ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Aplikasi Bioradiasi
Interaksi Radiasi DG SISTEM
BIOLOGIK
A. Radiasi dg molekul air
ï‚— absorbsi energi radiasi pengion yang menyebabkan
terjadinya ionisasi pada molekul atau atom penyusun
bahan biologi
 H2O + radiasi pengion —> H2O+
+ e-
ï‚— atom atau molekul yang tereksitasi atau terionisasi
mengalami reaksi-reaksi sehingga terbentuk radikal bebas
yang tidak stabil
B. Radiasi dg DNA
ï‚— Interaksi radiasi dengan DNA dapat menyebabkan terjadinya
perubahan struktur molekul gula atau basa, putusnya ikatan
hydrogen antar basa, hilangnya basa dan lainnya. Kerusakan
yang lebih parah adalah putusnya salah satu untai DNA yang
disebut single strand break, atau putusnya kedua untai DNA
yang disebut double strand breaks.
C. Radiasi dg Kromosom
Radiasi dapat menyebabkan
perubahan baik pada jumlah
maupun struktur kromosom yang
disebut aberasi kromosom.
Perubahan jumlah kromosom,
misalnya menjadi 47 buah pada sel
somatic yang memungkinkan
timbulnya kelainan genetic.
D. Radiasi terhadap SEL
ï‚— Kerusakan yang terjadi pada DNA dan kromosom
sel sangat bergantung pada proses perbaikan yang
berlangsung. Bila proses perbaikan berlangsung
dengan baik/sempurna, dan juga tingkat
kerusakan sel tidak terlalu parah, maka sel bisa
kembali normal. Bila perbaikan sel tidak
sempurna, sel tetap hidup tetapi mengalami
perubahan.
Klasifikasi efek biologis
radiasi
JENIS SEL YG TERKENA
ï‚— Efek Genetik : efek
yang dirasakan oleh
keturunan dari individu
yang terkena paparan
radiasi
ï‚— Efek Somatik: efek
radiasi yang dirasakan
oleh individu yang
terpapar radiasi. Waktu
yang dibutuhkan
sampai terlihatnya
gejala efek somatik
sangat bervariasi
- Efek Segera
- Efek Tertunda
Penggunaan Radiasi dalam klinik
Secara umum penggunaan radiasi dalam klinik
dibagi menjadi tiga, yaitu untuk tujuan
Diagnostik  Radiodiagnostik
Terapi  Radioterapi
ï‚—Kedokteran Nuklir
Radiodiagnostik
 Radiodiagnostik  Diagnostic Imaging 
Pencitraan Diagnostik
ï‚— Pencitraan Diagnostik
ï‚— Pesawat Sinar-X Konvensional
ï‚— Fluoroskopi
ï‚— Mamografi
ï‚— Computerized Tomography (CT
ï‚— Magnetic Resonance Imaging (MRI)
ï‚— Ultra Sound
RADIOGRAFI fluroskopi
ï‚— Pencitraan Medis
menggunakan sinar-X
ï‚— alat radiografi yang bertujuan
untuk mengambil gambar
gerakan.
Computerized Tomography
(CT sCAN)
ï‚— Citra CT dihasilkan setelah sinar-X melewati tubuh pada
sejumlah sudut yang besar yaitu dengan memutarkan
tabung sinar-X mengelilingi tubuh pasien
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
ï‚— Pada MRI, pasien yang ditempatkan pada medan
magnetic, pulsa gelombang radio dihasilkan dari antenna
(coil) yang diletakkan mengelilingi pasien
ï‚— USG bekerja berdasarkan gelombang suara (ultrasound)
Pencitraan Ultra Sound
Mamografi
ï‚—Mamografi adalah konsep pencitraan medis
yang dikhususkan untuk pemeriksaan
payudara.
ï‚—Sinar-X yang digunakan dalam mamografi
adalah yang berenergi rendah.
ï‚—Dalam era modern sekarang ini, mamografi
tidak hanya untuk penegakkan diagnosa
tetapi untuk screening breast cancer.
Radioterapi
ï‚— Radiasi eksterna (teleterapi).
ï‚— Brakhiterapi.
