ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gas Karbon dioksida (CO2)
Emisi adalah zat, energi dan atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang
masuk dan atau dimasukkannya ke dalam udara ambient yang mempunyai dan atau tidak mempuyai
potensi sebagai unsur pencemar (PP No. 41 Tahun 1999). Satuan emisi umumnya berupa kg/tahun,
m3/hari atau satuan massa atau volume/satuan waktu. Emisi karbon merupakan jumlah total karbon
yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Emisi yang dihasilkan dapat berupa gas CO maupun gas CO2
(yang termasuk sebagai gas rumah kaca) yang dihasilkan secara langsung maupun tidak langsung
dari kegiatan manusia dan secara umum satuannya dinyatakan dalam setara ton karbon dioksida
(CO2). Emisi karbon dioksida adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke
udara. Emisi CO2 biasanya dinyatakan dalam setara ton karbon dioksida (CO2).
Gas CO2 tidak beracun namun bila terakumulasi dalam jumlah yang besar dapat berkumpul
di atmosfer sehingga menyebabkan suhu udara bumi meningkat. Salah satu upaya untuk menekan
konsentrasi CO2 di udara yaitu dengan menerapkan penambahan area hijau atau yang dikenal
dengan konsep ruang tebuka hijau (RTH). Permendagri No. 1 Tahun 2007 menetapkan luas ideal
untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaaan adalah sebesar 20% persen dari lahan
publik dan 10% dari lahan privat, sedangkan Undang - Undang No. 26 Tahun 2007 sebesar 30%
dari luas wilayah kota.
Sumber - sumber emisi CO2 ini sangat bervariasi, tetapi dapat digolongkan menjadi 4 macam
sebagai berikut :
ï‚· Mobile Transportation (sumber bergerak) antara lain : kendaraan bermotor, pesawat udara,
kereta api, kapal bermotor dan penenganan/evaporasi gasoline.
ï‚· Stationary Combustion (sumber tidak bergerak) antara lain : perumahan, daerah
perdagangan, tenaga dan pemasaran industri, termasuk tenaga uap yang digunakan sebagai
energi oleh industri.
ï‚· Industrial Processes (proses industri) antara lain : proses kimiawi, metalurgi, kertas dan
penambangan minyak.
ï‚· Solid Waste Disposal (pembuangan sampah) antara lain : buangan rumah tangga dan
perdagangan, buangan hasil pertambangan dan pertanian
Tabel 1. Faktor Emisi CO2 berdasarkan kendaraan
KATEGORI
CO HC NOX PM10 CO2
G/KM G/KM G/KM G/KM G/KG BBM
Sepeda Motor 14 5,9 0,29 0,24 3180
Mobil (Bensin) 40 4 2 0,01 3180
Mobil (Solar) 2,8 0,2 3,5 0,53 3172
Bus 11 1,3 11,9 1,4 3172
Truk 8,4 1,8 17,7 1,4 3172
Sumber : Suhadi dalam Dahlan
4
Sehingga dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa faktor emisi yang paling besar berasal dari
kendaraan bermotor dan mobil berbahan bakar bensin.
Tabel 2. Emisi gas CO2 yang dihasilkan oleh beberapa bahan bakar
No. Jenis Bahan Bakar Jumlah Emisi Satuan
1 Bensin 2,31 Kg/Lt
2 Solar 2,68 Kg/Lt
3 Minyak Tanah 2,52 Kg/Lt
4 LPG 1,51 Kg/Kg
Sumber : Defra (2005) dan The National Energy Foundation (2005) dalam (Dahlan, 2007)
Selain kendaraan yang menambah kadar emisi CO2 yaitu salah satunya adalah manusia.
Manusi dalam bernafas menghasilkan CO2. Menurut Goth (2005) diacu dalam Dahlan (2007).
Rataan manusia bernafas dalam keadaan sehat dan tidak banyak bergerak sebanyak 12 - 18 kali per
menit yang banyaknya sekitar 500 ml udara pada setiap tarikan nafas. Jadi manusia membutuhkan
sebanyak 6 - 9 liter udara dalam 1 menit atau 360 - 540 liter dalam 1 jam. Jumlah gas CO2 yang
dihasilkan dari pernapasan manusia dalam 1 jam sebanyak 39,6 gr karbon dioksida.
2.2. Penyerapan Karbon Dioksida Oleh Tanaman Pohon
Hutan kota ialah bagian dari program ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau dinyatakan
sebagai ruang - ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk membulat
maupun dalam bentuk memanjang/jalur dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang
pada dasarnya tanpa bangunan (Fakuara,1987). Apabila setiap 1 m2 ruang terbuka hijau mampu
menghasilkan 50,625 gram O2 /m2/hari menurut Gerakis (1974) yang dimodifikasi dalam Wisesa
(1988), maka untuk RTH seluas n m2 akan menghasilkan sebesar kg O2/hari. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa luas RTH berbanding lurus dengan besar/kecilnya produksi O2, yaitu semakin
luas RTH akan semakin besar jumlah O2 yang dihasilkan dan sebaliknya.
