ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Sistem Endokrin
By:
Rolyn F. Djamanmona,S.ST,M.Tr.Kep
Pengertian
Sistem endokrin merupakan jaringan
kelenjar dan organ yang memiliki
peran penting dalam mengatur
banyak fungsi tubuh seperti
pertumbuhan sel, metabolisme,
tumbuh kembang tubuh, dan proses
reproduksi. Dalam sistem endokrin
terdapat beberapa kelenjar seperti
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid,
kelenjar adrenal, dan kelenjar
reproduksi yang memiliki fungsinya
masing-masing.
Sistem endokrin memiliki kemiripan
dengan sistem saraf pada manusia
karena keduanya berperan dalam
mengontrol dan memadukan satu sama
lain. Jika sistem endokrin mengontrol
proses tubuh yang berlangsung lambat,
sistem saraf mengatur proses tubuh
yang berlangsung cepat seperti
pernapasan dan metabolisme.
Meskipun saling berpengaruh, kedua
sistem ini memiliki penghubung yang
berbeda. Sistem saraf terhubung
menggunakan implus saraf dan
neurotransmitter, sementara sistem
endokrin dihubungkan oleh senyawa
kimia yang disebut hormon.
Kelenjar Endokrin dan Lokasinya di Tubuh
Anatomi  dan  Fisiologi  Sistem Endokrin
Difusi Hormon ke dalam Darah
Ada dua jenis kelenjar, yaitu:
1. Kelenjar eksokrin menghasilkan zat
nonhormonal seperti keringat dan saliva dan
memiliki duktus (tabung) yang membawa zat-
zat ini ke permukaan internal atau eksternal
membran.
2. Kelenjar endokrin disebut juga sebagai
kelenjar tidak berduktus. Kelenjar ini
melepaskan hormonnya ke jaringan di
sekitarnya yang umumnya memiliki banyak
pembuluh darah dan limfatik yang menerima
hormon.
Perbandingan Kelenjar Eksokrin dan Endokrin
Ada dua jenis Organ Endokrin
1. Organ endokrin primer yang fungsi utamnya adalah sekresi
hormon, dan organ endokrin sekunder dimana sekresi
hormon terjadi secara sekunder ke beberapa fungsi lainnya.
Beberapa organ endokrin primer terletak dalam otak,
meliputi hipotalamus, kelenjar hipofisis, dan kelenjar pineal.
Namun sebagaian besar organ endokrin primer terletak di
luar sistem saraf, meliputi kelenjar tiroid, paratiroid, timus,
kelenjar adrenal, pankreas, dan gonad (testis pada pria dan
ovarium pada wanita). Plasenta juga berfungsi sebagai
kelenjar endokrin pada wanita hamil.
2. Kenjar endokrin sekunder meliputi organ jantung, hati,
lambung, usus kecil, ginjal, dan kulit.
Hipotalamus
Hipotalamus bersama dengan fungsi neuralnya
melepaskan hormon, sehingga dianggap sebagai organ
neuroendokrin. Beberapa organ lainnya juga
mengandung sel endokrin yang terpencar atau kelompok
kecil dari sel endokrin. Misalnya sel adiposa melepaskan
leptin, timus melepaskan hormon timik.
Hormon akan memberikan respon atau efek hanya
pada sel targetnya yaitu sel yang memiliki reseptor
spesifik untuk hormon tersebut. Sel yang bukan
merupakan sel target untuk hormon tersebut tidak
memeiliki resptor spesifik ini dan tidak dipengaruhi oleh
hormon. Ilmu yang mempelajari tentang hormon dan
organ endokrin disebut endokrinologi.
Anatomi  dan  Fisiologi  Sistem Endokrin
Anatomi  dan  Fisiologi  Sistem Endokrin
Anatomi  dan  Fisiologi  Sistem Endokrin
Anatomi  dan  Fisiologi  Sistem Endokrin
Anatomi  dan  Fisiologi  Sistem Endokrin
Sifat Kimia Hormon
Dibagi ke dalam dua kategori kimia:
1. Hormon yang larut dalam lipid (lipid-soluble
hormones)
2. Hormon yang larut dalam air (water-soluble
hormones
1. Hormon yang larut lipid
Hormon yang larut lipid adalah bersifat nonpolar
dan meliputi hormon steroid, tiroid, dan hormon
derivat asam lemak seperti eikosanoid tertentu.
Kelompok hormon ini beraksi pada reseptor di dalam
sel yang langsung mengaktifkan gen.
2. Hormon yang larut dalam air
Hormon yang larut dalam air adalah molekul polar,
meliputi hormon protein, peptida, dan homon
derivat asam amino. Kelompok hormon ini beraksi
pada reseptor di membran plasma.
Hormon dalam kategori kimia
Dibagi lagi menjadi ke dalam kelompok
berdasarkan struktur kimianya.
1. Hormon steroid yang diturunkan dari
kolesterol,
2. Hormon tiroid yang diturunkan dari asam
amino tirosin,
3. Hormon lainnya dikelompokkan sebagai
derivat asam amino, peptida, atau protein,
termasuk glikoprotein.
