際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Arsitektur Enterprise
1) Arsitektur enterprise
2) Metode dan framework arsitektur
3) Pemodelan enterprise
4) Analisis dan penyelarasan arsitektur
5) The Open Group Architecture Framework (TOGAF):
 Architecture Development Method (ADM)
 Komponen arsitektur
 Penyimpanan arsitektur
 Tatakelola arsitektur
Topik perkuliahan
Utama:
 Lankhorst, Mark. 2013. Enterprise architecture at work: Modelling, communication and analysis,
3rd
Edition. Berlin: Springer-Verlag.
 Desfray, Philippe dan Gilbert Raymond. 2014. Modelling enterprise architecture with TOGAF: A
practical guide using UML and BPMN. Waltham: Morgan Kauffman.
 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)
Pendukung:
 Bente, Stefan, Uwe Bombosch dan Shailendra Langade. 2012. Collaborative enterprise
architecture: Enriching EA with lean, agile, and enterprise 2.0 practices. Waltham: Morgan
Kaufmann.
 Cummins, Fred A. 2009. Building the agile enterprise with SOA, BPM and MBM. Burlington:
Morgan Kaufmann Publishers.
Buku referensi
 Kuis : 10% (minimal 4x dalam 1 semester)
 Tugas proyek : 30%
 UTS : 30%
 UAS : 30%
Tugas proyek:
 Merupakan tugas individu,
 Kasus untuk tugas akan diberikan,
 Membuat dokumen arsitektur enterprise berdasarkan framework TOGAF,
dikumpulkan sebelum semester berakhir.
Komponen penilaian
Pengantar Arsitektur
Enterprise
 Chapter 1
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar arsitektur enterprise
meliputi metode, framework, dan dasar pendekatan arsitektur
enterprise.
Capaian pembelajaran #1
1. Konsep arsitektur enterprise
2. Proses arsitektur
3. Faktor pendorong arsitektur enterprise
4. Metode dan framework arsitektur enterprise
5. Arsitektur Berorientasi Layanan
Topik bahasan
 Dalam praktek bisnis saat ini, pendekatan terintegrasi antara bisnis
dan TI menjadi penting.
 Hal ini berdampak pada perancangan ulang struktur organisasi, proses
bisnis, aplikasi TI, dan infrastruktur teknis.
Konsep arsitektur
enterprise
 Arsitektur diperlukan untuk mengelola kompleksitas organisasi atau
sistem yang sangat besar.
 Untuk menciptakan gambaran struktur organisasi, proses bisnisnya,
dukungan aplikasi, dan infrastruktur teknis, kita perlu menjelaskan
aspek dan domain yang berbeda serta hubungannya.
Arsitektur
Konsep dasar sebuah sistem dalam lingkungannya terletak pada
elemen2nya, hubungannya, serta prinsip dari rancangan dan
evolusinya.
Arsitektur
Stakeholder
Seorang individu, kelompok, atau organisasi yang memiliki
kepentingan/ketertarikan dalam, atau pertimbangan terhadap,
sebuah sistem.
 Seorang Arsitek perlu untuk mendiskusikan arsitektur dengan para
stakeholder, dan harus dapat menjelaskan arsitektur serta dampaknya
kepada semua stakeholder yang terlibat, yang biasanya memiliki latar
belakang berbeda-beda.
 Munculnya disiplin ilmu Enterprise Engineering memandang enterprise
sebagai satu kesatuan sistem yang dirancang dengan tujuan tertentu
yang dapat diadaptasi dan dirancang-ulang secara sistematis dan
terkendali.
 Sebuah enterprise dalam konteks ini dapat didefinisikan sebagai
berikut (The Open Group 2011):
Enterprise
Kumpulan organisasi yang memiliki tujuan yang sama dan/atau produk
akhir yang sama.