Emisi CO2 dapat pula dikategorikan menjadi (Suhedi, 2005) :
ï‚· Emisi Langsung
Emisi ini merupakan emisi yang keluar langsung dari aktivitas atau sumber dalam ruang batas
yang ditetapkan. Contohnya emisi CO2 dari kendaraan bermotor.
ï‚· Emisi Tidak Langsung
Emisi ini merupakan hasil dari aktivitas di dalam ruang batas yang ditetapkan. Contohnya
konsumsi energi listrik di rumah tangga.
5
Gambar 1. Gambar siklus karbon yang disederhanakan
Tanaman merupakan penyerap karbon dioksida (CO2) diudara. Bahkan beberapa diantara
tanaman - tanaman itu mempunyai kemampuan besar untuk menyerap karbon dioksida (CO2).
Pohon trembesi (Samanea saman) dan pohon akasia (Cassia sp) merupakan salah satu contoh
tumbuhan yang kemampuan menyerap CO2-nya sangat besar hingga mencapai ribuan kg/tahun.
Sebagaimana diketahui, tumbuhan melakukan fotosintesis untuk membentuk zat makanan
atau energi yang dibutuhkan tanaman tersebut. Dalam fotosintesis tersebut tumbuhan menyerap
karbon dioksida (CO2) dan air yang kemudian di rubah menjadi glukosa dan oksigen dengan
bantuan sinar matahari. Kesemua proses ini berlangsung di klorofil. Kemampuan tanaman sebagai
penyerap CO2 akan berbeda-beda. Banyak faktor yang mempengaruhi daya serap karbon dioksida.
Diantaranya ditentukan oleh mutu klorofil. Mutu klorofil ditentukan berdasarkan banyak sedikitnya
magnesium yang menjadi inti klorofil. Semakin besar tingkat magnesium, daun akan berwarna hijau
gelap (Alamendah, 2010).
Penelitian Endes N. Dahlan memberikan hasil bahwa trembesi (Samanea saman) terbukti
menyerap paling banyak karbon dioksida. Dalam setahun, trembesi mampu menyerap 28,488.39 kg
karbon dioksida. Selain pohon trembesi, didapat juga berbagai jenis tanaman yang mempunyai
kemampuan tinggi sebagai tanaman penyerap karbon dioksida (CO2). Pohon-pohon itu diantaranya
adalah cassia, kenanga, pingku, beringin, krey payung, matoa, mahoni, dan berbagai jenis tanaman
lainnya.
Tabel 3. Daftar tanaman yang mempunyai daya serap karbon dioksida
No Nama Lokal Nama Ilmiah
Daya Serap CO2
(Kg/pohon/tahun)
1 Trembesi Samanea saman 28.448,39
2 Akasia Cassia sp 5.295,47
3 Kenanga Canangium odoratum 756,59
4 Pingku Dysoxylum excelsum 720,49
5 Beringin Ficus benyamina 535,90
6 Krey payung Fellicium decipiens 404,83
7 Matoa Pornetia pinnata 329,76
8 Mahoni Swettiana mahagoni 295,73
9 Saga Adenanthera pavoniana 221,18
10 Bungkur Lagerstroema speciosa 160,14
6
2. 3. Pengukuran Tinggi dan Diameter Pohon
Klasifikasi berdasarkan ukuran, misalnya diameter setinggi dada dan tinggi pohon, seperti
dalam hutan alam produksi pada HPH :
1. Semai, tinggi sampai 1,5 cm
2. Pancang / sapihan tinggi > 1,5 m sampai diameter < 10 cm
3. Tiang diameter 10 sampai dengan 19 cm
4. Pohon inti, diameter 20 cm sampai 49 cm
5. Pohon besar, diameter > 50 cm
Pengukuran Diameter (DBH)
- Diameter atau keliling merupakan salah satu dimensi batang (pohon) yang sangat
menentukan luas penampang lintang batang pohon saat berdiri atau berupa kayu bulat.
- Diameter batang merupakan garis lurus yang menghubungkan dua titik ditepi batang dan
melalui sumbu batang.
- Lingkaran batang merupakan panjang garis busur yang melingkar batang.
