Teks tersebut membahas tentang capaian pembelajaran IPA di SMP/MTs, mencakup tujuan pembelajaran IPA untuk membentuk sikap ilmiah siswa dan membantu mengembangkan profil pelajar Pancasila, serta karakteristik pembelajaran IPA yang menekankan pemahaman konsep IPA dan keterampilan proses inkuiri.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Mata pelajaran IPA di SMP Islam Darussalam bertujuan untuk membentuk sikap ilmiah siswa dan memfasilitasi pembelajaran berbasis inkuiri sehingga siswa dapat mengembangkan pemahaman konsep IPA dan keterampilan berpikir kritis.
Dokumen tersebut membahas capaian pembelajaran kurikulum merdeka belajar untuk mata pelajaran IPAS di fase C. IPAS merupakan gabungan dari IPA dan IPS yang bertujuan membantu peserta didik memahami interaksi antara alam semesta, kehidupan manusia, dan lingkungan sosialnya. Pembelajaran IPAS diarahkan untuk mengembangkan rasa ingin tahu, keterampilan berpikir kritis, serta kemampuan menyeles
Dokumen tersebut merangkum capaian pembelajaran kurikulum merdeka belajar mata pelajaran IPAS untuk fase C, yang berfokus pada memperkenalkan sistem dan perangkat yang saling terhubung dalam alam dan kehidupan sosial, serta membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahaman tersebut. Tujuan pembelajaran IPAS adalah membantu peserta didik mengembangkan rasa ingin t
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdfkustiyantidew94
油
literasi sains dalam pembelajaran IPAS disekolah dasar sebagai bentuk litarasi sanis dalam pengembangakn pembelajaran IPAS di sekolah dasar sesuai dengan hakikat pembelajaran sains
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) IPA Kelas 8 SMP Fase DModul Guruku
油
Dokumen tersebut membahas tentang Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) untuk mata pelajaran IPA kelas 8 SMP/MTs yang mencakup rasional IPA, profil pelajar Pancasila, karakteristik pendidikan IPA, capaian pembelajaran, peta cakupan konten IPA kelas 7-9, dan alur tujuan pembelajaran untuk beberapa bab IPA kelas 8.
Silabus mata pelajaran fisika SMA/MA ini membahas tentang kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran untuk kelas X, XI, dan XII. Tujuannya adalah agar siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang fisika, serta sikap ilmiah yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan pembelajaran IPA di MI/SD meliputi pendekatan guru-sentris dan siswa-sentris, pendekatan konsep dan proses, serta berbagai metode seperti ceramah, demonstrasi, simulasi, dan eksperimen.
Workshop pelatihan penguatan kemampuan pengawas sekolah membahas pembelajaran terpadu dan pengintegrasian kurikulum untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pembelajaran terpadu menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dan menggunakan berbagai model pembelajaran seperti pemecahan masalah dan berpikir kritis. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi dan motivasi siswa serta mencapai beberapa kompetensi se
Dokumen tersebut merangkum capaian pembelajaran kurikulum merdeka belajar mata pelajaran IPAS untuk fase C, yang berfokus pada memperkenalkan sistem dan perangkat yang saling terhubung dalam alam dan kehidupan sosial, serta membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahaman tersebut. Tujuan pembelajaran IPAS adalah membantu peserta didik mengembangkan rasa ingin t
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdfkustiyantidew94
油
literasi sains dalam pembelajaran IPAS disekolah dasar sebagai bentuk litarasi sanis dalam pengembangakn pembelajaran IPAS di sekolah dasar sesuai dengan hakikat pembelajaran sains
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) IPA Kelas 8 SMP Fase DModul Guruku
油
Dokumen tersebut membahas tentang Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) untuk mata pelajaran IPA kelas 8 SMP/MTs yang mencakup rasional IPA, profil pelajar Pancasila, karakteristik pendidikan IPA, capaian pembelajaran, peta cakupan konten IPA kelas 7-9, dan alur tujuan pembelajaran untuk beberapa bab IPA kelas 8.
