1. Laporan ini membahas percobaan pompa sentrifugal tunggal, seri, dan paralel, termasuk data hasil percobaan, perhitungan, dan analisis grafik hubungan antara kapasitas dan head serta kapasitas dan daya poros.
2. Pada pompa tunggal, head tertinggi terjadi pada kapasitas 0 m3/s, sedangkan pada pompa seri dan paralel head total lebih tinggi dibanding pompa tunggal.
3. Semua jenis pompa mengal
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai data geometri, profil baja, pembebanan, dan perhitungan gempa untuk analisis jembatan rangka baja. Data geometri mencakup jenis, lebar, dan tinggi jembatan serta profil baja yang digunakan. Pembebanan meliputi beban mati, hidup, angin, serta gempa yang dihitung berdasarkan standar nasional.
Tugas akhir semester mata kuliah "Flight Dynamic" membahas beberapa topik seperti V-tail, stabilitas statis, trim, netral point, thrust terhadap sudut serang, konfigurasi terbang, gaya dan momen karena gangguan, serta momen putar karena kecepatan putar. Dokumen ini memberikan penjelasan teori dan contoh soal untuk masing-masing topik.
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Fardi Kalumata
油
Survey Pendahuluan Untuk Perencanaan Jembatan dan Teknik - teknik Pengumpulan data-data lapangan untuk Persiapan Pembuatan DED ( Detail Engineering Desain )
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang kerusakan impeller pada pompa sentrifugal. Ringkasannya adalah: Dokumen tersebut menjelaskan identifikasi masalah kerusakan impeller pompa sentrifugal, penyebabnya, dan metode analisis getaran untuk mendeteksi kerusakan tersebut seperti metode Fast Fourier Transform dan Neighbourhood Set.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan zona angkur pada struktur beton prategang, baik zona angkur lokal maupun global.
2. Metode yang dibahas untuk merencanakan zona angkur adalah analisis elastis linier, model strut and tie, dan pendekatan.
3. Tulangan pengekang diperlukan di seluruh zona angkur untuk mencegah retak dan kegagalan akib
Tugas ini membahas perencanaan propeler dan sistem poros untuk kapal tanker minyak bernama MT. Rhein. Langkah-langkahnya meliputi perhitungan tahanan kapal, daya mesin, pemilihan propeler dan sistem poros. Tahanan kapal dihitung menggunakan metode Harvald untuk menentukan daya mesin yang dibutuhkan. Propeler dan sistem poros dirancang untuk menyesuaikan daya mesin tersebut agar kapal dapat menc
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan jenis abutment, pondasi, dan struktur atas dan bawah untuk perencanaan jembatan rangka baja. Berdasarkan analisis luas penampang sungai dan kedalaman tanah keras, digunakan jenis abutment tembok penahan kontraport dan pondasi sumuran. Untuk struktur atasnya menggunakan rangka baja karena panjangnya 70m.
Perhitungan turbin propeller poros horizontalSelly Riansyah
油
Dokumen tersebut membahas perancangan turbin air pada bendungan Bening Saradan di Madiun. Secara ringkas, dokumen menjelaskan analisis untuk menentukan tipe turbin yang sesuai berdasarkan debit air dan tinggi jatuh, yang menghasilkan rekomendasi menggunakan turbin propeller. Selanjutnya dibahas desain runner turbin dan poros, serta perhitungan untuk menentukan ukuran komponen.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep dasar mekanika fluida seperti tekanan, kecepatan aliran, dan gaya apung. Berisi soal-soal tes yang menguji pemahaman terhadap prinsip-prinsip tersebut seperti alasan pesawat terbang dapat terbang, kecepatan aliran pada pipa dengan luas penampang berbeda, dan daya yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga air.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis bangunan air untuk irigasi seperti gorong-gorong, syphon, talang, bangunan terjun tegak dan miring. Memberikan penjelasan tentang parameter perencanaan seperti kehilangan energi akibat gesekan, peralihan, dan belokan serta contoh perhitungan dimensi talang.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan zona angkur pada struktur beton prategang, baik zona angkur lokal maupun global.
