Dokumen tersebut merupakan rancangan satuan acara penyuluhan mengenai Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang mencakup tujuan, subpokok bahasan, media, kegiatan, evaluasi, sumber, dan materi penyuluhan tentang ISPA seperti pengertian, klasifikasi, penyebab, gejala, penularan, pencegahan dan penanganannya.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang merupakan penyakit umum yang diderita masyarakat. ISPA dapat menyerang bagian atas maupun bawah saluran pernapasan dan sering terjadi pada anak-anak. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, penyebab, gejala, tanda bahaya, perawatan di rumah, dan pencegahan ISPA.
Dokumen ini membahas tentang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak, termasuk penyebabnya (virus dan faktor lingkungan), gejalanya (batuk pilek dan sesak napas), penanganannya (istirahat, obat penurun panas, makanan bergizi), dan pencegahannya (imunisasi, kebersihan, hindari asap rokok).
Dokumen ini membahas tentang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak, termasuk penyebabnya (virus dan faktor lingkungan), gejalanya (batuk pilek dan sesak napas), penanganannya (istirahat, obat penurun panas, makanan bergizi), dan pencegahannya (kebersihan, imunisasi, menjauhkan anak dari penderita).
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan efusi pleura yang merupakan komplikasi dari pneumonia. Pneumonia disebabkan oleh infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan.
2. Pneumonia dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebab dan area paru yang terkena. Gejalanya antara lain demam, batuk, dan nafas cepat. Patofisiologinya adalah infeksi yang menyebabkan peradangan
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai dengan batuk dan pilek, yang dapat disertai sesak nafas atau nafas cepat. Ada dua jenis ISPA yaitu non pneumonia dan pneumonia. Pneumonia dapat berbahaya jika tidak ditangani dan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan, memberikan makanan bergizi, dan imunisasi yang lengkap. Anak dengan gejala ISPA non pneumonia dapat dirawat di rumah, sedangkan yang mengalami
1. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang umumnya disebabkan oleh bakteri dan virus, dan menyerang anak-anak terutama yang berusia di bawah 2 tahun.
2. Gejala ISPA antara lain batuk, pilek, demam, dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Faktor risiko penularan meliputi usia, status gizi dan imunisasi, serta lingkungan yang lembab.
3. Diagnosis ISPA didasarkan pada pemeriksaan fisik se
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), gejala, penyebab, dan cara pencegahannya. ISPA dibedakan menjadi non pneumonia dan pneumonia, di mana pneumonia ditandai dengan gejala batuk dan pilek disertai sesak nafas atau nafas cepat. Pneumonia berat dapat mengancam jiwa jika tidak segera diobati. Pencegahan melalui pola hidup sehat dan imunisasi
Pneumonia pada anak merupakan infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Dokumen ini membahas identitas pasien, keluhan utama berupa sesak nafas, riwayat penyakit dan pengobatan, hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium, diagnosis pneumonia, serta penatalaksanaan yang diberikan seperti obat-obatan dan edukasi kesehatan.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)Alivia Salma
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang pengertian, gejala, pencegahan, dan pengobatan infeksi saluran pernafasan atau ISPA. ISPA dapat ditularkan melalui udara yang mengandung kuman dan dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri dan virus. Gejalanya bervariasi dari ringan hingga berat, termasuk demam, batuk, dan nafas pendek. Pencegahannya meliputi pola hidup sehat dan menjaga kebersihan ling
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). ISPA merupakan masalah kesehatan penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi. Dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep dasar, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan ISPA pada anak.
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai dengan gejala batuk, pilek, dan sesak nafas. ISPA dapat berupa non pneumonia tanpa sesak nafas atau pneumonia dengan sesak nafas atau nafas cepat. Pneumonia dapat berbahaya jika tidak ditangani dan perlu perawatan medis, sedangkan non pneumonia dapat dirawat di rumah dengan istirahat, makan bergizi, minum cairan, dan penurun panas. Pencegahan ISPA pent
1. ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai dengan masuknya kuman penyakit ke tubuh dan berkembang biak menimbulkan penyakit pada saluran pernafasan dari hidung hingga paru-paru yang berlangsung kurang dari 14 hari.
