Studi ini mengevaluasi green concentrate pellet berbahan dasar Indigofera zollingeriana dan Calliandra calothyrsus sebagai sumber pakan ternak ruminansia. Hijauan tersebut dikeringkan, dihaluskan, dicampur dengan bahan lain dan dipelet untuk meningkatkan kandungan nutrisi. Uji in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa campuran I. zollingeriana dan C. calothyrsus memberikan kecernaan yang lebih baik dibandingkan bahan tunggal, meskip
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan tabel yang memuat informasi tentang ketersediaan dan penggunaan pangan di suatu wilayah dalam periode tertentu. NBM digunakan untuk perencanaan pangan, evaluasi ketersediaan dan penggunaan pangan, serta merumuskan kebijakan pangan dan gizi.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga teknologi pengolahan pakan untuk ternak ruminansia yaitu:
1. Pengolahan jerami padi menjadi tape jerami melalui fermentasi dengan ragi tempe untuk meningkatkan kandungan gizi dan palatabilitasnya
2. Pengolahan silase dari batang jagung untuk meningkatkan ketersediaan pakan hijauan sepanjang tahun
3. Pengolahan pakan suplemen berupa "permen sapi" yang dif
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan limbah kotoran sapi untuk mengurangi polusi lingkungan dan mendapatkan manfaat ekonomi. Kotoran sapi dapat diolah menjadi pupuk, biogas, pakan lele, batu bata, atau pembangkit listrik. Pengolahan limbah kotoran sapi dapat mengurangi polusi udara, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Teknik analisis daya cerna pada ruminansia meliputi metode in vitro, in sacco, dan in vivo. Metode in vitro seperti Tilley and Terry mengukur fermentasi mikroba tanpa ternak, sedangkan in sacco menggunakan kantong nilon di rumen. Metode in vivo langsung mengukur kecernaan pada ternak dengan mempertimbangkan periode prelim dan mengumpulkan konsumsi, feses, dan urin.
Dokumen ini memberikan informasi tentang pembuatan silase, yaitu proses fermentasi anaerobik hijauan ternak seperti jerami jagung dan rumput menjadi pakan yang awet disimpan. Silase dibuat dengan mencacah atau menghaluskan hijauan, mencampurkannya dengan bahan tambahan seperti dedak, kemudian memasukkannya ke dalam wadah kedap udara untuk difermentasikan selama 3 minggu sebelum disimpan dan diberikan kepada
Formulasi Ransum untuk Itik Petelur, lokasi di Kabupaten Sambas, Propinsi Kalimantan Barat. Susunan Komposisi ransum ini dibuat untuk fase starter, fase grower dan fase finisher/layer
Dokumen tersebut membahas tentang pendampingan FEATI di Kalimantan Barat pada tahun 2012, termasuk fungsi pakan ternak, pengertian pencernaan, kebutuhan pakan kambing, dan beberapa jenis hijauan pakan ternak seperti rumput gajah, rumput raja, rumput setaria, gamal, kaliandra, turi, dan lamtoro."
Standar ini menetabkan syarat mutu dan keamanan, serta penanganan dan pengolahan untuk ikan beku. Termasuk spesifikasi bahan baku, pengolahan, pengemasan, dan pelabelan untuk memastikan mutu dan keamanan ikan beku.
Analisis proksimat merupakan metode kimia untuk mengidentifikasi kandungan zat makanan dalam suatu bahan pakan/pangan dengan menentukan fraksi seperti air, abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kualitas bahan pakan dan membuat rumusan ransum. Prosedur sampling dan penyiapan sampel harus
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...Hendra UzuMakhi
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang potensi perikanan Indonesia khususnya ikan tuna dan penerapan sistem HACCP pada proses pengolahan tuna loin di CV Cahaya Mandiri Gorontalo. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik dua jenis tuna yang digunakan yaitu tuna mata besar dan tuna madidihang beserta klasifikasinya, serta standar mutu ikan tuna.
Dokumen tersebut membahas teknik penanganan domba yang meliputi menuntun, mengangkat, mendudukkan, menidurkan, dan mengikat domba dengan cara yang benar dan tidak menyakiti domba untuk mendukung keberhasilan usaha peternakan.