2. Metode yang dibahas untuk merencanakan zona angkur adalah analisis elastis linier, model strut and tie, dan pendekatan.
3. Tulangan pengekang diperlukan di seluruh zona angkur untuk mencegah retak dan kegagalan akib
Tugas ini membahas perencanaan propeler dan sistem poros untuk kapal tanker minyak bernama MT. Rhein. Langkah-langkahnya meliputi perhitungan tahanan kapal, daya mesin, pemilihan propeler dan sistem poros. Tahanan kapal dihitung menggunakan metode Harvald untuk menentukan daya mesin yang dibutuhkan. Propeler dan sistem poros dirancang untuk menyesuaikan daya mesin tersebut agar kapal dapat menc
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan jenis abutment, pondasi, dan struktur atas dan bawah untuk perencanaan jembatan rangka baja. Berdasarkan analisis luas penampang sungai dan kedalaman tanah keras, digunakan jenis abutment tembok penahan kontraport dan pondasi sumuran. Untuk struktur atasnya menggunakan rangka baja karena panjangnya 70m.
Perhitungan turbin propeller poros horizontalSelly Riansyah
油
Dokumen tersebut membahas perancangan turbin air pada bendungan Bening Saradan di Madiun. Secara ringkas, dokumen menjelaskan analisis untuk menentukan tipe turbin yang sesuai berdasarkan debit air dan tinggi jatuh, yang menghasilkan rekomendasi menggunakan turbin propeller. Selanjutnya dibahas desain runner turbin dan poros, serta perhitungan untuk menentukan ukuran komponen.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep dasar mekanika fluida seperti tekanan, kecepatan aliran, dan gaya apung. Berisi soal-soal tes yang menguji pemahaman terhadap prinsip-prinsip tersebut seperti alasan pesawat terbang dapat terbang, kecepatan aliran pada pipa dengan luas penampang berbeda, dan daya yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga air.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis bangunan air untuk irigasi seperti gorong-gorong, syphon, talang, bangunan terjun tegak dan miring. Memberikan penjelasan tentang parameter perencanaan seperti kehilangan energi akibat gesekan, peralihan, dan belokan serta contoh perhitungan dimensi talang.
Dokumen tersebut merupakan laporan penelitian tentang pengujian kinerja turbin air mikro aliran silang dengan variasi sudut sudu jalan pada debit konstan. Penelitian ini menguji empat turbin dengan variasi sudut sudu yaitu 250, 300, 350, dan 400. Hasilnya menunjukkan bahwa turbin dengan sudut 300 memiliki efisiensi teroptimal sebesar 70,527% pada putaran 824 rpm.
Design kombinasi poros dan blade turbin angin savonius direncanakan untuk menfaatkan kecepatan angin rendah yang dikenversikan menjadi energi listrik alternatif di daerah pantai sehingga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga dan komersil
Motor AC sinkron adalah motor listrik AC yang berputar pada kecepatan tetap yang berbanding lurus dengan frekuensi daya masukan. Motor ini membutuhkan arus searah untuk menghasilkan medan magnetik rotor dan hanya cocok untuk beban ringan karena memiliki tork awal yang rendah.
Trafo adalah alat yang mengubah tegangan listrik dengan menggunakan medan magnet. Ia terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang terhubung oleh inti besi. Trafo bekerja dengan menginduksi tegangan pada kumparan sekunder melalui medan magnet yang dihasilkan kumparan primer. Trafo memiliki berbagai jenis dan hubungan untuk menyesuaikan tegangan antara sumber dan beban listrik.
Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada sistim frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah untuk pembangkitan daya dan memiliki tork awal yang rendah, sehingga cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah. Motor sinkron mampu memperbaiki faktor daya sistim.
PPT ini dipresentasikan dalam acara Seminar dan油Knowledge Sharing Kepustakawanan yang diselenggarakan oleh Forum Perpusdokinfo LPNK Ristek. Tanggal 28 November 2017
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1SABDA
油
Bagaimana menyiapkan Paskah yang alkitabiah dan berkesan untuk anak-anak Sekolah Minggu? Yuk, ikuti GoPaskah! "Paskah dan Sekolah Minggu". Acara yang pasti bermanfaat bagi guru-guru, pelayan anak, remaja, dan pemuda untuk membekali bagaimana mengajarkan makna Paskah seperti yang diajarkan Alkitab.
