Memahami struktur kimia dasar
anestetik lokal
Memahami mekanisme kerja anestetik
lokal
Memahami pengaruh sifat kimia
anestetik lokal dan aplikasi klinisnya
Memahami toksisitas anestetik lokal
dan cara mengatasinya
Dokumen tersebut membahas tentang anestesi umum dan lokal. Anestesi lokal diberikan secara lokal untuk menghambat hantaran impuls saraf dengan kadar obat yang cukup. Ada dua golongan anestesi lokal yaitu golongan ester dan golongan amida. Anestesi lokal bekerja dengan cara memblok konduksi aksi potensial saraf. Beberapa contoh anestesi lokal adalah lidokain, bupivakain, prokain
Agonis adrenergik adalah obat yang bekerja langsung pada reseptor adrenergik untuk mengaktifkannya. Ada dua kelompok utama, yaitu katekolamin yang potensi kuat namun cepat inaktif, dan nonkatekolamin yang lebih lama paruhnya dan mampu masuk SSP. Epinefrin dan norepinefrin adalah katekolamin endogen yang bekerja langsung pada reseptor, sementara isoproterenol bekerja pada resept
Hipertiroidisme adalah kelebihan produksi hormon tiroid yang menyebabkan metabolisme tubuh menjadi terlalu cepat. Gejala klinisnya antara lain takikardi, kelelahan, berat badan turun, dan mata melotot. Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium seperti kadar hormon tiroid yang tinggi beserta tekanan TSH yang rendah. Pengobatan utamanya adalah dengan obat anti tiroid seperti propiltiourasil atau metimazol
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang definisi nyeri, klasifikasi nyeri berdasarkan patofisiologi, dan prinsip-prinsip dasar dalam pengelolaan nyeri seperti penilaian nyeri, pemilihan obat analgetik sesuai dengan tingkat keparahan nyeri, serta pertimbangan dalam pemberian obat analgesik.
Dokumen tersebut membahas anatomi, fisiologi, dan pengaturan kerja jantung. Secara ringkas, jantung berfungsi sebagai pompa darah yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Kerja jantung dipengaruhi oleh faktor intrinsik seperti panjang otot dan faktor ekstrinsik seperti sistem saraf otonom dan hormon.
1. Hipnotik dan sedatif adalah golongan obat penenang sistem saraf pusat yang efeknya bergantung pada dosis, dari ringan hingga berat seperti koma dan kematian.
2. Obat-obatan hipnotik sedative mampu mendepresi sistem saraf pusat dan diklasifikasikan menjadi benzodiazepin, barbiturat, dan non-barbiturat non-benzodiazepin seperti propofol.
3. Mekanisme kerja obat-
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berat sejak 1 minggu yang memberat sejak 3 jam terakhir. Keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri, ke rahang disertai keringat dingin. Riwayat perokok aktif sejak 30 tahun lalu menghabiskan 2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, BMI 30 kg/m2 dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik). Tekanan darah arterial 200/100 mmHg. Bunyi jantung normal, fisis jantung ditemukan kardiomegali. Pada EKG didapatkan gambaran elevasi segemen ST di II, III, aVF disertai gambaran LVH. Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 180 mg/dl, HDL 28 mg/dl, HbA1C 11%, SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr%
1. Anestesi lokal adalah obat yang memblokir saraf sensorik dan motorik secara sementara untuk menghasilkan analgesia pada bagian tubuh tertentu.
2. Terdapat dua golongan utama anestesi lokal yaitu golongan ester dan golongan amida, masing-masing memiliki karakteristik farmakokinetik dan keamanan yang berbeda.
3. Lidocaine adalah obat anestesi lokal golongan amida pertama yang digunakan secara klin
1. Terdapat perubahan fisiologi, farmakokinetik, dan farmakodinamik pada lansia yang mempengaruhi penggunaan obat. Perubahan ini terjadi karena proses penuaan.
2. Perubahan farmakokinetik meliputi penurunan absorpsi, distribusi, dan metabolisme obat di tubuh. Perubahan farmakodinamik menyebabkan ketergantungan obat meningkat.
