Kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor utama yaitu tindakan yang tidak aman dan kondisi yang tidak aman. Analisis kecelakaan berguna untuk mencegah terulangnya kecelakaan serupa dengan mengkaji penyebabnya. Pencegahan kecelakaan melibatkan manajemen perusahaan dan kesadaran akan sikap, perilaku, serta pengendalian keselamatan oleh tenaga kerja.
Kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor utama yaitu tindakan yang tidak aman dan kondisi yang tidak aman, yang menyebabkan kejadian tak terduga yang mengacaukan proses kerja. Analisis kecelakaan berguna untuk mencegah terulangnya kecelakaan serupa. Pencegahan memerlukan pendekatan yang melibatkan manajemen perusahaan, tenaga kerja, sikap aman, perilaku dan pengendalian.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja di industri migas, termasuk pengenalan bahaya-bahaya yang ada, pengendalian risiko, dan upaya pencegahan kecelakaan kerja."
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi bahaya dan penilaian resiko di tempat kerja, yang meliputi:
1. Mengidentifikasi berbagai jenis bahaya fisik, kimia, biologi, psikososial, dan ergonomi di tempat kerja
2. Menilai faktor-faktor penyebab bahaya dan mengestimasi besarnya resiko
3. Menerapkan hierarki pengendalian resiko untuk mengurangi dampak bahaya terhadap keselamatan dan kesehat
Suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat berakibat cidera pada manusia, kerusakan barang/alat, dan gangguan terhadap pekerjaan atau proses.
Kejadian tak terduga yang mengacaukan suatu proses yang telah direncanakan oleh yang bersangkutan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengetahuan dasar keselamatan dan kesehatan kerja, meliputi pengertian K3, tujuan K3, prinsip K3, pentingnya K3, penyebab kecelakaan kerja, upaya pencegahan kecelakaan, dan penerapan rambu-rambu K3.
Ringkasan dokumen tersebut adalah bahwa dokumen tersebut memberikan panduan pelatihan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3L) untuk bengkel yang mencakup tujuan pelatihan untuk memahami peraturan K3L, menerapkannya di bengkel, dan meningkatkan ilmu tersebut. Dokumen tersebut juga menjelaskan peraturan perundang-undangan terkait K3L serta prinsip-prinsip dasar manajemen ris
Di semua industri dan di setiap tempat kerja, satu elemen selalu ada: bahaya di tempat kerja. Memahami cara mengidentifikasi bahaya di tempat kerja adalah langkah pertama untuk memastikan bahwa karyawan Anda seaman mungkin dan bahwa insiden, kecelakaan, dan keadaan darurat lebih jarang terjadi.
Karena bahaya di tempat kerja muncul dalam berbagai bentuk dan lingkungan tempat kerja terus berubah, mengidentifikasi setiap bahaya di tempat kerja bisa jadi sulit. Namun, dengan kebijakan dan prosedur identifikasi bahaya yang efektif, Anda dapat mengidentifikasi, mengurangi, dan bahkan menghilangkan banyak bahaya umum di tempat kerja yang mungkin dihadapi karyawan Anda.
Artikel ini membahas apa saja bahaya di tempat kerja, cara mengidentifikasinya, dan bagaimana Anda tetap dapat melindungi karyawan secara langsung, saat bahaya di tempat kerja yang tidak terduga menyebabkan keadaan darurat. Bahaya di tempat kerja adalah segala sesuatu yang berpotensi membahayakan atau mencederai orang, properti, atau peralatan. Setiap tempat kerja memiliki bahaya, meskipun jenis bahaya dan tingkat risikonya sangat bervariasi.
Misalnya, di kantor yang tenang, kebocoran di kamar mandi atau dapur kecil dapat mengakibatkan bahaya terpeleset, dan duduk di kursi yang tidak ergonomis dapat mengakibatkan nyeri punggung kronis; sementara itu, bagi pengemudi kurir, cuaca buruk, jadwal pengiriman yang terburu-buru, dan mengemudi di tengah kemacetan lalu lintas merupakan bahaya umum yang dapat mengakibatkan kecelakaan mobil yang berbahaya. Jenis Bahaya di Tempat Kerja
Untuk mengidentifikasi bahaya umum di tempat kerja Anda, pertama-tama Anda harus memahami jenis-jenis bahaya utama di tempat kerja. Ada enam jenis bahaya di tempat kerja yang perlu diperhatikan saat menjalankan proses manajemen risiko Anda:
Keamanan
Fisik
Bahan kimia
Biologis
Psikososial
Ergonomis
Artikel ini, Jenis-jenis Bahaya di Tempat Kerja , mencakup definisi menyeluruh dari setiap jenis bahaya, beserta contoh-contoh bahaya di tempat kerja yang umumnya dihadapi oleh pekerja tunggal.
