Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai biodata singkat Tri Widodo W. Utomo, seorang ahli peneliti utama bidang administrasi publik. Dokumen tersebut juga menjelaskan struktur penyajian materi yang akan disampaikan oleh Tri Widodo W. Utomo pada Diklat Tata Pemerintahan, termasuk polemik public administration, SANKRI, kelembagaan negara, dan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi kebijakan publik. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan definisi dan proses formulasi kebijakan serta model-model yang digunakan dalam perumusan kebijakan seperti model rasional komprehensif dan inkremental. Dokumen tersebut juga membahas tahapan dan teknik yang digunakan dalam perumusan masalah kebijakan.
Tantangan dan Peluang Administrasi Pembangunan menuju Indonesia Emas 2045Dadang Solihin
油
Dokumen tersebut membahas tentang administrasi pembangunan, meliputi pengertian, sejarah perkembangan, dan peran administrasi pembangunan dalam pembangunan sosial. Beberapa poin penting yang diangkat adalah definisi administrasi pembangunan sebagai disiplin terkait perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program pembangunan, serta tujuan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masy
Dokumen tersebut membahas tentang perbandingan sistem pemerintahan. Politik dan pemerintahan memiliki objek kajian yang sama yaitu negara, namun berbeda dalam pandangannya. Politik melihat konteks yang melatarbelakangi berlangsungnya relasi negara dengan masyarakat, sedangkan pemerintahan mempelajari relasi negara dengan masyarakat. Perbandingan pemerintahan adalah menyejajarkan unsur-unsur pemerintahan untuk mend
Dokumen tersebut membahas tentang siklus kebijakan publik yang terdiri atas empat tahapan yaitu penetapan agenda, formulasi kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan. Dokumen tersebut juga menjelaskan aktor-aktor yang terlibat dalam proses kebijakan publik seperti parlemen, birokrasi, dan kelompok kepentingan.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem rumah tangga daerah di Indonesia. Terdapat tiga sistem rumah tangga daerah yaitu sistem rumah tangga materiil, sistem rumah tangga formil, dan sistem rumah tangga riil. Sistem rumah tangga materiil membagi tugas secara rinci diatur dalam undang-undang, sedangkan sistem rumah tangga formil membagi tugas berdasarkan efisiensi dan efektivitas tanpa rinci. Sistem rumah tangga riil mengkombinasi
Ringkasan Materi dan Transparansi
Sumber:
Ginandjar Kartasasmita, 1997, Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia, LP3ES.
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya mempelajari analisis kebijakan publik, definisi kebijakan publik, kategori kebijakan publik, dan teori pembuatan keputusan kebijakan publik seperti teori rasional komprehensif dan inkremental.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang dan rasionalitas penerapan otonomi daerah luas di Indonesia. Beberapa poin pentingnya adalah: (1) Indonesia belum siap menganut federasi sehingga dipilih otonomi daerah luas, (2) otonomi luas strategis untuk memelihara negara kesatuan, (3) sentralisasi terbukti gagal mengatasi krisis nasional.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep governance dan good governance. Governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan publik, sedangkan good governance merupakan penggunaan wewenang secara efektif dan transparan untuk mengelola sumber daya negara guna kesejahteraan masyarakat. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip good governance seperti akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi masyarakat.
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAFajar Dolly
油
Tiga aktor utama dalam good governance yaitu negara, swasta, dan masyarakat madani. Negara bertugas membuat kebijakan dan mengatur lingkungan politik, swasta menjalankan bisnis dan menciptakan lapangan kerja, sedangkan masyarakat madani berperan mengawasi pemerintah dan mewakili aspirasi rakyat. Ketiga aktor saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakanunitpublikasi
油
Dokumen tersebut membahas tentang sumber-sumber dan prosedur yang digunakan dalam mengembangkan dan merumuskan alternatif kebijakan. Beberapa sumber alternatif kebijakan yang disebutkan adalah wewenang, wawasan, metode, teori ilmiah, dan motivasi. Prosedur umum yang dijelaskan terdiri dari definisi masalah, prediksi dampak kebijakan, preskripsi nilai kebijakan, deskripsi konsekuensi kebijak
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
油
Dokumen tersebut membahas tentang profil Dr. Dadang Solihin dan berisi penjelasan singkat mengenai konsep otonomi daerah di Indonesia. Terdapat beberapa pasal dalam UUD yang mengatur tentang otonomi daerah serta manfaat penerapan otonomi daerah.