3. Penggunaan obat pada lansia perlu memperhatikan perubahan fisiolog
Osteoartritis (OA) adalah gangguan yang ditandai dengan kerusakan sendi yang progresif dimana semua struktur sendi telah mengalami perubahan patologis. (Fauci, 2009)
Osteoarthritis merupakan kelainan sendi noninflamasi yang mengenai sendi-sendi penumpu berat badan dengan gambaran patologis yang berupa memburuknya tulang rawan sendi (Dharmawirya, 2000).
Gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
Dokumen tersebut membahas tentang deteksi dini penyalahgunaan zat adiktif. Dokumen ini menjelaskan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap adiksi, jenis-jenis zat adiktif seperti narkotika, psikotropika, dan zat aditif serta efek jangka pendek dan panjang dari penggunaan zat-zat tersebut."
Dokumen tersebut membahas anatomi, fisiologi, dan pengaturan kerja jantung. Secara ringkas, jantung berfungsi sebagai pompa darah yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Kerja jantung dipengaruhi oleh faktor intrinsik seperti panjang otot dan faktor ekstrinsik seperti sistem saraf otonom dan hormon.
1. Hipnotik dan sedatif adalah golongan obat penenang sistem saraf pusat yang efeknya bergantung pada dosis, dari ringan hingga berat seperti koma dan kematian.
2. Obat-obatan hipnotik sedative mampu mendepresi sistem saraf pusat dan diklasifikasikan menjadi benzodiazepin, barbiturat, dan non-barbiturat non-benzodiazepin seperti propofol.
3. Mekanisme kerja obat-
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berat sejak 1 minggu yang memberat sejak 3 jam terakhir. Keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri, ke rahang disertai keringat dingin. Riwayat perokok aktif sejak 30 tahun lalu menghabiskan 2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, BMI 30 kg/m2 dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik). Tekanan darah arterial 200/100 mmHg. Bunyi jantung normal, fisis jantung ditemukan kardiomegali. Pada EKG didapatkan gambaran elevasi segemen ST di II, III, aVF disertai gambaran LVH. Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 180 mg/dl, HDL 28 mg/dl, HbA1C 11%, SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr%
1. Anestesi lokal adalah obat yang memblokir saraf sensorik dan motorik secara sementara untuk menghasilkan analgesia pada bagian tubuh tertentu.
2. Terdapat dua golongan utama anestesi lokal yaitu golongan ester dan golongan amida, masing-masing memiliki karakteristik farmakokinetik dan keamanan yang berbeda.
3. Lidocaine adalah obat anestesi lokal golongan amida pertama yang digunakan secara klin
1. Terdapat perubahan fisiologi, farmakokinetik, dan farmakodinamik pada lansia yang mempengaruhi penggunaan obat. Perubahan ini terjadi karena proses penuaan.
2. Perubahan farmakokinetik meliputi penurunan absorpsi, distribusi, dan metabolisme obat di tubuh. Perubahan farmakodinamik menyebabkan ketergantungan obat meningkat.
3. Penggunaan obat pada lansia perlu memperhatikan perubahan fisiolog
Osteoartritis (OA) adalah gangguan yang ditandai dengan kerusakan sendi yang progresif dimana semua struktur sendi telah mengalami perubahan patologis. (Fauci, 2009)
Osteoarthritis merupakan kelainan sendi noninflamasi yang mengenai sendi-sendi penumpu berat badan dengan gambaran patologis yang berupa memburuknya tulang rawan sendi (Dharmawirya, 2000).
Gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
Dokumen tersebut membahas tentang deteksi dini penyalahgunaan zat adiktif. Dokumen ini menjelaskan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap adiksi, jenis-jenis zat adiktif seperti narkotika, psikotropika, dan zat aditif serta efek jangka pendek dan panjang dari penggunaan zat-zat tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan gejala sisa neurologis pada bayi yang mengalami asfiksia. Secara garis besar dibahas mengenai patofisiologi kerusakan otak akibat asfiksia, faktor-faktor yang mempengaruhi aliran darah otak, strategi neuroproteksi seperti resusitasi cepat dan pemberian agen neuroprotektif, serta hipotermia sebagai salah satu intervensi yang menjanjikan untuk mencegah kerusak
Tatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis 2023.pptxliasaint
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas berbagai gejala dan penatalaksanaannya pada kasus-kasus paliatif, seperti sesak napas, batuk, mual muntah, gangguan pencernaan, stomatitis, dan sindrom anoreksia-kaheksia. Penatalaksanaannya meliputi penanganan medikamentosa dan non-medikamentosa.