Arsitektur enterprise
 Arsitektur pada level keseluruhan organisasi biasa disebut sebagai
enterprise architecture yang dapat didefinisikan sebagai berikut:
Enterprise architecture
Sebuah prinsip, metode, dan model yang koheren yang digunakan
dalam perancangan dan realisasi struktur organisasi, proses bisnis,
sistem informasi, dan infrastruktur dari sebuah enterprise.
 Enterprise architecture mencakup inti2 dari bisnis, TI dan evolusinya
 tanpa arsitektur yang bagus, akan sulit untuk mencapai kesuksesan
bisnis.
 Karakteristik paling penting dari sebuah enterprise architecture adalah
menyediakan pandangan menyeluruh dari sebuah enterprise.
 Sebuah enterprise architecture yang baik menyediakan kebutuhan
mendatang untuk menyeimbangkan dan membantu translasi
kebutuhan tersebut dari bentuk strategi perusahaan menjadi operasi
sehari-hari.
 Model, view, presentasi, dan analisis arsitektur semua membantu
untuk menjembatani communication gap antara Arsitek dan
stakeholder.
Proses arsitektur enterprise
 Arsitektur adalah sebuah proses sekaligus sebuah produk.
 Produk berfungsi untuk memandu manager dalam merancang proses
bisnis dan system developers dalam membangun aplikasi agar tetap
sejalan dengan tujuan dan kebijakan bisnis.
 Dampak dari proses adalah lebih dari sekedar membuat produk
arsitektur kesadaran/kewaspadaan stakeholder yang berkaitan
dengan tujuan dan aliran informasi bisnis akan terlihat.
Proses arsitektur
 Proses arsitektur terdiri dari langkah2 yang membawa ide awal
melalui tahapan perancangan dan implementasi menjadi sebuah
sistem yang operasinal, dan akhirnya mengubah serta menggantikan
sistem ini.
 Dalam semua tahapan proses arsitektur, komunikasi yang jelas
dengan dan antara stakeholder menjadi penting.
Arsitektur Enterprise Chapter 1 pengenalan
Faktor pendorong arsitektur
enterprise
Penyesuaian Bisnis-TI dianggap sebagai instrumen penting untuk
mewujudkan efektifitas organisasi.
 Model penyesuaian strategis oleh Henderson dan Venkatraman
(1993) membedakan antara aspek strategi bisnis dan infrastruktur
organisasi di satu sisi, dengan strategi dan infrastruktur TI di sisi
lainnya.
 Model ini menyediakan 4 sudut pandang dominan yang digunakan
untuk mengatasi penyesuaian antara aspek2 tersebut.
Faktor internal
Arsitektur Enterprise Chapter 1 pengenalan
Enterprise architecture diposisikan dalam konteks pengelolaan
enterprise.
 Pada bagian puncak, Misi dari enterprise adalah: mengapa ada? Visi
menyatakan gambaran masa depan dan nilai2 yang dipegang teguh.
 Berikutnya adalah strategi, yang menyatakan jalur yang ditempuh
enterprise untuk mencapai misi dan visinys  ditranslasikan ke dalam
tujuan konkrit yang memberi arah dan menjadi penanda dalam
mengeksekusi strategi.
 Mentranslasikan tujuan int menjadi perubahan konkrit
hingga ke operasi sehari-hari perusahaan adalah apa
yang dilakukan oleh enterprise architecture 
menyediakan sudut pandang holistik dari operasi saat
ini dan saat nanti, serta aksi yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan perusahaan.
 Arsitektur dipandang sebagai bagian hard dari
perusahaan, sementara bagian soft nya adalah culture,
yang dibentuk oleh orang2 dan kepemimpinan,
dianggap sama pentingnya (atau lebih penting) untuk
mencapai tujuan perusahaan.
 Bagian akhirnya di paling bawah adalah operasi harian
dari enterprise, yang dikendalikan dari atas.
Arsitektur Enterprise Chapter 1 pengenalan
Arsitektur adalah instrumen strategis dalam memandu organisasi
menjalani arah pengembangan yang terencana.
 Enterprise yang sukses menjalankan operating model dengan
pemilihan yang jelas pada level integrasi dan standarisasi proses bisnis
di seluruh enterprise.
