Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang merupakan penyakit umum yang diderita masyarakat. ISPA dapat menyerang bagian atas maupun bawah saluran pernapasan dan sering terjadi pada anak-anak. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, penyebab, gejala, tanda bahaya, perawatan di rumah, dan pencegahan ISPA.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). ISPA adalah infeksi akut yang menyerang saluran napas dari hidung hingga paru-paru dan disebabkan oleh bakteri dan virus. Faktor penyebab ISPA antara lain usia, gizi, lingkungan, dan status kekebalan tubuh. ISPA dibedakan menjadi pneumonia berat, pneumonia, dan bukan pneumonia berdasarkan gejala dan pemeriksaan. Pencegahannya meliputi g
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)Alivia Salma
?
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang pengertian, gejala, pencegahan, dan pengobatan infeksi saluran pernafasan atau ISPA. ISPA dapat ditularkan melalui udara yang mengandung kuman dan dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri dan virus. Gejalanya bervariasi dari ringan hingga berat, termasuk demam, batuk, dan nafas pendek. Pencegahannya meliputi pola hidup sehat dan menjaga kebersihan ling
Dokumen ini membahas tentang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak, termasuk penyebabnya (virus dan faktor lingkungan), gejalanya (batuk pilek dan sesak napas), penanganannya (istirahat, obat penurun panas, makanan bergizi), dan pencegahannya (kebersihan, imunisasi, menjauhkan anak dari penderita).
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai dengan batuk dan pilek, yang dapat disertai sesak nafas atau nafas cepat. Ada dua jenis ISPA yaitu non pneumonia dan pneumonia. Pneumonia dapat berbahaya jika tidak ditangani dan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan, memberikan makanan bergizi, dan imunisasi yang lengkap. Anak dengan gejala ISPA non pneumonia dapat dirawat di rumah, sedangkan yang mengalami
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh bakteri atau virus dan menyerang anak usia 2 bulan hingga 5 tahun. Gejalanya berupa batuk, kesulitan bernafas, demam, dan kehilangan nafsu makan. Bahaya ISPA jika tidak diobati adalah anak tidak bisa minum, kejang, dan berat badan menurun. Penanganannya dengan memberi obat demam, obat batuk tradisional, menjaga kebersihan, dan se
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) adalah infeksi pada saluran pernafasan bagian atas dan bawah. Dokumen ini memberikan informasi tentang gejala ISPA ringan, sedang dan berat serta upaya pencegahannya seperti imunisasi dan menjaga lingkungan tetap bersih. Jika mengalami gejala ISPA segeralah periksakan diri ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.
Dokumen ini membahas tentang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak, termasuk penyebabnya (virus dan faktor lingkungan), gejalanya (batuk pilek dan sesak napas), penanganannya (istirahat, obat penurun panas, makanan bergizi), dan pencegahannya (imunisasi, kebersihan, hindari asap rokok).
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), gejala, penyebab, dan cara pencegahannya. ISPA dibedakan menjadi non pneumonia dan pneumonia, di mana pneumonia ditandai dengan gejala batuk dan pilek disertai sesak nafas atau nafas cepat. Pneumonia berat dapat mengancam jiwa jika tidak segera diobati. Pencegahan melalui pola hidup sehat dan imunisasi
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada anak, termasuk gejala, pengobatan, dan pencegahannya. ISPA dapat disebabkan oleh virus atau bakteri dan sering terjadi pada anak yang kekurangan gizi atau tinggal di lingkungan yang kurang bersih. Gejala ringannya adalah demam, batuk dan pilek, sementara gejala bahaya meliputi kesulitan minum dan pernafasan. Peng
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah penyakit pernafasan mendadak yang ditandai dengan batuk dan pilek. Penyebabnya antara lain virus Haemofilus Influenza dan lingkungan yang tidak sehat. Gejalanya meliputi batuk, pilek, dan demam. Pencegahan meliputi gizi yang baik, hindari kontak dengan penderita, dan lingkungan yang bersih dan ventilasi yang baik.
