More Related Content
Similar to FerryAjiansyahpdfdsgdhaawevemukdsgdhaawevemukdsgdhaawevemukdsgdhaawevemukdsgdhaawevemukdsgdhaawevemuk (20)
Recently uploaded (18)
FerryAjiansyahpdfdsgdhaawevemukdsgdhaawevemukdsgdhaawevemukdsgdhaawevemukdsgdhaawevemukdsgdhaawevemuk
- 1. ProsidingSeminarNasionalKeinsinyuran (SNIP) Volume2Nomor1 ProsidingSNIP Vol.2No.1 ©2021 ProgramStudi ProgramProfesi Insinyur -UniversitasLampung. Seminar Nasional Keinsinyuran (SNIP) Alamat Prosiding: snip.eng.unila.ac.id Metode Pelaksanaan Konstruksi Baja pada Pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung Budaya Kabupaten Lampung Barat F.1 Ajiansyaha,b a Fungsional Teknik Tata Bangunan Dan Perumahan Ahli Muda b Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Kabupaten Lampung Barat) I N F O R M A S I A R T I K E L ABSTRAK Riwayat artikel: Diterima 22 Maret 2022 Direvisi - Perkembangan struktur bangunan dalam era globalisasi dan modernisasi dapat dirasakan pesatnya. Material bangunan gedung, menara, jembatan, perkantoran, hotel, dan bangunan lainnya pada umumnya terbuat dari gabungan bahan baja dan beton. Proses pembangunan digunakan pada saat konstruksi. Penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil metode pekerjaan dalam konstruksi baja. Metode pelaksanaan satu proyek konstruksi baja menuntut adanya suatu sistem pengawasan dan analisis dimana bisa memberikan hasil dan masukan pada tahap awal mengenai pertumbuhan biaya proyek sehingga dapat memberikan gambaran apakah proyek dapat menguntungkan pihak pelaksana atau sebaliknya. Pengendalian dan pengawasn proyek bertujuan untuk mengendalikan proses pelaksanaan proyek sejak awal dimulainya pembangunan hingga selesainya proyek terlaksana sesuai waktu, mutu yang telah direncanakan. Penerapan metode pelaksanaan konstruksi baja digunakan sebagai salah satu alat kendali dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Tolak ukur atau acuan pengukuran analisis adalah metode pelaksanaan, Studi kasus dilakukan pada pembangunan Gedung Budaya Kabupaten Lampung Barat..Hasil yang diperoleh dari penggunaan metode pekerjaan konstruksi baja berdasarkan hasil pekerjaan pada pelaksanaan konstruksi baja, dan proses pengawasan pekerjaan. Kata kunci: Metode Pelaksanaan Konstruksi Baja 1. Pendahuluan Metode konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau standar yang telah diuji cobakan. Cara atau metoda tersebut tidak terlepas dari penggunaan teknologi sebagai pendukung dan mempercepat proses pembuatan suatu bangunan, agar kegiatan pembangunan dapat berjalan sebagai mana mestinya sesuai dengan yang diharapkan dan lebih ekonomis dalam biaya pemakaian bahan. Struktur baja merupakan salah satu bahan bangunan yang unsur utamanya terdiri dari besi. Baja ditemukan ketika dilakukan penempaan dan pemanasan yang menyebabkan tercampurnya besi dengan bahan karbon pada proses pembakaran, sehingga membentuk baja yang mempunyai kekuatan yang lebih besar dari pada besi. Beberapa keunggulan baja sebagai material konstruksi, antara lain adalah material konstruksi yang paling banyak digunakan di Indonesia. Material baja dirasa memiliki beberapa kekurangan, terutama dari sisi pemeliharaan dan biaya. Konstruksi baja berhubungan langsung dengan udara atau air, secara periodik harus dicat. Perlindungan terhadap *Penulis korespondensi. E-mail: ferry.ajiansyah@gmail.com. bahaya kebakaran juga harus menjadi perhatian serius, sebab material baja akan mengalami penurunan kekuatan secara drastis akibat kenaikan temperatur yang cukup tinggi, di samping itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik, sehingga nyala api dalam suatu bangunan justru dapat menyebar dengan lebih cepat (Sulisitiyanti, 2021). Kelemahan lain dari struktur baja adalah masalah tekuk yang merupakan fungsi dari kelangsingan suatu penampang. Perencanaan struktur baja di Indonesia diatur oleh peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) Indonesia yang disebut Standar Nasional Indonesia (SNI). Dari tanggal 28 Maret 2002 digunakan Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung atau SNI 03- 1729-2002 dalam merencanakan struktur baja. Seiring berkembangnya ilmu dibidang struktur baja seperti yang dikeluarkan oleh American Institute of Steel Construction (AISC) pada tahun 2010 yang memiliki perubahan yang sangat mendasar dibanding peraturan- peraturan sebelumnya, sehingga menuntut Badan Standardisasi Nasional Indonesia merevisi SNI 03-1729-2002. Pada tanggal 12 Maret 2015, Badan Standardisasi Nasional Indonesia mengeluarkan peraturan baru yang digunakan untuk