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
油
Dokumen tersebut membahas tentang otonomi daerah di Indonesia, termasuk konsep, tujuan, dan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah berdasarkan Undang-Undang. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa otonomi daerah bertujuan untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan publik dan peran serta masyarakat serta meningkatkan daya saing daerah dengan memperhat
Dokumen tersebut membahas tentang perbandingan sistem pemerintahan. Politik dan pemerintahan memiliki objek kajian yang sama yaitu negara, namun berbeda dalam pandangannya. Politik melihat konteks yang melatarbelakangi berlangsungnya relasi negara dengan masyarakat, sedangkan pemerintahan mempelajari relasi negara dengan masyarakat. Perbandingan pemerintahan adalah menyejajarkan unsur-unsur pemerintahan untuk mend
Dokumen tersebut membahas tentang siklus kebijakan publik yang terdiri atas empat tahapan yaitu penetapan agenda, formulasi kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan. Dokumen tersebut juga menjelaskan aktor-aktor yang terlibat dalam proses kebijakan publik seperti parlemen, birokrasi, dan kelompok kepentingan.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem rumah tangga daerah di Indonesia. Terdapat tiga sistem rumah tangga daerah yaitu sistem rumah tangga materiil, sistem rumah tangga formil, dan sistem rumah tangga riil. Sistem rumah tangga materiil membagi tugas secara rinci diatur dalam undang-undang, sedangkan sistem rumah tangga formil membagi tugas berdasarkan efisiensi dan efektivitas tanpa rinci. Sistem rumah tangga riil mengkombinasi
Ringkasan Materi dan Transparansi
Sumber:
Ginandjar Kartasasmita, 1997, Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia, LP3ES.
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya mempelajari analisis kebijakan publik, definisi kebijakan publik, kategori kebijakan publik, dan teori pembuatan keputusan kebijakan publik seperti teori rasional komprehensif dan inkremental.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang dan rasionalitas penerapan otonomi daerah luas di Indonesia. Beberapa poin pentingnya adalah: (1) Indonesia belum siap menganut federasi sehingga dipilih otonomi daerah luas, (2) otonomi luas strategis untuk memelihara negara kesatuan, (3) sentralisasi terbukti gagal mengatasi krisis nasional.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep governance dan good governance. Governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan publik, sedangkan good governance merupakan penggunaan wewenang secara efektif dan transparan untuk mengelola sumber daya negara guna kesejahteraan masyarakat. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip good governance seperti akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi masyarakat.
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAFajar Dolly
油
Tiga aktor utama dalam good governance yaitu negara, swasta, dan masyarakat madani. Negara bertugas membuat kebijakan dan mengatur lingkungan politik, swasta menjalankan bisnis dan menciptakan lapangan kerja, sedangkan masyarakat madani berperan mengawasi pemerintah dan mewakili aspirasi rakyat. Ketiga aktor saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakanunitpublikasi
油
Dokumen tersebut membahas tentang sumber-sumber dan prosedur yang digunakan dalam mengembangkan dan merumuskan alternatif kebijakan. Beberapa sumber alternatif kebijakan yang disebutkan adalah wewenang, wawasan, metode, teori ilmiah, dan motivasi. Prosedur umum yang dijelaskan terdiri dari definisi masalah, prediksi dampak kebijakan, preskripsi nilai kebijakan, deskripsi konsekuensi kebijak
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
油
Dokumen tersebut membahas tentang profil Dr. Dadang Solihin dan berisi penjelasan singkat mengenai konsep otonomi daerah di Indonesia. Terdapat beberapa pasal dalam UUD yang mengatur tentang otonomi daerah serta manfaat penerapan otonomi daerah.
