Dokumen tersebut membahas tentang penambangan dan reklamasi lahan bekas tambang. Ia menjelaskan proses penambangan, dampaknya terhadap lingkungan, dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mereklamasi lahan bekas tambang seperti pengelolaan tanah pucuk, revegetasi, dan pencegahan erosi.
Tinjauan reklamasi lahan bekas tambang dan aspek konservasi bahan galian ini membahas tiga poin utama: (1) masalah lingkungan akibat aktivitas pertambangan dan pentingnya reklamasi, (2) dampak pertambangan pada lingkungan termasuk limbah yang dihasilkan, dan (3) pertimbangan sumber daya tambang yang tersisa pasca penutupan tambang. Dokumen ini menekankan pentingnya merehabilitasi ekosistem rusak akibat pertambangan untuk mengem
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip reklamasi tambang yang meliputi persiapan lahan bekas tambang, pengaturan bentuk lahan, dan penanaman kembali tanaman di lahan bekas tambang untuk memulihkan lingkungan seperti semula."
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan lingkungan pertambangan yang berkelanjutan dengan visi terwujudnya pembangunan sumber daya mineral secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta memberikan manfaat bagi masyarakat. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik kegiatan pertambangan, dampaknya terhadap lingkungan, upaya perlindungan lingkungan yang dilakukan, serta pentingnya pertambangan bagi pembangunan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang konservasi tanah dan air secara vegetatif dan kimia
2. Metode konservasi tanah secara vegetatif meliputi penghutanan kembali, wanatani, dan pertanaman sela
3. Konservasi tanah secara kimia melibatkan penggunaan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah
Bn38 2009lmp lampiran permentan no 14 tahun 2009walhiaceh
油
Pedoman ini mengatur pemanfaatan lahan gambut untuk budidaya kelapa sawit dengan tujuan mengembangkan budidaya kelapa sawit, memelihara kelestarian lahan gambut, dan meningkatkan produksi petani kelapa sawit. Lahan gambut yang dapat digunakan harus berada di kawasan budidaya, memiliki ketebalan gambut kurang dari 3 meter, dan memiliki substrat tanah mineral di bawahnya selain pasir kuarsa atau tanah sulfat masam. Pemanfaat
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi lingkungan sebelum dan sesudah kegiatan penambangan bijih besi di tambang bijih besi Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Terdapat informasi tentang lokasi tambang, proses penambangan yang dilakukan sejak tahun 1971, hasil produksi, dan aktivitas penutupan tambang serta rencana pascatambang meliputi pengelolaan sumber daya manusia, aset, pemantauan lingkungan, rehabilitasi lahan terganggu
Dokumen tersebut membahas pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada kegiatan pertambangan mineral dan batubara mulai dari tahap administrasi, penilaian lapangan, aspek-aspek yang dinilai seperti pengelolaan batuan penutup, pengendalian erosi dan sedimentasi, reklamasi dan revegetasi, hingga program-program pengembangan dan penelitian lingkungan."
Laporan ini membahas pengolahan tanah primer menggunakan bajak singkal dan bajak piringan. Terdapat beberapa jenis pola pengolahan tanah seperti pola tengah, pola tepi, pola keliling tengah dan tepi, serta pola lompat kijang dan alfa. Laporan ini juga menjelaskan tujuan dan manfaat dari pengolahan tanah pertanian.
Pengolahan tanah dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah agar dapat berfungsi secara optimal untuk pertumbuhan tanaman. Proses pengolahan tanah meliputi pembajakan, penggemburan, pembuatan parit, dan pemupukan untuk meningkatkan aerasi, drainase, dan kesuburan tanah. Tujuan akhir pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman.
1. Dokumen tersebut membahas pengelolaan pertambangan yang berwawasan lingkungan untuk mencegah dampak negatif aktivitas pertambangan terhadap lingkungan. Hal ini meliputi penentuan kelayakan tambang, penambangan, dan rehabilitasi lahan pasca tambang.
2. Kelayakan tambang ditentukan melalui kajian aspek geologi, penggunaan lahan, sosial budaya, dan peraturan untuk mencegah konflik lahan dan dampak lingkungan.
