Dokumen tersebut membahas tiga proses pengerjaan non-konvensional yaitu abrasive jet machining (AJM), ultrasonic machining (USM), dan chemical machining (CHM). AJM bekerja dengan menembakkan partikel abrasif dengan kecepatan tinggi menggunakan aliran fluida. USM menggunakan getaran ultrasonik untuk menumbukkan partikel abrasif pada permukaan benda kerja. Sedangkan CHM mengandalkan reaksi kimia antara bahan kimia pelarut
I nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machiningWidhy Black Guns
油
Ultrasonic machining (USM) adalah proses permesinan nonkonvensional yang melibatkan getaran tool pada frekuensi tinggi sambil menyemprotkan campuran partikel abrasif dan air ke antara tool dan benda kerja untuk memotong material keras seperti keramik dan kristal. USM memiliki kelebihan seperti tidak merusak struktur mikro bahan dan dapat digunakan untuk bahan nonkonduktif, meskipun memiliki kekurangan seperti laju pem
Dokumen tersebut membahas tentang keausan pada material dan berbagai metode pengujian keausan. Metode Ogoshi digunakan untuk mengukur volume material yang terabrasi dengan memutar cincin pada sampel uji. Berbagai mekanisme keausan dijelaskan seperti keausan adhesive, abrasif, lelah, oksidasi, dan erosi. Pengujian dilakukan pada resin akrilik dengan variasi kandungan serat untuk menentukan laju keausan spesifik.
Dokumen tersebut membahas tentang proses blanking, yaitu operasi pemotongan logam lembaran sepanjang garis tertutup untuk memisahkan bagian yang akan diproses lebih lanjut. Dibahas pula perbedaan blanking dengan punching, parameter yang perlu diperhatikan dalam blanking seperti jarak ruang antara punch dan die, serta jenis blanking seperti fine blanking dan normal blanking.
Proses pengecoran adalah proses pembuatan yang mengubah bentuk logam dengan mencairkan logam kemudian dituangkan ke dalam cetakan. Terdapat beberapa jenis proses pengecoran berdasarkan bahan cetakan dan cara penuangannya seperti pengecoran pasir, sentrifugal, cetakan permanen, dan cetak-tekan.
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
Modul ini membahas perencanaan kopling dan bantalan. Topik utama meliputi definisi dan jenis kopling, perencanaan kopling flens kaku dan kopling karet ban, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan kedua jenis kopling tersebut seperti daya, putaran, material, dan variasi momen.
Mohon maaf, saya tidak bisa mengerjakan soal-soal latihan tersebut karena membutuhkan informasi lebih lanjut tentang spesifikasi komponen dan kondisi pembebanannya. Saya hanya bisa memberikan penjelasan umum mengenai konsep kelelahan logam berdasarkan materi yang sudah disediakan.
Manufaktur pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)Danard Prasetya
油
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses permesinan non-konvensional kimiawi yaitu Chemical Machining (CHM) dan Electrochemical Machining (ECM).
2. Pada proses CHM, logam akan berubah menjadi garam setelah disemprotkan cairan penggores, sedangkan pada ECM terjadi reaksi elektrokimia antara pahat dan benda kerja melalui aliran listrik dan elektrolit.
3. Kedua proses memiliki keunggulan sepert
Proses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan LogamEssyKarundeng
油
Presentasi ini memaparkan mengenai proses khusus, proses pengerjaan dingin, pembentukan dengan listrik dan pelapisan logam. Terdapat jenis - jenis, serta prinsip kerja dan contoh produk yang dihasilkannya.
Kopling digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan aliran daya antara dua benda berputar. Ada dua jenis kopling utama, yaitu kopling tetap yang selalu menghubungkan poros dan kopling gesek yang dapat menghubungkan atau memutuskan poros. Kopling fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya besar karena getaran dan tumbukan tidak teralirkan.
Presentasi Mesin Bubut ini merupakan presentasi power point hasil pengerjaan salah satu tugas mata kuliah proses produksi. Presentasi ini memaparkan secara rinci mengenai mesin bubut sebagai salah satu mesin produksi yang sering digunakan di dunia industri manufaktur.