ï‚— Radiasi dengan menggunakan radio farmaka
Radiasi Eksterna
ï‚— Berasal dan kata 'tele' (Greek) yang berarti jauh, maka
teleterapi diartikan sebagai radiasi dilakukan dengan
menggunakan sumber radiasi yang terletak pada jarak
tertentu diluar target (tumor) radiasi atau kulit.
ï‚— Keuntungan cara ini adalah dapat mencakup daerah target
lebih luas sesuai dengan luas lapangan radiasi yang
digunakan. Sedangkan kerugiannya adalah mengenai juga
daerah sehat disekitar tumor yang akan mengakibatkan
timbulnya gejala efek samping. Cara ini misalnya
digunakan sebagai radiasi awal pada berbagai keganasan
misalnya payudara, mulut rahim, kolorektal, nasofaring dll
COBALT
Mempercepat
Linier (Linac)
ï‚— Berasal dari kata 'brachy' (greek) yang berarti pendek.
Sehingga diartikan brakhiterapi adalah radiasi yang
dilakukan dengan mendekatkan sumber radiasi pada / di
dalam daerah target radiasi (tumor).
ï‚— Tehnik yang dapat
dilakukan adalah:
ï‚— Implantasi
ï‚— Intrakaviter
ï‚— Kontak
Brakiterapi
IMPLANTASI
Yaitu menanamkan sumber radiasi kedalam tumor .
Teknik ini misalnya dapat dilakukan pada radiasi kanker
lidah, dengan menggunakan jarum Cesium 131, atau
lridium 192 yang diimplantasikan untuk waktu tertentu
(temporer) sesuai dengan dosis yang diperlukan dan akan
diangkat setelah dosis tersebut dicapai. Pada kanker tonsil
dapat digunakan juga butiran I-125, yang diimplantasikan
secara permanen, karena jenis radioaktif ini mempunyai
waktu kerja sangat pendek.
Intrakaviter
Yaitu radiasi yang dilakukan dengan menempatkan
sumber radioaktif didalam kavitas tubuh. Tehnik ini
misalnya digunakan pada radiasi kanker mulut rahim,
yang dilakukan dengan radioaktif Co-60 atau Ir-192 yang
diletakkan di cavum uteri dan lumen vagina. Pada kanker
osofagus, nasofaring, paru-paru juga dapat dilakukan
radiasi metode ini
Kontak
ï‚— Yaitu dengan menempelkan sumber radiasi pada
daerah yang akan diradiasi. Misalnya radiasi pada
conjungtiva dengan menggunakan strontium
maupun radiasi menggunakan aplikator yang
diletakkan pada permukaan kulit untuk tumor
kulit
Metode Brakiterapi
ï‚— Brakhiterapi ini dapat dilakukan dengan cara manual,
yakni sumber radiasi tersebut dimasukkan oleh
dokter operator ke lokasi radiasi. Teknik lain yakni
dengan 'afterloading' dimana pemasukan sumber
radiasi diatur secara secara kendali jarak jauh ke
dalam aplikator yang telah ditempatkan sebelumnya
oleh dokter operator. Cara ini memberikan
keamanan bagi operator dan bahaya radiasi.
Prinsip Keselamatan Radiasi
ï‚— JUSTIFIKASI
Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber radiasi
lainnya harus didasarkan pada azas manfaat
ï‚— LIMITASI
Dosis ekivalen yang diterima oleh pekerja radiasi atau
masyarakat tidak boleh melampaui Nilai Batas Dosis
(NBD) yang ditetapkan pemerintah (Bapeten)
Optimasi
ï‚— Semua penyinaran harus diusahakan serendah-
rendahnya ( As Low As Reasonably Achieveable ?
ALARA ) dengan mempertimbangkan factor
ekonomi dan sosial.
NILAI BATAS DOSIS
ï‚— Penerimaan dosis yang tidak boleh dilampaui oleh
seorang pekerja radiasi dan anggota masyarakat
selama jangka waktu satu tahun, tidak bergantung
pada laju dosis, tetapi tidak termasuk
penerimaan dosis dari penyinaran medis
dan penyinaran alam
ï‚— Menurut Surat Keputusan Kepala Bapeten No. 01/Ka-
BAPETEN/V-99 Nilai Batas dosis ditetapkan sebagai
berikut:
a. Nilai Batas Dosis bagi pekerja radiasi untuk seluruh
tubuh 50 mSv per tahun
b. Nilai Batas Dosis untuk anggota masyarakat umum
untuk seluruh tubuh 5 mSv pertahun.
