Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbingsrilinda_w
Ìý
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa SMP melalui pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing dibandingkan pendekatan konvensional. Hasilnya menunjukkan siswa yang diajar dengan pendekatan inkuiri terbimbing memiliki kemampuan pemahaman dan komunikasi yang lebih baik.
Artikel ini menguji perbedaan kemampuan komunikasi matematis dan disposisi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran inkuiri terbimbing dibandingkan pembelajaran konvensional. Hasilnya menunjukkan siswa yang mendapat pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki kemampuan komunikasi matematis yang lebih baik dari siswa dengan pembelajaran konvensional. Namun tidak ada perbedaan disposisi matematis berdasarkan tingkat kemampuan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki pemahaman konseptual dan pengetahuan prosedural siswa kelas IX SMP Mujahidin Pontianak tentang sistem persamaan linear dua variabel melalui wawancara klinis. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan skor rata-rata siswa dari 25% menjadi 76% untuk pemahaman konseptual dan dari 19% menjadi 77,77% untuk pengetahuan prosedural
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...tikamathworld
Ìý
Dokumen ini membahas pengembangan soal matematika untuk mengukur kemampuan koneksi matematis siswa SMP. Peneliti mengembangkan 20 soal melalui validasi ahli dan uji coba kepraktisan pada siswa. Tujuannya adalah menghasilkan soal yang valid dan praktis untuk mengukur kemampuan menghubungkan konsep matematika siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) dibandingkan dengan pembelajaran konvensional berdasarkan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII di SMP TMI Roudlotul Qur'an. Hasilnya menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa yang diajarkan dengan PBL lebih baik daripada konvensional. Hal ini mengindikasikan bahwa PBL lebih efektif d
Pendidikan holistik merupakan pendidikan yang mengembangkan seluruh potensi
siswa secara harmonis, meliputi potensi intelektual, emosional, phisik, sosial, estetika, dan
spiritual. Kajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang ada tidaknya muatan
pendidikan holistik dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Selain itu juga memberikan
gambaran tentang implementasi pendidikan holistik dalam pembelajaran di pendidikan dasar
dan menengah. Permasalahan dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah kurikulum pendidikan
dasar dan menengah sudah memuat pendidikan holistik? 2) Bila sudah, bagaimana implementasi pendidikan holistik dalam pembelajaran? Kajian menyimpulkan bahwa: 1) Dokumen
kurikulum pendidikan dasar dan menengah pada hakikatnya sudah memuat pendidikan holistik,
karena prinsip, acuan, dan prosedur pengembangan kurikulum sejalan dengan pengertian,
tujuan, dan prinsip pendidikan holistik; 2) Pendidikan holistik belum diimplementasikan secara
komprehensif dalam pembelajaran. Dalam rangka mengimplementasikan pendidikan holistik
dalam pembelajaran, direkomendasikan agar guru dalam melaksanakan pembelajaran tidak
hanya mengembangkan ranah pengetahuan, melainkan juga ranah keterampilan dan sikap,
melalui pendekatan belajar siswa aktif
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah penelitian tentang prestasi belajar matematika siswa SMA kaitannya dengan pendekatan pembelajaran dan koneksi matematis siswa. Dokumen ini juga membahas identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian."
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...Cha Aisyah
Ìý
Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada materi relasi menunjukkan adanya berbagai kesalahan yang dilakukan siswa. Kesalahan-kesalahan tersebut disebabkan oleh ketidakpahaman siswa terhadap konsep relasi serta faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kesalahan siswa dan penyebabnya guna meningkatkan pem
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan metode Socrates dengan pendekatan kontekstual. Hasilnya menunjukkan proses pembelajaran aktif dan rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis siswa 66,28 yang dikategorikan cukup. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode tersebut berjalan cukup baik dilihat dari proses dan kemampuan
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs) NERRU
Ìý
Kesalahan dalam memahami konsep menjadi salah satu faktor yang menyebabkan miskonsepsi pada pelajaran matematika. Miskonsepsi pada materi bangun datar disebabkan oleh cara belajar siswa yang hanya menghafalkan bentuk dasar tanpa memahami hubungan antar bangun datar dan sifat-sifatnya. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi miskonsepsi tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran konstruktivis. Salah satu model pembelajaran konstruktivis adalah Conceptual Understanding Procedures (CUPs). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) sebagai upaya mengatasi miskonsepsi matematis siswa pada materi sifat-sifat bangun datar segiempat. Subjek penelitian adalah 12 orang siswa SMP yang mengalami miskonsepsi pada materi sifat-sifat bangun datar segiempat. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui tes, video, observasi, dan wawancara. Validitas dan reliabilitas data melalui credibility, dependability, transferability, dan confirmability. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) yang terdiri dari fase individu, fase kelompok triplet, dan fase interpretasi seluruh kelas dapat mengatasi miskonsepsi siswa pada materi sifat-sifat bangun datar segiempat. Perubahan miskonsepsi siswa juga dapat dilihat dari nilai tes yang mengalami peningkatan nilai berdasarkan nilai tes awal dan tes akhir siswa.