2. ISPA dibedakan menjadi non pneumonia yang ditandai batuk dan pilek tanpa sesak nafas, dan pneumonia yang ditandai batuk dan pilek disertai sesak nafas atau nafas cepat
1. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang umumnya disebabkan oleh bakteri dan virus, dan menyerang anak-anak terutama yang berusia di bawah 2 tahun.
2. Gejala ISPA antara lain batuk, pilek, demam, dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Faktor risiko penularan meliputi usia, status gizi dan imunisasi, serta lingkungan yang lembab.
3. Diagnosis ISPA didasarkan pada pemeriksaan fisik se
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), gejala, penyebab, dan cara pencegahannya. ISPA dibedakan menjadi non pneumonia dan pneumonia, di mana pneumonia ditandai dengan gejala batuk dan pilek disertai sesak nafas atau nafas cepat. Pneumonia berat dapat mengancam jiwa jika tidak segera diobati. Pencegahan melalui pola hidup sehat dan imunisasi
Pneumonia pada anak merupakan infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Dokumen ini membahas identitas pasien, keluhan utama berupa sesak nafas, riwayat penyakit dan pengobatan, hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium, diagnosis pneumonia, serta penatalaksanaan yang diberikan seperti obat-obatan dan edukasi kesehatan.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)Alivia Salma
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang pengertian, gejala, pencegahan, dan pengobatan infeksi saluran pernafasan atau ISPA. ISPA dapat ditularkan melalui udara yang mengandung kuman dan dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri dan virus. Gejalanya bervariasi dari ringan hingga berat, termasuk demam, batuk, dan nafas pendek. Pencegahannya meliputi pola hidup sehat dan menjaga kebersihan ling
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). ISPA merupakan masalah kesehatan penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi. Dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep dasar, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan ISPA pada anak.
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai dengan gejala batuk, pilek, dan sesak nafas. ISPA dapat berupa non pneumonia tanpa sesak nafas atau pneumonia dengan sesak nafas atau nafas cepat. Pneumonia dapat berbahaya jika tidak ditangani dan perlu perawatan medis, sedangkan non pneumonia dapat dirawat di rumah dengan istirahat, makan bergizi, minum cairan, dan penurun panas. Pencegahan ISPA pent
1. ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai dengan masuknya kuman penyakit ke tubuh dan berkembang biak menimbulkan penyakit pada saluran pernafasan dari hidung hingga paru-paru yang berlangsung kurang dari 14 hari.
2. ISPA dibedakan menjadi non pneumonia yang ditandai batuk dan pilek tanpa sesak nafas, dan pneumonia yang ditandai batuk dan pilek disertai sesak nafas atau nafas cepat
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasDadang Solihin
油
Sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yaitu Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan, kajian ini menekankan pentingnya membangun Indonesia yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan di tahun 2045. Dalam konteks itu, optimalisasi angkatan kerja dan pemanfaatan bonus demografi menjadi faktor krusial untuk mencapai visi tersebut.
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information SystemAinul Yaqin
油
Penelitian mengenai "Analisis Model Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Pendukung Keputusan dalam Lingkungan Bisnis Dinamis" menyoroti bagaimana teknologi Decision Support Systems (DSS) berperan dalam mendukung pengambilan keputusan yang efektif di lingkungan bisnis yang berubah cepat. Dengan memanfaatkan teknik pemodelan dan analisis, DSS dapat membantu organisasi mengidentifikasi peluang serta mengelola risiko secara lebih optimal. Sementara itu, "Analisis Peran Sistem Pendukung Keputusan dalam Pengelolaan Risiko dan Perencanaan Strategis Perusahaan" meneliti bagaimana DSS berkontribusi dalam mengelola ketidakpastian bisnis melalui pendekatan berbasis data.
Dalam ranah Business Intelligence, penelitian "Pemanfaatan Business Intelligence untuk Menganalisis Perilaku Konsumen dalam Industri E-Commerce" membahas bagaimana BI digunakan untuk memahami pola belanja konsumen, memungkinkan personalisasi layanan, serta meningkatkan retensi pelanggan. Selain itu, "Integrasi Business Intelligence dan Machine Learning dalam Meningkatkan Efisiensi Operasional Perusahaan" mengeksplorasi sinergi antara BI dan Machine Learning dalam mengoptimalkan pengambilan keputusan berbasis prediksi dan otomatisasi.