Hadirlah pada:
Tanggal: Senin, 10 Maret 2025
Waktu: Pukul 10.3012.00 WIB
Tempat: Online, via Zoom (wajib daftar)
Guest: Dr. Choi Chi Hyun (Ketua J-RICE Jakarta)
Daftar sekarang: http://bit.ly/form-mlc
GRATIS!
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami:
WA Admin: 0821-3313-3315
Email: live@sabda.org
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #Paskah2025 #KematianKristus #kebangkitankristus #SekolahMinggu
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
油
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kumpulan Cerpen dari para siswa-siswi SMA Negeri 2 Muara Badak para perlombaan Sumpah pemuda tahun 2024 dengan tema Semangat Persatuan dan Kebangkitan dan perlombaan hari Guru tahun 2024 dengan tema Guru yang menginspirasi, membangun masa depan ini dapat dicetak. Diharapkan karya ini menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik SMA Negeri 2 Muara Badak yang lain untuk ikut berkarya mengembangkan kreatifitas. Kumpulan Cerpen ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga sebagai buku penunjang program Literasi Sekolah (LS) untuk itu, saya sebagai Kepala SMA Negeri 2 Muara Badak sangat mengapresiasi hadirnya buku ini.
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptALEENMPP
油
459 1613-1-pb
1. ekSIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
KOEFISIEN LIFT DAN DRAG PADA SUDU RUNNER TURBIN ALIRAN SILANG
DENGAN MENGGUNAKAN BRITISH PROFIL 9C7/32,5 C50
Kennedy Marsan *
Abstract
As a system using airfoil as its component, hence design of turbine crossflow hardly in
influencing by the runner blade design. This research aim to see flow parameter
influence angle of attack ( ), the price of water outlet angle ( 2), velocity ratio (
C2/C1) and angle of stagger to dynamic Lift and Drag Coefficient from the runner
cross-flow turbine which using British Profile 9C7/32,5 C50, experiment conducted at a
linear runner turbine with various angle of attack and three angle of stagger. The result
of research indicates that velocity ratio inversely proportional to blade dynamic lift
Coefficient, the highest dynamic lift Coefficient; 1,281, residing in at angle of stagger
50o. Stalling limit happened at angle of attack 18O, for third angle of stagger.
Keyword: Angle of attack ( air outlet angle 2), velocity ratio (C2/C1), dynamic lift
Coefficient dan Drag Coefficient.
Abstrak
Sebagai sebuah sistem yang menggunakan menggunakan airfoil sebagai komponennya, maka
pendisainan turbin aliran crossflow sangat di pengaruhi oleh disain sudu runnernya. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat pengaruh parameter aliran yaitu angle of attack air outlet
angle 2), velocity ratio (C2/C1) dan sudut stagger terhadap koefisien lift dan drag dari runner
turbin aliran silang yang mengggunakan British Profil 9C7/32,5 C50 Pengujian di simulasikan pada
sebuah linear runner turbin dengan variasi angle of attack dan tiga sudut stagger. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa velocity ratio berbanding terbalik terhadap koefisien lift sudu, koefisien lift
yang tertinggi sebesar 1,281 berada pada sudut stagger 50o. Stalling limit terjadi pada sudut
serang 18O, untuk ketiga sudut stagger.
Kata kunci: Angle of attack ( air outlet angle 2), velocity ratio (C2/C1), Koefisien Lift
dan Koefisien drag.
* Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
1. Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Hingga saat ini di turbin pada
Pembangkit Listrik Tenaga Hidro terbagi
menjadi dua bagian besar yaitu Turbin
Reaksi yang memanfaatkan tekanan
aliran air terhadap sudu turbin dan
Turbin Impuls, yang memanfaatkan
energy kinetik air yang melintasi susunan
sudu turbin.
