Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan rendahnya hasil belajar siswa SDN Suruh dalam mata pelajaran matematika khususnya operasi hitung bilangan bulat.
2. Peneliti mengusulkan penggunaan metode pembelajaran PQ4R untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan
1. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ruang dimensi tiga dengan menerapkan Penyelesaian Soal Secara Sistematis dan metode ekspositori.
2. Hasil belajar siswa meningkat dari 67,5% pada siklus I menjadi 87,5% pada siklus II.
3. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dapat ditingkatkan dengan menerapkan Penyelesaian Soal Sec
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan representasi verbal dan matematis siswa kelas VIII MTsN 8 Kediri melalui penerapan model pembelajaran inkuiri dengan metode tugas terstruktur berbasis lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan representasi verbal dan matematis siswa setelah diterapkannya model pembelajaran tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa matematika dengan model pembelajaran Probing Prompting.
2) Hasilnya menunjukkan peningkatan rata-rata nilai dan persentase ketuntasan siswa dari siklus ke siklus.
3) Model pembelajaran Probing Prompting efektif meningkatkan hasil belajar siswa matematika.
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang peningkatan hasil belajar siswa SD dalam memahami materi pecahan dan urutannya dengan menggunakan media pita transparansi. Peneliti menemukan bahwa guru sebelumnya tidak menggunakan media dalam pengajaran, sehingga siswa kesulitan memahami konsep pecahan. Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas untuk meningkatkan aktivitas guru dan siswa serta hasil bel
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan alat-alat optik di SMP melalui model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle. Hasilnya menunjukkan peningkatan hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa setelah diterapkannya model tersebut. Secara khusus, hasil belajar kognitif meningkat dari rata-rata 65,95% pada siklus
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang peningkatan hasil belajar matematika menggunakan metode demonstrasi di kelas IV SDN 19 Sandai Kabupaten Ketapang. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa dan hasil belajar mereka.
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Konstruktivisme pada Mate...Ira Asyura
油
Teks ini membahas pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis konstruktivisme untuk materi prisma dan limas di kelas VIII SMP. Peneliti mengembangkan media ini untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai objek-objek geometri yang abstrak dengan memberikan visualisasi interaktif. Media ini divalidasi dan ditemukan valid, praktis, dan efektif berdasarkan hasil tes dan observasi siswa selama pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Ciapus 02 Bogor. Metode yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan memberikan perlakuan model pembelajaran discovery learning pada satu kelas dan model konvensional pada kelas lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan penerapan model discovery learning terhadap peningkatan
Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis kesalahan siswa SMA Negeri 1 Kendal dalam menyelesaikan soal jarak pada bangun ruang dengan prosedur Newman. Hasilnya menunjukkan bahwa kesalahan yang paling banyak terjadi adalah kesalahan memahami masalah akibat ilustrasi yang salah, sedangkan tidak ada kesalahan membaca atau transformasi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas penelitian tentang pendekatan kontekstual dalam pembelajaran jenis peta di SMP.
2) Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan kontekstual.
3) Metode penelitian yang digunakan adalah tindakan kelas dengan variabel bebas berupa pendekatan kontekstual dan variabel terikat hasil belajar sis
Dokumen tersebut merupakan proposal penelitian tindakan kelas yang membahas upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi getaran, gelombang, dan bunyi melalui model pembelajaran kooperatif learning. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Nathania Palangka Raya.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada konsep fluida statis melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan saintifik. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus di SMAN 3 Kota Bengkulu dengan subjek 32 siswa kelas X MIA 1. Hasilnya menunjukkan peningkatan aktivitas belajar dan ketuntasan belajar siswa setiap siklusnya. Dapat
Laporan ini membahas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD mengenai sistem pernapasan pada manusia. Peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui 3 siklus dengan menggunakan metode STAD dan alat peraga. Hasilnya, prestasi belajar siswa meningkat dan seluruh siswa mencapai KKM.
Dokumen tersebut merupakan bagian dari skripsi yang membahas pengaruh model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa SMA. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran generatif dan kelas kontrol yang diberi perlakuan konvensional. Hasilnya menunjukkan ada pengaruh positif model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pe
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelasAmalinaAzizah
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah untuk kelas XII SMA; (2) Mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian; (3) Juga membahas tinjauan pustaka dan metodologi penelitian yang digunakan untuk mengemb
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa matematika dengan model pembelajaran Probing Prompting.
