際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
ELEMEN MESIN I
MATERI KULIAH
 PENDAHULUAN
 DASAR PEMBEBANAN
 TEGANGAN BENDING DAN TORSI
 SAMBUNGANKELING
 SAMBUNGAN LAS (WELDING JOINT)
 SAMBUNGAN ULIR
 PERANCANGAN POROS
DAFTAR PUSTAKA
 Khurmi, R.S. J.K. Gupta. A Textbook of Machine
Design. S.I. Units. Eurasia Publishing House (Pvt) Ltd.
New Delhi. 2004.
 Shigly, Joseph Edward. Mechanical Engineering
Design. Fifth Edition, Singapore : McGraw-Hill Book
Co. 1989.
 Sularso. (2000) Dasar perencanaan dan pemilihan
elemen mesin. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
 Spotts, M.F. (1981) Design of machine elements. Fifth
Edition. New Delhi : Prentice-Hall of India Private
Limited.
DEFENISI :
Elemen mesin adalah bagian dari komponen tunggal
yang dipergunakan pada konstruksi mesin, dan setiap
bagian mempunyai fungsi pemakaian yang khas.
Dengan pengertian tersebut diatas, maka elemen
mesin dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Elemen  elemen sambungan
 Sambungan susut dan tekan
 Sambungan paku keling
 Sambungan ulir sekrup
 Sambungan baut dan pin
 Sambungan pengelasan
 Sambungan solder dan brazing
 Sambungan Adhesif
Bantalan dan elemen transmisi
 Bantalan luncur
 Bantalan gelinding
 Poros dukung dan poros pemindah
 Kopling tetap& tidak tetap
 Rem
 Pegas
 Tuas
 Sabuk dan Rantai
 Roda gigi
Elemen-elemen transmisi untuk gas dan Liquid
 Valve
 Fittings
PRINSIP-PRINSIP DASAR PERENCANAAN
ELEMEN MESIN
Perencanaan elemen mesin, pada dasarnya merupakan
perencanaan bagian (komponen), yang direncanakan
dan dibuat untuk memenuhi kebutuhan mekanisme dari
suatu mesin.
Dalam tahap-tahap perencanaan tersebut,
pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan
dalam memulai perencanaan elemen mesin meliputi :
 Jenis-jenis pembebanan yang direncanakan
 Jenis-jenis tegangan yang ditimbulkan akibat
pembebanan tsb.
 Pemilihan bahan
 Bentuk dan ukuran bagian mesin yang direncanakan
 Gerakan atau kinematika dari bagian-bagian yang
akan direncanakan.
 Penggunaan komponen Standard
 Perakitan (assembling)
 Mencerminkan suatu rasa keindahan (aspek est辿tica)
 Hukum dan ekonomis
 Keamanan operasi
 Pemeliharaan dan perawatan
Prosedur Umum dalam Perancangan Elemen mesin
 Rancang elemen-elemen (ukuran dan tegangan). Tentukan
bentuk dan ukuran bagian mesin dengan
mempertimbangkan gaya aksi pada elemen mesin dan
tegangan yang diijinkan untuk material yang digunakan.
 Modifikasi. Merubah/memodifikasi ukuran berdasarkan
pengalaman produksi yang lalu. Pertimbangan ini biasanya
untuk menghemat biaya produksi.
 Gambar detail. Menggambar secara detail setiap
komponen dan perakitan mesin dengan spesifikasi lengkap
untuk proses produksi.
 Produksi. Komponen bagian mesin seperti tercantum dalam
gambar detail diproduksi di workshop.
Standar, kode, dan peraturan pemerintah
dalam desain
 Standar adalah didefinisikan sebagai kriteria, aturan, prinsip,
atau gambaran yang dipertimbangkan oleh seorang ahli,
sebagai dasar perbandingan atau keputusan atau sebagai
model yang diakui.
 Kode adalah koleksi sistematis dari hukum yang ada pada
suatu negara atau aturan-aturan yang berhubungan dengan
subyek yang diberikan.
 Peraturan pemerintah adalah peraturan-peraturan yang
berkembang sebagai hasil perundang-undangan untuk
mengontrol beberapa area kegiatan. Contoh peraturan
pemerintah Amerika adalah :
 ANSI : American National Standards Institute
 SAE : Society of Automotive Engineers
 ASTM : American Society for Testing and
Materials
 AISI : American Iron and Steel Institute
Standar, kode, dan peraturan pemerintah
dalam desain
BAB II
DASAR PEMBEBANAN
 Dasar pembebanan pada elemen mesin adalah
beban (gaya) aksial, gaya geser murni, torsi dan
bending.
 Setiap gaya menghasilkan tegangan pada elemen
mesin, dan juga deformasi, artinya perubahan
bentuk.
 ada 2 jenis tegangan : normal dan geser.
 Gaya aksial menghasilkan tegangan normal.
 Torsi dan geser murni, menghasilkan tegangan geser.
 bending menghasilkan tegangan normal dan geser.
Gaya aksial
 Balok pada gambar di bawah ini dibebani tarik sepanjang axis
oleh gaya P pada ujungnya. Balok ini mempunyai penampang
yang seragam (uniform), dan luas penampang A yang konstan.
