1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit infeksi dan penggunaan antibiotik profilaksis pada berbagai jenis operasi.
2. Jenis operasi dibedakan menjadi bersih, bersih terkontaminasi, terkontaminasi, dan kotor yang memiliki risiko infeksi berbeda.
3. Antibiotik profilaksis yang direkomendasikan bervariasi tergantung jenis operasi dan kuman penyebabnya.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi nifas, termasuk penyebabnya (ekstogen, autogen, endogen), jenis mikroba penyebabnya, faktor risiko, gejala, pencegahannya selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Pencegahan meliputi sterilisasi peralatan, higiene, isolasi pasien, dan pengobatan seperti antibiotik dan perawatan lain sesuai komplikasinya.
- Infeksi puerperium adalah infeksi pada saluran genital yang terjadi pada saat persalinan atau masa nifas dan merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu di negara berkembang.
- Faktor risiko infeksi puerperium antara lain rute persalinan, status gizi dan ekonomi ibu, usia muda, obesitas, persalinan lama, dan pemeriksaan berlebihan selama bersalin.
- Diagnosis didasarkan p
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran kemih dan cystitis, termasuk gejala, penyebab, diagnosis, dan pengobatan. Jenis infeksi saluran kemih antara lain cystitis dan pielonefritis, yang disebabkan bakteri seperti E. coli. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan urin dan biakan bakteri. Pengobatan dilakukan dengan antibiotik oral atau parenteral seperti sulfonamida, trimetoprim, dan aminglikosida.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Tujuannya adalah menurunkan angka kejadian infeksi dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, dengan sasaran pada pasien, staff, pengunjung, dan warga sekitar rumah sakit. Komite pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari perawat spesialis infeksi, dokter spesialis infeksi, perawat hubungan, dan staf hubungan
Pelvic Inflammatory Disease (PID) adalah infeksi pada organ reproduksi wanita bagian atas yang disebabkan oleh bakteri seperti Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, dan Mycoplasma genitalium. Gejala PID antara lain nyeri perut bawah, discharge vagina, dan demam. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pengobatan terdiri dari antibiotik sistemik seperti cefotetan atau cefoxitin ditambah do
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Tujuannya adalah menurunkan angka kejadian infeksi dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, dengan sasaran pada pasien, staff, pengunjung, dan warga sekitar rumah sakit. Komite pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari perawat spesialis infeksi, dokter spesialis infeksi, perawat hubungan, dan staf hubungan
Pelvic Inflammatory Disease (PID) adalah infeksi pada organ reproduksi wanita bagian atas yang disebabkan oleh bakteri seperti Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, dan Mycoplasma genitalium. Gejala PID antara lain nyeri perut bawah, discharge vagina, dan demam. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pengobatan terdiri dari antibiotik sistemik seperti cefotetan atau cefoxitin ditambah do
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsAinul Yaqin
油
File ini adalah lembar kerja mahasiswa untuk mata kuliah Applied Artificial Intelligence in Information Systems. Tujuan pembelajarannya mencakup pemahaman tentang Decision Support Systems (DSS), Business Intelligence (BI), proses pengambilan keputusan, analisis bisnis, manajemen kinerja bisnis, kolaborasi, manajemen pengetahuan, serta teknologi canggih dan tren terkini dalam sistem informasi.
Lembar kerja ini terdiri dari 14 bab yang mencakup berbagai topik, yaitu:
Decision Support and Business Intelligence
Decision Making, Systems, Modeling, and Support
Decision Support Systems Concepts, Methodologies, and Technologies
Modeling and Analysis
Data Mining for Business Intelligence
Artificial Neural Networks for Data Mining
Text and Web Mining
Data Warehousing
Business Performance Management
Collaborative Computer-Supported Technologies and Group Support Systems
Knowledge Management
Artificial Intelligence and Expert Systems
Advanced Intelligent Systems
Management Support Systems Emerging Trends and Impacts
Setiap babnya memiliki format yang sama, yaitu tujuan pembelajaran, pengantar materi, kegiatan belajar (pemahaman konsep, tugas, diskusi kelompok), penilaian, dan refleksi. Kegiatan belajar sangat bervariasi, mulai dari menjawab pertanyaan, menggambar diagram, analisis kasus, melakukan eksperimen menggunakan tools tertentu, hingga diskusi kelompok dan presentasi.