2) Hasilnya menunjukkan peningkatan rata-rata nilai dan persentase ketuntasan siswa dari siklus ke siklus.
3) Model pembelajaran Probing Prompting efektif meningkatkan hasil belajar siswa matematika.
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang peningkatan hasil belajar siswa SD dalam memahami materi pecahan dan urutannya dengan menggunakan media pita transparansi. Peneliti menemukan bahwa guru sebelumnya tidak menggunakan media dalam pengajaran, sehingga siswa kesulitan memahami konsep pecahan. Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas untuk meningkatkan aktivitas guru dan siswa serta hasil bel
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan alat-alat optik di SMP melalui model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle. Hasilnya menunjukkan peningkatan hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa setelah diterapkannya model tersebut. Secara khusus, hasil belajar kognitif meningkat dari rata-rata 65,95% pada siklus
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang peningkatan hasil belajar matematika menggunakan metode demonstrasi di kelas IV SDN 19 Sandai Kabupaten Ketapang. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa dan hasil belajar mereka.
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Konstruktivisme pada Mate...Ira Asyura
油
Teks ini membahas pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis konstruktivisme untuk materi prisma dan limas di kelas VIII SMP. Peneliti mengembangkan media ini untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai objek-objek geometri yang abstrak dengan memberikan visualisasi interaktif. Media ini divalidasi dan ditemukan valid, praktis, dan efektif berdasarkan hasil tes dan observasi siswa selama pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Ciapus 02 Bogor. Metode yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan memberikan perlakuan model pembelajaran discovery learning pada satu kelas dan model konvensional pada kelas lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan penerapan model discovery learning terhadap peningkatan
Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis kesalahan siswa SMA Negeri 1 Kendal dalam menyelesaikan soal jarak pada bangun ruang dengan prosedur Newman. Hasilnya menunjukkan bahwa kesalahan yang paling banyak terjadi adalah kesalahan memahami masalah akibat ilustrasi yang salah, sedangkan tidak ada kesalahan membaca atau transformasi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas penelitian tentang pendekatan kontekstual dalam pembelajaran jenis peta di SMP.
2) Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan kontekstual.
3) Metode penelitian yang digunakan adalah tindakan kelas dengan variabel bebas berupa pendekatan kontekstual dan variabel terikat hasil belajar sis
Dokumen tersebut merupakan proposal penelitian tindakan kelas yang membahas upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi getaran, gelombang, dan bunyi melalui model pembelajaran kooperatif learning. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Nathania Palangka Raya.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada konsep fluida statis melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan saintifik. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus di SMAN 3 Kota Bengkulu dengan subjek 32 siswa kelas X MIA 1. Hasilnya menunjukkan peningkatan aktivitas belajar dan ketuntasan belajar siswa setiap siklusnya. Dapat
Laporan ini membahas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD mengenai sistem pernapasan pada manusia. Peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui 3 siklus dengan menggunakan metode STAD dan alat peraga. Hasilnya, prestasi belajar siswa meningkat dan seluruh siswa mencapai KKM.
Dokumen tersebut merupakan bagian dari skripsi yang membahas pengaruh model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa SMA. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran generatif dan kelas kontrol yang diberi perlakuan konvensional. Hasilnya menunjukkan ada pengaruh positif model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pe
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelasAmalinaAzizah
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah untuk kelas XII SMA; (2) Mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian; (3) Juga membahas tinjauan pustaka dan metodologi penelitian yang digunakan untuk mengemb
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
油
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 11 Agustus 2016
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdfedenmanoppo
油
14_SMP Negeri Bulo_Ishak.docx
1. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ELPSA
DENGAN MEDIA PION CATUR UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PELUANG
Ishak
SMP Negeri Bulo, Bulo Kec.Bulo, Polewali Mandar Sulbar; ishaqulhaq_82@yahoo.com
Abstrak. Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi nyata bahwa siswa kurang
memahami konsep peluang dan guru berusaha untuk mengupayakan meningkatkan
pemahaman konsep tersebut. Alternatif untuk mengatasi permasalahan ini, dengan
menerapkan model pembelajaran experiences, language, pictures, symbols, aplication
(ELPSA) dengan media pion catur. PTK ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
konsep siswa pada materi Peluang dalam mata pelajaran matematika SMP. Subjek
penelitian, siswa SMP Negeri Bulo semester genap tahun pelajaran 2018/2019 kelas IX
A terdiri dari 30 siswa. Metode pengumpulan data, observasi, tes, angket dan catatan
lapangan. Pelaksanaan dilaksanakan 3 siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif
kualitatif. Analisis deskriptif, untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaran
dan menghitung persentase siswa yang tuntas. Analisis kualitatif dengan metode alir,
yaitu reduksi data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh tes hasil belajar pada siklus I sebesar 50%, siklus II sebesar 60%
dan siklus III mengalami peningkatan sebesar 76%. Kesimpulan (1) Pembelajaran
dengan model ELPSA dengan media pion catur dapat meningkatkan konsep peluang
pada siswa SMPN Bulo kelas IX A. (2) Model pembelajaran ELPSA dengan media
pion catur dapat meningkatkan hasil belajar pada materi Peluang siswa SMPN Bulo
kelas IX A.