ISPA adalah penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh virus dan dapat menyebabkan berbagai gejala mulai dari batuk ringan hingga sesak napas berat. Penyebab lainnya adalah tertular dari orang lain, gizi yang kurang, dan lingkungan yang kurang sehat. ISPA dapat diatasi dengan istirahat, menjaga kebersihan, mengkonsumsi makanan bergizi, serta perawatan medis jika gejalanya berat
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai dengan batuk dan pilek, yang dapat disertai sesak nafas atau nafas cepat. Ada dua jenis ISPA yaitu non pneumonia dan pneumonia. Pneumonia dapat berbahaya jika tidak ditangani dan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan, memberikan makanan bergizi, dan imunisasi yang lengkap. Anak dengan gejala ISPA non pneumonia dapat dirawat di rumah, sedangkan yang mengalami
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh bakteri atau virus dan menyerang anak usia 2 bulan hingga 5 tahun. Gejalanya berupa batuk, kesulitan bernafas, demam, dan kehilangan nafsu makan. Bahaya ISPA jika tidak diobati adalah anak tidak bisa minum, kejang, dan berat badan menurun. Penanganannya dengan memberi obat demam, obat batuk tradisional, menjaga kebersihan, dan se
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) adalah infeksi pada saluran pernafasan bagian atas dan bawah. Dokumen ini memberikan informasi tentang gejala ISPA ringan, sedang dan berat serta upaya pencegahannya seperti imunisasi dan menjaga lingkungan tetap bersih. Jika mengalami gejala ISPA segeralah periksakan diri ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.
Dokumen ini membahas tentang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak, termasuk penyebabnya (virus dan faktor lingkungan), gejalanya (batuk pilek dan sesak napas), penanganannya (istirahat, obat penurun panas, makanan bergizi), dan pencegahannya (imunisasi, kebersihan, hindari asap rokok).
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), gejala, penyebab, dan cara pencegahannya. ISPA dibedakan menjadi non pneumonia dan pneumonia, di mana pneumonia ditandai dengan gejala batuk dan pilek disertai sesak nafas atau nafas cepat. Pneumonia berat dapat mengancam jiwa jika tidak segera diobati. Pencegahan melalui pola hidup sehat dan imunisasi
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada anak, termasuk gejala, pengobatan, dan pencegahannya. ISPA dapat disebabkan oleh virus atau bakteri dan sering terjadi pada anak yang kekurangan gizi atau tinggal di lingkungan yang kurang bersih. Gejala ringannya adalah demam, batuk dan pilek, sementara gejala bahaya meliputi kesulitan minum dan pernafasan. Peng
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah penyakit pernafasan mendadak yang ditandai dengan batuk dan pilek. Penyebabnya antara lain virus Haemofilus Influenza dan lingkungan yang tidak sehat. Gejalanya meliputi batuk, pilek, dan demam. Pencegahan meliputi gizi yang baik, hindari kontak dengan penderita, dan lingkungan yang bersih dan ventilasi yang baik.
ISPA adalah penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh virus dan dapat menyebabkan berbagai gejala mulai dari batuk ringan hingga sesak napas berat. Penyebab lainnya adalah tertular dari orang lain, gizi yang kurang, dan lingkungan yang kurang sehat. ISPA dapat diatasi dengan istirahat, menjaga kebersihan, mengkonsumsi makanan bergizi, serta perawatan medis jika gejalanya berat
This document is a six page question paper for a B.Tech third semester pre-university examination in Network Analysis & Synthesis. It contains 5 questions with multiple parts each. Students are instructed to attempt all questions. The questions cover topics like graph theory, network analysis techniques like superposition theorem, Millman's theorem and Thevenin's theorem, network parameters, driving point impedance/admittance functions, positive real functions, and Bode plots. Diagrams of electrical circuits and graphs are provided with some questions.
The document discusses several algorithms used for medical image compression. It describes the JPEG algorithm which uses discrete cosine transformation and is widely used. It also covers region of interest compression which focuses on important areas. Finally, it examines embedded zerotree wavelet compression and proposes a new unit embedded zerotree wavelet algorithm to improve on existing methods by reducing the number of nodes checked in the wavelet tree structure.
