Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan fisioterapi pada pasien dengan kondisi calcaneus spur bilateral menggunakan modalitas ultrasound transverse friction dan hold rilex exercises untuk mengurangi nyeri, spasme otot, dan meningkatkan kekuatan otot serta aktivitas fungsional pasien. Hasil penelitian menunjukkan penurunan nyeri dan peningkatan aktivitas fungsional setelah empat kali terapi.
Pada dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan fisioterapi pada kasus calcaneus spur dengan menggunakan ultrasound. Pasien bernama Ny. Adnawati umur 34 tahun mengeluhkan nyeri pada kedua tumitnya selama 2 minggu. Setelah diberikan ultrasound dan latihan selama 3 kali, pasien mengalami penurunan nyeri dan peningkatan aktivitas fungsional.
Fraktur clavikula adalah hilangnya kontinuitas tulang clavikula yang biasanya disebabkan trauma. Tulang ini mudah patah karena letak dan anatominya. Pemeriksaan radiologi diperlukan untuk diagnosis dan penentuan tindak lanjut. Penatalaksanaan bervariasi antara non-operatif hingga operatif tergantung lokasi dan tingkat pergeseran fraktur.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas pengaruh pemberian TENS dan latihan William fleksi terhadap pengurangan nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi, dan peningkatan kekuatan otot pada kondisi ischialgia sinistra yang disebabkan oleh spondyloarthrosis. Hasil penelitian menunjukkan penurunan nyeri dan peningkatan lingkup gerak sendi serta kekuatan otot setelah pemberian terapi sel
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cervical root syndrome di Klinik Asya Mojokerto meliputi pemberian TENS, mobilisasi saraf, dan dry needling untuk meringankan nyeri dan spasme otot serta meningkatkan fungsi gerak.
DenCo AMD merupakan inovasi jas dokter yang dirancang untuk mencegah gangguan muskuloskeletal. Jas ini dilengkapi dengan alat penegak tubuh dan sistem vibrasi serta inframerah yang dikendalikan oleh mikrokontroler untuk mengurangi ketegangan otot. Jas ini diharapkan dapat membantu dokter gigi dalam mencegah gangguan otot akibat posisi kerja yang statis.
FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DAN JURNAL.pptxCahayaHati31
油
1. Pasien laki-laki berusia 49 tahun mengalami fraktur tulang selangka sebelah kanan setelah jatuh dari pohon setinggi 2,5 meter.
2. Pasien mengeluh nyeri bahu kanan skala 6 dan dilakukan tindakan operasi untuk memperbaiki fraktur tulang selangka.
3. Perawatan pasca operasi berfokus pada mengatasi nyeri, meningkatkan mobilitas, dan mencegah infeksi.
1. Intervensi keperawatan perioperatif untuk mencegah infeksi dan komplikasi pada pasien gangguan muskuloskeletal meliputi pemberian edukasi kesehatan, latihan pra-operasi, pencegahan infeksi, dan rehabilitasi pasca-operasi seperti latihan otot.
2. Tindakan spesifik untuk mencegah pembengkakan darah vena pasca bedah ortopedi adalah memperhatikan posisi pasien, pencegahan infeksi, memberikan edukasi kese
Fraktur femur adalah patah tulang paha yang disebabkan trauma atau osteoporosis. Gejalanya berupa nyeri hebat pada paha, tak mampu berjalan, dan bengkak. Penatalaksanaannya meliputi pemberian obat analgesik, pemasangan traksi, dan rehabilitasi untuk memulihkan fungsi. Keperawatan meliputi mengurangi nyeri, mencegah komplikasi, dan memberikan edukasi kepada pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan rematoid artritis. Rematoid artritis adalah peradangan sendi kronis yang lebih sering menyerang wanita dewasa muda. Gejala utamanya adalah nyeri dan kekakuan sendi serta deformitas jari tangan. Penatalaksanaannya meliputi istirahat, latihan, terapi obat, dan pembedahan untuk memperbaiki fungsi sendi. Perawat berperan dalam mengelola nyer
Laporan ini membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur femur. Dokumen ini menjelaskan definisi dan jenis fraktur, etiologi, manifestasi klinis, prinsip penatalaksanaan secara konservatif dan operatif, diagnosa dan intervensi keperawatan.
Laporan ini membahas gangguan mobilisasi pasien di ruang perawatan Ahmad Dahlan PKU Muhammadiyah Sruweng. Mobilisasi adalah kemampuan untuk bergerak secara bebas dan dipengaruhi oleh sistem neuromuskular seperti otot, tulang, sendi, ligamen, dan saraf. Gangguan mobilisasi dapat bermanifestasi berbagai klinis seperti keterbatasan gerak dan berisiko komplikasi seperti atrofi otot.
Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis, dengan tulang yang lepas dari sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor konjenital, patologis, atau trauma, dan dapat menyebabkan gangguan fungsi sendi serta nyeri. Penatalaksanaannya meliputi reduksi dislokasi dan mobilisasi sendi untuk memulihkan fungsinya.
FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DAN JURNAL.pptxCahayaHati31
油
1. Pasien laki-laki berusia 49 tahun mengalami fraktur tulang selangka sebelah kanan setelah jatuh dari pohon setinggi 2,5 meter.