Kata Kunci: Conceptual Understanding Procedures (CUPs), miskonsepsi, segiempat
Mistakes in understanding the concept became one of the factors that led to misconceptions in mathematics. The misconceptions in plane shapes are caused by the way of learning of students who only memorize the basic form without understanding the relationship between the plane shapes and its properties. Efforts made in overcoming these misconceptions is to apply constructivist learning. One of the constructivist learning models is Conceptual Understanding Procedures (CUPs). The purpose of this research is to know the application of conceptual learning model Conceptual Understanding Procedure (CUPs) as an effort to overcome students' mathematical misconception on the properties of quadrilateral. Research subjects were 12 students who experienced misconceptions on the properties of quadrilaterals. Data collection was conducted through test, video, observation, and interview. Validity and reliability of data through credibility, reliability, transferability, and confirmability. The results of this study indicate that the application of learning models. Comprising individual phases, triplet group phases, and all-class interpretation phenomena can overcome student misconceptions on quadrilateral properties. Changes in student misconceptions can also be seen from tests that have improved
Keywords: Conceptual Understanding Procedures (CUPs), misconception, quadrilateral
Artikel ini membahas pengaruh model pembelajaran proyek matematika Missouri terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran tersebut terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan hasil uji statistik yang menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Model pembelajaran proyek matematika Missouri terbukti dapat meningkatkan kemampuan pemec
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...NERRU
Ìý
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran model Learning Cycle 5E lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.
2. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design di mana kelas VII.2 dijadikan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...NERRU
Ìý
Mathematical communication ability is a important ability to have students. This is because by having these abilities, students are able to communicate ideas or mathematical ideas both orally and in writing. However, based on preliminary studies in the form of mathematical communication and class observation tests conducted by researchers in one class at SMP Negeri 8 Kota Tangerang Selatan showed that students' mathematical communication ability is still low. The efforts that can be done is to apply a model of learning that can train and cultivate students' mathematical communication ability by applying the learning cycle 5e model. The purpose of this study is to determine the whether average of improvement mathematical communication skills of students who get learning model learning cycle 5e higher than students who obtain conventional learning. This type of research is quasi experiment. The research design used is nonequivalent control group design. The population in this research are the students of class VII.1, VII.2, and VII.3 SMP Negeri 8 Kota Tangerang Selatan and the sample is the students of class VII.2 as the experimental class and class VII.3 as the control class.
The sampling technique used cluster random sampling. Hypothesis testing of research done by parametric test (t test). In this research, it can be concluded that the average of improvement mathematical communication ability of students who get learning cycle 5e model is higher than students who get conventional learning.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas penerapan model pembelajaran Experiential Learning dalam pembelajaran matematika di SMA Negeri 13 Sinjai untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Model ini bertujuan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran agar dapat mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman langsung.
3. Hasil penelitian menunjukkan bah
makalah keterampilan berpikir kritis, sangat berguna untuk teman yang akan menulis artikel, seperti karya ilmiah, makalah, atau pun referensi bahan skripsi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) dibandingkan dengan pembelajaran konvensional berdasarkan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII di SMP TMI Roudlotul Qur'an. Hasilnya menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa yang diajarkan dengan PBL lebih baik daripada konvensional. Hal ini mengindikasikan bahwa PBL lebih efektif d
Pendidikan holistik merupakan pendidikan yang mengembangkan seluruh potensi
siswa secara harmonis, meliputi potensi intelektual, emosional, phisik, sosial, estetika, dan
spiritual. Kajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang ada tidaknya muatan
pendidikan holistik dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Selain itu juga memberikan
gambaran tentang implementasi pendidikan holistik dalam pembelajaran di pendidikan dasar
dan menengah. Permasalahan dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah kurikulum pendidikan
dasar dan menengah sudah memuat pendidikan holistik? 2) Bila sudah, bagaimana implementasi pendidikan holistik dalam pembelajaran? Kajian menyimpulkan bahwa: 1) Dokumen
kurikulum pendidikan dasar dan menengah pada hakikatnya sudah memuat pendidikan holistik,
karena prinsip, acuan, dan prosedur pengembangan kurikulum sejalan dengan pengertian,
tujuan, dan prinsip pendidikan holistik; 2) Pendidikan holistik belum diimplementasikan secara
komprehensif dalam pembelajaran. Dalam rangka mengimplementasikan pendidikan holistik
dalam pembelajaran, direkomendasikan agar guru dalam melaksanakan pembelajaran tidak
hanya mengembangkan ranah pengetahuan, melainkan juga ranah keterampilan dan sikap,
melalui pendekatan belajar siswa aktif
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah penelitian tentang prestasi belajar matematika siswa SMA kaitannya dengan pendekatan pembelajaran dan koneksi matematis siswa. Dokumen ini juga membahas identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian."