Mesin gerinda adalah alat yang digunakan untuk mengasah dan memotong benda kerja dengan permukaan yang halus dan presisi tinggi. Terdapat beberapa jenis mesin gerinda seperti mesin gerinda permukaan, silinder, dan alat potong yang masing-masing memiliki fungsi khusus sesuai dengan bentuk benda kerja. Komponen utama mesin gerinda adalah batu gerinda dan perlengkapan penyangga benda kerja.
Presentasi ini merupakan presentasi power point yang memaparkan mengenai mesin frais, bor dan gurdi. Ketiga mesin tersebut merupakan permesinan yang sering digunakan pada proses produksi.
Ultrasonic machining uses a vibrating tool at ultrasonic frequencies to machine hard, brittle materials with little heat generation. It works by using an abrasive slurry between the tool and workpiece. The process allows machining of non-conductive materials that cannot be cut via other methods. It produces burr-free surfaces but has low material removal rates and high tool wear. Applications include machining ceramics, semiconductors, glass, and other hard materials, as well as drilling small, deep holes without damaging surrounding structures.
1. Ultrasonic machining is a non-traditional machining process that uses a vibrating tool to remove material from a workpiece submerged in an abrasive slurry.
2. The tool vibrates at high frequency (typically 20-40 kHz) and is gradually fed into the workpiece. The abrasive grains in the slurry are driven across a small gap by the vibrating tool and impact the workpiece, removing small particles.
3. Ultrasonic machining can machine both conductive and non-conductive materials like ceramics and is well-suited for hard, brittle materials. Key factors that influence the material removal rate include vibration frequency and amplitude,
Modul ini membahas perencanaan kopling dan bantalan. Topik utama meliputi definisi dan jenis kopling, perencanaan kopling flens kaku dan kopling karet ban, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan kedua jenis kopling tersebut seperti daya, putaran, material, dan variasi momen.
Mohon maaf, saya tidak bisa mengerjakan soal-soal latihan tersebut karena membutuhkan informasi lebih lanjut tentang spesifikasi komponen dan kondisi pembebanannya. Saya hanya bisa memberikan penjelasan umum mengenai konsep kelelahan logam berdasarkan materi yang sudah disediakan.
Manufaktur pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)Danard Prasetya
油
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses permesinan non-konvensional kimiawi yaitu Chemical Machining (CHM) dan Electrochemical Machining (ECM).
2. Pada proses CHM, logam akan berubah menjadi garam setelah disemprotkan cairan penggores, sedangkan pada ECM terjadi reaksi elektrokimia antara pahat dan benda kerja melalui aliran listrik dan elektrolit.
3. Kedua proses memiliki keunggulan sepert
Proses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan LogamEssyKarundeng
油
Presentasi ini memaparkan mengenai proses khusus, proses pengerjaan dingin, pembentukan dengan listrik dan pelapisan logam. Terdapat jenis - jenis, serta prinsip kerja dan contoh produk yang dihasilkannya.
Kopling digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan aliran daya antara dua benda berputar. Ada dua jenis kopling utama, yaitu kopling tetap yang selalu menghubungkan poros dan kopling gesek yang dapat menghubungkan atau memutuskan poros. Kopling fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya besar karena getaran dan tumbukan tidak teralirkan.
Presentasi Mesin Bubut ini merupakan presentasi power point hasil pengerjaan salah satu tugas mata kuliah proses produksi. Presentasi ini memaparkan secara rinci mengenai mesin bubut sebagai salah satu mesin produksi yang sering digunakan di dunia industri manufaktur.
Mesin gerinda adalah alat yang digunakan untuk mengasah dan memotong benda kerja dengan permukaan yang halus dan presisi tinggi. Terdapat beberapa jenis mesin gerinda seperti mesin gerinda permukaan, silinder, dan alat potong yang masing-masing memiliki fungsi khusus sesuai dengan bentuk benda kerja. Komponen utama mesin gerinda adalah batu gerinda dan perlengkapan penyangga benda kerja.