11 Jati Tectona grandis 135,27
12 Nangka Arthocarpus heterophyllus 126,51
13 Johar Cassia grandis 116,25
14 Sirsak Annona muricata 75,29
15 Puspa Schima wallichii 63,31
16 Akasia Acacia auriculiformis 48,68
17 Flamboyan Delonix regia 42,20
18 Sawo kecik Manilkara kauki 36,19
19 Tanjung Mimusops elengi 34,29
20 Bunga merak Caesalpinia pulcherrima 30,95
21 Sempur Dilena retusa 24,24
22 Khaya Khaya anthotheca 21,90
23 Merbau pantai Intsia bijuga 19,25
24 Akasia Acacia mangium 15,19
25 Angsana Pterocarpus indicus 11,12
26 Asam kranji Pithecelobium dulce 8,48
27 Saputangan Maniltoa grandiflora 8,26
28 Dadap merah Erythrina cristagalli 4,55
29 Rambutan Nephelium lappaceum 2,19
30 Asam Tamarindus indica 1,49
31 Kempas Coompasia excelsa 0,20
7
Ketentuan pengukuran diameter atau keliling setinggi 1,30 m didasarkan untuk pohon berdiri
tegak pada permukaan tanah yang relatif datar. Jika pohon berdiri miring, maka letak
pengukurannya (Lpd) dilakukan pada bagian miring batang disebelah atasnya (Gambar b), sejauh
1,30 m dari permukaan tanah. Sedangkan untuk pohon berdiri tegak pada permukaan tanah yang
cukup miring (lereng) dapat dilakukan dua cara seperti disajikan pada gambar c.
Jika batang ujung banir (Bub) kurang dari 110 cm, maka pengukurannya dilakukan setinggi
1,30 m dari permukaan tanah. Jika bub tepat setinggi 110 cm, maka pengukurannya (Lpd) ditambah
20cm diatas banir (Gb. B). Jadi Lpd-nya setinggi 1,30 m dari permukaan tanah. Jika Bub nya lebih
tinggi dari 110 cm, maka pengukurannya (Lpd) ditambah 20 cm diatas banir (Gb. C) . Jadi letak
pengukurannya setinggi (Bub + 20 cm)
Jika setinggi 110 cm melebihi Bbc, maka letak pengukurannya (Lpd) setinggi (Bac+ 20) cm
(Gambar a). Jika Bbc lebih tinggi dari 110 cm, maka letak pengukurannya setinggi (Bbc–20) cm
(Gambar b). Jika bagian tengah cacad lebih kurang setinggi 1,30 m dari permukaan tanah
(Gambarc), maka pengukurannya dilakukan setinggi Bbc (Lpd2) dan Bac (Lpd1). Sehingga hasil
ukurannya (diameter atau keliling) adalah ukuran (Lpd1+ Lpd2)/2
Jika tinggi percabangan melebihi 1,30 m (Gambar a), maka pengukuran dilakukan tetap
setinggi 1,30 m dari permukaan tanah. Jika tinggi cagak kurang dari 1,10 m, maka Lpd-nya
dilakukan pada kedua batang setinggi1,30 m.

More Related Content

Viewers also liked (9)

Myths &amp; facts about swine flu
Myths &amp; facts about swine fluMyths &amp; facts about swine flu
Myths &amp; facts about swine flu
Lifecare Centre
Ìý
Tarea 2.1 sandra bustillos-tecnolog.Tarea 2.1 sandra bustillos-tecnolog.
Tarea 2.1 sandra bustillos-tecnolog.
sandraba81
Ìý
Pt mdPt md
Pt md
Fbjj Brasilia
Ìý
CV_Tatyana_Leonova_2016
CV_Tatyana_Leonova_2016CV_Tatyana_Leonova_2016
CV_Tatyana_Leonova_2016
Tatyana Leonova
Ìý
AndrewWagar-Letter of Recommendation-Research Assistant
AndrewWagar-Letter of Recommendation-Research AssistantAndrewWagar-Letter of Recommendation-Research Assistant
AndrewWagar-Letter of Recommendation-Research Assistant
Andrew Wagar
Ìý
Istat, Aula Magna 13 settembre 2016 "L'economia non osservata nei conti nazio...
Istat, Aula Magna 13 settembre 2016 "L'economia non osservata nei conti nazio...Istat, Aula Magna 13 settembre 2016 "L'economia non osservata nei conti nazio...
Istat, Aula Magna 13 settembre 2016 "L'economia non osservata nei conti nazio...
Istituto nazionale di statistica
Ìý
Los medios y la socializaciónLos medios y la socialización
Los medios y la socialización
Carlos Gutiérrez Argüello
Ìý
Scaling Social Media: Challenges and Opportunities
Scaling Social Media: Challenges and OpportunitiesScaling Social Media: Challenges and Opportunities
Scaling Social Media: Challenges and Opportunities
HelpSocial
Ìý
Henry%20v 1
Henry%20v 1Henry%20v 1
Henry%20v 1
COOBEANS11
Ìý
Myths &amp; facts about swine flu
Myths &amp; facts about swine fluMyths &amp; facts about swine flu
Myths &amp; facts about swine flu
Lifecare Centre
Ìý
Tarea 2.1 sandra bustillos-tecnolog.Tarea 2.1 sandra bustillos-tecnolog.