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
油
Dokumen tersebut membahas tentang otonomi daerah di Indonesia, termasuk konsep, tujuan, dan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah berdasarkan Undang-Undang. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa otonomi daerah bertujuan untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan publik dan peran serta masyarakat serta meningkatkan daya saing daerah dengan memperhat
The document discusses key concepts related to organizational structure including bureaucracy, centralization, decentralization, and span of control. It provides definitions and comparisons of centralization versus decentralization. Centralization refers to concentration of decision-making at top levels while decentralization disperses it more widely down the organization. Examples given are a centralized structure at Tata Teleservices and decentralized at Infosys.
Decision making is a key management function that involves choosing between alternatives. There are different types of decisions like mechanistic, analytical, and judgmental. Effective decision making follows principles like considering alternatives and limitations. Decisions can be strategic, administrative, or operational. Decentralization distributes authority so managers can make job-related decisions, while balancing centralized controls and measurements. This allows top management to focus on goals and strategies, while developing managers' abilities through responsibility.
1. Delegation of authority involves dividing tasks and responsibilities downward within an organization so managers can focus on more important duties while ensuring work gets done.
2. Key aspects of delegation include defining authority, responsibility, and accountability so tasks are properly assigned and oversight remains.
3. Delegating appropriately allows for multi-tasking, faster decision-making, better coordination, and developing managerial skills, while also increasing employee morale and enabling business expansion.
1. Dokumen tersebut membahas tentang desentralisasi dan otonomi daerah dalam konteks NKRI. Ia menjelaskan definisi, prinsip, dan peran pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah sesuai undang-undang dan landasan hukum yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas konsep administrasi publik dan pemerintahan lokal/daerah. Administrasi publik didefinisikan sebagai pelaksanaan urusan pemerintahan, meliputi implementasi kebijakan, koordinasi, dan proses pelaksanaan. Pemerintahan lokal adalah sistem administrasi di tingkat distrik yang diwakili oleh perwakilan rakyat lokal. Pemerintahan lokal bertujuan memberikan layanan kepada masyarakat setempat dan mendidik
Dokumen tersebut membahas konsep administrasi publik dan pemerintahan lokal/daerah, termasuk definisi, jenis, unsur, tujuan, dan prinsip-prinsip penyelenggaraannya."
Dokumen tersebut membahas tentang desentralisasi di Indonesia pasca reformasi. Secara garis besar, dokumen menjelaskan latar belakang dan tujuan dilaksanakannya desentralisasi di Indonesia, yaitu untuk meningkatkan pelayanan publik dan pengelolaan sumber daya lokal melalui pengalihan wewenang dan keuangan dari pemerintah pusat ke daerah. Dokumen juga membahas definisi desentralisasi dan pentingnya pemerintahan daerah d
Teks tersebut membahas tentang desentralisasi dan otonomi daerah khususnya terkait pendidikan. Secara ringkas, desentralisasi pendidikan memberikan kewenangan lebih besar kepada daerah untuk mengambil keputusan sendiri dalam pengelolaan pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia. Otonomi daerah memberikan hak bagi daerah untuk mengatur diri sendiri tanpa campur tangan pusat dalam berbagai
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerahAmalia Tania
油
Dokumen tersebut membahas tentang harmonisasi pemerintah pusat dan daerah dalam konteks otonomi daerah di Indonesia. Ia menjelaskan tentang desentralisasi dan otonomi daerah, serta peran dan fungsi pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan ekonomi era otonomi daerah di Indonesia, termasuk latar belakang, definisi, landasan hukum, pembagian urusan, dan tantangan pelaksanaan otonomi daerah."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan desentralisasi di Indonesia dan bagaimana hal itu mendorong peningkatan pelayanan publik. 2) Desentralisasi diharapkan dapat memperpendek jalur birokrasi sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik dan cepat. 3) Penerapan otonomi daerah sejak 1999 membawa perubahan-perubahan penting di berbagai daerah se
Dokumen tersebut membahas tentang desentralisasi dan otonomi daerah dalam konteks NKRI. Secara ringkas, desentralisasi adalah proses penyerahan sebagian wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat kepada pemerintah daerah agar menjadi urusan rumah tangga daerah. Otonomi daerah adalah keleluasaan bagi pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sesuai keadaan daerah. Pelaks
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008taufanfahri
油
Dokumen tersebut membahas tentang teori desentralisasi dan otonomi daerah, termasuk pengertian, asas, jenis, dan implementasi desentralisasi di Indonesia serta prospek otonomi daerah di masa depan."