Presentasi ini merupakan presentasi power point yang memaparkan mengenai mesin frais, bor dan gurdi. Ketiga mesin tersebut merupakan permesinan yang sering digunakan pada proses produksi.
Ultrasonic machining uses a vibrating tool at ultrasonic frequencies to machine hard, brittle materials with little heat generation. It works by using an abrasive slurry between the tool and workpiece. The process allows machining of non-conductive materials that cannot be cut via other methods. It produces burr-free surfaces but has low material removal rates and high tool wear. Applications include machining ceramics, semiconductors, glass, and other hard materials, as well as drilling small, deep holes without damaging surrounding structures.
1. Ultrasonic machining is a non-traditional machining process that uses a vibrating tool to remove material from a workpiece submerged in an abrasive slurry.
2. The tool vibrates at high frequency (typically 20-40 kHz) and is gradually fed into the workpiece. The abrasive grains in the slurry are driven across a small gap by the vibrating tool and impact the workpiece, removing small particles.
3. Ultrasonic machining can machine both conductive and non-conductive materials like ceramics and is well-suited for hard, brittle materials. Key factors that influence the material removal rate include vibration frequency and amplitude,
Chemical machining is a nontraditional machining process that removes metal from a workpiece by immersing it in a chemical solution. The process involves masking areas of the workpiece to be protected, then etching away the exposed material with an acidic or alkaline solution. Chemical machining can produce complex parts with close tolerances and is used for applications such as MEMS and semiconductor devices that require micro-scale features. The key steps of chemical machining include cleaning the workpiece, applying a photoresist mask, exposing the mask to create the desired pattern, etching, and removing the mask.
Dokumen tersebut membahas tentang mesin perkakas non konvensional yang meliputi pemesinan ultrasonik, pemotongan pancaran air, pemotongan pancaran air abrasif, pemesinan pancaran abrasif, proses energi termal seperti pemesinan pelepasan muatan listrik dan pemotongan kabel pelepasan muatan listrik, serta pemesinan berkas laser.
Chemical machining involves controlled chemical dissolution of a workpiece material using an acidic or alkaline etchant. The process includes preparing the workpiece, applying a maskant to protect areas, etching the exposed material using an etchant, removing the remaining mask, and finishing. It allows for producing pockets and contours and removing material from high strength parts. The main steps are preparing the workpiece through cleaning, applying a masking material, etching the exposed areas using an etchant, and removing the remaining mask. Chemical machining provides advantages like weight reduction and avoiding stresses but has disadvantages like difficulty achieving sharp corners and limited thickness machining.
This document provides an overview of abrasive water jet machining (AWJM). It begins with an introduction that defines AWJM as a non-traditional machining process that uses the mechanical energy of water and abrasives for material removal. The working principle and basic mechanism of material removal are then described. Key aspects of AWJM equipment and processes are discussed, including the pumping system, abrasive feed system, nozzle, process parameters like water pressure and abrasive flow rate, and applications of the technique. Advantages include the ability to machine many materials without thermal damage but disadvantages include relatively low machining speeds.
The document discusses ultrasonic machining (USM), which uses high-frequency vibrations and an abrasive slurry to erode material. USM can machine hard and brittle materials by using a vibrating tool to drive abrasive particles against the workpiece. The document outlines the principles, components, process parameters, applications, and advantages/disadvantages of USM. It describes how the tool, transducer, abrasives, and other system parts work together to remove material through brittle fracture caused by abrasive particle impacts. Examples are given of complex features that can be machined using USM.
Abrasive jet machining is an unconventional machining process that uses a high-velocity stream of abrasive particles suspended in a gas to remove material through erosion. It can machine hard and brittle materials that cannot be cut through conventional processes. The process involves mixing abrasive particles with a pressurized gas and passing them through a nozzle to erode away the workpiece material. It provides advantages like ability to machine heat-sensitive materials without damaging them and capability to cut intricate holes, but has low material removal rates and accuracy issues due to stray cutting.