Tegangan. gaya P menghasilkan beban tarik sepanjang axis
balok, menghasilkan tegangan normal tarik  sebesar:
Contoh 1
Contoh 2
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Regangan
Diagram Tegangan Regangan
 Secara umum hubungan antara tegangan dan regangan dapat dilihat pada
diagram tegangan-regangan berikut ini :
Gambar 2.3. diagram tegangan-regangan
Dari diagram tegangan regangan pada gambar di atas, terdapat tiga daerah
kerja sebagai berikut :
1. Daerah elastis merupakan daerah yang digunakan dalam desain
konstruksi mesin.
2. Daerah plastis merupakan daerah yang digunakan untuk proses
pembentukan material.
3. Daerah maksimum merupakan daerah yang digunakan dalam proses
pemotongan material.
Dalam desain komponen mesin yang membutuhkan kondisi konstruksi
yang kuat dan kaku, maka perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
 Daerah kerja : daerah elastis atau daerah konstruksi mesin.
 Beban yang terjadi atau tegangan kerja yang timbul harus lebih kecil dari
tegangan yang diijinkan.
 Konstruksi harus kuat dan kaku, sehingga diperlukan deformasi yang
elastis yaitu kemampuan material untuk kembali ke bentuk semula jika
beban dilepaskan.
 safety factor (SF) atau faktor keamanan sesuai dengan kondisi kerja dan
jenis material yang digunakan.
Working Stress (tegangan kerja)
 Ketika perancangan elemen mesin, tegangan yang
terjadi harus lebih rendah dari pada tegangan
ultimate atau maksimum. Tegangan yang terjadi
ini dinamakan working stress atau design stress.
Atau dinamakan juga tegangan yang dijinkan.
 Catatan: Kegagalan desain tidak berarti bahwa
material mengalami patah. Beberapa elemen
mesin dikatakan gagal ketika mereka mengalami
deformasi plastis, dan mereka tidak bisa
melakukan fungsi mereka dengan memuaskan.
Faktor Keamanan (Sf)
Definisi umum faktor keamanan adalah perbandingan antara tegangan
maksimum (maximum stress) dengan tegangan kerja (working stress),
secara matematis ditulis :
Faktor Keamanan (Sf)
Modulus Elastisitas (E)
Perbandingan antara tegangan dan regangan yang berasal dari diagram
tegangan regangan dapat dituliskan sebagai berikut :
Menurut Hukum Hooke tegangan sebanding dengan regangan, yang
dikenal dengan deformasi aksial :
Thomas Young (1807) membuat konstanta kesebandingan antara tegangan
dan regangan yang dikenal dengan Modulus Young (Modulus Elastitas) : E
Variasi hukum Hooke diperoleh dengan substitusi regangan ke
dalam persamaan tegangan
Modulus Geser (G)
Modulus geser merupakan perbandingan antara tegangan
geser dengan regangan geser.
Possion Ratio (僚)
 Suatu benda jika diberi gaya tarik maka akan mengalami deformasi lateral
(mengecil). Jika benda tersebut ditekan maka akan mengalami pemuaian
ke samping (menggelembung). Penambahan dimensi lateral diberi tanda
(+) dan pengurangan dimensi lateral diberi tanda (-).
 Possion ratio merupakan perbandingan antara regangan lateral dengan
regangan aksial dalam harga mutlak.
Possion Ratio (僚)
 Harga 僚 berkisar antara : 0,25 s/d 0,35. Harga 僚 tertinggi
adalah dari bahan karet dengan nilai 0,5 dan harga 僚 terkecil
adalah beton dengan nilai : 0,1.
 Efek 僚 yang dialami bahan tidak akan memberikan tambahan
tegangan lain, kecuali jika deformasi melintang dicegah.
Tiga konstanta kenyal dari bahan isotropic E, G, V saling berkaitan
satu dengan yang lain menjadi persamaan :
Contoh soal
Sebuah batang dengan panjang 100 cm dengan profil segi empat ukuran 2 cm x 2
cm diberi gaya tarik sebesar 1000 kg. Jika modulus elastisitas bahan 2 x 106
kg/cm2. Hitung pertambahan panjang yang terjadi.
Geser murni
 Sambungan balok dengan paku keling tunggal seperti pada
gambar di bawah ini:
 Tegangan. Jika keling dipotong pada bagian tengah
sambungan untuk mendapatkan luas penampang A dari
keling, kemudian menghasilkan diagram benda bebas pada
gambar dibawah ini.
 Gaya geser V memberikan aksi pada bagian penampang keling dan oleh
keseimbangan statis sama dengan besarnya gaya P. Tegangan geser 
dalam keling adalah:
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Contoh soal
Soal-soal latihan
1. Dua batang bundar berdiameter 50 mm dihubungkan oleh
pin, seperti pada gambar di bawah ini, diameter pin 40 mm.
Jika sebuah tarikan 120 kN diberikan pada setiap ujung
batang, tentukan tegangan tarik dalam batang dan tegangan
geser dalam pin.
