際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Jurnal TrendTech Vol 3 No 1, 2018 ISSN (cetak) 2502-2989 | ISSN (online) -------------
30
ANALISA KEBUTUHAN DAYA MOTOR HIDROLIK PADA CAPSTAN
BERKAPASITAS 3 TON
Ghany Heryana1
, BD Aprianto2
, DI Malik3
, Aji P Prakoso1
1
Program Studi Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco Subang
2
Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta
3
Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Manufaktur Bandung
E-mail koresponden: gantm99@yahoo.com
Abstract
Handling equipment in the sea requires detail calculations. Ships are used for surveys often remove anchors
or release equipment into the sea. For expensive equipment, usually have to be taken back and lifted to the ship
without damage. For example, certain sensors must be left inside or on the sea floor and left by the ship. But
the device and the sensor must still be controlled and must not be lost. Therefore a mechanism is needed to
keep the equipment physically connected to the ship. The most reasonable way is to tie the equipment with a
rope. The challenge of the rope can stretch up to hundreds of kilometers. In some cases, the rope must be able
to withstand loads such as sensors, then the weight of the rope itself, exposure to waves, and other unexpected
things related to nature. Lots of mechanisms to pull or stretch the rope. The mechanism is usually in the form
of a pull / stretcher wheel (capstan), or in the form of a coiler. The point is that the equipment is in the form of
a wheel that is powered to be able to pull and extend the rope along with the attached equipment. Swivel power
and torque are obtained from an electric motor or hydraulic motor. The selection of the type of player must
consider the corrosive (sea) environmental conditions. In this paper will be discussed and analyzed the needs
of motor power (hydraulic) and hydraulic circuit so that it can accommodate the loads that will occur.
Keywords: Capstan, hydraulic motor, coiler.
Abstrak
Penanganan peralatan yang berada di laut memerlukan perhitungan yang cermat. Kapal yang dipergunakan
untuk survei seringkali harus melepas jangkar atau melepaskan peralatan ke dalam laut. Untuk peralatan yang
mahal biasanya harus dapat kembali diambil dan diangkat ke atas kapal tanpa ada kerusakan. Sebagai contoh
sensor tertentu harus ditinggal di dalam atau dasar laut dan ditinggal oleh kapal. Namun alat/sensor tersebut
harus tetap dapat dikendalikan dan tidak boleh hilang. Oleh karena itu diperlukan mekanisme untuk tetap
menjaga peralatan terhubung secara fisik ke kapal. Cara yang paling masuk akal adalah mengikat peralatan
dengan tali. Yang menjadi tantangan tali tersebut dapat terbentang hingga ratusan kilometer. Pada beberapa
kasus, tali tersebut harus dapat menahan beban berupa sensor misalnya, kemudian berat tali itu sendiri, terpaan
ombak, dan hal-hal lain yang tidak terduga terkait alam. Banyak sekali mekanisme untuk menarik atau
mengulur tali. Mekanisme tersebut biasanya berupa roda penarik/pengulur tali (capstan), atau berupa coiler.
Intinya peralatan tersebut berupa roda yang diberi daya agar dapat menarik dan mengulur tali beserta peralatan
yang terikat. Daya dan torsi putar didapatkan dari motor listrik atau motor hidrolik. Pemilihan jenis pemutar
tersebut harus mempertimbangkan kondisi lingkungan (laut) yang korosif. Pada makalah ini akan dibahas dan
dianalisa kebutuhan daya motor (hidrolik) serta rangkaian hidroliknya agar dapat mengakomodir beban-beban
yang akan terjadi.
Kata kunci: Capstan, motor hidrolik, coiler.
1. Pendahuluan
Diperlukan sebuah capstan system yang dapat menarik beban hingga 1 ton dengan kecepatan tarik sekitar 10
km/jam. Diameter capstan tidak boleh menyebabkan tali menekuk atau melilit dengan radius yang kecil. Sistem
akan ditempatkan di atas kapal/ beroperasi di laut oleh karena itu perangkat dengan listrik harus diminimalisir.
Capstan harus dapat menahan beban tarik sebesar 1 ton, dengan safety factor 3 maka rancangan menjadi 3 ton.
Agar bebas perawatan maka material menggunakan baja jenis mild steel. Roda capstan berputar dengan media
planetary gear, yang diputar oleh pinion gear. Daya putar didapat dari motor hidrolik. Dengan demikian pada unit
capstan dapat dijauhkan dengan sumber listrik (fully hydraulic). Peralatan yang memiliki arus listrik dapat di-
install di tempat terpisah yang jauh dari pengaruh air laut.
Jurnal TrendTech Vol 3 No 1, 2018 ISSN (cetak) 2502-2989 | ISSN (online) -------------
31
Capstan merupakan mesin yang berputar (rotating machinery) yang digunakan untuk menggulung sesuatu
seperti tali, tambang, fiber, atau bahan lainnya. Dengan memanfaatkan gaya gesek antara besi penggulung dengan
bahan yang digulung, gaya tarik penahan yang kecil dapat menarik beban yang jauh lebih besar [1]. Perbandingan
gaya tarik dengan gaya penahannya biasa dijabarkan melalui persamaan dasar pada capstan seperti pada
Persamaan 1 [2].
2
1
=  
(1)
Dengan T2 merupakan gaya tegangan tali penarik, T1 merupakan gaya penahan, 亮 merupakan koefisien gesek
antara bahan dengan penggulung, dan 慮 merupakan sudut jarak sentuh bahan dengan penggulung. Wei pada tahun
1998 mempelajari bahwa tidak semua tali yang dihubungkan pada sistem capstan merupakan tali lentur yang
tergulung pada capstan dengan baik, selanjutnya dikembangkan persamaan baru yang dapat memperhitungkan
tegangan tarik beban yang dihasilkan pada capstan dengan tali yang kurang lentur [3].
Selanjutnya pada tahun 2007, Jung mempelajari pengaruh rasio jari-jari dan power-law friction pada capstan
kepada rasio tegagangannya. Dihasilkan bahwa kedua variabel tersebut berpengaruh besar kepada rasio tegangan
pada capstan [4]. Kemudian Baser pada tahun 2010 mencoba untuk membuat persamaan yang dapat
mengkalikulasi deviasi pada gesekan antara capstan dengan tali yang dapat mengakibatkan kesalahan hitung pada
robot yang menggunakan sistem capstan. Namun, persamaan yang dihasilkan masih dalam bentuk persamaan
integral yang belum diselesaikan [5]. Selanjutnya pada tahun 2013 Kevin Cronin mencoba untuk menghubungkan
pengaruh gaya gesek pada capstan dengan variasi kebutuhan momen puntir yang terjadi pada capstan
menggunakan pencekatan teoritis dan statistik yang kemudian dibuktikan menggunakan eksperimen dan simulasi
numerik [6].
2. Landasan Teori
2.1 Kekuatan Capstan dan Rugi-rugi capstan
Wei, pada 1998 memodifikasi Persamaan 1 dengan menambahkan variabel f pada persamaan untuk
meningkatkan prediksi gaya tarik yang dihasilkan sekaligus untuk mengakomodasi kondisi tali yang tidak mudah
dibengkokkan. Persamaan baru tersebut tercantum dalam Persamaan 2 [3].
2 = 1  
+ 0 (2)
Dimana, untuk tali dengan kelengkungan yang linier, nilai f0 dapat ditentukan dengan Persamaan 3 [3].
0 =
鐘