Sekresi hormon ke dalam pembuluh darah perlu
dikontrol, jika tidak akan mengalami kekurangan atau
kelebihan produksi yang dapat menyebabkan
penyakit. Merangsang sekresi hormon adalah
penting, tapi dengan begitu juga menghambat
pelepasan hormon. Proses ini melibatkan tiga jenis
rangsangan yang sama: humoral, saraf, dan hormonal
Pengaturan Kadar Hormon Dalam Darah
Anatomi  dan  Fisiologi  Sistem Endokrin
Dua mekanisme utama mempertahankan kadar hormon dalam darah
dalam rentang homeostatis: umpan balik negatif dan umpan balik positif
Reseptor Hormon dan Mekanisme
Aksi Hormon memperlihatkan aksi mereka dengan berikatan ke protein yang
disebut reseptor. Hormon dapat merangsang hanya pada sel yang memiliki
reseptor untuk hormon tersebut. Bagian dari setiap molekul reseptor di mana
hormon mengikat disebut situs reseptor, dan bentuk dan karakteristik kimia
masing-masing situs reseptor memungkinkan hanya jenis tertentu hormon
untuk mengikat untuk itu. Kecenderungan untuk setiap jenis hormon untuk
mengikat satu jenis reseptor, dan tidak kepada yang lainnya, disebut
spesifisitas (gambar 7). Misalnya, insulin mengikat reseptor insulin, tetapi
tidak untuk reseptor untuk hormon tiroid. Namun, beberapa hormon, seperti
epinefrin, dapat mengikat "keluarga" dari reseptor yang secara struktural
mirip. Karena reseptor hormon memiliki afinitas tinggi terhadap hormon
mereka yang terikat kepadanya (reseptor), sehingga hanya konsentrasi kecil
dari hormon yang diberikan diperlukan untuk mengaktifkan sejumlah besar
reseptornya.
Gambar Jaringan dan Respon
Sistem Neuroendokrin
Secara bersama sistem saraf dan endokrin
mengontrol semua perubahan yang terjadi di
tubuh dan pada tingkat tertentu mereka
mengontrol satu sama lain. Misalnya sistem
saraf dapat merangsang atau menghambat
pelepasan hormon sementara sistem endokrin
dapat memberikan atau menghambat impuls
saraf. Namun demikian terdapat beberapa
perbedaan antara kedua sistem tersebut.
(a) Tampilan anterior kelenjar tiroid.
(b) Histologi kelenjar tiroid. Kelenjar ini terbentuk
dari beberapa folikel sferik tiroid yang
mengandung koloid yang kaya tiroglobulin.
Sel parafolikuler berada diantara di dalam jaringan
antara folikel tiroid. Kelenjar tiroid melepaskan dua
bentuk hormon tiroid, yaitu tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3), keduanya membutuhkan iodin
untuk pembentukannya. Ion iodida diambil dari diet
normal yang dipekatkan oleh kelenjar tiroid dan
diubah dalam sel folikel menjadi iodin. Iodin ini
kemudian dihubungkan ke molekul tirosin dan
molekul tirosin teriodinasi ini kemudian
dihubungkan bersama untuk membentuk T3 dan T4.
Semua langkah-langkah dalam produksi hormon
tiroid dirangsang oleh TSH. Tiroksin (T4) adalah
hormon utama yang disekresikan oleh kelenjar tiroid
yang kemudian diubah menjadi T3 oleh sel target.
Sebagian besar hormon tiroid terikat ke protein
transpor dalam darah, sangat sedikit yang tidak
terikat atau bebas dan T3 kurang kuat terikat ke
protein transpor daripada T4.
Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid berbentuk kupu-kupu terletak di leher
anterior, pada trakea inferior terhadap laring. Terdiri dari
dua lobus, masing-masing lateral ke trakea yang
dihubungkan oleh ismus anterior Kelenjar tiroid adalah
kelenjar endokrin terbesar dalam tubuh. Pasokan
darahnya yang luar biasa (dari arteri tiroid superior dan
inferior) membuat operasi tiroid cukup melelahkan (dan
berdarah). Meskipun kelenjar tiroid hanya 0,4% dari berat
tubuh, dia menerima 2% dari pasokan darah sirkulasi. 2
Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah kelenjar kecil yang terletak pada
permukaan superior kelenjar tiroid. Umumnya terdapat empat
kelenjar tiroid, dua kelenjar pada setiap lobus. Setiap kelenjar
memiliki massa sekitar 40 mg (0,04 g). Kelenjar tiroid tersusun atas
dua jenis sel, yaitu sel chief dan sel oxyphils. Sel chief
mensekresikan hormon paratiroid (PTH) juga disebut
parathormone. Fungsi sel oxyphils belum diketahui.
Hormon paratiroid [parathyroid hormone (PTH)] adalah
suatu hormon polipeptida yang penting dalam mengontrol dan
mengatur kadar kalsium dalam darah. Kontrol akurat kadar kalsium
adalah sangat penting, karena homeostasis Ca2+ adalah esensial
untuk berbagai fungsi meliputi transmisi impuls saraf, kontraksi
otot, dan pembekuan darah. Jaringan target utamanya adalah
tulang, ginjal, dan usus kecil.
Ketika produksi hormon paratiroid tidak adekuat akan
mengakibatkan penurunan kadar kalsium darah yang
dramatis sehingga terjadi hipokalsemia. Gejala dari
hipokalsemia adalah nerves (gugup), kejang otot, aritmia
jantung, dan konvulsi (kejang).
Pada kasus yang ekstrim dapat menyebabkan tetanus
pada otot rangka, meliputi otot pernapasan. Pada
tetanus, otot berkontraksi secara terus menerus. Efek ini
akan meningkatkan eksitabilitas saraf, yang mengawali
impuls saraf secara spontan dan tanpa istirahat. Dalam
beberapa kasus tetani hipokalsemia dapat menyebabkan
kematian.