Dokumen tersebut membahas mengenai kendala peternakan di Indonesia yaitu harga pakan yang tinggi dan teknologi yang rendah, serta cara mengatasi penyakit flu burung pada ternak dengan melakukan biosecurity, vaksinasi, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Dokumen tersebut juga mempromosikan suplemen nutrisi organik bernama Viterna yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan kualitas daging ternak secara cepat dan efisien.
Standar ini menetapkan persyaratan mutu, pengambilan contoh, pengujian, pengemasan, dan pelabelan untuk susu sapi segar. Susu harus memenuhi syarat mutu seperti kadar lemak minimal 3%, kadar bahan kering tanpa lemak minimal 7,8%, dan jumlah sel somatis maksimal 4x105 sel/ml. Susu diambil dan diuji sesuai standar, dikemas dalam wadah tertutup yang aman, dan dilabeli dengan informasi produk dan produsen.
Dokumen tersebut membahas tentang tahapan pemeliharaan ayam petelur mulai dari fase starter, grower, hingga layer. Termasuk didalamnya adalah target pertumbuhan berat badan, kepadatan kandang, program vaksinasi, dan pengobatan untuk mendapatkan produksi telur yang optimal.
The document contains diagrams of various trees and plants categorized by their industrial uses. It shows trees/plants and their parts that are used for food, beverages, medicines, cosmetics, construction materials, crafts, fuel, and other industrial applications. The trees/plants depicted include coconut, cashew, rubber, cinnamon, coffee, tea, potato, cocoa, seaweed, and more.
Dokumen tersebut membahas situasi industri peternakan ayam ras pedaging Indonesia selama pandemi Covid-19. Harga live bird dan karkas mengalami fluktuasi, sementara kapasitas produksi proses modern meningkat. Perilaku konsumen berubah mencari makanan higienis, gizi, kenyamanan belanja, dan pengiriman. Strategi yang disarankan adalah meningkatkan nilai produk, mendekatkan rantai pasokan ke konsumen, memaksimalkan penjualan
Dokumen tersebut membahas tentang pendampingan FEATI di Kalimantan Barat pada tahun 2012, termasuk fungsi pakan ternak, pengertian pencernaan, kebutuhan pakan kambing, dan beberapa jenis hijauan pakan ternak seperti rumput gajah, rumput raja, rumput setaria, gamal, kaliandra, turi, dan lamtoro."
Standar ini menetabkan syarat mutu dan keamanan, serta penanganan dan pengolahan untuk ikan beku. Termasuk spesifikasi bahan baku, pengolahan, pengemasan, dan pelabelan untuk memastikan mutu dan keamanan ikan beku.
Analisis proksimat merupakan metode kimia untuk mengidentifikasi kandungan zat makanan dalam suatu bahan pakan/pangan dengan menentukan fraksi seperti air, abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kualitas bahan pakan dan membuat rumusan ransum. Prosedur sampling dan penyiapan sampel harus
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...Hendra UzuMakhi
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang potensi perikanan Indonesia khususnya ikan tuna dan penerapan sistem HACCP pada proses pengolahan tuna loin di CV Cahaya Mandiri Gorontalo. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik dua jenis tuna yang digunakan yaitu tuna mata besar dan tuna madidihang beserta klasifikasinya, serta standar mutu ikan tuna.
Dokumen tersebut membahas teknik penanganan domba yang meliputi menuntun, mengangkat, mendudukkan, menidurkan, dan mengikat domba dengan cara yang benar dan tidak menyakiti domba untuk mendukung keberhasilan usaha peternakan.
Dokumen tersebut membahas mengenai kendala peternakan di Indonesia yaitu harga pakan yang tinggi dan teknologi yang rendah, serta cara mengatasi penyakit flu burung pada ternak dengan melakukan biosecurity, vaksinasi, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Dokumen tersebut juga mempromosikan suplemen nutrisi organik bernama Viterna yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan kualitas daging ternak secara cepat dan efisien.