Tarea 2.1 sandra bustillos-tecnolog.
sandraba81
Ìý
Pt mdPt md
Pt md
Fbjj Brasilia
Ìý
CV_Tatyana_Leonova_2016
CV_Tatyana_Leonova_2016CV_Tatyana_Leonova_2016
CV_Tatyana_Leonova_2016
Tatyana Leonova
Ìý
AndrewWagar-Letter of Recommendation-Research Assistant
AndrewWagar-Letter of Recommendation-Research AssistantAndrewWagar-Letter of Recommendation-Research Assistant
AndrewWagar-Letter of Recommendation-Research Assistant
Andrew Wagar
Ìý
Istat, Aula Magna 13 settembre 2016 "L'economia non osservata nei conti nazio...
Istat, Aula Magna 13 settembre 2016 "L'economia non osservata nei conti nazio...Istat, Aula Magna 13 settembre 2016 "L'economia non osservata nei conti nazio...
Istat, Aula Magna 13 settembre 2016 "L'economia non osservata nei conti nazio...
Istituto nazionale di statistica
Ìý
Los medios y la socializaciónLos medios y la socialización
Los medios y la socialización
Carlos Gutiérrez Argüello
Ìý
Scaling Social Media: Challenges and Opportunities
Scaling Social Media: Challenges and OpportunitiesScaling Social Media: Challenges and Opportunities
Scaling Social Media: Challenges and Opportunities
HelpSocial
Ìý
Henry%20v 1
Henry%20v 1Henry%20v 1
Henry%20v 1
COOBEANS11
Ìý

Similar to Bab ii (20)

Klimatologi hutan
Klimatologi hutanKlimatologi hutan
Klimatologi hutan
EDIS BLOG
Ìý
Mengenal Jejak karbon dan Perhitungan Emisi
Mengenal Jejak karbon dan Perhitungan EmisiMengenal Jejak karbon dan Perhitungan Emisi
Mengenal Jejak karbon dan Perhitungan Emisi
IkromMustofa1
Ìý
Efek rumah kaca oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SAM N 1 Ungaran
Efek rumah kaca oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SAM N 1 UngaranEfek rumah kaca oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SAM N 1 Ungaran
Efek rumah kaca oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SAM N 1 Ungaran
Alzena Vashti
Ìý
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
d1051231079
Ìý
Ipa7 kd10-e
Ipa7 kd10-eIpa7 kd10-e
Ipa7 kd10-e
SMPK Stella Maris
Ìý
MITIGASI PERUBAHAN IKLIM DENGAN GAMBUT SEBAGAI PENGURAI EMISI .pdf
MITIGASI PERUBAHAN IKLIM DENGAN GAMBUT SEBAGAI PENGURAI EMISI .pdfMITIGASI PERUBAHAN IKLIM DENGAN GAMBUT SEBAGAI PENGURAI EMISI .pdf
MITIGASI PERUBAHAN IKLIM DENGAN GAMBUT SEBAGAI PENGURAI EMISI .pdf
dimaze72
Ìý
PPT_template ipb1234556788999999999999.pptx
PPT_template ipb1234556788999999999999.pptxPPT_template ipb1234556788999999999999.pptx
PPT_template ipb1234556788999999999999.pptx
stormyfaun
Ìý
daur ulang limbah organik dan anorganik .pptx
daur ulang limbah organik dan anorganik .pptxdaur ulang limbah organik dan anorganik .pptx
daur ulang limbah organik dan anorganik .pptx
novitamanalu1
Ìý
Efek rumah kaca
Efek rumah kacaEfek rumah kaca
Efek rumah kaca
Elan Salfa
Ìý
PENCEMARAN UDARA.pdf
PENCEMARAN UDARA.pdfPENCEMARAN UDARA.pdf
PENCEMARAN UDARA.pdf
TIRASBALYO
Ìý
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
Septian Muna Barakati
Ìý
Makalah emisi gas buang
Makalah emisi gas buangMakalah emisi gas buang
Makalah emisi gas buang
SyahMauliqieNajmaari
Ìý
Makalah cara mencegah pemanasan global wa baena
Makalah cara mencegah pemanasan global wa baenaMakalah cara mencegah pemanasan global wa baena
Makalah cara mencegah pemanasan global wa baena
Septian Muna Barakati
Ìý
Makalah cara mencegah pemanasan global
Makalah cara mencegah pemanasan globalMakalah cara mencegah pemanasan global
Makalah cara mencegah pemanasan global
Septian Muna Barakati
Ìý
Materi fisika bab 9 klas xi
Materi fisika  bab 9 klas xiMateri fisika  bab 9 klas xi
Materi fisika bab 9 klas xi
eli priyatna laidan
Ìý
Materi fisika bab 9 klas xi
Materi fisika  bab 9 klas xiMateri fisika  bab 9 klas xi
Materi fisika bab 9 klas xi
eli priyatna laidan
Ìý
Makalah pemanasan global STIP WUNA
Makalah pemanasan global STIP WUNA Makalah pemanasan global STIP WUNA
Makalah pemanasan global STIP WUNA
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Tugasan 6
Tugasan 6Tugasan 6
Tugasan 6
wyu0328
Ìý
Klimatologi hutan
Klimatologi hutanKlimatologi hutan
Klimatologi hutan
EDIS BLOG
