merupakan perpindahan obat dari
sirkulasi sistemik menuju ke organ ekskresi.
•Obat mengalami ekskresi bertujuan untuk
mendetoksifikasi obat, karena telah diketahui
bahwa obat dianggap racun/ zat asing oleh
tubuh.
3. PROSES EKSKRESI OBAT DALAM TUBUH
• Organ terpenting untuk ekskresi obat yaitu ginjal (dengan
urin).
• Obat diekskresikan melalui ginjal dalam bentuk utuh
maupun bentuk metabolitnya. Selain ginjal ekskresi obat
juga terjadi melalui empedu ke dalam usus (dengan feses)
dan paru-paru (dengan udara ekspirasi).
4. •Ekskresi obat dan metabolitnya menyebabkan
konsentrasi bahan berkasiat dalam tubuh
menjadi menurun.
•Ekskresi dapat terjadi tergantung pada sifat
fisikokimia seperti bobot molekul, nilai pKa,
kelarutan dan tekanan uap.
5. EKSKRESI MELALUI GINJAL
• Ekskresi melalui ginjal melibatkan tiga proses yaitu
1. Filtrasi glomerulus,
2. Sekresi aktif di tubulus proksimal,
3. Reabsorbsi pasif di sepanjang tubulus.
6. 1. FILTRASI GLOMERULUS
Filtrasi glomerulus menghasilkan ultrafiltrat yaitu
plasma minus protein (semua obat bebas akan
keluar dalam ultrafiltrasi sedangkan yang terikat
protein tetap tinggal dalam darah.
7. 2. SEKRESI AKTIF
• Sekresi aktif dari dalam darah ke lumen tubulus proksimal terjadi
melalui transporter membran P-glikoprotein (P-gp) dan MRP
(multidrug-resistance protein) yang terdapat di membran sel epitel
dengan selektifitas berbeda yaitu MRP untuk anion organik dan
konyugasi (misalnya penisillin, probenesid, glukuronat, sulfat dan
konyugasi glutation), serta P-gp untuk kation organik dan zat netral
(misalnya kuinidin, digoksin). Dengan demikian terjadi kompetisi
antara asam-asam organik maupun antara basa-basa organik untuk
disekresi.
8. 3. REABSORPSI PASIF
• Reabsorbsi pasif terjadi di sepanjang tubulus untuk bentuk
nanion obat yang larut lemak. Oleh karena derajat ionisasi
bergantung pada pH larutan, maka hal ini dimanfaatkan
untuk mempercepat ekskresi ginjal pada keracunan suatu
obat asam atau basa.
9. • Obat asam yang relatif kuat (pKa ≤ 2) dan obat basa yang
relatif kuat (pKa ≥ 12) terionisasi sempurna pada pH ekstrim
urin akibat asidifikasi dan alkalinisasi paksa (4,5-7,5). Obat
asam yang sangat lemah (pKa > 8) dan obat basa yang
sangat lemah (pKa ≤ 6) tidak terionisasi sama sekali pada
semua pH urin. Hanya obat asam dengan pKa antara 3,0
dan 7,5 dan obat basa dengan pKa antara 6,0 dan 12
yang dapat dipengaruhi oleh pH urin.
10. • Ekskresi melalui ginjal akan berkurang jika terdapat
gangguan fungsi ginjal.
• Lain halnya dengan pengurangan fungsi hati yang tidak
dapat dihitung, pengurangan fungsi ginjal dapat dihitung
berdasarkan pengurangan klirens kreatinin. Dengan
demikian, pengurangan dosis obat pada gangguan fungsi
ginjal dapat dihitung.
11. EKSKRESI MELALUI EMPEDU
• Ekskresi obat yang kedua penting adalah melalui empedu
ke dalam usus dan keluar bersama feses.
• Transporter membran P-gp dan MRP terdapat di membran
kanalikulus sel hati dan mensekresi aktif obat-obat dan
metabolit ke dalam empedu dengan selektivitas berbeda,
yakni MRP untuk anion organik dan konyugat (glukuronat
dan konyugat lain), dan P-gp untuk kation organik, steroid,
kolesterol dan garam empedu.
12. LANJUTAN.....
• P-gp dan MRP juga terdapat di membran sel usus, maka
sekresi langsung obat dan metabolit dari darah ke lumen
usus juga terjadi.
• Obat dan metabolit yang larut lemak dapat direabsorpsi
kembali ke dalam tubuh dari lumen usus.
• Metabolit dalam bentuk glukuronat dapat dipecah dulu
oleh enzim glukuronidase yang dihasilkan oleh flora usus
menjadi bentuk obat awalnya (parent compound) yang
mudah diabsorpsi kembali.
13. LANJUTAN.....
• Akan tetapi, bentuk konyugat juga dapat langsung
diabsorpsi melalui transporter membran OATP di dinding
usus, dan baru dipecah dalam darah enzim esterase.
• Siklus enterohepatik ini dapat memperpanjang efek obat,
misalnya estrogen dalam kontraseptif oral
14. EKSKRESI MELALUI PARU-PARU
• Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi
kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak
dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi
untuk mengeluarkan KARBONDIOKSIDA (CO2) dan UAP AIR
(H2O).
• Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas
oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan
oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida
sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke
paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air
dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung
15. EKSKRESI MELALUI KULIT
Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena
berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan
langsung dengan lingkungan sekitar.
Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:
- mengeluarkan keringat
- pelindung tubuh
- menyimpan kelebihan lemak
- mengatur suhu tubuh, dan
- tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan
bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet
16. PROSES PEMBENTUKAN KERINGAT
• Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di
lingkungan kita tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit
akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang
mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar
keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka
terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh
kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar
melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar
keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh,
sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh
tetap normal.
17. • Ekskresi dalam ASI, saliva, keringat, dan air mata secara
kuantitatif tidak penting.
• Ekskresi ini bergantung terutama pada difusi pasif dari
bentuk nonion yang larut lemak melalui sel epitel kelenjar,
dan pada PH.
• Ekskresi dalam ASI meskipun sedikit, penting artinya karena
dapat menimbulkan efek samping pada bayi yang
menyusui pada ibunya
18. • ASI lebih asam daripada plasma, maka lebih banyak obat-
obat basa dan lebih sedikit obat-obat asam terdapat pada
ASI daripada dalam plasma.
• Ekskresi dalam saliva : kadar obat dalam saliva
samadengan kadar obat bebas dalam plasma, maka
saliva dapat digunakan untuk mengukur kadar obat jika
sukar untuk memperoleh darah.
• Ekskresi ke rambut dan kulit : mempunyai kepentingan
forensik.