Dokumen tersebut membahas tentang farmakokinetik nonlinier yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenuhnya sistem enzim dan pembawa, serta adanya perubahan patologis dalam proses absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa contoh perhitungan waktu eliminasi obat dengan menggunakan persamaan Michaelis-Menten dan kapasitas terbatas.
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria uji ekuivalensi untuk produk obat generik. Terdapat tiga jenis uji ekuivalensi yaitu uji invivo, uji in vitro, dan produk-produk yang tidak memerlukan uji ekuivalensi. Dokumen ini juga menjelaskan metode penilaian bioavailabilitas absolut dan relatif serta rancangan studi uji bioekivalensi seperti jumlah dan kriteria subyek, prosedur klinis, serta pertimb
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi formulasi sediaan steril. Secara singkat, dibahas mengenai definisi steril dan sterilisasi untuk membuat suatu bahan atau sediaan bebas dari mikroorganisme. Jenis-jenis sediaan steril dan eksipien yang digunakan dalam pembuatan sediaan steril pun dibahas secara ringkas.
Dokumen tersebut membahas manfaat konseling sebagai bentuk komunikasi dalam praktek farmasi untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat. Dua penelitian menunjukkan bahwa konseling obat berpengaruh positif terhadap pengetahuan, sikap, dan kepatuhan pasien diabetes dan tuberkulosis serta menurunkan kadar glukosa darah pasien diabetes. Konseling obat perlu diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien melalui
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
油
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis sediaan obat luar yang umum, yaitu salep, krim, pasta, dan jelly. Jenis-jenis tersebut memiliki komposisi dan sifat yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan penggunaannya sebagai obat luar.
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaUlfah Hanum
油
Peraturan ini mengatur tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Peraturan ini mengatur tata cara peredaran melalui penyaluran dan penyerahan, serta persyaratan izin untuk produksi, impor, dan penyaluran narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi.
Dokumen tersebut membahas penggolongan obat menurut pemerintah Indonesia yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika serta penjelasan mengenai masing-masing golongan tersebut."
Ny Rusni dirawat di rumah sakit karena DM, hipertensi, dislipidemia, dan asidosis metabolik. Terapi yang dianjurkan adalah insulin, ACE inhibitor, statin, dan natrium bikarbonat untuk mengendalikan kondisinya.
Laporan akhir praktikum sediaan solid parasetamol dengan metode granulasi basah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa farmasi UMM. Granulasi basah digunakan untuk meningkatkan kompaktibilitas dan aliran parasetamol yang buruk dengan menambahkan zat pengikat air untuk membentuk granul."
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan ilmu farmakologi, mulai dari penggunaan tanaman obat pada zaman kuno, penemuan bahan aktif alami, pengembangan ilmu kedokteran dan farmasi pada abad ke-17 hingga modern, serta perjalanan pendidikan farmasi.
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan dosis obat untuk mencapai kadar dalam rentang terapeutik. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa (1) tujuan penetapan dosis adalah mencapai kadar dalam rentang terapeutik, (2) asumsi farmakokinetik diperlukan bila informasi terbatas, dan (3) pemberian obat jangka panjang harus menjaga kadar steady state dalam rentang tersebut.
Biofarmasetika mempelajari hubungan antara sifat fisika kimia obat, bentuk sediaan, dan rute pemberian yang mempengaruhi kecepatan dan derajat absorpsi obat. Faktor-faktor seperti kelarutan, hidrofilisitas, bentuk garam, dan polimorfisme mempengaruhi proses disolusi dan absorpsi obat. Uji biofarmasetika penting untuk memprediksi bioavailabilitas dan memilih formulasi terbaik.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Dokumen tersebut membahas pengaruh cara pemberian obat terhadap absorbsi dan efek sedatif obat. Secara umum dibahas tentang latar belakang, tujuan percobaan, dasar teori mengenai rute pemberian obat, alat dan bahan yang digunakan, serta cara kerja dan perhitungan dosis obat dalam percobaan menggunakan hewan coba tikus."
Dokumen tersebut membahas tentang epilepsi, gangguan saraf yang ditandai dengan serangan tiba-tiba dan berkala disertai perubahan kesadaran. Juga dijelaskan berbagai jenis epilepsi seperti grand mal, petit mal, dan spasme infantil serta penyebab dan mekanisme terjadinya epilepsi. Selanjutnya dibahas pula beberapa obat antiepilepsi seperti fenitoin, fenobarbital, dan karbamazepin beserta mekanisme kerja dan e
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.W HIPEREM...Warnet Raha
油
Manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kelurahan Dana Kecamatan Watopute Kabupaten Muna mulai tanggal 10 s.d 15 Mei 2015. Studi kasus ini menggunakan metode studi kasus, dokumentasi, dan diskusi untuk melaksanakan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II. Hasil evaluasi setelah 5 hari perawatan
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
油
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis sediaan obat luar yang umum, yaitu salep, krim, pasta, dan jelly. Jenis-jenis tersebut memiliki komposisi dan sifat yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan penggunaannya sebagai obat luar.