Kontrol, Aksi, dan Gangguan Kelenjar Tiroid dan Paratiroid
Kelenjar Adrenal
Sepasang kelenjar adrenal juga dikenal sebagai kelenjar
suprarenal, karena terletak di atas ginjal dalam ruang retropeneal
Dua kelenjar adrenal (kanan dan kiri) terdiri dari lapisan medula
bagian dalam (tengah) dan lapisan kortikal (korteks) bagian luar
yang menghasilkan katekolamin dan hormon steroid yang penting
untuk kehidupan.
Kelenjar adrenal seperti halnya kelenjar tiroid, yaitu banyak
mengandung pembuluh darah. Kedua bagian ini, medula dan
korteks tidak memiliki hubungan fisiologis. Medula adrenal dibawa
kontrol saraf, sedangkan korteks adrenal dibawa kontrol ACTH (juga
disebut kortikotropin), yaitu suatu hormon hipofisis anterior. Semua
jenis stres meliputi emosi dan trauma fisik memicu hipotalamus
untuk merangsang kelenjar adrenal
Struktur Kelenjar Adrenal
Korteks adrenal manusia terdiri dari tiga lapisan histologi
yang berbeda :
1. Zona glomerulosa pada bagian terluar, yang
mensintesis hormon mineralokortikoid, utamanya
aldosteron. Disebut mineralokortikoid karena mereka
mempengaruhi homeostasis mineral.
2. Zona fasikulata yang menghasilkan hormon
glukortikoid, yaitu kortisol. Dinamakan demikian
karena mempengruhi homeostasis glukosa.
3. Zona retikularis pada bagian dalam yang
menghasilkan hormon seks pria (androgen) utamanya
dehydroepiandroeterone (DHEA) dan androstenedion.
Histologi Korteks Adrenal dan bagian Medula Adrenal
Anatomi  dan  Fisiologi  Sistem Endokrin
KONTROL SEKRESI OLEH HIPOFISIS POSTERIOR
1. Oksitosin
Selama dan setelah melahirkan bayi, oksitosin mempengaruhi
dua jaringan target: uterus ibu dan payudara. Selama kelahiran,
peregangan serviks uterus merangsang pelepasan oksitosin
dalam jumlah besar yang pada gilirannya meningkatkan kontraksi
sel otot polos di dinding uterus yang berpuncak pada kelahiran
bayi. Setelah melahirkan, oksitosin merangsang pengeluaran ASI
dari kelenjar susu dalam merespon rangsangan mekanik dari bayi
menyusu, dimana stimulasi puting susu oleh bayi menyusu
menyebabkan pelepasan prolaktin (PL), yang, pada gilirannya,
menyebabkan kontraksi kelenjar susu dari payudara, memaksa
ASI ke dalam saluran ASI, diisap dan diminum oleh bayi menyusu.
KONTROL SEKRESI OLEH HIPOFISIS POSTERIOR
1. Oksitosin
Tidak seperti hormon lainnya, sekresi oksitosin dikontrol
oleh mekanisme umpan balik positif. Misalnya, semakin
besar rangsangan pada puting oleh bayi menyusu,
nakan semakin banyak OT dilepaskan sehingga lebih
banyak ASI yang dihasilkan untuk bayi. Ketika menyusui
berhenti, produksi OT juga berhenti. Fungsi oksitosin
pada pria dan wanita tidak hamil tidak jelas. Percobaan
pada binatang telah menunjukkan bahwa oksitosin
memiliki aksi dalam otak yang menciptakan perilaku
kasih sayang orang tua terhadap bayinya.
2. Hormon antidiuretik/antidiuretic hormone (ADH)
Hormon antidiuretik/antidiuretic hormone (ADH)] sesuai dengan
namanya karena hormon ini mencegah pengeluaran urin dalam jumlah
besar (diuresis). Selain memiliki efek antidiuretik ADH juga sebagai
vasopresor, yang meyebabkan konstriksi pembuluh darah dan
menaikkan tekanan darah (sehingga dinamakan vasopresin) ketika
dilepaskan dalam jumlah besar.
Oleh karena itu ADH dilepaskan utamanya untuk merespon satu dari
dua rangsangan berikut:
1. Hiperosmolaritas plasma, dideteksi oleh osmoreseptor dalam
hipotalamus,
2. Hopovolemia dan hipotensi, dideteksi oleh arterial dan baroreseptor
atria
ADH meningkatkan penyerapan kembali air dari tubuli ginjal, dengan
demikian mengurangi volume urin.
Pengaturan sekresi dan aksi hormon antidiuretik (ADH)
Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal adalah struktur berbentuk biji pinus
kecil ditemukan antara kedua belahan otak yang
melekat pada bagian atas talamus di dekat bagian
atas ventrikel ketiga. Kelenjar pineal menghasilkan
hormon melatonin (terutama pada malam hari),
yang disekresikan langsung ke cairan cerebrospinal.
Melatonin memiliki sejumlah efek pada tubuh dan
penelitian terus dilakukan pada hormon ini.
Kelenjar Pineal
Hormon ini menghambat sekresi hormon gonadotropin
LH dan LSH dari kelenjar hipofisis anterior, sehingga
menghambat fungsi sistem reproduksi. Melatonin
terlibat dalam siklus bangun-tidur kita sehari-hari;
normalnya kita bertambah mengantuk di malam hari
ketika kadar melatonin meningkat dan bangun kembali
di siang hari dan kadar melatonin menjadi rendah.
Siklus harian 24 jam seperti ini disebut ritme sirkadian.