Ìý
Mengenal Jejak karbon dan Perhitungan Emisi
Mengenal Jejak karbon dan Perhitungan EmisiMengenal Jejak karbon dan Perhitungan Emisi
Mengenal Jejak karbon dan Perhitungan Emisi
IkromMustofa1
Ìý
Efek rumah kaca oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SAM N 1 Ungaran
Efek rumah kaca oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SAM N 1 UngaranEfek rumah kaca oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SAM N 1 Ungaran
Efek rumah kaca oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SAM N 1 Ungaran
Alzena Vashti
Ìý
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
d1051231079
Ìý
MITIGASI PERUBAHAN IKLIM DENGAN GAMBUT SEBAGAI PENGURAI EMISI .pdf
MITIGASI PERUBAHAN IKLIM DENGAN GAMBUT SEBAGAI PENGURAI EMISI .pdfMITIGASI PERUBAHAN IKLIM DENGAN GAMBUT SEBAGAI PENGURAI EMISI .pdf
MITIGASI PERUBAHAN IKLIM DENGAN GAMBUT SEBAGAI PENGURAI EMISI .pdf
dimaze72
Ìý
PPT_template ipb1234556788999999999999.pptx
PPT_template ipb1234556788999999999999.pptxPPT_template ipb1234556788999999999999.pptx
PPT_template ipb1234556788999999999999.pptx
stormyfaun
Ìý
daur ulang limbah organik dan anorganik .pptx
daur ulang limbah organik dan anorganik .pptxdaur ulang limbah organik dan anorganik .pptx
daur ulang limbah organik dan anorganik .pptx
novitamanalu1
Ìý
Efek rumah kaca
Efek rumah kacaEfek rumah kaca
Efek rumah kaca
Elan Salfa
Ìý
PENCEMARAN UDARA.pdf
PENCEMARAN UDARA.pdfPENCEMARAN UDARA.pdf
PENCEMARAN UDARA.pdf
TIRASBALYO
Ìý
Makalah cara mencegah pemanasan global wa baena
Makalah cara mencegah pemanasan global wa baenaMakalah cara mencegah pemanasan global wa baena
Makalah cara mencegah pemanasan global wa baena
Septian Muna Barakati
Ìý
Makalah cara mencegah pemanasan global
Makalah cara mencegah pemanasan globalMakalah cara mencegah pemanasan global
Makalah cara mencegah pemanasan global
Septian Muna Barakati
Ìý
Materi fisika bab 9 klas xi
Materi fisika  bab 9 klas xiMateri fisika  bab 9 klas xi
Materi fisika bab 9 klas xi
eli priyatna laidan
Ìý
Materi fisika bab 9 klas xi
Materi fisika  bab 9 klas xiMateri fisika  bab 9 klas xi
Materi fisika bab 9 klas xi
eli priyatna laidan
Ìý
Tugasan 6
Tugasan 6Tugasan 6
Tugasan 6
wyu0328
Ìý

More from IMPALA UB (20)

Bab v
Bab vBab v
Bab v
IMPALA UB
Ìý
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
IMPALA UB
Ìý
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
IMPALA UB
Ìý
Bab i
Bab iBab i
Bab i
IMPALA UB
Ìý
Lampiran
LampiranLampiran
Lampiran
IMPALA UB
Ìý
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
IMPALA UB
Ìý
Daftar tabel
Daftar tabelDaftar tabel
Daftar tabel
IMPALA UB
Ìý
Daftar lampiran
Daftar lampiranDaftar lampiran
Daftar lampiran
IMPALA UB
Ìý
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
IMPALA UB
Ìý
Daftar gambar
Daftar gambarDaftar gambar
Daftar gambar
IMPALA UB
Ìý
Lampiran
LampiranLampiran
Lampiran
IMPALA UB
Ìý
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
IMPALA UB
Ìý
Daftar tabel
Daftar tabelDaftar tabel
Daftar tabel
IMPALA UB
Ìý
Daftar lampiran
Daftar lampiranDaftar lampiran
Daftar lampiran
IMPALA UB
Ìý
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
IMPALA UB
Ìý
Daftar gambar
Daftar gambarDaftar gambar
Daftar gambar
IMPALA UB
Ìý
Bab v
Bab vBab v
Bab v
IMPALA UB
Ìý
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
IMPALA UB
Ìý
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
IMPALA UB
Ìý
Geomorfologi Karst
Geomorfologi KarstGeomorfologi Karst
Geomorfologi Karst
IMPALA UB
Ìý
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
IMPALA UB
Ìý
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
IMPALA UB
Ìý
Lampiran
LampiranLampiran
Lampiran
IMPALA UB
Ìý
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
IMPALA UB
Ìý
Daftar tabel
Daftar tabelDaftar tabel
Daftar tabel
IMPALA UB
Ìý
Daftar lampiran
Daftar lampiranDaftar lampiran
Daftar lampiran
IMPALA UB
Ìý
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
IMPALA UB
Ìý
Daftar gambar
Daftar gambarDaftar gambar
Daftar gambar
IMPALA UB
Ìý
Lampiran
LampiranLampiran
Lampiran
IMPALA UB
