Dokumen tersebut memberikan panduan singkat tentang resusitasi neonatus, meliputi langkah awal seperti pemberian kehangatan dan penghisapan mulut serta hidung, ventilasi tekanan positif, koreksi posisi sungkup atau intubasi jika diperlukan, kompresi dada, hingga pemberian epinefrin bila frekuensi jantung masih rendah."
3. Djauhariah - Resusitasi Neonatal PIB FK UH 2012.pptMiMi468560
油
- Resusitasi neonatus bertujuan menyediakan ventilasi, oksigenasi, dan output jantung yang memadai
- Tindakan paling penting adalah pemberian ventilasi paru-paru dengan atau tanpa oksigen
- Rekomendasi terbaru menganjurkan penggunaan oksigen 21% untuk resusitasi dan pengaturan oksigen berdasarkan pulse oximetry
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdfihsan398552
油
Perawatan neonatus dalam 1 jam pertama sangat penting untuk menurunkan komplikasi seperti hipotermi, IVH, CLD dan ROP. Kerja tim medis yang konsisten dan menerapkan praktik berdasarkan bukti dapat meningkatkan kualitas pelayanan untuk neonatus.
RESUSITASI NEONATUS PADA BAYI DENGAN PRISNIP KEBERHASILAN Menilai dengan benar
Mengambil keputusan dengan tepat
Melakukan tindakan dengan tepat dan cepat
Mengevaluasi/menilai hasil tindakan
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang resusitasi neonatus menggunakan balon dan sungkup, termasuk kapan dan cara melakukan ventilasi balon dan sungkup, jenis dan karakteristik balon yang digunakan, cara meletakkan dan meremas balon serta mengetahui tekanan yang tepat, tanda-tanda perbaikan kondisi bayi sehingga ventilasi dapat dihentikan, serta langkah selanjutnya bila ventilasi harus dilanjutkan lebih
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Resusitasi jantung paru pada bayi dan anak meliputi bantuan hidup dasar dan lanjutan untuk menjaga pernapasan dan sirkulasi.
2. Langkah-langkah kunci resusitasi jantung paru meliputi evaluasi, kompresi dada, ventilasi, akses vaskuler, pemberian obat, dan defibrilasi.
3. Keberhasilan resusitasi bergantung pada pelaksanaan tindakan secepat mung
Dokumen tersebut merangkum prosedur resusitasi bayi baru lahir untuk penolong persalinan, mulai dari persiapan, penilaian sebelum lahir, langkah awal resusitasi, ventilasi, hingga asuhan pasca resusitasi. Prosedur ini bertujuan untuk menolong bayi yang mengalami asfiksia saat lahir.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang resusitasi neonatus menggunakan balon dan sungkup, termasuk kapan dan cara melakukan ventilasi balon dan sungkup, jenis dan karakteristik balon yang digunakan, cara meletakkan dan meremas balon serta mengetahui tekanan yang tepat, tanda-tanda perbaikan kondisi bayi sehingga ventilasi dapat dihentikan, serta langkah selanjutnya bila ventilasi harus dilanjutkan lebih
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Resusitasi jantung paru pada bayi dan anak meliputi bantuan hidup dasar dan lanjutan untuk menjaga pernapasan dan sirkulasi.
2. Langkah-langkah kunci resusitasi jantung paru meliputi evaluasi, kompresi dada, ventilasi, akses vaskuler, pemberian obat, dan defibrilasi.
3. Keberhasilan resusitasi bergantung pada pelaksanaan tindakan secepat mung
Dokumen tersebut merangkum prosedur resusitasi bayi baru lahir untuk penolong persalinan, mulai dari persiapan, penilaian sebelum lahir, langkah awal resusitasi, ventilasi, hingga asuhan pasca resusitasi. Prosedur ini bertujuan untuk menolong bayi yang mengalami asfiksia saat lahir.