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)JanuarRobiansyah
油
Dokumen tersebut membahas tentang pembentukan daerah dan kawasan khusus sebagai konsekuensi dari kebijakan desentralisasi berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004. Dokumen ini juga menjelaskan tentang pengertian desentralisasi, otonomi daerah di Indonesia, dan pembentukan kawasan khusus secara nasional.
Dokumen tersebut membahas perkembangan konsep dan kebijakan desentralisasi di Indonesia secara singkat, mulai dari masa kolonial hingga saat ini. Terdapat berbagai perubahan paradigma dalam pelaksanaan desentralisasi di Indonesia yang diatur dalam berbagai undang-undang. Namun, pelaksanaan desentralisasi di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan seperti pembengkakan birokrasi daerah dan gejala oportunisme elit lokal.
Dokumen tersebut membahas tentang desentralisasi, mulai dari sejarah desentralisasi di Indonesia hingga berbagai teori yang mendukung dan menolak desentralisasi. Juga dibahas mengenai pengertian, jenis, dan pelaksanaan desentralisasi di Indonesia serta dampak positif dan negatif dari pelaksanaan desentralisasi.
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsAinul Yaqin
油
File ini adalah lembar kerja mahasiswa untuk mata kuliah Applied Artificial Intelligence in Information Systems. Tujuan pembelajarannya mencakup pemahaman tentang Decision Support Systems (DSS), Business Intelligence (BI), proses pengambilan keputusan, analisis bisnis, manajemen kinerja bisnis, kolaborasi, manajemen pengetahuan, serta teknologi canggih dan tren terkini dalam sistem informasi.
Lembar kerja ini terdiri dari 14 bab yang mencakup berbagai topik, yaitu:
Decision Support and Business Intelligence
Decision Making, Systems, Modeling, and Support
Decision Support Systems Concepts, Methodologies, and Technologies
Modeling and Analysis
Data Mining for Business Intelligence
Artificial Neural Networks for Data Mining
Text and Web Mining
Data Warehousing
Business Performance Management
Collaborative Computer-Supported Technologies and Group Support Systems
Knowledge Management
Artificial Intelligence and Expert Systems
Advanced Intelligent Systems
Management Support Systems Emerging Trends and Impacts
Setiap babnya memiliki format yang sama, yaitu tujuan pembelajaran, pengantar materi, kegiatan belajar (pemahaman konsep, tugas, diskusi kelompok), penilaian, dan refleksi. Kegiatan belajar sangat bervariasi, mulai dari menjawab pertanyaan, menggambar diagram, analisis kasus, melakukan eksperimen menggunakan tools tertentu, hingga diskusi kelompok dan presentasi.
Referensi utama yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah buku Decision Support and Business Intelligence Systems oleh Turban, E., Sharda, R., & Delen, D.
Lembar kerja ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi mahasiswa untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep penting dalam kecerdasan buatan terapan pada sistem informasi, melalui kombinasi pembelajaran teoretis dan tugas-tugas praktis.