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...Cha Aisyah
Ìý
Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada materi relasi menunjukkan adanya berbagai kesalahan yang dilakukan siswa. Kesalahan-kesalahan tersebut disebabkan oleh ketidakpahaman siswa terhadap konsep relasi serta faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kesalahan siswa dan penyebabnya guna meningkatkan pem
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan metode Socrates dengan pendekatan kontekstual. Hasilnya menunjukkan proses pembelajaran aktif dan rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis siswa 66,28 yang dikategorikan cukup. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode tersebut berjalan cukup baik dilihat dari proses dan kemampuan
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs) NERRU
Ìý
Kesalahan dalam memahami konsep menjadi salah satu faktor yang menyebabkan miskonsepsi pada pelajaran matematika. Miskonsepsi pada materi bangun datar disebabkan oleh cara belajar siswa yang hanya menghafalkan bentuk dasar tanpa memahami hubungan antar bangun datar dan sifat-sifatnya. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi miskonsepsi tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran konstruktivis. Salah satu model pembelajaran konstruktivis adalah Conceptual Understanding Procedures (CUPs). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) sebagai upaya mengatasi miskonsepsi matematis siswa pada materi sifat-sifat bangun datar segiempat. Subjek penelitian adalah 12 orang siswa SMP yang mengalami miskonsepsi pada materi sifat-sifat bangun datar segiempat. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui tes, video, observasi, dan wawancara. Validitas dan reliabilitas data melalui credibility, dependability, transferability, dan confirmability. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) yang terdiri dari fase individu, fase kelompok triplet, dan fase interpretasi seluruh kelas dapat mengatasi miskonsepsi siswa pada materi sifat-sifat bangun datar segiempat. Perubahan miskonsepsi siswa juga dapat dilihat dari nilai tes yang mengalami peningkatan nilai berdasarkan nilai tes awal dan tes akhir siswa.
Kata Kunci: Conceptual Understanding Procedures (CUPs), miskonsepsi, segiempat
Mistakes in understanding the concept became one of the factors that led to misconceptions in mathematics. The misconceptions in plane shapes are caused by the way of learning of students who only memorize the basic form without understanding the relationship between the plane shapes and its properties. Efforts made in overcoming these misconceptions is to apply constructivist learning. One of the constructivist learning models is Conceptual Understanding Procedures (CUPs). The purpose of this research is to know the application of conceptual learning model Conceptual Understanding Procedure (CUPs) as an effort to overcome students' mathematical misconception on the properties of quadrilateral. Research subjects were 12 students who experienced misconceptions on the properties of quadrilaterals. Data collection was conducted through test, video, observation, and interview. Validity and reliability of data through credibility, reliability, transferability, and confirmability. The results of this study indicate that the application of learning models. Comprising individual phases, triplet group phases, and all-class interpretation phenomena can overcome student misconceptions on quadrilateral properties. Changes in student misconceptions can also be seen from tests that have improved
Keywords: Conceptual Understanding Procedures (CUPs), misconception, quadrilateral
Artikel ini membahas pengaruh model pembelajaran proyek matematika Missouri terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran tersebut terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan hasil uji statistik yang menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Model pembelajaran proyek matematika Missouri terbukti dapat meningkatkan kemampuan pemec
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...NERRU
Ìý
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran model Learning Cycle 5E lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.
2. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design di mana kelas VII.2 dijadikan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...NERRU
Ìý
Mathematical communication ability is a important ability to have students. This is because by having these abilities, students are able to communicate ideas or mathematical ideas both orally and in writing. However, based on preliminary studies in the form of mathematical communication and class observation tests conducted by researchers in one class at SMP Negeri 8 Kota Tangerang Selatan showed that students' mathematical communication ability is still low. The efforts that can be done is to apply a model of learning that can train and cultivate students' mathematical communication ability by applying the learning cycle 5e model. The purpose of this study is to determine the whether average of improvement mathematical communication skills of students who get learning model learning cycle 5e higher than students who obtain conventional learning. This type of research is quasi experiment. The research design used is nonequivalent control group design. The population in this research are the students of class VII.1, VII.2, and VII.3 SMP Negeri 8 Kota Tangerang Selatan and the sample is the students of class VII.2 as the experimental class and class VII.3 as the control class.