Referensi utama yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah buku Decision Support and Business Intelligence Systems oleh Turban, E., Sharda, R., & Delen, D.
Lembar kerja ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi mahasiswa untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep penting dalam kecerdasan buatan terapan pada sistem informasi, melalui kombinasi pembelajaran teoretis dan tugas-tugas praktis.
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
油
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
PPT ini dipresentasikan dalam acara Seminar dan油Knowledge Sharing Kepustakawanan yang diselenggarakan oleh Forum Perpusdokinfo LPNK Ristek. Tanggal 28 November 2017
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kumpulan Cerpen dari para siswa-siswi SMA Negeri 2 Muara Badak para perlombaan Sumpah pemuda tahun 2024 dengan tema Semangat Persatuan dan Kebangkitan dan perlombaan hari Guru tahun 2024 dengan tema Guru yang menginspirasi, membangun masa depan ini dapat dicetak. Diharapkan karya ini menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik SMA Negeri 2 Muara Badak yang lain untuk ikut berkarya mengembangkan kreatifitas. Kumpulan Cerpen ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga sebagai buku penunjang program Literasi Sekolah (LS) untuk itu, saya sebagai Kepala SMA Negeri 2 Muara Badak sangat mengapresiasi hadirnya buku ini.
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdfedenmanoppo
油
antibiotika-profilaksisppt.pptx
1. PENYAKIT INFEKSI
PENGANTAR
Penyakit infeksi dapat karena
mikroba bakteri
Virus
jamur
protozoa
infestasi oleh jenis parasit.
Pemilihan terapi yang tepat, dosis yang
adekuat adalah merupakan dasar rasional
terapi.
2. SSP (a.l. meningitis, ensefalitis, abses otak dan
meningeal)
Jantung (endokarditis),
Saluran nafas atas (otitis media, faringitis, tonsilitis),
Saluran nafas bawah (bronkhitis, pneumonia), sepsis
(pada sistemik),
Transmisi seksual (gonorhoea),
Pada kulit dan jaringan lunak (gangren, dekubitis),
Saluran genitourinaria, dan yang kasus jenis
penyebab virus HIV / AIDS
Infeksi jamur (kandida, aspergilus dsb.).
Manifestasi infeksi dapat terjadi pada
3. 3
PROFILAKSIS :
Sebelum terkena
infeksi
Berpeluang terkena
infeksi
Spektrum luas
IV, 30-60 mnt pra
OP / 1x24 jam
EMPIRIS :
Sesuai PDT /
Pola peta kuman
dan sensitifitas AM
setempat
Spektrum luas
IV, 5x24 jam
First
liner,
second liner
DEFINITIF /
TERAPETIK :
Spektrum sempit
IV, 7x24 jam
Tujuan : Mencegah Infeksi, morbiditas dan mortalitas pasca OP
Penggunaan Terapi AM
Ampisilin
sulbaktam,
ceFAZolin,
CeFTRIAXone,
ceftazidime, fosfomisin,
levofloksasin, cefoperazone
Sesuai hasil
kultur dan uji
sensitifitas AM
Reksoprawiro et al, 2009
4. ANTIBIOTIKA (AB) PROFILAKSIS
Adalah AB yang diberikan pada pasien yang belum
terkena infeksi, tetapi punya peluang besar terkena
infeksi
infeksi yang dapat
PROFILAKSIS BEDAH
a. Profilaksis bertujuan mencegah
timbul pada tempat operasi
b. Pencegahan infeksi pada tempat resiko tinggi terjadi
infeksi misal penggunaan implan atau akibat intervensi
(cabut gigi, operasi rongga mulut, dll.)
5. TUJUAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS
1. Mencegah terjadinya infeksi luka operasi
2. Mencegah terjadinya morbiditas dan
mortalitas paska bedah
3. Mengurangi lama perawatan dan
menurunkan biaya perawatan
4. Tidak menimbulkan efek ikutan
5. Tidak menyebabkan konsekuensi ikutan
pada flora normal pasien dan kuman
penghuni rumah sakit
6. AB profilaks harus bersifat :
1.Aktif terhadap patogen yang banyak meng
kontaminasi luka
2.Dosis harus adekuat sehingga saat insisi
kadar cukup tinggi di jaringan
3.Aman
4.Penggunaan singkat u mengurangi efek ikutan,
mencegah resistensi dan menekan biaya.
7. KEUNTUNGAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS
Menurunkan infeksi luka operasi dan morbiditas
Menurunkan biaya perawatan kesehatan (bila
dikaitkan dng kejadian infeksi paska bedah)
Mengurangi lama tinggal di rumah sakit.
8. KETERBATASAN AB PROFILAKSIS
Meningkatkan risiko kolitis karena C difficile
bila dipakai cephalosporin generasi ketiga,
walaupun dosis tunggal
Meningkatkan frekuensi bakteremia pada
pemakaian AB profilaksis lebih dari 4 hari
dibanding yang dapat 1 hari
9. 9
Operasi Bersih :
Kemungkinan infeksi
2 - 4%
Dengan atau tanpa AM
Profilaksis
Operasi Bersih
Terkontaminasi :
Kemungkinan
infeksi 5-15%.
Menggunakan AM
Profilaksis Empiris
Operasi Kotor
Dengan Infeksi :
Kemungkinan
infeksi 40-70%.
Menggunaka
n AM
definitif
Operasi Terkontaminasi :
Kemungkinan infeksi 16-25 %.
Menggunakan AM profilaksis
Empiris
Reksoprawiro et al, 2009
Kelas Operasi
(Mayhall
Classification)
10. KELAS ATAU KATEGORI OPERASI :
Operasi Bersih
Operasi didaerah kulit pada kondisi prabedah
tanpa peradangan dan tidak membuka traktus
respiratorius, GI, osofaring, urinarius/bilier
ataupun operasi
penutupan kulit
yang terencana dengan
primer dengan atau tanpa
penggunaan drain tertutup
11. Antibiotika profilaksis di sini dianjurkan pada :
a. Pemasangan implan / prostesis yang permanen
b. Pembawa (carrier) bakteri patogen
c. Adanya infeksi ditempat lain diluar daerah operasi
d. Riwayat penyakit katup rematik atau telah memakai
katup buatan
e. Penderita dengan tuberkulosis tenang (penggunaan
OAT mencegah penyebaran)
f. Penderita dgn diseksi jar yang luas, vaskularisasi jar
terganggu, penggunaan imunosupresan
Kemungkinan timbulnya infeksi di sini adalah 2 4%
12. Operasi Bersih Terkontaminasi
bilier, urinarius, respiratorius ad
Operasi dgn membuka traktus digestivus,
osofaring,
reproduksi kecuali ovarium ataupun operasi
yang tanpa pencemaran nyata (gross spilage)
13. Antibiotika profilaksis ini digunakan pada :
a. Diseksi leher yang masuk ke osofaring
b. Diseksi lambung (ca), membuka kolon, ileum
c. Operasi kolon/usus kecil dengan gangguan vaskularisasi
dari usus
d. Operasi yang menembus saluran empedu (ekstra hepatal)
e. Operasi saluran kemih
f. Operasi yang melalui vagina
Kemungkinan timbul infeksi di sini adalah 5 15%
14. Operasi Terkontaminasi
Operasi dgn membuka traktus digestivus, bilier,
urinarius, respiratorius sampai dengan osofaring
atau reproduksi kecuali ovarium dng pencemaran
yang nyata ataupun operasi pada luka karena
kecelakaan dalam waktu kurang dari 6 jam
(golden period)
15. Antibiotika profilaksis di sini dianjurkan pada:
a.Operasi menembus sal empedu yang terinfeksi
b.Operasi menembus sal kemih yang terinfeksi
radang akut tanpa pembentukan
pada patah tulang terbuka (open
c.Operasi
nanah
d.Operasi
fractur)
Kemungkinan terjadinya infeksi adalah 16 25%
16. Operasi kotor dengan infeksi
Operasi pada perforasi traktus digestivus, urogenitalis
atau respiratorius yang terinfeksi ataupun operasi yang
melewati daerah purulen (inflamasi bakterial).
Dapat pula operasi pada luka terbuka > 6 jam setelah
kejadian atau terdapat jaringan nonvital yang luas atau
nyata2 kotor,
AB yang dianjurkan adalah terapetik. AB profilaksis
hanya u mencegah penyebaran ke area yang tidak
terkontaminasi.