Soal-soal latihan
2. Diameter piston mesin uap adalah 300mm dan
tekanan uap maksimum adalah 0,7 N/mm2. Jika
tegangan tekan yang diijinkan untuk material batang
piston adalah 40 N/mm2, tentukan ukuran batang
piston.
3. Batang balok persegi 20mm x 20mm membawa
sebuah beban. Batang tersebut dihubungkan ke
sebuat bracket dengan 6 baut. Hitung diameter baut
jika tegangan maksimum dalam batang balok adalah
150 N/mm2 dan dalam baut 75 N/mm2.
Bab II
TEGANGAN TORSI DAN BENDING
Kadang-kadang elemen mesin menerima torsi murni atau bending murni, atau
kombinasi tegangan bending dan torsi. Kita akan membahas secara detail
mengenai tegangan tegangan ini :
Tegangan Geser Torsi
 Ketika bagian mesin menerima aksi dua kopel yang sama dan berlawanan
dalam bidang yang sejajar (atau momen torsi), kemudian bagian mesin ini
dikatakan menerima torsi.
 Tegangan yang diakibatkan oleh torsi dinamakan tegangan geser torsi.
Tegangan geser torsi adalah nol pada pusat poros dan maksimum pada
permukaan luar.
 Jika sebuah poros yang dijepit pada salah satu ujungnya dan menerima torsi
pada ujung yang lain seperti pada Gambar di bawah ini.
 Akibat torsi ini, setiap bagian yang terpotong menerima tegangan geser torsi.
 Tegangan geser torsi adalah nol pada pusat poros dan maksimum pada
permukaan luar. Tegangan geser torsi maksimum pada permukaan luar poros
dengan rumus sebagai berikut:
 = Tegangan geser torsi pada permukaan luar poros atau
Tegangan geser maksimum.
r = Radius poros,
T = Momen puntir atau torsi,
J = Momen inersia polar,
C = Modulus kekakuan untuk material poros,
l = Panjang poros,
慮 = Sudut puntir dalam radian sepanjang l.
 Catatan
 Tegangan geser torsi pada jarak x dari pusat poros adalah:
Dari persamaan sebelumnya diperoleh
Untuk poros pejal berdiameter d, momen inertia polar J adalah
 Untuk poros berlubang dengan diameter luar
do dan diameter dalam di, momen inersia
polar J adalah:
Daya yang ditransmisikan oleh poros (dalam watt) adalah :
T = torsi yang ditransmisikan (dalam N-m) dan  = kecepatan sudut
(rad/detik)
Contoh soal
1. Sebuah poros mentransmisikan daya 100kW pada putaran
160rpm. Tentukan diameter poros jika torsi maksimum yang
ditransmisikan melebihi rata-rata 25%. Ambil tegangan geser
maksimum yang diijinkan adalah 70 MPa.
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Contoh 3:
Sebuah poros mentransmisikan daya 97,5 kW pada 180 rpm. Jika tegangan geser
yang diijinkan pada material adalah 60 MPa, tentukan diameter yang sesuai untuk
poros. Poros tidak boleh memuntir lebih dari 1o pada panjang 3 meter. Ambil C = 80
GPa.
1. Pertimbangan kekuatan poros
Kita mengetahui bahwa torsi yang ditransmisikan (T),
Dalam praktik keteknikan, bagian-bagian mesin dari batang struktur yang mengalami
beban statis atau dinamis yang selain menyebabkan tegangan bending pada bagian
penampang juga ada tipe tegangan lain seperti tegangan tarik, tekan dan geser.
Balok lurus yang mengalami momen bending M seperti pada gambar di bawah ini.
3.2 Tegangan Bending dalam Balok Lurus
Ketika balok menerima momen bending, bagian atas balok akan memendek akibat
kompresi dan bagian bawah akan memanjang akibat tarikan. Ada permukaan yang
antara bagian atas dan bagian bawah yang tidak memendek dan tidak memanjang,
permukaan itu dinamakan permukaan netral (neutral surface). Titik potong permukaan
netral dengan sembarang penampang balok dinamakan sumbu netral (neutral axis).
Distribusi tegangan dari balok ditunjukkan dalam gambar di atas. Persamaan bending
adalah :
Dari persamaan di atas, rumus tegangan bending adalah:
Karena E dan R adalah konstan, oleh karena itu dalam batas elastis,
tegangan pada sembarang titik adalah berbanding lurus terhadap y, yaitu
jarak titik ke sumbu netral.
Juga dari persamaan di atas, tegangan bending adalah:
Rasio I/y diketahui sebagai modulus penampang (section modulus) dan
dinotasikan Z.
Contoh 4:
Sebuah poros pompa ditunjukkan pada Gambar 3.3. Gaya-gaya diberikan sebesar 25 kN
dan 35 kN pusatkan pada 150mm dan 200mm berturut-turut dari kiri dan kanan bantalan.
Tentukan diameter poros, jika tegangan tidak boleh melebihi 100 Mpa.