The sampling technique used cluster random sampling. Hypothesis testing of research done by parametric test (t test). In this research, it can be concluded that the average of improvement mathematical communication ability of students who get learning cycle 5e model is higher than students who get conventional learning.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas penerapan model pembelajaran Experiential Learning dalam pembelajaran matematika di SMA Negeri 13 Sinjai untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Model ini bertujuan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran agar dapat mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman langsung.
3. Hasil penelitian menunjukkan bah
makalah keterampilan berpikir kritis, sangat berguna untuk teman yang akan menulis artikel, seperti karya ilmiah, makalah, atau pun referensi bahan skripsi
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
Ìý
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 – 11 Agustus 2016
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
Ìý
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
Ìý
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
2. Pengertianahli
1. Menurut Ruspiani (2000: 68), kemampuan koneksi adalah kemampuan
mengaitkan konsep-konsep matematika baik antar topik dalam matematika
itu sendiri maupun mengaitkan konsep matematika dengan konsep dalam
bidang lainnya
2. National Council of Teachers of Mathematics (NCTM: 2000: 274), koneksi
matematis adalah keterkaitan antar topik matematika dengan disiplin ilmu
yang lain dan keterkaitan matematika dengan dunia nyata atau kehidupan
sehari-hari
3. Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan untuk menghubungkan
konsep matematika dengan konsep-konsep pada topik lain dalam
matematika (Coxford, 1995; NCTM, 2000; Rohendi, 2012; Fauzi,2015;
Dwirahayu & Firdausi, 2016),
4. Kemampuan koneksi matematis merupakan kemampuan peserta didik dalam
memahami keterkaitan antara topik matematika, keterkaitan antara
matematika dengan disiplin ilmu yang lain dan keterkaitan matematika
dengan dunia nyata atau dalam kehidupan sehari-hari (Anita, 2014).
5. pendahuluan
Hasil dan pembahasan
metode
Simpulan dan saran
01
02
04
Daftarisi
03
Kemampuan yang tidak kalah penting dari
kemampuan penalaran adalah kemampuan
koneksi matematis. Matematika bukanlah
materi atau topik yang terpisah-pisah, akan
tetapi saling berkaitan antara yang satu
dengan yang lain. Ketika siswa dapat
melihat koneksi antara konten matematika
yang berbeda, maka siswa telah
mengembangkan nilai matematika sebagai
suatu satu kesatuan yang saling terintegrasi
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
ex post facto. Penelitian ini disebut penelitian ex post facto
karena penelitian ini meneliti variabel yang sudah ada. Penelitian
ini dilaksanakan di SMA yang berada di wilayah Kabupaten
Brebes. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA
kelas X di Kabupaten Brebes yang terdiri dari 17 SMA negeri
dan 15 SMA swasta. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 362
siswa. Sampel berasal dari enam sekolah yang ditentukan
dengan stratified propotional random sampling. Sekolah
digolongkan berdasarkan akreditasi sekolah, kemudian dipilih
enam sekolah yang terdiri dari tiga sekolah dengan akreditasi A,
dua sekolah dengan akreditasi B, dan satu sekolah dengan
akreditasi C.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan koneksi matematis, rasa ingin
tahu, dan self efficacy secara bersama-
sama berhubungan dengan kemampuan
penalaran matematika siswa SMA
Kemampuan koneksi matematika memberikan
kontribusi terbesar pada kemampuan penalaran
matematika siswa dibandingkan dengan rasa ingin
tahu dan self-efficacy
7. pendahuluan
Hasil danpembahasan
metode
Simpulan dansaran
01
02
04
Daftarisi
03
Peneliti melakukan penelitian di salah satu sekolah yang
berada di daerah Bandung. Secara keseluruhan dalam
pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan
baik. Antusias siswa dalam kegiatan belajar yang
disampaikan peneliti cukup baik. Walau terkadang masih
ada kekurangan yang terjadi, misalnya pengelolaan kelas
yang masih kurang dapat dikondisikan. Namun itu semua
merupakan proses dalam pembelajaran agar lebih baik
lagi.
Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA 1 SMAN 5
Banjarmasihn dengan jumlah 33 siswa. Sedangkan objek
penelitiannya adalah kemampuan komunikasi matematis siswa.