Turbin aliran silang atau cross flow
merupakan salah satu jenis turbin impuls
yang banyak digunakan untuk
pembangkit listrik skala mikro, atau yang
biasa disebut dengan Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Turbin ini
merupakan susunan beberapa sudu
yang berbentuk airfoil
Putaran turbin aliran silang
merupakan hasil reaksi kecepatan aliran
melintasi sudu-sudu turbin dan pada
sudut serang (angle of attack) tertentu
untuk menghasilkan gaya angkat (lift
force)yang tertinggi, agar turbin dapat
berputar dan dapat mengatasi
pembebanan pada poros turbin.
2. Jurnal SMARTek, Vol. 5, No. 3, Agustus 2007: 181 - 189
182
Salah satu faktor penting dari
sebuah turbin aliran silang aksial adalah
bentuk dari blade kaskade yang akan
digunakan, untuk itu maka informasi
mengenai karakteristik dari sebuah profil
sudu runner yang akan digunakan
sangat dibutuhkan.
Pada kebanyakan perencanaan
turbin aliran silang, sudu yag digunakan
adalah sudu tipis pada sudut serang
16O. Untuk itu penelitian ini dibuat untuk
melihat kemungkinan penggunaan
British Profil 9C7/32,5 C50 pada turbin
aliran silang.
Meskipun perancangan sebuah
turbin aliran silang dapat
menggunakan hasil perhitungan teoritis,
namun informasi eksperimental tetap
diperlukan, sebab dari informasi inilah
pemodelan teoritis tersebut dapat
semakin disempurnakan.
1.2 Rumusan masalah
Melalui eksperimen ini akan diteliti
secara nyata dan mendetail mengenai
efek variasi stagger dan sudut serang
terhadap koefisien lift, koefisein drag
dan stalling limit dari blade cascade
British profil 9C7/32,5 C50 dalam
penggunaannya pada turbin aliran
silang.
Batasan Masalah :
- Pengujian di simulasikan pada sebuah
linear runner turbin dengan
menggunakan British profil 9C7//32,5
C50 dengan panjang l = 120 mm.
- Pengujian dilakukan dengan meng-
gunakan 3 buah variasi sudut stagger
() 30o,40o dan 50o dan variasi angle
of attack () dari 0o hingga 22O pada
space chord ratio (s/l) = 1
- Kecepatan aliran masuk yang
konstan (Bilangan Reynold konstan)=
25.6628
2. Tinjauan Pustaka
Sebagai suatu turbin aliran radial
atmosferik, yang berati bekerja pada
tekanan atmosfir, turbin aliran silang
menghasilkan daya dengan meng-
konversikan energy kecepatan fluida.
Meninjau dari kecepatan spesifiknya, ia
berada diantara turbin pelton dan
turbin Francis aliran campur.
Persyaratan awal bagi pertukaran
energy antara fluida yang bergerak
dengan sudu runner, yang jug
abergerak pada sebuah mesin hidrolis
adalah perubahan kecepatan akibat
sudu raner. Dalam hal fluida di percepat
oleh sudu runner, maka akan terjadi
penyerahan energy oleh sudu ke fluida,
seperti yang terjadi pada pompa.
Sebaliknya, dimana fluida di perlambat
oleh sudu maka terjadi perpindahan
energy dari fluida ke runner mesin yang
merupakan prinsip kerja semua turbin
air.
2.1 Koefisien Lift dan Drag.
Dengan mengacu pada gambar
2.1 , maka besarnya gaya aksial (X)
yang diberikan oleh fluida pada tiap
sudu dapat di tentukan dari persamaan
momentum pada volume atur dalam
arah aksial.
X = (p2 p1) . S = SpSCC ..
2
1 2
2
2
1
= SpSCx ..tantan
2
1
2
2
1
22
¥¥ ......(1)
Dalam hal ini dianggap tidak ada
perubahan kecepatan dalam arah
aksial, jadi Cx1 =Cx2 = Cx. Gaya tangensial
(Y) yang diberikan oleh aliran fluida
pada tiap sudu ditentukan dari
persamaan momentum pada volume
atur dalam arah tangensial.