Kata Kunci. Elpsa, pion catur, peluang.
1. Pendahuluan
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat perlu diajarkan pada semua
siswa yang dimulai dari sekolah dasar. Dalam pedoman pegangan guru kurikulum 2013
satuan pendidikan sekolah menengah pertama dijelaskan salah satu tujuan pelajaran
matematika agar siswa dapat memahami konsep matematika secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat dalam pemecahan masalah (Abdur Rahman Asari, 2017:14).
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis dalam mengajar matematika
selama ini, ada beberapa hal yang menjadi kendala dialami siswa. Diantaranya, siswa
masih sangat kurang memahami materi yang diajarkan. Hal ini menyebabkan
keterampilan siswa kurang berkembang dalam memecahkan masalah matematika.
Pengalaman juga menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum memuaskan. Hal ini
dapat dilihat dari rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) satuan pendidikan SMPN Bulo
2. tahun pelajaran 2017/2018 pada mata pelajaran matematika materi statistika dan
peluang dengan indikator soal yang diuji menentukan peluang terambilnya bola
bernomor genap/ganjil/prima pada pengambilan bola adalah 11,36
(www.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil/un). Data ini menunjukkan rendahnya daya
serap siswa dari minimal 55,00 yang dipersyaratkan. Dari pengamatan dan data
tersebut, tampak gejala-gejala kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan
matematika yang diberikan rendah. Siswa belum mampu berfikir kritis dan
sistematis. Mengingat masalah tersebut, jika tidak diselesaikan akan berakibat munculnya
masalah-masalah baru seperti, siswa akan kesulitan menerima materi dan berakibat pada
rendahnya hasil belajar. Karena itu, salah satu tindakan yang dapat diambil yaitu penulis
membelajarkan matematika dengan menggunakan model pembelajaran ELPSA (experiences,
language, pictures, symbols, aplication) dengan bantuan media Pion catur. Dengan model
pembelajaran ELPSA berbantuan Pion catur, guru dapat mengenalkan konsep yang abstrak
dengan sesuatu yang konkrit.
Menurut Adi Wijaya (2014:7), Model Pembelajaran ELPSA memandang bahwa
pembelajaran sebagai suatu proses aktif dimana para siswa mengkonstruksi sendiri caranya
dalam memahami sesuatu melalui proses pemikiran individu dan interaksi sosial dengan
orang lain. John A. Van de Walle (2012:23) mengatakan bahwa untuk menkonstruksi atau
membangun suatu ide diperlukan pemahaman ide-ide yang telah ada. Desain pembelajaran
model ELPSA terdiri dari 5 komponen yang meliputi: 1) pengalaman; 2) bahasa; 3) gambar;
4) simbol; dan 5) aplikasi pengetahuan. Mengingat pembelajaran adalah proses kompleks
yang tidak dapat diprediksi serta tidak terjadi dalam urutan linear, maka komponen-
komponen dari model ELPSA tidak dapat dilihat sebagai proses linear, tetapi dapat dilihat
sebagai komponen yang saling berhubungan dan melengkapi. Penggunaan model
pembelajaran ELPSA ini diharapkan dapat menjadi jembatan dalam memahami konsep
matematika. Abdur Rahman Asari, dkk (2017:11) mengatakan bahwa dalam pembelajaran,
pemahaman konsep sering diawali secara induktif melalui pengamatan pola atau fenomena,
pengalaman peristiwa nyata atau intuisi.