Silabus mata pelajaran fisika SMA/MA ini membahas tentang kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran untuk kelas X, XI, dan XII. Tujuannya adalah agar siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang fisika, serta sikap ilmiah yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan pembelajaran IPA di MI/SD meliputi pendekatan guru-sentris dan siswa-sentris, pendekatan konsep dan proses, serta berbagai metode seperti ceramah, demonstrasi, simulasi, dan eksperimen.
Workshop pelatihan penguatan kemampuan pengawas sekolah membahas pembelajaran terpadu dan pengintegrasian kurikulum untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pembelajaran terpadu menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dan menggunakan berbagai model pembelajaran seperti pemecahan masalah dan berpikir kritis. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi dan motivasi siswa serta mencapai beberapa kompetensi se
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
油
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptxsuwaibahkapa2
油
MUQODDIMAH
惡愕 悋 悋惘忰 悋惘忰
(5) 悋忰惆 惘惡 悋惺悋 (1) 悋惘忰 悋惘忰 (2) 悋惆 (3) 悒悋 惺惡惆 悒悋 愕惠惺 (4) 悋惆悋 悋惶惘悋愀 悋愕惠
(6) 惶惘悋愀 悋悵 悖惺惠 惺 愃惘 悋愃惷惡 惺 悋 悋惷悛
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah yang mengasuh semua alam, yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, Yang memegang pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada Engkau hamba menyembah, dan hanya kepada Engkau, kami mohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan jalan yang lempang, jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak tersesat. (QS Al-Fatihah 1-6)
惘惷惠 惡悋 惘惡悋 惡悋悒愕悋 惆悋 惡忰惆 惶 悋 惺 愕 惡悋 惘愕悋
Saya ridla: Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-Agama kepada ISLAM dan ber-Nabi kepada MUHAMMAD RASULULLAH Shalallahu alaihi wassalam.
AMMA BADU, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan beribadah serta tunduk dan thaat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah atas kehidupan manusia di dunia ini.
Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya.
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah.
Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi,sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw, dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia Dunia dan Akhirat.
Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, umat yang percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci: beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di Dunia ini, dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Quran:
ル曄惠ル 曄 悖ル悸朏 リ曄惺 悒ル 抉曄悽ル曄惘 ルリ曄莧 惡抉曄リ鉱『悦
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
油
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
油
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
1. VI. CAPAIAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
SMP/MTs/ PROGRAM PAKET B
A. Rasional Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP/MTs/
Program Paket B
Tantangan yang dihadapi umat manusia di alam semesta kian
bertambah dari waktu ke waktu. Permasalahan yang dihadapi saat ini
tidak lagi sama dengan permasalahan yang dihadapi satu dekade atau
bahkan satu abad yang lalu. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus
dikembangkan untuk menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi.
Oleh karena itu, pola pendidikan ilmu pengetahuan alam perlu
disesuaikan agar kelak generasi muda dapat menjawab dan
menyelesaikan tantangan-tantangan yang dihadapi di masa yang akan
datang. Profil pelajar Pancasila, yang diharapkan dimiliki pada setiap
peserta didik Indonesia, perlu diperkuat melalui pendidikan IPA.
Ilmu pengetahuan alam atau sains diartikan sebagai pengetahuan
sistematis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uji coba
yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatuyang
sedang diselidiki, dipelajari, dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2016). Ilmu pengetahuan alam adalah aktivitasintelektual
dan praktis yang di dalamnya meliputi studi sistematis tentang
struktur dan perilaku alam semesta melalui kerja ilmiah. Aktivitas ini
memberi pengalaman belajar untuk memahami cara kerja alam
semesta melalui pendekatan-pendekatan empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan. Pemahaman ini dapat mendorong peserta
didik untuk memecahkan berbagai permasalahan sains yang pada
akhirnya terkait dengan sosial, ekonomi, dan kemanusiaan. Hasil
karya peserta didik akan memberi dampak positif langsung pada
lingkungannya.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) berperan sangat besar dalam kehidupan
peserta didik sehingga mereka dapat menjaga keselamatan diri, orang
lain, dan alam, mencari potensi-potensi yang terpendam dari alam,
baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan sertamembantu
manusia mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah. Di
jenjang SMP/MTs/Program Paket B, ilmu pengetahuan
2. alam menjadi satu mata pelajaran tersendiri agar peserta didik
memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mempelajari topik-topik
dalam bidang keilmuan fisika, kimia, biologi, serta bumi dan
antariksa.
Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah dalam pembelajaran IPA akan
melatih sikap ilmiah diharapkan akan melahirkan kebijaksanaan
dalam diri peserta didik. Sikap ilmiah tersebut antara lain
keingintahuan yang tinggi, berpikir kritis, analitis, terbuka, jujur,
bertanggungjawab, objektif, tidak mudah putus asa, tekun, solutif,
sistematis, dan mampu mengambil kesimpulan yang tepat.
Pencapaian pembelajaran IPA diukur dari seberapa kompeten peserta
didik dalam menggunakan pemahaman sains dan keterampilan
proses (inkuiri; yakni mengamati, mengajukan pertanyaan,
mengajukan hipotesis, memilih dan mengelola informasi,
merencanakan dan melaksanakan kegiatan aksi serta melakukan
refleksi diri), serta mempunyai sikap dan perilaku sehingga peserta
didik dapat berkontribusi positif terhadap pengembangan dan
kelestarian lingkungannya.
B. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
SMP/MTs/Program Paket B
Pelajaran IPA merupakan sarana yang strategis dalam
mengembangkan profil pelajar Pancasila. Dalam kegiatan
pembelajaran IPA, peserta didik akan mempelajari alam semesta
ciptaan Tuhan serta berbagai tantangan yang ada didalamnya. Proses
ini merupakan media Pembelajaran yang sangat strategis dalam
membangun iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
berdampak pada sikap berakhlak mulia.
Melalui proses saintifik maka diharapkan kemampuan peserta didik
untuk bernalar kritis agar mampu memproses dan mengelola
informasi baik kualitatif maupun kuantitatif secara objektif,
membangun keterkaitan antara berbagai informasi, melakukan
analisa, evaluasi, menarik kesimpulan dan menerapkan hal yang
dipelajari dalam situasi baru.
3. Mata pelajaran IPA diharapkan dapat memfasilitasi peserta didik
untuk mandiri dan mampu berkolaborasi dengan orang lain. Selain itu
peserta didik dapat menggali potensi yang dimiliki Indonesia,
mengidentifikasi masalah yang ada di sekitarnya dalam perspektif
global.
Dengan mempelajari IPA secara terpadu, peserta didik
mengembangkan dirinya sesuai dengan profil pelajar Pancasila dan
dapat:
1. mengembangkan ketertarikan dan rasa ingin tahu sehingga
peserta didik terpacu untuk mengkaji fenomena yang ada di
sekitar manusia, memahami bagaimana sistem alam semesta
bekerja dan memberikan dampak timbal-balik bagi kehidupan
manusia;
2. berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan
lingkungan alam, mengelola sumber daya alam dan lingkungan
dengan bijak;
3. mengembangkan keterampilan proses inkuiri untuk
mengidentifikasi, merumuskan hingga menyelesaikan masalah
melalui aksi nyata;
4. memahami persyaratan-persyaratan yang diperlukan peserta
didik untuk menjadi anggota suatu kelompok masyarakat dan
bangsa serta memahami arti menjadi anggota masyarakat bangsa
dan dunia, sehingga dia dapat berkontribusi dalam menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan dirinya dan lingkungan di
sekitarnya; dan
5. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep di
dalam IPA serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
SMP/MTs/Program Paket B
Ilmu pengetahuan (sains) merupakan sebuah sistem pengetahuan
tentang dunia fisik serta fenomena terkait yang memerlukan observasi
tanpa bias serta eksperimentasi yang sistematis (Gregersen, 2020).
Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.
Apa yang diketahui sebagai sebuah kebenaran ilmiah pada masa
4. lampau mungkin mengalami pergeseran pada masa kini ataupun masa
depan. Jadi, ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan perlu terus
dikembangkan untuk mengungkap kebenaran dan memanfaatkannya
untuk kehidupan.
Pendidikan IPA secara terpadu berfokus pada kompetensi penerapan
kaidah penelitian ilmiah dalam proses belajar. Dengan demikian,
diharapkan setelah menguasai IPA, peserta didik memiliki landasan
berpikir dan bertindak yang kokoh yang didasarkan atas pemahaman
kaidah penelitian ilmiah.