Identifikasi bahaya
Mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko di tempat kerja secara proaktif dan teratur akan memastikan bahwa keadaan darurat dan kecelakaan terjadi lebih jarang.
Faktanya, penerapan proses manajemen risiko yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja dan juga produktivitas Apa itu Identifikasi Bahaya?
Identifikasi bahaya merupakan langkah pertama dalam proses manajemen risiko kesehatan dan keselamatan di tempat kerja yang efektif. Ini adalah proses mencari tahu apa yang berpotensi menyebabkan bahaya di tempat kerja.
Salah satu penyebab utama cedera, penyakit, dan insiden di tempat kerja adalah kegagalan mengidentifikasi bahaya yang ada atau yang dapat diantisipasi ( 2 ). Itulah sebabnya mengidentifikasi bahaya secara teratur dan proaktif, menilai risiko dan akhirnya, segera memperbaiki masalah apa pun merupakan elemen penting dalam kebijakan kesehatan dan keselamatan di te
Dokumen tersebut membincangkan pentingnya keselamatan dan kesihatan di tempat kerja. Ia menjelaskan bahawa pencegahan insiden adalah pengurusan terbaik dan bahawa penglibatan pekerja dan pengurusan adalah penting. Dokumen ini juga menyentuh kos langsung dan tidak langsung akibat insiden dan bagaimana ia boleh dikurangkan melalui langkah keselamatan.
Ringkasan:
Dokumen tersebut membahas tentang kecelakaan kerja, termasuk definisi kecelakaan kerja, data kecelakaan kerja di Indonesia dan dunia, jenis kecelakaan berdasarkan luka dan penyebabnya, faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja, kerugian akibat kecelakaan kerja, pencegahan kecelakaan kerja, dan alat pelindung diri. Dokumen selanjutnya membahas tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran, term
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan kecelakaan kerja, terutama pada pekerjaan berisiko tinggi. Beberapa poin pentingnya adalah penggunaan alat pelindung diri, menghindari tindakan dan kondisi yang tidak aman, serta pentingnya pelaporan insiden near miss untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang lebih serius.
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi bahaya dan penilaian resiko di tempat kerja, yang meliputi:
1. Mengidentifikasi berbagai jenis bahaya fisik, kimia, biologi, psikososial, dan ergonomi di tempat kerja
2. Menilai faktor-faktor penyebab bahaya dan mengestimasi besarnya resiko
3. Menerapkan hierarki pengendalian resiko untuk mengurangi dampak bahaya terhadap keselamatan dan kesehat
Suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat berakibat cidera pada manusia, kerusakan barang/alat, dan gangguan terhadap pekerjaan atau proses.
Kejadian tak terduga yang mengacaukan suatu proses yang telah direncanakan oleh yang bersangkutan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengetahuan dasar keselamatan dan kesehatan kerja, meliputi pengertian K3, tujuan K3, prinsip K3, pentingnya K3, penyebab kecelakaan kerja, upaya pencegahan kecelakaan, dan penerapan rambu-rambu K3.
Ringkasan dokumen tersebut adalah bahwa dokumen tersebut memberikan panduan pelatihan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3L) untuk bengkel yang mencakup tujuan pelatihan untuk memahami peraturan K3L, menerapkannya di bengkel, dan meningkatkan ilmu tersebut. Dokumen tersebut juga menjelaskan peraturan perundang-undangan terkait K3L serta prinsip-prinsip dasar manajemen ris
Di semua industri dan di setiap tempat kerja, satu elemen selalu ada: bahaya di tempat kerja. Memahami cara mengidentifikasi bahaya di tempat kerja adalah langkah pertama untuk memastikan bahwa karyawan Anda seaman mungkin dan bahwa insiden, kecelakaan, dan keadaan darurat lebih jarang terjadi.