 Peran enterprise architecture sebagai pengorganisasian logis dari
proses bisnis dan infrastruktur TI, harus mencerminkan kebutuhan
integrasi dan standarisasi dari operating model.
Framework pengaturan menuntut agar perusahaan dan institusi
pemerintah dapat membuktikan bahwa mereka memiliki pandangan
yang jelas terhadap operasi mereka dan bahwa mereka telah
mematuhi hukum yang berlaku.
 Di USA, ClingerCohen Act (1996), juga dikenal sebagai Information
Technology Management Reform Act, menuntut bahwa semua biro
pemerintah harus memiliki sebuah IT architecture.
Faktor eksternal
 Framework lain Basel II (2004), didukung oleh
gubernur bank sentral dan pimpinan otoritas
pengawas perbankan negara2 Group of Ten (G10),
menempatkan kebutuhan pada organisasi perbankan
untuk memperhatikan financial risk management,
untuk mendorong stabilitas di dunia keuangan.
 US act lainnya, the SarbanesOxley Act (2002), dikenal
sebagai Public Company Accounting Reform and
Investor Protection Act, muncul setelah skandal Enron,
utuk mendorong perusahaan mengadopsi praktek
good corporate governance dan untuk membuat
executive perusahaan bertanggung jawab secara
personal.
Metode dan framework
arsitektur enterprise
 Sebuah metode arsitektur adalah sebuah kumpulan
terstruktur dari teknik dan langkah2 proses untuk
membuat dan memelihara sebuah enterprise architecture.
 Metode biasanya menjelaskan berbagai tahapan dari
sebuah siklus hidup arsitektur, apa yang harus dihasilkan
pada setiap tahapan, dan bagaimana diverifikasi atau diuji.
 Contoh:
Architecture Development Method (ADM) dari TOGAF,
dikembangkan oleh The Open Group, menyediakan tahapan
detil dan jelas untuk mengembangkan sebuah IT architecture.
Versi terakhir TOGAF memberikan framework dan metode
pengembangan untuk mengembangkan enterprise
architectures.
 IEEE Computer Society menyetujui standar IEEE 1471-2000 (IEEE
Computer Society 2000), yang membangun sebuah dasar teoritis yang
kuat untuk definisi, analisis, dan deskripsi dari system architecture.
 Fokus utamanya pada sistem yang bersifat software-intensive, seperti
sistem informasi, sistem embedded, dan sistem composite dalam
konteks komputasi.
Standard IEEE 14712000/ISO/IEC 42010
 Tahun 1987, John Zachman memperkenalkan framework enterprise
architecture yang pertama dan terkenal, walaupun pada saat ini
dikenal sebagai Framework for Information Systems Architecture.
 Framework yang berlaku untuk enterprise pada dasarnya adalah
sebuah struktur logis untuk mengklasifikasi dan mengorganisasi
representasi deskriptif dari sebuah enterprise yang penting bagi
management enterprise dan bagi pengembangan sistem enterprise.
Zachman Framework
Arsitektur Enterprise Chapter 1 pengenalan
 Framework dalam bentuk yang paling sederhana menggambarkan
rancangan artefak yang menyusun persimpangan antara peran dalam
proses perancangan (owner, designer, dan builder) dan abstraksi
produk yang dihasilkan (materialnya terbuat dari apa, bagaimana
prosesnya bekerja, dan dimana posisinya sebuah komponen terhadap
lainnya).
 Pada dasarnya framework memiliki abstraksi produk lainnya sebagai
tambahan terhadap what, how, dan where, yaitu pertanyaan
interogatif lainnya who, when, dan why.
 Keunggulan dari framework Zachman adalah mudah untuk dipahami,
menganggap enterprise sebagai suatu keseluruhan, dijelaskan tanpa
tergantung dari tools atau metodologi, dan masalah apapun dapat
dipetakan untuk memahami dimana posisinya.