2. Pasien mengeluh nyeri bahu kanan skala 6 dan dilakukan tindakan operasi untuk memperbaiki fraktur tulang selangka.
3. Perawatan pasca operasi berfokus pada mengatasi nyeri, meningkatkan mobilitas, dan mencegah infeksi.
1. Intervensi keperawatan perioperatif untuk mencegah infeksi dan komplikasi pada pasien gangguan muskuloskeletal meliputi pemberian edukasi kesehatan, latihan pra-operasi, pencegahan infeksi, dan rehabilitasi pasca-operasi seperti latihan otot.
2. Tindakan spesifik untuk mencegah pembengkakan darah vena pasca bedah ortopedi adalah memperhatikan posisi pasien, pencegahan infeksi, memberikan edukasi kese
Fraktur femur adalah patah tulang paha yang disebabkan trauma atau osteoporosis. Gejalanya berupa nyeri hebat pada paha, tak mampu berjalan, dan bengkak. Penatalaksanaannya meliputi pemberian obat analgesik, pemasangan traksi, dan rehabilitasi untuk memulihkan fungsi. Keperawatan meliputi mengurangi nyeri, mencegah komplikasi, dan memberikan edukasi kepada pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan rematoid artritis. Rematoid artritis adalah peradangan sendi kronis yang lebih sering menyerang wanita dewasa muda. Gejala utamanya adalah nyeri dan kekakuan sendi serta deformitas jari tangan. Penatalaksanaannya meliputi istirahat, latihan, terapi obat, dan pembedahan untuk memperbaiki fungsi sendi. Perawat berperan dalam mengelola nyer
Laporan ini membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur femur. Dokumen ini menjelaskan definisi dan jenis fraktur, etiologi, manifestasi klinis, prinsip penatalaksanaan secara konservatif dan operatif, diagnosa dan intervensi keperawatan.
Laporan ini membahas gangguan mobilisasi pasien di ruang perawatan Ahmad Dahlan PKU Muhammadiyah Sruweng. Mobilisasi adalah kemampuan untuk bergerak secara bebas dan dipengaruhi oleh sistem neuromuskular seperti otot, tulang, sendi, ligamen, dan saraf. Gangguan mobilisasi dapat bermanifestasi berbagai klinis seperti keterbatasan gerak dan berisiko komplikasi seperti atrofi otot.
Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis, dengan tulang yang lepas dari sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor konjenital, patologis, atau trauma, dan dapat menyebabkan gangguan fungsi sendi serta nyeri. Penatalaksanaannya meliputi reduksi dislokasi dan mobilisasi sendi untuk memulihkan fungsinya.
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
油
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
油
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
油
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
1. P-ISSN 2579-3330
Vol 4 No 2 September 2020
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI CALCANEUS SPURS
BILATERAL DENGAN MODALITAS ULTRASOUND
TRANSVERSE FRICTION DAN HOLD RILEX EXERCISES
Ayu Sulistiani Dianingtyas1
, Eko Budi Prasetyo2
1
Universitas Pekalongan, Pekalongan, Indonesia
2
Universitas Pekalongan, Pekalongan, Indonesia
ayusulistiani1107@gmail.com
hasan143173@gmail.com
ABSTRAK
Calcaneus Spur adalah tumbuhnya tulang abnormal pada bagian inferior
os.calcaneus, dari tempat perlekatan fibrokartilaginosa khusus nya ligamentum plantar
facitis, yang merupakan penyebab umum dari calcaneus spur.Problematika calacaneus
spur adalah adanya nyeri ,spasme,kelemahan kekuatan otot dan penururnan aktvitas
fungsional.
Dalam kasus ini teknologi yang dipilih adalah Ultrasound (US), Transverse
friction, dan Hold Rilex.Penelitian ini dilakukan di RSUD Bendan Pekalongan dengan
desain penelitian deskriptif analitik. Subjek penelitian adalah pasien dengan
kondisicalcaneus spur bilateral dengan modalitas Ultrasound (US), Transverse friction,
dan Hold Rilex.
Instrument penilitian berupa pemeriksaan nyeri, spasme, kekuatan otot dan
aktifitas fungsional. Hasil penelitian sebanyak 4 kali terapi sebagi berikut (1) terdapat
penurunan nyeri dari T1=8 menjadi T4= 6 (2) belum adanya penurunan spasme dari T1=1
tetap menjadi T4=1 (3) belum adanya peningkatan kekuatan otot dari T1=4 tetap menjadi
T4=4 (4) terdapat peningkatan aktifitas fungsional sehari-hari. Simpulan penelitian bawa
intervensi fisioterapi dengan modalitas Ultrasound (US), Transverse friction, dan Hold
Rilex dapat mengurangi masalah yang ditimbulkan pada kondisi calcaneus spur bilateral.
Kata Kunci :calcaneus spur; ultrasound; transverse friction; dan hold rilex
ABSTRACT
Calcaneus Spur is an abnormal bone growth in the inferior part of the OS.
Calcaneus, from the site of his special fibrokartilaginose cruciate ligament plantar facitis,
which is a common cause of calcaneus Spur.problematicscalacaneus Spur is the presence
of pain, spasm,weakness of muscle strength and the intracurate of functional acvity.