3.
Dokumen tersebut membahas tentang degradasi tanah pertanian di Indonesia yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti erosi, penggunaan pupuk kimia, dan aktivitas pertambangan. Untuk mengatasinya, dianjurkan penggunaan pupuk organik, pengolahan tanah yang benar, dan pola tanam bergilir.
This document provides information about hospice and palliative care. It defines hospice care as being for patients who are very close to death, requires a do-not-resuscitate order, and prohibits life-prolonging treatment. Palliative care is defined as not just being for terminal illnesses, does not require a DNR order, and may continue some life-prolonging treatments. It also notes that chronic illnesses can benefit from palliative care and discusses some of the ethical issues around end-of-life care. The document aims to help students understand the differences between hospice and palliative care and how to integrate them into care plans.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang konservasi tanah dan air secara vegetatif dan kimia
2. Metode konservasi tanah secara vegetatif meliputi penghutanan kembali, wanatani, dan pertanaman sela
3. Konservasi tanah secara kimia melibatkan penggunaan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah
Bn38 2009lmp lampiran permentan no 14 tahun 2009walhiaceh
油
Pedoman ini mengatur pemanfaatan lahan gambut untuk budidaya kelapa sawit dengan tujuan mengembangkan budidaya kelapa sawit, memelihara kelestarian lahan gambut, dan meningkatkan produksi petani kelapa sawit. Lahan gambut yang dapat digunakan harus berada di kawasan budidaya, memiliki ketebalan gambut kurang dari 3 meter, dan memiliki substrat tanah mineral di bawahnya selain pasir kuarsa atau tanah sulfat masam. Pemanfaat
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi lingkungan sebelum dan sesudah kegiatan penambangan bijih besi di tambang bijih besi Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Terdapat informasi tentang lokasi tambang, proses penambangan yang dilakukan sejak tahun 1971, hasil produksi, dan aktivitas penutupan tambang serta rencana pascatambang meliputi pengelolaan sumber daya manusia, aset, pemantauan lingkungan, rehabilitasi lahan terganggu
Dokumen tersebut membahas pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada kegiatan pertambangan mineral dan batubara mulai dari tahap administrasi, penilaian lapangan, aspek-aspek yang dinilai seperti pengelolaan batuan penutup, pengendalian erosi dan sedimentasi, reklamasi dan revegetasi, hingga program-program pengembangan dan penelitian lingkungan."
Laporan ini membahas pengolahan tanah primer menggunakan bajak singkal dan bajak piringan. Terdapat beberapa jenis pola pengolahan tanah seperti pola tengah, pola tepi, pola keliling tengah dan tepi, serta pola lompat kijang dan alfa. Laporan ini juga menjelaskan tujuan dan manfaat dari pengolahan tanah pertanian.
Pengolahan tanah dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah agar dapat berfungsi secara optimal untuk pertumbuhan tanaman. Proses pengolahan tanah meliputi pembajakan, penggemburan, pembuatan parit, dan pemupukan untuk meningkatkan aerasi, drainase, dan kesuburan tanah. Tujuan akhir pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman.
1. Dokumen tersebut membahas pengelolaan pertambangan yang berwawasan lingkungan untuk mencegah dampak negatif aktivitas pertambangan terhadap lingkungan. Hal ini meliputi penentuan kelayakan tambang, penambangan, dan rehabilitasi lahan pasca tambang.
2. Kelayakan tambang ditentukan melalui kajian aspek geologi, penggunaan lahan, sosial budaya, dan peraturan untuk mencegah konflik lahan dan dampak lingkungan.
3.
Dokumen tersebut membahas tentang degradasi tanah pertanian di Indonesia yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti erosi, penggunaan pupuk kimia, dan aktivitas pertambangan. Untuk mengatasinya, dianjurkan penggunaan pupuk organik, pengolahan tanah yang benar, dan pola tanam bergilir.