Eikosanoid
Dua golongan dari molekul eikosanoid, yaitu prostaglandin (PG)
dan leukotrien (LTs), ditemukan di hampir semua sel tubuh
kecuali sel darah merah, dimana mereka bertindak sebagai
hormon lokal (parakrin atau autokrin) dalam merespon
rangsangan kimia atau mekanis. Keduanya disintesis dari asam
lemak 20 karbon yang disebut asam arakidonat dari membran
molekul fosfolipid.
Dari asam arakidonat, melalui reaksi enzimatik yang berbeda
menghasilkan PG atau LTs. Tromboksan (TX) adalah PG
dimodifikasi yang menyempitkan pembuluh darah dan
meningkatkan aktivasi trombosit.
Anatomi  dan  Fisiologi  Sistem Endokrin

More Related Content

Similar to Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin (20)

Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologiBiologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
ChildrenLondon
Ìý
Hormon
HormonHormon
Hormon
REISA Class
Ìý
Fisiologi-II-Pertemuan-7.ppt
Fisiologi-II-Pertemuan-7.pptFisiologi-II-Pertemuan-7.ppt
Fisiologi-II-Pertemuan-7.ppt
RianDamayanti3
Ìý
Ppt Hormon
Ppt HormonPpt Hormon
Ppt Hormon
Gracia Ramadhani Putri
Ìý
PPT KEL.1 SISTEM ENDOKRIN pada manusia.pptx
PPT KEL.1 SISTEM ENDOKRIN pada manusia.pptxPPT KEL.1 SISTEM ENDOKRIN pada manusia.pptx
PPT KEL.1 SISTEM ENDOKRIN pada manusia.pptx
susisusanti782469
Ìý
PPT FISIOLOGI ENDOKRIN.pptx
PPT FISIOLOGI ENDOKRIN.pptxPPT FISIOLOGI ENDOKRIN.pptx
PPT FISIOLOGI ENDOKRIN.pptx
02AdisAbilia
Ìý
Endrokinologi Hewan.pptx
Endrokinologi Hewan.pptxEndrokinologi Hewan.pptx
Endrokinologi Hewan.pptx
natalia615179
Ìý
PPT Hormon
PPT HormonPPT Hormon
PPT Hormon
Pendidikan Kimia B unj
Ìý
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrinMacam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrinMacam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Sistem Endokrin, Hormon dan Perilaku (1).pptx
Sistem Endokrin, Hormon dan Perilaku (1).pptxSistem Endokrin, Hormon dan Perilaku (1).pptx
Sistem Endokrin, Hormon dan Perilaku (1).pptx
susisusanti782469
Ìý
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi BiomolekulPower Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
pure chems
Ìý
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
widarma atmaja i komang
Ìý
Anfis endokrin
Anfis endokrinAnfis endokrin
Anfis endokrin
materi-x2
Ìý
Sistem Endokrin jaringan kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormonpptx
Sistem Endokrin jaringan kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormonpptxSistem Endokrin jaringan kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormonpptx
Sistem Endokrin jaringan kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormonpptx
HAEKALWAHYUDIMPIPA22
Ìý
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).pptKELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
arindanurcahyani1
Ìý
Presentation biolo gi ana
Presentation biolo gi anaPresentation biolo gi ana
Presentation biolo gi ana
AnaFitrianana
Ìý
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
Julianti Silaen
Ìý
PPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxPPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptx
ElisBureni
Ìý
Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologiBiologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
ChildrenLondon
Ìý
Fisiologi-II-Pertemuan-7.ppt
Fisiologi-II-Pertemuan-7.pptFisiologi-II-Pertemuan-7.ppt
Fisiologi-II-Pertemuan-7.ppt
RianDamayanti3
Ìý
PPT KEL.1 SISTEM ENDOKRIN pada manusia.pptx
PPT KEL.1 SISTEM ENDOKRIN pada manusia.pptxPPT KEL.1 SISTEM ENDOKRIN pada manusia.pptx
PPT KEL.1 SISTEM ENDOKRIN pada manusia.pptx
susisusanti782469
Ìý
PPT FISIOLOGI ENDOKRIN.pptx
PPT FISIOLOGI ENDOKRIN.pptxPPT FISIOLOGI ENDOKRIN.pptx
PPT FISIOLOGI ENDOKRIN.pptx
02AdisAbilia
Ìý
Endrokinologi Hewan.pptx
Endrokinologi Hewan.pptxEndrokinologi Hewan.pptx
Endrokinologi Hewan.pptx
natalia615179
Ìý
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrinMacam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrinMacam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Sistem Endokrin, Hormon dan Perilaku (1).pptx
Sistem Endokrin, Hormon dan Perilaku (1).pptxSistem Endokrin, Hormon dan Perilaku (1).pptx
Sistem Endokrin, Hormon dan Perilaku (1).pptx
susisusanti782469
Ìý
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi BiomolekulPower Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
pure chems
Ìý
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
widarma atmaja i komang
Ìý
Anfis endokrin
Anfis endokrinAnfis endokrin
Anfis endokrin
materi-x2
Ìý
Sistem Endokrin jaringan kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormonpptx
Sistem Endokrin jaringan kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormonpptxSistem Endokrin jaringan kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormonpptx
Sistem Endokrin jaringan kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormonpptx
HAEKALWAHYUDIMPIPA22
Ìý
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).pptKELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
arindanurcahyani1
Ìý
Presentation biolo gi ana
Presentation biolo gi anaPresentation biolo gi ana
Presentation biolo gi ana
AnaFitrianana
Ìý
PPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxPPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptx
ElisBureni
Ìý

More from OlynDjamanmona (9)

Cara Mengukur CTR (Cardio Thoracic Ratio)
Cara Mengukur CTR (Cardio Thoracic Ratio)Cara Mengukur CTR (Cardio Thoracic Ratio)
Cara Mengukur CTR (Cardio Thoracic Ratio)
OlynDjamanmona
Ìý
Penyakit Kanker dan masalah masalah gizi
Penyakit Kanker dan masalah masalah giziPenyakit Kanker dan masalah masalah gizi
Penyakit Kanker dan masalah masalah gizi
OlynDjamanmona
Ìý
Materi Perkuliahan Hormonal Resistensi Insulis
Materi  Perkuliahan  Hormonal Resistensi InsulisMateri  Perkuliahan  Hormonal Resistensi Insulis
Materi Perkuliahan Hormonal Resistensi Insulis
OlynDjamanmona
Ìý
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN, PPT
ANATOMI  FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN, PPTANATOMI  FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN, PPT
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN, PPT
OlynDjamanmona
Ìý
Materi Perkuliahan Patologi : Vitamin Larut Air