Y = Cx S (Cy1 Cy2)
= Cx
2
S (tan 1 tan2)
Jika kecepatan rata-rata pada runner
dinyatakan sebagai :
Cm = Cx secm
Dimana, tan m = 遜( tanm + tan m) ,
maka arah dari gaya angkat (lift) dan
seret (drag) akan mengacu kesini.
Konsep kecepatan rata-rata pada
3. Koefisien Lift dan Drag pada Sudu Runner Turbin Aliran Silang
dengan Menggunakan British Profil 9C7/32,5 C50
(Kennedy Marsan)
183
runner ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 1.Defenisi sudut dan
kecepatan rata-rata.
Dalam konsep ini, gaya angkat
(lift force) akan di evaluasi sebagi gaya
pada sudu yang tegak lurus terhadap
kecepatan rata-rata, Cm . Besarnya
gaya angkat (L) adalah,
L = X sin m + Y cos m
= 遜 Cx
2
S (tan2
1 tan2
2) sin m
p0 S sin m +Cx
2
S (tan 1 tan2) cos m
=Cx
2
S sec m (tan 1 tan2) - p0 S sin m
.... (2)
Sehingga harga koefisien lift (CL)
adalah :
2
2/1 m
L
C
L
C
2
2/1
sin/0cos2tan1tan/2
mC
mlspmlS
¥¥¥
....3)
Gaya seret (drag force) yang dialami
dalam hal ini di evaluasi sebagai gaya
pada sudu yang paralel terhadap
kecepatan rata-rata ,Cm, besarnya
adalah :
D =Y sin m X cos m =p0 S cos m
..............................(4)
Koefisien seret (drag coefficient)
dengan demikian adalah :
1
22
0
2
cos
cos
2/12/1
m
mm
D
l
S
lC
p
lC
D
C
.......................(5)
Seringkali didefenisikan bahwa,
駈
2
1
2/1
0
C
p
= v1 = total pressure loss
coefficient. , sehingga :
1
21
cos
cos
削 m
vD
l
S
C .(6)
vektor gaya-gaya tersebut diatas dapat
dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2. Defenisi arah dari gaya-gaya
areodinamik
2.2. Separation (Stall).
Pemisahan aliran (separation
flow) adalah fenomena perubahan
aliran terhadap aliran utama (main
body), yang terbentuk akibat adanya
inersia pada permukaan saluran yang
dilintasi aliran. Bilamana aliran berpisah
dari dinding, maka akan terbentuk
lapisan geser bebas (free shear layer)
antara core flow dengan daerah
pemisahan (separation region) yang
menggangu arah aliran utama.
Cx1 = Cx2 = Cx
¥縁m ¥
C1
Cm
C2
Cx1 =
Cx
2=C
x
m
C1
C
m
C2
L
R Y
m
X D
Cx
4. Jurnal SMARTek, Vol. 5, No. 3, Agustus 2007: 181 - 189
184
Gambar 3. Stream line yang melewati
suatu airfoil (a) 00 , (b)
200[4]
Separasi mempunyai pengaruh
yang serius terhadap rancangan unjuk
kerja yang signifikan pada komponen
suatu sistim, baik pada sistem yang
menggunakan aliran internal maupun
aliran eksternal, bahkan seringkali dapat
menyebabkan kerusakan pada
komponen tersebut.
Pada sistem aerodinamik yang
menggunakan airfoil sebagai
komponennya, proses separasi ini
menyebabkan terjadinya kondisi stall,
dimana terjadinya penurunan koefisien
lift dari airfoil tersebut. Pada sebuah
pesawat terbang pada kondisi stall ini
merupakan kondisi batas dari daya
angkat sebuah pesawat terbang,
sementara pada kompressor
aerodinamik, stall dinyatakan sebagai
kerugian energi (energy losses).