In this case the selected technology is Ultrasound (US), transverse friction, and
Rilex Hold. This research was conducted in The Hospital Of Bendan Pekalongan with the
design of analytical descriptive research. The research subject is a patient with a bilateral
calcaneus spur Condition with Ultrasound modalities (US), transverse Friction, and
Rilex Hold.
The research Instrument in the form of pain test, spasm, muscular strength and
functional activity. The results of the study of 4 therapy as follows (1) There is a decrease
in pain from T1 = 8 to T4 = 6 (2) There is no decrease in spasm of T1 = 1 remains t4 = 1
(3) The absence of increased muscle strength from t1 = 4 remains t4 = 4 (4) There is an
increase in daily functional activities. The research conclusion brought physiotherapy
intervention with Ultrasound modalities (US), transverse Friction, and Hold Rilex can
reduce the problems caused in the bilateral calcaneus spurcondition.
Keywords: calcaneus spur; ultrasound; transverse friction; and Rilex hold
2. Ayu Sulistiani Dianingtyas, Eko Budi Prasetyo September 2020
Penatalaksanaan Fisioterapi Calcaneus Spurs Bilateral Dengan Modalitas Ultrasound Transverse Friction
Dan Hold Rilex Exercises
2
PENDAHULUAN
Ankle dan kaki merupakan
struktur komplek yang terdiri dari 28
tulang dan 55 artikulasi yang
dihubungkan dengan ligamen dan
otot. Ankle merupakan sendi yang
menopang beban tubuh terbesar pada
permukaannya, puncak beban
mencapai 120% ketika berjalan dan
hampir 275% ketika berlari. Sendi
dan ligamen berperan sebagai
stabilitator untuk melawan gaya dan
menyesuaikan ketika aktivitas
menahan beban agar stabil (Dutton,
2012). Maka jika kaki mengalami
patologis akan berefek kepada
aktifitas sehari-hari, salah satu
contoh nya calcaneus spur.
Calcaneus spur adalah tumbuhnya
tulang abnormal pada bagian inferior
os.calcaneus, dari tempat perlekatan
fibrokartilaginosa khusus nya
ligamentumplantar facitis, yang
merupakan penyebab umum dari
calcaneus spur (Alatassia, et
al.,2018). Penyebab calcaneus
spurdapat di sebabkan karena adanya
peradangan kronis di tempat di mana
aponeurosis tumit terhubung ke
calcaneus yang menyebabkan
pembentukan taji. Dimana
pertumbuhan tulang terjadi di sekitar
calcaneus adalah area perlekatan
tendon Achilles (Edzierawskia, et al.,
2017).Peradangan dan pengerasan
reaktif dari enthesis, terutama
osifikasi chondroidal dan
intramematik, karena traksi
berlebihan dari asal plantar fasia di
tuberositas calcaneus yang
menyebabkan peradangan yang akan
menimbulkan nyeri dalam waktu
lama sehingga mengakibatkan
inflamasi pada subperiosteum.
Setelah itu akan terjadi pembentukan
jaringan fibrous yang memicu
penumpukan kalsium yang menebal
di subperiosteum dan akan menjadi
spur (Alatassi, et al., 2018).
Menurut Bora, 2010 tanda
dan gejala pada kondisi calcaneus
spuradalah :
a. Nyeri
b. Peradangangan
c. Bengkak
d. Spasme
e. Keterbatasan LGS
Pada penderita calcaneus spur
bilateralditemukan problematika
seperti adanya nyeri tekan dan nyeri
gerak, spasme,penurunan kekuatan
otot dan penururnan aktifitas
fungsional. Untuk itu dalam kasus ini
perlu diberikan penanganan yang
tepat untuk menyelesaikan
problematika tersebut.Teknologi
intervensi fisisoterapi pada kasus ini
dengan pemberian Ultrasound,
Tranverse Friction dan Hold
Rilex.Tujuan pemberian intervensi
tersebut untuk menyurangi nyeri
gerak dan tekan pada tumit,
menyurangi spasme,meningkatkan
kekuatan otot,dan meningkatkan
aktivitas fungsional.
1. Ultrasound
Ultrasound (US) adalah salah
satu modalitas fisioterapi yang
mengunakan gelombang suara
dengan getaran mekanisme
membentuk gelombang longitudinal
3. Ayu Sulistiani Dianingtyas, Eko Budi Prasetyo September 2020
Penatalaksanaan Fisioterapi Calcaneus Spurs Bilateral Dengan Modalitas Ultrasound Transverse Friction
Dan Hold Rilex Exercises
3
dan berjalan melalui medium tertentu
dengan frekuensi yang bervariasi.
Ultrasound menggunakan
mekanisme getaran dari gelombang
suara dengan frekuensi lebih dari
20.000 Hz. Pada prakteknya umum
di gunakan 0,7 Mhz dan 3 Mhz.bentuk
gelombang ultrasound adalah
longitudinal, dengan kata lain arah
penyebaran searah dengan arah
getaranya. Untuk dapat menyebarkan
getaran longitudinal ini
membutuhkan medium yang elastis.