This document provides information about hospice and palliative care. It defines hospice care as being for patients who are very close to death, requires a do-not-resuscitate order, and prohibits life-prolonging treatment. Palliative care is defined as not just being for terminal illnesses, does not require a DNR order, and may continue some life-prolonging treatments. It also notes that chronic illnesses can benefit from palliative care and discusses some of the ethical issues around end-of-life care. The document aims to help students understand the differences between hospice and palliative care and how to integrate them into care plans.
Este documento describe un viaje de camping de 2 d鱈as en la playa Bernardino cerca de Casma, Per炭. Incluye actividades como visitas a la bah鱈a Tortugas, instalaci坦n de carpas, fogatas, tiempo libre en la playa, y regreso a Casma. Los precios var鱈an desde S/. 75 a S/. 120 dependiendo del tama単o del grupo. Se requiere llevar ropa, equipo de acampar, y alimentos. El tour incluye transporte, gu鱈a, equipo compartido y primeros auxilios.
This document provides information about hospice and palliative care. It defines hospice care as being for patients who are very close to death, and requires the patient to have a do-not-resuscitate order and stop all life-prolonging care. Palliative care is defined as not just being for terminal illnesses, does not require a DNR order, and may continue life-prolonging care. The document also lists learner objectives about understanding the qualifications for each type of care and integrating end of life issues and ethics into care plans.
This document provides a list of 100 keyboard shortcuts for moving faster in Windows 7. It includes shortcuts for opening programs and windows, navigating and selecting items, copying and pasting, and more. Each shortcut is accompanied by a brief description of its function. Additional shortcut lists for other versions of Windows and Microsoft Office programs are referenced at the end.
The document discusses the process of digestion in animals. It describes two main types of digestion - intracellular and extracellular. It then explains the different parts of the digestive system from mouth to anus and their functions. These include mechanical and chemical digestion by organs like the mouth, stomach, pancreas, liver, and intestines. Enzymes produced at each stage help break down food into smaller molecules that can be absorbed.
T8: Penulisan Dapatan Kajian e-learning
Ulaskan 4 jurnal yang terpilih selari dengan dapatan kajian pengarang tentang penggunaan telefon bimbit dalam PdP pada abad ke-21.
Disediakan Oleh: Chong Shu Kin
A beagle named Olive saves Christmas after one of Santa's reindeer breaks his leg. Four kids - Ana, Jack, Kate and Zander - hear on the radio that Christmas may be cancelled if Santa can't balance his sleigh. They remember their neighbor has a dog named Olive and decide to take her to the North Pole to replace the injured reindeer. Along the way, they are pursued by a grumpy mailman who doesn't want to have to deliver more letters if Christmas isn't cancelled. With Olive's help biting the mailman, the kids make it to Santa's workshop and explain the situation. Santa agrees to let Olive be the replacement reindeer and they deliver all the presents on Christmas Eve
This document provides information on an upcoming workshop about intramuscular and subcutaneous injection techniques. The workshop will cover 7 key points to consider before administration: 1) drug, 2) storage, 3) route of administration, 4) dosage, 5) preparation, 6) timing, and 7) recording. It then discusses subcutaneous and intramuscular injection sites, implementation techniques for each, and the Z-track method for intramuscular injections.
This document provides an overview of investment casting (lost wax casting). It discusses the history of the technique dating back 5000 years, the process which involves creating a wax pattern, coating it with ceramic slurry to create a mold, and then melting out the wax to pour molten metal. The document outlines the key steps and provides examples of applications where investment casting is used in industries like aerospace, medical, military, automotive, and 3D printing due to its ability to produce parts with complex geometries and tight tolerances.
Problem-based learning is a student-centered pedagogy where small groups of students work to solve real-world problems. The teacher acts as a facilitator, providing guidance as students research issues, analyze solutions, and present their findings. The goal is for students to build skills like collaboration, communication, and self-directed learning that are important for their future careers. Computerized programs and email can supplement traditional problem-based learning discussions to reduce personnel needs and facilitate communication between groups.
