1. Tulisan ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Ujian Nasional SMA di Kabupaten Lumajang dengan menggunakan analisis jalur.
2. Variabel-variabel seperti praktik, tugas, ulangan harian, UTS, dan UAS berhubungan langsung dan tidak langsung dengan nilai UN.
3. Hasil analisis jalur menunjukkan kontribusi langsung dan tidak langsung berbagai variabel terhadap nilai UN.
1. Dokumen tersebut membahas tentang analisis varians satu faktor (ANOVA satu faktor) yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata lebih dari dua kelompok data.
2. ANOVA satu faktor melibatkan satu variabel bebas dengan dua kategori atau lebih, dan menggunakan statistik F untuk membandingkan variasi antar kelompok dengan variasi dalam kelompok.
3. Tujuan ANOVA satu faktor adalah untuk memb
Makalah ini membahas tentang uji statistik T satu sampel dan dua sampel berpasangan. Secara singkat, makalah ini menjelaskan pengertian dan penggunaan uji T satu sampel dan dua sampel berpasangan beserta contoh penerapannya menggunakan perangkat lunak SPSS.
Dokumen tersebut membahas tentang uji Mann-Whitney dan uji Fisher untuk menguji perbedaan antar dua kelompok data. Secara singkat, dijelaskan prosedur pelaksanaan uji Mann-Whitney untuk sampel kecil dan besar beserta contoh kasusnya, serta penjelasan singkat tentang uji Fisher beserta contoh kasusnya.
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)Awal Akbar Jamaluddin
Ìý
1. Tulisan ini membahas tiga metode pengujian homogenitas data yaitu uji F, uji Barlett, dan uji Runs.
2. Uji F digunakan untuk menguji homogenitas dua kelompok data dengan membandingkan nilai F hitung dan F tabel.
3. Uji Barlett menggunakan statistik chi-kuadrat untuk menguji apakah varians beberapa sampel berasal dari populasi yang sama.
4. Uji Runs menghitung jumlah run (deretan data yang sama
Statistika Inferensial Parametrik Non ParametrikSelestin Nisfu
Ìý
Teks tersebut membahas tentang pengujian hipotesa dan memilih jenis uji statistik yang tepat berdasarkan karakteristik data. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah membedakan data berpasangan dan tidak berpasangan, serta menentukan jumlah kelompok data sebelum memilih jenis uji statistik seperti t-test, Mann Whitney, Kruskal Wallis, dan Wilcoxon."
Dokumen tersebut membahas tentang analisis varians satu arah untuk menguji hipotesis statistik. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang jenis-jenis varians, penggunaan distribusi F untuk menguji hipotesis perbedaan rata-rata populasi lebih dari dua, dan contoh soal pengujian hipotesis dengan analisis varians satu arah.
Laporan ini membahas analisis deskriptif dan crosstab menggunakan SPSS untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel. Data yang digunakan adalah data mengenai jenis kelamin, jam belajar, dan nilai tes siswa. Analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan jam belajar, namun terdapat hubungan lemah antara jam belajar dan nilai tes. Laporan ini berisi latar belakang, teori, langkah kerja, hasil, dan
Analisis jalur digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan tujuan mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung variabel bebas terhadap variabel terikat. Dokumen ini menjelaskan pengertian, karakteristik, prinsip dasar, dan manfaat analisis jalur serta contoh penerapannya untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel terhadap kompetensi kognitif matematika.
Makalah ini membahas metode statistika ANOVA dua arah untuk menguji perbedaan antara dua variabel bebas dan variabel terikat. Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa faktor terhadap hasil yang diamati dengan menganalisis varians data. Langkah-langkah uji ANOVA dua arah dijelaskan beserta contoh soal dan pembahasannya.
Makalah ini membahas metode statistika ANOVA dua arah untuk menguji perbedaan antara dua variabel bebas dan variabel terikat. Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa faktor terhadap hasil yang diamati dengan menganalisis varians data. Langkah-langkah uji ANOVA dua arah dijelaskan beserta contoh soal dan pembahasannya.
Dokumen tersebut membahas tentang metode statistika ANOVA satu arah, meliputi pengertian ANOVA, kegunaan ANOVA, syarat-syarat menganalisis ANOVA, pengertian ANOVA satu arah, tujuan uji ANOVA satu arah, langkah-langkah uji ANOVA satu arah, dan contoh soal beserta pembahasannya.
Dokumen tersebut membahas mengenai statistika parametrik dan beberapa metode parametrik seperti inferensi terhadap rata-rata populasi, hubungan antar variabel, analisis regresi dan korelasi, serta contoh penerapannya menggunakan SPSS dan analisis variansa satu arah dan dua arah.
Dokumen tersebut membahas tentang statistik inferensial dan pengujian hipotesis. Secara singkat, dibahas tentang pengertian hipotesis, jenis-jenis pengujian hipotesis, prosedur pengujian hipotesis, dan kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis. Selanjutnya diberikan contoh soal untuk menguji pengaruh insentif terhadap penurunan ketidakhadiran guru secara signifikan menggunakan uji statistik
Tugas ini membahas analisis jalur untuk menguji hubungan antar variabel. Analisis jalur digunakan untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung variabel-variabel, dan dijelaskan dengan model diagram lingkaran dan panah.
Analisis variansi (ANOVA) merupakan prosedur uji hipotesis untuk membandingkan rata-rata tiga atau lebih populasi secara bersamaan dengan menggunakan distribusi F. ANOVA dapat digunakan untuk menguji pengaruh satu atau dua faktor terhadap hasil pengamatan. Terdapat ANOVA satu arah untuk satu faktor dan ANOVA dua arah untuk dua faktor.
Dokumen tersebut membahas tentang uji Mann-Whitney dan uji Fisher untuk menguji perbedaan antar dua kelompok data. Secara singkat, dijelaskan prosedur pelaksanaan uji Mann-Whitney untuk sampel kecil dan besar beserta contoh kasusnya, serta penjelasan singkat tentang uji Fisher beserta contoh kasusnya.
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)Awal Akbar Jamaluddin
Ìý
1. Tulisan ini membahas tiga metode pengujian homogenitas data yaitu uji F, uji Barlett, dan uji Runs.
2. Uji F digunakan untuk menguji homogenitas dua kelompok data dengan membandingkan nilai F hitung dan F tabel.
3. Uji Barlett menggunakan statistik chi-kuadrat untuk menguji apakah varians beberapa sampel berasal dari populasi yang sama.
4. Uji Runs menghitung jumlah run (deretan data yang sama
Statistika Inferensial Parametrik Non ParametrikSelestin Nisfu
Ìý
Teks tersebut membahas tentang pengujian hipotesa dan memilih jenis uji statistik yang tepat berdasarkan karakteristik data. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah membedakan data berpasangan dan tidak berpasangan, serta menentukan jumlah kelompok data sebelum memilih jenis uji statistik seperti t-test, Mann Whitney, Kruskal Wallis, dan Wilcoxon."