Analisis data menggunakan statistik deskriptif. Presentase dan
rata-rata merupakan teknik analisis data yang digunakan pada
penelitian kali ini. Presentase digunakan untuk menghitung taraf
kemampuan koneksi matematis siswa. Teknik analisis
presentase digunakan untuk menganalisis data yang didapatkan
selama penelitian kali ini yang dihitung dengan perhitungan yang
diadaptasi dari rumus yang dikemukakan oleh Kunandar (2014)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan koneksi
matematis siswa pada aspek internal siswa mampu mengenali
konsep matematika berada dalam kategori cukup. Pada aspek
internal siswa mampu mengenali prinsip matematika, siswa
dapat menggunakan keterkaitan antar topik matematika, dan
siswa dapat mengenali prosedur matematika suatu representasi
ke prosedur representasi yang ekuivalen berada pada kategori
tinggi. Sedangkan pada aspek eksternal, siswa dapat
menggunakan konsep dan prinsip matematika dalam kehidupan
sehari-hari berada dalam kategori sangat tinggi.
(1) Bagi siswa, diharapkan lebih meningkatkan kemampuan koneksi
matematisnya dengan cara mengerjakan soal yang berkaitan
dengan kemampuan koneksi matematis agar nantinya lebih
mudah dalam memecahkan masalah.
(2) (2) Bagi guru, guru bidang studi pendidikan matematika bisa
melaksanakan pembe- lajaran dengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing, karena pembelajaran ini adalah salah satu alternatif
dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematis.
(3) (3) Bagi peneliti, setelah penelitian kali ini diharap- kan adanya
penelitian lanjutan mengenai model pembelajaran inkuiri
terbimbing di tempat ataupun pokok bahasan yang berbeda.
8. Dian Andriani dan Usman Aripin
AnalisisKemampuanKoneksi
MatematikDanKepercayaan
DiriSiswaSMP
Jurnal Pembelajarajn Matematika Inovatifs Vol. 2, No. 1, Januari 2019
03
9. pendahuluan
Hasil dan pembahasan
metode
Simpulan dansaran
01
02
04
Daftarisi
03
Peneliti melakukan penelitian di salah satu sekolah yang
berada di daerah Bandung. Secara keseluruhan dalam
pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan
baik. Antusias siswa dalam kegiatan belajar yang
disampaikan peneliti cukup baik. Walau terkadang masih
ada kekurangan yang terjadi, misalnya pengelolaan kelas
yang masih kurang dapat dikondisikan. Namun itu semua
merupakan proses dalam pembelajaran agar lebih baik
lagi.
Metode yang digunakan untuk analisis pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode Kualitatif Deskriptif.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-B semester 1
di SMP Bina Harapan Bangsa yang berjumlah 37 siswa.
Pengambilan data pada penelitian ini dengan tes kemampuan
komunikasi siswa yang terdiri dari 3 pertanyaan yang mewakili
tiga indikator dengan masing-masing skor maksimal dan skala
kepercayaan diri dengan indikator kepercayaan diri siswa. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui skala kepercayaan dirisiswa
terhadap matematika.
Hasil analisis yang didapat ialah kemampuan
koneksi matematik siswa di SMP di daerah
kabupaten Bandung berdasarkan tes uraian
tertulis masih tergolong cukup rendah. Namun
siswa sudah memiliki kepercayaan diri yang
cukup baik dalam pembelajaran matematika.
Analisis terhadap kemampuan koneksi matematik siswa
dapat disimpulkan bahwa kesalahan siswa yang paling
banyak dilakukan terjadi pada indikator menggunakan
matematika dalam kehidupan nyata atau ilmu lain di luar
matematika.
Kesimpulan untuk kepercayaan diri siswa bahwa
sebagian besar siswa sudah memiliki kepercayaan diri
yang baik terhadap pembelajaran matematika.