ï‚— Dalam hal penyinaran local yaitu hanya pada bagian-
bagain khusus dari tubuh, dosis rata-rata dalam tiap
organ atau jaringan yang terkena harus tidak lebih dari 50
mSv.
Manajemen Keselamatan Radiasi
1. Organisasi Proteksi Radiasi
Pengusaha / Instalasi yang menggunakan sumber radiasi
pengion wajib membentuk organisasi proteksi radiasi
2. Pemantauan Dosis Radiasi dan Radioaktivitas
Untuk mengetahui besar dosis yang diterima oleh pekerja
radiasi maka dilakukan pemantauan dosis. Setiap pekerja
radiasi wajib menggunakan dosimeter perorangan baik yang
dapat diaca langsung maupun yang tidak dapat dibaca
langsung sesuai dengan jenis sumber radiasi yang digunakan.
3. Peralatan Proteksi Radiasi
Pengusaha / Instalasi yang menggunakan sumber radiasi
pengion harus menyediakan dan mengusahakan peralatan
proteksi radiasi, pemantauan dosis perorangan, pemantauan
daerah kerja dan pemantauan lingkungan yang dapat berfungsi
dengan baik sesuai dengan jenis sumber radiasi yang
digunakan
4. Pemeriksaan Kesehatan
Setiap orang yang akan bekerja sebagai pekerja radiasi harus
sehat dan minimal berusia 18 tahun. Pengusaha instalasi harus
menyelenggarakan pemeriksaan yang meliputi; pemeriksaan
kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan berkala selama masa
kerja, dan pemeriksaan kesehatan pada waktu pemutusan
hubungan kerja
5. Penyimpanan Dokumentasi
Dokumentasi yang memuat catatan dosis, hasil pemantauan
daerah kerja, hasil pemantauan lingkungan, dan kartu
kesehatan pekerjaharus disimpan paling tidak selama tiga
puluh tahun terhitung sejak pekerja radiasi bekerja.
6. Jaminan Kualitas
Program jaminan kualitas harus dilakukan sejak dari
perencanaan, pembangunan, pengoperasian, dan perawatan.
7. Pendidikan dan Pelatihan
Setiap pekerja radiasi harus memperoleh pendidikan dan
pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
radiasi.
TERIMAKASIH
SELESAI
MATUR SUKSMA

More Related Content

Similar to bioradiasi pada fisika kebidanan adalah.ppt (20)

Week 13 pengamanan dampak radiasi
Week 13   pengamanan dampak radiasiWeek 13   pengamanan dampak radiasi
Week 13 pengamanan dampak radiasi
sunarto bin sudi
Ìý
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Winniey Tillich Wahyuni
Ìý
Efek Radiasi Pada Penyinaran Diagnostik Pada Wanita Hamil
Efek Radiasi Pada Penyinaran Diagnostik Pada Wanita HamilEfek Radiasi Pada Penyinaran Diagnostik Pada Wanita Hamil
Efek Radiasi Pada Penyinaran Diagnostik Pada Wanita Hamil
nugrohoimanw
Ìý
PPT Persiapan pembangunan Proton di Indonesia
PPT Persiapan pembangunan Proton di IndonesiaPPT Persiapan pembangunan Proton di Indonesia
PPT Persiapan pembangunan Proton di Indonesia
AnnisaRahmaFauzia2
Ìý
Perka napeten 2013
Perka napeten 2013Perka napeten 2013
Perka napeten 2013
Mohamad Arif
Ìý
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rsproteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
arni12345
Ìý
radioterapi 2020.pdf
radioterapi 2020.pdfradioterapi 2020.pdf
radioterapi 2020.pdf
Bubuy Rafli
Ìý
Pasien pedoman dosis
Pasien pedoman dosisPasien pedoman dosis
Pasien pedoman dosis
Merza Mahdalena
Ìý
PROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
PROTEKSI RADIASI INDI (1).pptPROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
PROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
gamalrizal
Ìý
Materi referensi belajar mengenai meids.pptx
Materi referensi belajar mengenai meids.pptxMateri referensi belajar mengenai meids.pptx
Materi referensi belajar mengenai meids.pptx
ilhamramdani23
Ìý
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi munaMakalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Septian Muna Barakati
Ìý
ppt fisika kesehatan pendidikan fisika univ .pptx
ppt fisika kesehatan pendidikan fisika univ .pptxppt fisika kesehatan pendidikan fisika univ .pptx
ppt fisika kesehatan pendidikan fisika univ .pptx
AnjarWidaningrum
Ìý
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)