Dokumen tersebut membahas tentang analisis varians satu arah untuk menguji hipotesis statistik. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang jenis-jenis varians, penggunaan distribusi F untuk menguji hipotesis perbedaan rata-rata populasi lebih dari dua, dan contoh soal pengujian hipotesis dengan analisis varians satu arah.
Laporan ini membahas analisis deskriptif dan crosstab menggunakan SPSS untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel. Data yang digunakan adalah data mengenai jenis kelamin, jam belajar, dan nilai tes siswa. Analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan jam belajar, namun terdapat hubungan lemah antara jam belajar dan nilai tes. Laporan ini berisi latar belakang, teori, langkah kerja, hasil, dan
Analisis jalur digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan tujuan mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung variabel bebas terhadap variabel terikat. Dokumen ini menjelaskan pengertian, karakteristik, prinsip dasar, dan manfaat analisis jalur serta contoh penerapannya untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel terhadap kompetensi kognitif matematika.
Makalah ini membahas metode statistika ANOVA dua arah untuk menguji perbedaan antara dua variabel bebas dan variabel terikat. Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa faktor terhadap hasil yang diamati dengan menganalisis varians data. Langkah-langkah uji ANOVA dua arah dijelaskan beserta contoh soal dan pembahasannya.
Makalah ini membahas metode statistika ANOVA dua arah untuk menguji perbedaan antara dua variabel bebas dan variabel terikat. Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa faktor terhadap hasil yang diamati dengan menganalisis varians data. Langkah-langkah uji ANOVA dua arah dijelaskan beserta contoh soal dan pembahasannya.
Dokumen tersebut membahas tentang metode statistika ANOVA satu arah, meliputi pengertian ANOVA, kegunaan ANOVA, syarat-syarat menganalisis ANOVA, pengertian ANOVA satu arah, tujuan uji ANOVA satu arah, langkah-langkah uji ANOVA satu arah, dan contoh soal beserta pembahasannya.
Dokumen tersebut membahas mengenai statistika parametrik dan beberapa metode parametrik seperti inferensi terhadap rata-rata populasi, hubungan antar variabel, analisis regresi dan korelasi, serta contoh penerapannya menggunakan SPSS dan analisis variansa satu arah dan dua arah.
Dokumen tersebut membahas tentang statistik inferensial dan pengujian hipotesis. Secara singkat, dibahas tentang pengertian hipotesis, jenis-jenis pengujian hipotesis, prosedur pengujian hipotesis, dan kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis. Selanjutnya diberikan contoh soal untuk menguji pengaruh insentif terhadap penurunan ketidakhadiran guru secara signifikan menggunakan uji statistik
Tugas ini membahas analisis jalur untuk menguji hubungan antar variabel. Analisis jalur digunakan untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung variabel-variabel, dan dijelaskan dengan model diagram lingkaran dan panah.
Analisis variansi (ANOVA) merupakan prosedur uji hipotesis untuk membandingkan rata-rata tiga atau lebih populasi secara bersamaan dengan menggunakan distribusi F. ANOVA dapat digunakan untuk menguji pengaruh satu atau dua faktor terhadap hasil pengamatan. Terdapat ANOVA satu arah untuk satu faktor dan ANOVA dua arah untuk dua faktor.
Paparan Panduan Implementasi Kurikulum Cinta_17 Februari 2025.pdfblendonk45
Ìý
10_Analisis Variansi Dua Jalan 2024.pptx
1. Analisis Variansi Dua Jalan
Riki Andriatna
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
2. 2
• Kemampuan Akhir
Menyimpulkan hasil uji Analisis Variansi
berdasarkan hasil pengolahan data melalui
software statistika
• Indikator
1. Menjelaskan konsep Analisis Variansi Dua Jalan
2. Membedakan Anava Dua Jalan Sel Sama dan Sel
Tidak Sama
3. Menerapkan Anava Dua Jalan untuk
menyelesaikan permasalahan relevan
• Materi
1. Analisis Variansi Dua Jalan
2. Komputasi Anava Dua Jalan Sel Sama dan Tidak Sama
3. Uji Komparasi Ganda
Sasaran Pembelajaran
3. Pendahuluan
Suatu sekolah mengujicobakan tiga bahan ajar mandiri A, B, dan C dalam rangka melihat
kualitas ketiga bahan ajar yang dapat memberikan kualitas hasil belajar yang baik. Selain
melibatkan faktor bahan ajar, sekolah juga ingin melibatkan faktor gender (Pria dan
Wanita). Oleh karena itu terdapat 6 sampel yang disajikan sebagai berikut.
Bahan Ajar A Bahan Ajar B Bahan Ajar C
Pria Pria – A Pria – B Pria – C
Wanita Wanita – A Wanita – B Wanita – C
Penelitian di atas melibatkan dua variabel bebas (Faktor Bahan Ajar dan Faktor Gender)
dan satu variabel terikat (hasil belajar)
3
 Pada hal di atas, eksperimentasi melibatkan dua variabel bebas (berskala nominal)
yang akan diselidiki pengaruhnya terhadap satu variabel terikat (skala interval).
Analisis variansi terhadap kondisi tersebut berupa Analisis Variansi Dua Jalan.
4. Pertanyaan penelitian yang mungkin :
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa pria dan siswa wanita
yang menggunakan bahan ajar mandiri ?
2. Apakah ketiga bahan ajar mandiri (A, B, dan C) memberikan dampak kualitas
hasil belajar yang sama?
3. Apakah perbedaan hasil belajar antara siswa pria dan siswa wanita
konsisten (berlaku sama) pada setiap bahan ajar mandiri?
4. Apakah perbedaan antara masing-masing jenis bahan ajar konsisten
(berlaku sama) pada siswa pria dan siswa wanita?
ïƒ efek utama (main effects)
ïƒ efek utama (main effects)
ïƒ interaksi (interaction)
*Interaksi (interaction) antara faktor baris dan faktor kolom terhadap variabel terikat
4
Rumusan Masalah
ïƒ interaksi (interaction)
5. Tujuan Anava Dua Jalan
Anava dua jalan bertujuan :
1. Menguji signifikansi efek dua variabel bebas terhadap satu variabel
terikat.
 Dua variabel bebas disebut sebagai faktor baris (faktor A) dan
faktor kolom (faktor B)
2. Menguji signifikansi interaksi antara variabel bebas ke-1 dan variabel
bebas ke-2 terhadap variabel terikat
Konsep Pengujian
1. Pengujian rata-rata antara baris (Efek Faktor Baris)
2. Pengujian rata-rata antar kolom (Efek Faktor Kolom)
3. Pengujian rata-rata antar sel pada baris atau kolom yang sama
5
6. Persyaratan Analisis
1. Sampel diambil secara random dari populasi.
2. Masing-masing populasi independen dan masing-masing data amatan
independen.