3. Metode Penelitian
3.1 Pengambilan data
Susunan sudu/blade di
tempatkan pada dinding yang dapat
berputar pada wind tunnel sebagai
simulasi dari casing runner turbin aliran
silang. Pergerakan putaran bervariasi
per 2O sebagai variasi perubahan angle
of attack. Untuk mengetahui karakteristik
medan aliran yang terjadi, maka
pengukuran yang dilakukan pada
pengujian ini adalah pengukuran
aliaran 2 dimensi dengan
menggunakan five hole probe dan
Inclined manometer. Parameter yang
diukur adalah tekanan stagnasi dan
tekanan statis yang dilakukan pada :
a) Sepanjang Pitch (t) = 120 mm, di
tengah span untuk tiap variasi
incidence dan variasi stagger
dengan pergerakan Fife hole probe
per 6 mm.
b) Didepan blade (daerah inlet
kaskade), untuk mengetahui
distribusi kecepatan masuk (C1).
3.2 Data pengukuran
Persamaan yang digunakan dalam
menganalisis data, sebagai berikut :
Data pengukuran :
(Po P1) ; (Po P2) ; (Po P3)
(Po P4) ; (Po Ptl) ; (Po Pst)
Koefisien sudut aliran :
P
PP
zyk
24
),(
.. (7)
P
PP
zyk
13
),(
.(8)
dimana :
緒 ワ 緒
4
1
0
2/1
4
0
2
4
0 4
1
5
1
5
1
),(
i
i
i j
ji PPPPzyP
.. ...(9)
Variabel sebagai fungsi terhadap
koefisien sudut aliran dan :
¥y,z) = f1 (k , kэ kp (y,z) = f3 (k , kэ
эy,z) = f2 ((k , эkpt(y,z) = f4 (kkэ
(10)
dimana : f1 s/d f4 merupakan
persamaan polinomial berderajat m
dan n :
(a)
5. Koefisien Lift dan Drag pada Sudu Runner Turbin Aliran Silang
dengan Menggunakan British Profil 9C7/32,5 C50
(Kennedy Marsan)
185
f (k , kэ緒
ワ
m
i
n
j
j
ij
i
kak
0 0
э
(11)
dimana koefisien persamaan regresi
polinomil aij dari masing-masing fungsi
tersebut diperoleh dari hasil kalibrasi (8).
Sudut aliran keluaran kaskade :
¥駕y,z) = s¥駕k,k)
dan
э駕y,z) =
2cos
,tan
arctan
э kk
..........(12)
Kerugian tekanan tak berdimensi
(secondary losses) sepanjang pitch dan
span
zyfv ,緒 ;
1
),(.0
,
q
kkptkPPtlp
zyv
э
..(13)
Perbandingan kecepatan aksial AVR ()
:
1cos
),(2cos).,(cos
).,(
1
2
),(
1
2
),(
¥
zyzy
zy
C
C
zy
XC
XC
zy 緒
...................................................(14)
dimana :
),(,1),(
1
1),(
1
2
zyNVzy
q
p
zy
q
q
削
.(15)
),(
1
2
),(
1
2
zy
q
q
zy
C
C
(16)
1
),(.0
1
1,2
1 q
kkpkPstpP
q
pzyP
q
p э
............................................. (17)
Vektor kecepatan aliran :
),(2cos).,(cos).,(
1
2
),(
1
2
zyzyzy
C
C
zy
C
xC
¥э ..(18)
),(2sin).,(cos).,(
1
2),(
1
2
zyzyzy
C
C
zy
C
yC
¥э
.(19)
),(sin).,(),(
1
2
1
2
zyzy
C
C
zy
C
C z
э
.. (20)
Vektor kecepatan aliran sekunder :
)(),(sin).,(cos).,(),( ,22
1
2
1
,
zzyzyzy
C
C
zy
C
C
M
ysek
¥¥
. ..(21)
),(sin),(),(),(
1
2
10
2
1
,
zyzy
C
C
zy
C
C
zy
C
C zzsek
э緒
..(22)
Rata-rata
)(),(),(
1
),(2),(2 zVdanzz
q
P
zz 削э
:
1
2
),(
1
2
1
),(
1
2),(
1
2
)(2tan
y
y
dyzy
C
xC
y
y
dyzy
C
xC
zy
C
yC
z
...(23)
1
2
),(
1
2
1
),(
1
2),(
1
2
)(2tan
y
y
dyzy
C
xC
y
y
dyzy
C
xC
zy
C
zC
z
...(24)
1
2
),(
1
2
1
),(
1
2),(
)(
y
y
dyzy
C
xC
y
y
dyzy
C
xC
zyV
zV
.. (25)