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Ad

Recommended

Pengenalan material
Pengenalan material
Natalino Fonseca
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
1.4,4.9 modulus kekakuan
1.4,4.9 modulus kekakuan
Frederikus Konrad
Hukum Thermodinamika I - Siklus Tertutup
Hukum Thermodinamika I - Siklus Tertutup
Iskandar Tambunan
[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram
Syahrir Qoim
Sambungan baut dan mur
Sambungan baut dan mur
JANUAR NOAH
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
Eko Purwanto
Bab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesoriny
Rumah Belajar
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Dewi Izza
BELT TENSIONING METHODS, Chain drive introduction, Power transmitted by chain...
BELT TENSIONING METHODS, Chain drive introduction, Power transmitted by chain...
Akhtar Kamal
5 peralatan otomasi industri
5 peralatan otomasi industri
Rohmat Rohmatullah
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Faizin Pass
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
galaksiumat
materi pelatihan training DASAR-DASAR-PENGELASAN-pptx.pptx
materi pelatihan training DASAR-DASAR-PENGELASAN-pptx.pptx
rhamset
contoh soal motor dc
contoh soal motor dc
Zainul Muttaqi
Design of machine element II.pptx
Design of machine element II.pptx
AdugnaFikadu
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
Khairul Fadli
Turbin pelton
Turbin pelton
nevikurniasari
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
555
2.1 Dasar-Dasar Teknik Mesin -Kerangka 2 Buku.docx
2.1 Dasar-Dasar Teknik Mesin -Kerangka 2 Buku.docx
NiaPiliang1
Diagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin diesel
rijal ghozali
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Dewi Izza
2.1,9.14 contoh soal 1
2.1,9.14 contoh soal 1
Frederikus Konrad
[7] resultan sistem gaya
[7] resultan sistem gaya
Syahrir Qoim
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)
Swardi Sibarani
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Ali Hasimi Pane
Ppt.radiasi benda hitam
Ppt.radiasi benda hitam
Tri Ayu Wandira
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Yusrizal Azmi
01_ELEMEN MESIN1220820287#9102928873899.pdf
01_ELEMEN MESIN1220820287#9102928873899.pdf
imamtod169
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
TotohHanafiah1

More Related Content

What's hot (20)

Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Dewi Izza
BELT TENSIONING METHODS, Chain drive introduction, Power transmitted by chain...
BELT TENSIONING METHODS, Chain drive introduction, Power transmitted by chain...
Akhtar Kamal
5 peralatan otomasi industri
5 peralatan otomasi industri
Rohmat Rohmatullah
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Faizin Pass
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
galaksiumat
materi pelatihan training DASAR-DASAR-PENGELASAN-pptx.pptx
materi pelatihan training DASAR-DASAR-PENGELASAN-pptx.pptx
rhamset
contoh soal motor dc
contoh soal motor dc
Zainul Muttaqi
Design of machine element II.pptx
Design of machine element II.pptx
AdugnaFikadu
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
Khairul Fadli
Turbin pelton
Turbin pelton
nevikurniasari
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
555
2.1 Dasar-Dasar Teknik Mesin -Kerangka 2 Buku.docx
2.1 Dasar-Dasar Teknik Mesin -Kerangka 2 Buku.docx
NiaPiliang1
Diagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin diesel
rijal ghozali
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Dewi Izza
2.1,9.14 contoh soal 1
2.1,9.14 contoh soal 1
Frederikus Konrad
[7] resultan sistem gaya
[7] resultan sistem gaya
Syahrir Qoim
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)
Swardi Sibarani
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Ali Hasimi Pane
Ppt.radiasi benda hitam
Ppt.radiasi benda hitam
Tri Ayu Wandira
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Yusrizal Azmi
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Dewi Izza
BELT TENSIONING METHODS, Chain drive introduction, Power transmitted by chain...
BELT TENSIONING METHODS, Chain drive introduction, Power transmitted by chain...