 Kekurangan yang paling penting adalah banyaknya jumlah cell, yang
menjadi halangan bagi kepraktisan penerapan framework ini. Juga
hubungan antara sel yang berbeda tidak terlalu jelas spesifikasinya.
 The Open Group Architecture Framework (TOGAF) asalnya adalah
sebuah framework dan metodologi umum/generik untuk
pengembangan arsitektur teknis, namun kemudian berkembang
menjadi sebuah framework dan metode enterprise architecture.
TOGAF:
The Open Group Architecture Framework
Arsitektur Enterprise Chapter 1 pengenalan
TOGAF memiliki komponen utama berikut:
 Architecture Capability Framework, yang berurusan dengan organisasi, proses, skill,
peran, dan tanggungjawab yang diperlukan untuk memulai dan mengoperasikan
fungsi arsitektur dalam enterprise.
 Architecture Development Method (ADM), yang menyediakan way of working
bagi Arsitek dan dianggap sebagai inti dari TOGAF.
 Architecture Content Framework, yang mempertimbangkan keseluruhan enterprise
architecture yang tersusun atas 4 arsitektur yang saling berkaitan: Business
Architecture, Data Architecture, Application Architecture, dan Technology (IT)
Architecture.
 Enterprise Continuum, yang berisi berbagai model referensi, seperti Technical
Reference Model, The Open Groups Standards Information Base (SIB), dan The
Building Blocks Information Base (BBIB).
Arsitektur Berorientasi Layanan
 Munculnya pemikiran komputasi service-oriented (SOC) dan teknologi
Web service pada khususnya, telah membangkitkan besarnya minat
terhadap service-oriented architecture (SOA).
 SOA adalah sebuah cara untuk mencapai interoperabilitas antara
komponen software yang terdistribusi dan heterogen, atau sebuah
platform untuk komputasi terdistribusi.
 SOA menggambarkan sebuah set prinsip perancangan yang
memungkinkan unit fungsional untuk disediakan dan digunakan
sebagai layanan atau service.
 Literatur arsitektur SOA merekomendasikan sebuah tipologi
komponen, dimana komponen dibagi strukturnya ke dalam level.
 Level logical berdasarkan kestabilan menjadi aturan dasar
dependensi: sebuah komponen tidak dapat menggunakan
komponen level diatasnya yang lebih tinggi.
 Interaction komponen2 yang mengelola dialog antara sistem dengan actor
eksternal. Khususnya, mereka mengatur graphical user interface dan menjaga
users session.
 Process komponen2 yang mengatur otomasi proses bisnis: urutan kerja, koneksi
ke service, manajemen event. Ini adalah area BPM dengan teknik dan tools
khusus (BPMS), bahasa deskripsi (BPMN), atau supervisi (BAM).
 Function komponen2 yang memainkan peran perantara antara komponen
proses dan komponen entity dengan mengatur beberapa proses bisnis tertentu.
 Entity komponen2 yang fokus pada entity bisnis kunci dari sistem (misalnya
client, contract, atau order). Perannya adalah untuk menijinkan aksis ke
informasi yang berkaitan dengan entity ini, biasanya berhubungan dengan
database seperti operasi read, write, dan query. Komponen entity juga dapat
berhubungan dengan masalah berkaitan dengan distibusi dan duplikasi
repository terkait.
 Utility komponen2 yang menyediakan service lintas-organisasi, yang relatif
independen dari bisnis enterprise seperti directories, messaging, atau electronic
publishing. Komponen2 ini, biasanya stabil, dan diimplementasikan melalui
penggunaan paket software low-risk.
 Public komponene2 yang didedikasikan kepada service yang dapat diakses dari
luar sistem informasi (B2B, partner).