Ìý
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
IMPALA UB
Ìý
Daftar tabel
Daftar tabelDaftar tabel
Daftar tabel
IMPALA UB
Ìý
Daftar lampiran
Daftar lampiranDaftar lampiran
Daftar lampiran
IMPALA UB
Ìý
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
IMPALA UB
Ìý
Daftar gambar
Daftar gambarDaftar gambar
Daftar gambar
IMPALA UB
Ìý
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
IMPALA UB
Ìý
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
IMPALA UB
Ìý
Geomorfologi Karst
Geomorfologi KarstGeomorfologi Karst
Geomorfologi Karst
IMPALA UB
Ìý

Recently uploaded (8)

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptxPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
mimosaasyifaa
Ìý
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptxPengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
akpertiwi98
Ìý
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
isugiarta76
Ìý
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal FarmasiMateri Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
rissalailavifta
Ìý
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
FarisHisyam1
Ìý
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal FarmasiMateri Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
rissalailavifta
Ìý
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptxTidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
ResidenRoom
Ìý
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptxPengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
FarhanFadillah28
Ìý
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptxPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
mimosaasyifaa
Ìý
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptxPengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
akpertiwi98
Ìý
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
isugiarta76
Ìý
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal FarmasiMateri Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
rissalailavifta
Ìý
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
FarisHisyam1
Ìý
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal FarmasiMateri Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
rissalailavifta
Ìý
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptxTidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
ResidenRoom
Ìý
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptxPengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
FarhanFadillah28
Ìý

Bab ii

  • 1. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gas Karbon dioksida (CO2) Emisi adalah zat, energi dan atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan atau dimasukkannya ke dalam udara ambient yang mempunyai dan atau tidak mempuyai potensi sebagai unsur pencemar (PP No. 41 Tahun 1999). Satuan emisi umumnya berupa kg/tahun, m3/hari atau satuan massa atau volume/satuan waktu. Emisi karbon merupakan jumlah total karbon yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Emisi yang dihasilkan dapat berupa gas CO maupun gas CO2 (yang termasuk sebagai gas rumah kaca) yang dihasilkan secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan manusia dan secara umum satuannya dinyatakan dalam setara ton karbon dioksida (CO2). Emisi karbon dioksida adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 biasanya dinyatakan dalam setara ton karbon dioksida (CO2). Gas CO2 tidak beracun namun bila terakumulasi dalam jumlah yang besar dapat berkumpul di atmosfer sehingga menyebabkan suhu udara bumi meningkat. Salah satu upaya untuk menekan konsentrasi CO2 di udara yaitu dengan menerapkan penambahan area hijau atau yang dikenal dengan konsep ruang tebuka hijau (RTH). Permendagri No. 1 Tahun 2007 menetapkan luas ideal untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaaan adalah sebesar 20% persen dari lahan publik dan 10% dari lahan privat, sedangkan Undang - Undang No. 26 Tahun 2007 sebesar 30% dari luas wilayah kota. Sumber - sumber emisi CO2 ini sangat bervariasi, tetapi dapat digolongkan menjadi 