( 1 +  2) (3)
Sedangkan, untuk tali dengan kelengkungan tidak linier, persamaan 3 berubah menjadi Persamaan 4 [3].
0 =
20

+
鐘

( 1 +  2) (4)
Dengan B merupakan kekuatan lentur dari tali, R merupakan jari-jari kelengkungan tali, K merupakan rasio
antara jari-jari capstan dengan jari-jari kelengkungan tali, serta m0 adalah pasangan lentur koersif dari tali.
Capstan yang berputar menggunakan sistem roda gigi memiliki batasan kekuatan tersendiri yang dipengaruhi
oleh material, bentuk, dan ukuran roda gigi. Beban maksimum yang mampu diterima oleh sebuah roda gigi dapat
dihitung menggunakan Persamaan 5 [7].
告 =
   
  (5)
Dimana FT merupakan beban tangensial maksimum pada roda gigi, M merupakan tegangan lekuk maksimum
pada mata gigi (biasanya adalah 1/3 dari UTS), WF merupakan lebar penampang roda gigi, dan fL merupakan
faktor Lewis yang dipengaruhi oleh bentuk dan jumlah mata gigi. Sistem roda gigi yang digunakan pada studi ini
menghasilkan gaya gesek antar mata gigi yang setara dengan persamaan 6 [8].
  = 0.12 [
ゐ  
  p
]
0.25
(6)
Jurnal TrendTech Vol 3 No 1, 2018 ISSN (cetak) 2502-2989 | ISSN (online) -------------
32
Pada studi kali ini, capstan menggunakan tali berbahan nilon yang lentur dan memiliki koefisien gesek yang
kecil. Oleh karena itu rugi-rugi akibat slip pada capstan perlu diperhatikan sesuai dengan persamaan berikut [5].
(7)
2.2 Motor Hidrolik Piston Radial
Motor hidrolik digunakan sebagai sumber penggerak pada studi kali ini. Motor hidrolik memiliki kekuatan
momen puntir yang jauh lebih tinggi daripada motor listrik [9]. Di sisi lain, penggunaan motor listrik dengan daya
yang tinggi di daerah pantai memiliki tingkat risiko bahaya yang tinggi dibandingkan dengan menggunakan daya
hidrolik. Di antara motor hidrolik yang ada, motor hidrolik piston radial memiliki efisiensi yang paling tinggi
dengan torsi yang besar [10]. Efisiensi motor hidrolik jenis ini adalah di antara 90% hingga 93% [9].
Motor hidrolik piston radial terdiri atas beberapa piston yang disusun radial terhadap poros putar dan
terhubung dengan poros putar menggunakan engkol penghubung. Piston-piston tersebut kemudian secara
simultan memutar poros karena adanya dorongan dari fluida yang memasuki ruang piston. Engkol penghubung
yang mendorong poros putar ini yang membuat motor hidrolik jenis ini mampu memberikan momen puntir yang
besar [11].
Motor hidrolik piston radial tipe MR-190 memiliki nilai torsi spesifik 3.05 Nm/bar, sehingga dengan tekanan
hidrolik 200 bar, motor ini mampu memutar poros hingga 600 Nm. Motor hidrolik tipe ini memiliki jangkauan
kecepatan putar 1 rpm hingga 850 rpm tergantung pada kebutuhan. Daya motor dapat disesuaikan dengan
menyesuaikan tekanan dan debit fluida yang masuk ke dalam motor [12].
Sebagai mesin fluida, motor hidrolik memiliki faktor kecepatan yang sesuai dengan Persamaan 8 [13].
 =

2 (8)
Dengan u merupakan kecepatan tangensial engkol motor, g merupakan percepatan gravitasi, dan H merupakan
tinggi tekan fluida. Dengan didapatkannya faktor kecepatan, kecepatan spesifik motor dapat dihitung
menggunakan persamaan 9 [13].
 =

()5/4 (9)
Dengan n merupakan putaran dalam RPM, P merupakan daya motor, dan H merupakan tinggi tekan fluida.
Untuk mengetahui kebutuhan tekanan dan debit pada motor hidrolik, setiap motor hidrolik memiliki besaran
khusus yang menggambarkan spesifikasi kerja nya, yaitu torsi spesifik dan debit spesifik. Persamaan 10 dan 11
menjelaskan bagaimana mengetahui kebutuhan tekanan dan debit untuk motor hidrolik [12].
 =

  (10)
 = 倹     0.06 (11)
Debit yang dihitung memiliki satuan liter per jam, p dalam bar dengan  merupakan momen puntir motor yang
diharapkan dalam Nm.
Untuk mendapatkan daya motor pompa sebenarnya, harus diketahui 2 parameter utama yaitu torsi dan rpm
yang dibutuhkan, berikut ini rumus hubungan daya, torsi dan rpm [13].
 = 2  (12)
Jika sudah diketahui daya riil pompa hidrolik, daya motor juga dapat dihitung dengan rumus daya pompa
dibagi randemen mekanis, rendemen mekanis pompa umumnya sebesar 85% [14]. Putaran motor dan momen
puntir yang dibutuhkan pada kondisi lapangan dapat berubah-ubah, hal tersebut mengakibatkan kebutuhan
tekanan dan debit fluida yang dibutuhkan berbeda-beda. Hal tersebut selanjutnya akan mengakibatkan fluktuasi
daya pada pompa [15].
2.3 Debit Aliran Fluida
Debit aliran fluida merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung kecepatan aliran fluida, yaitu sebagai
berikut [16]:
Jurnal TrendTech Vol 3 No 1, 2018 ISSN (cetak) 2502-2989 | ISSN (online) -------------
33
 =    (13)
Kemudian dari persamaan kontinuitas akan didapat:
 = 1/42
(14)
2.4 Daya Pompa Hidrolik
Dengan ditentukannya randemen volumetrik dan randemen mekanis maka daya pompa dapat dihitung [17].
 = 諮 (15)
2.5 Fluida Hidrolik
Fluida dalam sistim hidrolik digunakan untuk mengangkat energi dan menghasilkan gaya yang dibutuhkan
pada aktuator, Fluida hidrolik harus memiliki beberapa syarat agar bisa digunakan dengan baik diantaranya:
1. Pelumas yang baik yang mampu mereduksi gesekan kontak logam ke logam yang menyebabkan keausan.
2. Tahan terhadap karat
3. Tidak mudah terbakar
4. Memiliki sifat sealing yang baik
5. Memiliki viscosity index yang tinggi
6. Low compressibility
7. Stabil secara kimia dan tidak mengalami oksidasi
8. Ramah lingkungan dll.
Suhu fluida hidrolik cenderung naik dengan kerja yang dilakukan, suhu operasinya yang ideal adalah sekitar
500C.
3. Rancangan Capstan
Gambar 1a. Rangkaian roda gigi capstan.
Jurnal TrendTech Vol 3 No 1, 2018 ISSN (cetak) 2502-2989 | ISSN (online) -------------
34
Capstan dirancang dengan sistem surface winder, dimana motor menggerakkan bagian permukaan dari roller
utama. Dengan teknik ini maka torsi yang diperlukan menjadi lebih kecil. Teknik centre winder tidak digunakan
karena diameter capstan yang besar menyebabkan torsi awal yang diperlukan besar. Setelah melalui pengujian
dan perhitungan maka tarikan dari kabel ditetapkan sebesa 1 ton. Nilai safety factor 3 menjadikan beban Tarik
untuk analisa dan perhitungan menjadi 3 ton, atau setara dengan 29.430 Newton. Kecepatan tarikan ditetapkan
sebesar 5 knot atau setara 9,26 km/jam.
Gear pada motor berdiameter 500 mm, dengan demikian, mengacu pada gambar maka torsi yang dibutuhkan
motor adalah 14.715 Nm. Sedangkan putaran motor hidrolik dikalkulasi dengan melibatkan kecepatan Tarik dan
diameter gear pada motor, didapat hasil 98,26 rpm (Gambar 1a). Untuk dapat mendistribusikan torsi dari motor
hidrolik maka semua material harus mempunyai kekuatan tarik lebih dari 29.430 N. Jika lebar roda gigi 15,12
mm dan tebal 50 mm (Gambar 1b) maka luas penampang per 1 gigi adalah 500 m.
Gambar 1b. Rangkaian roda gigi capstan.
Material roda gigi yang digunakan adalah SS400 (SS41) atau sesuai standart ASTM A-36 yang mempunyai
tensile strength 400  450 MPa. Dengan menggunakan persamaan 5, dengan faktor lewis sebesar 0,3 gaya
tangensial pada capstan dapat diperhitungkan sebagai berikut.
告 =
   