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaUlfah Hanum
油
Peraturan ini mengatur tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Peraturan ini mengatur tata cara peredaran melalui penyaluran dan penyerahan, serta persyaratan izin untuk produksi, impor, dan penyaluran narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi.
Dokumen tersebut membahas penggolongan obat menurut pemerintah Indonesia yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika serta penjelasan mengenai masing-masing golongan tersebut."
Ny Rusni dirawat di rumah sakit karena DM, hipertensi, dislipidemia, dan asidosis metabolik. Terapi yang dianjurkan adalah insulin, ACE inhibitor, statin, dan natrium bikarbonat untuk mengendalikan kondisinya.
Laporan akhir praktikum sediaan solid parasetamol dengan metode granulasi basah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa farmasi UMM. Granulasi basah digunakan untuk meningkatkan kompaktibilitas dan aliran parasetamol yang buruk dengan menambahkan zat pengikat air untuk membentuk granul."
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan ilmu farmakologi, mulai dari penggunaan tanaman obat pada zaman kuno, penemuan bahan aktif alami, pengembangan ilmu kedokteran dan farmasi pada abad ke-17 hingga modern, serta perjalanan pendidikan farmasi.
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan dosis obat untuk mencapai kadar dalam rentang terapeutik. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa (1) tujuan penetapan dosis adalah mencapai kadar dalam rentang terapeutik, (2) asumsi farmakokinetik diperlukan bila informasi terbatas, dan (3) pemberian obat jangka panjang harus menjaga kadar steady state dalam rentang tersebut.
Biofarmasetika mempelajari hubungan antara sifat fisika kimia obat, bentuk sediaan, dan rute pemberian yang mempengaruhi kecepatan dan derajat absorpsi obat. Faktor-faktor seperti kelarutan, hidrofilisitas, bentuk garam, dan polimorfisme mempengaruhi proses disolusi dan absorpsi obat. Uji biofarmasetika penting untuk memprediksi bioavailabilitas dan memilih formulasi terbaik.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Dokumen tersebut membahas pengaruh cara pemberian obat terhadap absorbsi dan efek sedatif obat. Secara umum dibahas tentang latar belakang, tujuan percobaan, dasar teori mengenai rute pemberian obat, alat dan bahan yang digunakan, serta cara kerja dan perhitungan dosis obat dalam percobaan menggunakan hewan coba tikus."
Dokumen tersebut membahas tentang epilepsi, gangguan saraf yang ditandai dengan serangan tiba-tiba dan berkala disertai perubahan kesadaran. Juga dijelaskan berbagai jenis epilepsi seperti grand mal, petit mal, dan spasme infantil serta penyebab dan mekanisme terjadinya epilepsi. Selanjutnya dibahas pula beberapa obat antiepilepsi seperti fenitoin, fenobarbital, dan karbamazepin beserta mekanisme kerja dan e
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.W HIPEREM...Warnet Raha
油
Manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kelurahan Dana Kecamatan Watopute Kabupaten Muna mulai tanggal 10 s.d 15 Mei 2015. Studi kasus ini menggunakan metode studi kasus, dokumentasi, dan diskusi untuk melaksanakan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II. Hasil evaluasi setelah 5 hari perawatan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang farmakologi pada pasien gagal jantung, termasuk pengertian, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan terapi farmakologi gagal jantung.
2. Terapi farmakologi gagal jantung meliputi vasodilator, diuretik, dan obat-obat inotropik seperti digitalis dan agonis 硫-adrenergic.
3. Tujuan terapi gagal jantung
1. Anestesi lokal adalah obat yang memblokir saraf sensorik dan motorik secara sementara untuk menghasilkan analgesia pada bagian tubuh tertentu.
2. Terdapat dua golongan utama anestesi lokal yaitu golongan ester dan golongan amida, masing-masing memiliki karakteristik farmakokinetik dan keamanan yang berbeda.
3. Lidocaine adalah obat anestesi lokal golongan amida pertama yang digunakan secara klin
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. S DENGAN...Warnet Raha
油
Manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. "S" dengan preeklampsia berat di Desa Kontunaga, Kabupaten Muna dibahas dalam 3 kalimat. Preeklampsia merupakan penyebab kematian ibu kedua terbesar di dunia. Studi kasus ini bertujuan mendeskripsikan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil tersebut. Metode yang digunakan adalah studi kasus, studi dokumentasi,
Makalah ini membahas tentang manajemen 7 langkah kala 1 yang meliputi pengumpulan data, interpretasi data, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi, dan kesimpulan serta saran.
