Dokumen tersebut membahas tentang pengelompokan dan penatalaksanaan gangguan irama jantung atau aritmia. Terdapat tiga kelompok aritmia yaitu minor, mayor dan mengancam jiwa. Aritmia mengancam jiwa seperti ventrikel fibrilasi dan ventrikel takikardi tanpa nadi memerlukan resusitasi segera untuk mencegah kematian. Protokol penanganannya meliputi defibrilasi dini, resusitasi jantung paru dini, pember
1. STEMI merupakan kerusakan otot jantung permanen yang disebabkan oleh penyumbatan total aliran darah ke arteri koroner, menyebabkan daerah yang dipasok arteri tersebut kekurangan oksigen dan mati.
2. Gejala klinis STEMI antara lain nyeri dada yang berkepanjangan, peningkatan enzim jantung, dan perubahan pada EKG berupa elevasi segmen ST.
3. Penatalaksanaan utama STEMI adalah pemulihan aliran dar
Dokumen tersebut membahas tentang cairan tubuh, elektrolit, dan kebutuhan cairan pada berbagai kondisi seperti dehidrasi, luka bakar, dan trauma. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan komposisi dan jumlah cairan tubuh yang berbeda pada bayi, anak, dan dewasa, serta pedoman penggantian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi, luka bakar, dan pendarahan.
Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial meliputi gejala klinis seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan kesadaran. Peningkatan tekanan dapat disebabkan oleh edema otak, perdarahan, atau tumor dan dapat menyebabkan komplikasi seperti herniasi otak. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan CT scan dan pemantauan tekanan intrakranial secara terus-menerus. Pengobatan meliputi mannitol, hiper
This document provides guidelines for cardiopulmonary resuscitation (CPR) and emergency cardiovascular care that are current until October 2020. After this date, an updated document should be requested from the listed organization. It also contains information on diagnosing and treating tachycardia, including appropriate doses of medications like adenosine and cardioversion procedures. Recommendations are provided for evaluating and managing stable or unstable rhythms based on factors like heart rate, blood pressure, pulse, and mental status.
Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) penting untuk mengidentifikasi dan lokasi infark miokard akut. Distorsi terminal kompleks QRS pada EKG infark miokard inferior berhubungan dengan risiko tinggi terjadinya blok AV tingkat tinggi selama perawatan. Penelitian menunjukkan pasien dengan distorsi kompleks QRS memiliki risiko blok AV tingkat tinggi yang lebih besar dibandingkan tanpa distorsi.
Dokumen tersebut membahas tentang pengkajian gawat darurat yang terdiri dari pengkajian primer (ABCD) dan sekunder. Pengkajian primer meliputi penilaian terhadap jalan nafas, pernafasan, peredarah darah, tingkat kesadaran dan paparan. Sedangkan pengkajian sekunder meliputi pengukuran vital sign lengkap dan pemberian tindakan kenyamanan.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik sistem perkemihan yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi organ-organ terkait seperti ginjal, kandung kemih, dan meatus urinaria untuk mendeteksi gangguan pada sistem tersebut.
GAGAL GINJAL AKUT dan KRONIK merupakan penurunan fungsi ginjal yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, obat-obatan, atau hipertensi. Gejala klinisnya meliputi perubahan eliminasi urine, retensi cairan, serta risiko infeksi. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan laboratorium seperti kadar kreatinin dan urea darah, sedangkan pengobatannya meliputi manajemen cairan dan
Dokumen tersebut merupakan presentasi tentang bantuan hidup dasar (BHD) yang mencakup pengantar anatomi dan fisiologi sistem pernapasan dan kardiorespirasi, siklus BHD, penggunaan alat bantu pernapasan seperti masker oksigen, airway adjuncts, elektrokardiografi, dan farmakoterapi dalam bantuan hidup lanjut. Presentasi ini juga membahas teknik CPR berkualitas tinggi, evaluasi berkala pasien, dan beberapa kes
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi pada korban yang tidak sadar. Terdapat penjelasan tentang diagnosa dan tindakan yang dapat dilakukan seperti pembukaan jalan napas, pernapasan buatan, bantuan pernapasan, dan kompresi dada eksternal untuk menjaga sirkulasi darah. Dokumen ini sangat bermanfaat untuk petugas medis dalam menangani korban yang mengalami gangguan jalan
Multiple vehicle trauma merupakan trauma yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang melibatkan lebih dari satu kendaraan. Kecelakaan lalu lintas dapat menyebabkan berbagai cedera seperti syok hipovolemik akibat perdarahan dan syok neurogenik yang dapat mengancam jiwa pasien. Oleh karena itu, diperlukan penatalaksanaan yang tepat untuk menyelamatkan pasien.