Di sektor industri manufaktur, penelitian "Peran Algoritma Genetik dalam Optimasi Pengambilan Keputusan pada Industri Manufaktur" menyoroti bagaimana Genetic Algorithm digunakan untuk mengoptimalkan produksi, mengurangi biaya operasional, serta meningkatkan efisiensi rantai pasok. Sejalan dengan itu, penelitian "Analisis Efektivitas Artificial Neural Networks dalam Prediksi Risiko Kredit Perbankan" mengevaluasi penggunaan Artificial Neural Networks (ANN) dalam memitigasi risiko kredit melalui model prediksi yang lebih akurat dibandingkan metode tradisional.
Dalam ranah kolaborasi organisasi dan manajemen pengetahuan, penelitian "Analisis Efektivitas Group Support Systems dalam Meningkatkan Kolaborasi dan Pengambilan Keputusan Organisasi" membahas bagaimana teknologi Group Support Systems (GSS) dapat meningkatkan efektivitas kerja tim dan proses pengambilan keputusan bersama. Selain itu, "Analisis Faktor Keberhasilan Knowledge Management System dalam Organisasi Berbasis Teknologi" berfokus pada faktor-faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan implementasi Knowledge Management Systems (KMS) dalam organisasi berbasis teknologi, termasuk peran budaya organisasi, adopsi teknologi, dan keterlibatan pengguna.
Pada bidang kecerdasan buatan dan sistem pendukung keputusan berbasis AI, penelitian "Evaluasi Kinerja Sistem Pakar dalam Mendukung Pengambilan Keputusan di Sektor Keuangan" mengeksplorasi efektivitas sistem pakar dalam meningkatkan keakuratan keputusan finansial, sementara "Implementasi Intelligent Agents dalam Meningkatkan Efisiensi Operasional pada E-Commerce" membahas bagaimana agen cerdas dapat mengotomatisasi proses bisnis, meningkatkan pengalaman pelanggan, serta mempercepat pengambilan keputusan strategis.
RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025ROBIATUL29
油
adoc.pub_satuan-acara-penyuluhan-sap-.docx
1. 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )
Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Sasaran :
1. Umum : Keluarga pasien ISPA
2. Khusus: Pasien ISPA
Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014
Waktu : Pukul 9.30 10.00 WIB
Alokasi Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Keluarga Tn. S
Penyuluh : Eka Ayu Fatmawati
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan tentang pengertian ISPA, penyebab,
tanda dan gejala, pencegahan, penanganan ISPA, pasien diharapkan dapat
memahami tentang penyakit ISPA dan cara penanganannya.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan 1x 30 menit, keluarga mampu:
o Menjelaskan pengertian ISPA
o Menyebutkan penyebab ISPA
o Menyebutkan tanda dan gejala ISPA
o Menjelaskan pencegahan ISPA
o Menjelaskan penanganan ISPA
B. Sub-Pokok Bahasan Penyuluhan
o Pengertian ISPA
o Penyebab ISPA
o Tanda dan gejala ISPA
2. 2
o Pencegahan ISPA
o Pengobatan ISPA
C. Media
o Lembar balik pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, dan
penanganan ISPA.
o Leaflet pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, dan
penanganan ISPA.
D. Rancangan Tempat
Ket:
1: Penyuluh
2: Anggota Keluarga 1
3: Anggota Keluarga 2
4: Anggota Keluarga 3
5: Meja
E. Kegiatan penyuluhan
No Tahap
Kegiatan
Kegiatan Penyuluh Respon
Estimasi
Waktu
Metode
1 Pendahuluan
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
umum
4. Kontrak waktu
1.menjawab salam
2. memperhatikan
3. memperhatikan
4. memperhatikan
5 menit ceramah
2 Penyampaian
materi
Penyampaian materi
1. Materi
1. Memperhatikan
penjelasan dan
mencermati materi
15 menit
5
2,
3,
4.