4 macam sebagai berikut : ï‚· Mobile Transportation (sumber bergerak) antara lain : kendaraan bermotor, pesawat udara, kereta api, kapal bermotor dan penenganan/evaporasi gasoline. ï‚· Stationary Combustion (sumber tidak bergerak) antara lain : perumahan, daerah perdagangan, tenaga dan pemasaran industri, termasuk tenaga uap yang digunakan sebagai energi oleh industri. ï‚· Industrial Processes (proses industri) antara lain : proses kimiawi, metalurgi, kertas dan penambangan minyak. ï‚· Solid Waste Disposal (pembuangan sampah) antara lain : buangan rumah tangga dan perdagangan, buangan hasil pertambangan dan pertanian Tabel 1. Faktor Emisi CO2 berdasarkan kendaraan KATEGORI CO HC NOX PM10 CO2 G/KM G/KM G/KM G/KM G/KG BBM Sepeda Motor 14 5,9 0,29 0,24 3180 Mobil (Bensin) 40 4 2 0,01 3180 Mobil (Solar) 2,8 0,2 3,5 0,53 3172 Bus 11 1,3 11,9 1,4 3172 Truk 8,4 1,8 17,7 1,4 3172 Sumber : Suhadi dalam Dahlan
  • 2. 4 Sehingga dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa faktor emisi yang paling besar berasal dari kendaraan bermotor dan mobil berbahan bakar bensin. Tabel 2. Emisi gas CO2 yang dihasilkan oleh beberapa bahan bakar No. Jenis Bahan Bakar Jumlah Emisi Satuan 1 Bensin 2,31 Kg/Lt 2 Solar 2,68 Kg/Lt 3 Minyak Tanah 2,52 Kg/Lt 4 LPG 1,51 Kg/Kg Sumber : Defra (2005) dan The National Energy Foundation (2005) dalam (Dahlan, 2007) Selain kendaraan yang menambah kadar emisi CO2 yaitu salah satunya adalah manusia. Manusi dalam bernafas menghasilkan CO2. Menurut Goth (2005) diacu dalam Dahlan (2007). Rataan manusia bernafas dalam keadaan sehat dan tidak banyak bergerak sebanyak 12 - 18 kali per menit yang banyaknya sekitar 500 ml udara pada setiap tarikan nafas. Jadi manusia membutuhkan sebanyak 6 - 9 liter udara dalam 1 menit atau 360 - 540 liter dalam 1 jam. Jumlah gas CO2 yang dihasilkan dari pernapasan manusia dalam 1 jam sebanyak 39,6 gr karbon dioksida. 2.2. Penyerapan Karbon Dioksida Oleh Tanaman Pohon Hutan kota ialah bagian dari program ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau dinyatakan sebagai ruang - ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk membulat maupun dalam bentuk memanjang/jalur dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan (Fakuara,1987). Apabila setiap 1 m2 ruang terbuka hijau mampu menghasilkan 50,625 gram O2 /m2/hari menurut Gerakis (1974) yang dimodifikasi dalam Wisesa (1988), maka untuk RTH seluas n m2 akan menghasilkan sebesar kg O2/hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa luas RTH berbanding lurus dengan besar/kecilnya produksi O2, yaitu semakin luas RTH akan semakin besar jumlah O2 yang dihasilkan dan sebaliknya. Emisi CO2 dapat pula dikategorikan menjadi (Suhedi, 2005) : ï‚· Emisi Langsung Emisi ini merupakan emisi yang keluar langsung dari aktivitas atau sumber dalam ruang batas yang ditetapkan. Contohnya emisi CO2 dari kendaraan bermotor. ï‚· Emisi Tidak Langsung Emisi ini merupakan hasil dari aktivitas di dalam ruang batas yang ditetapkan. Contohnya konsumsi energi listrik di rumah tangga.
  • 3. 5 Gambar 1. Gambar siklus karbon yang disederhanakan Tanaman merupakan penyerap karbon dioksida (CO2) diudara. Bahkan beberapa diantara tanaman - tanaman itu mempunyai kemampuan besar untuk menyerap karbon dioksida (CO2). Pohon trembesi (Samanea saman) dan pohon akasia (Cassia sp) merupakan salah satu contoh tumbuhan yang kemampuan menyerap CO2-nya sangat besar hingga mencapai ribuan kg/tahun. Sebagaimana diketahui, tumbuhan melakukan fotosintesis untuk membentuk zat makanan atau energi yang dibutuhkan tanaman tersebut. Dalam fotosintesis tersebut tumbuhan menyerap karbon dioksida (CO2) dan air yang kemudian di rubah menjadi glukosa dan oksigen dengan bantuan sinar matahari. Kesemua proses ini berlangsung di klorofil. Kemampuan tanaman sebagai penyerap CO2 akan berbeda-beda. Banyak faktor yang mempengaruhi daya serap karbon dioksida. Diantaranya ditentukan oleh mutu klorofil. Mutu klorofil ditentukan berdasarkan banyak sedikitnya magnesium yang menjadi inti klorofil. Semakin