Karena bahaya di tempat kerja muncul dalam berbagai bentuk dan lingkungan tempat kerja terus berubah, mengidentifikasi setiap bahaya di tempat kerja bisa jadi sulit. Namun, dengan kebijakan dan prosedur identifikasi bahaya yang efektif, Anda dapat mengidentifikasi, mengurangi, dan bahkan menghilangkan banyak bahaya umum di tempat kerja yang mungkin dihadapi karyawan Anda.
Artikel ini membahas apa saja bahaya di tempat kerja, cara mengidentifikasinya, dan bagaimana Anda tetap dapat melindungi karyawan secara langsung, saat bahaya di tempat kerja yang tidak terduga menyebabkan keadaan darurat. Bahaya di tempat kerja adalah segala sesuatu yang berpotensi membahayakan atau mencederai orang, properti, atau peralatan. Setiap tempat kerja memiliki bahaya, meskipun jenis bahaya dan tingkat risikonya sangat bervariasi.
Misalnya, di kantor yang tenang, kebocoran di kamar mandi atau dapur kecil dapat mengakibatkan bahaya terpeleset, dan duduk di kursi yang tidak ergonomis dapat mengakibatkan nyeri punggung kronis; sementara itu, bagi pengemudi kurir, cuaca buruk, jadwal pengiriman yang terburu-buru, dan mengemudi di tengah kemacetan lalu lintas merupakan bahaya umum yang dapat mengakibatkan kecelakaan mobil yang berbahaya. Jenis Bahaya di Tempat Kerja
Untuk mengidentifikasi bahaya umum di tempat kerja Anda, pertama-tama Anda harus memahami jenis-jenis bahaya utama di tempat kerja. Ada enam jenis bahaya di tempat kerja yang perlu diperhatikan saat menjalankan proses manajemen risiko Anda:
Keamanan
Fisik
Bahan kimia
Biologis
Psikososial
Ergonomis
Artikel ini, Jenis-jenis Bahaya di Tempat Kerja , mencakup definisi menyeluruh dari setiap jenis bahaya, beserta contoh-contoh bahaya di tempat kerja yang umumnya dihadapi oleh pekerja tunggal.
Identifikasi bahaya
Mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko di tempat kerja secara proaktif dan teratur akan memastikan bahwa keadaan darurat dan kecelakaan terjadi lebih jarang.
Faktanya, penerapan proses manajemen risiko yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja dan juga produktivitas Apa itu Identifikasi Bahaya?
Identifikasi bahaya merupakan langkah pertama dalam proses manajemen risiko kesehatan dan keselamatan di tempat kerja yang efektif. Ini adalah proses mencari tahu apa yang berpotensi menyebabkan bahaya di tempat kerja.
Salah satu penyebab utama cedera, penyakit, dan insiden di tempat kerja adalah kegagalan mengidentifikasi bahaya yang ada atau yang dapat diantisipasi ( 2 ). Itulah sebabnya mengidentifikasi bahaya secara teratur dan proaktif, menilai risiko dan akhirnya, segera memperbaiki masalah apa pun merupakan elemen penting dalam kebijakan kesehatan dan keselamatan di te
Dokumen tersebut membincangkan pentingnya keselamatan dan kesihatan di tempat kerja. Ia menjelaskan bahawa pencegahan insiden adalah pengurusan terbaik dan bahawa penglibatan pekerja dan pengurusan adalah penting. Dokumen ini juga menyentuh kos langsung dan tidak langsung akibat insiden dan bagaimana ia boleh dikurangkan melalui langkah keselamatan.
Ringkasan:
Dokumen tersebut membahas tentang kecelakaan kerja, termasuk definisi kecelakaan kerja, data kecelakaan kerja di Indonesia dan dunia, jenis kecelakaan berdasarkan luka dan penyebabnya, faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja, kerugian akibat kecelakaan kerja, pencegahan kecelakaan kerja, dan alat pelindung diri. Dokumen selanjutnya membahas tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran, term
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan kecelakaan kerja, terutama pada pekerjaan berisiko tinggi. Beberapa poin pentingnya adalah penggunaan alat pelindung diri, menghindari tindakan dan kondisi yang tidak aman, serta pentingnya pelaporan insiden near miss untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang lebih serius.