6. Jurnal SMARTek, Vol. 5, No. 3, Agustus 2007: 181 - 189
186
1
2
),(
1
2
1
),(
1
2),(
)(
y
y
dyzy
C
xC
y
y
dyzy
C
xC
zy
z
.(26)
1
2
),(
1
2
1
),(
1
2),(
1)(
1 y
y
dyzy
C
xC
y
y
dyzy
C
xC
zy
q
p
z
q
p
..(27)
Turning angle, ¥z) :
¥縁 (z) = ¥縁¥駕z) .(28)
4. Hasil dan Pembahasan
Harga koefisien lift dan koefisien
drag tidak lepas dari pengaruh
perubahan harga air outlet angle (¥)
yang terjadi, dimana harga ¥駕sangat
dipengaruhi oleh terjadinya separasi
(wake) yang terjadi pada permukaan
sudu. Dari hasil penelitian yang
ditunjukkan pada gambar 4 untuk
ketiga variasi stagger ( = 30o, 40o dan
50o), harga ¥駕menurun tajam pada
sudut serang (¥ = 0o hingga 4o dan
kemudian meningkat secara drastis
pada ¥緒駕逸
. Sementara pada
¥緒縁器
hingga 18o harga ¥駕terlihat
meningkat secara perlahan, bahkan
cenderung konstan.
Posisi blade yang masih
cenderung datar (sejajar arah aliran)
pada angle of attack = 0o
menyebabkan aliran cenderung akan
mengalir secara bebas tanpa mengikuti
kelengkungan dari blade, sehingga
sudut ¥駕relatif lebih besar dibandingkan
sudut serang (angle of attack).
Seiring dengan peningkatan
harga angle of attack maka perlahan
menyebabkan titik pressure minimum
bergerak kearah pressure side, sehingga
perlahan aliran fluida dapat mengalir
mengkuti kelengkungan blade. Hal ini
menyebabkan turunnya harga
¥駕hingga pada sudut serang = 4o.
Selanjutnya pada sebuah blade,
jika terus diperbesar akan
menyebabkan aliran yang memiliki
lintasan lengkung pada daerah suction
side makin dipercepat karena seiring
dengan peningkatan blade loading
maka titik stagnasi akan bergeser ke
arah pressure side dan dengan
sendirinya akan menggeser titik tekanan
minimum pada suction side kedepan
(ke arah leading edge), hal ini akan
mendorong terjadinya separasi aliran
pada section side yang lebih hebat
karena adverse pressure gradient yang
terjadi semakin besar, yang terjadi pada
¥緒18
hingga 20o
Sepanjang aliran fluida pada
suction side masih mampu mengikuti
lintasan permukaan blade maka outlet
angle (¥) tidak mengalami perubahan
yang sigifikan, yang tampak pada
¥緒縁器
hingga 18o. hal ini menunjukkan
bahwa pada range tersebut belum
terjadi free shear layer.
Akibat dari separasi aliran ini juga
berpengaruh pada grafik koefisien drag
pada gambar 5 yang memiliki pola
yang sama dengan gambar 4. Hal ini
membuktikan bahwa koefisien drag
pada sudu berbanding lurus terhadap
perubahan air outlet angle (¥).
Gambar 6, menunjukkan bahwa
kecepatan keluar sudu semakin
menurun seiring dengan perubahan
angle of attack hingga pada sudut =
18o, kemudian menanjak tajam pada
pembesaran sudut serang berikutnya,
hal ini juga merupakan efek wake pada
permukaan sudu. Akibat wake tersebut
maka aliran akan terdesak ke atas
menuju pressure side sudu berikutnya,
akibatnya luas daerah lintasan fluida
akan semakin sempit dan akhirnya
berdampak kepada naiknya kecepatan
aliran keluar sudu.