- 2. Ferry Ajiansyah/Prosiding SNIPVol.2No.1(2022) ProsidingSNIP Vol.2No.1 ©2021 ProgramStudi ProgramProfesi Insinyur -UniversitasLampung. merencanakan struktur baja yaitu Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja. 1.1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka pada penelitian ini, penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana cara atau metode kerja pelaksanaan pemasangan konstruksi Baja. 1.2. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih mengarah pada latar belakang dan pemasalahan (Martinus, 2017) yang telah dirumuskan, maka diperlukan batasan-batasan masalah guna membatasi ruang lingkup penelitian (Despa, 2020), yaitu: Dalam Penelitian ini hanya meninjau pekerjaan pemasangan konstruksi baja pada Proyek Pembangunan GEDUNG BUDAYA LAMPUNG BARAT dan tidak menghitung struktur rangka baja. 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah: untuk mengetahui step demi step (Zulmiftahul, 2020) metode pelaksanaan pemasangan konstruksi baja pada bangunan proyek Pembangunan GEDUNG BUDAYA KABUPATEN LAMPUNG BARAT. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penulisan yang dapat diambil yakni kita dapat mengetahui cara atau metode kerja pemasangan konstruksi baja yang menjadi acuan pada perencanaan maupun pelaksanaan .konstruksi struktur baja (Abi, 2013) 2. Metodologi Langkah-langkah penelitian diperlihatkan pada Gambar 1 berikut. Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 3. Analisi dan pembahasan 3.1 Data pekerjaan pelaksanaan Baja Pada pelaksanaan konstruksi baja pada proyek pembangunan Gedung Budaya berlokasi di Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. 1. Konstruksi baja yang digunakan IWF 400, IWF 350, IWF 300, IWF 200 yang telah diproduksi langsung dari PT.KRAKATAU STEEL. 2. Jumlah titik Bor File sebanyak 64 titik. 3. Mempersiapkan shop drowing dan perlengkapan kerja. 4. Mempersiapkan tenaga kerja dan pengamanan kerja. 5. Alat yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi baja mobil crane dan perelengkapan lainnya 3.2 Analisis Proses Pekerjaan Pemasangan Konstruksi Baja Berikut ini daftar tabel proses pelaksanaan pesangan konstruksi baja pada bangunan akan dilakukan Tabel 1. Proses Pekerjaan Pemasangan Konstruksi Baja pada Bangunan Distribution Centre Office No Pekerjaan 1 Pemasangan angkur bolt dan penentuan titik angkur bolt pentuan ketinggian lavel angkur tersebut 2 Mobolisasi Material baja 3 Unloading pembongkaran atau penurunan material baja truk trailer dan excavator 4 Pemasangan kolom baja pada titik angkur yg telah di tentukan sesuai dengan shop drawing dan sediakan peralatan pekerjaan 5 Pemasangan Tie Beam 6 Pemasangan rafter pada kolom 7 Pemasangan ereksi rafter baja 8 Penguatan rafter mengunakan purlin 9 Seting join rafter dan pemasangan rafter 10 Pemasangan purlin gordeng dinding 11 Pemasangan rafter 12 Pemasangan trestang 13 Pemasangan atap dan pemsangan talang Sumber: Hasil olahan 3.3 Proses Pengukuran (Pemasangan Angkur) Proses pemasangan angkur harus diselesaikan sebelum proses mobilisasi bahan- bahan dari pabrik dilaksanakan. Langkah- langkah penempatan dan pemasangan angkur: 1. Menentukan lokasi As-as kolom, Cara menentukan adalah: i. Buat bouwplank setempat. ii. Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as iii. Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan bawah mal. iv. Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku- siku.