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang enam sasaran keselamatan pasien rumah sakit yaitu ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, prosedur dan pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien jatuh."
Dokumen tersebut membahas tentang Acute Coronary Syndrome (ACS) yang meliputi STEMI, NSTEMI, dan unstable angina pectoris. Dokumen menjelaskan patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan ACS berdasarkan hasil EKG dan biomarker kardiovaskular. Dokumen juga menjelaskan asuhan keperawatan dasar pada pasien dengan keluhan nyeri dada yang mungkin mengalami ACS.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang elektrokardiogram (EKG) yang merupakan alat untuk mencatat aktivitas listrik jantung. Terdapat berbagai jenis sandapan (lead) dan kurva EKG yang menggambarkan proses depolarisasi dan repolarisasi atrium dan ventrikel.
Penyakit jantung koroner terjadi karena penyempitan pembuluh darah jantung akibat tumpukan kolesterol. Gejalanya antara lain nyeri dada dan sesak nafas. Pencegahannya meliputi mengurangi asupan lemak, merokok, dan olahraga. Pengobatannya dengan obat penurun tekanan darah, antiplatelet, atau prosedur melebarkan pembuluh seperti PTCA. Prognosinya tergantung kerusakan jantung dan fun
This document provides guidelines for cardiopulmonary resuscitation (CPR) and emergency cardiovascular care that are current until October 2020. After this date, an updated document should be requested from the listed organization. It also contains information on diagnosing and treating tachycardia, including appropriate doses of medications like adenosine and cardioversion procedures. Recommendations are provided for evaluating and managing stable or unstable rhythms based on factors like heart rate, blood pressure, pulse, and mental status.
Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) penting untuk mengidentifikasi dan lokasi infark miokard akut. Distorsi terminal kompleks QRS pada EKG infark miokard inferior berhubungan dengan risiko tinggi terjadinya blok AV tingkat tinggi selama perawatan. Penelitian menunjukkan pasien dengan distorsi kompleks QRS memiliki risiko blok AV tingkat tinggi yang lebih besar dibandingkan tanpa distorsi.
Dokumen tersebut membahas tentang pengkajian gawat darurat yang terdiri dari pengkajian primer (ABCD) dan sekunder. Pengkajian primer meliputi penilaian terhadap jalan nafas, pernafasan, peredarah darah, tingkat kesadaran dan paparan. Sedangkan pengkajian sekunder meliputi pengukuran vital sign lengkap dan pemberian tindakan kenyamanan.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik sistem perkemihan yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi organ-organ terkait seperti ginjal, kandung kemih, dan meatus urinaria untuk mendeteksi gangguan pada sistem tersebut.
GAGAL GINJAL AKUT dan KRONIK merupakan penurunan fungsi ginjal yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, obat-obatan, atau hipertensi. Gejala klinisnya meliputi perubahan eliminasi urine, retensi cairan, serta risiko infeksi. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan laboratorium seperti kadar kreatinin dan urea darah, sedangkan pengobatannya meliputi manajemen cairan dan
Dokumen tersebut merupakan presentasi tentang bantuan hidup dasar (BHD) yang mencakup pengantar anatomi dan fisiologi sistem pernapasan dan kardiorespirasi, siklus BHD, penggunaan alat bantu pernapasan seperti masker oksigen, airway adjuncts, elektrokardiografi, dan farmakoterapi dalam bantuan hidup lanjut. Presentasi ini juga membahas teknik CPR berkualitas tinggi, evaluasi berkala pasien, dan beberapa kes
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi pada korban yang tidak sadar. Terdapat penjelasan tentang diagnosa dan tindakan yang dapat dilakukan seperti pembukaan jalan napas, pernapasan buatan, bantuan pernapasan, dan kompresi dada eksternal untuk menjaga sirkulasi darah. Dokumen ini sangat bermanfaat untuk petugas medis dalam menangani korban yang mengalami gangguan jalan
Multiple vehicle trauma merupakan trauma yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang melibatkan lebih dari satu kendaraan. Kecelakaan lalu lintas dapat menyebabkan berbagai cedera seperti syok hipovolemik akibat perdarahan dan syok neurogenik yang dapat mengancam jiwa pasien. Oleh karena itu, diperlukan penatalaksanaan yang tepat untuk menyelamatkan pasien.