Sedangkan panjang gelombang pada
1 Mhz kurang lebih 1,5 mm, dan di
dalam tulang kurang lebih 3 mm.
sedangkan 3 Mhz di dalam jaringan
adalah sedikit sekali, yaitu dalam
jaringan lunak kurang lebih 0,5 mm
dan di dalam tulang kurang lebih 1
mm (Sujatno d. , 2002). Efek
Ultrasound
a. Efek mekanis
Bila gelombang ultrasound
masuk ke dalam tubuh maka akan
menimbulkan pemampatan dan
peregangan dalam jaringan sama
dengan frekuensi dari mesin
ultrasound sehingga terjadi variasi
tekanan dalam jaringan. Dengan
adanya variasi tersebut
istilahmicromassage yang
merupakan efek terapeutik yang
sangat penting karena hampir
semua efek ini sangat diharapkan
sehingga pada daerah micro tissue
baru yang memacu proses inflamasi
fisiologis.
b. Efek panas
Micromassage pada jaringan
akan menimbulkan efek friction
yang hangat . Panas yang
ditimbulkan oleh jaringan tidak sama
tergantung dari nilai acustic
independence , pemilihan bentuk
gelombang , intensis yang digunakan
dan durasi pengobatan . Area yang
paling banyak mendapatkan
mendapatkan panas adalah jaringan
interfaceyaitu antara kulit dan otot
serta periosteum. Hal ini disebabkan
oleh adanya gelombang yang diserap
dan diopantulkan . Agar efek panas
tidak terlalu dominan digunakan
dibandingkan efek panas(Sujatno I. ,
1996).
c. Efek biologis
Efek lain dari micromassage
adalah efek biologis yang merupakan
fisiologis dari pengaruh mekanik dan
pengaruh panas. Efek biologis yang
ditimbulkan oleh ultrasound antara
lain : (1) meningkatkan sirkulasi
darah (2) rileksasi otot (3)
meningkatkan permebilitasi
membrane (4) mempercepat proses
penyembuhan jaringan (5)
menyurangi nyeri.
d. Tranverse Friction
Transverse friction adalah suatu
pemberian stress ritmis secara
transversal untuk remodeling struktur
kolagen dari jaringan ikat dan
kemudian menempatkan kembali
kolagen ke dalam susunan
longitudina (Sugijanto B. , 2006).
Tujuan transverse friction membantu
menghancurkan asam laktat, yang
terdapat pada otot yang
menyebabkan penyebaran
pengerasan pada otot (Sugijanto
4. Ayu Sulistiani Dianingtyas, Eko Budi Prasetyo September 2020
Penatalaksanaan Fisioterapi Calcaneus Spurs Bilateral Dengan Modalitas Ultrasound Transverse Friction
Dan Hold Rilex Exercises
4
B.,2006). Durasi 2 menit dengan
frekuensi 3 kali dalam seminggu.
e. Hold Rilex
Hold relax merupakan satu dari
beberapa teknik strehing PNF,
proprioceptive neorumuscular
vasilitation strehing tehniques
adalah strehing dengan
penggabungan kontraksi aktif dari
otot dan strehung secara cepat agar
dapat menghabatan atau
memfasilitasi otot yang aktif dan
memungkinkan untuk
meningkatkan panjang otot agar
LGS menjadi normal. Pada contrak
relax dengan cara pasien menahan
gerakan yang dibuat oleh terapis
agar tidak terjadi gerakan sehungga
otot pasien menjadi kerja secara
isometric kemudian tahan sekitar
lima detik kemudian pasien relax
dan stretch kearah otot agonisnya
(Permadi, 2019). Gerakan aktif atau
pasif pada pola gerak agonis hingga
batas keterbatasan gerak atau hingga
ROM dimana nyeri mulai timbul
.Tujuan hold rilex adalah :
meningkatkan fleksibilitas otot,
meningkatkan LGS, mengurangi
nyeri (Permadi, 2019).
METODE
Penelitian ini menggunakan
metode deskiptif analitik untuk
mengetahui assesmen dan perubahan
yang dapat diketahui dalam
penelitian tersebut.Kasus penelitian
ini diambil di Rumah Sakit Umum
Daerah Bendan Kota Pekalongan di
lakukan pada 1 sampai 18 Maret
2020.
Lingkup Penelitian
Subjek penelitian sebagai
informan yang artinya orang pada
latar penelitian yang dimanfaatkan
untuk memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi penelitian. Subjek
penelitian ini adalah pada kondisi
calcaneus spur billaterar yang akan
diberikan intervensi fisioterapi
dengan Ultrasound, transverse
friction dan hold rilex exercises
adalah pasien poli fisioterapi di
RSUD Bendan Kota Pekalongan.
Desain Penelitian
Desain atau Rancangan yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah rancangan studi
kasus.Variable diartikan sebagai
konsep yang mempengaruhi
variabilitas.Sedangkan konsep
sendiri secara sederhana dapat
diartikan sebagai penggambaran atau
abstraksi dari fenomena tertentu.Ada
dua macam variable yaitu (1)
variable dependen dalam penelitian
ini adanya nyeri, spasme pada otot
gastrocnemius, penururnan kekuatan
otot dan penurunan aktivitas
fungsional. (2) variable independen
dalam penelitian adalah Ultrasound,
transverse friction dan hold rilex
exercises.