Thank You
Leni.fitriani@sttgarut.ac.id/085323275813

More Related Content

Arsitektur Enterprise Chapter 1 pengenalan

  • 2. 1) Arsitektur enterprise 2) Metode dan framework arsitektur 3) Pemodelan enterprise 4) Analisis dan penyelarasan arsitektur 5) The Open Group Architecture Framework (TOGAF): Architecture Development Method (ADM) Komponen arsitektur Penyimpanan arsitektur Tatakelola arsitektur Topik perkuliahan
  • 3. Utama: Lankhorst, Mark. 2013. Enterprise architecture at work: Modelling, communication and analysis, 3rd Edition. Berlin: Springer-Verlag. Desfray, Philippe dan Gilbert Raymond. 2014. Modelling enterprise architecture with TOGAF: A practical guide using UML and BPMN. Waltham: Morgan Kauffman. Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Pendukung: Bente, Stefan, Uwe Bombosch dan Shailendra Langade. 2012. Collaborative enterprise architecture: Enriching EA with lean, agile, and enterprise 2.0 practices. Waltham: Morgan Kaufmann. Cummins, Fred A. 2009. Building the agile enterprise with SOA, BPM and MBM. Burlington: Morgan Kaufmann Publishers. Buku referensi
  • 4. Kuis : 10% (minimal 4x dalam 1 semester) Tugas proyek : 30% UTS : 30% UAS : 30% Tugas proyek: Merupakan tugas individu, Kasus untuk tugas akan diberikan, Membuat dokumen arsitektur enterprise berdasarkan framework TOGAF, dikumpulkan sebelum semester berakhir. Komponen penilaian
  • 6. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar arsitektur enterprise meliputi metode, framework, dan dasar pendekatan arsitektur enterprise. Capaian pembelajaran #1
  • 7. 1. Konsep arsitektur enterprise 2. Proses arsitektur 3. Faktor pendorong arsitektur enterprise 4. Metode dan framework arsitektur enterprise 5. Arsitektur Berorientasi Layanan Topik bahasan
  • 8. Dalam praktek bisnis saat ini, pendekatan terintegrasi antara bisnis dan TI menjadi penting. Hal ini berdampak pada perancangan ulang struktur organisasi, proses bisnis, aplikasi TI, dan infrastruktur teknis.
  • 10. Arsitektur diperlukan untuk mengelola kompleksitas organisasi atau sistem yang sangat besar. Untuk menciptakan gambaran struktur organisasi, proses bisnisnya, dukungan aplikasi, dan infrastruktur teknis, kita perlu menjelaskan aspek dan domain yang berbeda serta hubungannya. Arsitektur Konsep dasar sebuah sistem dalam lingkungannya terletak pada elemen2nya, hubungannya, serta prinsip dari rancangan dan evolusinya. Arsitektur
  • 11. Stakeholder Seorang individu, kelompok, atau organisasi yang memiliki kepentingan/ketertarikan dalam, atau pertimbangan terhadap, sebuah sistem. Seorang Arsitek perlu untuk mendiskusikan arsitektur dengan para stakeholder, dan harus dapat menjelaskan arsitektur serta dampaknya kepada semua stakeholder yang terlibat, yang biasanya memiliki latar belakang berbeda-beda.
  • 12. Munculnya disiplin ilmu Enterprise Engineering memandang enterprise sebagai satu kesatuan sistem yang dirancang dengan tujuan tertentu yang dapat diadaptasi dan dirancang-ulang secara sistematis dan terkendali. Sebuah enterprise dalam konteks ini dapat didefinisikan sebagai berikut (The Open Group 2011): Enterprise Kumpulan organisasi yang memiliki tujuan yang sama dan/atau produk akhir yang sama. Arsitektur enterprise
  • 13. Arsitektur pada level keseluruhan organisasi biasa disebut sebagai enterprise architecture yang dapat didefinisikan sebagai berikut: Enterprise architecture Sebuah prinsip, metode, dan model yang koheren yang digunakan dalam perancangan dan realisasi struktur organisasi, proses bisnis, sistem informasi, dan infrastruktur dari sebuah enterprise.