Audit Mutu Internal (AMI) merupakan proses evaluasi sistematis dan terdokumentasi untuk memastikan kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan prosedur dan standar guna mencapai tujuan institusi. AMI adalah bagian dari siklus penjaminan mutu internal (SPMI) yang meliputi penetapan standar, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar. Dokumen ini membahas dasar-dasar dan tahapan pelaksanaan AMI.
2. Bayi Yang Membutuhkan Resusitasi
Kebanyakan bayi lahir tidak bermasalah
10% perlu beberapa bantuan untuk memulai
pernapasan
1% perlu resusitasi lengkap untuk
kelangsungan hidup (intubasi, kompresi dada,
pemberian obat)
4. Persiapan Resusitasi
Satu tenaga terampil terlatih untuk resusitasi,
yang dapat melakukan resusitasi lengkap
Tenaga tambahan
Peralatan resusitasi yang memadai
Tindakan pencegahan infeksi
5. Peralatan/Bahan yang disiapkan
Perlengkapan Pengisapan:
Bulb Syringe / balon pengisap
Alat pengisap lendir
Kateter pengisap, ukuran 5, 6, 8, 10, 12, 14 Fr
Pengisap mekanik, tabung, dan selangnya
Pengisap mekonium/ konektor
6. Perlengkapan Ventilasi Balon dan
Sungkup:
Balon resusitasi neonatus dengan katup
pelepas tekanan
Reservoar oksigen untuk memberikan O2 90-
100%
Sungkup wajah dengan bantalan pinggir,
ukuran untuk neonatus cukup bulan dan
prematur
Oksigen dengan pengukur aliran (flowmeter)
dan pipa oksigen
7. Peralatan intubasi:
Laringoskop dengan daun lurus, No. O
(prematur) dan No.1 (neonatus cukup bulan)
Lampu dan baterai cadangan untuk
laringoskop
Pipa ET 2,5, 3, 3,5, 4,0 mm
Stilet
8. Obat-obatan / Bahan
Epinefrin 1:10.000
Obat pengembang volume/plasma expander,
satu/lebih dari:
Salin normal, Larutan Ringer laktat, Darah utuh
(whole blood) golongan darah O negatif
Natrium bikarbonat 4,2%
Dekstrosa 10%
Nalokson
Aqua steril
Kateter umbilikal / pengganti kateter umbilikal
9. Penilaian bayi baru lahir
Menentukan apakah bayi memerlukan resusitasi:
1. Apakah bayi lahir cukup bulan?
Prematur lebih memerlukan upaya resusitasi
2. Apakah cairan amnion bersih dari mekonium?
Bila terdapat mekonium dalam cairan amnion dan
setelah lahir ternyata bayi tidak bugar perlu
penghisapan mekonium dari trakea sebelum
melakukan langkah lain
10. 3. Apakah bayi bernapas/menangis?