 
=
400  106
3  0.01512  0.3
0.5
= 12  106

Telah diketahui bahwa beban yang harus ditarik diperkirakan sebesar 29.430 N jika dikalikan safety factor 3
maka beban menjadi 88.290 N. Nilai ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan beban yang mampu ditarik
berdasarkan persamaan 5. Dengan demikian beban yang terjadi aman. Dengan gaya tarik dan torsi yang begitu
besar maka factor keselamatan kerja harus diperhatikan. Untuk mencegah interaksi putaran capstan dengan
manusia (operator) maka dibuat pembatas/penghalang yang disebut safety fence. Untuk menghindari sengatan
listrik maka unit tidak diputar dengan motor listrik melainkan motor hidrolik. Motor listrik ditempatkan di lokasi
yang aman dan tertutup untuk menggerakkan hydraulic power pack. Gambar 2 menunjukkan penempatan
sesungguhnya sistem capstan di kapal lengkap dengan safety fence -nya.
Jurnal TrendTech Vol 3 No 1, 2018 ISSN (cetak) 2502-2989 | ISSN (online) -------------
35
Gambar 2. Rancangan aktual posisi roda gigi capstan.
Capstan system mempuyai 3 penggerak utama, yaitu penggerakan roller capstan yang berdiameter 2m, dan 2
buah roller kecil yang diputar secara hirolik sebagai penegang (tensioner). Gambar 3 menjelaskan sistem
penggerak yang digunakan dalam studi ini.
Gambar 3. Rancangan lengkap capstan beserta safety fence.
Untuk pengendalian sistem maka digunakan sistem elektrohidrolik, dimana actuator seluruhnya hidrolik
sedangkan pilotnya menggunakan elektrik dengan rangkaian seperti pada Gambar 4. Daftar material yang
digunakan :
1. Hydraulic motor 3 buah
2. Double acting cylinder 2 buah
3. Pressure release valve 3 buah
4. 4/3 double solenoid valve  with back spring 1 buah
5. 4/2 solenoid valve  with back spring 2 buah
6. 4/2 solenoid valve  with back spring (flow block type) 2 buah
7. Hydraulic pump 1 buah
8. Filter/ Strainer 1 buah
9. Induction motor 1 buah
10. Oil tank 1 buah
Jurnal TrendTech Vol 3 No 1, 2018 ISSN (cetak) 2502-2989 | ISSN (online) -------------
36
Gambar 4. Rangkaian Hidrolik Capstan.
Sedangkan rangkaian elektrik kendali menggunakan tombol jenis push button dengan tambahan komponen
kontaktor. Rangkaian ini dapat dikembangkan dengan tambahan PLC jika sistem capstan akan dirangkai secara
komprehensif dengan sistem lain pada kapal jika diperlukan.
Gambar 5. Rangkaian Daya dan Kendali Capstan.
4. Kesimpulan
Dari hasil analisa kekuatan, kecepatan dan lain-lain maka dapat disimpulkan bahwa rancangan aman untuk
digunakan.
Daftar Pustaka
[1] J. Liu dan M. A. Vaz, Constraint ability of superposed woven fabrics wound on capstan, Mechanism
and Machine Theory, vol. 104, pp. 303-312, 2016.
[2] J. W. S. Hearle dan W. E. Morton, Physical properties of textile fibres, Elsevier, 2008.
Jurnal TrendTech Vol 3 No 1, 2018 ISSN (cetak) 2502-2989 | ISSN (online) -------------
37
[3] M. Wei dan R. Chen, An improved capstan equation for nonflexible fibers and yarns, Textile research
journal, vol. 68, pp. 487-492, 1998.
[4] J. H. Jung, N. Pan dan T. J. Kang, Capstan equation including bending rigidity and non-linear frictional
behavior, Mechanism and Machine Theory, vol. 43, pp. 661-675, 2008.
[5] O. Baser dan E. I. Konukseven, Theoretical and experimental determination of capstan drive slip error,
Mechanism and Machine Theory, vol. 45, pp. 815-827, 2010.
[6] K. Cronin dan J. P. Gleeson, Variability in output torque of capstan and wrap spring elements,
Mechanism and Machine Theory, vol. 68, pp. 49-66, 2013.
[7] R. S. Khurmi dan J. K. Gupta, Machine design, S. Chand, 2005.
[8] A. Csob叩n, Tooth friction loss in simple planetary gears, Scientific Bulletin Series C: Fascicle
Mechanics, Tribology, Machine Manufacturing Technology, vol. 21, p. 153, 2007.
[9] Sj旦din, U. I.; Olofsson, U. L.-O., Experimental study of wear interaction between piston ring and piston
groove in a radial piston hydraulic motor, Wear, vol. 257, pp. 1281-1287, 2004.
[10] U. I. Sj旦din dan U. L.-O. Olofsson, Initial sliding wear on piston rings in a radial piston hydraulic
motor, Wear, vol. 254, pp. 1208-1215, 2003.
[11] L. Ceschini, A. Marconi, C. Martini dan A. Morri, Tribological behavior of components for radial piston
hydraulic motors: Bench tests, failure analysis and laboratory dry sliding tests, Wear, vol. 305, pp. 238-
247, 2013.
[12] Bosch Rexroth AG, Radial Piston Hydraulic Motor with Fixed Displacement MR, MRE, 2014.
[13] C. P. Kothandaraman, Fluid mechanics and machinery, New Age International, 2007.
[14] D. T. T. L. D. Zuhal, Elektronika Daya, Gramedia, Jakarta, 1993.
[15] G. Heryana, S. Prasetya, M. Adhitya dan D. A. Sumarsono, Power consumption analysis on large-sized
electric bus, dalam IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 2018.
[16] A. Parr, Hydraulics and pneumatics: a technician's and engineer's guide, Elsevier, 2011.
[17] F. Dietzel dan D. Sriyono, Turbin, pompa dan kompresor, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1988.