Dalam pengajaran sains, terdapat dua pendekatan pedagogis:
pendekatan deduktif dan induktif (Constantinou et.al, 2018). Peran
guru dalam pendekatan deduktif adalah menyajikan suatu konsep
dengan logika terkait dan memberikan contoh penerapannya. Peserta
didik diposisikan sebagai pembelajar pasif, yaitu hanya menerima
materi. Sebaliknya, pendekatan proses inkuiri (yang merupakan
pendekatan induktif), peserta didik diberikan kesempatan yang luas
untuk melakukan observasi, melakukan eksperimen dan dibimbing
oleh guru untuk membangun konsep berdasarkan pengetahuan yang
dimilikinya (Rocard, et.al., 2007).
Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA
dan keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam
kehidupan sehari-hari. Setiap elemen berlaku untuk empat cakupan
konten yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan
perubahannya, serta bumi dan antariksa.
Elemen Deskripsi
Pemahaman IPA Peserta didik memiliki kompetensi berpikir ilmiah
jika peserta didik memiliki pemahaman sains yang
utuh. Kemampuan berpikir akan berdampak
progresif bagi pengembangan ilmu pengetahuan
jika seseorang memiliki pemahaman bidang
keilmuan tertentu. Bernalar kritis dalam
pemahaman cakupan konten merupakan hal yang
diharapkan dari peserta didik. Pemahaman IPA
selalu dapat dikaitkan dengan kemampuan
berpikir tingkat tinggi (HOTS).
Karenanya, dalam mencapai kompetensi itu
peserta didik diharapkan memiliki pemahaman
konsep sains yang sesuai dengan cakupan setiap
konten dan perkembangan jenjang belajar.
5. Elemen Deskripsi
Pemahaman atas cakupan konten yang dibangun
dalam diri peserta didik haruslah menunjukkan
keterkaitan antara biologi, fisika dan kimia.
Akibatnya, peserta didik memahami sains secara
menyeluruh untuk cakupan konten tertentu.
Pemahaman ini meliputi kemampuan berpikir
sistemik, memahami konsep, hubungan antar
konsep, hubungan kausalitas (sebab-akibat) serta
tingkat hierarkis suatu konsep.
Keterampilan proses Dalam profil Pelajar Pancasila, disebutkan bahwa
peserta didik Indonesia yang bernalar kritis
mampu memproses informasi baik kualitatif
maupun kuantitatif secara objektif, membangun
keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi, dan
menyimpulkannya. Dengan memiliki keterampilan
proses yang baik maka profil tersebut dapat
dicapai.
Keterampilan proses adalah sebuah proses
intensional dalam melakukan diagnosa terhadap
situasi, memformulasikan permasalahan,
mengkritisi suatu eksperimen dan menemukan
perbedaan dari alternatif-alternatif yang ada,
mencari opini yang dibangun berdasarkan
informasi yang kurang lengkap, merancang
investigasi, menemukan informasi, menciptakan
model, mendebat rekan sejawat menggunakan
fakta, serta membentuk argumen yang koheren
(Linn, Davis, & Bell 2004). Inkuiri sangat
direkomendasikan sebagai bentuk pendekatan
dalam pengajaran karena hal ini terbukti membuat
peserta didik lebih terlibat dalam pembelajaran
(Anderson, 2002).
Dalam pembelajaran IPA, terdapat dua pendekatan
pedagogis: pendekatan deduktif dan induktif
(Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam
pendekatan deduktif adalah menyajikan suatu
konsep berikut logika terkait dan memberikan
contoh penerapan. Dalam pendekatan ini, peserta
didik diposisikan sebagai pembelajar yang pasif
(hanya menerima materi). Sebaliknya, dalam
pendekatan induktif, peserta didik diberikan
kesempatan yang lebih leluasa untuk melakukan
observasi, melakukan eksperimen dan dibimbing
oleh guru untuk membangun konsep berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki (Rocard, et.al., 2007).
Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki peran
penting dalam pendidikan sains (e.g. Blumenfeld et
al., 1991; Linn, Pea, & Songer, 1994; National
6. Elemen Deskripsi
Research Council, 1996; Rocard et al., 2007). Hal ini
didasarkan pada pengakuan bahwa sains secara
esensial didorong oleh pertanyaan, proses yang
terbuka, kerangka berpikir yang dapat
dipertanggungjawabkan, dan dapat diprediksi.