Kemungkinan infeksi adalah 40 70%
18. Kemungkinan kejadian ILO
Dibawah ini adalah faktor risiko untuk ancaman terjadinya
ILO. Lama operasi, ko-morbiditas merupakan faktor risiko
terjadinya ILO. Adanya 2 ko-morbiditas (dapat dilihat dari
skor ASA > 2) dan lamanya operasi dapat diperhitungkan
sebagai indeks risiko
Ideks
resiko
Definisi
0 Tidak ditemukan faktor risiko
1 Ditemukan 1 faktor risiko
2 Ditemukan 2 faktor risiko
19. Kemungkinan ILO berdasarkan kelas operasi dan
indeks risiko
Kelas operasi
Indeks risiko
0 1 2
Bersih 1,0% 2,3% 5,4%
Bersih-
terkontaminasi
2,1% 4,0% 9,5%
Terkontaminasi 3,4% 6,8% 13,2%
20. Prinsip penggunaan AB profilaksis
Pilih AB yang efektif melawan mikroba penyebab infeksi
Pilih AB dengan toksisitas rendah
AB tunggal, dengan dosis terapeutik, intravena 30-60 menit
sebelum operasi, sehingga saat operasi tercapai kadar
efektif untuk menghambat pertumbuhan kuman
Penggunaan AB diulangi bila operasi lebih dari 3 jam, atau
dua kali half life AB
Diberikan 2 atau 3 kali paska bedah, tidak diperlukan
penggunaan yang lebih dari 24 jam
Gunakan AB yang sesuai bila infeksi cukup sering atau bila
infeksi memperburuk keadaan pasien.
21. ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS BEDAH DIGESTIF
Jenis
Pembedahan
Kuman penyebab Rekomendasi antibiotika
Lama
pemberian
Keterangan
Bersih
DENGAN RISIKO
POTENSIAL
INFEKSI
Gram negatif coccus
(S. aureus,
S. epidemidis,
Coliform aerob)
Sefasolin 1 g/i.v.
10 menit sebelum operasi, dosis
tunggal
atau
klindamisin 400 mg i.v.
1 hari
- Hernia dengan mesh
- Hernia insisional
- Hernia dengan obesitas
- Daya tahan rendah, Diabetes
Mellitus
Bersih
terkontaminasi
Esofagus
Gastro duodenal
Usus halus
- Gram negatif
- Bakteri Anaerob
- Enterococcus
Sefasolin 1 g. i.v.
Bila curiga anaerob, ditambah
Metronidazol 500 mg. I.v.
atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
Bedah gastro-duodenal dengan
risiko tinggi
- Ulkus dengan perdarahan
- Ulkus duodeni dengan obstruksi
- Ulkus lambung
- Keasaman lambung yang rendah
- Motilitas lambung yang menurun
- Keganasan
- Obesitas
- Penderita dengan terapi H2
antagonis
BEDAH BILIER
RISIKO RENDAH
- Enterobacteriaceae
- Enterococcus
- Clostridium Spp
- Anaerob
Sefasolin 1 g i.v.
Bila curiga anaerob, ditambah
Metronidazol 500 mg i.v.
atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
- Kolesistitis akut
- Kolangitis akut
- Batu duktus koledokus
- Obstructive jaundice
- Usia > 60 tahun
BEDAH BILIER
RISIKO RENDAH
Sefasolin 1 g i.v.
Atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
- Batu kandung empedu
22. APENDEKTOMI
ELEKTIF
Enteric aerob,
Anaerob
Sefuroksim 1 g i.v.
Atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
- Bila perforasi, gangren, inflamasi
berat atau komplikasi, dilanjutkan
dengan regimen terapi
KOLOREKTAL Enteric Aerob
Anaerob
Sefasolin 1 g. i.v. dan
Metronidazol 500 mg. I.v.
Atau
Klindamisin 600 mg i.v. dan
Gentamisin 1.5 mg/kg BB i.v.
1 hari
Persiapan sterilisasi usus besar
Hari I
Diet rendah residu
Bisakodil 1 tab jam 18.00
Hari II
Diet rendah residu
Magnesium sulfat 15 mg diberikan
jam 10.00, jam 14.00 dan jam 18.00
Enema dengan larutan Saline sampai
bersih
Hari III
Diet cair
Magnesium sulfat 15 mg jam 10.00
dan jam 14.00
Tenpa Enema
Neomisin 1 gram dan Eritromisin basa
1 gram per oral diberikan jam 13.00,
jam 14.00 dan jam 23.00
Hari IV
Operasi dijadwalkan jam 08.00