Studi Pelaksanaan Reklamasi Lahan Penambangan Nikel di Indonesia.pdfFerdian234
油
Dokumen tersebut membahas tentang reklamasi lahan bekas tambang nikel di Indonesia. Reklamasi lahan penting untuk memulihkan lingkungan dan ekosistem setelah tambang ditutup. Rencana reklamasi harus disusun sejak awal kegiatan tambang dan meliputi penanaman kembali tanaman asli, pengendalian erosi, dan kriteria keberhasilan reklamasi. Studi kasus di PT Vale menunjukkan upaya pemindahan satwa liar terdampak dan pembatasan lu
Dokumen ini membahas tentang cara pengelolaan pembangunan pertambangan di Indonesia. Pertambangan mineral merupakan sumber daya alam yang besar di Indonesia yang dikelola dengan membangun pertambangan sesuai jenis mineralnya. Pembangunan pertambangan harus memperhitungkan faktor efisiensi dan dampak lingkungan. Usaha pertambangan yang baik mematuhi perizinan, menerapkan teknologi yang tepat, menjaga lingkungan, dan memberikan manfaat bagi m
Dokumen ini membahas tentang cara pengelolaan pembangunan pertambangan mineral di Indonesia dengan mempertimbangkan faktor efisiensi dan dampak lingkungan. Pertambangan mineral merupakan sumber daya alam yang vital bagi negara namun perlu dilakukan analisis dampak lingkungan yang matang serta pemanfaatan sumber daya secara efisien.
Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupanNidya Milano
油
Profil tanah terdiri atas beberapa lapisan yang masing-masing memiliki ciri khas. Lahan potensial dan lahan kritis memiliki karakteristik yang berbeda dan perlu diolah secara berbeda untuk mencegah erosi tanah dan meningkatkan produktivitas lahan. Berbagai upaya konservasi tanah perlu dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif erosi tanah.
Dokumen tersebut membahas tentang masalah lingkungan akibat pembangunan pertambangan dan energi di Indonesia. Pertambangan sumber daya alam perlu dikelola dengan bijak dan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan setempat maupun ekosistem lebih luas, agar pembangunan dapat berkelanjutan dan generasi mendatang juga dapat menikmati manfaatnya.
Dokumen tersebut membahas tentang masalah lingkungan akibat pembangunan pertambangan dan energi di Indonesia. Pertambangan berpotensi mencemari lingkungan sekitar karena faktor kimia, fisik, dan biologis, sehingga perlu dilakukan evaluasi lingkungan secara terintegrasi dan menghindari atau mengurangi kerusakan ekosistem akibat aktivitas pertambangan. Pembangunan pertambangan harus dilakukan secara bijak dan efisien serta me
Dokumen tersebut membahas tentang tanah, lahan, dan makhluk hidup. Ia menjelaskan tentang sifat fisik dan kimia tanah, profil tanah, tata guna lahan, dan berbagai kawasan seperti hutan produksi, pertanian, pertambangan, pemukiman, industri, dan pariwisata.
Dokumen ini membahas tentang pengaruh pengolahan tanah tambak terhadap penyebaran benih windu di desa Sungonlegowo. Teknik pengolahan tanah sebelum penebaran benih meliputi pengeringan, pengolahan, pengapuran, dan pemupukan tanah untuk mematikan hama, memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini penting untuk mendukung pertumbuhan udang dan mengurangi risiko kegagalan tambak.
2. Kelompok :
1.Andi Asitra Sidabutar 5295
2.Anggit Fauziah P 5700
3.Ridha Septa 5712
4.Esti 5756
5.Titis Dian P 5788
6.Wiendha paramitha 5817
3. Latar Belakang
Sumber daya alam yang meliputi vegetasi,
tanah, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya merupakan salah
satu modal dasar dalam pembangunan
Nasional oleh karena itu harus dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat
dan kepentingan pembangunan nasional
dengan memperhatikan kelestariannya.
Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan
sumberdaya alam adalah kegiatan
pertambangan bahan galian yang hingga
saat ini merupakan salah satu sektor
penyumbang devisa negara yang terbesar.
4. Definisi Penambangan
Penambangan ialah kegiatan untuk
menghasilkan bahan galian yang dilakukan
baik secara manual maupun mekanis yang
meliputi pemberaian, pemuatan,
pengangkutan dan pemimbunan.