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxAzuraAgusnasya
油
Desentralisasi
1. DESENTRALISASI
1.1 Pengertian Desentralisasi
Ada adagium yang mengatakan bahwa Pemerintahan yang baik
adalah yang dekat dengan masyarakat. Hal tersebut sangat bisa
dimengerti karena kedekatan pemerintah dengan masyarakat akan
memungkinkan terjadinya interaksi yang intens. Dari interaksi
tersebut memungkinkan pemerintah untuk mengetahui kebutuhan
kebutuhan masyarakat, sehingga fungsi pelayanan kepada
masyarakat akan optimal dilaksanakan oleh pemerintah.
Sebaliknya bagi masyarakat , interaksi tersebut akan memudahkan
untuk menyampaikan keinginan keinginan mereka kepada yang
diberi kepercayaan untuk mengaturnya.
2. Sementara Ruiter dalam Hoogerwerf (1978) mengemukakan bahwa :
Desentralisasi adalah sebagai pengakuan atau penyerahan wewenang oleh
badan badan umum yang lebih tinggi kepada badan badan yang lebih
rendah untuk secara mandiri dan berdasarkan perimbangan kepentingan
sensiri mangambil keputusan pengaturan dan pemerintahan, serta
wewenang yang terjadi dari hal itu.
Pendapat lain dikemukakan oleh Riggs (Sarundajang, 1999) bahwa
desentrasi memiliki dua makna yaitu :
1.sebagai pelimpahan wewenang (delegation) yang mencakup penyerahan
tanggung jawab kepada bawahan untuk mengambil keputusan berdasarkan
kasus yang dihadapi, tetapi pengawasan tetap berada di tangan pusat
(kadang-kadang disebut dekonsentrasi)
2. Sebagai pengalihan kekuasaan (devolution) yang mempunyai makna
berbeda seluruh tanggung jawab untuknya kegiatan tertentu diserahkan
penuh kepada penerima wewenang.
3. 1.2 Tujuan Desentralisasi
Mengapa hampir semua Pemerintahan suatu Negara menerapkan
desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahannya?
a. Bowman & Hampton, 1983
Tidak ada pemerintah dari suatu Negara yang luas mampu secara
efektif dan efisien membuat dan melaksanakan kebijakan (public
policies) dan program-progrsamnya di segala bidang di wilayahnya
melalui sentralisasi.
b. Rondinelli, 1984
Beban kerja Pemerintahan Pusat yang berlebihan akan berkurang;
kepekaan Pemerintah kepada rakyat akan meningkat; meningkatkan
kuantitas dan kualitas pelayanan yang diberikan
4. c. Maddick, 1963
Suatu cara untuk meningkatkan kemampuan pejabat-pejabat
pemerintah untuk memperoleh informasi yang lebih baik tentang
kondisi daerah; merencanakan program-program daerah secara lebih
responsif; Bereaksi lebih cepat manakala masalah-masalah muncul
dalam pelaksanaannya
d. BC. Smith, 1985
Salah satu cara untuk memobilisasi dukungan terhadap pembangunan
nasional dengan membuatnya lebih populer di tingkat daerah; Untuk
memperoleh partisifasi yang lebih besar dari golongan masyarakat
yang berbeda-beda yang dapat diciptakan dengan melibatkan
perwakilan dari berbagai kepentingan seperti SARA; Berfungsi
sebagai pengikat dari kecenderungan kecenderungan sentrifugal
seperti rasa kedaerahan.
5. e. Goerge E, Berkley, 1978
Dalam beberapa segi, desentralisasi dipandang dapat mendorong
pengambilan keputusan yang lebih cepat dan fleksibel; Akan
memberi lebih banyak waktu dan kesempatan bagi aparat pusat
untuk mengkonsentrasikan perhatiannya pada perumusan kebijakan
dan program-program.
f. Douglas Me Gregor, 1966
Dengan desentralisasi perbaikan bukan saja pada keputusan-
keputusan yang diambil tetapi juga akan memperbaiki kualitas
pengambilan keputusan (Pengambilan keputusan dilakukan pada
tingkat organisasi pemerintah) yang paling rendah.