Dokumen tersebut merupakan rancangan satuan acara penyuluhan mengenai Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang mencakup tujuan, subpokok bahasan, media, kegiatan, evaluasi, sumber, dan materi penyuluhan tentang ISPA seperti pengertian, klasifikasi, penyebab, gejala, penularan, pencegahan dan penanganannya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan efusi pleura yang merupakan komplikasi dari pneumonia. Pneumonia disebabkan oleh infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan.
2. Pneumonia dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebab dan area paru yang terkena. Gejalanya antara lain demam, batuk, dan nafas cepat. Patofisiologinya adalah infeksi yang menyebabkan peradangan
1. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang umumnya disebabkan oleh bakteri dan virus, dan menyerang anak-anak terutama yang berusia di bawah 2 tahun.
2. Gejala ISPA antara lain batuk, pilek, demam, dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Faktor risiko penularan meliputi usia, status gizi dan imunisasi, serta lingkungan yang lembab.
3. Diagnosis ISPA didasarkan pada pemeriksaan fisik se
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). ISPA merupakan masalah kesehatan penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi. Dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep dasar, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan ISPA pada anak.
Daftar nama 10 siswa beserta nomor induk masing-masing, definisi anak dan remaja, daftar 10 penyakit umum pada anak beserta penjelasan singkat tentang cacar air dan diare, serta beberapa faktor risiko penyakit-penyakit tersebut.
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai dengan gejala batuk, pilek, dan sesak nafas. ISPA dapat berupa non pneumonia tanpa sesak nafas atau pneumonia dengan sesak nafas atau nafas cepat. Pneumonia dapat berbahaya jika tidak ditangani dan perlu perawatan medis, sedangkan non pneumonia dapat dirawat di rumah dengan istirahat, makan bergizi, minum cairan, dan penurun panas. Pencegahan ISPA pent
1. ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai dengan masuknya kuman penyakit ke tubuh dan berkembang biak menimbulkan penyakit pada saluran pernafasan dari hidung hingga paru-paru yang berlangsung kurang dari 14 hari.
2. ISPA dibedakan menjadi non pneumonia yang ditandai batuk dan pilek tanpa sesak nafas, dan pneumonia yang ditandai batuk dan pilek disertai sesak nafas atau nafas cepat
1. PENDAHULUAN
Salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Akut). Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti
batuk-pilek, disebabkan oleh virus, dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Infeksi
saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua
golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan
tubuh anak masih rendah. Kejadian penyakit batuk-pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3
sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk-pilek
sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.
ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia (radang paru-paru) sering terjadi pada anak-anak
terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak
sehat. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang,
beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak
tersedianya atau malah berlebihannya pemakaian antibiotik.
Hingga saat ini angka kematian akibat ISPA yang berat masih sangat tinggi. Kematian seringkali
disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan parah/lanjut dan sering disertai
penyulit-penyulit dan kurang gizi.
DEFINISI
2. ISPA sering disalah-artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar, ISPA
merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, yang meliputi saluran pernapasan
bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Penyakit infeksi akut yang menyerang salah
satu atau lebih bagian dari saluran napas mulai dari hidung (saluran bagian atas) hingga jaringan
di dalam paru-paru (saluran bagian bawah).
Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni ¡®infeksi¡¯, ¡®saluran pernapasan¡¯, dan ¡®akut¡¯, dimana
pengertiannya adalah sebagai berikut :
1. Infeksi
Adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak
sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran pernapasan
Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung
paru (alveoli), beserta organ-organ di sekitarnya.
3. Infeksi Akut
Adalah Infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari ( ? 14 hari ). Batas 14 hari diambil
untuk menunjukkan proses akut.
PENYEBAB & PENCETUS ISPA
Saluran pernapasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh membran mukosa bersilia (silia =
rambut-rambut halus). Udara yang masuk melalui rongga hidung disaring, dihangatkan dan
dilembabkan. Partikel debu yang kasar dapat disaring oleh rambut yang terdapat dalam hidung,
sedangkan partikel debu yang halus akan terjerat dalam lapisan mukosa. Gerakan silia
mendorong lapisan mukosa ke posterior/belakang ke rongga hidung dan ke arah superior/atas
menuju faring.