Berdasarkan observasi (pengamatan) awal, ada permasalahan yang mendesak untuk segera
diatasi. Permasalahan tersebut berawal dari nilai ulangan tengah semester siswa kelas SMP
Negeri Bulo yang tuntas hanya 26%. Penyebab permasalahannya yaitu kualitas siswa yang
baru masuk sangat rendah, mengingat letak geografis sekolah-sekolah asal siswa berada pada
daerah pegunungan jauh dari pusat kota dengan keterbatasan sumber daya guru dan
3. minimnya fasilitas belajar. Dengan demikian, penulis selaku guru mata pelajaran matematika
berusaha agar pemahaman konsep dan hasil belajar siswa khususnya pada materi peluang
dapat meningkat.
Untuk meningkatkan pemahaman konsep Peluang, penulis mencoba menerapkan model
pembelajaran ELPSA dengan bantuan media Pion catur. Dengan media ini siswa diajak
untuk melakukan eksplorasi yang dapat mengasah dan mengembangkan ide siswa dalam
menyusun ruang sampel. Media pion catur ini sangat sederhana. Bahan yang digunakan yaitu
beberapa pion dalam permainan catur dan dua buah dadu. Dalam kegiatan pembelajaran, ada
tiga aktvitas yang dilakukan siswa dengan memanfaatkan media Pion catur. Pertama,
melakukan permainan dengan menggunakan pion catur dan dua dadu. Kedua, menulisakan
hasil dari pelemparan mata dadu. Ketiga, membuta tabel peluang dari pelemparan mata dadu.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi penyebab masalah yang telah diuraikan diatas,
maka dirumuskan masalah apakah model pembelajaran experiences, language, pictures,
symbols, aplication (ELPSA) dengan media pion catur dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa pada materi peluang pada siswa kelas IX A SMP Negeri Bulo?. Sesuai
dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan melalui PTK, maka penelitian tindakan
berbasis kelas yang akan dilaksanakan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman
konsep siswa pada materi peluang pada siswa kelas IX A SMP Negeri Bulo melalui
penerapan model pembelajaran ELPSA dengan media Pion catur.
2. Metode Penelitian
2.1. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap
siklusnya memilki 4 tahapan, (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Observasi dan evaluasi, dan
(4) Refleksi. Tahapan dalam siklus terdiri dari:
a. Perencanaan (Planning). Tahapan ini berupa menyusun rencana tindakan yang
menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut akan dilakukan.
b. Tindakan (Acting). Pada tahap ini rancangan strategi dan skenario penerapan
pembelajaran yang diterapkan.
c. Pengamatan (Observing). Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan
tindakan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Instrumen yang
digunakan sebagai alat pengamatan berupa lembar observasi dan catatan lapangan yang
dipakai untuk memperoleh data secara obyektif.
4. d. Refleksi (Reflection). Refleksi dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dievaluasi untuk
menyempurnakan tindakan berikutnya.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Tindakan perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila secara umum hasil tes
akhir rata-rata kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah peluang dengan
menggunakan media pion catur mengalami peningkatan minimal 10%.
b. Tindakan perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila 75% siswa telah mencapai
ketuntasan minimal yang ditetapkan.
2.2. Subjek dan Objek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX A dengan jumlah 30 siswa Tahun Pelajaran
2018/2019 SMP Negeri Bulo Kec. Bulo, Kab. Polewali mandar, Sulawesi Barat. Penelitian
ini dilaksanakan di kelas IX A disamping peneliti mengajar di kelas ini, karena kelas tersebut
juga mempunyai masalah sesuai yang diteliti.
Penelitian ini melibatkan dua orang guru. Satu guru mata pelajaran matematika pada kelas
IX A SMP Negeri Bulo sebagai peneliti dan satu guru yang lain sebagai pengamat.