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang enam sasaran keselamatan pasien rumah sakit yaitu ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, prosedur dan pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien jatuh."
Dokumen tersebut membahas tentang Acute Coronary Syndrome (ACS) yang meliputi STEMI, NSTEMI, dan unstable angina pectoris. Dokumen menjelaskan patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan ACS berdasarkan hasil EKG dan biomarker kardiovaskular. Dokumen juga menjelaskan asuhan keperawatan dasar pada pasien dengan keluhan nyeri dada yang mungkin mengalami ACS.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang elektrokardiogram (EKG) yang merupakan alat untuk mencatat aktivitas listrik jantung. Terdapat berbagai jenis sandapan (lead) dan kurva EKG yang menggambarkan proses depolarisasi dan repolarisasi atrium dan ventrikel.
Penyakit jantung koroner terjadi karena penyempitan pembuluh darah jantung akibat tumpukan kolesterol. Gejalanya antara lain nyeri dada dan sesak nafas. Pencegahannya meliputi mengurangi asupan lemak, merokok, dan olahraga. Pengobatannya dengan obat penurun tekanan darah, antiplatelet, atau prosedur melebarkan pembuluh seperti PTCA. Prognosinya tergantung kerusakan jantung dan fun
Dokumen tersebut membahas tentang aritmia jantung yang mengancam jiwa, termasuk anatomi jantung, sistem konduksi jantung, jenis-jenis aritmia bahaya seperti fibrilasi ventrikel dan takikardi ventrikel, tanda dan gejala, diagnosa, penatalaksanaan melalui obat antiaritmia, defibrilasi, cardioversi, serta asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, dan intervensi untuk meningkatkan sirkulasi pasien
1. Seorang pria mengalami henti jantung saat makan malam di kapal pesiar. Dokter memberikan resusitasi jantung paru sebelum awak kapal datang dengan defibrilator otomatis. Pasien tertolong setelah menerima dua kali kejutan listrik.
2. Defibrilasi dan kardioversi menggunakan kejutan listrik untuk menghentikan aritmia jantung. Defibrilasi digunakan untuk detak ventrikel tak beraturan tanpa denyut,
Dokumen tersebut membahas update 2020 AHA Guidelines untuk penatalaksanaan gangguan kardiovaskuler seperti manajemen henti jantung, takikardia, bradikardia, penyakit arteri koroner dan sindrom koroner akut.
1. Bantuan hidup lanjut memberikan obat-obatan untuk memperpanjang hidup pasien setelah bantuan hidup dasar;
2. Bantuan hidup dasar meliputi pemeliharaan jalan napas, bantuan pernapasan, dan sirkulasi;
3. Algoritma resusitasi jantung paru meliputi penilaian kondisi pasien, pemberian kompresi dada, ventilasi, dan obat-obatan tertentu sesuai ritme jantung pasien.
bantuan hidup lanjut bagi tenaga kesehatanMustajibAjib
油
Bantuan Hidup Lanjut (BHL) adalah tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan dan memulihkan fungsi sirkulasi spontan. BHL dilakukan secara bersamaan dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Tujuannya agar perfusi dan oksigenasi jaringan dapat segera dipulihkan dan dipertahankan.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang sistem konduksi jantung dan elektrokardiografi. Sistem konduksi jantung terdiri dari beberapa sel pacemaker yang mengeluarkan impuls untuk menciptakan depolarisasi dan repolarisasi. Elektrokardiografi merekam aktivitas listrik jantung untuk tujuan diagnostik gangguan jantung. Terdapat beberapa gelombang dan interval khas pada elektrokardiogram normal.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian dan manajemen gangguan irama jantung atau dysrhythmia pada perawat. Secara ringkas, dokumen menjelaskan pentingnya kemampuan perawat dalam menganalisis gangguan irama jantung, menentukan tindakan yang tepat, serta berkolaborasi dengan dokter dalam memberikan terapi untuk mengontrol dysrhythmia dan meningkatkan keselamatan pasien.
EKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengertissuser279f9f
油
1.Tentukan iramanya : Sinus / bukan
2.Tentukan frekuensi/kecepatan : Normal / takikardia / bradikardia
3.Tentukan axis : Normal / RAD / LAD
4.Nilai gelombang P : Normal / tidak
5.Hitung PR interval : Normal /memanjang/memendek
6.Nilai gelombang Q : Normal / patologis
7.Hitung QRS komplek : Normal / melebar
8.Nilai ST segmen : Isoelektrik / elevasi / depresi
9.Nilai gelombang T : Normal / Inverted / tinggi
10.Perhatikan tanda-tanda : Hipertropi / iskemia / infark
11.Kesimpulan/Diagnosa
2. Adalah gangguan denyut jantung yang meliputi frequensi,
irama dan konduksi yang dapat ditimbulkan oleh karena
gangguan pengeluaran / pembentukan inpuls maupun
gangguan sistem hantaran / konduksi atau keduanya.
Klasifikasi aritmia ( sesuai dengan prognosis )Klasifikasi aritmia ( sesuai dengan prognosis )
1. Aritmia minor
Ini tidak memerlukan tindakan segera sebab tidak
mengganggu sirkulasi dan tidak berlanjut ke aritmian
yang saerius, biasanya tidak memerlukan terafi
2. Aritmia mayor
Dapat menimbulkan gangguan penurunan curah
jantung & dapat berlanjut ke aritmia yang mengancam
jiwa. Memerlukan tindakan segera dan terafi.
3. Aritmia mengancam jiwa / lethal
Aritmia yang memerlukan resusitasi segera untuk
mencegah kematian
3. Ventrikel Fibrilasi
Ventrikel Takikardi Tanpa Nadi
Asistole
PEA (Pulseless Electrical Activity)
Keempat aritmia di atas merupakan
penyebab terjadinya henti jantung.
4. Irama : Tidak teratur
Frekwensi HR : > 350 x/menit shg tdk dpt dihitung
Gel. P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
Gel. QRS : Lebar dan tidak teratur
5. Irama : Teratur
Frekwensi HR : 100 250 x/menit
Gel. P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
Gel. QRS : Lebar lebih dari 0,12 detik
7. PADA GAMBARAN DI MONITOR
TERLIHAT ADANYA GAMBARAN
AKTIVITAS LISTRIK JANTUNG
TETAPI PADA SAAT DI PALPASI
DENYUT NADI TIDAK TERABA
8. 1. EARLY AKSES : Segera mengenali tanda-
tanda henti jantung dan mengaktifkan
sistem respon kegawatdaruratan.
2. EARLY CPR : Segera RJP dengan
penekanan pada kompresi dada
3. EARLY DEFIBRILASI : Segera defibrilasi
4. EARLY ALS : Bantuan hidup lanjut yang
efektif
5. Perawatan paska henti jantung yang
terintegrasi
9. Cek iramaCek irama
VF/VT (-) Asistol / PEA
DEFIBRILASI
RJP
OBAT
RJP
OBAT
HENTI JANTUNG
Cek kesadaran, minta bantuan, cek nadi,
RJP (jika nadi tidak teraba)
Cek kesadaran, minta bantuan, cek nadi,
RJP (jika nadi tidak teraba)
Shockable rhythme Unshockable rhythme
10. Pemberian terapi listrik dosis tinggi
untuk penatalaksanaan ventrikel
fibrilasi dan ventrikel takikardi tanpa
nadi dengan modus asinkron
15. Monofasik 360 joule
Bipasik 120 200 joule
pada anak 2-4 joule/kgBB (Dosis
maximal 4-8 j/kgBB)
17. Prosedur defibrilasi
Hidupkan defibrilasi
Pilih paddlespaddles atau ( lead I, II, III ) tombol
lead select.lead select.