This document provides instructions and resources for a presentation template on the topic of steampunk aesthetics. It includes slides on various planets as examples of content that could be included. Sections provide alternatives resources like vectors, photos, and premium resources on steampunk elements. The document also provides instructions for using and crediting the template.
This document discusses different types of energy and energy conversion machines. It defines energy as the ability to do work and explains that according to the first law of thermodynamics, energy cannot be created or destroyed, only converted from one form to another. It then describes several forms of energy - potential, kinetic, mechanical, electrical, thermal, electromagnetic, chemical, nuclear, and wind. The document also discusses internal and external combustion engines as examples of machines that convert chemical energy from fuel into mechanical energy. It provides examples of internal combustion engines like gas turbines, diesel engines, and jet engines.
Mesin diesel adalah mesin pembakaran dalam yang menggunakan panas tinggi dari gas yang dikompresi untuk menyalakan bahan bakar, bukan sumber energi lain. Ada dua jenis mesin diesel, yaitu dua tak yang memiliki dua langkah per siklus dan empat tak yang memiliki empat langkah per siklus. Prinsip kerjanya adalah mesin dua tak menghasilkan satu siklus per putaran engkol sedangkan empat tak membutuhkan dua putaran engkol
2. KECELAKAAN
Bahaya : sesuatu yang berpotensi menyebabkan cedera/luka.
Risiko : kemungkinan kecelakaan akan terjadi dan dapat
mengakibatkan kerusakan.
Kecelakaan : sebuah kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera
atau kerusakan.
Nyaris : sebuah kejadian yang nyaris/hampir menyebabkan
cedera atau kerusakan.
3. KECELAKAAN
KERJA
3
Tak terduga dan
tidak dikehendaki
mengacaukan suatu proses aktivitas
yang telah diatur
merugikan terhadap manusia
merusak harta benda atau kerugian
terhadap proses
10. Suatu keadaan tidak aman yang disebabkan oleh hal-hal sifatnya
mekanis tekhnologi dan fisik.
Mesin, Peralatan, Pesawat, Bahan, dan lain-lain
Lingkungan Kerja
Proses Produksi
Sifat Pekerjaan
Cara Kerja
Unsafe Condition
11. Suatu keadaan tidak aman yang disebabkan oleh tindakan atau sikap
yang tidak aman (ceroboh, keras kepala, masa bodoh dll)
Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
Sikap dan tingkah laku
Keletihan / Kelesuhan
Dan lain-lain
Unsafe Act
13. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KECELAKAAN KERJA
A. Faktor manusia
a. Umur
b. Tingkat pendidikan
c. Pengalaman kerja
B. Faktor pekerjaan
a. Giliran kerja / Shift
b. Jenis / Unit Pekerjaan
C. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Fisik
b. Lingkungan Kimia
c. Lingkungan Biologi
14. Situasi kerja :
Pengendalian manajemen yang kurang
Standar kerja yang minim
Tidak memenuhi standar
Perlengkapan yang gagal atau tempat kerja yang tidak mencukupi
Kesalahan orang :
Keterampilan dan pengetahuan yang minim
Masalah fisik atau mental
Motivasi yang minim atau salah penempatan
Perhatian yang kurang
15. Tindakan tidak aman:
Tidak mengikuti metode kerja yang telah disetujui
Mengambil jalan pintas
Menyingkirkan atau tidak menggunakan perlengkapan keselamatan
kerja
16. NAME OR LOGO
Kerugian Akibat
Kecelakaan Kerja:
Langsung
Kerusakan Alat/Bahan
T.G.R Kecelakaan
Terhentinya Proses Produksi
Perbaikan/Penggantian Alat
Rusak
Pelatihan Tenaga Kerja Baru
Tidak Langsung
Menurunnya Jumlah produksi
Hilangnya Jam Kerja
16
17. Kecelakaan yg Mengakibatkan Kematian
(pertahun berdasarkan penyebabnya)
Jatuh dari ketinggian
Penyebab lain
Mesin bertenaga penggerak
Tertimpa benda
Lainnya
350 kasus
250 kasus
185 kasus
100 kasus
35 kasus
18. Jumlah Kecelakaan Kerja Total
(pertahun berdasarkan penyebabnya)
Penanganan barang
Penyebab Lain
Mesin bertenaga penggerak
Jatuh dari ketinggian
Tertimpa benda-benda
Penggunaan Perkakas
Terantuk sesuatu
50.000 kasus
37.200 kasus
30.000 kasus
29.500 kasus
20.000 kasus
18.300 kasus
14.000 kasus
22. AKIBAT KECELAKAAN
Terhadap pekerja :
Sakit dan penderitaan
Kehilangan penghasilan
Kehilangan kualitas hidup
Terhadap majikan :
Kerusakan pabrik
Pembayaran kompensasi
Kerugian produksi
Kemungkian proses pengadilan
23. KERUGIAN KECELAKAAN
Kerugian Ekonomis:
Kerusakan bahan dan mesin
Hari kerja yang hilang
Hilangpendapatan, gangguan usaha, gangguan suplay,
kenaikan premi, kontrak buruh/mesin, kehilangan
keuntungan atas barang jadi, biaya pemulihan
kepercayaan, dll.