Secara umum, efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan
pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat
membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan
meningkat sehingga menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh
bakteri di saluran pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas
3. sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan,
hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.
Menurut WHO (World Health Organization = organisasi kesehatan dunia), pengeluaran lendir
atau gejala pilek terjadi pada penyakit flu ringan disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis
rhinovirus dan/atau coronavirus. Penyakit ini dapat disertai demam pada anak selama beberapa
jam sampai tiga hari. Sedangkan pencemaran udara diduga menjadi pencetus infeksi virus pada
saluran napas bagian atas.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung
kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya.
KLASIFIKASI ISPA
Program Pemberantasan Penyakit ISPA (P2 ISPA) membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan
yaitu pneumonia (radang paru-paru) dan yang bukan pneumonia.
Pneumonia dibagi lagi atas derajat beratnya penyakit, yaitu pneumonia berat dan pneumonia
tidak berat.
Penyakit batuk-pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas
lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas
bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman
Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik
penisilin.
4. Berikut ini adalah klasifikasi ISPA berdasarkan P2 ISPA :
PNEUMONIA : ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
PNEUMONIA BERAT : ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada ke dalam.
BUKAN PNEUMONIA : ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam,
tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.
TANDA-TANDA BAHAYA
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala-
gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan
bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal.
Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit
dengan mortalitas yang lebih tinggi. Maka, perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi
lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam
kegagalan pernapasan.
5. Berikut ini adalah tanda bahaya yang perlu diwaspadai pada seorang penderita ISPA :
Tanda-tanda bahaya secara umum :
- Pada sistem pernafasan : napas cepat dan tak teratur, retraksi/tertariknya kulit ke dalam
dinding dada, napas cuping hidung, sesak, kulit wajah kebiruan, suara napas lemah atau hilang,
mengi, suara nafas seperti ada cairannya sehingga terdengar keras
- Pada sistem peredaran darah dan jantung : denyut jantung cepat dan lemah, tekanan
darah tinggi, tekanan darah rendah dan gagal jantung.
- Pada sistem saraf : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, kejang, dan koma.
- Gangguan umum : letih dan berkeringat banyak.
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun : tidak bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor/mendengkur, dan gizi buruk.
Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan : kurang bisa minum
(kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa
diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam, dan dingin.
Bila ditemukan satu atau lebih tanda-tanda tersebut,
SEGERA bawa penderita ke pusat pelayanan kesehatan !
PERAWATAN PENDERITA ISPA DI RUMAH
I. Mengatasi panas (demam)
Untuk orang dewasa, diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol.
Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun, demam diatasi dengan memberikan parasetamol
dan dengan kompres.
- Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet
dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan.
- Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air biasa (tidak
perlu air es).
6. Bayi di bawah 2 bulan dengan demam sebaiknya segera dibawa ke pusat pelayanan
kesehatan.
II. Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman, yaitu ramuan tradisional berupa jeruk nipis ?
sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ? sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
Dapat digunakan obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti
kodein, dekstrometorfan, dan antihistamin.
III. Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering
dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.
Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
IV. Pemberian minuman
Kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita. Usahakan pemberian cairan (air
putih, air buah, dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan
dahak dan mencegah kekurangan cairan.
V. Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih
pada anak dengan demam ¨¤ menghambat keluarnya panas.
Jika pilek, bersihkan hidung untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi
yang lebih parah.
Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat, yaitu yang berventilasi cukup, dengan
pencahayaan yang memadai, dan tidak berasap.
Apabila selama perawatan dirumah keadaan memburuk, maka dianjurkan untuk membawa
ke dokter.
Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, obat yang diperoleh tersebut harus
diberikan dengan benar sampai habis.
Dan untuk penderita yang tidak mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari
kembali ke dokter untuk pemeriksaan ulang.
7. PENCEGAHAN
Pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan :
Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
Imunisasi.
Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
Mencegah kontak dengan penderita ISPA.
SEKIAN. SEMOGA BERMANFAAT¡ (^_^)