- 3. ProsidingSeminarNasionalKeinsinyuran (SNIP) Volume2Nomor1 ProsidingSNIP Vol.2No.1 ©2021 ProgramStudi ProgramProfesi Insinyur -UniversitasLampung. v. Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass. vi. Bekesting kolom dipasang. vii. Kolom dicor viii. Mal angkur dilepas Untuk plat landas yang lebih tebal dari 16 mm sebaiknya tebal mal sesuai dengan tebal plat atau angkur dicheck vertikalnya satu persatu. Berdasarkan tumpuannya: a. Tumpuan pada kolom pedestal. Fungsi: Jepit-sendi ----> harus sesuai dengan perhitungan struktur. b. Tumpuan pada kolom atas. Fungsi: Jepit- Jepit, Sendi- Sendi, Sendi-Rol. Pengangkuran baja dilaksanakan oleh Tenaga Sipil di bawah supervisi dari divisi baja, hal ini dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bila terjadi masalah pada saat erection oleh divisi baja. 3.4 Alat yang dipakai Mobile Crane Tipe KATO SR-250 Tipe ini mempunyai bagian atas yang dapat bergerak 3600. dengan roda crawler maka crane tipe ini dapat bergerak didalam lokasi proyek saat melakukan pekerjaannya. Pada saat crane akan digunakan diproyek lain maka crane diangkut dengan menggunakan lowbed trailer. Pengangkutan ini dilakukan dengan membongkar boom menjadi beberapa bagian untuk mempermudah pelaksanaan pengangkutan. Spesifikasi Mobile Crane tipe Kato SR- 250 adalah sebagai berikut - Panjang kendaraan rata-rata saat traveling 12 meter - Lebar kendaraan rata-rata saat traveling 2.5m - Tinggi kendaraan rata-rata saat traveling 3.3m - Kecepatan maksimum saat traveling 70 km per jam - Full extended boom 32 meter - Jarak maksimum dari kendaraan 29 meter - Kapasitas beban maksimum 25 ton Perakitan konstruksi Baja di bawah biasanya dilakukan untuk portal arah transversal struktur untuk kemudian diangkat dalam satu rangkaian. Setelah bagian transversal ini.terinstal, ikat bagian atas portal ke arah longintudinal dengan lacing atau sling ke concrete block atau pondasi terdekat untuk menjaga keseimbangan. Untuk perencanaan pengangkatan konstruksi baja ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: a) Berat objek yang diangkat Berat keseluruhan objek yang diangkat perlu dihitung, khususnya untuk struktur yang dirangkai di bawah terlebih dahulu. Dalam beberapa kasus lokasi titik berat dari objek yang diangkat perlu diketahui untuk menjaga keseimbangan saat pelaksanaan pekerjaan pengangkatan. b) Tipe crane yang digunakan Penentuan tipe crane yang dipilih berdasarkan berat objek yang diangkat, lokasi pengangkatan dan kondisi tanah di area pengangkatan. c) Radius putar crane yang dibutuhkan Radius putar crane ditentukan dari posisi pengangkatan crane, lokasi awal material yang akan diangkat dan lokasi pondasi. d) Panjang boom crane (boom length) yang diperlukan Panjang boom crane dipengaruhi dari tinggi objek yang diangkat, radius putar crane serta elevasi pondasi. e) Panjang bukaan outrigger crane Panjang bukaan outrigger crane ditentukan dari berat objek yang diangkat dan kondisi lingkungan di sekitar area pengangkatan. Semakin besar bukaan outriggernya, semakin besar kapasitas angkat cranenya e) Kapasitas angkat crane Kapasitas angkat crane bisa didapatkan dari load capacity yang disediakan oleh produsen crane. Penentuan kapasitas angkat ditentukan beberapa faktor, yaitu radius putar crane, panjang boom crane serta bukaan outrigger cran 4. Kesimpulan Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja adalah: 1. Penentuan titik-titik Ancord Bold type L untuk pondasi konstruksi baja. 2. Mobilisasi material konstruksi baja mengunakan truk trailer. 3. Proses pemasangan dan pelaksanaan konstruksi baja. Daftar pustaka Despa, Dikpride and Widyawati, Ratna and Purba, Aleksander and Septiana, Trisya (2020) Edukasi Implementasi Undang – Undang Keinsinyuran Pada Aparatur Sipil Negara (Asn) Pemerintahan Kabupaten Di Lampung. Prosiding Senapati Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Teknologi Dan Inovasi Pengabdian Masyarakat Di Era Revolusi Industri 4.0 Dan Society 5.0. Pp. 47-50. Issn 2685-0427
- 4. Ferry Ajiansyah/Prosiding SNIPVol.2No.1(2022) ProsidingSNIP Vol.2No.1 ©2021 ProgramStudi ProgramProfesi Insinyur -UniversitasLampung. Ervianto, I. Wulfram., 2004. Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi Baja. Penerbit Andi. Yogyakarta. Husen, Abrar., 2009. Manajemen Proyek, Edisi revisi. Penerbit Andi Yoyakarta. Soeharto, Iman., 1996. Manajemen Proyek: dari konseptual sampai operasional, Erlangga, Jakarta. Soeharto, Iman., 2001. Martinus; Djausal, Anshori; Djausal, Gita Paramita (2017) Ecoroad: A Sustainable Infrastructure For Road Development In National Park. In: International Conference Asean Golden Anniversary, 22-23 Agustus 2017, Malang. Manajemen Proyek: dari konseptual sampai operasional, Edisi kedua, Erlangga, Jakarta. Abi Bakri, R., Fitriawan, H., & Nama, G. F. (2013). Sistem lelang online berbasis Web. Electrician, 7(3), 98-107. Sulistiyanti, Sri Ratna and Aryanti, Nina Yudha and Muhammad, Meizano Ardhi and Djausal, Gita Paramita (2021) Prosiding SENAPATI 2021 yang berjudul Pelatihan Pemetaan Digital Potensi Desa Hanakau Jaya, Kecamatan Sungkai Utara, Kabupaten Lampung Utara. In: Senapati 2020, 22-23 September 2020, Daring, Universitas Lampung. Tarore, Huibert., 2002. Analisis system Rekayasa Konstruksi (ASREKO). Sam Ratulangi University Pres. Manado. Zulmiftahul, Huda and Khairudin, Khairudin and Lukmanul, Hakim and Zebua, Osea (2020) Pelatihan Instalasi Sistem Plts Bagi Siswa-Siswi Di Smk 2 Mei Bandar Lampung. Prosiding Senapati Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Teknologi Dan Inovasi, 2. Pp. 285-288. Issn Issn: 2685-0427