3. Setiap populasi berdistribusi normal.
4. Populasi-populasi memiliki varians yang sama (homogen)
Misal variabel baris memiliki p kategori (p baris) dan variabel kolom
memiliki q kategori (q kolom), sehingga terdapat sebanyak pq sel. Secara
teoritis, p populasi pada baris masing-masingnya harus berdistribusi
normal dan kesemuanya memiliki varians yang sama, begitu pun untuk
q. Hal yang sama berlaku untuk populasi yang berkaitan dengan sel-sel
pada baris atau kolom yang sama.
6
7. Uji Normalitas dan Homogenitas
Misalkan disajikan data sebagai berikut.
Bahan Ajar A Bahan Ajar B Bahan Ajar C
Pria Pria – A Pria – B Pria – C
Wanita Wanita – A Wanita – B Wanita – C
Variabel baris terdiri dari 2 kategori (pria dan wanita) dan variabel kolom 3 kategori (Bahan A, B, dan C)
sehingga terdiri dari 6 sel. Secara teoritis :
1. Uji normalitas dilakukan sebanyak 11 kali yang meliputi uji normalitas (hasil belajar) untuk (1) pria,
(2) wanita, (3) bahan A, (4) bahan B, (5) bahan C, (6) Pria – A, (7) Pria – B, (8) Pria – C, (9) Wanita – A,
(10) Wanita – B, dan (11) Wanita – C.
2. Uji homogenitas dilakukan sebanyak 7 kali yang meliputi uji homogenitas (hasil belajar) untuk (1)
ðœŽð´
2
= ðœŽðµ
2
= ðœŽð¶
2
, (2) ðœŽð‘ƒ
2
= ðœŽð‘Š
2
, (3) ðœŽð‘ƒâˆ’ð´
2
= ðœŽð‘Šâˆ’ð´
2
, (4) ðœŽð‘ƒâˆ’ðµ
2
= ðœŽð‘Šâˆ’ðµ
2
, (5) ðœŽð‘ƒâˆ’ð¶
2
= ðœŽð‘Šâˆ’ð¶
2
, (6) ðœŽð‘ƒâˆ’ð´
2
=
ðœŽð‘ƒâˆ’ðµ
2
= ðœŽð‘ƒâˆ’ð¶
2
, dan (7) ðœŽð‘Šâˆ’ð´
2
= ðœŽð‘Šâˆ’ðµ
2
= ðœŽð‘Šâˆ’ð¶
2
Praktiknya Peneliti hanya melakukan uji normalitas dan homogenitas pada populasi baris dan
kolom, sehingga untuk contoh di atas uji normalitas hanya 5 kali dan uji homogenitas hanya 2
kali.
7
8. Model Data Populasi Anava Dua Jalan
Model data anava dua jalan :
ð‘¿ð’Šð’‹ð’Œ = ð + ðœ¶ð’Š + ðœ·ð’‹ + ðœ¶ðœ· ð’Šð’‹ + ðœºð’Šð’‹ð’Œ
dengan
ð‘‹ð‘–ð‘—𑘠: Data (Nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j
𜇠: Rata-rata seluruh data (Grand Mean)
ðœ¶ð’Š : Efek baris ke-i pada variabel terikat, yaitu ðœ¶ð’Š = ð𒊠− ð
ðœ·ð’‹ : Efek kolom ke-j pada variabel terikat, yaitu ðœ·ð’‹ = ð𒋠− ð
ðœ¶ðœ· ð’Šð’‹: Interaksi baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat, yaitu
ðœ¶ðœ· ð’Šð’‹ = ðð’Šð’‹ − (ð + ðœ¶ð’Š + ðœ·ð’‹)
ðœ€ð‘–ð‘—𑘠: Deviasi data ð‘‹ð‘–ð‘—𑘠terhadap rata-rata populasi yang berdistribusi
normal dengan rata-rata 0
8
11. Bentuk Ekuivalen dari Hipotesis
Faktor Baris
ð‡ðŸŽð€ : Tidak terdapat perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat
ð‡ðŸð€ : Terdapat perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat
Faktor Kolom
H0B : Tidak terdapat perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat
H1B : Terdapat perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat
Interaksi
H0AB : Tidak terdapat interaksi antara baris dan kolom terhadap variabel terikat
H0AB : Terdapat interaksi antara baris dan kolom terhadap variabel terikat
11
1.
2.
3.
12. Interaksi
Perhatikan pertanyaan penelitian berikut!
Misalkan akan dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh bahan ajar (faktor
baris) dan gender (faktor kolom) terhadap hasil belajar.
1. Apakah perbedaan hasil belajar antara siswa pria dan siswa wanita konsisten
(berlaku sama) pada setiap bahan ajar mandiri? ïƒ Tinjauan Baris, dengan
demikian akan dilihat perbandingan antar sel (kolom) pada baris yang sama
2. Apakah perbedaan antara masing-masing jenis bahan ajar konsisten (berlaku
sama) pada siswa pria dan siswa wanita? ïƒ Tinjauan Kolom, dengan
demikian akan dilihat perbandingan antar sel (baris) pada kolom yang sama
12
ïƒ interaksi (interaction) antara faktor bahan ajar dan gender
ïƒ interaksi (interaction) antara faktor bahan ajar dan gender
13. Interaksi
Makna interaksi dalam Anava Dua Jalan berbeda dengan makna interaksi dalam kehidupan.
ï± Jika untuk setiap bahan ajar A, B, dan C, rata-rata hasil belajar siswa pria secara signifikan
selalu lebih baik dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa wanita, maka tidak
terjadi interaksi; dan secara keseluruhan (tanpa membandingkan bahan ajar) hasil belajar
siswa pria pasti lebih baik dari siswa wanita.
Dengan demikian, tidak terjadi interaksi antara bahan ajar (faktor baris) dan gender (faktor
kolom) terhadap hasil belajar dapat dimaknai bahwa:
1. Tinjauan Baris, yaitu karakteristik perbedaan hasil belajar antara siswa pria dan
wanita pada masing-masing bahan ajar sama. Karakteristik tersebut mengacu pada
karakteristik marginal perbedaan gender.
2. Tinjauan Kolom, yaitu karakteristik perbedaan hasil belajar antara bahan ajar A, B,
dan C pada masing-masing gender sama. Karakteristik tersebut mengacu pada
karakteristik marginal perbedaan bahan ajar.
ï± Jika tidak terjadi interaksi, maka kesimpulan perbandingan rerata antar sel mengacu pada
kesimpulan perbandingan rerata marginal. 13
14. Profil Interaksi
14
9
5
1
11
7
3
BAHAN A BAHAN B BAHAN C
Pria Wanita
Profil yang menunjukkan tidak terjadi interaksi
1. Pada tinjuan bahan ajar (baris), baik pada bahan
ajar A, bahan ajar B, maupun bahan ajar C,
didapati bahwa siswa Wanita memiliki hasil
belajar yang lebih baik daripada siswa Pria. ïƒ
karakteristik perbedaan hasil belajar antara
siswa Pria dan Wanita adalah sama untuk setiap
bahan ajar.