Abrasive jet machining uses a high-pressure stream of abrasive particles suspended in a liquid to erode material from a workpiece. It involves a pump, mixing tube, nozzle, and motion system to direct the abrasive jet. Key components include an abrasive delivery system to store and feed abrasive, a control system to vary the feed rate, and a precision motion table. The process provides fast setup, requires no start holes, uses a single tool, and generates no heat in the workpiece. However, removal rates are low and accuracy can decrease with deeper cuts.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis keandalan mesin High Frequency Welding di salah satu pabrik PT Bakrie Pipe Industries. Dibahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan teori-teori terkait keandalan mesin yang menjadi acuan dalam penelitian. ["
Buku ini membahas tentang teknik produksi mesin industri untuk siswa SMK. Buku ini terdiri dari dua jilid yang mencakup berbagai bab seperti dasar-dasar kejuruan, proses produksi dengan perkakas tangan, dan proses produksi dengan mesin konvensional. Buku ini bertujuan untuk membantu peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa SMK dalam bidang teknik produksi mesin.
Intip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrikZul Abidin
油
Proses pembuatan rantai sepeda meliputi 8 tahapan yaitu pemukulan plat baja menjadi mata rantai, pengukuran ukuran mata rantai, pemanasan untuk meningkatkan kekuatan, pelapisan anti karat, perakitan mata rantai menjadi rantai, pengecekan kelancaran gerakan rantai, pelumasan, dan pengecekan akhir.
CHEMICAL MACHINING - NON TRADITIONAL MACHININGSajal Tiwari
油
The chemical machining processes include those wherein material removal is accomplished by a chemical reaction, sometimes assisted by electrical or thermal energy applications. This group includes chemical milling, photochemical machining, and thermo-chemical machining.
Chemical machining involves locally dissolving material using chemical etchants rather than mechanical tools. It can machine metals with complex shapes to high accuracy regardless of hardness. Common etchants include acids for ferrous metals and caustic soda for aluminum alloys. The workpiece is coated with a resistant mask and then etched where the mask exposes the material. Factors like etchant selection, masking, and agitation affect the etching rate and quality of surfaces produced. Chemical machining methods include clipping, milling, engraving, polishing, and those using active substances or photochemical processes to shape materials.
Dokumen tersebut membahas tentang preparasi sampel metalografi melalui proses mounting, pengamplasan, pemolesan, dan etsa. Proses mounting digunakan untuk mempermudah penanganan sampel berukuran kecil dengan menempatkannya pada media seperti resin. Pengamplasan dan pemolesan digunakan untuk meratakan dan menghaluskan permukaan sampel. Etsa digunakan untuk mengungkap struktur mikro dengan cara kimia maupun elektrolitik.
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Adolvin Mahadiputra
油
Makalah ini membahas tentang analisis patah getas pada material keras dengan menggunakan metode studi jurnal, skripsi, dan laporan penelitian. Topik utama yang dibahas meliputi pengertian patah getas, faktor penyebabnya, akibat, dan cara mengurangi terjadinya patah getas. Tujuannya adalah memahami proses patah getas secara mendetail agar dapat meminimalkan kegagalan material akibat beban berulang.
Dokumen tersebut merangkum proses manufaktur yang tepat untuk membuat jari-jari roda sepeda motor dari aluminium. Proses yang dipilih adalah wire drawing untuk membentuk bentuk yang diinginkan, diikuti oleh shearing, thread rolling, upset forging, bending, dan anodizing sebagai proses akhir pelapisan. Pemilihan proses didasarkan pada batasan material, bentuk, dan massa agar memenuhi tujuan mengoptimalkan kualitas dengan biaya produksi rendah.
Dokumen tersebut merangkum prosedur pengujian metalografi untuk mengetahui struktur mikro material dan hasil pengelasan, mencakup tahapan persiapan sampel, pengamatan makro/mikro, dan kriteria kelulusan. Tujuannya adalah mengidentifikasi struktur material, lebar daerah terpengaruh panas, dan kemungkinan cacat hasil pengelasan.
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptxAdam Superman
油
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menganalisis umur pahat karbida dan keausannya dalam membubut baja paduan dengan metode variasi kecepatan potong.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi kecepatan potong, umur pahat akan semakin pendek karena pertumbuhan keausan yang lebih cepat.