11. pendahuluan
Hasil dan pembahasan
metode
Simpulan dansaran
01 02
04
Daftarisi
03
Kemampuan koneksi dalam matematika memegang peran
penting dalam menyelesaikan masalah matematika. Dengan
kemampuan tersebut, siswa dapat memahami masalah
matematika secara detail. Namun menurut Mahmudah (2013),
kemampuan koneksi matematis siswa di Indonesia masih
tergolong rendah. Terutama pada penerapan antara konsep
materi tertentu dengan materi yang lain dan penerapan materi
matematika dengan bidang ilmu yang lain. sedangkan menurut
Warih, dkk (2016), siswa tidak bisa menerapkan konsep yang
telah dipelajari sebelumnya dengan konsep yang dipelajari
berikutnya. Sehingga dalam hal ini, siswa kesulitan dalam
memahami soal. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan
rendahnya kemampuan koneksi matematis siswa yang meliputi
aspek koneksi matematis. Seperti contoh adalah pada pengaitan
konsep antara Sistem
Jenis penelitian : Kualitatif
Subjek penelitian : 3 siswa SMP di Kota Surabaya
Prosedur penelitian :
Aspek persiapan (observasi, menyusun desain, melakukan
diskusi, melakukan revisi desain)
Aspek Pelaksanaan (memberikan tes koneksi matematis pada
materi SPLDV sebanyak 2 butir soal berdasarkan 3 aspek
koneksi matematis, menganalisis jawaban siswa)
Mengolah data yang telah diperoleh dari hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan
koneksi matematis peserta didik yang diberi tes
esai lebih baik daripada peserta didik yang diberi
tes pilihan ganda dan tidak terdapat pengaruh
interaksi yang signifikan antara pengaruh bentuk
tes dan disposisi matematis terhadap kemampuan
koneksi matematis peserta didik
Berdasarkan analisis data penelitian dapat disimpulkan
bahwa kemampuan koneksi matematis peserta didik
yang diberi tes esai lebih baik daripada peserta didik
yang diberi tes pilihan ganda dan tidak terdapat interaksi
yang signifikan antara pengaruh bentuk tes dan disposisi
matematis terhadap kemampuan koneksi matematis
peserta didik
13. pendahuluan
Hasil dan pembahasan
metode
Simpulan dansaran
01
02
04
Daftarisi
03
Penelitian yang dilakukan oleh Sugiman (2008)
menyimpulkan bahwa rata- rata tingkat kemampuan
koneksi matematis peserta didik tingkat SMP masih
tergolong rendah dengan nilai terendah pada indikator
antartopik matematika. Pada penelitiannya, Sugiman tidak
memperhatikan variabel lain yang mungkin dapat
mempengaruhi kemampuan koneksi matematis peserta
didik
Metode Penelitian : Kuasi Eksperimen dengan desain Fakrotial 2 x 2
Variabel bebas : Bentuk tes dan disposisi matematis
Variabel terikat : Kemampuan koneksi matematis
Subjek penelitian : 86 peserta didik dari SMP N 74 Jakarta dan SMP
N 44 Jakarta
Eksperimen dilakukan terhadap 2 kelompok peserta didik. Kelompok
pertama mendapat perlakuan berupa tes dan esai sedangkan
kelompok kedua mendapat perlakuan berupa tes pilihan ganda.
Tes terdiri dari 15 butir pilihan ganda dan 5 butir esai.
Instrumen non tes berupa pernyataan berjumlah 24 butir pernyataan.
Hasil analisis yang didapat ialah kemampuan
koneksi matematik siswa di SMP di daerah
kabupaten Bandung berdasarkan tes uraian
tertulis masih tergolong cukup rendah. Namun
siswa sudah memiliki kepercayaan diri yang
cukup baik dalam pembelajaran matematika.
Analisis terhadap kemampuan koneksi matematik siswa
dapat disimpulkan bahwa kesalahan siswa yang paling
banyak dilakukan terjadi pada indikator menggunakan
matematika dalam kehidupan nyata atau ilmu lain di luar
matematika.
Kesimpulan untuk kepercayaan diri siswa bahwa
sebagian besar siswa sudah memiliki kepercayaan diri
yang baik terhadap pembelajaran matematika.
15. pendahuluan
Hasil danpembahasan
metode
Simpulan dansaran
01 02
04
Daftarisi
03
Pada penelitian tahun 2014 oleh Ika Wahyu Anita tentang
kemampuan koneksi matematis, masih banyak siswa yang
belum memiliki kemampuan koneksi matematis.
Hasil penelitiannya telah menunjukkan bahwa masih
rendahnya siswa yang memiliki kemampuan koneksi
matematis (Anita, 2014).
Selain itu, hasil penelitian lainnya oleh Ruspiani
pada tahun 2010, menunjukkan bahwa rata-rata dari
kemampuan koneksi matematis siswa di sekolah menengah
masih tergolong rendah, nilai rata-ratanya masih kurang
dari 60 pada skor maksimal 100, yaitu sekitar 22,2% untuk
koneksi matematis antar topik, 44% untuk koneksi
matematis antar bidang studi lain, dan 67,3% untuk
koneksi matematis di kehidupan nyata (Ruspiani, 2000).
Metode penelitian : Kualitatif
Pendekatan penelitian : Deskriptif kualitatif
Subjek penelitian : Salah satu SMK di Cianjur sebanyak 29 subjek
Sumber data : Tes kemampuan koneksi matematis materi
trigonometri berupa soal uraian
Sebelum instrumen tersebut digunakan maka dilakukan uji validitas
dan reliabilitas dari setiap butir soal dengan menggunakan Software
Anates versi 4.0.5. Pengujian tersebut diberikan kepada siswa yang
sudah mempelajari materi trigonometri. Hasilnya, Instrumen tes
yang diujikan valid dan reliabel sehinga dapat digunakan untuk
penelitian.