Vina Ramdhiani
Ìý
SOAL LATIHAN TES SPESIALIS ONKOLOGI RADIASI UKMPPD CPPDS
SOAL LATIHAN TES SPESIALIS ONKOLOGI RADIASI UKMPPD CPPDSSOAL LATIHAN TES SPESIALIS ONKOLOGI RADIASI UKMPPD CPPDS
SOAL LATIHAN TES SPESIALIS ONKOLOGI RADIASI UKMPPD CPPDS
muhamad Azhari Maulana
Ìý
04_common_radiation_Indonesian.pdf
04_common_radiation_Indonesian.pdf04_common_radiation_Indonesian.pdf
04_common_radiation_Indonesian.pdf
davidsaputra0604
Ìý
Microwave
MicrowaveMicrowave
Microwave
Resti Lestari
Ìý
Pertemuan 2 Aplikasi Fisika Radiasi.pptx
Pertemuan 2 Aplikasi Fisika Radiasi.pptxPertemuan 2 Aplikasi Fisika Radiasi.pptx
Pertemuan 2 Aplikasi Fisika Radiasi.pptx
PutraPratama208800
Ìý
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Septian Muna Barakati
Ìý
Compliance levels of profession student in self-protection against radiation ...
Compliance levels of profession student in self-protection against radiation ...Compliance levels of profession student in self-protection against radiation ...
Compliance levels of profession student in self-protection against radiation ...
Nabilah Kusuma
Ìý
PP 33 Tahun 2007.pdf
PP 33 Tahun 2007.pdfPP 33 Tahun 2007.pdf
PP 33 Tahun 2007.pdf
LuftiHajri
Ìý
Week 13 pengamanan dampak radiasi
Week 13   pengamanan dampak radiasiWeek 13   pengamanan dampak radiasi
Week 13 pengamanan dampak radiasi
sunarto bin sudi
Ìý
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Winniey Tillich Wahyuni
Ìý
Efek Radiasi Pada Penyinaran Diagnostik Pada Wanita Hamil
Efek Radiasi Pada Penyinaran Diagnostik Pada Wanita HamilEfek Radiasi Pada Penyinaran Diagnostik Pada Wanita Hamil
Efek Radiasi Pada Penyinaran Diagnostik Pada Wanita Hamil
nugrohoimanw
Ìý
PPT Persiapan pembangunan Proton di Indonesia
PPT Persiapan pembangunan Proton di IndonesiaPPT Persiapan pembangunan Proton di Indonesia
PPT Persiapan pembangunan Proton di Indonesia
AnnisaRahmaFauzia2
Ìý
Perka napeten 2013
Perka napeten 2013Perka napeten 2013
Perka napeten 2013
Mohamad Arif
Ìý
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rsproteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
arni12345
Ìý
radioterapi 2020.pdf
radioterapi 2020.pdfradioterapi 2020.pdf
radioterapi 2020.pdf
Bubuy Rafli
Ìý
Pasien pedoman dosis
Pasien pedoman dosisPasien pedoman dosis
Pasien pedoman dosis
Merza Mahdalena
Ìý
PROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
PROTEKSI RADIASI INDI (1).pptPROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
PROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
gamalrizal
Ìý
Materi referensi belajar mengenai meids.pptx
Materi referensi belajar mengenai meids.pptxMateri referensi belajar mengenai meids.pptx
Materi referensi belajar mengenai meids.pptx
ilhamramdani23
Ìý
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi munaMakalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Septian Muna Barakati
Ìý
ppt fisika kesehatan pendidikan fisika univ .pptx
ppt fisika kesehatan pendidikan fisika univ .pptxppt fisika kesehatan pendidikan fisika univ .pptx
ppt fisika kesehatan pendidikan fisika univ .pptx
AnjarWidaningrum
Ìý
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)
Vina Ramdhiani
Ìý
SOAL LATIHAN TES SPESIALIS ONKOLOGI RADIASI UKMPPD CPPDS
SOAL LATIHAN TES SPESIALIS ONKOLOGI RADIASI UKMPPD CPPDSSOAL LATIHAN TES SPESIALIS ONKOLOGI RADIASI UKMPPD CPPDS
SOAL LATIHAN TES SPESIALIS ONKOLOGI RADIASI UKMPPD CPPDS
muhamad Azhari Maulana
Ìý
04_common_radiation_Indonesian.pdf
04_common_radiation_Indonesian.pdf04_common_radiation_Indonesian.pdf
04_common_radiation_Indonesian.pdf
davidsaputra0604
Ìý
Pertemuan 2 Aplikasi Fisika Radiasi.pptx
Pertemuan 2 Aplikasi Fisika Radiasi.pptxPertemuan 2 Aplikasi Fisika Radiasi.pptx
Pertemuan 2 Aplikasi Fisika Radiasi.pptx
PutraPratama208800
Ìý
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Septian Muna Barakati
Ìý
Compliance levels of profession student in self-protection against radiation ...