2. Pada tinjuan gender (kolom), baik pada siswa
Pria maupun Wanita, didapati bahwa hasil
belajar siswa yang menggunakan bahan ajar A
lebih baik daripada siswa yang menggunakan
bahan ajar B dan C, demikian juga siswa yang
menggunakan bahan ajar B lebih baik
daripada siswa yang menggunakan bahan ajar
C.ïƒ karakteristik perbedaan hasil belajar
antara siswa yang menggunakan bahan ajara
A, B, dan C adalah sama untuk setiap gender.
15. Interaksi
Makna interaksi dalam Anava Dua Jalan berbeda dengan makna interaksi dalam
kehidupan.
ï± Jika misal untuk bahan ajar A, hasil belajar siswa pria secara signifikan lebih baik dari
pada hasil belajar siswa wanita, tetapi untuk bahan ajar B dan C hasil belajar siswa
wanita secara signifikan lebih baik dari pada siswa pria, maka terjadi interaksi. Hal
ini menunjukkan baik tidaknya bahan ajar tergantung pada gender.
Dengan demikian, terjadi interaksi antara bahan ajar (faktor baris) dan gender
(faktor kolom) terhadap hasil belajar dapat dimaknai bahwa:
1. Tinjauan Baris, yaitu karakteristik perbedaan hasil belajar antara siswa pria
dan wanita pada masing-masing bahan ajar tidak sama.
2. Tinjauan Kolom, yaitu karakteristik perbedaan hasil belajar antara bahan ajar
A, B, dan C pada masing-masing gender tidak sama.
15
ï± Jika terjadi interaksi, maka dilakukan uji komparasi ganda untuk antar sel.
16. Profil Interaksi
12
5
6
10
14
9
BAHAN A BAHAN B BAHAN C
Pria Wanita
Profil yang menunjukkan Terjadi Interaksi
16
1. Pada tinjuan bahan ajar (baris) didapati bahwa
pada bahan A, hasil belajar siswa Pria lebih baik
daripada siswa Wanita, tetapi pada bahan B dan C
hasil belajar siswa Wanita lebih baik daripada
siswa Pria.
2. Pada tinjuan gender (kolom), didapati bahwa pada
siswa Pria, hasil belajar siswa yang menggunakan
bahan A lebih baik daripada siswa yang
menggunakan bahan B dan C, dan hasil belajar
siswa yang menggunakan bahan B dan bahan C
tidak berbeda. Akan tetapi pada siswa Wanita
didapati bahwa hasil belajar siswa yang
menggunakan bahan B lebih baik daripada siswa
yang menggunakan bahan A dan C, dan hasil
belajar siswa yang menggunakan bahan A sama
baiknya dengan bahan C
17. Profil Interaksi
12
5
6
10
14
9
BAHAN A BAHAN B BAHAN C
Pria Wanita
Kecenderungan Tidak Terjadi Interaksi Kecenderungan Terjadi Interaksi
Grafik Profil Interaksi
1. Jika profil variabel bebas pertama dan profil variabel bebas kedua tidak berpotongan,
maka kecenderungannya tidak terjadi interaksi.
2. Jika profil variabel bebas pertama berpotongan dengan profil variabel bebas kedua,
maka kecenderungannya terdapat interaksi diantara keduanya.
Tetapi, terdapat atau tidaknya interaksi (yang signifikan) tetap saja harus dilihat dari
interaksi pada analisis variansi
17
9
5
1
11
7
3
BAHAN A BAHAN B BAHAN C
Pria Wanita
19. Komputasi Uji Anava Dua Jalan Sel Sama
Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Sama
Sumber JK
(Jumlah Kuadrat)
dk RK
(Rata-rata Kuadrat)
ð¹ð‘œð‘ð‘ ð¹ð›¼ P
(Nilai Signifikansi)
Baris (A)
Kolom (B)
Interaksi (AB)
Galat
JKA
JKB
JKAB
JKG
p – 1
q – 1
(p − 1)(q − 1)
N – pq
RKA
RKB
RKAB
RKG
ð¹ð‘Ž
ð¹ð‘
ð¹ð‘Žð‘
-
ð¹âˆ—
ð¹âˆ—
ð¹âˆ—
-
< 𛼠atau > ð›¼
< 𛼠atau > ð›¼
< 𛼠atau > ð›¼
-
Total JKT N – 1 - - - -
Ket. P adalah Probablitias Amatan RKA adalah Rata-rata Kuadrat Baris
ð¹âˆ—
adalah Nilai F tabel RKB adalah Rata-rata Kuadrat Kolom
JKA adalah Jumlah Kuadrat antar Baris RKAB adalah Rata-rata Kuadrat Interaksi
JKB adalah Jumlah Kuadrat antar Kolom RKG adalah Rata-rata Kuadrat Galat
JKAB adalah Jumlah Kuadrat Interaksi
JKG adalah Jumlah Kuadrat Galat
JKT adalah Jumlah Kuadrat Total
19
21. Uji Lanjut Anava Dua Jalan
(Metode Scheffe)
• Secara umum, uji lanjutan anava dua jalan (uji komparasi ganda)
menggunakan metode Scheffe memiliki kesamaan langkah dengan uji
anava satu jalan, yaitu jika terjadi penolakan terhadap ð»0.