  • 14. Enterprise architecture mencakup inti2 dari bisnis, TI dan evolusinya tanpa arsitektur yang bagus, akan sulit untuk mencapai kesuksesan bisnis. Karakteristik paling penting dari sebuah enterprise architecture adalah menyediakan pandangan menyeluruh dari sebuah enterprise. Sebuah enterprise architecture yang baik menyediakan kebutuhan mendatang untuk menyeimbangkan dan membantu translasi kebutuhan tersebut dari bentuk strategi perusahaan menjadi operasi sehari-hari.
  • 15. Model, view, presentasi, dan analisis arsitektur semua membantu untuk menjembatani communication gap antara Arsitek dan stakeholder.
  • 17. Arsitektur adalah sebuah proses sekaligus sebuah produk. Produk berfungsi untuk memandu manager dalam merancang proses bisnis dan system developers dalam membangun aplikasi agar tetap sejalan dengan tujuan dan kebijakan bisnis. Dampak dari proses adalah lebih dari sekedar membuat produk arsitektur kesadaran/kewaspadaan stakeholder yang berkaitan dengan tujuan dan aliran informasi bisnis akan terlihat. Proses arsitektur
  • 18. Proses arsitektur terdiri dari langkah2 yang membawa ide awal melalui tahapan perancangan dan implementasi menjadi sebuah sistem yang operasinal, dan akhirnya mengubah serta menggantikan sistem ini. Dalam semua tahapan proses arsitektur, komunikasi yang jelas dengan dan antara stakeholder menjadi penting.
  • 21. Penyesuaian Bisnis-TI dianggap sebagai instrumen penting untuk mewujudkan efektifitas organisasi. Model penyesuaian strategis oleh Henderson dan Venkatraman (1993) membedakan antara aspek strategi bisnis dan infrastruktur organisasi di satu sisi, dengan strategi dan infrastruktur TI di sisi lainnya. Model ini menyediakan 4 sudut pandang dominan yang digunakan untuk mengatasi penyesuaian antara aspek2 tersebut. Faktor internal
  • 23. Enterprise architecture diposisikan dalam konteks pengelolaan enterprise. Pada bagian puncak, Misi dari enterprise adalah: mengapa ada? Visi menyatakan gambaran masa depan dan nilai2 yang dipegang teguh. Berikutnya adalah strategi, yang menyatakan jalur yang ditempuh enterprise untuk mencapai misi dan visinys ditranslasikan ke dalam tujuan konkrit yang memberi arah dan menjadi penanda dalam mengeksekusi strategi.
  • 24. Mentranslasikan tujuan int menjadi perubahan konkrit hingga ke operasi sehari-hari perusahaan adalah apa yang dilakukan oleh enterprise architecture menyediakan sudut pandang holistik dari operasi saat ini dan saat nanti, serta aksi yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Arsitektur dipandang sebagai bagian hard dari perusahaan, sementara bagian soft nya adalah culture, yang dibentuk oleh orang2 dan kepemimpinan, dianggap sama pentingnya (atau lebih penting) untuk mencapai tujuan perusahaan. Bagian akhirnya di paling bawah adalah operasi harian dari enterprise, yang dikendalikan dari atas.
  • 26. Arsitektur adalah instrumen strategis dalam memandu organisasi menjalani arah pengembangan yang terencana. Enterprise yang sukses menjalankan operating model dengan pemilihan yang jelas pada level integrasi dan standarisasi proses bisnis di seluruh enterprise. Peran enterprise architecture sebagai pengorganisasian logis dari proses bisnis dan infrastruktur TI, harus mencerminkan kebutuhan integrasi dan standarisasi dari operating model.