Compliance levels of profession student in self-protection against radiation ...Compliance levels of profession student in self-protection against radiation ...
Compliance levels of profession student in self-protection against radiation ...
Nabilah Kusuma
Ìý
PP 33 Tahun 2007.pdf
PP 33 Tahun 2007.pdfPP 33 Tahun 2007.pdf
PP 33 Tahun 2007.pdf
LuftiHajri
Ìý

Recently uploaded (20)

Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
Ìý
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Ìý
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusiaAspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
AlterGlenKakisina
Ìý
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
Ìý
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
Ìý
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Ìý
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptxPPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
rinjani13
Ìý
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensiBimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
ReviYulia
Ìý
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Ìý
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
Ìý
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
Ìý
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
Ìý
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
junita92
Ìý
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
Ìý
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Ìý
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusiaAspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
AlterGlenKakisina
Ìý
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
Ìý
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
Ìý
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Ìý
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptxPPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
rinjani13
Ìý
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensiBimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
ReviYulia
Ìý
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Ìý
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
Ìý
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
Ìý
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
Ìý
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
junita92
Ìý

bioradiasi pada fisika kebidanan adalah.ppt

  • 2. Interaksi Radiasi DG SISTEM BIOLOGIK A. Radiasi dg molekul air ï‚— absorbsi energi radiasi pengion yang menyebabkan terjadinya ionisasi pada molekul atau atom penyusun bahan biologi ï‚— H2O + radiasi pengion —> H2O+ + e- ï‚— atom atau molekul yang tereksitasi atau terionisasi mengalami reaksi-reaksi sehingga terbentuk radikal bebas yang tidak stabil
  • 3. B. Radiasi dg DNA ï‚— Interaksi radiasi dengan DNA dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur molekul gula atau basa, putusnya ikatan hydrogen antar basa, hilangnya basa dan lainnya. Kerusakan yang lebih parah adalah putusnya salah satu untai DNA yang disebut single strand break, atau putusnya kedua untai DNA yang disebut double strand breaks.
  • 4. C. Radiasi dg Kromosom Radiasi dapat menyebabkan perubahan baik pada jumlah maupun struktur kromosom yang disebut aberasi kromosom. Perubahan jumlah kromosom, misalnya menjadi 47 buah pada sel somatic yang memungkinkan timbulnya kelainan genetic.
  • 5. D. Radiasi terhadap SEL ï‚— Kerusakan yang terjadi pada DNA dan kromosom sel sangat bergantung pada proses perbaikan yang berlangsung. Bila proses perbaikan berlangsung dengan baik/sempurna, dan juga tingkat kerusakan sel tidak terlalu parah, maka sel bisa kembali normal. Bila perbaikan sel tidak sempurna, sel tetap hidup tetapi mengalami perubahan.