3. Kekasaran permukaan juga berkurang dengan peningkatan kecepatan potong.
Ringkasan dokumen ini adalah:
1. Penelitian ini menguji ketahanan korosi sambungan las hasil friction stir welding pada paduan aluminium AA5083 dengan variasi kecepatan putaran tool dan penambahan inhibitor kromat dalam larutan NaCl.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa kekuatan tarik dan ketahanan korosi tertinggi dicapai pada kecepatan putaran tool 2280 rpm.
3. Penambahan inhibitor kromat 0,5% pada larutan NaCl mamp
Banyak industri otomotif yang menggunakan paduan alumunium silikon sebagai ba...maduun15
油
1. Velg mobil D99B2 yang terbuat dari paduan aluminium A356.2 mengalami keretakan di daerah hub setelah uji kelelahan.
2. Analisis menunjukkan keretakan disebabkan oleh keberadaan inklusi oksida dan karbon serta void yang mengurangi daya tahan lelah bahan.
3. Untuk mencegah masalah serupa, perlu mengurangi terjadinya inklusi selama proses pengecoran.
1. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon 1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM) 2. ULTRASONICMACHINING (USM) 3. CHEMICAL MACHINING (CHM) Present by : DAREZA DWIAJI (070959)
2. PERTEMUAN 1 TOPIK : KLASIFIKASI PROSES NON KONVESIONAL 1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM) 2. ULTRASONICMACHINING (USM) 3. CHEMICAL MACHINING (CHM)
3. 1. Abrasive Jet Machining Prinsip dasar AJM : Pemusatan aliran dengan kecepatan tinggi daripada fluida (udara atau gas) yang bercampur dengan partikel-partikel abrasive pada benda kerja. Metal removal pada benda kerja terjadi karena efek shearing oleh partikel abrasive dan disertai oleh efek abrasi dan erosi oleh aliran fluida dan partikel
4. Parameter-parameter yang mempengaruhi proses AJM : 1.Kecepatan proses pengerjaan material (rate of metal removal) 2.Geometri dan surface finish dari pada benda kerja 3. Kecepatan keausan dari pada nozel
5. Persyaratan ukuran abrasive dan bidang pemakaiannya. Abrasive,Ukuran Butir, dan Pemakaian : Alumunium Oksida (Al2O3), 12-50 亮m, Untuk memotong, membuat celah Silicium Carbide (SiC), 25-40 亮m, Untuk memotong, membuat celah Sodium Bikarbonat (NaHCO3) 27 亮m, Finishing, T= 50 C Dolomite (CaMg(CO3), 200 mesh, Etching & polishing Butiran Gelas, 0,635-1,27 mm, Polishing &deburing
6. Fluida pembawa abrasive : Tekanan Viskositas Kecepatan aliran fluida Dalam proses ini fluida yang dipergunakan: Udara Karbon dioksida Gas N2
7. Tekanan fluida yang keluar dari nozel umumnya 2-8,5 kgf/cm2, tetapi yang cocok biasanya 5 kgf/cm2. Kecepatan aliran fluida keluar dari nozel (gas exit velocity) dipengaruhi oleh kecepatan partikel abrasive dalam fluida. Hal ini berarti bahwa memperbesar aliran massa partikel abrasive akan mengurangi kecepatan aliran fluida pembawa. Dan parameter yang mempengaruhinya adalah mixing ratio (MR)
8. Faktor-faktor yang terlibat dalam nozel meliputi : Bentuk geometris dari nozel Konstruksi/material Jarak ujung nozel dengan benda kerja
10. 2. Ultrasonic Machining (USM) Prinsip Dasar USM: Proses pengerjaan oleh partikel abrasive karena adanya efek tumbukan oleh partikel abrasive terhadap permukaan benda kerja. Proses tumbukan ini terjadi karena adanya penggetaran pahat relative terhadap benda kerja, sedangkan partikel abrasive yang terdapat diantara benda kerja dan pahat berfungsi sebagai media perantara untuk transfer energi.