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
油
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
油
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
5. IDENTIFIKASI GOLONGAN FENITOIN
Dilantin : Fenitoin Natrium 100mg
(ISO vol46 88)
Rumus struktur:
(natrium 5,5-difenilimidazolidina-2,4-dion)
Rumus kimia : C15H11N2NaO2
BM : 274,25
FENI TOI NNATRI UM
6. Fenitoin natrium mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih
dari 100,5% C15H11N2NaO2, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan
Pemerian : serbuk putih, tidak berbau, agak higroskopis, secara
bertahap menyerap karbon dioksida dari udara.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, larutan
biasanya agak keruh karena terhidrolisa sebagian dan
menyerap CO2, larut dalam etanol, praktis tidak larut
dlm eter dan kloroform
MONOGRAFI FENI TOI NNATRI UM
IDENTIFIKASI GOLONGAN FENITOIN
8. Analisis Kualitatif I (Reaksi Zwikker)
10 mg zat
(di plat tetes)
Pereaksi Zwikker I :
Kobal(II) nitrat
1%dalam metanol
Pereaksi Zwikker II :
Piridin 10% dalam
metanol
+ 10 tetes
Warna Ungu (+)
IDENTIFIKASI GOLONGAN FENITOIN
9. Analisis Kualitatif (Reaksi Marquis)
5 mg zat
+ 2 tetes
Formaldehida
+ 1 mL H2SO4 (p)
Dipanaskan
Warna coklat
jingga,
Berfluorosensi
coklat merah
PEREAKSI MARQUIS
Formaldehida + Asam sulfat pekat
IDENTIFIKASI GOLONGAN FENITOIN
10. Analisis Kuantitatif (Titrasi)
500 mg sampel
(didalam
Erlemneyer)
+ 50 mL
dimetilforfamida (p)
3 tetes lar.jenuh
azoviolet P dlm
metanol P
Dititrasi dengan
Natrium Metoksida
0,1N LV
TAT Warna BIru
IDENTIFIKASI GOLONGAN FENITOIN
13. Monografi Fenobarbital
Fenobarbital mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C12H12N2O3 , dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih tidak berbau,
rasa agak pahit
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut
dalam etanol 95% P, dalam eter
P, dalam larutan alkali
hidroksida dan dalam larutan
alkali karbonat.
IDENTIFIKASI GOLONGAN
FENOBARBITAL
15. Analisis Kuantitatif Fenobarbital (Titrasi Potensiometrik)
500 mg sampel
(didalam
Erlemneyer)
+ 40mL etanol
95% P netral
20 mL air
Dititrasi dengan
Natrium Hidroksida
0,1N LV
Ditetapkan secara
potensiometri
1 mL NaOH 0,1 N setara dengan
23,22mg C12H22N2O3
IDENTIFIKASI GOLONGAN
FENOBARBITAL
16. Analisis Kuantitatif Fenobarbital (Spektrofotometri)
Spektrofotometri UV
dalam metanol, A 30, 了 258nm
Sampel : Fenobarbital tablet
Blanko : Metanol
Pembanding : Fenobarbital
IDENTIFIKASI GOLONGAN
FENOBARBITAL
17. Karbamazepin
Tegretol :Karbamazepin 200 mg
Rumus struktur:
( 5H-dibenz(b,f)-azepina-5-karboksamida)
Rumus kimia : C15H12N2O
BM : 236,26
IDENTIFIKASI GOLONGAN
KARBAMAZEPIN
18. Monografi Karbamazepin
Karbamazepin mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
tidak lebih dari 103,0% C15H12N2O
Pemerian : serbuk hablur putih, atau putoh
kekuningan, tidak berbau, tidak berasa atau sedikit pahit
Tablet karbamazepina mengandung karbamazepin
C15H12N2O, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih
dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air dan
dalam eter P, larut dalam 10
bagian etanol (95%) P, dan
dalam 10 bagian kloroform P.
IDENTIFIKASI GOLONGAN
KARBAMAZEPIN
20. Analisis Kualitatif
Panaskan 100 mg dengan 2 ml asam
nitrat P diatas tangas air selama 3
menit; terjadi warna merah jingga.
IDENTIFIKASI GOLONGAN
KARBAMAZEPIN
21. 4/24/2014
Analisis Kuantitatif dengan Spektrofotometri
IDENTIFIKASI GOLONGAN
KARBAMAZEPIN
100 mg sampel
+ Etanol (95%) P
ad 100 mL
10 mL
ad Etanol (95%)
100 mL
Ukur Serapan Pada :
A 490
了 285 nm