• Dalam anava dua jalan terdapat empat komparasi, yaitu komparasi
ganda rata-rata antara :
1. Baris ke-i dan baris ke-j ïƒ Uji Komparasi antar Baris
2. Kolom ke-i dan kolom ke-j ïƒ Uji Komparasi antar Kolom
3. Sel ij dan sel kj (sel pada kolom ke-j)/komparasi antar sel pada
kolom yang sama ïƒ Interaksi
4. Sel ij dan sel ik (sel pada baris ke-i)/komparasi antar sel pada baris
yang sama ïƒ Interaksi
21
22. Komparasi Rata-rata antar Baris
• Hipotesis nol komparasi antar baris
ð‘¯ðŸŽ: ðð’Šâˆ™ = ðð’‹âˆ™
ð‘¯ðŸŽ: ðð’Šâˆ™ ≠ðð’‹âˆ™
• Uji Scheffe komparasi rata-rata antar baris
ð‘ð’Šâˆ™âˆ’ð’‹âˆ™ =
ð‘¿ð’Šâˆ™âˆ’ð‘¿ð’‹âˆ™
ðŸ
ð‘¹ð‘²ð‘®
ðŸ
ð’ð’Šâˆ™
+
ðŸ
ð’ð’‹âˆ™
Dengan
ð¹ð‘–∙−ð‘—∙ : Nilai ð¹ð‘œð‘ð‘ pada pembandingan rata-rata baris ke-i dan baris ke-j
ð‘‹ð‘–∙ : Rata-rata baris ke-i
ð‘‹ð‘—∙ : Rata-rata baris ke-j
RKG : Rata-rata Kuadrat Galat
ð‘›ð‘–∙ : Ukuran sampel baris ke-i
ð‘›ð‘—∙ : Ukuran sampel baris ke-j
• Daerah Kritis
ð‘«ð‘² = ð‘ ð‘ > (𒑠− ðŸ)ð‘ðœ¶;ð’‘−ðŸ,ð‘µâˆ’ð’‘ð’’
22
23. Komparasi Rata-rata antar Kolom
• Hipotesis nol komparasi antar kolom
ð‘¯ðŸŽ: ð∙𒊠= ð∙ð’‹
ð‘¯ðŸŽ: ð∙𒊠≠ð∙ð’‹
• Uji Scheffe komparasi rata-rata antar kolom
ð‘∙ð’Šâˆ’∙𒋠=
ð‘¿âˆ™ð’Šâˆ’ð‘¿âˆ™ð’‹
ðŸ
ð‘¹ð‘²ð‘®
ðŸ
ð’∙ð’Š
+
ðŸ
ð’∙ð’‹
Dengan
ð¹âˆ™ð‘–−∙𑗠: Nilai ð¹ð‘œð‘ð‘ pada pembandingan rata-rata kolom ke-i dan kolom ke-j
ð‘‹âˆ™ð‘– : Rata-rata kolom ke-i
ð‘‹âˆ™ð‘— : Rata-rata kolom ke-j
RKG : Rata-rata Kuadrat Galat
ð‘›âˆ™ð‘– : Ukuran sampel kolom ke-i
ð‘›âˆ™ð‘— : Ukuran sampel kolom ke-j
• Daerah Kritis
ð‘«ð‘² = ð‘ ð‘ > (𒒠− ðŸ)ð‘ðœ¶;ð’’−ðŸ,ð‘µâˆ’ð’‘ð’’
23
24. Komparasi Rata-rata antar Sel pada Baris yang Sama
• Hipotesis nol komparasi
ð‘¯ðŸŽ: ðð’Šð’‹ = ðð’Šð’Œ
ð‘¯ðŸŽ: ðð’Šð’‹ ≠ðð’Šð’Œ
• Uji Scheffe komparasi
ð‘ð’Šð’‹âˆ’ð’Šð’Œ =
ð‘¿ð’Šð’‹âˆ’ð‘¿ð’Šð’Œ
ðŸ
ð‘¹ð‘²ð‘®
ðŸ
ð’ð’Šð’‹
+
ðŸ
ð’ð’Šð’Œ
Dengan
ð¹ð‘–ð‘—−ð‘–𑘠: Nilai ð¹ð‘œð‘ð‘ pada pembandingan rata-rata pada sel ij dan rata-rata pada sel ik
ð‘‹ð‘–ð‘— : Rata-rata pada sel ij
ð‘‹ð‘–𑘠: Rata-rata pada sel ik
RKG : Rata-rata Kuadrat Galat
ð‘›ð‘–ð‘— : Ukuran sampel sel ij
ð‘›ð‘–𑘠: Ukuran sampel sel ik
• Daerah Kritis
ð‘«ð‘² = ð‘ ð‘ > (ð’‘𒒠− ðŸ)ð‘ðœ¶;ð’‘ð’’−ðŸ,ð‘µâˆ’ð’‘ð’’
24
25. Komparasi Rata-rata antar Sel pada Kolom yang Sama
• Hipotesis nol komparasi
ð‘¯ðŸŽ: ðð’Šð’‹ = ðð’Œð’‹
ð‘¯ðŸŽ: ðð’Šð’‹ ≠ðð’Œð’‹
• Uji Scheffe komparasi
ð¹ð‘–ð‘—−ð‘˜ð‘— =
ð‘‹ð‘–ð‘—−ð‘‹ð‘˜ð‘—
2
ð‘…ð¾ðº
1
ð‘›ð‘–ð‘—
+
1
ð‘›ð‘˜ð‘—
Dengan
ð¹ð‘–ð‘—−ð‘˜ð‘— : Nilai ð¹ð‘œð‘ð‘ pada pembandingan rata-rata pada sel ij dan rata-rata pada sel kj
ð‘‹ð‘–ð‘— : Rata-rata pada sel ij
ð‘‹ð‘˜ð‘— : Rata-rata pada sel kj
RKG : Rata-rata Kuadrat Galat
ð‘›ð‘–ð‘— : Ukuran sampel sel ij
ð‘›ð‘˜ð‘— : Ukuran sampel sel kj
• Daerah Kritis
ð‘«ð‘² = ð‘ ð‘ > (ð’‘𒒠− ðŸ)ð‘ðœ¶;ð’‘ð’’−ðŸ,ð‘µâˆ’ð’‘ð’’
25
26. Kasus
Seorang Peneliti ingin mengujicobakan dua metode pembelajaran, yaitu metode
ceramah dan metode diskusi, untuk melihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar.
Selain itu, Peneliti tertarik juga untuk meneliti tingkatan IQ (tinggi, sedang, rendah)
turut serta memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar. Setelah dilakukan proses
pembelajaran diperoleh hasil sebagai berikut.
Jika diambil tingkat signifikansi 5%, bagaimanakah kesimpulan yang dihasilkan?
Diasumsikan data sudah berdistribusi normal dan homogen.
IQ
Metode Pembelajaran
Ceramah (C) Diskusi (D)
Tinggi (T) 7 8 9 8 8 8 8 8
Sedang (S) 5 6 7 6 9 7 8 8
Rendah (R) 3 4 5 4 4 2 3 3
26
27. Prosedur Uji
Hipotesis Statistik
a. H0A : ð›¼ð‘– = 0, ð‘– = 1, 2, 3
H1A : Terdapat paling sedikit dua rata-rata yang tidak sama
b. H0B : ð›½ð‘— = 0, ð‘— = 1,2
H1B : Terdapat paling sedikit dua rata-rata yang tidak sama
c. H0AB : ð›¼ð›½ ð‘–ð‘— = 0 untuk setiap ð‘– = 1,2, 3 dan ð‘— = 1,2
H0AB : Terdapat paling sedikit satu ð›¼ð›½ ð‘–ð‘— yang tidak nol
27
28. Tabel Rangkuman Anava
Sumber JK dk RK Fobs Ftab
IQ (A)
Met.Mengajar (B)
Interaksi (AB)
Galat
89,333
0,666
9,334
10,000
2
1
2
18
44,667
0,666
4,667
0,556
80,34
1,20
8,39
-
3,55
4,41
3,55
-
Total 109,333 23 - - -
Keputusan :
1. Untuk IQ : H0A ditolak karena Fobs > Ftab
2. Untuk Met.Mengajar : H0B diterima karena Fobs < Ftab
3. Untuk Interaksi : H0AB ditolak karena Fobs > Ftab
Kesimpulan :
1. Tidak semua kategori IQ memberikan rata-rata prestasi belajar yang sama (IQ
berpengruh terhadap prestasi belajar). ïƒ Uji Komparasi Ganda
2. Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang menggunakan metode
mengajar ceramah dan metode diskusi.