11. Mengapa disebut ultrasonic? Karena frekuensi getaran dari phat berkisar 16.000 sampai 25.000 Hz. Batas bawah ditentukan oleh tingkat kebisingan. Batas atas ditentukan oleh: cooling system pada transducer dan natural frequency (frekuensi pribadi) dari pemegang pahat. Ultrasonic Machining kadang-kadang disebut juga sebagai: Ultrasonic grinding atau impact Grinding
13. Teori dasar dalam proses USM : Proses secara mekanis yang terlihat didalam pengerjaan dengan ultrasonic machining adalah: Proses tumbukan oleh partikel abrasive terhadap permukaan benda kerja, karena pergetaran pahat (hammering process) Proses pembenturan (impact process) oleh partikel-partikel bebas pada permukaan benda kerja. Erosi yang terjadi karena adanya kavitasi Proses kimia daripada macam fluida yang dipergunakan
14. Peranan pergetaran pahat dalam USM Peranan utama adalah menimbulkan efek tumbukan daripada partikel abrasive pada permukaan benda kerja Menimbulkan efek pemompaan ultrasonik terhadap fluida pembawa kedalam ruang antara benda kerja dengan pahat. Menimbulkan sirkulasi turbulent daripada aliran fluida abrasive pada sela antara pahat dan benda kerja. Menimbulkan efek kavitasi pada fluida pembawa
15. Peranan fluida pembawa (slurry) dalam USM Untuk membawa partikel abrasive untuk membawa pergi gram-gram halus hasil pengerjaan Sebagai pendingin baik untuk benda kerja maupun untuk pahat
16. Material partikel abrasive dalam proses USM: Boron karbida (B4C) Silikon Karbida (SiC) Alumunium Oksida (Al2O3)
17. Dari ketiga material tersebut diatas, maka yang paling sering dipergunakan adalah boron karbida karena beberapa alasan : Boron karbida adaah material yang keras sekali, sekitar 1,5 2 X lebih keras dari pada silikon karbida. Tahan terhadap efek benturan maupun tumbukan Dapat memotong lebih cepat daripada material abrasive lainnya. Proses pemotongannya lebih presisi dan surface finish yang lebih sempurna
20. Proses pemotongan yang khusus cocok untuk USM : Pembuatan lubang baik dengan penampang yang bundar maupun dengan penampang yang tidak teratur Proses coining khususnya untuk material yang mudah dikerjakan dengan USM,misalnya glas Pembuatan ulir luar dengan bantuan suatu fixture khusus dimana benda kerja bisa berputar dan bergerak translasi bersamaan
23. 3. Chemical Machining (CHM) Prinsip dasar Proses CHM: Pada dasarnya proses CHM ini adalah suatu bentuk proses korosi yang terjadi pada suatu metal akibat adanya suatu reaksi kimia yang mengubah metal tersebut secara kimiawi menjadi senyawa garam yang mengandung unsur metal tersebut.
25. Proses pengerjaan pada metal Pada proses selektif maka proses pengerjaan material benda tersebut terjadi pada tempat-tempat tertentu saja, sedangkan bagian-bagian lainnya dilindungi dengan material tertentu, sehingga tidak terjadi reaksi kimia pada tempat tersebut Pada proses tidak selektif (non selective removal process) maka proses pengerjaan material benda kerja itu terjadi diseluruh permukaan benda kerja
26. Didalam proses pengerjaan secara relatif, dibutuhkan suatu material pelindung pada bagian benda kerja tersebut, sedemikian rupa sehingga tidak terjadi reaksi kimia antara bagian yang terlindung itu dengan zat pelarut kimia, Material pelindung inilah yang disebut dengan etchant resistant material atau yang lebih dikenal dengan istilah maskant.