Akhtar Kamal
5 peralatan otomasi industri
5 peralatan otomasi industri
Rohmat Rohmatullah
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Faizin Pass
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
galaksiumat
materi pelatihan training DASAR-DASAR-PENGELASAN-pptx.pptx
materi pelatihan training DASAR-DASAR-PENGELASAN-pptx.pptx
rhamset
contoh soal motor dc
contoh soal motor dc
Zainul Muttaqi
Design of machine element II.pptx
Design of machine element II.pptx
AdugnaFikadu
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
Khairul Fadli
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
555
2.1 Dasar-Dasar Teknik Mesin -Kerangka 2 Buku.docx
2.1 Dasar-Dasar Teknik Mesin -Kerangka 2 Buku.docx
NiaPiliang1
Diagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin diesel
rijal ghozali
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Dewi Izza
[7] resultan sistem gaya
[7] resultan sistem gaya
Syahrir Qoim
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)
Swardi Sibarani
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Ali Hasimi Pane
Ppt.radiasi benda hitam
Ppt.radiasi benda hitam
Tri Ayu Wandira
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Yusrizal Azmi

Similar to Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur (20)

01_ELEMEN MESIN1220820287#9102928873899.pdf
01_ELEMEN MESIN1220820287#9102928873899.pdf
imamtod169
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
TotohHanafiah1
MEDIA PRESENTASE
MEDIA PRESENTASE
ElixTuaSitompul
Mata kuliah elemen mesin
Mata kuliah elemen mesin
Ahmad Ramdani
Bab II
Bab II
wilarso
Diktat elmes 1
Diktat elmes 1
Varindo Megatek
Tegangan Regangan (Stress and Strain).pdf
Tegangan Regangan (Stress and Strain).pdf
Dheaulhaq Rosadi
Bab III
Bab III
wilarso
Dasar kejuruan
Dasar kejuruan
wiwithardianto
Dasar kejuruan
Dasar kejuruan
wiwithardianto
Dasar kejuruan
Dasar kejuruan
wiwithardianto
1.1 proses perancangan
1.1 proses perancangan
Frederikus Konrad
bab-v-tegangan-e28093-regangan-dan-kekuatan-struktur.ppt
bab-v-tegangan-e28093-regangan-dan-kekuatan-struktur.ppt
setiawanhendarto88
Kelompok 2 a sifat mekanik zat
Kelompok 2 a sifat mekanik zat
Linkin Park News
273528538.pptx
273528538.pptx
IrwanKurniawan57
Bab 4 sifat mekanik zat
Bab 4 sifat mekanik zat
Eko Supriyadi
Mekban presentasi 2013.pptx
Mekban presentasi 2013.pptx
ardaangga1
Tegangan.ppt
Tegangan.ppt
nuraini258
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
Gidion Turuallo
Prinsip Dasar Elemen Mesin
Prinsip Dasar Elemen Mesin
Ir. Najamudin, MT
01_ELEMEN MESIN1220820287#9102928873899.pdf
01_ELEMEN MESIN1220820287#9102928873899.pdf
imamtod169
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
TotohHanafiah1
Mata kuliah elemen mesin
Mata kuliah elemen mesin
Ahmad Ramdani
Bab II
Bab II
wilarso
Tegangan Regangan (Stress and Strain).pdf
Tegangan Regangan (Stress and Strain).pdf
Dheaulhaq Rosadi
Bab III
Bab III
wilarso
bab-v-tegangan-e28093-regangan-dan-kekuatan-struktur.ppt
bab-v-tegangan-e28093-regangan-dan-kekuatan-struktur.ppt
setiawanhendarto88
Kelompok 2 a sifat mekanik zat
Kelompok 2 a sifat mekanik zat
Linkin Park News
Bab 4 sifat mekanik zat
Bab 4 sifat mekanik zat
Eko Supriyadi
Mekban presentasi 2013.pptx
Mekban presentasi 2013.pptx
ardaangga1
Tegangan.ppt
Tegangan.ppt
nuraini258
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
Gidion Turuallo
Prinsip Dasar Elemen Mesin
Prinsip Dasar Elemen Mesin
Ir. Najamudin, MT
Ad

Recently uploaded (9)

Perencaanaan Jaringan Irigasi Muhammad Athar Al Ayubi
Perencaanaan Jaringan Irigasi Muhammad Athar Al Ayubi
muhammadatharalayubi
PROFIL SINGKAT KAWASAN KEC. PEUKAN BARO.pptx
PROFIL SINGKAT KAWASAN KEC. PEUKAN BARO.pptx
mirul25
4. K3 Forklift presentasi untuk umum.ppt
4. K3 Forklift presentasi untuk umum.ppt
IchankIchal
Johanes_KSOP%20Kelas%20II%20Cilacap_Talent%20Scouting%20DJPL%202024.pdf.pdf
Johanes_KSOP%20Kelas%20II%20Cilacap_Talent%20Scouting%20DJPL%202024.pdf.pdf
JohanesDenggan1
PCM BLK Kediri..........................
PCM BLK Kediri..........................
teynomas
kekuatan sambungan las teknik mesin d3.pdf
kekuatan sambungan las teknik mesin d3.pdf
setya1350
693045089-4A-Penyusunan-DED-dan-RAB-Air-Unit-Air-baku.pptx
693045089-4A-Penyusunan-DED-dan-RAB-Air-Unit-Air-baku.pptx
ReginaMardatillah1
JSA Penggantian Relay proteksi GARDU INDUK.docx
JSA Penggantian Relay proteksi GARDU INDUK.docx
KusyadiSaputra1
persetasi, awal pekerjaan...............
persetasi, awal pekerjaan...............
teynomas
Perencaanaan Jaringan Irigasi Muhammad Athar Al Ayubi
Perencaanaan Jaringan Irigasi Muhammad Athar Al Ayubi
muhammadatharalayubi
PROFIL SINGKAT KAWASAN KEC. PEUKAN BARO.pptx
PROFIL SINGKAT KAWASAN KEC. PEUKAN BARO.pptx
mirul25
4. K3 Forklift presentasi untuk umum.ppt
4. K3 Forklift presentasi untuk umum.ppt
IchankIchal
Johanes_KSOP%20Kelas%20II%20Cilacap_Talent%20Scouting%20DJPL%202024.pdf.pdf
Johanes_KSOP%20Kelas%20II%20Cilacap_Talent%20Scouting%20DJPL%202024.pdf.pdf
JohanesDenggan1
PCM BLK Kediri..........................