Oleh karenanya peserta didik perlu mendapatkan
pengalaman personal dalam menerapkan inkuiri
saintifik agar aspek fundamental IPAS ini dapat
membudaya dalam dirinya (Linn, Songer, & Eylon,
1996; NRC, 1996).
Menurut Ash (2000) dan diadopsi dari Murdoch
(2015), sekurang-kurangnya ada enam
keterampilan inkuiri yang perlu dimiliki peserta
didik.
1. Mengamati
Mengamati sebuah fenomena dan peristiwa
merupakan awal dari proses inkuiri yang akan
terus berlanjut ke tahapan berikutnya. Pada
saat melakukan pengamatan, peserta didik
memperhatikan fenomena dan peristiwa
dengan saksama, mencatat, serta
membandingkan informasi yang dikumpulkan
untuk melihat persamaan dan perbedaannya.
Pengamatan bisa dilakukan langsung atau
menggunakan instrumen lain sepertikuisioner,
wawancara.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Peserta didik didorong untuk mengajukan
pertanyaan tentang hal-hal yang ingin
diketahui pada saat melakukan pengamatan.
Pada tahap ini peserta didik juga
menghubungkan pengetahuan yang dimiliki
dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari
sehingga bisa memprediksi apa yang akan
terjadi dengan hukum sebab akibat.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Setelah mempertanyakan dan membuat
prediksi berdasarkan pengetahuan dan
informasi yang dimiliki, peserta didik membuat
rencana dan menyusun langkah-langkah
operasional berdasarkan referensi yang benar.
Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dan
membuktikan prediksi dengan melakukan
penyelidikan. Tahapan ini juga mencakup
identifikasi dan inventarisasi faktor-faktor
operasional baik internal maupun eksternal di
lapangan yang mendukung dan menghambat
kegiatan. Berdasarkan perencanaan tersebut,
peserta didik mengambil data dan melakukan
7. Elemen Deskripsi
serangkaian tindakan yang dapat digunakan
untuk mendapatkan temuan-temuan.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Peserta didik memilih dan mengorganisasikan
informasi yang diperoleh. Ia menafsirkan
informasi yang didapatkan dengan jujur dan
bertanggung jawab. Selanjutnya, menganalisis
menggunakan alat dan metode yang tepat,
menilai relevansi informasi yang ditemukan
dengan mencantumkan referensi rujukan,
serta menyimpulkan hasil penyelidikan.
5. Mengevaluasi dan refleksi
Pada tahapan ini peserta didik menilai apakah
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan
yang direncanakan atau tidak. Pada akhirsiklus
ini, peserta didik juga meninjau kembaliproses
belajar yang dijalani dan hal-hal yang perlu
dipertahankan dan/atau diperbaiki padamasa
yang akan datang. Peserta didik melakukan
refleksi tentang bagaimanapengetahuan baru
yang dimilikinya dapat bermanfaat bagi diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar
dalam perspektif global untuk masa depan
berkelanjutan.
6. Mengomunikasikan hasil
Peserta didik melaporkan hasil secara
terstruktur melalui lisan atau tulisan,
menggunakan bagan, diagram maupun
ilustrasi, serta dikreasikan ke dalam media
digital dan non-digital untuk mendukung
penjelasan. Peserta didik lalu
mengomunikasikan hasil temuannya dengan
mempublikasikan hasil laporan dalam
berbagai media, baik digital dan atau non
digital. Pelaporan dapat dilakukan
berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Keterampilan proses tidak selalu merupakan
urutan langkah, melainkan suatu siklus yang
dinamis yang dapat disesuaikan berdasarkan
perkembangan dan kemampuan peserta didik.