Desain penelitian
digambarkan sebagai berkut.
X Y
Z
5. Ayu Sulistiani Dianingtyas, Eko Budi Prasetyo September 2020
Penatalaksanaan Fisioterapi Calcaneus Spurs Bilateral Dengan Modalitas Ultrasound Transverse Friction
Dan Hold Rilex Exercises
5
Keterangan :
X : keadaan pasien sebelum
diberikan program fisioterapi
Y : keadaan pasien setelah
diberikan program fisioterapi
Z : program fisioterapi
Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini
menggunakan dua data yaitu data
primer dan sekunder. Data primer
yaitu data yang diperoleh secara
langsung dari pasien sementara data
sekunder adalah data yang
didapatkan dari Rekam medis pasien
di Rumah sakit.
Teknis pengumpulan data
diawali dengan mengumpulkan
semua data yang dapat diperoleh
untuk dijadikan acuan dalam
melakukan evaluasi dari terapi awal
sampai dengan terapi akhir,
kemudian setelah didapatkan akan
dilakukan evaluasi secara periodik
untuk mengetahui perkembangan
pasien.
Data yang sudah didapatkan
kemudian digunakan sebagai bahan
pembanding dari terapi awal dan
terapi akhir, sehingga dapat
disimpulkan hasil terapi yang telah
diberikan kepada pasien.
HASIL
Pasien atas nama Ny.D dengan
kondisi calcaneus spur bilateral
mengeluhkan nyeri saat berjalan
pada kedua tumit nya dan kencang
pada betis kanan dan kiri. Dari
pemeriksaan fisoterapi yang telah
dilakukan ditemukan adnya nyeri
tekan pada calcaneus dekstra dan
sinistra, terdapat nyeri gerak saat
berjalan, terdapat spasme pada otot
M. Gastrocnemius, terdapat
kelemahan otot plataris, dorsalis
,investor, evesor.
Setelah dilakukan intervensi
fisioterapi dengan modalitas
ultrasoumd, transverse friction, hold
rilex sebanyak 4 kali didapatkan
hasil sebagai berikut :
1. Adanya penurunan nyeri gerak,
dan nyeri tekan.
2. Tidak adanya penurunan spasme
3. Tidak adanya peningkatan
kekuatan otot
4. Adanya peningkatan aktivitas
fungsional dari nilai 78,8
menjadi 83,6
PEMBAHASAN
Evaluasi Nyeri dengan VAS
Penilaian nyeri menggunakan
VAS (Visual Analouge Scale)
dengan menunjukan satu titik pada
garis skala nyeri (0-10). Skala satu
ujung menunjukkan tidak nyeri dan
ujung yang lain menunjukkan nyeri
yang hebat. Didapat perubahan
adanya nyeri dimulai dari T1 sampai
T4, dimana nyeri diam T1=0, T2=0,
T3=0, menjadi T4=0; nyeri gerak
dari T1=5, T2=5, T3=4,manjadi
T4=3,5; nyeri tekan dari T1=8,
T2=7, T3=6,5 menjadi T4= 6. Hasil
dan evaluasi dapat dilihat pada grafik
berikutr :
0 0 0 0
5 5
4
3.5
8
7 6.6
6
T1 T2 T3 T4
Nyeri
Diam
Nyeri
Gerak
Nyeri
Tekan
6. Ayu Sulistiani Dianingtyas, Eko Budi Prasetyo September 2020
Penatalaksanaan Fisioterapi Calcaneus Spurs Bilateral Dengan Modalitas Ultrasound Transverse Friction
Dan Hold Rilex Exercises
6
Dari grafik tersebut
didapatkan hasil data T1 sampai T4
nyeri diam disimbolkan berwana
hijau dengan nilai 0 ( tidak nyeri).
Untuk nyeri gerak disimbolkan
berwarna biru dengan hasil
penururnan nyeri T1 nilai 5 (nyeri
sedang ) dan hasil T4 nilai 3,5 (nyeri
ringan). Untuk nyeri tekan
disimbolkan berwarna kuning
dengan hasil penurunan nyeri T1
nilai 8 (nyeri berat) dan hasil T4 nilai
6 (nyeri sedang).
Pengaruh panas ultrasound
juga dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri pada calcaneus
spur bilateral karena gelombang
pulsed yang rendah intensitasnya
dapat memberikan efek sedative dan
analgesik pada ujung-ujung saraf
sensorik. Dalam hal ini ultrasound
efektif dalam mempercepat proses
pembuangan infiltrat hasil inflamasi
dan mengurangi perlengketan yang
terjadi pada kondisi calcaneus spur
bilateral.
Efek thermal dari ultrasound
diantaranya meningkatkan
metabolisme dalam jaringan,
meningkatkan ekstensibilitas
jaringan ikat, meningkatkan
kecepatan konduksi saraf,
mengontrol nyeri, mengurangi
kekuan sendi.Pada tranverse friction
bertujuan untuk melepaskan
perlengketan, memperbaiki sirkulasi
darah, dan menurunkan rasa nyei
secara langsung. Dengan
menggunakan tehnik penekanan pada
satu titik, penyebaran zat metabolic
dikontrol dan dihambat sehingga rasa
nyeri berkurang.Transverse friction
juga melepaskan endorphin yang
akan menimbulkan efek counter
irritation serta neuro transmitten
dengan demikian penghantar rasa
nyeri intensitasnya berkurang.