2.3. Instrumen Pengumpulan Data
Tabel 1. Instrumen Pengumpulan Data
No Teknik Pengumpulan
Data
Instrumen
Pengumpulan Data
Data yang akan
diperoleh
1 Tes Soal tes isian singkat
(uraian)
Hasil belajar siswa sebagai
peningkatan pemahaman
konsep Peluang
2 Observasi Lembar observasi Respon siswa terhadap
penggunaan media ajar
3 Wawancara Pedoman wawancara Triangulasi dari hasil tes
belajar siswa, observasi dan
respon siswa
2.4. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif dan
kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil observasi tentang kondisi pelaksanaan
pembelajaran, respon siswa, dan wawancara dianalisis secara kualitatif. Sedangkan data
5. tentang hasil test dianalisis secara kuantitatif dengan mengunakan statistik deskriptif yaitu
skor rata-rata dan presentase, standar devisi, median, frekuensi, dan persentase nilai terendah
dan nilai tertinggi yang dicapai siswa setiap siklus.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Deskripsi Awal
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IX A SMP Negeri Bulo Kabupaten
Polewali Mandar. Jumlah siswa kelas IX A adalah 30 siswa. Terdiri dari 12 siswa laki-laki
dan 18 siswa perempuan yang umumnya memiliki tingkat kemampuan sedang. Letak
geografis SMP Negeri Bulo berada jauh dari pusat kota dengan kondisi perekonomian
masyarakat sekitar sekolah sangat lemah dan kesadaran pendidikan cukup rendah sehingga
ikut mempengaruhi budaya belajar yang sangat rendah. Hal ini menjadi faktor kemampuan
siswa dalam memahami konsep pembelajaran matematika cukup rendah.
Berdasarkan instrumen-instrumen yang disiapkan untuk menjaring data awal (pra-tindakan
penelitian) melalui dokumentasi dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika
di peroleh data rata-rata skor tingkat ketuntasan belajar siswa kelas IX A tahun pelajaran
2017/2018 adalah 52 (7 siswa tuntas belajar) dengan tingkat prosentase ketunatasan belajar
26%.
3.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil penelitian setiap siklus disajikan dalam tabel dan grafik sebagai berikut:
Tabel 2. Pemahaman Konsep Peluang
Tindakan
Indikator Pemahaman Konsep
Kemampuan
menyatakan
ulang sebuah
konsep
Kemampuan
memberi contoh
dan bukan
contoh
Kemampuan
memilih dan
menggunakan
prosedur tertentu
Kemampuan
mengaplikasikan
konsep ke
pemecahan
masalah
Siklus I
16 siswa
(53%)
17 siswa (56%) 15 siswa (50%) 15 siswa (50%)
Siklus II
18 siswa
(60%)
18 siswa (60%) 19 siswa (63%) 17 siswa (56%)
Siklus III
23 siswa
(76%)
20 siswa (66%) 21 siswa (70%) 23 siswa (76%)
6. 0
10
20
30
40
50
60
70
80
Siklus I Siklus II Siklus III
Presentase
(%)
Grafik peningkatan Hasil tes belajar siswa
Pre-tes (tuntas)
Tugas Individu (Tuntas)
Tes Akhir Tindakan
(Tuntas)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
siklus I siklus II siklus III
Presenatse
(%)
Grafik Pemahaman Konsep Peluang siswa
Kemampuan menyatakan
ulang sebuah konsep
Kemampuan memberi
contoh dan bukan contoh
Kemampuan memilih dan
menggunakan prosedur
tertentu
Kemampuan
mengaplikasikan konsep
ke pemecahan masalah
Gambar 1. Grafik pemahaman konsep Peluang siswa kelas IX A
Tabel 3. Hasil Tes Belajar Siswa Kelas VII A SMP Negeri Bulo
Tindakan
Pre-tes
(tuntas)
Tugas Individu
(Tuntas)
Tes Akhir Tindakan
(Tuntas)
Siklus I
12 siswa
(40%)
20 siswa (66%) 15 siswa (50%)
Siklus II
16 siswa
(53%)
22 siswa (73%) 18 siswa (60%)
Siklus III
21 Siswa
(70%)
23 siswa (76%) 23 siswa (76%)
Gambar 2. Grafik peningkatan hasil tes belajar siswa kelas IX A
7. 3.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, siswa kelas IX A yang mampu menyatakan ulang konsep
mengalami peningkatan, yaitu sebelum penelitian terdapat 7 siswa (26%) yang tuntas,
setelah siklus I menjadi 16 siswa (53%), setelah siklus II menjadi 18 siswa (60%) dan setelah
siklus III menjadi 23 siswa (76%).
Peningkatan kemampuan siswa kelas IX A menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari,
siswa kelas IX A dari sebelum penelitian sampai akhir siklus I dapat dikatakan masih rendah.
Hal ini dikarenakan baik guru maupun siswa baru penyesuaian dan belum meminimalkan
bias dari faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi dalam pembelajaran. Namun, dari
siklus I sampai Siklus III sudah dapat mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan 75%.