Perhatikan dada bayi
Tidak ada usaha napas perlu intervensi
Megap-megap perlu intervensi
4. Apakah tonus otot baik?
Tonus otot baik : fleksi & bergerak aktif
11. LANGKAH AWAL RESUSITASI
LANGKAH AWAL
Berikan kehangatan dengan cara meletakkan
bayi di bawah pemancar panas
Posisikan kepala setengah ekstensi
Bersihkan jalan napas
Keringkan, rangsang, perbaiki posisi
13. Bila terdapat mekonium dan bayi tidak bugar :
Berikan O2 dan pantau FJ
Pasang laringoskop, hisap dgn kateter penghisap
no.12F/14F
Masukkan pipa ET
Sambung pipa ET ke alat penghisap
Lakukan penghisapan sambil menarik keluar pipa
ET
Ulangi bila perlu atau bila frekuensi jantung
menunjukkan untuk lakukan resusitasi
harus segera dilanjutkan ke tahap berikut
15. Langkah awal dilakukan dalam 30 detik,
kemudian nilai :
Pernapasan
Frekuensi denyut jantung
Warna kulit
Bila bayi tidak bernapas/megap-megap, atau
frekuensi jantung < 100/menit VTP
16. VTP
Ventilasi Tekanan Positif
Untuk membantu usaha napas bayi
Menggunakan balon dan sungkup resusitasi
Konsentrasi oksigen (21% vs 100%)
Frekuensi 40-60 / menit
Setelah 30 detik VTP secara adekuat, lakukan
penilaian frekuensi jantung
Bila FJ < 60/menit, lanjutkan dengan kompresi
dada sambil
tetap teruskan VTP
17. Panduan penggunaan oksigen untuk VTP pada
neonatus cukup bulan, segera setelah lahir
(AAP & AHA 2006):
Rekomendasi NRP: penggunaan O2 100%
untuk VTP pada resusitasi bayi. Namun
penelitian menunjukkan, resusitasi dgn O2 21%
sama berhasilnya dgn O2 100%
Bagi yang menggunakan O2 < 100%,
diperlukan tambahan O2 bila tidak ada
perbaikan dalam 90 detik setelah lahir
Bila O2 tidak tersedia, gunakan udara kamar
18. Balon Resusitasi
Syarat Balon Resusitasi untuk Neonatus:
Ukuran balon 200-750 ml
Dapat memberikan oksigen kadar tinggi
Mempunyai alat pengaman (katup pelepas
tekanan) untuk mencegah tekanan yang
terlalu tinggi
Ukuran sungkup wajah harus tepat
20. Sebelum melakukan VTP
Pilih sungkup ukuran sesuai
Pastikan jalan napas bersih dan terbuka
Posisi kepala bayi sedikit tengadah
Posisi penolong di sisi samping atau kepala bayi
FREKUENSI VENTILASI = 40-60 X/MENIT
Dengan irama = PompaLepas--lepas
21. Bila VTP perlu dilanjutkan lama Pasang pipa
orogastrik untuk mengatasi distensi lambung
karena:
Distensi lambung dapat menekan diafragma
menghambat pengembangan paru
Kemungkinan regurgitasi dan aspirasi
22. Bila FJ <60 kali/menit, setelah 30 detik maka
lakukan VTP efektif
*Intubasi ET bisa dipertimbangkan pada langkah ini
Berikan VTP*
1. Lakukan kompresi dada
2. Berikan VTP
Fj<60 FJ >60
30 DETIK
23. Kompresi dada
Perlu 2 Orang
Pelaksana kompresi menilai dada &
menempatkan posisi tangan dgn benar
Pelaksana VTP posisi di kepala bayi,
menempatkan sungkup wajah secara efektif &
memantau gerakan dada
24. Lokasi Kompresi Dada :
Gerakkan jari-jari sepanjang tepi bawah iga
sampai mendapatkan xyphoid.
Letakkan ibu jari atau jari-jari pada tulang
dada diatas/superior processus Xyphoid. Pada
sternum
25. Kedalaman dan tekanan
Kedalaman + 1/3 diameter antero-posterior dada
Lama penekanan lebih pendek dari lama pelepasan curah
jantung maksimum
Koordinasi VTP dan Kompresi Dada
1 siklus: 3 kompresi & 1 ventilasi dalam 2 detik (3:1)
Frekuensi: 90 kompresi + 30 ventilasi dalam 1 menit (berarti
120 kegiatan per menit)
Dilakukan dalam 30 detik 15 siklus
Untuk memastikan frekuensi kompresi dada dan ventilasi yg
tepat, penekan menghitung dengan jelas Satu Dua Tiga -
Pompa-
26. Penilaian frekuensi denyut jantung:
Bila < 60 / menit beri obat (epinefrin) melalui
vena umbilikal atau pipa endotrakea. Obat2 lain
sesuai indikasi.
Bila > 60 / menit kompresi dada dihentikan.
VTP dilanjutkan sampai > 100 / menit dan bayi
bernapas spontan.
27. Intubasi Endotrakea
intubasi Endotrakea
Tindakan intubasi endotrakea dapat dilakukan
sesuai keadaan dankebutuhan.