1. Dokumen tersebut membahas tentang penggolongan obat ke dalam tiga kelompok utama yaitu obat sistem saraf pusat, obat sistem saraf otonom, dan antibiotika.
2. Obat sistem saraf pusat dibagi menjadi dua golongan yakni perangsang dan penekan, contohnya amfetamin, metilfenidat, kafein sebagai perangsang dan anestesi, hipnotik, sedatif sebagai penekan.
3. Jenis antibiot
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...pjj_kemenkes
油
1. Dokumen tersebut membahas tentang penggolongan obat-obat yang bekerja pada sistem saraf pusat dan otonom serta antibiotika.
2. Obat-obat tersebut dikelompokkan menjadi penstimulasi atau penghambatan sistem saraf pusat, analgesik-antipiretik, antiepilepsi, psikofarmaka, obat sistem saraf otonom, dan antibiotika.
3. Jenis obat yang dijelaskan meliputi amfetamin, metilfenidat
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem sarafnataliaayp
油
1. Dokumen tersebut membahas pengelompokan obat-obat sistem pencernaan dan sistem saraf berdasarkan cara kerja dan contohnya.
2. Juga dijelaskan mekanisme kerja, indikasi, efek samping dari beberapa jenis obat anestetik, hipnotik, sedative, dan psikofarmaka.
3. Informasi penting lainnya adalah persyaratan obat anestetik lokal dan obat hipnotik serta sedative.
Obat psikoterapetik digunakan untuk mengobati gangguan psikotik, persepsi, dan perilaku dengan membantu pasien dapat berfungsi di masyarakat. Jenis penyakitnya meliputi skizofrenia, gangguan bipolar, narkolepsi, dan ADHD. Obat antipsikotik seperti haloperidol dan olanzapine bekerja dengan mengatur aktivitas dopamine di otak. Lithium digunakan untuk mengobati mania pada gangguan bipolar.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa topik kesehatan seperti Parkinson, demensia, vertigo, dan stroke. Secara ringkas, dokumen menjelaskan gejala, patofisiologi, klasifikasi, diagnosis, dan penatalaksanaan untuk setiap kondisi tersebut.
HISTORY OF 3-STEP LADDER WHO
1980 WHO establishes Cancer Control Programme
Cancer prevention
Early diagnosis with curative treatment
Pain relief and palliative care
1986 Cancer Pain Relief published by WHO
Step Ladder WHO
Updated on 1996
Worldwide acceptance protocol
Today, worldwide consensus favouring its used for management of all pain associated with serious illness
INADEQUATE PAIN TREATMENT STILL A FACT IN INDONESIA HEALTH SERVICES
PAIN AS A COMPLEX PROBLEM NEED MULTIDISCIPLINARY APPROACH FOR BETTER RESULT BASED INDIVIDUALLY PATIENT NEEDED
THERE IS A BIG ROLE OF PHYSICIAN AND HOSPITAL FOR BETTER PAIN MANAGEMENT
CHANGE PARADIGM TO MULTIDISCIPLINARY PAIN TREATMENT IS AN OBLIGATE FOR ALL PHYSICIAN
Pain is a common yet complex biopsychosocial phenomenon that affects every aspect of a patients life
Optimal management often requires good assessment, formulation of the problem in the patient, and combining pharmacological and non-pharmacological (psychological and social) interventions
This document discusses palliative care, including its definition, aims, models, barriers to development, and challenges in Indonesia. Some key points include:
- Palliative care aims to relieve suffering and improve quality of life for patients with life-limiting illnesses through pain and symptom management as well as psychological, social, and spiritual support.
- Barriers to palliative care development include lack of funding, opioid availability issues, public and government awareness, and education/training programs.
- Palliative care in Indonesia is developing but still faces challenges related to policy, education, attitudes, and social conditions. It is primarily available in major cities near cancer treatment centers.
- Effective palliative care requires an inter
Pain is the production (out put ) of the brain.