Dengan pemberian tranverse friction
akan mencegah terjadinya
perlengketan jaringan.
Hal ini sesuai dengan
penilitian menururt Natalie
twarowska dan Agnieszka
Niemirzycka (2015). Yang berjudul
Effectiveness of using ultrasound
therapy and manual therapy in
conservative treatment of calcaneal
spur. Dengan pemberian ultrasound
terbukti dapat mengurangi nyeri pada
kondisi calcaneus spur dengan
menggunakan Intensitas 0,8 Wcm2
frekuensi 1 MHz dan dengan waktu
6 menit.
Diperkuat oleh penilitian
Indra alamsyah dkk,(2016) yang
berjudul Efektifitas penambahan
Latihan hold rilex pada Intervensi
Transverse friction dalam
mengurangi nyeri pada calcaneus
spur dengan intensitas sampai
ambang nyeri dengan durasi 2 menit
dengan frekuensi 3 kali dalam
seminggu.
Hasil ini selama 4x yang
sudah penelitian lakukan di RSUD
Bendan Kota Pekalongan dengan
modalitas Ultrasound (US)
danTransverse friction dapat
menurunkan nyeri tekan dan nyeri
Grafik Evaluasi Nyeri
7. Ayu Sulistiani Dianingtyas, Eko Budi Prasetyo September 2020
Penatalaksanaan Fisioterapi Calcaneus Spurs Bilateral Dengan Modalitas Ultrasound Transverse Friction
Dan Hold Rilex Exercises
7
gerak pada kondisi calcaneus spur
bilateral. Dikarena adanya efek
micromassage yang dihasilkan pada
ultrasound yang menyebabkan
terjadinya peningkatan temperature
jaringan, peningkatan sirkulasi darah
dan dapat merusak ulang jaringan
sehingga dapat menyembukahkan
jaringan dan mengurangi nyeri.
Sedangkan transverse friction dapat
menimbulkan hyperemia traumatis
friction yang banyak dapat
menghasilkan vasodilatasi dan
menambahkan aliran darah ke
jaringan dapat mengakibatkan
berkurangnya rasa nyeri.
Evaluasi Spasme Dengan Palpasi
Penilaian spasme dengan cara
palpasi pada otot yang mengalami
Spasme. Dengan penilaian 0 =
Tidkak ada spasme, 1 = Adanya
spasme. Hasil dan evaluasi dapat
dilihat pada grafik berikut :
Dari grafik diatas spasme otot
dari T1 hingga T4 didapatkan hasil
tidak ada penurunan spasme.Dalam
penilitian ini menggunakan
modalitas Hold rilex untuk
menurunkan spasme.Hold rilex salah
satu teknik khusus exercises dari
proprioceptive neuro muscular
(PNF) yang mengunakan kontraksi
isometric secara optimal pada
kelompok otot antagonis. Hold rilex
dapat menurunkan ketegangan otot
yang mengalami pemendekan
sehingga dapat meningkatkan
flesibilitas otot dan mengurangi
spasme. Selain itu hold rilex
memiliki pengaruh pada
m.gastrocnemius untuk
mengembalikan fleksibilitas dan
kekuatan otot. Hold rilex yang
digunakan menggunakan tipe
stareching.Stareching merupakan
teknik untuk mengulur, manfaat
teknik ini efektif untuk
meningkatkan fleksibilitas otot dan
lingkup gerak sendi.
Efek dari latihan ini dapat
menyebabkan timbulnya autogenic
inhibisi dan reciprocalinnervations
saat hold rilex diberikan, kontraksasi
antagonis yang terjadi menyebabkan
otot lebih mudah diulur sehingga
mencegah kekauan otot akibat
respon perlindungan terhadap
jaringan otot yang sakit. Pemberian
hold rilex juga di perlukan beberapa
faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dalam pemberian hold
rilex diantaranya kepahaman,
ketepatan dalam melakukan latihan
hold rilex.
Hal ini sesuai dengan penelitian
menurut A. Pasca Paramurthi dkk
(2018) dengan judul kombinasi
latihan hold relax dan auto
Grafik Evaluasi Spasme
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
T1 T2 T3 T4
Dekstra
Sinistra
8. Ayu Sulistiani Dianingtyas, Eko Budi Prasetyo September 2020
Penatalaksanaan Fisioterapi Calcaneus Spurs Bilateral Dengan Modalitas Ultrasound Transverse Friction
Dan Hold Rilex Exercises
8
myofascial release technique lebih
menururkan otot betis dari pada
latihan hold relax dan auto stretching
pada karyawan sales promotion gilrs
(SPG) di lippo mall kuta bali, dari
hasil penelitian tersebut mendapat
hasil dapat menurunkan nyeri secara
singnifikan meningkatkan sirkulasi
darah, meningkatkan elastisitas dari
jaringan dan melepaskan
perlengketan fasia sehingga
memperbaiki jaringan spasme.