PCM BLK Kediri..........................
teynomas
kekuatan sambungan las teknik mesin d3.pdf
kekuatan sambungan las teknik mesin d3.pdf
setya1350
693045089-4A-Penyusunan-DED-dan-RAB-Air-Unit-Air-baku.pptx
693045089-4A-Penyusunan-DED-dan-RAB-Air-Unit-Air-baku.pptx
ReginaMardatillah1
JSA Penggantian Relay proteksi GARDU INDUK.docx
JSA Penggantian Relay proteksi GARDU INDUK.docx
KusyadiSaputra1
persetasi, awal pekerjaan...............
persetasi, awal pekerjaan...............
teynomas
Ad

Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur

  • 1. ELEMEN MESIN I MATERI KULIAH PENDAHULUAN DASAR PEMBEBANAN TEGANGAN BENDING DAN TORSI SAMBUNGANKELING SAMBUNGAN LAS (WELDING JOINT) SAMBUNGAN ULIR PERANCANGAN POROS
  • 2. DAFTAR PUSTAKA Khurmi, R.S. J.K. Gupta. A Textbook of Machine Design. S.I. Units. Eurasia Publishing House (Pvt) Ltd. New Delhi. 2004. Shigly, Joseph Edward. Mechanical Engineering Design. Fifth Edition, Singapore : McGraw-Hill Book Co. 1989. Sularso. (2000) Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. Spotts, M.F. (1981) Design of machine elements. Fifth Edition. New Delhi : Prentice-Hall of India Private Limited.
  • 3. DEFENISI : Elemen mesin adalah bagian dari komponen tunggal yang dipergunakan pada konstruksi mesin, dan setiap bagian mempunyai fungsi pemakaian yang khas. Dengan pengertian tersebut diatas, maka elemen mesin dapat dikelompokkan sebagai berikut : Elemen elemen sambungan Sambungan susut dan tekan Sambungan paku keling Sambungan ulir sekrup Sambungan baut dan pin Sambungan pengelasan Sambungan solder dan brazing Sambungan Adhesif
  • 4. Bantalan dan elemen transmisi Bantalan luncur Bantalan gelinding Poros dukung dan poros pemindah Kopling tetap& tidak tetap Rem Pegas Tuas Sabuk dan Rantai Roda gigi Elemen-elemen transmisi untuk gas dan Liquid Valve Fittings
  • 5. PRINSIP-PRINSIP DASAR PERENCANAAN ELEMEN MESIN Perencanaan elemen mesin, pada dasarnya merupakan perencanaan bagian (komponen), yang direncanakan dan dibuat untuk memenuhi kebutuhan mekanisme dari suatu mesin. Dalam tahap-tahap perencanaan tersebut, pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memulai perencanaan elemen mesin meliputi :
  • 6. Jenis-jenis pembebanan yang direncanakan Jenis-jenis tegangan yang ditimbulkan akibat pembebanan tsb. Pemilihan bahan Bentuk dan ukuran bagian mesin yang direncanakan Gerakan atau kinematika dari bagian-bagian yang akan direncanakan. Penggunaan komponen Standard Perakitan (assembling) Mencerminkan suatu rasa keindahan (aspek est辿tica) Hukum dan ekonomis Keamanan operasi Pemeliharaan dan perawatan
  • 7. Prosedur Umum dalam Perancangan Elemen mesin Rancang elemen-elemen (ukuran dan tegangan). Tentukan bentuk dan ukuran bagian mesin dengan mempertimbangkan gaya aksi pada elemen mesin dan tegangan yang diijinkan untuk material yang digunakan. Modifikasi. Merubah/memodifikasi ukuran berdasarkan pengalaman produksi yang lalu. Pertimbangan ini biasanya untuk menghemat biaya produksi. Gambar detail. Menggambar secara detail setiap komponen dan perakitan mesin dengan spesifikasi lengkap untuk proses produksi. Produksi. Komponen bagian mesin seperti tercantum dalam gambar detail diproduksi di workshop.
  • 8. Standar, kode, dan peraturan pemerintah dalam desain Standar adalah didefinisikan sebagai kriteria, aturan, prinsip, atau gambaran yang dipertimbangkan oleh seorang ahli, sebagai dasar perbandingan atau keputusan atau sebagai model yang diakui. Kode adalah koleksi sistematis dari hukum yang ada pada suatu negara atau aturan-aturan yang berhubungan dengan subyek yang diberikan. Peraturan pemerintah adalah peraturan-peraturan yang berkembang sebagai hasil perundang-undangan untuk mengontrol beberapa area kegiatan. Contoh peraturan pemerintah Amerika adalah :
  • 9. ANSI : American National Standards Institute SAE : Society of Automotive Engineers ASTM : American Society for Testing and Materials AISI : American Iron and Steel Institute Standar, kode, dan peraturan pemerintah dalam desain
  • 10. BAB II DASAR PEMBEBANAN Dasar pembebanan pada elemen mesin adalah beban (gaya) aksial, gaya geser murni, torsi dan bending. Setiap gaya menghasilkan tegangan pada elemen mesin, dan juga deformasi, artinya perubahan bentuk. ada 2 jenis tegangan : normal dan geser. Gaya aksial menghasilkan tegangan normal. Torsi dan geser murni, menghasilkan tegangan geser. bending menghasilkan tegangan normal dan geser.