More Related Content

What's hot (20)

Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Dewi Izza
Baut dan Mur
Baut dan MurBaut dan Mur
Baut dan Mur
Khairul Fadli
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...
Fariq Abdullah dachlan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Rumah Belajar
51998292 teori-perhitungan-bearing
51998292 teori-perhitungan-bearing51998292 teori-perhitungan-bearing
51998292 teori-perhitungan-bearing
oto09
[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram
Syahrir Qoim
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Dewi Izza
TURBIN PELTON
TURBIN PELTONTURBIN PELTON
TURBIN PELTON
Dwi Ratna
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
Elemen Mesin
Elemen MesinElemen Mesin
Elemen Mesin
lombkTBK
Makalah motor diesel
Makalah motor dieselMakalah motor diesel
Makalah motor diesel
Helmi Junaedi
03 tegangan regangan (2)
03   tegangan regangan (2)03   tegangan regangan (2)
03 tegangan regangan (2)
tekpal14
Laporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuranLaporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuran
sholasido
Menghitung daya transmisi dan
Menghitung daya transmisi danMenghitung daya transmisi dan
Menghitung daya transmisi dan
Harry Sanjaya
Desain Mesin Pemipil Jagung
Desain Mesin Pemipil JagungDesain Mesin Pemipil Jagung
Desain Mesin Pemipil Jagung
Bambang Sujanarko
Project Report on flexible drill machine
Project Report on flexible drill machineProject Report on flexible drill machine
Project Report on flexible drill machine
omkarmohol99
Peralatan Pengecatan Otomotif
Peralatan Pengecatan OtomotifPeralatan Pengecatan Otomotif
Peralatan Pengecatan Otomotif
Charis Muhammad
Konversi Energi
Konversi EnergiKonversi Energi
Konversi Energi
lombkTBK
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower cranePresentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Bung HaFied
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Dewi Izza
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...
Fariq Abdullah dachlan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Rumah Belajar
51998292 teori-perhitungan-bearing
51998292 teori-perhitungan-bearing51998292 teori-perhitungan-bearing
51998292 teori-perhitungan-bearing
oto09
[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram
Syahrir Qoim
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Dewi Izza
TURBIN PELTON
TURBIN PELTONTURBIN PELTON
TURBIN PELTON
Dwi Ratna
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
Elemen Mesin
Elemen MesinElemen Mesin
Elemen Mesin
lombkTBK
Makalah motor diesel
Makalah motor dieselMakalah motor diesel
Makalah motor diesel
Helmi Junaedi
03 tegangan regangan (2)
03   tegangan regangan (2)03   tegangan regangan (2)
03 tegangan regangan (2)
tekpal14
Laporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuranLaporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuran
sholasido
Menghitung daya transmisi dan
Menghitung daya transmisi danMenghitung daya transmisi dan
Menghitung daya transmisi dan
Harry Sanjaya
Desain Mesin Pemipil Jagung
Desain Mesin Pemipil JagungDesain Mesin Pemipil Jagung
Desain Mesin Pemipil Jagung
Bambang Sujanarko
Project Report on flexible drill machine
Project Report on flexible drill machineProject Report on flexible drill machine
Project Report on flexible drill machine
omkarmohol99
Peralatan Pengecatan Otomotif
Peralatan Pengecatan OtomotifPeralatan Pengecatan Otomotif
Peralatan Pengecatan Otomotif
Charis Muhammad
Konversi Energi
Konversi EnergiKonversi Energi
Konversi Energi
lombkTBK
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower cranePresentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Bung HaFied

Similar to 37 53-1-pb (20)

JALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdfJALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdf
AkmalFikri24
LAPORAN PRAKTIKUM KEKUATAN BAHAN_KELOMPOK 3 (Repaired).docx revisi buckling[1...
LAPORAN PRAKTIKUM KEKUATAN BAHAN_KELOMPOK 3 (Repaired).docx revisi buckling[1...LAPORAN PRAKTIKUM KEKUATAN BAHAN_KELOMPOK 3 (Repaired).docx revisi buckling[1...
LAPORAN PRAKTIKUM KEKUATAN BAHAN_KELOMPOK 3 (Repaired).docx revisi buckling[1...
MuhammadGabriel4
Pesawat sederhana 2 baru
Pesawat sederhana 2 baruPesawat sederhana 2 baru
Pesawat sederhana 2 baru
Samantars17
cholilurahman,+G.+Jurnal+hal+37-40.pdf
cholilurahman,+G.+Jurnal+hal+37-40.pdfcholilurahman,+G.+Jurnal+hal+37-40.pdf
cholilurahman,+G.+Jurnal+hal+37-40.pdf
Arisman Candra
Pekan ke 5 - Rantai.pptx
Pekan ke 5 - Rantai.pptxPekan ke 5 - Rantai.pptx
Pekan ke 5 - Rantai.pptx
Nazmamaarif
Handout mesin pengangkat
Handout mesin pengangkatHandout mesin pengangkat
Handout mesin pengangkat
Alen Pepa
[PART 1] Pesawat Sederhana (Katrol dan Roda Berporos) Mata Pelajaran IPA Kela...
[PART 1] Pesawat Sederhana (Katrol dan Roda Berporos) Mata Pelajaran IPA Kela...[PART 1] Pesawat Sederhana (Katrol dan Roda Berporos) Mata Pelajaran IPA Kela...
[PART 1] Pesawat Sederhana (Katrol dan Roda Berporos) Mata Pelajaran IPA Kela...
Lendra Salsabila
120882-ID-kajian-penggunaan-motor-listrik-dc-sebag.pdf
120882-ID-kajian-penggunaan-motor-listrik-dc-sebag.pdf120882-ID-kajian-penggunaan-motor-listrik-dc-sebag.pdf
120882-ID-kajian-penggunaan-motor-listrik-dc-sebag.pdf
Arisman Candra
459 1613-1-pb
459 1613-1-pb459 1613-1-pb
459 1613-1-pb
Rois Rohmana
Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
Perencanaan Kebutuhan Listrik KapalPerencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
tanalialayubi
Perencanaan Jalan Rel
Perencanaan Jalan RelPerencanaan Jalan Rel
Perencanaan Jalan Rel
nhanif336
BAB VI
BAB VIBAB VI
BAB VI
SitiLabFisikaUNJANI
KONSEP DASAR IPA LANJUT PESAWAT SEDERHANA
KONSEP DASAR IPA LANJUT PESAWAT SEDERHANAKONSEP DASAR IPA LANJUT PESAWAT SEDERHANA
KONSEP DASAR IPA LANJUT PESAWAT SEDERHANA
Kailifa Azzahra
Handout mesin pengangkat 4
Handout mesin pengangkat 4Handout mesin pengangkat 4
Handout mesin pengangkat 4
serasipohan
Kelistrikanmesinkonversienergikelasx 151217082122
Kelistrikanmesinkonversienergikelasx 151217082122Kelistrikanmesinkonversienergikelasx 151217082122
Kelistrikanmesinkonversienergikelasx 151217082122
Engkaska
Kelistrikan Mesin & Konversi Energi Kelas X
Kelistrikan Mesin & Konversi Energi Kelas XKelistrikan Mesin & Konversi Energi Kelas X
Kelistrikan Mesin & Konversi Energi Kelas X
Diva Pendidikan
modul pembelajaran mesin pengangkat.ppt
modul pembelajaran  mesin pengangkat.pptmodul pembelajaran  mesin pengangkat.ppt
modul pembelajaran mesin pengangkat.ppt
nurwantosujarwo46
Energi pasang surut
Energi pasang surutEnergi pasang surut
Energi pasang surut
Reynes E. Tekay
BAB 1_ 9_pesawat sederhana pada benda.pptx
BAB 1_ 9_pesawat sederhana pada benda.pptxBAB 1_ 9_pesawat sederhana pada benda.pptx
BAB 1_ 9_pesawat sederhana pada benda.pptx
Irnanurlatifah
Electric Motors.pptx
Electric Motors.pptxElectric Motors.pptx
Electric Motors.pptx
AlvieKotahatuhaha
JALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdfJALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdf
AkmalFikri24
LAPORAN PRAKTIKUM KEKUATAN BAHAN_KELOMPOK 3 (Repaired).docx revisi buckling[1...
LAPORAN PRAKTIKUM KEKUATAN BAHAN_KELOMPOK 3 (Repaired).docx revisi buckling[1...LAPORAN PRAKTIKUM KEKUATAN BAHAN_KELOMPOK 3 (Repaired).docx revisi buckling[1...
LAPORAN PRAKTIKUM KEKUATAN BAHAN_KELOMPOK 3 (Repaired).docx revisi buckling[1...
MuhammadGabriel4
Pesawat sederhana 2 baru
Pesawat sederhana 2 baruPesawat sederhana 2 baru
Pesawat sederhana 2 baru
Samantars17
cholilurahman,+G.+Jurnal+hal+37-40.pdf
cholilurahman,+G.+Jurnal+hal+37-40.pdfcholilurahman,+G.+Jurnal+hal+37-40.pdf
cholilurahman,+G.+Jurnal+hal+37-40.pdf
Arisman Candra
Pekan ke 5 - Rantai.pptx
Pekan ke 5 - Rantai.pptxPekan ke 5 - Rantai.pptx
Pekan ke 5 - Rantai.pptx
Nazmamaarif
Handout mesin pengangkat
Handout mesin pengangkatHandout mesin pengangkat
Handout mesin pengangkat
Alen Pepa
[PART 1] Pesawat Sederhana (Katrol dan Roda Berporos) Mata Pelajaran IPA Kela...
[PART 1] Pesawat Sederhana (Katrol dan Roda Berporos) Mata Pelajaran IPA Kela...[PART 1] Pesawat Sederhana (Katrol dan Roda Berporos) Mata Pelajaran IPA Kela...
[PART 1] Pesawat Sederhana (Katrol dan Roda Berporos) Mata Pelajaran IPA Kela...
Lendra Salsabila
120882-ID-kajian-penggunaan-motor-listrik-dc-sebag.pdf
120882-ID-kajian-penggunaan-motor-listrik-dc-sebag.pdf120882-ID-kajian-penggunaan-motor-listrik-dc-sebag.pdf
120882-ID-kajian-penggunaan-motor-listrik-dc-sebag.pdf
Arisman Candra
Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
Perencanaan Kebutuhan Listrik KapalPerencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
tanalialayubi
Perencanaan Jalan Rel
Perencanaan Jalan RelPerencanaan Jalan Rel
Perencanaan Jalan Rel
nhanif336
KONSEP DASAR IPA LANJUT PESAWAT SEDERHANA
KONSEP DASAR IPA LANJUT PESAWAT SEDERHANAKONSEP DASAR IPA LANJUT PESAWAT SEDERHANA
KONSEP DASAR IPA LANJUT PESAWAT SEDERHANA
Kailifa Azzahra
Handout mesin pengangkat 4
Handout mesin pengangkat 4Handout mesin pengangkat 4
Handout mesin pengangkat 4
serasipohan
Kelistrikanmesinkonversienergikelasx 151217082122
Kelistrikanmesinkonversienergikelasx 151217082122Kelistrikanmesinkonversienergikelasx 151217082122
Kelistrikanmesinkonversienergikelasx 151217082122
Engkaska
Kelistrikan Mesin & Konversi Energi Kelas X
Kelistrikan Mesin & Konversi Energi Kelas XKelistrikan Mesin & Konversi Energi Kelas X
Kelistrikan Mesin & Konversi Energi Kelas X
Diva Pendidikan
modul pembelajaran mesin pengangkat.ppt
modul pembelajaran  mesin pengangkat.pptmodul pembelajaran  mesin pengangkat.ppt
modul pembelajaran mesin pengangkat.ppt
nurwantosujarwo46
BAB 1_ 9_pesawat sederhana pada benda.pptx
BAB 1_ 9_pesawat sederhana pada benda.pptxBAB 1_ 9_pesawat sederhana pada benda.pptx
BAB 1_ 9_pesawat sederhana pada benda.pptx
Irnanurlatifah

Recently uploaded (6)

pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.pptTraining Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
rhamset
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.pptTraining Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
rhamset
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset

37 53-1-pb

  • 1. Jurnal TrendTech Vol 3 No 1, 2018 ISSN (cetak) 2502-2989 | ISSN (online) ------------- 30 ANALISA KEBUTUHAN DAYA MOTOR HIDROLIK PADA CAPSTAN BERKAPASITAS 3 TON Ghany Heryana1 , BD Aprianto2 , DI Malik3 , Aji P Prakoso1 1 Program Studi Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco Subang 2 Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta 3 Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Manufaktur Bandung E-mail koresponden: gantm99@yahoo.com Abstract Handling equipment in the sea requires detail calculations. Ships are used for surveys often remove anchors or release equipment into the sea. For expensive equipment, usually have to be taken back and lifted to the ship without damage. For example, certain sensors must be left inside or on the sea floor and left by the ship. But the device and the sensor must still be controlled and must not be lost. Therefore a mechanism is needed to keep the equipment physically connected to the ship. The most reasonable way is to tie the equipment with a rope. The challenge of the rope can stretch up to hundreds of kilometers. In some cases, the rope must be able to withstand loads such as sensors, then the weight of the rope itself, exposure to waves, and other unexpected things related to nature. Lots of mechanisms to pull or stretch the rope. The mechanism is usually in the form of a pull / stretcher wheel (capstan), or in the form of a coiler. The point is that the equipment is in the form of a wheel that is powered to be able to pull and extend the rope along with the attached equipment. Swivel power and torque are obtained from an electric motor or hydraulic motor. The selection of the type of player must consider the corrosive (sea) environmental conditions. In this paper will be discussed and analyzed the needs of motor power (hydraulic) and hydraulic circuit so that it can accommodate the loads that will occur. Keywords: Capstan, hydraulic motor, coiler. Abstrak Penanganan peralatan yang berada di laut memerlukan perhitungan yang cermat. Kapal yang dipergunakan untuk survei seringkali harus melepas jangkar atau melepaskan peralatan ke dalam laut. Untuk peralatan yang mahal biasanya harus dapat kembali diambil dan diangkat ke atas kapal tanpa ada kerusakan. Sebagai contoh sensor tertentu harus ditinggal di dalam atau dasar laut dan ditinggal oleh kapal. Namun alat/sensor tersebut harus tetap dapat dikendalikan dan tidak boleh hilang. Oleh karena itu diperlukan mekanisme untuk tetap menjaga peralatan terhubung secara fisik ke kapal. Cara yang paling masuk akal adalah mengikat peralatan dengan tali. Yang menjadi tantangan tali tersebut dapat terbentang hingga ratusan kilometer. Pada beberapa kasus, tali tersebut harus dapat menahan beban berupa sensor misalnya, kemudian berat tali itu sendiri, terpaan ombak, dan hal-hal lain yang tidak terduga terkait alam. Banyak sekali mekanisme untuk menarik atau mengulur tali. Mekanisme tersebut biasanya berupa roda penarik/pengulur tali (capstan), atau berupa coiler. Intinya peralatan tersebut berupa roda yang diberi daya agar dapat menarik dan mengulur tali beserta peralatan yang terikat. Daya dan torsi putar didapatkan dari motor listrik atau motor hidrolik. Pemilihan jenis pemutar tersebut harus mempertimbangkan kondisi lingkungan (laut) yang korosif. Pada makalah ini akan dibahas dan dianalisa kebutuhan daya motor (hidrolik) serta rangkaian hidroliknya agar dapat mengakomodir beban-beban yang akan terjadi. Kata kunci: Capstan, motor hidrolik, coiler. 1. Pendahuluan Diperlukan sebuah capstan system yang dapat menarik beban hingga 1 ton dengan kecepatan tarik sekitar 10 km/jam. Diameter capstan tidak boleh menyebabkan tali menekuk atau melilit dengan radius yang kecil. Sistem akan ditempatkan di atas kapal/ beroperasi di laut oleh karena itu perangkat dengan listrik harus diminimalisir. Capstan harus dapat menahan beban tarik sebesar 1 ton, dengan safety factor 3 maka rancangan menjadi 3 ton. Agar bebas perawatan maka material menggunakan baja jenis mild steel. Roda capstan berputar dengan media planetary gear, yang diputar oleh pinion gear. Daya putar didapat dari motor hidrolik. Dengan demikian pada unit capstan dapat dijauhkan dengan sumber listrik (fully hydraulic). Peralatan yang memiliki arus listrik dapat di- install di tempat terpisah yang jauh dari pengaruh air laut.
  • 2. Jurnal TrendTech Vol 3 No 1, 2018 ISSN (cetak) 2502-2989 | ISSN (online) ------------- 31 Capstan merupakan mesin yang berputar (rotating machinery) yang digunakan untuk menggulung sesuatu seperti tali, tambang, fiber, atau bahan lainnya. Dengan memanfaatkan gaya gesek antara besi penggulung dengan bahan yang digulung, gaya tarik penahan yang kecil dapat menarik beban yang jauh lebih besar [1]. Perbandingan gaya tarik dengan gaya penahannya biasa dijabarkan melalui persamaan dasar pada capstan seperti pada Persamaan 1 [2]. 2 1 = (1) Dengan T2 merupakan gaya tegangan tali penarik, T1 merupakan gaya penahan, 亮 merupakan koefisien gesek antara bahan dengan penggulung, dan 慮 merupakan sudut jarak sentuh bahan dengan penggulung. Wei pada tahun 1998 mempelajari bahwa tidak semua tali yang dihubungkan pada sistem capstan merupakan tali lentur yang tergulung pada capstan dengan baik, selanjutnya dikembangkan persamaan baru yang dapat memperhitungkan tegangan tarik beban yang dihasilkan pada capstan dengan tali yang kurang lentur [3]. Selanjutnya pada tahun 2007, Jung mempelajari pengaruh rasio jari-jari dan power-law friction pada capstan kepada rasio tegagangannya. Dihasilkan bahwa kedua variabel tersebut berpengaruh besar kepada rasio tegangan pada capstan [4]. Kemudian Baser pada tahun 2010 mencoba untuk membuat persamaan yang dapat mengkalikulasi deviasi pada gesekan antara capstan dengan tali yang dapat mengakibatkan kesalahan hitung pada robot yang menggunakan sistem capstan. Namun, persamaan yang dihasilkan masih dalam bentuk persamaan integral yang belum diselesaikan [5]. Selanjutnya pada tahun 2013 Kevin Cronin mencoba untuk menghubungkan pengaruh gaya gesek pada capstan dengan variasi kebutuhan momen puntir yang terjadi pada capstan menggunakan pencekatan teoritis dan statistik yang kemudian dibuktikan menggunakan eksperimen dan simulasi numerik [6]. 