Harga koefisien lift yang
ditunjukkan pada gambar 7., grafik 7
menunjukka kecenderungan yang
terbalik dengan gambar 6. dimana
7. Koefisien Lift dan Drag pada Sudu Runner Turbin Aliran Silang
dengan Menggunakan British Profil 9C7/32,5 C50
(Kennedy Marsan)
187
harga koefisien meningkat seiring
dengan peningkatan sudut serang
hingga mencapai puncak pada sudut
= 18o. Selanjutnya koefisien lift menurun
drastis atau telah mencapai kondisi stall
pada angle of attack diatas 18o.
Mengacu kepada pernyataan
bahwa penurunan kecepatan aliran
fluida oleh sudu akan menyebabkan
perpindahan energy dari fluida ke
runner, maka gambar 6 tersebut
menunjukkan bahwa perpindahan
energy terbesar oleh fluida ke runner
yang terjadi pada sudut serang
18
seiring dengan peningkatan dan titik
puncak harga koefisien lift.
Dari gambar 6 dan 7 hasil
penelitian menunjukkan pengaruh dari
sudut stagger terhadap harga koefisien
lift, semakin besar sudut stagger runner
maka akan semakin besar perpindahan
energy ke runner, dimana harga
koefisien lift terbesar terjadi pada
stagger 50, yaitu 1,281 pada = 18o.
Gambar 4. Grafik air outlet angle terhadap Angle of attack
Gambar 5. Grafik koefisien drag terhadap Angle of attack
8. Jurnal SMARTek, Vol. 5, No. 3, Agustus 2007: 181 - 189
188
Gambar 6. Grafik Perbandingan Kecepatan Aliran terhadap Angle of attack
Gambar 7. Grafik Perubahan Koefisien lift terhadap Angle of attack
9. Koefisien Lift dan Drag pada Sudu Runner Turbin Aliran Silang
dengan Menggunakan British Profil 9C7/32,5 C50
(Kennedy Marsan)
189
5. Kesimpulan
Berdasarkkan hasil penelitian maka
disimpulkan bahwa untuk British Profil
9C7/32,5 C50, :
1) Nilai atau harga koefisien drag
berbanding lurus terhadap
perubahan harga air outlet angle
(2) dan peningkatan angle of
attack ().
2) Perbandingan kecepatan aliran
fluida (C2/C1) melintasi sudu
berpengaruh terhadap koefisien lift.
Semakin diperlambatnya aliran
melintasi sudu akan meningkatkan
harga koefisien lift.
3) Koefisien lift tertinggi; 1,281; dicapai
pada stagger 50, pada susudt
serang 18O
4) Batas stall (stalling limit) untuk ketiga
variasi stagger terjadi pada angle off
attack= 18O.
6. Daftar Pustaka
M.Edy Sunarto, Alex Arter, Ueli Meier,
(1991),Pedoman Rekayasa
Tenaga Air, MHPG-BPPT,
Bandung, Indonesia.
Kennedy,(2007), Stalling Limit Kompressor
Stator Kaskade Dengan British
Profil 9C7/32,5 C50 pada Stagger
40, Jurnal MEKTEK edisi Januari
2007, Palu, Indonesia.
Pryohutomo,B,(1999),Kalibrasi Five-holes
Probe dan Aplikasinya pada
Medan Aliran Sekunder, Tugas
akhir Jurusan Teknik Mesin Fak.
Teknologi Industri ITS,
Surabaya.Indonesia.
Horlock,J.H [1973], Axial Flow
Compressors, Robert E.Krieger
Publishing Company
Huntington,New York.
David Gordon W,[1989],The Design of
High-Efficiency Tubomachinery
and Gas Turbines,Massachusetts
Institute of Technology, USA.
Walter R.Debler ,[1990], Fluid Mechanics
Fundamentals, The University of
Michigan, Prentice-hall New
Jersey, USA.
John D.Anderson, JR. ,[1988],
Fundamentals Of Aerodynamics,
Mc.Graw-Hill, International
edition,Singapore.