Pain is invisible disease, we cant see it like other disease, such as struma, fracture or blind.
What you have to do is to believe what ever the patient says.
Pain is what ever the patient says it is
Pain is invisible diseases, but is real for patient.
NUTRITIONAL THERAPY IN CRITICAL ILL PATIENTS
However, significant barriers can impede the enteral administration of nutrients, including gastroduodenal dysfunction reflected by high gastric residual volumes, and diarrhoea and constipation.
Possible solutions are suggested. In case of contraindication or failure of enteral nutrition, parenteral nutrition is indicated -----as a replacement or a supplement to failing enteral feeding.
The perfect timing of supplemental parenteral nutrition (early or late) remains uncertain, and parenteral nutrition should be carefully monitored
Solution of inadequate postoperative pain relief lies in developing Acute Pain Service.
APS has been shown to reduced morbidity and
mortality, increased out put and out come of
postoperative pain patients
Increased stisfaction of the patients
Shorten LOS in ICU and Hopital low cost
Nyeri adalah penggabungan perasaan sensorik dan emosional yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Nyeri memiliki dua dimensi yg jelas, dimensi inderawi dan emosional
Peran dimensi emosional lebih dominan dibanding inderawi utamanya pada nyeri kronik.
History taking
Adequate time
Listen carefully
Empathetic
Trust building
Do not intervere
Pschosocioeconomic & spiritual codition
- quantity: VAS
- quality: nociceptive
- mode of onset and location
- duration & chronicity
- provocating & relieving factors
- special character
- timing of pain
- relation with posture
- associated complaints
1. The document discusses different types of pain including acute pain, neuropathic pain, and chronic pain.
2. It defines acute pain as a normal physiological response to tissue damage, such as from surgery, trauma, or acute illness. Chronic pain persists beyond normal tissue healing time.
3. Neuropathic pain is initiated or caused by primary lesions or dysfunction in the nervous system and can involve both peripheral and central nervous system pathways.
Clossing
By 3 step ladder WHO cancer pain management, 90 % of cancer pain can be relief.
Since cancer patients cannot be cured, our main task is to let them die free of pain with Iman
Ideal pain clinic
Promoting multidisciplinary team approach
Coordinating all specialist effort
Measuring the outcome of treatment offered
Promoting palliative model rather than curative models of pain treatments
Identifying complications of IPM and promoting safe and base-evidence intervention
PiCCO tidak hanya memberikan informasi tentang curah jantung (CO) tapi bisa memberi pengukuran untuk menilai preload, kontraktilitas, afterload, dan air paru ekstravaskular (ELWI)
1. Dokumen membahas tentang kasus seorang wanita berusia 27 tahun dengan hipertensi paru sedang dan kehamilan 26-27 minggu yang dirawat di ICU karena sesak napas dan gagal napas.
2. Pasien menjalani terminasi kehamilan melalui sesar caesar dan dilakukan ventilasi mekanik. Kondisi pasien membaik dan dapat dilepas dari ventilator.
3. Pasien kemudian dipantau dan dirawat hingga kondisinya stabil dan dapat pul
Role of the thalamus in propofol-induced unconsciousness relates primarily to the functional connections of nonspecific nuclei to the cortex (i.e., mediating multimodal integration of information)
The Anesthetized Brain is less Vulnerable to ischemic injury than the awake brain.
EEG changes suggestive of severe ischemia are present.
Basic Methode Brain Protection are Corner Stone
CPP, CBF, CBV maintained in Normal Range, MAP may increased up to 10 20 %.
Anesthetics Drugs may have Brain Protectection effect.
Volatile anesthetics do provide some Transient Protection (< 1,5 MAC)
Barbiturates, although long considered to be the gold standard.
Hypothermic methode are controversial, Hyperthermia should be avoided.
Insulin is Administered if glucose values exceed 180 mg/dl.
Close monitoring of BSL to ensure that Hypoglycemia does not develop
Anesthesiologists should concern about the risk of POCD by making prevention and attentive to the potential risk factors.
It should be remembered that research in animal models which represent the specific characteristics of POCD in human remains unclear.