2. Landasan Teori 2.1 Kekuatan Capstan dan Rugi-rugi capstan Wei, pada 1998 memodifikasi Persamaan 1 dengan menambahkan variabel f pada persamaan untuk meningkatkan prediksi gaya tarik yang dihasilkan sekaligus untuk mengakomodasi kondisi tali yang tidak mudah dibengkokkan. Persamaan baru tersebut tercantum dalam Persamaan 2 [3]. 2 = 1 + 0 (2) Dimana, untuk tali dengan kelengkungan yang linier, nilai f0 dapat ditentukan dengan Persamaan 3 [3]. 0 = 鐘 ( 1 + 2) (3) Sedangkan, untuk tali dengan kelengkungan tidak linier, persamaan 3 berubah menjadi Persamaan 4 [3]. 0 = 20 + 鐘 ( 1 + 2) (4) Dengan B merupakan kekuatan lentur dari tali, R merupakan jari-jari kelengkungan tali, K merupakan rasio antara jari-jari capstan dengan jari-jari kelengkungan tali, serta m0 adalah pasangan lentur koersif dari tali. Capstan yang berputar menggunakan sistem roda gigi memiliki batasan kekuatan tersendiri yang dipengaruhi oleh material, bentuk, dan ukuran roda gigi. Beban maksimum yang mampu diterima oleh sebuah roda gigi dapat dihitung menggunakan Persamaan 5 [7]. 告 = (5) Dimana FT merupakan beban tangensial maksimum pada roda gigi, M merupakan tegangan lekuk maksimum pada mata gigi (biasanya adalah 1/3 dari UTS), WF merupakan lebar penampang roda gigi, dan fL merupakan faktor Lewis yang dipengaruhi oleh bentuk dan jumlah mata gigi. Sistem roda gigi yang digunakan pada studi ini menghasilkan gaya gesek antar mata gigi yang setara dengan persamaan 6 [8]. = 0.12 [ ゐ p ] 0.25 (6)
  • 3. Jurnal TrendTech Vol 3 No 1, 2018 ISSN (cetak) 2502-2989 | ISSN (online) ------------- 32 Pada studi kali ini, capstan menggunakan tali berbahan nilon yang lentur dan memiliki koefisien gesek yang kecil. Oleh karena itu rugi-rugi akibat slip pada capstan perlu diperhatikan sesuai dengan persamaan berikut [5]. (7) 2.2 Motor Hidrolik Piston Radial Motor hidrolik digunakan sebagai sumber penggerak pada studi kali ini. Motor hidrolik memiliki kekuatan momen puntir yang jauh lebih tinggi daripada motor listrik [9]. Di sisi lain, penggunaan motor listrik dengan daya yang tinggi di daerah pantai memiliki tingkat risiko bahaya yang tinggi dibandingkan dengan menggunakan daya hidrolik. Di antara motor hidrolik yang ada, motor hidrolik piston radial memiliki efisiensi yang paling tinggi dengan torsi yang besar [10]. Efisiensi motor hidrolik jenis ini adalah di antara 90% hingga 93% [9]. Motor hidrolik piston radial terdiri atas beberapa piston yang disusun radial terhadap poros putar dan terhubung dengan poros putar menggunakan engkol penghubung. Piston-piston tersebut kemudian secara simultan memutar poros karena adanya dorongan dari fluida yang memasuki ruang piston. Engkol penghubung yang mendorong poros putar ini yang membuat motor hidrolik jenis ini mampu memberikan momen puntir yang besar [11]. Motor hidrolik piston radial tipe MR-190 memiliki nilai torsi spesifik 3.05 Nm/bar, sehingga dengan tekanan hidrolik 200 bar, motor ini mampu memutar poros hingga 600 Nm. Motor hidrolik tipe ini memiliki jangkauan kecepatan putar 1 rpm hingga 850 rpm tergantung pada kebutuhan. Daya motor dapat disesuaikan dengan menyesuaikan tekanan dan debit fluida yang masuk ke dalam motor [12]. Sebagai mesin fluida, motor hidrolik memiliki faktor kecepatan yang sesuai dengan Persamaan 8 [13]. = 2 (8) Dengan u merupakan kecepatan tangensial engkol motor, g merupakan percepatan gravitasi, dan H merupakan tinggi tekan fluida. Dengan didapatkannya faktor kecepatan, kecepatan spesifik motor dapat dihitung menggunakan persamaan 9 [13]. = ()5/4 (9) Dengan n merupakan putaran dalam RPM, P merupakan daya motor, dan H merupakan tinggi tekan fluida. Untuk mengetahui kebutuhan tekanan dan debit pada motor hidrolik, setiap motor hidrolik memiliki besaran khusus yang menggambarkan spesifikasi kerja nya, yaitu torsi spesifik dan debit spesifik. Persamaan 10 dan 11 menjelaskan bagaimana mengetahui kebutuhan tekanan dan debit untuk motor hidrolik [12]. = (10) = 倹 0.06 (11) Debit yang dihitung memiliki satuan liter per jam, p dalam bar dengan merupakan momen puntir motor yang diharapkan dalam Nm. Untuk mendapatkan daya motor pompa sebenarnya, harus diketahui 2 parameter utama yaitu torsi dan rpm yang dibutuhkan, berikut ini rumus hubungan daya, torsi dan rpm [13]. = 2 (12) Jika sudah diketahui daya riil pompa hidrolik, daya motor juga dapat dihitung dengan rumus daya pompa dibagi randemen mekanis, rendemen mekanis pompa umumnya sebesar 85% [14]. Putaran motor dan momen puntir yang dibutuhkan pada kondisi lapangan dapat berubah-ubah, hal tersebut mengakibatkan kebutuhan tekanan dan debit fluida yang dibutuhkan berbeda-beda. Hal tersebut selanjutnya akan mengakibatkan fluktuasi daya pada pompa [15]. 2.3 Debit Aliran Fluida Debit aliran fluida merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung kecepatan aliran fluida, yaitu sebagai berikut [16]:
  • 4. Jurnal TrendTech Vol 3 No 1, 2018 ISSN (cetak) 2502-2989 | ISSN (online) ------------- 33 = (13) Kemudian dari persamaan kontinuitas akan didapat: = 1/42 (14) 2.4 Daya Pompa Hidrolik Dengan ditentukannya randemen volumetrik dan randemen mekanis maka daya pompa dapat dihitung [17]. = 諮 (15) 2.5 Fluida Hidrolik Fluida dalam sistim hidrolik digunakan untuk mengangkat energi dan menghasilkan gaya yang dibutuhkan pada aktuator, Fluida hidrolik harus memiliki beberapa syarat agar bisa digunakan dengan baik diantaranya: 1. Pelumas yang baik yang mampu mereduksi gesekan kontak logam ke logam yang menyebabkan keausan. 2. Tahan terhadap karat 3. Tidak mudah terbakar 4. Memiliki sifat sealing yang baik 5. Memiliki viscosity index yang tinggi 6. Low compressibility 7. Stabil secara kimia dan tidak mengalami oksidasi 8. Ramah lingkungan dll. Suhu fluida hidrolik cenderung naik dengan kerja yang dilakukan, suhu operasinya yang ideal adalah sekitar 500C. 3. Rancangan Capstan Gambar 1a. Rangkaian roda gigi capstan.