  • 11. Gaya aksial Balok pada gambar di bawah ini dibebani tarik sepanjang axis oleh gaya P pada ujungnya. Balok ini mempunyai penampang yang seragam (uniform), dan luas penampang A yang konstan. Tegangan. gaya P menghasilkan beban tarik sepanjang axis balok, menghasilkan tegangan normal tarik sebesar:
  • 16. Diagram Tegangan Regangan Secara umum hubungan antara tegangan dan regangan dapat dilihat pada diagram tegangan-regangan berikut ini : Gambar 2.3. diagram tegangan-regangan
  • 17. Dari diagram tegangan regangan pada gambar di atas, terdapat tiga daerah kerja sebagai berikut : 1. Daerah elastis merupakan daerah yang digunakan dalam desain konstruksi mesin. 2. Daerah plastis merupakan daerah yang digunakan untuk proses pembentukan material. 3. Daerah maksimum merupakan daerah yang digunakan dalam proses pemotongan material. Dalam desain komponen mesin yang membutuhkan kondisi konstruksi yang kuat dan kaku, maka perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut : Daerah kerja : daerah elastis atau daerah konstruksi mesin. Beban yang terjadi atau tegangan kerja yang timbul harus lebih kecil dari tegangan yang diijinkan. Konstruksi harus kuat dan kaku, sehingga diperlukan deformasi yang elastis yaitu kemampuan material untuk kembali ke bentuk semula jika beban dilepaskan. safety factor (SF) atau faktor keamanan sesuai dengan kondisi kerja dan jenis material yang digunakan.
  • 18. Working Stress (tegangan kerja) Ketika perancangan elemen mesin, tegangan yang terjadi harus lebih rendah dari pada tegangan ultimate atau maksimum. Tegangan yang terjadi ini dinamakan working stress atau design stress. Atau dinamakan juga tegangan yang dijinkan. Catatan: Kegagalan desain tidak berarti bahwa material mengalami patah. Beberapa elemen mesin dikatakan gagal ketika mereka mengalami deformasi plastis, dan mereka tidak bisa melakukan fungsi mereka dengan memuaskan.
  • 19. Faktor Keamanan (Sf) Definisi umum faktor keamanan adalah perbandingan antara tegangan maksimum (maximum stress) dengan tegangan kerja (working stress), secara matematis ditulis :
  • 21. Modulus Elastisitas (E) Perbandingan antara tegangan dan regangan yang berasal dari diagram tegangan regangan dapat dituliskan sebagai berikut : Menurut Hukum Hooke tegangan sebanding dengan regangan, yang dikenal dengan deformasi aksial : Thomas Young (1807) membuat konstanta kesebandingan antara tegangan dan regangan yang dikenal dengan Modulus Young (Modulus Elastitas) : E
  • 22. Variasi hukum Hooke diperoleh dengan substitusi regangan ke dalam persamaan tegangan
  • 23. Modulus Geser (G) Modulus geser merupakan perbandingan antara tegangan geser dengan regangan geser.
  • 24. Possion Ratio (僚) Suatu benda jika diberi gaya tarik maka akan mengalami deformasi lateral (mengecil). Jika benda tersebut ditekan maka akan mengalami pemuaian ke samping (menggelembung). Penambahan dimensi lateral diberi tanda (+) dan pengurangan dimensi lateral diberi tanda (-). Possion ratio merupakan perbandingan antara regangan lateral dengan regangan aksial dalam harga mutlak.
  • 25. Possion Ratio (僚) Harga 僚 berkisar antara : 0,25 s/d 0,35. Harga 僚 tertinggi adalah dari bahan karet dengan nilai 0,5 dan harga 僚 terkecil adalah beton dengan nilai : 0,1. Efek 僚 yang dialami bahan tidak akan memberikan tambahan tegangan lain, kecuali jika deformasi melintang dicegah. Tiga konstanta kenyal dari bahan isotropic E, G, V saling berkaitan satu dengan yang lain menjadi persamaan :
  • 26. Contoh soal Sebuah batang dengan panjang 100 cm dengan profil segi empat ukuran 2 cm x 2 cm diberi gaya tarik sebesar 1000 kg. Jika modulus elastisitas bahan 2 x 106 kg/cm2. Hitung pertambahan panjang yang terjadi.
  • 27. Geser murni Sambungan balok dengan paku keling tunggal seperti pada gambar di bawah ini: Tegangan. Jika keling dipotong pada bagian tengah sambungan untuk mendapatkan luas penampang A dari keling, kemudian menghasilkan diagram benda bebas pada gambar dibawah ini.
  • 28. Gaya geser V memberikan aksi pada bagian penampang keling dan oleh keseimbangan statis sama dengan besarnya gaya P. Tegangan geser dalam keling adalah:
  • 31. Soal-soal latihan 1. Dua batang bundar berdiameter 50 mm dihubungkan oleh pin, seperti pada gambar di bawah ini, diameter pin 40 mm. Jika sebuah tarikan 120 kN diberikan pada setiap ujung batang, tentukan tegangan tarik dalam batang dan tegangan geser dalam pin.