With many factors still unknown, there is still a chance for sinchronized preclinical and clinical research on POCD.
a better understanding of sleep and coma may lead to new approaches to general anesthesia based on new ways to alter consciousness,29,97,98 provide analgesia,99,100 induce amnesia, and provide muscle relaxation.66
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
油
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
油
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
油
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
2. tujuan
Memahami struktur kimia dasar
anestetik lokal
Memahami mekanisme kerja anestetik
lokal
Memahami pengaruh sifat kimia
anestetik lokal dan aplikasi klinisnya
Memahami toksisitas anestetik lokal
dan cara mengatasinya
2
6. OBAT ANESTETIK LOKAL
Obat-obat yg scr reversibel menghambat
konduksi impuls saraf, baik di saraf pusat
maupun saraf perifer
Efek yg dihasilkan berkaitan dgn konsentrasi
obat pada tempat kerja/lokasi saraf yg
diblokade
Autonom sensorik motorik
rendah (konsentrasi obat) tinggi
6
10. MEKANISME KERJA
Berikatan dgn kanal Na
Shg kanal Na tdk bs diaktifkan lagi
Permeabilitas Na menurun
Tdk terjadi influks Na jika ada stimulus
Potensial ambang (threshold potential)
tdk akan tercapai
Tdk terjadi depolarisasi
10
16. SIFAT KIMIA & APLIKASI
KLINIS
Lipid solubility = banyaknya atom
karbon potensi
Protein binding lama kerja/durasi
pKa mendekati pH fisiologik onset
pH = fraksi tdk terionisasi onset
16
19. KECEPATAN ABSORPSI
trgantung lokasi blok regional & ajuvan
Lokasi blok :
Intravena
Trakheal
Interkostal
Kaudal
Paraservikal/paravertebral
Epidural
Pleksus Brakhial
Sciatic/femoral
Subkutan
cepat
lambat
absorpsi
19
20. PENYEBARAN OBAT &
BLOKADE
Saraf bermielin lebih cepat mengalami
blokade dibandingkan yg tdk bermielin
dgn ukuran yg sama
B
C , A隆
A粒
A硫
A留
onset
recovery
20
21. PENYEBARAN OBAT &
BLOKADE
Blok simpatis
(vasodilatasi perifer & suhu kulit meningkat)
Blok nyeri & Sensasi suhu
Blok proprioseptif
Blok sensasi raba dan penekanan
Blok motorik
onset
recovery
21
22. Obat AL menyebar dari
sekeliling jaras saraf,
difusi ke dalam jaras
saraf sesuai gradien
konsentrasi, dari jaras
saraf terluar sp ke
paling dalam
PENYEBARAN OBAT &
BLOKADE
22
24. Toksisitas sistemik terjadi jika kadar
puncak obat AL dalam darah mencapai
konsentrasi yang cukup untuk
menghambat konduksi impuls pada
organ-organ tertentu shg terjadi
gangguan fungsi organ
TOKSISITAS
24
25. Faktor yg mempengaruhi:
1. Injeksi AL intravena
2. Dosis obat
3. Kecepatan absorpsi (lokasi, ajuvan
vasokonstriktor)
4. Biotransformasi & eliminasi
5. Usia, berat badan, status sehat
6. Kehamilan
TOKSISITAS
25
27. Susunan Saraf Pusat
Ringan s.d sedang: light-headedness,
dizziness, tinnitus, circumoral numbness,
abnormal taste, confusion and drowsiness
Berat : kejang tonik-klonik s.d hilang
kesadaran scr cepat, koma, depresi nafas
s.d henti nafas
TANDA & GEJALA
TOKSISITAS
27
28. Kardiovaskular
Ringan s.d sedang:
takikardia & hipertensi (AL plus adrenalin),
bradikardia & hipotension (AL minus adrenalin)
Berat : henti jantung
biasanya diperlukan 4-7x dosis yg
mengakibatkan kejang
Henti jantung krn efek depresi langsung pd
miokardium
TANDA & GEJALA
TOKSISITAS
28
29. Aritmia:
prolonged PR, QRS, and QT intervals
potentiating reentrant tachycardias with
aberrant conduction
cardiac resuscitation of such patients may
be difficult and prolonged (30-45 min)
TANDA & GEJALA
TOKSISITAS
29