Materi Perkuliahan Patologi : Vitamin Larut AirMateri Perkuliahan Patologi : Vitamin Larut Air
Materi Perkuliahan Patologi : Vitamin Larut Air
OlynDjamanmona
Ìý
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA, KONSEP OKSIGENASI.pdf
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA, KONSEP OKSIGENASI.pdfKEBUTUHAN DASAR MANUSIA, KONSEP OKSIGENASI.pdf
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA, KONSEP OKSIGENASI.pdf
OlynDjamanmona
Ìý
Penyakit Rabies, Asuhan Keperawatan dan Penatalaksanaannya
Penyakit Rabies, Asuhan Keperawatan dan PenatalaksanaannyaPenyakit Rabies, Asuhan Keperawatan dan Penatalaksanaannya
Penyakit Rabies, Asuhan Keperawatan dan Penatalaksanaannya
OlynDjamanmona
Ìý
Penyakit Malaria dan Konsep Asuhan Keperawatan
Penyakit Malaria dan Konsep Asuhan KeperawatanPenyakit Malaria dan Konsep Asuhan Keperawatan
Penyakit Malaria dan Konsep Asuhan Keperawatan
OlynDjamanmona
Ìý
TUGAS MATA KULIAH ANATOMI ASAM BASA.pptx
TUGAS MATA KULIAH ANATOMI ASAM BASA.pptxTUGAS MATA KULIAH ANATOMI ASAM BASA.pptx
TUGAS MATA KULIAH ANATOMI ASAM BASA.pptx
OlynDjamanmona
Ìý
Cara Mengukur CTR (Cardio Thoracic Ratio)
Cara Mengukur CTR (Cardio Thoracic Ratio)Cara Mengukur CTR (Cardio Thoracic Ratio)
Cara Mengukur CTR (Cardio Thoracic Ratio)
OlynDjamanmona
Ìý
Penyakit Kanker dan masalah masalah gizi
Penyakit Kanker dan masalah masalah giziPenyakit Kanker dan masalah masalah gizi
Penyakit Kanker dan masalah masalah gizi
OlynDjamanmona
Ìý
Materi Perkuliahan Hormonal Resistensi Insulis
Materi  Perkuliahan  Hormonal Resistensi InsulisMateri  Perkuliahan  Hormonal Resistensi Insulis
Materi Perkuliahan Hormonal Resistensi Insulis
OlynDjamanmona
Ìý
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN, PPT
ANATOMI  FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN, PPTANATOMI  FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN, PPT
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN, PPT
OlynDjamanmona
Ìý
Materi Perkuliahan Patologi : Vitamin Larut Air
Materi Perkuliahan Patologi : Vitamin Larut AirMateri Perkuliahan Patologi : Vitamin Larut Air
Materi Perkuliahan Patologi : Vitamin Larut Air
OlynDjamanmona
Ìý
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA, KONSEP OKSIGENASI.pdf
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA, KONSEP OKSIGENASI.pdfKEBUTUHAN DASAR MANUSIA, KONSEP OKSIGENASI.pdf
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA, KONSEP OKSIGENASI.pdf
OlynDjamanmona
Ìý
Penyakit Rabies, Asuhan Keperawatan dan Penatalaksanaannya
Penyakit Rabies, Asuhan Keperawatan dan PenatalaksanaannyaPenyakit Rabies, Asuhan Keperawatan dan Penatalaksanaannya
Penyakit Rabies, Asuhan Keperawatan dan Penatalaksanaannya
OlynDjamanmona
Ìý
Penyakit Malaria dan Konsep Asuhan Keperawatan
Penyakit Malaria dan Konsep Asuhan KeperawatanPenyakit Malaria dan Konsep Asuhan Keperawatan
Penyakit Malaria dan Konsep Asuhan Keperawatan
OlynDjamanmona
Ìý
TUGAS MATA KULIAH ANATOMI ASAM BASA.pptx
TUGAS MATA KULIAH ANATOMI ASAM BASA.pptxTUGAS MATA KULIAH ANATOMI ASAM BASA.pptx
TUGAS MATA KULIAH ANATOMI ASAM BASA.pptx
OlynDjamanmona
Ìý

Recently uploaded (20)

penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
Ìý
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Ìý
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusiaAspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
AlterGlenKakisina
Ìý
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
Ìý
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
Ìý
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
Ìý
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
Ìý
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
Ìý
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptxPPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
rinjani13
Ìý
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
Ìý
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Ìý
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusiaPertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
TugasHSE
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
Ìý
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus GestasionalAsuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
Ìý
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Ìý
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusiaAspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
AlterGlenKakisina
Ìý
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
Ìý
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
Ìý
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
Ìý
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
Ìý
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
Ìý
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptxPPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
rinjani13
Ìý
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
Ìý
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Ìý
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusiaPertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
TugasHSE
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
Ìý
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus GestasionalAsuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý

Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

  • 1. Sistem Endokrin By: Rolyn F. Djamanmona,S.ST,M.Tr.Kep
  • 2. Pengertian Sistem endokrin merupakan jaringan kelenjar dan organ yang memiliki peran penting dalam mengatur banyak fungsi tubuh seperti pertumbuhan sel, metabolisme, tumbuh kembang tubuh, dan proses reproduksi. Dalam sistem endokrin terdapat beberapa kelenjar seperti kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal, dan kelenjar reproduksi yang memiliki fungsinya masing-masing. Sistem endokrin memiliki kemiripan dengan sistem saraf pada manusia karena keduanya berperan dalam mengontrol dan memadukan satu sama lain. Jika sistem endokrin mengontrol proses tubuh yang berlangsung lambat, sistem saraf mengatur proses tubuh yang berlangsung cepat seperti pernapasan dan metabolisme. Meskipun saling berpengaruh, kedua sistem ini memiliki penghubung yang berbeda. Sistem saraf terhubung menggunakan implus saraf dan neurotransmitter, sementara sistem endokrin dihubungkan oleh senyawa kimia yang disebut hormon.