3. Terdapat interaksi antara IQ dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar. ïƒ Uji
Komparasi Ganda 28
29. Uji Komparasi Ganda (Uji Lanjut Pasca Anava Dua Jalan)
Tabel Rata-rata antar Sel
IQ
Metode Mengajar
Rerata Marginal
Ceramah (C) Diskusi (D)
Tinggi (T) 8 8 8,0
Sedang (S) 6 8 7,0
Rendah (R) 4 3 3,5
Rerata Marginal 6,0 6,3 -
29
Merujuk pada tabel nilai rata-rata marginal, deskripsikan perbandingan antar
baris, antar kolom, maupun antar sel !
30. Untuk ð‡ðŸŽð€ (Faktor Baris)
H0A ditolak sehingga kategori IQ berpengaruh terhadap prestasi belajar. Kategori IQ manakah
yang rata-rata prestasi belajarnya lebih baik?
Karena variabel IQ terdiri dari 3 nilai, maka dilakukan uji lanjut pasca anava berupa uji komparasi
antar baris untuk melihat kategori IQ mana yang memberikan pengaruh yang berbeda.
1. IQ Tinggi vs IQ Sedang
Hipotesis Statistik
ð‘¯ðŸŽ : ðð“. = ðð’. vs ð‘¯ðŸŽ : ðð“. ≠ðð’.
Statistik Uji
FT.−S. =
XT. − Xð‘†.
2
RKG
1
nT.
+
1
nS.
=
8,0 − 7,0 2
0,556
1
8
+
1
8
=
1
0,139
= 7,19
Daerah Kritis
DK = F F > p − 1 F0,05;p−1;N−pq = F F > 2F0,05;2;18 = F F > 2 3,55 = 7,10
Keputusan
H0 ditolak, yaitu terdapat perbedaan secara signifikan rata-rata prestasi belajar siswa memiliki IQ tinggi
dibandingkan dengan siswa IQ sedang. Rata-rata marginal siswa IQ tinggi lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa IQ sedang, sehingga disimpulkan bahwa prestasi siswa IQ tinggi lebih baik dibandingkan
dengan siswa IQ sedang.
*Dilakukan komputasi yang serupa untuk IQ Sedang vs IQ Rendah dan IQ Tinggi vs IQ Rendah 30
31. Tabel Rangkuman Uji Komparasi Ganda antar Baris
ð»0 ð»1 ð¹ð‘œð‘ð‘ ð¹ð‘¡ð‘Žð‘ Kesimpulan
ðœ‡ð‘‡. = ðœ‡ð‘†.
ðœ‡ð‘†. = ðœ‡ð‘….
ðœ‡ð‘‡. = ðœ‡ð‘….
ðœ‡ð‘‡. ≠ðœ‡ð‘†.
ðœ‡ð‘†. ≠ðœ‡ð‘….
ðœ‡ð‘‡. ≠ðœ‡ð‘….
7,19
88,13
145,68
2(3,55) = 7,10
2(3,55) = 7,10
2(3,55) = 7,10
ð»0 ditolak
ð»0 ditolak
ð»0 ditolak
Kesimpulan :
1. Untuk IQ tinggi vs IQ sedang
H0 ditolak, yaitu terdapat perbedaan secara signifikan rata-rata prestasi belajar siswa memiliki IQ tinggi
dibandingkan dengan siswa IQ sedang. Rata-rata marginal siswa IQ tinggi lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa IQ sedang, sehingga disimpulkan bahwa prestasi siswa IQ tinggi lebih baik dibandingkan
dengan siswa IQ sedang.
2. Untuk IQ sedang vs IQ rendah
H0 ditolak, yaitu terdapat perbedaan secara signifikan rata-rata prestasi belajar siswa memiliki IQ
sedang dibandingkan dengan siswa IQ rendah. Rata-rata marginal siswa IQ sedang lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa IQ rendah, sehingga disimpulkan bahwa prestasi siswa IQ sedang lebih baik
dibandingkan dengan siswa IQ rendah.
3. Untuk IQ tinggi vs IQ rendah
H0 ditolak, yaitu terdapat perbedaan secara signifikan rata-rata prestasi belajar siswa memiliki IQ tinggi
dibandingkan dengan siswa IQ rendah. Rata-rata marginal siswa IQ tinggi lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa IQ rendah, sehingga disimpulkan bahwa prestasi siswa IQ tinggi lebih baik dibandingkan
dengan siswa IQ rendah.
Keterangan :
T : IQ Tinggi
S : IQ Sedang
R : IQ Rendah
31
32. Uji Komparasi Ganda antar Sel
Uji komparasi ganda antar sel pada baris atau kolom yang sama
dilakukan karena H0AB ditolak, sehingga terjadi interaksi antara IQ dan
Metode Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar.
Catatan :
Uji komparasi ganda antar sel tidak dilakukan antar sel berbeda baris dan
berbeda kolom.
32
33. Uji Komparasi Ganda antar Sel pada Baris yang Sama
Hipotesis Statistik
ð‘¯ðŸŽ : ðð‘»ð‘ª = ðð‘»ð‘« vs ð‘¯ðŸŽ : ðð‘»ð‘ª ≠ðð‘»ð‘«
Statistik Uji
FTC−ð‘‡ð· =
XTC − XTD
2
RKG
1
nTC
+
1
nTD
=
8 − 8 2
0,556
1
4
+
1
4
= 0,00
Daerah Kritis
DK = F F > pq − 1 F0,05;pq−1;N−pq = F F > 5F0,05;5;18 = F F > 5 2,77 = 13,85
Keputusan
H0 diterima, yaitu tidak terdapat perbedaan secara signifikan rata-rata prestasi belajar
siswa yang menggunakan metode seramah dan metode diskusi untuk siswa IQ tinggi.
*Lakukan hal serupa untuk ceramah vs diskusi pada IQ sedang dan IQ rendah
33
34. Tabel Rangkuman Uji Komparasi Ganda antar Sel
pada Baris yang Sama
ð»0 ð»1 ð¹ð‘œð‘ð‘ ð¹ð‘¡ð‘Žð‘(5 ð¹0,05;5;18) Keputusan
ðœ‡ð‘‡ð¶ = ðœ‡ð‘‡ð·
ðœ‡ð‘†ð¶ = ðœ‡ð‘†ð·
ðœ‡ð‘…ð¶ = ðœ‡ð‘…ð·
ðœ‡ð‘‡ð¶ ≠ðœ‡ð‘‡ð·
ðœ‡ð‘†ð¶ ≠ðœ‡ð‘†ð·
ðœ‡ð‘…ð¶ ≠ðœ‡ð‘…ð·
0,00
14,39
3,60
5(2,77)=13,85
5(2,77)=13,85
5(2,77)=13,85
ð»0 diterima
ð»0 ditolak
ð»0 diterima
Kesimpulan Uji Komparasi antar Sel pada Baris Sama (Ditinjau dari kategori IQ)
Pada IQ Tinggi dan IQ Rendah, metode ceramah dan metode diskusi tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar. Sedangkan pada IQ Sedang, metode
ceramah dan metode diskusi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi
belajar. Melihat rerata marginal, untuk IQ sedang, metode diskusi memberikan pengaruh
yang lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah.