5. Penyebab Terjadinya Penambangan
di Hutan Lindung
Dikeluarkannya Perpu No. 1 tahun 2004
yang kemudian disyahkan menjadi
UU No. 19 tahun 2004 yang mengizinkan
adanya penambangan di Hutan Lindung.
Keperluan akan sumber energi dari bumi
yang cukup besar dan juga keinginan
meraup keuntungan yang sebesar-
besarnya.
6. Perusahaan Pertambangan
(Ditetapkan oleh Keppres No. 41 Tahun 2004)
PT Freeport Indonesia Comp.
Karimun Granit
INCO Tbk.
Indomico
Aneka Tambang Tbk.
Natarang Mining
Nusa Halmahera Minerals
Pelsart Tambang Kencana
Interex Sacra Raya
Weda Bay Nickel
Gag Nikel
Saricknas Mining (Kompas)
7. Dampak Pertambangan Bagi Kondisi Tanah
Penurunan produktivitas tanah, pemadatan
tanah, terjadinya erosi dan sedimentasi,
terjadinya gerakan tanah atau longsoran,
drainase yang buruk,
Tanah memiliki karakteristik yang
berhidrokarbon tinggi, zat meracun tinggi,
kadar hara rendah, hancuran batuan, sifat
fisika, kimia dan biologi yang jelek.
Tanah berlubang dengan ukuran yan besar dan
sangat sulit untuk diperbaharui.
Pencemaran limbah menyebabkan tanah
menjadi sulit untuk diolah.
8. Dampak Pertambangan Bagi Lingkungan
Terjadinya peningkatan konsentrasi debu, gas
CO2, N2O maupun SO2 yang menyebabkan
pemanasan atmosfer bumi.
Masuknya gulma/hama/penyakit tanaman,
Pencemaran air permukaan/air tanah oleh
bahan beracun,
Terganggunya flora dan fauna,
Terganggunya keamanan dan kesehatan
penduduk,
Perubahan iklim mikro.
9. Solusi dan Upaya Perbaikan
Kegiatan penambangan harus dilakukan dengan
menggunakan teknologi tepat guna dan ramah
lingkungan,
Harus adanya audit lingkungan yang trasparan,
Harus adanya pembenahan peraturan perizinan
dan pengawasan yang berkelanjutan di
lapangan,
Rehabilitasi dan reklamasi areal bekas
penambangan.
10. Reklamasi dan Rehabilitasi
Reklamasi ialah usaha memperbaiki
(memulihkan kembali) lahan yang rusak sebagai
akibat kegiatan usaha pertambangan, agar
dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan
kemampuannya.
Rehabilitasi lahan ialah usaha memperbaiki,
memulihkan kembali dan meningkatkan kondisi
lahan yang rusak (krisis), agar dapat berfungsi
secara optimal, baik sebagai unsur produksi,
media pengatur tata air, maupun sebagai unsur
perlindungan alam lingkungan.
11. Prinsip Kegiatan Reklamasi
Kegiatan Reklamasi harus dianggap
sebagai kesatuan yang utuh dari kegiatan
penambangan,
Kegiatan Reklamasi harus dilakukan
sedini mungkin dan tidak harus menunggu
proses penambangan secara keseluruhan
selesai dilakukan.
12. Sasaran Reklamasi
Pemulihan lahan bekas tambang untuk
memperbaiki lahan yang terganggu
ekologinya.
Mempersiapkan lahan bekas tambang
yang sudah diperbaiki ekologinya untuk
pemanfaatan selanjutnya.
13. Perencanaan
Untuk melakukan reklamasi lahan bekas tambang diperlukan
perencanaan yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat
tercapai sasaran sesuai yang dikehendaki. Hal-hal yang harus
diperhatikan didalam perencanaan reklamasi adalah sebagai
berikut :
1. Mempersiapkan rencana reklamasi sebelum pelaksanaan
penambangan
2. Luas areal yang direklamasikan sama dengan luas areal
penambangan.
3. Memindahkan dan menempatkan tanah pucuk pada tempat
tertentu dan mengatur sedemikian rupa untuk keperluan
revegetasi.