Sehingga, dapat dikatakan pembelajaran dengan model ELPSA dengan media Pion catur
dapat meningkatkan kemampuan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari siswa. Hal
ini sesuai dengan salah salah indikator dalam tujuan mata pelajaran matematika bahwa agar
siswa mampu memahami konsep matematika salah satu indikatornya adalah siswa mampu
menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari (Abdur Rahman Asari, 2017:14).
Pada Indikator kemampuan memberi contoh dan bukan contoh, terdapat 13 siswa atau 43%
siswa kelas IX A yang tuntas (sebelum tindakan). Pada siklus I terjadi peningkatan menjadi
17 siswa atau 56%, setelah siklus II meningkat 18 siswa (60%) dan setelah siklus III
meningkat menjadi 20 siswa (66%). Pada indikator ini belum mencapai tolak ukur yang
dipersyaratkan 75%. Hal ini karena dipengaruhi belum siapnya guru mengelola pembelajaran
ELPSA dengan menggunakan media Pion catur dengan tingkat kemampuan siswa yang
berbeda-beda. Selain guru, kesiapan siswa mengikuti model pembelajaran ELPSA dengan
media Pion catur masih belum sempurna.
Siswa kelas IX A yang mampu memilih, menggunakan dan memanfaatkan prosedur tertentu
mengalami peningkatan, yaitu dari sebelum penelitian 11 siswa (36%), setelah siklus I
menjadi sebanyak 15 siswa (50%), setelah siklus II meningkat menjadi 19 siswa (63%) dan
setelah siklus III meningkat menjadi 21 siswa (70%). Peningkatan pemahaman konsep pada
indiktor kemampuan memilih dan menggunakan prosedur tertentu, siswa kelas IX A dari
sebelum penelitian sampai akhir siklus I dapat dikatakan masih sedikit siswa yang memenuhi
ketuntasan belajar. Hal ini disebabkan siswa dalam menerjemahkan kalimat kedalam model
matematika masih sangat terbatas. Namun, Peningkatan kemampuan memilih dan
menggunakan prosedur tertentu, dari siklus I sampai siklus III dapat dikatakan sudah
mencapai tolak ukur yang dipersyaratkan 75%. Dengan demikian, dapat dikatakan
8. pembelajaran dengan model ELPSA berbantuan media Pion catur dapat meningkatkan
kemampuan memilih dan menggunakan prsedur tertentu dalam menyelesaikan soal dari
suatu konsep. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip belajar model pembelajaran ELPSA
yaitu Experiencies (Pengalaman), membangun pengetahuan baru secara aktif dan
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa (Adi Wijaya, 2014:4). Menurut Turmudi
(2009:8) bahwa belajar matematika dengan pemahaman dan menjadikan siswa mampu
menerapkan prosedur, konsep-konsep, dan proses matematika sangat penting untuk
menghadapi abad 21.
Siswa kelas IX A yang mampu mengaplikasikan konsep ke pemecahan masalah mengalami
peningkatan, yaitu dari sebelum penelitian terdapat 11 siswa (36%), setelah siklus I menjadi
sebanyak 15 siswa (50%), akhir siklus II menjadi 17 siswa (56%) dan setelah siklus III
meningkat menjadi 23 siswa (76%).
Kemampuan mengaplikasikan konsep ke pemecahan masalah, siswa kelas IX A dari
sebelum penelitian sampai pada akhir siklus I dan dari siklus I sampai akhir siklus II dapat
dikatakan belum mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan indikator
kemampuan mengaplikasikan konsep ke pemecahan masalah termasuk kemampuan tingkat
yang paling sulit dibandingkan dengan indikator lain dari pemahaman konsep. Hal yang
sama dikatakan Turmudi (2009;29) bahwa pemecahan masalah matematika melibatkan
metode dan cara yang tidak standar. Untuk mencari penyelesaiannya para siswa harus
memanfaatkan pengetahuannya, dan melalui proses ini mereka akan sering
mengemabangkan pemahaman matematika yang baru. Namun kemampuan mengaplikasikan
konsep ke pemecahan masalah pada siklus II sampai akhir siklus III mengalami peningkatan
dan sudah memenuhi tolak ukur yang dipersyaratkan 75%. Jadi dapat dikatakan dengan
model pembelajaran ELPSA dengan media Pion catur dapat meningkatkan kemampuan
mengaplikasikan konsep ke pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan prinsip belajar elpsa
yang ke lima yaitu Application (Aplikasi Pengetahuan). Penerapan pengetahuan merupakan
kegiatan pembelajaran yang berusaha memahami signifikansi proses belajar dengan dengan
mengaplikasikan pengetahuan baru dalam memecahkan masalah dalam konteks yang
bermakna (Adi Wijaya, 2014:4).