  • 6. Klasifikasi efek biologis radiasi JENIS SEL YG TERKENA ï‚— Efek Genetik : efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi ï‚— Efek Somatik: efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi. Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi - Efek Segera - Efek Tertunda
  • 7. Penggunaan Radiasi dalam klinik Secara umum penggunaan radiasi dalam klinik dibagi menjadi tiga, yaitu untuk tujuan ï‚—Diagnostik  Radiodiagnostik ï‚—Terapi  Radioterapi ï‚—Kedokteran Nuklir
  • 8. Radiodiagnostik ï‚— Radiodiagnostik  Diagnostic Imaging  Pencitraan Diagnostik ï‚— Pencitraan Diagnostik ï‚— Pesawat Sinar-X Konvensional ï‚— Fluoroskopi ï‚— Mamografi ï‚— Computerized Tomography (CT ï‚— Magnetic Resonance Imaging (MRI) ï‚— Ultra Sound
  • 9. RADIOGRAFI fluroskopi ï‚— Pencitraan Medis menggunakan sinar-X ï‚— alat radiografi yang bertujuan untuk mengambil gambar gerakan.
  • 10. Computerized Tomography (CT sCAN) ï‚— Citra CT dihasilkan setelah sinar-X melewati tubuh pada sejumlah sudut yang besar yaitu dengan memutarkan tabung sinar-X mengelilingi tubuh pasien
  • 11. Magnetic Resonance Imaging (MRI) ï‚— Pada MRI, pasien yang ditempatkan pada medan magnetic, pulsa gelombang radio dihasilkan dari antenna (coil) yang diletakkan mengelilingi pasien
  • 12. ï‚— USG bekerja berdasarkan gelombang suara (ultrasound) Pencitraan Ultra Sound
  • 13. Mamografi ï‚—Mamografi adalah konsep pencitraan medis yang dikhususkan untuk pemeriksaan payudara. ï‚—Sinar-X yang digunakan dalam mamografi adalah yang berenergi rendah. ï‚—Dalam era modern sekarang ini, mamografi tidak hanya untuk penegakkan diagnosa tetapi untuk screening breast cancer.
  • 14. Radioterapi ï‚— Radiasi eksterna (teleterapi). ï‚— Brakhiterapi. ï‚— Radiasi dengan menggunakan radio farmaka
  • 15. Radiasi Eksterna ï‚— Berasal dan kata 'tele' (Greek) yang berarti jauh, maka teleterapi diartikan sebagai radiasi dilakukan dengan menggunakan sumber radiasi yang terletak pada jarak tertentu diluar target (tumor) radiasi atau kulit. ï‚— Keuntungan cara ini adalah dapat mencakup daerah target lebih luas sesuai dengan luas lapangan radiasi yang digunakan. Sedangkan kerugiannya adalah mengenai juga daerah sehat disekitar tumor yang akan mengakibatkan timbulnya gejala efek samping. Cara ini misalnya digunakan sebagai radiasi awal pada berbagai keganasan misalnya payudara, mulut rahim, kolorektal, nasofaring dll
  • 17. ï‚— Berasal dari kata 'brachy' (greek) yang berarti pendek. Sehingga diartikan brakhiterapi adalah radiasi yang dilakukan dengan mendekatkan sumber radiasi pada / di dalam daerah target radiasi (tumor). ï‚— Tehnik yang dapat dilakukan adalah: ï‚— Implantasi ï‚— Intrakaviter ï‚— Kontak Brakiterapi
  • 18. IMPLANTASI Yaitu menanamkan sumber radiasi kedalam tumor . Teknik ini misalnya dapat dilakukan pada radiasi kanker lidah, dengan menggunakan jarum Cesium 131, atau lridium 192 yang diimplantasikan untuk waktu tertentu (temporer) sesuai dengan dosis yang diperlukan dan akan diangkat setelah dosis tersebut dicapai. Pada kanker tonsil dapat digunakan juga butiran I-125, yang diimplantasikan secara permanen, karena jenis radioaktif ini mempunyai waktu kerja sangat pendek.