Keterangan :
T : IQ Tinggi
S : IQ Sedang
R : IQ Rendah
C : Ceramah
D : Diskusi
34
35. Uji Komparasi antar Sel pada Kolom yang Sama
Hipotesis Statistik untuk Kolom metode Ceramah
ð‘¯ðŸŽ : ðð‘»ð‘ª = ðð‘ºð‘ª vs ð‘¯ðŸŽ : ðð‘»ð‘ª ≠ðð‘ºð‘ª
Statistik Uji
FTC−ð‘†ð¶ =
XTC − XSC
2
RKG
1
nTC
+
1
nSC
=
8 − 6 2
0,556
1
4
+
1
4
=
4
0,278
= 14,39
Daerah Kritis
DK = F F > pq − 1 F0,05;pq−1;N−pq = F F > 5F0,05;5;18 = F F > 5 2,77 = 13,85
Keputusan
H0 ditolak, yaitu terdapat perbedaan secara signifikan rata-rata prestasi belajar siswa IQ tinggi
dan siswa IQ sedang untuk metode pembelajaran menggunakan ceramah. Dilihat dari rata-rata,
untuk metode ceramah siswa IQ tinggi lebih baik prestasinya daripada siswa IQ sedang.
*Lakukan hal serupa untuk IQ sedang vs IQ rendah dan IQ tinggi vs IQ rendah pada metode
ceramah dan pada metode diskusi
35
36. Tabel Rangkuman Uji Komparasi Ganda antar Sel
pada Kolom yang Sama
Faktor Kolom ð»0 ð»1 ð¹ð‘œð‘ð‘ ð¹ð‘¡ð‘Žð‘(5 ð¹0,05;5;18) Keputusan
Metode
Ceramah
ðœ‡ð‘‡ð¶ = ðœ‡ð‘†ð¶
ðœ‡ð‘†ð¶ = ðœ‡ð‘…ð¶
ðœ‡ð‘‡ð¶ = ðœ‡ð‘…ð¶
ðœ‡ð‘‡ð¶ ≠ðœ‡ð‘†ð¶
ðœ‡ð‘†ð¶ ≠ðœ‡ð‘…ð¶
ðœ‡ð‘‡ð¶ ≠ðœ‡ð‘…ð¶
14,39
14,39
57,56
5(2,77)=13,85
5(2,77)=13,85
5(2,77)=13,85
ð»0 ditolak
ð»0 ditolak
ð»0 ditolak
Metode
Diskusi
ðœ‡ð‘‡ð· = ðœ‡ð‘†ð·
ðœ‡ð‘†ð· = ðœ‡ð‘…ð·
ðœ‡ð‘‡ð· = ðœ‡ð‘…ð·
ðœ‡ð‘‡ð· ≠ðœ‡ð‘†ð·
ðœ‡ð‘†ð· ≠ðœ‡ð‘…ð·
ðœ‡ð‘‡ð· ≠ðœ‡ð‘…ð·
0,00
89,93
89,93
5(2,77)=13,85
5(2,77)=13,85
5(2,77)=13,85
ð»0 diterima
ð»0 ditolak
ð»0 ditolak
Kesimpulan
1. Untuk Metode Ceramah
Pembelajaran menggunakan metode ceramah memberikan prestasi belajar yang berbeda untuk setiap kategori
IQ. Dilihat dari rerata marginal, metode pembelajaran ceramah untuk siswa IQ tinggi prestasinya lebih baik
dibandingkan dengan siswa IQ sedang, IQ sedang memiliki prestasi lebih baik dibandingkan dengan siswa IQ
rendah, dan siswa IQ tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandigkan dengan siswa IQ rendah.
2. Untuk Metode Diskusi
Pembelajaran menggunakan metode diskusi memberikan prestasi belajar yang berbeda antara siswa IQ sedang
dan siswa IQ rendah serta untuk siswa IQ tinggi dan siswa IQ rendah. Dilihat rerata marginal, siswa IQ rendah
memiliki prestasi yang lebih jelek dibandingkan dengan siswa IQ tinggi atau siswa IQ sedang. Sedangkan pada
siswa IQ tinggi dan sedang, metode diskusi memberikan prestasi belajar yang sama.
Keterangan :
T : IQ Tinggi
S : IQ Sedang
R : IQ Rendah
C : Ceramah
D : Diskusi
36
38. Kesimpulan Penelitian
Dengan memperhatikan hasil pengujian Anava Dua Jalan dan Uji Komparasi
Ganda diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Secara umum, siswa IQ tinggi memiliki prestasi lebih baik dibandingkan
siswa IQ sedang dan siswa IQ sedang memiliki prestasi lebih baik
dibandingkan siswa IQ rendah. Kecuali hal khusus, pada metode diskusi,
siswa IQ tinggi memiliki prestasi yang sama dengan siswa IQ sedang.
2. Secara umum, metode ceramah dan metode diskusi memberikan
pengaruh yang sama terhadap prestasi belajar. Secara khusus, untuk
siswa IQ sedang metode diskusi memberikan pengaruh yang lebih baik
dibandingkan dengan metode ceramah, sedang siswa IQ tinggi dan
rendah kedua metode pembelajaran memberikan pengaruh yang sama
terhadap prestasi belajarnya.
38
39. Kasus
Seorang peneliti ingin melihat metode pembelajaran, yaitu metode A, B, dan C,
yang berpengaruh baik terhadap prestasi belajar. Selain itu, peneliti juga tertarik
melihat manakah yang memiliki prestasi belajar yang lebih baik antara siswa laki-
laki atau siswa perempuan. Dilakukan eksperimen dengan 3 orang setiap sel
dengan hasil prestasi sebagai berikut.
Dengan asumsi data berdistribusi normal dan homogen, dengan taraf signifikansi
5% bagaimanakah kesimpulan penelitian tersebut ?
Gender
Metode Pembelajaran
A B C
Laki-laki 4 7 5 2 3 2 5 6 4
Perempuan 9 8 8 8 7 5 10 8 7
39
40. Prosedur Uji
Hipotesis Statistik
a. H0A : ð›¼ð‘– = 0, ð‘– = 1, 2
H1A : Terdapat paling sedikit dua rata-rata yang tidak sama
b. H0B : ð›½ð‘— = 0, ð‘— = 1,2,3
H1B : Terdapat paling sedikit dua rata-rata yang tidak sama
c. H0AB : ð›¼ð›½ ð‘–ð‘— = 0 untuk setiap ð‘– = 1,2 dan ð‘— = 1,2,3
H0AB : Terdapat paling sedikit satu ð›¼ð›½ ð‘–ð‘— yang tidak nol
40
42. RKA =
JKA
dkA
=
56,889
1
= 56,889
RKB =
JKB
dkB
=
20,333
2
= 10,167
RKAB =
JKAB
dkAB
=
1,445
2
= 0,723
RKG =
JKG
dkG
=
17,333
12
= 1,444
Fa =
RKA
RKG
=
56,889
1,444
= 39,40
Fb =
RKB
RKG
=
10,167
1,444
= 7,04
Fab =
RKAB
RKG
=
0,723
1,444
= 0,50
Daerah Kritis (Daerah Penolakan H0)
Untuk Fa : DK = F F > F0,05;1;12 = {F|F > 4,75}
Untuk Fb : DK = F F > F0,05;2;12 = {F|F > 3,89}
Untuk Fab : DK = F F > F0,05;2;12 = {F|F > 3,89}
42
43. Tabel Rangkuman Anava
Sumber JK dk RK Fobs Ftab
Gender (A)
Met.Mengajar (B)
Interaksi (AB)
Galat
56,889
20,333
1,455
17,333
1
2
2
12
56,889
10,167
0,723
1,444
39,40
7,04
0,50
-
4,75
3,89
3,89
-
Total 96,000 17 - - -
Keputusan :
1. Untuk Gender : H0A ditolak karena Fobs > Ftab
2. Untuk Met.Mengajar : H0B ditolak karena Fobs > Ftab
3. Untuk Interaksi : H0AB diterima karena Fobs < Ftab
Kesimpulan :
1. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.
2. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang menggunakan metode
mengajar A, B, dan C.
3. Tidak terdapat interaksi antara gender dan metode mengajar terhadap prestasi
belajar.
43
44. Uji Lanjut Pasca Anava
Tabel Rata-rata antar Sel
Gender
Metode Mengajar
Rerata Marginal
A B C
Laki-laki 5,3 2,3 5,0 4,2
Perempuan 8,3 6,7 8,3 7,8
Rerata Marginal 6,8 4,5 6,7 -
Untuk ð‡ðŸŽð€
H0A ditolak sehingga terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Siswa manakah
yang rata-rata prestasi belajarnya lebih baik?
 Karena hanya terdiri dari 2 nilai (laki-laki dan perempuan), maka uji lanjut pasca anava berupa uji komparasi antar
baris tidak perlu dilakukan. Sehingga jika pun dilakukan, maka sudah dipastikan H0A akan ditolak. Sehingga untuk
melihat yang rata-rata prestasinya lebih baik, cukup dengan membandingkan rata-rata marginal antar baris, yaitu
rata-rata prestasi siswa perempuan lebih baik daripada rata-rata prestasi siswa laki-laki.
Catatan : Kesimpulan dengan membandingkan nilaia rata-rata dilakukan setelah secara statistik terdapat perbedaan
antar keduanya.
44
45. Untuk ð‡ðŸŽð
H0B ditolak ini berarti terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mendapatkan
pembelajaran menggunakan metode A, B, dan C. Ini tidak lain, bahwa metode mengajar
memberikan dampak yang tidak sama terhadap prestasi belajar.
Metode mengajar yang mana yang memberikan dampak paling baik?
Menggunakan metode Scheffe untuk komparasi rata-rata antar kolom :
1. Metode A vs Metode B
H0 : ðœ‡.A = ðœ‡.B
Statistik Uji :
F.A−.B =
X.A − X.B
2
RKG
1
n.A
+
1
n.B
=
6,8 − 4,5 2
1,444
1
6
+
1
6
=
5,29
0,4813
= 11,00
Daerah Kritis : DK = F F > q − 1 F0,05;q−1;N−pq = F F > 2F0,05;2;12 = F F > 2 3,89 = 7,78
Keputusan :
H0 ditolak, yaitu terdapat perbedaan secara signifikan rata-rata prestasi belajar siswa yang
menggunakan metode A dengan metode B. Rata-rata marginal metode A lebih tinggi dibandingkan
dengan metode B, sehingga disimpulkan bahwa metode A lebih baik dibandingkan dengan metode B.
45
46. 2. Metode A vs Metode C
H0 : ðœ‡.A = ðœ‡.C
Statistik Uji :
F.A−.C =
X.A − X.C
2
RKG
1
n.A
+
1
n.C
= 0,02
Daerah Kritis : DK = F F > q − 1 F0,05;q−1;N−pq = F F > 2F0,05;2;12 = F F > 2 3,89 = 7,78
Keputusan :
H0 diterima, yaitu tidak terdapat perbedaan secara signifikan rata-rata prestasi belajar siswa yang
menggunakan metode A dengan metode C. Artinya metode A lebih sama baiknya dengan metode C.
3. Metode B vs Metode C
H0 : ðœ‡.B = ðœ‡.C
Statistik Uji :
F.B−.C =
X.B − X.C
2
RKG
1
n.B
+
1
n.C
= 10,06
Daerah Kritis : DK = F F > q − 1 F0,05;q−1;N−pq = F F > 2F0,05;2;12 = F F > 2 3,89 = 7,78
Keputusan :
H0 ditolak, yaitu terdapat perbedaan secara signifikan rata-rata prestasi belajar siswa yang menggunakan
metode B dengan metode C. Rata-rata marginal metode C lebih tinggi dibandingkan dengan metode B,
sehingga disimpulkan bahwa metode C lebih baik dibandingkan dengan metode B. 46
47. Untuk ð‡ðŸŽð€ð
Untuk H0AB apakah perlu dilakukan uji komparasi ganda antar
sel?
ï± Karena ð‡ðŸŽð€ð diterima, maka tidak terjadi interaksi antara
gender dan metode mengajar sehingga tidak dilakukan
uji lanjut/uji komparasi antar sel.
ï± Ditinjau dari gender atau antar sel pada baris yang sama
Karena tidak terjadi interaksi, maka karakteristik
perbedaan metode mengajar A, B, dan C untuk setiap
gender sama.
Rata-rata marginal metode A dan C lebih tinggi
dibandingkan dengan metode B pada siswa laki-laki. Ini
berarti metode A sama efektifnya dengan metode C,
tetapi lebih efektif dibandingkan metode B, untuk siswa
laki-laki.
ï± Ditinjau dari metode atau antar sel pada kolom yang
sama
Karena tidak terjadi interaksi, maka karakteristik
perbedaan siswa laki-laki dan siswa perempuan untuk
setiap metode pembelajaran sama.
Rata-rata marginal siswa perempuan, baik untuk metode
A, metode B, atau metode C, selalu lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa laki-laki
C
B
A
8
6
4
2
P
L
8
6
4
2
Gender
Metode
L
P
Gender
A
B
C
Metode
Interaction Plot for Prestasi
Data Means
gambaran profil tidak terjadi interaksi
47
48. Kesimpulan Peneliti
1. Prestasi belajar siswa perempuan lebih baik dibandingkan dengan
siswa laki-laki secara umum jika ditinjau dari setiap metode
pembelajaran.
2. Metode pembelajaran A lebih efektif dibandingkan dengan metode
B, metode C lebih efektif dibandingkan dengan metode B, dan
metode A sama efektifnya dengan metode C, baik secara umum
ataupun ditinjau dari gender.
48
Dengan memperhatikan hasil pengujian Anava Dua Jalan dan Uji Komparasi Ganda
diperoleh kesimpulan sebagai berikut.