Berdasarkan data pada meningkatnya masing-masing indikator pemahaman konsep, maka
dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran ELPSA dengan bantuan media Pion catur dapat
meningkatkan pemahaman konsep materi peluang siswa kelas IX A SMP Negeri Bulo.
9. Selain hal tersebut diatas, melalui pengamatan aktivitas belajar siswa meningkat dari
tindakan I sampai tindakan III. Hal ini terjadi karena pada saat tindakan kelas senantiasa
diberi dorongan secara terus menerus dan diperhatikan kebutuhan serta kesanggupan siswa
dalam belajar.
Berdasarkan hasil angket juga diperoleh bahwa penggunaan media Pion catur dapat
membantu dalam mengembangkan alur pikir untuk menyelesaikan tugas dan dapat
membantu dalam mempresentasikan hasil kerja. Hal ini tentunya memberikan dampak
positif bagi siswa. Namun, keterbatasan dalam penelitian ini tetap tidak bisa terhindarkan.
Keterbatasan penelitian ini salah satu yang paling dominan, yaitu membeda-bedakan siswa
sebagai mahluk sosial.
Hasil wawancara yang dilakukan oleh guru terhadap siswa menyatakan senang dengan
model pembelajaran ELPSA dengan menggunakan media Pion catur ada 80%, yang
menyatakan senang banyak strategi yang dilakukan oleh guru untuk menanamkan konsep
Peluang ada 65%. Guru dalam pembelajaran memberikan perlakuan yang berbeda sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Bagi siswa yang tuntas belajar tidak jenuh karena ada
pengaturan kondisi kelas, dimana mereka dilibatkan sebagai fasilitator sebaya. Hal ini
tergambar dengan hasil 75% merasa senang.
Dari analisis tersebut dapat diinterpretasikan bahwa model pembelajaran ELPSA sudah baik,
walau belum semua siswa dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompok. Manajemen
waktu perlu diperhatikan agar efektif, motivasi siswa untuk bertanya, mengemukakan
pendapat, menyelesaikan masalah, dan mengemukakan ide masih perlu ditingkatkan dan
perlu divariasi agar daya serap tinggi.
4. Kesimpulan dan Saran
4.1. Kesimpulan
Pembelajaran dengan model Pembelajaran ELPSA dengan media Pion catur dapat
meningkatkan pemahaman konsep Peluang siswa kelas IX A SMP Negeri bulo. Kemampuan
pemahaman konsep siswa, diamati melalui indikator (1) kemampuan menyatakan ulang
konsep, (2) kemampuan memberi contoh dan bukan contoh, (3) kemampuan menggunakan
dan memilih prosedur tertentu, dan (4) kemampuan mengaplikasikan konsep ke pemecahan
masalah materi Peluang. Media Pion catur dapat membantu siswa dalam mengembangkan
alur pikir untuk menyelesaikan tugas dan mempresentasikan hasil kerja.
10. 4.2. Saran
Kepada pengguna dalam hal ini baik guru maupun siswa, hendaknya dapat
mengimplementasikan model pembelajaran ELPSA dengan media Pion catur untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa. Guru hendaknya setiap mengajar memilih dan
menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa.
Peneliti berikut juga dapat melakukan penelitian serupa dengan memperbaiki desain
pembelajaran dan sistem penilaiannya. Begitu pun untuk mengetahui kemampuan model
ELPSA dengan media Pion catur, peneliti berikutnya dapat melakukan eksperimen
membandingkan dengan pendekatan lain.
Daftar Pustaka
Asari, Abdur Rahman, dkk. (2017). Buku Guru Matematika SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Van De Walle, John A. (2012). Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Pengembangan dan
Pengajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Turmudi. (2009). Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika Berpradigma Eksploratif
dan Investigatif. Jakarta Pusat: PT Leuser Cita Pustaka.
Wijaya, Adi. (2014). Pengenalan Desain Pembelajaran ELPSA. Pusat Pengembangan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika, http://p4tkmatematika.org, di
unduh di Polewali, 5 Agustus 2017.
www.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil/un