  • 19. Intrakaviter Yaitu radiasi yang dilakukan dengan menempatkan sumber radioaktif didalam kavitas tubuh. Tehnik ini misalnya digunakan pada radiasi kanker mulut rahim, yang dilakukan dengan radioaktif Co-60 atau Ir-192 yang diletakkan di cavum uteri dan lumen vagina. Pada kanker osofagus, nasofaring, paru-paru juga dapat dilakukan radiasi metode ini
  • 20. Kontak ï‚— Yaitu dengan menempelkan sumber radiasi pada daerah yang akan diradiasi. Misalnya radiasi pada conjungtiva dengan menggunakan strontium maupun radiasi menggunakan aplikator yang diletakkan pada permukaan kulit untuk tumor kulit
  • 21. Metode Brakiterapi ï‚— Brakhiterapi ini dapat dilakukan dengan cara manual, yakni sumber radiasi tersebut dimasukkan oleh dokter operator ke lokasi radiasi. Teknik lain yakni dengan 'afterloading' dimana pemasukan sumber radiasi diatur secara secara kendali jarak jauh ke dalam aplikator yang telah ditempatkan sebelumnya oleh dokter operator. Cara ini memberikan keamanan bagi operator dan bahaya radiasi.
  • 22. Prinsip Keselamatan Radiasi ï‚— JUSTIFIKASI Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya harus didasarkan pada azas manfaat ï‚— LIMITASI Dosis ekivalen yang diterima oleh pekerja radiasi atau masyarakat tidak boleh melampaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang ditetapkan pemerintah (Bapeten)
  • 23. Optimasi ï‚— Semua penyinaran harus diusahakan serendah- rendahnya ( As Low As Reasonably Achieveable ? ALARA ) dengan mempertimbangkan factor ekonomi dan sosial.
  • 24. NILAI BATAS DOSIS ï‚— Penerimaan dosis yang tidak boleh dilampaui oleh seorang pekerja radiasi dan anggota masyarakat selama jangka waktu satu tahun, tidak bergantung pada laju dosis, tetapi tidak termasuk penerimaan dosis dari penyinaran medis dan penyinaran alam
  • 25. ï‚— Menurut Surat Keputusan Kepala Bapeten No. 01/Ka- BAPETEN/V-99 Nilai Batas dosis ditetapkan sebagai berikut: a. Nilai Batas Dosis bagi pekerja radiasi untuk seluruh tubuh 50 mSv per tahun b. Nilai Batas Dosis untuk anggota masyarakat umum untuk seluruh tubuh 5 mSv pertahun. ï‚— Dalam hal penyinaran local yaitu hanya pada bagian- bagain khusus dari tubuh, dosis rata-rata dalam tiap organ atau jaringan yang terkena harus tidak lebih dari 50 mSv.
  • 26. Manajemen Keselamatan Radiasi 1. Organisasi Proteksi Radiasi Pengusaha / Instalasi yang menggunakan sumber radiasi pengion wajib membentuk organisasi proteksi radiasi 2. Pemantauan Dosis Radiasi dan Radioaktivitas Untuk mengetahui besar dosis yang diterima oleh pekerja radiasi maka dilakukan pemantauan dosis. Setiap pekerja radiasi wajib menggunakan dosimeter perorangan baik yang dapat diaca langsung maupun yang tidak dapat dibaca langsung sesuai dengan jenis sumber radiasi yang digunakan.
  • 27. 3. Peralatan Proteksi Radiasi Pengusaha / Instalasi yang menggunakan sumber radiasi pengion harus menyediakan dan mengusahakan peralatan proteksi radiasi, pemantauan dosis perorangan, pemantauan daerah kerja dan pemantauan lingkungan yang dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan jenis sumber radiasi yang digunakan 4. Pemeriksaan Kesehatan Setiap orang yang akan bekerja sebagai pekerja radiasi harus sehat dan minimal berusia 18 tahun. Pengusaha instalasi harus menyelenggarakan pemeriksaan yang meliputi; pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan berkala selama masa kerja, dan pemeriksaan kesehatan pada waktu pemutusan hubungan kerja
  • 28. 5. Penyimpanan Dokumentasi Dokumentasi yang memuat catatan dosis, hasil pemantauan daerah kerja, hasil pemantauan lingkungan, dan kartu kesehatan pekerjaharus disimpan paling tidak selama tiga puluh tahun terhitung sejak pekerja radiasi bekerja. 6. Jaminan Kualitas Program jaminan kualitas harus dilakukan sejak dari perencanaan, pembangunan, pengoperasian, dan perawatan. 7. Pendidikan dan Pelatihan Setiap pekerja radiasi harus memperoleh pendidikan dan pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja terhadap radiasi.