6. Kebaikan lainnya juga dikemukakan oleh Kaho (1991), yang
menyebutkannya sebagai keuntungan dari dianutnya sistem
desentralisasi. Keuntungan tersebut diantaranya :
1.Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di Pusat Pemerintahan
2.Dalam mengahadapi masalah yang amat mendesak yang
membutuhkan tindakan yang cepat, daerah tidak perlu menunggu
lagi dari Pemerintahan Pusat
3.Dapat mengurangi birokrasi dalam arti yang buruk karena setiap
keputusan dapat segera dilaksanakan.
4.Dapat diadakan pembedaan (differensiasi) dan pengkhususan
(spesialisasi) yang bergina bagi kepentingan tertentu. Khususnya
desentralisasi territorial, dapat lebih mudah menyesuaikan diri
kepada kebutuhan/keperluan dan keadaan khusus daerah.
5.Mengurangi kesenang-wenangan dari Pemerintah Pusat
6.Dari segi psikologis, desentralisasi dapat lebih memberikan
kepuasan bagi daerah-daerah karena sifatnya yang lebih
langsung.
7. Kaho (1991) juga menyebutkan adanya kelemahan yang
terkandung atau yang akan dimunculkan sebagai dampak dari
desentralisasi ini, di antaranya :
1. Karena besarnya organ-organ pemerintahan, maka struktur
pemerintahan bertambah kompleks yang mempersulit koordinasi
2. Keseimbangan dan keserasian antara bermacam-macam
kepentingan dan daerah dapat lebih mudah terganggu.
3. Khusus mengenai desentralisasi teritorial, dapat mendorong
timbulnya derahisme atau propinisalisme.
4. Keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lama, karena
memerlukan perundingan yang bertele-tele.
5. Diperlukan biaya yang lebih besar dan sulitnya untuk memperoleh
keseragaman dan kesederhanaan
8. PEMERINTAH DESA DAN
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
PEMERINTAH DESA
Pemerintah desa pada dasarnya sama dengan pemerintah
daerah, yaitu sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan.
Perbedaannya hanya terletak pada cakupan tanggung jawab dalam
menyelenggarakan pemerintahan tersebut. Dalam UU No. 32 Tahun XI
Bagian Kedua Pasal 202 dinyatakan bahwa :
(1) Pemerintah desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa
(2) Perangkat desa terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa
lainnya
(3) Sekretaris desa sebagaimana dimaksud ayat (2) diisi dari
pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan.
Dari pasal tersebut jelas terlihat pada yang dimaksud dengan pemerintah
desa adalah Kepala Desa dan Sekretaris Desa beserta perangkat desa
lainnya.
9. Pemerintah desa memiliki beberapa tugas pokok (Nurcholis,
2005), yaitu :
1. Melaksanakan urusan rumah tangga desa, urusan pemerintahan umum,
pembangunan, dan pembinaan masyarakat.
2. Menjalankan tugas pembantuan dari pemerintahan, pemerintah Provinsi,
dan pemerintah Kabupaten.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Pemerintah Desa memiliki
fungsi-fungsi, yaitu :
Penyelenggaraan urusan rumah tangga
Pelaksanaan tugas dibidang pembangunan dan pembinaan
kemasyarakatan yang menjadi tanggung jawabnya.
Pelaksanaan pembinaan perekonomian desa
Pelaksanaan pembinaan partisifasi dan swadaya gotong royong
masyarakat
Pelasanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat
10. 6. Pelaksanaan musyawarah penyelesaian perselisihan masyarakat
desa
7. Penyusunan, pengajuan rancangan peraturan desa
8. Pelaksanaan tugas yang dilimpahkan kepada pemerintah desa