Pilih energi yg diperlukan.
Oleskan jeli pada paddle.
Letakan paddle pada apexapex dan sternum.sternum.
Nilai irama pada monitor, VF/VT tanpaVF/VT tanpa
nadinadi.
Tekan tombol pengisian energi
( chargecharge ) pada peddle apex / pada unit
defibrilator.
18. Lanjutan.
Setelah energi tercapai, berikan aba
aba yg jelas.
@ Energi siapSaya
siap.lingkungan siap
Berikan tekanan 賊 12,5 Kg pd paddle.
Nilai kembali irama EKG, bila masih
VF/VT tanpa nadi tekan tombol
dischargedischarge pada kedua paddle.
Lakukan RJP sebanyak 5 siklus (2
menit)
19. VF/VT tanpa nadi PEA/ Asistol
1. Adrenalin 1 mg 1. Adrenalin 1 mg
2. Amiodarone 300 mg
pemberian pertama,
pemberian kedua 150
mg
Atau
Lidocaine 1-1遜
mg/kgBB pemberian
pertama, dosis
ulangan 0,5 0,75
mg/kgBB (dosis max
3 mg/kgBB atau 3 x
pemberian)
20. AGORITMA VF/VT tanpaAGORITMA VF/VT tanpa
nadinadi
VF/VT tanpa nadi
DC ke 1
Cek irama
RJP sambil menunggu DC siap
RJP 2 menit
(5 siklus)
RJP / beri oksigen/pasang monitor
pasang akses vena
VF/VT tanpa nadi
DC ke 2RJP sambil menunggu DC siap
Beri Adrenalin 1 mg tiap 3-5 mnt/
pertimbangkan pasang
jalan nafas definitif
Cek irama VF/VT tanpa nadi
DCRJP sambil menunggu DC siap
RJP 2 menit (5 siklus)
RJP 2 menit
(5 siklus)
Beri amiodaron/
Atasi penyebab
21. CATATAN :
1. DEFIBRILASI SETIAP 2 Menit (5 siklus RJP)
2. ADRENALIN DI BERIKAN SETIAP 3 5 mnt
3. DOSIS AWAL AMIODARON 300 mg, DOSIS KEDUA 150 mg
4. DOSIS LIDOKAIN 1-1,5 mg / kg, DIULANG 0,5 0,75 /KG
MAKSIMAL 3 mg/ kg BB
5. JALAN NAFAS DEFINITIF
6. RJP stlh terpasang jalan nafas definitif : 100x/mnt kompresi,
8-10 x/mnt ventilasi
7. ATASI PENYEBAB
INGAT !!!!!!!!!!!!!!!!!
22. AGORITMA PEA - ASISTOLAGORITMA PEA - ASISTOL
Cek irama
RJP 2 menit
(5 siklus)
30:2
RJP / beri oksigen/pasang monitor
FLP/Pasang akses vena/IO
Beri Adrenalin 1 mg tiap 3-5 mnt/
pertimbangkan pasang
jalan nafas definitif
PEA - ASISTOL
Cek irama PEA - ASISTOL
RJP 2 menit (5 siklus)
100 x/mnt kompresi
8-10x/mnt ventilasi
FLP/Atasi
Penyebab
FLP
Beri Adrenalin 1 mg
tiap 3-5 mnt
Cek irama PEA - ASISTOL
RJP 2 menit (5 siklus)
100 x/mnt kompresi
8-10x/mnt ventilasi
23. INGAT.???
CATATAN :
1. ADRENALIN DAPAT DI BERIKAN SETIAP 3 s/d 5 MENIT
2. Pada Asistol FLAT LINE PROTOKOL di lakukan untuk
memastikan asistol benar/tidak
3. JALAN NAFAS DEFINITIF YANG DIREKOMENDASIKAN :
SUPRAGLOTIC AIRWAYS
4. RJP stlh terpasang jalan nafas definitif : 100x/mnt kompresi,
8-10 x/mnt ventilasi (2 menit)
5. ATASI PENYEBAB