8. D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
SMP/MTs/Program Paket B Fase D (Umumnya untuk kelas VII sampai
IX SMP/MTs/Program Paket B)
Berbekal capaian pembelajaran yang telah diperoleh di fase
sebelumnya, peserta didik mendeskripsikan bagaimana hukum-
hukum alam terjadi pada skala mikro hingga skala makro dan
membentuk sistem yang saling bergantung satu sama lain. Pada fase
ini, peserta didik mengimplementasikan pemahaman terhadap
konsep-konsep yang telah dipelajari untuk membuat keputusan serta
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman IPA Pada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan
klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan
karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat
dan karakteristik zat, membedakan perubahan
fisik dan kimia serta memisahkan campuran
sederhana.
Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan
senyawa sebagai unit terkecil penyusun materi
serta sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk
hidup, mengidentifikasi sistem organisasi
kehidupan serta melakukan analisis untuk
menemukan keterkaitan sistem organ dengan
fungsinya serta kelainan atau gangguan yang
muncul pada sistem organ tertentu (sistem
pencernaan, sistem peredaran darah, sistem
pernafasan dan sistem reproduksi). Peserta didik
mengidentifikasi interaksi antar makhluk hidup
dan lingkungannya, serta dapat merancang upaya-
upaya mencegah dan mengatasi pencemaran dan
perubahan iklim. Peserta didik mengidentifikasi
pewarisan sifat dan penerapan bioteknologi dalam
kehidupan sehari-hari.
Peserta mampu melakukan pengukuran terhadap
aspek fisis yang mereka temui dan memanfaatkan
ragam gerak dan gaya (force), memahami
hubungan konsep usaha dan energi, mengukur
besaran suhu yang diakibatkan oleh energi kalor
yang diberikan, sekaligus dapat membedakan
isolator dan konduktor kalor
Peserta didik memahami gerak, gaya dan tekanan,
termasuk pesawat sederhana. Peserta didik
memahami getaran dan gelombang, pemantulan
dan pembiasan cahaya termasuk alat- alat optik
9. Elemen Capaian Pembelajaran
sederhana yang sering dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari
Peserta didik dapat membuat rangkaian listrik
sederhana, memahami gejala kemagnetan dan
kelistrikan untuk menyelesaikan tantangan atau
masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.
Peserta didik mengelaborasikan pemahamannya
tentang posisi relatif bumi-bulan-matahari dalam
sistem tata surya dan memahami struktur lapisan
bumi untuk menjelaskan fenomena alam yang
terjadi dalam rangka mitigasi bencana.
Peserta didik mengenal pH sebagai ukuran sifat
keasaman suatu zat serta menggunakannya untuk
mengelompokkan materi (asam-basa berdasarkan
pH nya). Dengan pemahaman ini peserta didik
mengenali sifat fisika dan kimia tanah serta
hubungannya dengan organisme serta pelestarian
lingkungan.
Peserta didik memiliki keteguhan dalam
mengambil keputusan yang benar untuk
menghindari zat aditif dan adiktif yang
membahayakan dirinya dan lingkungan.
Keterampilan proses 1. Mengamati
Menggunakan berbagai alat bantu dalam
melakukan pengukuran dan pengamatan.
Memperhatikan detail yang relevan dari objek
yang diamati.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Secara mandiri, peserta didik dapat
mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk
memperjelas hasil pengamatan dan membuat
prediksi tentang penyelidikan ilmiah.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Peserta didik merencanakan dan melakukan
langkah-langkah operasional berdasarkan
referensi yang benar untuk menjawab
pertanyaan. Dalam penyelidikan, peserta didik
menggunakan berbagai jenis variabel untuk
membuktikan prediksi.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik,
dan model serta menjelaskan hasil
pengamatan dan pola atau hubungan pada
data secara digital atau non digital.
Mengumpulkan data dari penyelidikan yang
dilakukannya, menggunakan data sekunder,
serta menggunakan pemahaman sains untuk
10. Elemen Capaian Pembelajaran
mengidentifikasi hubungan dan menarik
kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah.
5. Mengevaluasi dan refleksi
Mengevaluasi kesimpulan melalui
perbandingan dengan teori yang ada.
Menunjukkan kelebihan dan kekurangan
proses penyelidikan dan efeknya pada data.
Menunjukkan permasalahan pada metodologi.
6. Mengomunikasikan hasil
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara
utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa
serta konvensi sains yang sesuai konteks
penyelidikan. Menunjukkan pola berpikir
sistematis sesuai format yang ditentukan.