  • 32. Soal-soal latihan 2. Diameter piston mesin uap adalah 300mm dan tekanan uap maksimum adalah 0,7 N/mm2. Jika tegangan tekan yang diijinkan untuk material batang piston adalah 40 N/mm2, tentukan ukuran batang piston. 3. Batang balok persegi 20mm x 20mm membawa sebuah beban. Batang tersebut dihubungkan ke sebuat bracket dengan 6 baut. Hitung diameter baut jika tegangan maksimum dalam batang balok adalah 150 N/mm2 dan dalam baut 75 N/mm2.
  • 33. Bab II TEGANGAN TORSI DAN BENDING Kadang-kadang elemen mesin menerima torsi murni atau bending murni, atau kombinasi tegangan bending dan torsi. Kita akan membahas secara detail mengenai tegangan tegangan ini : Tegangan Geser Torsi Ketika bagian mesin menerima aksi dua kopel yang sama dan berlawanan dalam bidang yang sejajar (atau momen torsi), kemudian bagian mesin ini dikatakan menerima torsi. Tegangan yang diakibatkan oleh torsi dinamakan tegangan geser torsi. Tegangan geser torsi adalah nol pada pusat poros dan maksimum pada permukaan luar. Jika sebuah poros yang dijepit pada salah satu ujungnya dan menerima torsi pada ujung yang lain seperti pada Gambar di bawah ini. Akibat torsi ini, setiap bagian yang terpotong menerima tegangan geser torsi. Tegangan geser torsi adalah nol pada pusat poros dan maksimum pada permukaan luar. Tegangan geser torsi maksimum pada permukaan luar poros dengan rumus sebagai berikut:
  • 34. = Tegangan geser torsi pada permukaan luar poros atau Tegangan geser maksimum. r = Radius poros, T = Momen puntir atau torsi, J = Momen inersia polar, C = Modulus kekakuan untuk material poros, l = Panjang poros, 慮 = Sudut puntir dalam radian sepanjang l.
  • 35. Catatan Tegangan geser torsi pada jarak x dari pusat poros adalah: Dari persamaan sebelumnya diperoleh Untuk poros pejal berdiameter d, momen inertia polar J adalah
  • 36. Untuk poros berlubang dengan diameter luar do dan diameter dalam di, momen inersia polar J adalah: Daya yang ditransmisikan oleh poros (dalam watt) adalah : T = torsi yang ditransmisikan (dalam N-m) dan = kecepatan sudut (rad/detik)
  • 37. Contoh soal 1. Sebuah poros mentransmisikan daya 100kW pada putaran 160rpm. Tentukan diameter poros jika torsi maksimum yang ditransmisikan melebihi rata-rata 25%. Ambil tegangan geser maksimum yang diijinkan adalah 70 MPa.
  • 41. Contoh 3: Sebuah poros mentransmisikan daya 97,5 kW pada 180 rpm. Jika tegangan geser yang diijinkan pada material adalah 60 MPa, tentukan diameter yang sesuai untuk poros. Poros tidak boleh memuntir lebih dari 1o pada panjang 3 meter. Ambil C = 80 GPa.
  • 42. 1. Pertimbangan kekuatan poros Kita mengetahui bahwa torsi yang ditransmisikan (T),
  • 43. Dalam praktik keteknikan, bagian-bagian mesin dari batang struktur yang mengalami beban statis atau dinamis yang selain menyebabkan tegangan bending pada bagian penampang juga ada tipe tegangan lain seperti tegangan tarik, tekan dan geser. Balok lurus yang mengalami momen bending M seperti pada gambar di bawah ini. 3.2 Tegangan Bending dalam Balok Lurus
  • 44. Ketika balok menerima momen bending, bagian atas balok akan memendek akibat kompresi dan bagian bawah akan memanjang akibat tarikan. Ada permukaan yang antara bagian atas dan bagian bawah yang tidak memendek dan tidak memanjang, permukaan itu dinamakan permukaan netral (neutral surface). Titik potong permukaan netral dengan sembarang penampang balok dinamakan sumbu netral (neutral axis). Distribusi tegangan dari balok ditunjukkan dalam gambar di atas. Persamaan bending adalah :
  • 45. Dari persamaan di atas, rumus tegangan bending adalah: Karena E dan R adalah konstan, oleh karena itu dalam batas elastis, tegangan pada sembarang titik adalah berbanding lurus terhadap y, yaitu jarak titik ke sumbu netral. Juga dari persamaan di atas, tegangan bending adalah: Rasio I/y diketahui sebagai modulus penampang (section modulus) dan dinotasikan Z.
  • 46. Contoh 4: Sebuah poros pompa ditunjukkan pada Gambar 3.3. Gaya-gaya diberikan sebesar 25 kN dan 35 kN pusatkan pada 150mm dan 200mm berturut-turut dari kiri dan kanan bantalan. Tentukan diameter poros, jika tegangan tidak boleh melebihi 100 Mpa.