Namun dalam penelitian ini
belum mampu untuk menurunkan
spasme dikarenakan pasien tidak
melakukan latihan yang sudah di
berikan pada terapis dan juga
penelitian ini hanya dilakukan
pengambilan data hanya 4 kali terapi.
Evaluasi Kekuatan Otot dengan
MMT
Pemeriksaan kekuatan otot
yaitu dengan pengukuran MMT
dengan Nilai 0: Otot benar benar
diam pada palpasi atau inspeksi
visual (tidak ada kontraksi ), Nilai 1 :
Otot ada kontraksi, baik di lihat
secara visual atau dangan palpasi,
ada kontraksi satu atau lebih dari
satu otot, Nilai 2 :Gerak pada posisi
yang meminimalkan gaya gravitasi.
Posisi ini seringn digambarkan
sebagai bidang horizontal gerak tidak
Full ROM , Nilai 3 : Gerakan
melawan gravitasi dan full ROM,
Nilai 4 : Resistance (Minimal
(tahanan minimal ), Nilai 5:
Ressistance Makasimal (tahanan
Maksimal ). Hasil dan evaluasi dapat
dilihat pada grafik berikut:
Berdasarkan grafik diatas
didapatkan hasil pada T1 sampai T4
tidak adanya peningkatan kekuatan
otot. Dalam penilitian ini
menggunakan Hold rilex. Teknik
hold rilex memiliki pengaruh untuk
menurunkan ketegangan otot yang
mengalami fleksibiltas otot dan
mengurangi spasme serta dapat
meningkatkan kekuatan otot dengan
menggunakan teknik inhibisi untuk
membantu memfasilitasi
pemanjangan otot. Hold rilex
memiliki konsep bahwa kelompok
otot yang lebih kuat akan
memfasilitasi respon kelompok otot
yang lebih lemah.
Hold rilex merupakan salah
satu tekhnik proprioceptive neuro
muscular (PNF) yang mempunyai
tujuan antara lain mengajarkan
gerak, menambah kekuatan otot,
relaksasi, memperbaiki koordinasi,
mengurangi sakit, menambah
lingkup gerak sendi, menambah
stabilisasi, mencegah kelelahan,
mengajarkan kembali gerakan dan
memperbaiki sikap.
Grafik Evaluasi Kekuatan
Otot
9. Ayu Sulistiani Dianingtyas, Eko Budi Prasetyo September 2020
Penatalaksanaan Fisioterapi Calcaneus Spurs Bilateral Dengan Modalitas Ultrasound Transverse Friction
Dan Hold Rilex Exercises
9
Hal ini sesuai dengan
penelitian Santoso dkk (2018),
dengan judul Penatalaksanaan
fisioterapi pada post op
rekonstruksianterior cruciatum
ligament sinistra grade III akibat
rupture Di RSPAD gatot soebroto.
Dari hasil penelitian tersebut Terapi
latihan sebagai salah satu modalitas
fisioterapi, dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan otot yaitu
dengan memberikan latihan
strengthening. Karena dengan
memberikan latihan strengthening
maka akan terjadi penambahan
jumlah sarkomer dan serabut otot
(filamen aktin dan miosin yang
diperlukan dalam kontraksi otot),
sehingga dengan terbentuknya
serabut-serabut otot yang baru
kekuatan otot dapat meningkat.
Dalam kasus ini tidak terjadi
peningkatan kekuatan otot karena
pasien kurang melakukan latihan
yang telah diberikan terapis dan juga
dalam penelitian ini pengamilan data
hanya 4 kali terapi.
Evaluasi Aktifitas Fungsional
dengan FADI
Penilaian aktivitas fungsional
dari pasien dengan kondisi calcaneus
spur bilateral digunakan indeks
FADI yang meliputi pertanyaan-
pertanyaan yang membahas tentang
aktifitas saat menggunakan sendi
ankle. Hasil dan evaluasi dapat
dilihat pada grafik berikut :
Dari grafik diatas di dapatkan
hasil T1 nilai 78,8 T2 nilai 79,8 T3
nilai 81,6 dan T4 nilai 83,6 terdapat
peningkatan aktifitas fungsional yang
diukur menggunakan indeks FADI
(Food Ankle Disability Indeks).
Hal ini sesuai dengan
peneilitian Indra alamsyah dkk
(2016), dengan judul Efektifitas
penambahan Latihanm Hold rilex
pada intervensi transverse friction
dalam mengurangi nyeri pada
calcaneus spur. Pada kondisi
calcaneus spur billateral
menimbulkan gangguan nyeri pada
bagian telapak kaki sehingga
terganggu dalam aktivitas berjalan
maupun berdiri, hal ini menyebabkan
terganggunya suatu kegiatan tertentu.
Dalam hal ini kemampuan
aktivitas fungsional dapat meningkat
dikarenakan saat diberikan modalitas
Ultrasound, transverse friction dan
hold rilex. Peningkatan aktifitas
fungsional dipengaruhi oleh
berkurangnya nyeri, motivasi pasien
untuk sembuh dan lingkungan
aktivitas rumah pasien mendukung
kesembuhan pasien.