  • 3. Kelenjar Endokrin dan Lokasinya di Tubuh
  • 5. Difusi Hormon ke dalam Darah
  • 6. Ada dua jenis kelenjar, yaitu: 1. Kelenjar eksokrin menghasilkan zat nonhormonal seperti keringat dan saliva dan memiliki duktus (tabung) yang membawa zat- zat ini ke permukaan internal atau eksternal membran. 2. Kelenjar endokrin disebut juga sebagai kelenjar tidak berduktus. Kelenjar ini melepaskan hormonnya ke jaringan di sekitarnya yang umumnya memiliki banyak pembuluh darah dan limfatik yang menerima hormon.
  • 8. Ada dua jenis Organ Endokrin 1. Organ endokrin primer yang fungsi utamnya adalah sekresi hormon, dan organ endokrin sekunder dimana sekresi hormon terjadi secara sekunder ke beberapa fungsi lainnya. Beberapa organ endokrin primer terletak dalam otak, meliputi hipotalamus, kelenjar hipofisis, dan kelenjar pineal. Namun sebagaian besar organ endokrin primer terletak di luar sistem saraf, meliputi kelenjar tiroid, paratiroid, timus, kelenjar adrenal, pankreas, dan gonad (testis pada pria dan ovarium pada wanita). Plasenta juga berfungsi sebagai kelenjar endokrin pada wanita hamil. 2. Kenjar endokrin sekunder meliputi organ jantung, hati, lambung, usus kecil, ginjal, dan kulit.
  • 10. Hipotalamus bersama dengan fungsi neuralnya melepaskan hormon, sehingga dianggap sebagai organ neuroendokrin. Beberapa organ lainnya juga mengandung sel endokrin yang terpencar atau kelompok kecil dari sel endokrin. Misalnya sel adiposa melepaskan leptin, timus melepaskan hormon timik. Hormon akan memberikan respon atau efek hanya pada sel targetnya yaitu sel yang memiliki reseptor spesifik untuk hormon tersebut. Sel yang bukan merupakan sel target untuk hormon tersebut tidak memeiliki resptor spesifik ini dan tidak dipengaruhi oleh hormon. Ilmu yang mempelajari tentang hormon dan organ endokrin disebut endokrinologi.
  • 16. Sifat Kimia Hormon Dibagi ke dalam dua kategori kimia: 1. Hormon yang larut dalam lipid (lipid-soluble hormones) 2. Hormon yang larut dalam air (water-soluble hormones
  • 17. 1. Hormon yang larut lipid Hormon yang larut lipid adalah bersifat nonpolar dan meliputi hormon steroid, tiroid, dan hormon derivat asam lemak seperti eikosanoid tertentu. Kelompok hormon ini beraksi pada reseptor di dalam sel yang langsung mengaktifkan gen. 2. Hormon yang larut dalam air Hormon yang larut dalam air adalah molekul polar, meliputi hormon protein, peptida, dan homon derivat asam amino. Kelompok hormon ini beraksi pada reseptor di membran plasma.
  • 18. Hormon dalam kategori kimia Dibagi lagi menjadi ke dalam kelompok berdasarkan struktur kimianya. 1. Hormon steroid yang diturunkan dari kolesterol, 2. Hormon tiroid yang diturunkan dari asam amino tirosin, 3. Hormon lainnya dikelompokkan sebagai derivat asam amino, peptida, atau protein, termasuk glikoprotein.