Instrumen peneltian ini adalah tes tertulis tipe uraian untuk
mengetahui kemampuan koneksi matematis.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, ternyata masih banyak
siswa yang merasa sulit untuk mengerjakan soal matematika, dan
masih menganggap bahwa mata pelajaran matematika merupakan
mata pelajaran yang dianggap paling sulit karena berkaitan dengan
perhitungan dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya.
Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui seberapa
tinggi tingkat kemampuan koneksi matematis siswa serta
menganalisis kesalahannya dalam menjawab soal yang berkaitan
dengan kemampuan koneksi matematis tersebut
Berdasarkan hasil analisisnya, didapatkan bahwa
kemampuan koneksi matematis siswa di jenjang SMK pada
materi trigonometri tergolong rendah. Hal ini terlihat dari
rata-rata kemampuan koneksi matematis siswa dari setiap
indikatornya. Rendahnya kemampuan koneksi matematis
tersebut karena ada beberapa kesalahan yang sering
dilakukan oleh siswa diantaranya yaitu kesalahan konsep,
kesalahan keterampilan komputasi, dan kesalahan
interpretasi bahasa.
17. pendahuluan
Hasil danpembahasan
metode
Simpulan dansaran
01
02
04
Daftarisi
03
Latar belakang penelitian ini karena kemampuan
penalaran matematis perlu untuk dikembangkan secara
konsisten dalam proses pembelajaran dengan berbagai
macam konteks agar peserta didik terlatih dalam berpikir
untuk menganalisis dan menyelesaikan suatu persoalan
matematika, baik dalam kehidupan sekolah maupun
lingkungan lainnya
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah expost de facto
dengan instrumen penelitian berupa angket dan tes.
Penelitian ini dilaksanakan di tiga sekolah yang ada di Kota Bengkulu.
Dengan sampel pada masing masing sekolah terdiri atas 65 peserta
didik kelas XII IPA SMA I IQRA, 54 peserta didik SMAN 11 Kota
Bengkulu, dan 6 peserta didik SMA Idhata Kota Bengkulu.
Sumber data analisis :
1. Instrumen tes dan non tes
2. Uji normalitas residual
3. Uji linearitas
4. Uji multikolinearitas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) terdapat pengaruh self
efficacy terhadap penalaran matematis dengan koefisien jalur
sebesar 0,245,
2) terdapat pengaruh disposisi matematis terhadap penalaran
matematis
dengan nilai koefisien jalur 0,179, 3) terdapat pengaruh
koneksi matematis terhadap penalaran matematis dengan nilai
koefisien jalur 0,251, 4) terdapat pengaruh secara simultan self
efficacy, disposisi matematis, dan koneksi matematis terhadap
kemampuan penalaran matematis sebesar 0,266
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini
adalah bahwasannya Self Efficacy, Disposisi Matematis,
dan Koneksi Matematis siswa berpengaruh secara
simultan terhadap kemampuan penalaran matematis
siswa.
19. pendahuluan
Hasil danpembahasan
metode
Simpulan dansaran
01 02
04
Daftarisi
03
Koneksi matematis merupakan salah satu aspek
terpenting dalam pembelajaran matematika (Ayunani et
al., 2020; Bingolbali & Coskun, 2016; Depdikbud, 2014;
Hidayati et al., 2020). Hal ini disebabkan koneksi
matematis dapat membantu siswa berhasil dengan
konsep-konsep baru dan menganggapnya sebagai hal
yang logis untuk aktivitas sehari-hari (Ariyani et al., 2020;
Ayunani et al., 2020). Oleh karena itu, siswa harus
dibimbing dan didorong dalam pembelajaran matematika
untuk mengembangkan kebiasaan berpikir melihat dan
bertanya tentang hubungan.
Metode dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif
dengan pendekatan kualitatiff. Pengumpulan data dilakukan melalui
tes tertulis dan wawancara yang dilakukan kepada siswa putra dan
putri kelas X MIPA yang memiliki kemampuan matematika tinggi.
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti, sedangkan
instrumen pendukung yang digunakan adalah alat perekam, lembar
tes tertulis dan lembar pedoman wawancara.
Data yang valid dianalisis menggunakan model interaktif yang meliputi
kegiatan (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan(3) penarikan
kesimpulan (Miles & Huberman, 1994).
Hasil analisis yang didapat bahwasannya
siswa yang memiliki kemampuan matematis
tinggi maka memiliki pemahaman koneksi
matematis yang tinggi pula.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi baru tentang proses relasi matematis bagi
siswa yang berkemampuan matematika tinggi, sehingga
dapat dijadikan pedoman bagi guru matematika dalam
pembelajaran di kelas. Secara teoritis, temuan ini dapat
dijadikan pedoman dan mengarah pada evaluasi proses
interaksi matematis siswa dalam penyelesaian masalah
matematika.