  • 27. Framework pengaturan menuntut agar perusahaan dan institusi pemerintah dapat membuktikan bahwa mereka memiliki pandangan yang jelas terhadap operasi mereka dan bahwa mereka telah mematuhi hukum yang berlaku. Di USA, ClingerCohen Act (1996), juga dikenal sebagai Information Technology Management Reform Act, menuntut bahwa semua biro pemerintah harus memiliki sebuah IT architecture. Faktor eksternal
  • 28. Framework lain Basel II (2004), didukung oleh gubernur bank sentral dan pimpinan otoritas pengawas perbankan negara2 Group of Ten (G10), menempatkan kebutuhan pada organisasi perbankan untuk memperhatikan financial risk management, untuk mendorong stabilitas di dunia keuangan. US act lainnya, the SarbanesOxley Act (2002), dikenal sebagai Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act, muncul setelah skandal Enron, utuk mendorong perusahaan mengadopsi praktek good corporate governance dan untuk membuat executive perusahaan bertanggung jawab secara personal.
  • 30. Sebuah metode arsitektur adalah sebuah kumpulan terstruktur dari teknik dan langkah2 proses untuk membuat dan memelihara sebuah enterprise architecture. Metode biasanya menjelaskan berbagai tahapan dari sebuah siklus hidup arsitektur, apa yang harus dihasilkan pada setiap tahapan, dan bagaimana diverifikasi atau diuji. Contoh: Architecture Development Method (ADM) dari TOGAF, dikembangkan oleh The Open Group, menyediakan tahapan detil dan jelas untuk mengembangkan sebuah IT architecture. Versi terakhir TOGAF memberikan framework dan metode pengembangan untuk mengembangkan enterprise architectures.
  • 31. IEEE Computer Society menyetujui standar IEEE 1471-2000 (IEEE Computer Society 2000), yang membangun sebuah dasar teoritis yang kuat untuk definisi, analisis, dan deskripsi dari system architecture. Fokus utamanya pada sistem yang bersifat software-intensive, seperti sistem informasi, sistem embedded, dan sistem composite dalam konteks komputasi. Standard IEEE 14712000/ISO/IEC 42010
  • 32. Tahun 1987, John Zachman memperkenalkan framework enterprise architecture yang pertama dan terkenal, walaupun pada saat ini dikenal sebagai Framework for Information Systems Architecture. Framework yang berlaku untuk enterprise pada dasarnya adalah sebuah struktur logis untuk mengklasifikasi dan mengorganisasi representasi deskriptif dari sebuah enterprise yang penting bagi management enterprise dan bagi pengembangan sistem enterprise. Zachman Framework
  • 34. Framework dalam bentuk yang paling sederhana menggambarkan rancangan artefak yang menyusun persimpangan antara peran dalam proses perancangan (owner, designer, dan builder) dan abstraksi produk yang dihasilkan (materialnya terbuat dari apa, bagaimana prosesnya bekerja, dan dimana posisinya sebuah komponen terhadap lainnya). Pada dasarnya framework memiliki abstraksi produk lainnya sebagai tambahan terhadap what, how, dan where, yaitu pertanyaan interogatif lainnya who, when, dan why.
  • 35. Keunggulan dari framework Zachman adalah mudah untuk dipahami, menganggap enterprise sebagai suatu keseluruhan, dijelaskan tanpa tergantung dari tools atau metodologi, dan masalah apapun dapat dipetakan untuk memahami dimana posisinya. Kekurangan yang paling penting adalah banyaknya jumlah cell, yang menjadi halangan bagi kepraktisan penerapan framework ini. Juga hubungan antara sel yang berbeda tidak terlalu jelas spesifikasinya.
  • 36. The Open Group Architecture Framework (TOGAF) asalnya adalah sebuah framework dan metodologi umum/generik untuk pengembangan arsitektur teknis, namun kemudian berkembang menjadi sebuah framework dan metode enterprise architecture. TOGAF: The Open Group Architecture Framework
  • 38. TOGAF memiliki komponen utama berikut: Architecture Capability Framework, yang berurusan dengan organisasi, proses, skill, peran, dan tanggungjawab yang diperlukan untuk memulai dan mengoperasikan fungsi arsitektur dalam enterprise. Architecture Development Method (ADM), yang menyediakan way of working bagi Arsitek dan dianggap sebagai inti dari TOGAF. Architecture Content Framework, yang mempertimbangkan keseluruhan enterprise architecture yang tersusun atas 4 arsitektur yang saling berkaitan: Business Architecture, Data Architecture, Application Architecture, dan Technology (IT) Architecture. Enterprise Continuum, yang berisi berbagai model referensi, seperti Technical Reference Model, The Open Groups Standards Information Base (SIB), dan The Building Blocks Information Base (BBIB).