besar tingkat magnesium, daun akan berwarna hijau gelap (Alamendah, 2010). Penelitian Endes N. Dahlan memberikan hasil bahwa trembesi (Samanea saman) terbukti menyerap paling banyak karbon dioksida. Dalam setahun, trembesi mampu menyerap 28,488.39 kg karbon dioksida. Selain pohon trembesi, didapat juga berbagai jenis tanaman yang mempunyai kemampuan tinggi sebagai tanaman penyerap karbon dioksida (CO2). Pohon-pohon itu diantaranya adalah cassia, kenanga, pingku, beringin, krey payung, matoa, mahoni, dan berbagai jenis tanaman lainnya. Tabel 3. Daftar tanaman yang mempunyai daya serap karbon dioksida No Nama Lokal Nama Ilmiah Daya Serap CO2 (Kg/pohon/tahun) 1 Trembesi Samanea saman 28.448,39 2 Akasia Cassia sp 5.295,47 3 Kenanga Canangium odoratum 756,59 4 Pingku Dysoxylum excelsum 720,49 5 Beringin Ficus benyamina 535,90 6 Krey payung Fellicium decipiens 404,83 7 Matoa Pornetia pinnata 329,76 8 Mahoni Swettiana mahagoni 295,73 9 Saga Adenanthera pavoniana 221,18 10 Bungkur Lagerstroema speciosa 160,14
  • 4. 6 2. 3. Pengukuran Tinggi dan Diameter Pohon Klasifikasi berdasarkan ukuran, misalnya diameter setinggi dada dan tinggi pohon, seperti dalam hutan alam produksi pada HPH : 1. Semai, tinggi sampai 1,5 cm 2. Pancang / sapihan tinggi > 1,5 m sampai diameter < 10 cm 3. Tiang diameter 10 sampai dengan 19 cm 4. Pohon inti, diameter 20 cm sampai 49 cm 5. Pohon besar, diameter > 50 cm Pengukuran Diameter (DBH) - Diameter atau keliling merupakan salah satu dimensi batang (pohon) yang sangat menentukan luas penampang lintang batang pohon saat berdiri atau berupa kayu bulat. - Diameter batang merupakan garis lurus yang menghubungkan dua titik ditepi batang dan melalui sumbu batang. - Lingkaran batang merupakan panjang garis busur yang melingkar batang. 11 Jati Tectona grandis 135,27 12 Nangka Arthocarpus heterophyllus 126,51 13 Johar Cassia grandis 116,25 14 Sirsak Annona muricata 75,29 15 Puspa Schima wallichii 63,31 16 Akasia Acacia auriculiformis 48,68 17 Flamboyan Delonix regia 42,20 18 Sawo kecik Manilkara kauki 36,19 19 Tanjung Mimusops elengi 34,29 20 Bunga merak Caesalpinia pulcherrima 30,95 21 Sempur Dilena retusa 24,24 22 Khaya Khaya anthotheca 21,90 23 Merbau pantai Intsia bijuga 19,25 24 Akasia Acacia mangium 15,19 25 Angsana Pterocarpus indicus 11,12 26 Asam kranji Pithecelobium dulce 8,48 27 Saputangan Maniltoa grandiflora 8,26 28 Dadap merah Erythrina cristagalli 4,55 29 Rambutan Nephelium lappaceum 2,19 30 Asam Tamarindus indica 1,49 31 Kempas Coompasia excelsa 0,20
  • 5. 7 Ketentuan pengukuran diameter atau keliling setinggi 1,30 m didasarkan untuk pohon berdiri tegak pada permukaan tanah yang relatif datar. Jika pohon berdiri miring, maka letak pengukurannya (Lpd) dilakukan pada bagian miring batang disebelah atasnya (Gambar b), sejauh 1,30 m dari permukaan tanah. Sedangkan untuk pohon berdiri tegak pada permukaan tanah yang cukup miring (lereng) dapat dilakukan dua cara seperti disajikan pada gambar c. Jika batang ujung banir (Bub) kurang dari 110 cm, maka pengukurannya dilakukan setinggi 1,30 m dari permukaan tanah. Jika bub tepat setinggi 110 cm, maka pengukurannya (Lpd) ditambah 20cm diatas banir (Gb. B). Jadi Lpd-nya setinggi 1,30 m dari permukaan tanah. Jika Bub nya lebih tinggi dari 110 cm, maka pengukurannya (Lpd) ditambah 20 cm diatas banir (Gb. C) . Jadi letak pengukurannya setinggi (Bub + 20 cm) Jika setinggi 110 cm melebihi Bbc, maka letak pengukurannya (Lpd) setinggi (Bac+ 20) cm (Gambar a). Jika Bbc lebih tinggi dari 110 cm, maka letak pengukurannya setinggi (Bbc–20) cm (Gambar b). Jika bagian tengah cacad lebih kurang setinggi 1,30 m dari permukaan tanah (Gambarc), maka pengukurannya dilakukan setinggi Bbc (Lpd2) dan Bac (Lpd1). Sehingga hasil ukurannya (diameter atau keliling) adalah ukuran (Lpd1+ Lpd2)/2 Jika tinggi percabangan melebihi 1,30 m (Gambar a), maka pengukuran dilakukan tetap setinggi 1,30 m dari permukaan tanah. Jika tinggi cagak kurang dari 1,10 m, maka Lpd-nya dilakukan pada kedua batang setinggi1,30 m.