1
3. 3
a. Menjelaskan
pengertian dan
klasifikasi ISPA
b. Menjelaskan
penyebab ISPA
c. Menjelaskan tanda
dan gejala ISPA
d. Menjelaskan
pencegahan ISPA
e. Menjelaskan
penanganan ISPA
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
peserta
2. Bertanya
3. Memperhatikan
jawaban
Ceramah
&
Tanya
jawab
3 Penutup
Penutup
a. Menyimpulkan hasil
penyuluhan
b. Mengahiri dengan
salam
a. Memperhatikan
b. Menjawab salam
10 menit ceramah
F. Evaluasi
Aspek Waktu Metode Alat Evaluator
Kognitif
Afektif
Setelah materi
selesai
Wawancara
Daftar
pertanyaan
Tim penyaji
4. 4
Daftar pertanyaan
1. Jelaskan pengertian ISPA!
2. Sebutkan beberapa penyebab ISPA!
3. Sebutkan tanda dan gejala ISPA!
4. Bagaimana pencegahan ISPA!
5. Jelaskan penanganan ISPA!
G. Sumber
Meadow,Sir Roy dan Simen. 2002. LectusNotes: Pediatrika. Jakarta:
PT.Gelora Aksara Pratama.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. Jakarta: EGC.
Notoadmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta ;EGC.
Karel, Meila S. 2005. Menjadi Dokter Anak di rumah. Jakarta: Puspa
Swara.
H. Materi (Lampiran)
1. Pengertian
ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada
anak-anak dengan gejala batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut
muncul secara bersamaan (Meadow, Sir Roy, 2002: 153).
ISPA (lnfeksi Saluran Pernafasan Akut) yang diadaptasi dari bahasa
Inggris Acute Respiratory Infection (ARl) mempunyai pengertian sebagai
berikut:
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikoorganisme kedalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alfeoli
beserta organ adneksa seperti simrs-sinus, rongga tengah dan pleura
ISPA secara anatomis mencakup saluran pemafasan bagian atas.
Infeksi akut adalah infeksi yang berlansung sampai 14 hari. Batas 14
hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
5. 5
penyakit yang digolongkan ISPA. Proses ini dapat berlangsung dari 14
hari (Suryana, 2005:57).
2. Klasifikasi
Klasifikasi ISPA berdasarkan hasil pemeriksaan dibedakan menjadi
dua golongan yaitu golongan umur dibawah 2 bulan, dan golongan umur 2
bulan sampai 5 tahun.
a. Golongan umur dibawah 2 bulan
o Pneumonia
Yang dimaksud pneumonia jika dalam pemeriksaan fisik
terdapat adanya tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau
frekuensi napas cepat (frekuensi pernafasan 60 kali permenit atau
lebih).
o Bukan Pneumonia
Yang dimaksud bukan pneumonia jika ditemukan penyakit batuk
pilek biasa, dan tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada
bagian bawah atau tidak ditemukan napas cepat (frekuensi
pernafasan kurang dari 60 kali permenit).
b. Golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun
o Pneumonia
Yang dimaksud pneumonia jika dalam pemeriksaan fisik
ditemukan nafas cepat dengan frekuensi pernafasan 50 kali per
menit atau lebih (usia 2 12 bulan), atau frekuensi pernafasan 40
kali per menit atau lebih (untuk usia 1 5 tahun).
o Pneumonia Berat
Yang dimaksud pneumonia berat jika ditemukan sesak nafas
dalam pemeriksaan fisik dan saat inspirasi adanya tarikan dinding
dada bagian bawah. Namun saat dilakukan pemeriksaan anak harus
dalam keadaan tenang, dan tidak menangis.
6. 6
o Bukan Pneumonia
Yang dimaksud bukan pneumonia adalah jika tidak ada napas
cepat, dan tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah, jadi
penderita hanya mengalami batuk pilek biasa.
3. Etiologi
Virus dan bakteri
Seperti virus influeuza sterptococcus, shapilococcus,
haemopilus influenzae.
Alergen spesifik
Alergi yang disebabkan oleh debu asap dan udara dingin atau
panas .
Perubahan cuaca dan lingkungan
Kondisi cuaca yang tidak baik seperti peralihan suhu panas ke
hujan dan lingkungan yang tidak bersih atau tercemar.
Aktifitas
Kondisi dimana anak memiliki kegiatan yang banyak tanpa
memperhatikan kondisi tubuh atau daya tahan tubuh yang dapat
menyebabkan anak-anak menderita ISPA.
Asupan gizi yang kurang.