  • 19. Sekresi hormon ke dalam pembuluh darah perlu dikontrol, jika tidak akan mengalami kekurangan atau kelebihan produksi yang dapat menyebabkan penyakit. Merangsang sekresi hormon adalah penting, tapi dengan begitu juga menghambat pelepasan hormon. Proses ini melibatkan tiga jenis rangsangan yang sama: humoral, saraf, dan hormonal Pengaturan Kadar Hormon Dalam Darah
  • 21. Dua mekanisme utama mempertahankan kadar hormon dalam darah dalam rentang homeostatis: umpan balik negatif dan umpan balik positif
  • 22. Reseptor Hormon dan Mekanisme Aksi Hormon memperlihatkan aksi mereka dengan berikatan ke protein yang disebut reseptor. Hormon dapat merangsang hanya pada sel yang memiliki reseptor untuk hormon tersebut. Bagian dari setiap molekul reseptor di mana hormon mengikat disebut situs reseptor, dan bentuk dan karakteristik kimia masing-masing situs reseptor memungkinkan hanya jenis tertentu hormon untuk mengikat untuk itu. Kecenderungan untuk setiap jenis hormon untuk mengikat satu jenis reseptor, dan tidak kepada yang lainnya, disebut spesifisitas (gambar 7). Misalnya, insulin mengikat reseptor insulin, tetapi tidak untuk reseptor untuk hormon tiroid. Namun, beberapa hormon, seperti epinefrin, dapat mengikat "keluarga" dari reseptor yang secara struktural mirip. Karena reseptor hormon memiliki afinitas tinggi terhadap hormon mereka yang terikat kepadanya (reseptor), sehingga hanya konsentrasi kecil dari hormon yang diberikan diperlukan untuk mengaktifkan sejumlah besar reseptornya.
  • 24. Sistem Neuroendokrin Secara bersama sistem saraf dan endokrin mengontrol semua perubahan yang terjadi di tubuh dan pada tingkat tertentu mereka mengontrol satu sama lain. Misalnya sistem saraf dapat merangsang atau menghambat pelepasan hormon sementara sistem endokrin dapat memberikan atau menghambat impuls saraf. Namun demikian terdapat beberapa perbedaan antara kedua sistem tersebut.
  • 25. (a) Tampilan anterior kelenjar tiroid. (b) Histologi kelenjar tiroid. Kelenjar ini terbentuk dari beberapa folikel sferik tiroid yang mengandung koloid yang kaya tiroglobulin. Sel parafolikuler berada diantara di dalam jaringan antara folikel tiroid. Kelenjar tiroid melepaskan dua bentuk hormon tiroid, yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), keduanya membutuhkan iodin untuk pembentukannya. Ion iodida diambil dari diet normal yang dipekatkan oleh kelenjar tiroid dan diubah dalam sel folikel menjadi iodin. Iodin ini kemudian dihubungkan ke molekul tirosin dan molekul tirosin teriodinasi ini kemudian dihubungkan bersama untuk membentuk T3 dan T4. Semua langkah-langkah dalam produksi hormon tiroid dirangsang oleh TSH. Tiroksin (T4) adalah hormon utama yang disekresikan oleh kelenjar tiroid yang kemudian diubah menjadi T3 oleh sel target. Sebagian besar hormon tiroid terikat ke protein transpor dalam darah, sangat sedikit yang tidak terikat atau bebas dan T3 kurang kuat terikat ke protein transpor daripada T4.
  • 26. Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid berbentuk kupu-kupu terletak di leher anterior, pada trakea inferior terhadap laring. Terdiri dari dua lobus, masing-masing lateral ke trakea yang dihubungkan oleh ismus anterior Kelenjar tiroid adalah kelenjar endokrin terbesar dalam tubuh. Pasokan darahnya yang luar biasa (dari arteri tiroid superior dan inferior) membuat operasi tiroid cukup melelahkan (dan berdarah). Meskipun kelenjar tiroid hanya 0,4% dari berat tubuh, dia menerima 2% dari pasokan darah sirkulasi. 2
  • 27. Kelenjar Paratiroid Kelenjar paratiroid adalah kelenjar kecil yang terletak pada permukaan superior kelenjar tiroid. Umumnya terdapat empat kelenjar tiroid, dua kelenjar pada setiap lobus. Setiap kelenjar memiliki massa sekitar 40 mg (0,04 g). Kelenjar tiroid tersusun atas dua jenis sel, yaitu sel chief dan sel oxyphils. Sel chief mensekresikan hormon paratiroid (PTH) juga disebut parathormone. Fungsi sel oxyphils belum diketahui. Hormon paratiroid [parathyroid hormone (PTH)] adalah suatu hormon polipeptida yang penting dalam mengontrol dan mengatur kadar kalsium dalam darah. Kontrol akurat kadar kalsium adalah sangat penting, karena homeostasis Ca2+ adalah esensial untuk berbagai fungsi meliputi transmisi impuls saraf, kontraksi otot, dan pembekuan darah. Jaringan target utamanya adalah tulang, ginjal, dan usus kecil.
  • 28. Ketika produksi hormon paratiroid tidak adekuat akan mengakibatkan penurunan kadar kalsium darah yang dramatis sehingga terjadi hipokalsemia. Gejala dari hipokalsemia adalah nerves (gugup), kejang otot, aritmia jantung, dan konvulsi (kejang). Pada kasus yang ekstrim dapat menyebabkan tetanus pada otot rangka, meliputi otot pernapasan. Pada tetanus, otot berkontraksi secara terus menerus. Efek ini akan meningkatkan eksitabilitas saraf, yang mengawali impuls saraf secara spontan dan tanpa istirahat. Dalam beberapa kasus tetani hipokalsemia dapat menyebabkan kematian.