Biaya pengobatan
Status asuransi, asuransi kecelakaan pribadi, biaya
pemulihan, biaya tak diasuransikan, dll
24. KERUGIAN KECELAKAAN
Kerugian Non Ekonomis:
Penderitaan fisik
Sakit, cidera, cacat permanen, efek kesehatan jangka panjang, dll.
Klaim atas kepercayaan
Kepercayaan atas produk, kepercayaan profesional, kepercayaan
pekerja, kalim yang timbul akibat hubungan indrustrial, dll.
Konsekwensi kehilangan
Hilang waktu, hilang kemerdekaan, hilang percaya diri, gangguan
kehidupan, perubahan kebahagian, dll.
Rasa tidak aman
27. Pengawasan
Meliputi 4 M
1. Manusia
2. Mesin
3. Material
4. Metode
Keselamatan manusia
Situasi kerja yang
nyaman
Peralatan kerja yang
aman
Tidak terjadi
kecelakaan kerja
Sesuai dengan
procedure SOP
AMAN
Rules keselamatan kerja
37. TEKNIK-TEKNIK PRAKTIS PENCEGAHAN KECELAKAAN
Nyaris :
Membudayakan pelaporan kecelakaan yang nyaris terjadi.
Menyelidikinya untuk mencegah kecelakaan serius.
Menumbuhkan budaya tidak saling menyalahkan.
Identifikasi bahaya :
Melakukan inspeksi.
Melalui patroli dan inspeksi keselamatan kerja.
Laporan dari operator.
Laporan dalam jurnal-jurnal teknik.
38. TEKNIK-TEKNIK PRAKTIS PENCEGAHAN KECELAKAAN
Penyingkiran bahaya :
Dengan sarana-sarana teknis.
Mengubah pabrik.
Mengubah material.
Mengubah proses.
Pengurangan bahaya :
Dengan sarana teknis, memodifikasi perlengkapan.
Pemberian pelindung/kubung
Pemberian alat pelindung diri (personal protective equipent).
39. TEKNIK-TEKNIK PRAKTIS PENCEGAHAN KECELAKAAN
Melakukan penilaian risiko
Pengendalian risiko residual :
Dengan sarana teknis - alarm, pemutusan aliran (trips), dan
sebagainya.
Sistem kerja yang aman.
Pelatihan para pekerja.
40. PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN KECELAKAAN
Sasaran :
Mencegah terjadinya kecelakaan
Jika kecelakaan terjadi, mencegahnya agar tidak terulang
kembali
Prosedur :
Mengidentifikasi bahaya
Menghilangkan bahaya
Mengurangi bahaya hingga seminim mungkin jika
penghilangan bahaya tidak dapat dilakukan
Melakukan penilaian resiko residual
Mengendalikan resiko residual
41. PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN KECELAKAAN
Identifikasi potensi bahaya :
Sebelum kejadian
Penilaian resiko
Inspeksi keselamatan kerja
Setelah kejadian
Penyelidikan kecelakaan
Nyaris
Menerapkan prosedur pelaporan
kecelakaan yang nyaris tejadi
42. PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN KECELAKAAN
Identifikasi potensi bahaya :
Sebelum kejadian
Penilaian resiko
Inspeksi keselamatan kerja
Setelah kejadian
Penyelidikan kecelakaan
Nyaris
Menerapkan prosedur pelaporan
kecelakaan yang nyaris tejadi