20. Liezl Joy Lazaro Quilang, dkk
MathematicalConnectionsMade
DuringInvestigativeTasksin
StatisticsandProbability
(Koneksi Matematis yang DibuatSelama Tugas Investigasi dalam
Statistik danProbabilitas)
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE) Vol. 4, No. 2,
Oktober 2022
09
21. pendahuluan
Hasil danpembahasan
metode
Simpulan dansaran
01 02
04
Daftarisi
03
Dalam skala internasional, MC terbukti memberikan pengaruh
langsung yang positif terhadap kemampuan pemecahan masalah.
Siswa yang memiliki kemampuan koneksi matematis yang baik
berhasil menyelesaikan masalah matematika dengan baik,
sedangkan kemampuan koneksi matematis yang buruk
menyebabkan siswa gagal. Namun, representasi MC oleh guru
salah atau dangkal, sehingga mengganggu kemampuan siswa
dalam membuat hubungan yang bermakna. Selain itu, guru
cenderung menyajikan pembelajaran dalam kantong terisolasi yang
tidak cukup dalam membangun pemahaman matematika yang lebih
luas dan terhubung. Calon guru matematika sekolah menengah
harus membuat MC antar konsep matematika dan antar konsep
serta representasi konsep tersebut.
Penelitian ini menggunakan desain metode campuran triangulasi
konkuren.
Data dikumpulkan dari 39 calon guru matematika sekolah menengah
yang terdaftar di kampus unggulan universitas negeri di Filipina Timur
Laut.
Data dikumpulkan dengan menggunakan evaluasi koneksi matematis,
strategi berpikir keras, dan wawancara. Penghitungan frekuensi,
persentase, skor rata-rata persen, koefisien korelasi product-moment
Pearson, dan analisis transkripsi wawancara digunakan dalam
penelitian ini
Hasil penelitian menunjukkan bahwa calon guru memiliki kinerja
terbaik dalam membuat koneksi yang berorientasi pada
pengajaran tetapi mengalami kesulitan dalam membuat koneksi
implikasi. Selain itu, kemampuan calon guru untuk berhasil
membuat koneksi matematis secara langsung terkait dengan
pengetahuan mereka tentang konsep, algoritma, dan hubungan
bagian-keseluruhan.
Kemampuan membuat koneksi matematis merupakan alat
yang ampuh dalam peningkatan pemahaman matematika
pada calon guru matematika sekolah menengah. Mereka
berhasil menghubungkan kurang dari 50% kasus. Artinya
perguruan tinggi harus mempertimbangkan kemampuan
menjadikan MC sebagai salah satu keterampilan penting
untuk pengembangan guru secara holistik di masa depan.
23. pendahuluan
Hasil danpembahasan
metode
Simpulan dansaran
01 02
04
Daftarisi
03
Kemampuan koneksi matematis sangat penting dalam
pembelajaran matematika, namun siswa masih menghadapi
kendala untuk menguasainya. Hal ini sejalan dengan penelitian
Kenedi, Helsa, Ariani, Zainil, & Hendri (2019) bahwa kemampuan
koneksi matematis siswa dalam menyelesaikan masalah
matematika masih tergolong lemah. Siswa masih memiliki
kemampuan koneksi matematis yang buruk dalam memahami
masalah, melakukan operasi dengan membuat simbol dengan
benar, dan menerapkan konsep matematika dalam kehidupan
sehari-hari (Noto, Hartono, & Sundawan, 2016).
Rendahnya kemampuan koneksi matematis siswa merupakan
permasalahan yang sangat mendesak dan dipandang perlu untuk
diatasi
Jenis Penelitian : Kuantitatif dengan pendekatan Eksperimen semu
Subjek penelitian terdiri dari 145 siswa kelas VII SMP di Kota
Kefanenanu
Penelitian ini menggunakan tes koneksi matematis sebagai instrumen
pengumpulan datanya.
Teknik analisis data yang digunakan adalah normalized gain, one way
ANOVA, dan uji post hoc Scheffe.
Temuan ini berdasarkan hasil survei bahwa pencapaian dan
peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang
dibelajarkan melalui model CORE RME lebih baik dibandingkan
dengan pencapaian dan kemajuan kemampuan koneksi
matematis siswa yang dibelajarkan melalui model CORE. dan
siswa yang belajar melalui model konvensional. Oleh karena itu,
disarankan bagi guru untuk menggunakan model CORE RME
sebagai alternatif untuk memfasilitasi kemampuan koneksi
matematis siswa.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah
pencapaian dan peningkatan kemampuan koneksi
matematis siswa melalui pembelajaran model CORE RME
lebih baik dibandingkan siswa yang belajar melalui model
CORE dibandingkan dengan siswa yang belajar melalui
model konvensional