4. Mengembalikan/memperbaiki pola drainase alam yang rusak
5. Menghilangkan/memperkecil kandungan (kadar) bahan
beracun sampai tingkat yang aman sebelum dapat
dibuang ke suatu tempat pembuangan.
14. Perencanaan
6. Mengembalikan lahan seperti keadaan semula dan/atau
sesuai dengan tujuan penggunaannya.
7. Memperkecil erosi selama dan setelah proses reklamasi.
8. Memindahkan semua peralatan yang tidak digunakan lagi
dalam aktifitas penambangan.
9. Permukaan yang padat harus digemburkan namun bila tidak
memungkinkan agar ditanami dengan tanaman pionir yang
akarnya mampu menembus tanah yang keras.
10. Setelah penambangan maka pada lahan bekas tambang
yang diperuntukkan bagi revegetasi, segera dilakukan
penanaman kembali dengan jenis tanaman yang sesuai
dengan rencana rehabilitasi dari Departemen Kehutanan
dan RKL yang dibuat.
11. Mencegah masuknya hama dan gulma yang berbahaya.
12. Memantau dan mengelola areal reklamasi sesuai dengan
kondisi yang diharapkan.
15. PELAKSANAAN KEGIATAN REKLAMASI LAHAN
Setiap lokasi pertambangan mempunyai kondisi tertentu
yang mempengaruhi pelaksanaan reklamasi. Pelaksanaan
reklamasi umumnya merupakan gabungan dari pekerjaan
teknik sipil dan teknik vegetasi.
Pelaksanaan reklamasi meliputi kegiatan sebagai berikut :
o Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas
tambang, pengaturan bentuk lahan (landscaping),
pengaturan/penempatan bahan tambang kadar rendah
(lowgrade) yang belum dimanfaatkan.
o Pengendalian erosi dan sidementasi
o Pengelolaan tanah pucuk (top soil).
o Revegetasi (penanaman kembali) dan/atau pemanfaatan
lahan bekas tambang untuk tujuan lainnya.
16. Persiapan Lahan
Dalam kegiatan persiapan lahan, hal-hal
yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :
Pengamanan Lahan Bekas Tambang.
Pengaturan Bentuk Lahan.
Pengaturan/Penempatan Low Grade.
17. Pengendalian Erosi dan
Sedimentasi
Pengendalian erosi merupakan kegiatan
yang mutlak dilakukan selama kegiatan
penambangan dan setelah penambangan.
Erosi mengakibatkan berkurangnya
kesuburan tanah, terjadinya endapan
lumpur. Untuk mengendalikan erosi
dilakukan tindakan konservasi tanah.
18. Pengelolaan Tanah Pucuk
Maksud dari pengelolaan ini untuk mengatur dan memisahkan tanah
pucuk dengan lapisan tanah lain. Hal ini penting karena tanah
merupakan media tumbuh bagi tanaman dan merupakan salah satu
faktor penting untuk keberhasilan pertumbuhan tanaman pada
kegiatan reklamasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan tanah pucuk adalah :
o Pengamatan profil tanah dan identifikasi perlapisan tanah
tersebut sampai endapan bahan galian.
o Pengupasan tanah berdasarkan atas lapisan-lapisan tanah dan
ditempatkan pada tempat tertentu sesuai tingkat lapisannya.
Timbunan tanah pucuk tidak melebihi dari 2 meter.
o Pembentukkan lahan sesuai dengan susunan lapisan tanah
semula. Tanah pucuk ditempatkan paling atas dengan ketebalan
minimal 0.15 m.
o Ketebalan timbunan tanah pucuk pada tanah yang mengandung
racun dianjurkan mengisolasi dan memisahkannya.
o Tanah sebaiknya jangan dilakukan dalam keadaan basah untuk
menghindari pemadatan dan rusaknya struktur tanah.