  • 40. Munculnya pemikiran komputasi service-oriented (SOC) dan teknologi Web service pada khususnya, telah membangkitkan besarnya minat terhadap service-oriented architecture (SOA). SOA adalah sebuah cara untuk mencapai interoperabilitas antara komponen software yang terdistribusi dan heterogen, atau sebuah platform untuk komputasi terdistribusi. SOA menggambarkan sebuah set prinsip perancangan yang memungkinkan unit fungsional untuk disediakan dan digunakan sebagai layanan atau service.
  • 41. Literatur arsitektur SOA merekomendasikan sebuah tipologi komponen, dimana komponen dibagi strukturnya ke dalam level. Level logical berdasarkan kestabilan menjadi aturan dasar dependensi: sebuah komponen tidak dapat menggunakan komponen level diatasnya yang lebih tinggi.
  • 42. Interaction komponen2 yang mengelola dialog antara sistem dengan actor eksternal. Khususnya, mereka mengatur graphical user interface dan menjaga users session. Process komponen2 yang mengatur otomasi proses bisnis: urutan kerja, koneksi ke service, manajemen event. Ini adalah area BPM dengan teknik dan tools khusus (BPMS), bahasa deskripsi (BPMN), atau supervisi (BAM). Function komponen2 yang memainkan peran perantara antara komponen proses dan komponen entity dengan mengatur beberapa proses bisnis tertentu. Entity komponen2 yang fokus pada entity bisnis kunci dari sistem (misalnya client, contract, atau order). Perannya adalah untuk menijinkan aksis ke informasi yang berkaitan dengan entity ini, biasanya berhubungan dengan database seperti operasi read, write, dan query. Komponen entity juga dapat berhubungan dengan masalah berkaitan dengan distibusi dan duplikasi repository terkait. Utility komponen2 yang menyediakan service lintas-organisasi, yang relatif independen dari bisnis enterprise seperti directories, messaging, atau electronic publishing. Komponen2 ini, biasanya stabil, dan diimplementasikan melalui penggunaan paket software low-risk. Public komponene2 yang didedikasikan kepada service yang dapat diakses dari luar sistem informasi (B2B, partner).

Editor's Notes

  • #5: When conducting research, it is easy to go to one source: Wikipedia. However, you need to include a variety of sources in your research. Consider the following sources: Who can I interview to get more information on the topic? Is the topic current and will it be relevant to my audience? What articles, blogs, and magazines may have something related to my topic? Is there a YouTube video on the topic? If so, what is it about? What images can I find related to the topic?
  • #9: After consulting a variety of sources, you will need to narrow your topic. For example, the topic of internet safety is huge, but you could narrow that topic to include internet safety in regards to social media apps that teenagers are using heavily. A topic like that is more specific and will be relevant to your peers. Some questions to think about to help you narrow your topic: What topics of the research interest me the most? What topics of the research will interest my audience the most? What topics will the audience find more engaging? Shocking? Inspiring?
  • #43: You can use this slide as your opening or closing slide. Should you choose to use it as a closing, make sure you review the main points of your presentation. One creative way to do that is by adding animations to the various graphics on a slide. This slide has 4 different graphics, and, when you view the slideshow, you will see that you can click to reveal the next graphic. Similarly, as you review the main topics in your presentation, you may want each point to show up when you are addressing that topic. Add animation to images and graphics: Select your image or graphic. Click on the Animations tab. Choose from the options. The animation for this slide is Split. The drop-down menu in the Animation section gives even more animations you can use. If you have multiple graphics or images, you will see a number appear next to it that notes the order of the animations. Note: You will want to choose the animations carefully. You do not want to make your audience dizzy from your presentation.