27. Berdasarkan cara pemakaiannya, maka maskant ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Cut and peel maskant Cut and peel maskant ini banyak dipergunakan dalam industri pesawat terbang, material benda kerja: titanium dan baja paduan. Keuntungan maskant jenis ini, diantaranya: 1. kemampuan untuk melakukan proses pengerjaan pada elemen-elemen mesin dengan bentuk yang tidak teratur (ireguler shape) 2. cocok untuk elemen mesin yang membutuhkan kedalaman proses pengerjaan sampai 10 mm . 3. Kemampuan untuk menghasilkan suatu bentuk permukaan yang bertingkat pada permukaan benda kerja
28. Kerugian maskant jenis ini diantaranya: Maskant ini tidak cocok untuk dipergunakan pada benda kerja yang tipis. Ketelitian ukuran benda kerja yang dihasilkan terbatas maksimum sekitar 130 亮 m
29. 2. Photoresist maskant Maskant jenis ini sangat sensitif terhadap sinar ultraviolet, Benda kerja dilapisi photo resistant maskant dengan cara: membenamkan atau menyemprotkan maskant tersebut pada permukaan benda kerja dan kemudian dikeringkan. Karena photoresistant maskant mempunyai ketahanan yang kurang terhadap reaksi kimia, maka proses HCM yang terjadi hanya mampu menghasilkan kedalam proses pengerjaan sekitar: 2mm.
30. Keuntungan dari photoresistant maskant adalah: Memungkinkan proses CHM bisa dilakukan pada material yang tipis Ketelitian benda kerja bisa tinggi, sekitar: 15 亮 m Kecepatan produksi dari pada proses CHM dengan mempergunakan maskant ini bisa dipertinggi, dengan teknik fotografi.
31. Kerugian dari photoresistant maskant adalah: Pelekat yang tidak sempurna dari pada lapisan photoresistant maskant pada permukaan benda kerja, kecuali jika sebelumnya benda kerja yang akan dilapisi, dibersihkan secara hati-hati. Sensitif terhadap sinar, kotoran dan debu, dan mudah rusak terhadap cara penggunaan yang kurang berhati-hati. Proses pelapisan maskant ini jauh lebih kompleks dibandingkan dengan maskant cut and peel
32. 3. Screen print maskant Sebelum maskant ini dipasangkan pada permukaan benda kerja terlebih dahulu, permukaan tersebut diberi tirai dengan semacam silk (sutera). Dengan teknik fotografi permukaan tirai tersebut diberi zat pelapis sesuai dengan pola daripada bagian yang akan mengalamiproses pengerjaan CHM. Kemudian barulah material benda kerja tersebut dicelupkan kedalam maskant dan maskant ini tidak akan melekat pada bagian-bagaian yang telah dilapisi dan proses CHM terjadi pada bagian ini.
34. Faktor-faktor yang menentukan didalam pemilihan maskant diantaranya adalah: Daya tahan maskant terhadap zat pelarut kimia Maskant tersebut mudah dilepaskan pada akhir proses pengerjaan Bentuk dan ukuran benda kerja yang akan diproses Pertimbangan ekonomi
35. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan zat pelarut kimia: Jenis material benda kerja Jenis maskant yang dipergunakan Besarnya rate of metal removal yang diingini Kondisi pengerjaan Permukaan akhir yang diinginkan Pertimbangan ekonomi yang terlibat dalam proses pengerjaan ini
36. Gambar 11. Selected methods of Abrasive Electrical/Chemical Machining Processes(A abrasive, D dielectric, E electrolyte)
37. Proses CHM ini bisa dipergunakan untuk pembuatan lubang atau celah, untuk blangking operation dan engraving (pembuatan huruf atau bentuk-bentuk ukiran ). Keuntungan proses CHM Set-up dan perkakas yang dipergunakan relatif murah Tidak terjadi bekas-bekas geram pada bagian tepi daripada benda yang dikerjakan. Pelat tipis dapat dikerjakan tanpa terjadi deformasi. Ketelitian pengerjaan bertambah dengan semakin tipisnya benda kerja. Proses CHM tidak tergantung kepada kekerasan benda kerja. Selama proses berlangsung tidak terjadi perubahan sifat fisik material benda kerja Proses CHM sangat fleksibel untuk segala bentuk dan ukuran
38. Kerugian proses CHM adalah: Membutuhkan keahlian operator yang relatif tinggi Uap yang berasal dari etchant (zat pelarut kimia) adalah sangat korosif sehingga peralatan yang dipergunakan dalam proses ini harus benar-benar terlandung. Dalamnya proses pengerjaan sangat terbatas Produktivitas relatif rendah