o Bila lapisan tanah pucuk tipis (terbatas/sedikit), perlu
dipertimbangkan
19. Kegiatan Revegetasi
Keberhasilan revegetasi bergantung pada
beberapa hal seperti : persiapan penanaman,
pemeliharaan tanaman serta pemantauan
tanaman.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan
penanaman antara lain sebagai berikut :
Kegiatan pemupukan
Pemilihan jenis tumbuhan
Pengumpulan dan ekstraksi biji
Penyimpanan biji
Persiapan pembenihan
20. Daerah-daerah yang Bersifat
Alkali dan Masin
Kondisi Alkalinitas dan salinitas biasanya terjadi
bersamaan dalam tanah. Lapisan tanah yang
mempunyai sifat salinitas tinggi sering dijumpai
pada daerah-daerah pertambangan. Tanah yang
mempunyai keasinan tinggi harus diperlakukan
sama dengan perlakuan tanah penutup
pembentuk asam agar efek perusakannya
terhadap pertumbuhan tanaman maupun bagi
kualitas air bagian hilirnya dapat dicegah.
21. Bahan Kimia Beracun
Dalam kegiatan pengolahan bahan tambang banyak
digunakan bahan kimia. Sedapat mungkin dibuat daftar
bahan kimia yang dipergunakan, cara-cara
pemusuhannya yang aman terhadap sisa bahan kimia
ataupun terhadap wadahnya. Apabila ada keraguan
dalam pemusnahan yang aman terhadap bahan-bahan
yang berbahaya, hubungan segera pihak-pihak yang
berwenang. Butiran sianida tidak boleh ditimbun
karena masih mempunyai potensi yang membahayakan
selama bertahun-tahun. Apabila kondisi tanahnya
tetap kering dan basa. Sisa sinida dan bahan
berbahaya lainnya harus dimusnahkan dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
22. Teiling
Sifat teiling yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman
adalah: kurangnya unsur hara penting, konsentrasi logam
berat dan garam yang tinggi, jumlah dan jenis organisme
mikrobiologi yang kurang, struktur dan tekstur tanah yang
membatasi aerasi dan infiltrasi, serta daya absorbsi pada
tailing mengakibatkan ketegangan pada tanaman.
Pengelolaan teiling dapat dilakukan dengan : (a) Lapisan
air permanen. Lapisan air ini akan mencegah terjadinya
oksidasi tailing dan mengurangi kemungkinan konsolodasi
dari teiling. (b) Cladding, yaitu salah satu pelindung
permanen untuk melindungi permukaan teiling dari erosi
ngin dimana permukaan atau cara perbaikan lainnya tidak
dapat dilakukan. (c) Capping. Dalam hal ini teiling dilapisi
dengan clay yang compak atau mineral yang kedap air,
kemudian diatasnya dilapiskan tanah yang tidak kedap air.
Tanah pucuk selanjutnya dilapiskan kembali pada
permukaannya.
23. Air Tambang Asam (ATA)
Air tambang asam dapat dikenali dari endapan
ferihidroksida didasar aliran dan bau belerang, tetapi hal ini
tidak selalu terjadi. Sekali ATA terbentuk maka akan sulit
dan membutuhkan biaya yang besar untuk menanganinya.
ATA seringkali menyebabkan masalah terjadinya logam
berat. Untuk pengolahan dan pencegahannya perlu
diketahui karakteristik dari penutup tanah atau bahan
buangan dan pengetahuan tentang hidrologi di daerah
tersebut. Sehingga kemungkinan timbulnya ATA bisa
diduga dari material yang berpotensi menghasilkan asam
diseleksi dan diisolasi. Apabila diperkirakan akan terjadi
ATA maka perlu ada persiapan dalam tahap perencanaan
untuk mencegah ATA tersebut.
24. PENUTUP
Pelaksanaan reklamasi lahan umumnya
merupakan gabungan dari pekerjaan teknik sipil
dan teknik vegetasi. Perencanaan dan
pelaksanaan reklamasi lahan tambang yang
dilakukan secara tepat diharapkan dapat
memperoleh hasil yang optimal.
Pengelolaan sumberdaya alam tidak dapat
dilakukan secara sektoral, tetapi harus dilakukan
secara terkoordinasi lintas sektoral.
Dengan demikian kerjasama antar lembaga-
lembaga terkait harus ditindak lanjuti di lapangan
demi suksesnya pembangunan nasional yang
berwawasan lingkungan.