  • 5. Jurnal TrendTech Vol 3 No 1, 2018 ISSN (cetak) 2502-2989 | ISSN (online) ------------- 34 Capstan dirancang dengan sistem surface winder, dimana motor menggerakkan bagian permukaan dari roller utama. Dengan teknik ini maka torsi yang diperlukan menjadi lebih kecil. Teknik centre winder tidak digunakan karena diameter capstan yang besar menyebabkan torsi awal yang diperlukan besar. Setelah melalui pengujian dan perhitungan maka tarikan dari kabel ditetapkan sebesa 1 ton. Nilai safety factor 3 menjadikan beban Tarik untuk analisa dan perhitungan menjadi 3 ton, atau setara dengan 29.430 Newton. Kecepatan tarikan ditetapkan sebesar 5 knot atau setara 9,26 km/jam. Gear pada motor berdiameter 500 mm, dengan demikian, mengacu pada gambar maka torsi yang dibutuhkan motor adalah 14.715 Nm. Sedangkan putaran motor hidrolik dikalkulasi dengan melibatkan kecepatan Tarik dan diameter gear pada motor, didapat hasil 98,26 rpm (Gambar 1a). Untuk dapat mendistribusikan torsi dari motor hidrolik maka semua material harus mempunyai kekuatan tarik lebih dari 29.430 N. Jika lebar roda gigi 15,12 mm dan tebal 50 mm (Gambar 1b) maka luas penampang per 1 gigi adalah 500 m. Gambar 1b. Rangkaian roda gigi capstan. Material roda gigi yang digunakan adalah SS400 (SS41) atau sesuai standart ASTM A-36 yang mempunyai tensile strength 400 450 MPa. Dengan menggunakan persamaan 5, dengan faktor lewis sebesar 0,3 gaya tangensial pada capstan dapat diperhitungkan sebagai berikut. 告 = = 400 106 3 0.01512 0.3 0.5 = 12 106 Telah diketahui bahwa beban yang harus ditarik diperkirakan sebesar 29.430 N jika dikalikan safety factor 3 maka beban menjadi 88.290 N. Nilai ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan beban yang mampu ditarik berdasarkan persamaan 5. Dengan demikian beban yang terjadi aman. Dengan gaya tarik dan torsi yang begitu besar maka factor keselamatan kerja harus diperhatikan. Untuk mencegah interaksi putaran capstan dengan manusia (operator) maka dibuat pembatas/penghalang yang disebut safety fence. Untuk menghindari sengatan listrik maka unit tidak diputar dengan motor listrik melainkan motor hidrolik. Motor listrik ditempatkan di lokasi yang aman dan tertutup untuk menggerakkan hydraulic power pack. Gambar 2 menunjukkan penempatan sesungguhnya sistem capstan di kapal lengkap dengan safety fence -nya.
  • 6. Jurnal TrendTech Vol 3 No 1, 2018 ISSN (cetak) 2502-2989 | ISSN (online) ------------- 35 Gambar 2. Rancangan aktual posisi roda gigi capstan. Capstan system mempuyai 3 penggerak utama, yaitu penggerakan roller capstan yang berdiameter 2m, dan 2 buah roller kecil yang diputar secara hirolik sebagai penegang (tensioner). Gambar 3 menjelaskan sistem penggerak yang digunakan dalam studi ini. Gambar 3. Rancangan lengkap capstan beserta safety fence. Untuk pengendalian sistem maka digunakan sistem elektrohidrolik, dimana actuator seluruhnya hidrolik sedangkan pilotnya menggunakan elektrik dengan rangkaian seperti pada Gambar 4. Daftar material yang digunakan : 1. Hydraulic motor 3 buah 2. Double acting cylinder 2 buah 3. Pressure release valve 3 buah 4. 4/3 double solenoid valve with back spring 1 buah 5. 4/2 solenoid valve with back spring 2 buah 6. 4/2 solenoid valve with back spring (flow block type) 2 buah 7. Hydraulic pump 1 buah 8. Filter/ Strainer 1 buah 9. Induction motor 1 buah 10. Oil tank 1 buah
  • 7. Jurnal TrendTech Vol 3 No 1, 2018 ISSN (cetak) 2502-2989 | ISSN (online) ------------- 36 Gambar 4. Rangkaian Hidrolik Capstan. Sedangkan rangkaian elektrik kendali menggunakan tombol jenis push button dengan tambahan komponen kontaktor. Rangkaian ini dapat dikembangkan dengan tambahan PLC jika sistem capstan akan dirangkai secara komprehensif dengan sistem lain pada kapal jika diperlukan. Gambar 5. Rangkaian Daya dan Kendali Capstan. 4. Kesimpulan Dari hasil analisa kekuatan, kecepatan dan lain-lain maka dapat disimpulkan bahwa rancangan aman untuk digunakan. Daftar Pustaka [1] J. Liu dan M. A. Vaz, Constraint ability of superposed woven fabrics wound on capstan, Mechanism and Machine Theory, vol. 104, pp. 303-312, 2016. [2] J. W. S. Hearle dan W. E. Morton, Physical properties of textile fibres, Elsevier, 2008.
  • 8. Jurnal TrendTech Vol 3 No 1, 2018 ISSN (cetak) 2502-2989 | ISSN (online) ------------- 37 [3] M. Wei dan R. Chen, An improved capstan equation for nonflexible fibers and yarns, Textile research journal, vol. 68, pp. 487-492, 1998. [4] J. H. Jung, N. Pan dan T. J. Kang, Capstan equation including bending rigidity and non-linear frictional behavior, Mechanism and Machine Theory, vol. 43, pp. 661-675, 2008. [5] O. Baser dan E. I. Konukseven, Theoretical and experimental determination of capstan drive slip error, Mechanism and Machine Theory, vol. 45, pp. 815-827, 2010. [6] K. Cronin dan J. P. Gleeson, Variability in output torque of capstan and wrap spring elements, Mechanism and Machine Theory, vol. 68, pp. 49-66, 2013. [7] R. S. Khurmi dan J. K. Gupta, Machine design, S. Chand, 2005. [8] A. Csob叩n, Tooth friction loss in simple planetary gears, Scientific Bulletin Series C: Fascicle Mechanics, Tribology, Machine Manufacturing Technology, vol. 21, p. 153, 2007. [9] Sj旦din, U. I.; Olofsson, U. L.-O., Experimental study of wear interaction between piston ring and piston groove in a radial piston hydraulic motor, Wear, vol. 257, pp. 1281-1287, 2004. [10] U. I. Sj旦din dan U. L.-O. Olofsson, Initial sliding wear on piston rings in a radial piston hydraulic motor, Wear, vol. 254, pp. 1208-1215, 2003. [11] L. Ceschini, A. Marconi, C. Martini dan A. Morri, Tribological behavior of components for radial piston hydraulic motors: Bench tests, failure analysis and laboratory dry sliding tests, Wear, vol. 305, pp. 238- 247, 2013. [12] Bosch Rexroth AG, Radial Piston Hydraulic Motor with Fixed Displacement MR, MRE, 2014. [13] C. P. Kothandaraman, Fluid mechanics and machinery, New Age International, 2007. [14] D. T. T. L. D. Zuhal, Elektronika Daya, Gramedia, Jakarta, 1993. [15] G. Heryana, S. Prasetya, M. Adhitya dan D. A. Sumarsono, Power consumption analysis on large-sized electric bus, dalam IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 2018. [16] A. Parr, Hydraulics and pneumatics: a technician's and engineer's guide, Elsevier, 2011. [17] F. Dietzel dan D. Sriyono, Turbin, pompa dan kompresor, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1988.