KESIMPULAN
Calcaneus spur adalah
tumbuhnya tulang abnormal biasa
disebut taji pada bagian inferior
os.calcaneus, dari tempat perlekatan
fibrokartilaginosa khusus nya
ligamentum plantar facitis, yang
Grafik Evaluasi Aktifitas Fungsional
76
78
80
82
84
T1
T2
T3
T4
10. Ayu Sulistiani Dianingtyas, Eko Budi Prasetyo September 2020
Penatalaksanaan Fisioterapi Calcaneus Spurs Bilateral Dengan Modalitas Ultrasound Transverse Friction
Dan Hold Rilex Exercises
10
merupakan penyebab umum dari
calcaneus spur
Problematika fisioterapi pada
kasus Calcaneus spur bilateral
adanya gangguan kapasitas fisik
yang berhubungan dan dapat
mengganggu aktifitas fungsional
dasar dalam kasus ini adanya nyeri
didaerah bawah tumit dan nyeri
gerak, adanya spasme otot, adanya
kelemahan otot, dan penurunan
kemapuan aktifitas fungsional.
Untuk mengurangi permasalahan
yang ditimbulkan pada kasus
Calcaneus spur bilateral dengan
memberikan modalitas fisioterapi
ultrasound, transverse friction, dan
hold rilex. Diharapkan pasien dapat
mengurangi permasalahan yang ada
seperti mengurangi nyeri,
mengurangi spasme otot,
meningkatkakan kekuatan otot.
Rancangan penelitian yang
digunakan dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini adalah dengan
menggunakan rancangan studi
kasus. Pada pasien atas nama Ny. D
(60 tahun) dengan kondisi Calcaneus
spur bilateraldi RSUD Bendan kota
Pekalongan setelah dilakukan
tindakan intervensi fisioterapi
sebanyak 4 kali, hasil terapi akhir
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Adanya penurunann nyeri
2. Tidak adanya penurunan
spasme
3. Tidak adanya peningkatan
kekuatan otot
4. Adanya peningkatan aktifitas
fungsional
REFERENSI
Alamsyah, I., Purwasamatra, D.,
Imron, M. A., & Adiputra, N.
(2016). Efektifitas
Penambahan Latihan Hold
Relax Pada Intervensi
Transverse Friction Dalam
Mengurangi Nyeri Pada
Calcaneus Spur.
Alatassi, R., Alajlan, A., & Almalki,
T. (2018). Bizarre Calcaneal
Spur: A Case Report.
International Journal Of
Surgery Case Reports.
Bora, C. (2010). Plantar Clcaneus
Spur. Buzzle.
Edzierawskia, P. K., Stando, R., &
Macek, P. (2017).
Retrospective Evaluation Of
The Effectiveness Of
Radiotherapy In Patients
With Plantar Fascitis (Heel
Spurs). Jour Nal Home Page:
Http://Www.Elsevier.Com/Lo
cate/Rpor, 210.
Finida, I. (2014). Pemeriksaan Nyeri.
Academia.Edu.
Hale, S., & Hartel, J. (2005).
Reliability And Sensitivity Of
The Foot And Ankle
Disability Indeks In Subjects
With Chronic Ankle
Instability.
Hudaya, P. (2002). Dokumentasi
Persiapan Praktek
Profesional Fisioterapi
(Dpppft). Surakarta:
Politeknik Kesehatan
Surakarta Jurusan Fisioterapi.
Mardiman, S., Parjoto, S., Syatibi,
M. M., Sujatno, Suharyono,
Kuntono, H. P., Et Al.
(1994). Dokumentasi
11. Ayu Sulistiani Dianingtyas, Eko Budi Prasetyo September 2020
Penatalaksanaan Fisioterapi Calcaneus Spurs Bilateral Dengan Modalitas Ultrasound Transverse Friction
Dan Hold Rilex Exercises
11
Persiapan Praktek
Profesional Fisioterapi
(Dp3ft). Surakarta: Akademi
Fisioterapi Surakarta Depkes
Ri.
Menz, H. B., Zammit, G. V.,
Landonf, K. B., &Munteanul,
A. S. (2008). Plantar
Calcaneal Spurs In Older
People Longitudinal Traction
Or Vertical Compression.
Journal Of Foot And Ankle
Reserch.
Permadi, A. W. (2019). Fisioterapi.
In W. Praptiani (Ed.),
Manajemen Komprehensif
Praklinik (P. 49). Jakarta:
Egc.
Sujatno, D. (2002). Sumber Fisis .
Surakarta: Politeknik
Kesehatan Surakarta Jurusan
Fisioterapi.
Sujatno, I. (1996). Sumber Fisis
Surakarta. In A. Fisioterapi.
Surakarta: Akademi
Fisioterapi Depkes Ri.
Sugijanto, B. (2006). Perbedaan
Pengaruh Pemberian Short
Wave Diarhermy(Swd) Dan
Contract Relax Stretching
Dengan Short Wave
Diathermy Dan Transverse
Friction Terhadap
Pengurangan Nyeri Pada
Sindroma Nyeri Miofasial
Otot Levator Skapula. Jurnal
Fisioterapi Indonesia, 53.