Laringoskop: daun lurus no.0 (prematur) atau
1 (aterm)
Pipa endotrakea: ukuran sesuai berat
badan/usia
29. Peran Asisten pada intubasi
Menyiapkan & memastikan peralatan dalam
keadaan siap pakai
Memposisikan bayi & stabilisasi kepala
Memberikan O2 aliran bebas
Melakukan pengisapan
Memegang kateter pengisap
Menekan krikoid bila diminta
Membantu VTP selama intubasi
Menghubungkan pipa ET dgn peralatan resusitasi
Memantau FJ & gerakan dada
Mempertahankan letak pipa ET
30. Intubasi Endotrakea
Langkah 1: Persiapan memasukkan
laringoskop Stabilkan kepala bayi dalam posisi
sedikit tengadah, Berikan O2 aliran bebas
selama prosedur
Langkah 2: Memasukkan laringoskop, Daun
laringoskop di sebelah kanan lidah, Geser
lidah ke sebelah kiri mulut, Masukkan daun
sampai batas pangkal lidah
31. Langkah 3: Angkat daun laringoskop, Angkat
sedikit daun laringoskop, Angkat seluruh daun,
jangan hanya ujungnya, Lihat daerah farings
JANGAN MENGUNGKIT DAUN
Langkah 4: Melihat tanda anatomis Cari tanda
pita suara, seperti garis vertikal pada kedua sisi
glotis (huruf V terbalik), Tekan krikoid agar glotis
terlihat, Bila perlu, hisap lendir untuk membantu
visualisasi
32. Langkah 5: Memasukkan pipa, Masukkan pipa dari
sebelah kanan mulut bayi dengan lengkung pipa
pada arah horisontal, Jika pita suara tertutup,
tunggu smp terbuka
Masukkan pipa sampai garis pedoman pita suara
berada di batas pita suara
Batas waktu tindakan 20 detik (jika 20 detik pita
suara belum terbuka, hentikan & berikan VTP)
Langkah 6: Mencabut laringoskop. Pegang pipa
dengan kuat sambil menahan ke arah langit-langit
mulut bayi, cabut laringoskop dengan hati-hati.
Bila memakai stilet, tahan pipa saat mencabut
stilet
33. Tanda posisi pipa ET benar
Perbaikan tanda vital (FJ, warna kulit, & aktifitas)
Terdengar bunyi napas di kedua paru, bukan di
lambung (gunakan stetoskop)
Tidak terjadi distensi lambung saat ventilasi
Dengan pendeteksi CO2 pipa berembun saat
ekspirasi
Dada mengembang simetris setiap bernapas
34. Pemberian obat
Pemberian Obat: Epinefrin
Larutan = 1 : 10.000
Cara = IV (pertimbangkan melalui ET bila jalur IV
sedang
disiapkan)
Dosis = 0.1 0.3 mL/kg BB IV
Persiapan = larutan 1 :10.000 dalam semprit 1 ml
(semprit lebih besar diperlukan untuk pemberian
melalui pipa ET. Dosis melalui pipa ET 0.3- 1.0mL/kg)
Kecepatan = secepat mungkin
Jangan memberikan dosis lebih tinggi secara IV
35. Indikasi pemberian cairan
penambahvolume darah (volume
expanders)
Bayi tidak berespons terhadap resusitasi DAN
bayi mengalami syok (pucat, nadi lemah, FJ
rendah/tinggi, tidak membaik setelah
diresusitasi)
Ada riwayat terkait dgn kehilangan darah janin
(a.l.) perdarahan per vaginam, solusio plasenta,
plasenta previa, twin to twin transfusion)
36. Cairan penambah volume darah
Cairan: Garam Fisiologis, Ringer Laktat, Darah
O Rh negatif
Dosis : 10 mL/kg
Jalur : Vena umbilikalis
Persiapan : dalam semprit besar
Kecepatan: 5 10 menit