  • 29. Kontrol, Aksi, dan Gangguan Kelenjar Tiroid dan Paratiroid
  • 30. Kelenjar Adrenal Sepasang kelenjar adrenal juga dikenal sebagai kelenjar suprarenal, karena terletak di atas ginjal dalam ruang retropeneal Dua kelenjar adrenal (kanan dan kiri) terdiri dari lapisan medula bagian dalam (tengah) dan lapisan kortikal (korteks) bagian luar yang menghasilkan katekolamin dan hormon steroid yang penting untuk kehidupan. Kelenjar adrenal seperti halnya kelenjar tiroid, yaitu banyak mengandung pembuluh darah. Kedua bagian ini, medula dan korteks tidak memiliki hubungan fisiologis. Medula adrenal dibawa kontrol saraf, sedangkan korteks adrenal dibawa kontrol ACTH (juga disebut kortikotropin), yaitu suatu hormon hipofisis anterior. Semua jenis stres meliputi emosi dan trauma fisik memicu hipotalamus untuk merangsang kelenjar adrenal
  • 31. Struktur Kelenjar Adrenal Korteks adrenal manusia terdiri dari tiga lapisan histologi yang berbeda : 1. Zona glomerulosa pada bagian terluar, yang mensintesis hormon mineralokortikoid, utamanya aldosteron. Disebut mineralokortikoid karena mereka mempengaruhi homeostasis mineral. 2. Zona fasikulata yang menghasilkan hormon glukortikoid, yaitu kortisol. Dinamakan demikian karena mempengruhi homeostasis glukosa. 3. Zona retikularis pada bagian dalam yang menghasilkan hormon seks pria (androgen) utamanya dehydroepiandroeterone (DHEA) dan androstenedion.
  • 32. Histologi Korteks Adrenal dan bagian Medula Adrenal
  • 34. KONTROL SEKRESI OLEH HIPOFISIS POSTERIOR 1. Oksitosin Selama dan setelah melahirkan bayi, oksitosin mempengaruhi dua jaringan target: uterus ibu dan payudara. Selama kelahiran, peregangan serviks uterus merangsang pelepasan oksitosin dalam jumlah besar yang pada gilirannya meningkatkan kontraksi sel otot polos di dinding uterus yang berpuncak pada kelahiran bayi. Setelah melahirkan, oksitosin merangsang pengeluaran ASI dari kelenjar susu dalam merespon rangsangan mekanik dari bayi menyusu, dimana stimulasi puting susu oleh bayi menyusu menyebabkan pelepasan prolaktin (PL), yang, pada gilirannya, menyebabkan kontraksi kelenjar susu dari payudara, memaksa ASI ke dalam saluran ASI, diisap dan diminum oleh bayi menyusu.
  • 35. KONTROL SEKRESI OLEH HIPOFISIS POSTERIOR 1. Oksitosin Tidak seperti hormon lainnya, sekresi oksitosin dikontrol oleh mekanisme umpan balik positif. Misalnya, semakin besar rangsangan pada puting oleh bayi menyusu, nakan semakin banyak OT dilepaskan sehingga lebih banyak ASI yang dihasilkan untuk bayi. Ketika menyusui berhenti, produksi OT juga berhenti. Fungsi oksitosin pada pria dan wanita tidak hamil tidak jelas. Percobaan pada binatang telah menunjukkan bahwa oksitosin memiliki aksi dalam otak yang menciptakan perilaku kasih sayang orang tua terhadap bayinya.
  • 36. 2. Hormon antidiuretik/antidiuretic hormone (ADH) Hormon antidiuretik/antidiuretic hormone (ADH)] sesuai dengan namanya karena hormon ini mencegah pengeluaran urin dalam jumlah besar (diuresis). Selain memiliki efek antidiuretik ADH juga sebagai vasopresor, yang meyebabkan konstriksi pembuluh darah dan menaikkan tekanan darah (sehingga dinamakan vasopresin) ketika dilepaskan dalam jumlah besar. Oleh karena itu ADH dilepaskan utamanya untuk merespon satu dari dua rangsangan berikut: 1. Hiperosmolaritas plasma, dideteksi oleh osmoreseptor dalam hipotalamus, 2. Hopovolemia dan hipotensi, dideteksi oleh arterial dan baroreseptor atria ADH meningkatkan penyerapan kembali air dari tubuli ginjal, dengan demikian mengurangi volume urin.
  • 37. Pengaturan sekresi dan aksi hormon antidiuretik (ADH)
  • 38. Kelenjar Pineal Kelenjar pineal adalah struktur berbentuk biji pinus kecil ditemukan antara kedua belahan otak yang melekat pada bagian atas talamus di dekat bagian atas ventrikel ketiga. Kelenjar pineal menghasilkan hormon melatonin (terutama pada malam hari), yang disekresikan langsung ke cairan cerebrospinal. Melatonin memiliki sejumlah efek pada tubuh dan penelitian terus dilakukan pada hormon ini.
  • 39. Kelenjar Pineal Hormon ini menghambat sekresi hormon gonadotropin LH dan LSH dari kelenjar hipofisis anterior, sehingga menghambat fungsi sistem reproduksi. Melatonin terlibat dalam siklus bangun-tidur kita sehari-hari; normalnya kita bertambah mengantuk di malam hari ketika kadar melatonin meningkat dan bangun kembali di siang hari dan kadar melatonin menjadi rendah. Siklus harian 24 jam seperti ini disebut ritme sirkadian.
  • 40. Eikosanoid Dua golongan dari molekul eikosanoid, yaitu prostaglandin (PG) dan leukotrien (LTs), ditemukan di hampir semua sel tubuh kecuali sel darah merah, dimana mereka bertindak sebagai hormon lokal (parakrin atau autokrin) dalam merespon rangsangan kimia atau mekanis. Keduanya disintesis dari asam lemak 20 karbon yang disebut asam arakidonat dari membran molekul fosfolipid. Dari asam arakidonat, melalui reaksi enzimatik yang berbeda menghasilkan PG atau LTs. Tromboksan (TX) adalah PG dimodifikasi yang menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan aktivasi trombosit.