4. Tanda dan Gejala
Gejala dari ISPA Ringan
Seseorang dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu
atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
a. Batuk
b. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara
(misalnya pada waktu berbicara atau menangis)
c. Pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung
d. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37oC
7. 7
Gejala dari ISPA Sedang
Seseorang dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala
dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
a. Pernafasan cepat (fast breating) sesuai umur yaitu: untuk
kelompok umur kurang dari 2 bulan frekuensi nafas 60 kali per
menit atau lebih dan kelompok umur 2 bulan sampai kurang dari 5
tahun : frekuensi nafas 50 kali atau lebih untuk umur 2 sampai
kurang dari 12 bulan dan 40 kali per menit atau lebih pada umur 12
bulan sampai kurang dari 5 tahun.
b. Suhu lebih dari 39 O C (diukur dengan termometer)
c. Tenggorokan berwarna merah
d. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak
e. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
f. Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)
Gejala dari ISPA Berat
Seseorang dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejal-
gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-
gejala sebagai berikut :
a. Bibir atau kulit membiru
b. Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
c. Pernafasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah
d. Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernafas
e. Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
f. Tenggorokan berwarna merah
5. Penularan
Penularan ISPA terutama melalui droplet (percikan air liur) yang
keluar saat penderita bersin, batuk, udara pernapasan yang mengandung
kuman yang terhirup oleh orang sehat. Penularan juga dapat terjadi melalui
8. 8
kontak atau kontaminasi tangan oleh sekret saluran pernapasan, hidung, dan
mulut penderita.
6. Pencegahan
Kegiatan atau jenis-jenis yang dapal dilakukan dalam mencegah
terjadinya penyakit ISPA pada anak antara lain :
a. Perbaikan peningkatan gizi
Penyusunan atau pengaturan menu
Cara pengolahan makanan
Variasi menu
b. Perbaikan dan santasi lingkungan
c. Pemeliharaan Kesehatan perorangan
d. Tindakan pencegahan pada bayi:
Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan terhadap
penyakit tertentu.
Perbanyak ASI eksklusif
Jauhkan dari penderita ISPA
7. Penanganan
Perawatan ISPA di rumah
a. Memberi makan
Pemberian makanan yang cukup dan bergizi untuk menghindari
penurunan berat badan yang akan rnengakibatkan malnutrisi. Berikan
makan sedikit-sedikit tapi sering dari biasanya, lebih-lebih jika anak
muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu juga tetap diberikan.
b. Pemberian cairan atau minuman
Anak dengan infeksi saluran pernafasan dapat kehilangan cairan
lebih banyak dari biasanya terutama bila demam, menambah pemberian
minum atau cairan untuk menghindari dehidrasi. Dehidrasi akan
melemahkan anak dan dapat memperberat penyakitnya, pemberian
cairan akan membantu mengencerkan dahak,
c. Menjaga kelancaran pernafasan
9. 9
Menjaga kelancaran pernafasan dengan cara mengajarkan anak
agar bila ia batuk lendirnya dikeluarkan.
d. Bersihkan hidung
Membersihkan hidung dengan memakai kain bersih yang lunak
untuk membersihkan lubang hidung,jika hidung tersumbat karena ingus
yang telah mengering, tetesilah dengan air garam untuk membasahinya.
e. Mengatasi panas
Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun, demam diatasi dengan
paracetamol dan atau dengan kompres (bayi dibawah 2 bulan dengan
demam harus segera dirujuk). Pemberian kompres dengan cara:
gunakan kain bersih celupkan pada air (air hangat kuku) peras
seperlunya, kemudian letakkan diatas dahi anak, lipat paha, lipat ketiak,
ulangi bila kan sudah dingin.
f. Istirahat
Berikan istirahat yang cukup karena dengan istirahat gejala bisa
berkurang.
g. Berikan obat batuk herbal
Jeruk nipis 遜 sendok teh dicampur dengan kecap atau madu 遜
sendok teh , diminum tiga kali sehari.
Mengamati tanda-tanda bahaya yang mungkin timbul seperti sesak nafas,
nafas cepat, anak tidak mampu minum, suhu tubuh tinggi, bila terjadi segera
bawa anak ke pelayanan kesehatan agar komplikasi tidak terjadi.