Standar ini menetapkan persyaratan mutu, pengambilan contoh, pengujian, pengemasan, dan pelabelan untuk susu sapi segar. Susu harus memenuhi syarat mutu seperti kadar lemak minimal 3%, kadar bahan kering tanpa lemak minimal 7,8%, dan jumlah sel somatis maksimal 4x105 sel/ml. Susu diambil dan diuji sesuai standar, dikemas dalam wadah tertutup yang aman, dan dilabeli dengan informasi produk dan produsen.
Dokumen tersebut membahas tentang tahapan pemeliharaan ayam petelur mulai dari fase starter, grower, hingga layer. Termasuk didalamnya adalah target pertumbuhan berat badan, kepadatan kandang, program vaksinasi, dan pengobatan untuk mendapatkan produksi telur yang optimal.
The document contains diagrams of various trees and plants categorized by their industrial uses. It shows trees/plants and their parts that are used for food, beverages, medicines, cosmetics, construction materials, crafts, fuel, and other industrial applications. The trees/plants depicted include coconut, cashew, rubber, cinnamon, coffee, tea, potato, cocoa, seaweed, and more.
Dokumen tersebut membahas situasi industri peternakan ayam ras pedaging Indonesia selama pandemi Covid-19. Harga live bird dan karkas mengalami fluktuasi, sementara kapasitas produksi proses modern meningkat. Perilaku konsumen berubah mencari makanan higienis, gizi, kenyamanan belanja, dan pengiriman. Strategi yang disarankan adalah meningkatkan nilai produk, mendekatkan rantai pasokan ke konsumen, memaksimalkan penjualan
The document summarizes the global feed ingredients situation, including production and prices of major ingredients like corn and soybean meal. It notes that strong demand has increased prices recently for these commodities. This will impact animal protein production costs globally and in Indonesia. As Indonesia will struggle to meet future feed ingredient demands, recommendations are made to importers and animal industries to improve efficiency, formulate rations carefully, and hedge against price volatility. Corn and soybean meal will remain primary ingredients but trade will be crucial for Indonesia to fulfill needs.
Kondisi Usaha Budidaya Broiler Saat Iniheru dumadi
Ìý
Dokumen tersebut membahas kondisi bisnis budidaya broiler saat ini yang dihadapkan pada penurunan permintaan akibat pandemi dan daya beli masyarakat. Kenaikan harga pakan menyebabkan kenaikan biaya produksi dan harga jual broiler, namun seringkali tidak diikuti dengan peningkatan kualitas. Harapan ke depan adalah adanya pedoman harga pakan yang terjangkau dan ketersediaan pabrik pakan milik negara untuk menopang
Maximixing Protein Value: Impact of Enzyme on Poultry Cultivationheru dumadi
Ìý
The document discusses how protease enzymes can help maximize protein value in poultry cultivation. It notes that protein sources typically make up around 30% of broiler feed costs. Undigested proteins and poor quality soybean meal can negatively impact gut health and bird performance. Protease enzymes can help digest anti-nutritional factors like trypsin inhibitors in soybean meal, improving amino acid digestibility and gut health. This allows producers to formulate diets with alternative, less expensive ingredients while maintaining performance. Using protease can provide savings of $3.28 per ton of feed and improve overall farm profitability.
Dampak Kenaikan Harga Bahan Pakan terhadap Industri Pakan Nasionalheru dumadi
Ìý
1. Kenaikan harga bahan pakan internasional seperti bungkil kedelai dan jagung berdampak pada kenaikan biaya produksi pakan nasional.
2. Industri pakan ternak di Indonesia sangat bergantung pada impor bahan baku seperti bungkil kedelai, yang membuat industri rentan terhadap gejolak harga komoditas global.
3. Diperlukan dukungan kebijakan seperti insentif fiskal dan relaksasi biaya logistik untuk menjaga
Rumusan Kebijakan dan Pelaksanaan Kebijakan Peningkatan Produksi Pakanheru dumadi
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan dan pelaksanaan kebijakan peningkatan produksi pakan di Indonesia, termasuk target produksi dan ekspor pakan tahun 2021, arah kebijakan pakan nasional, program dan kegiatan fungsi pakan, perkembangan produksi dan harga pakan, serta perkembangan pembelian jagung oleh pabrikan pakan.
Dokumen tersebut membahas tentang harga pokok produksi untuk satu kilogram telur ayam dan grafik rata-rata harga telur ayam ras antara tahun 2019-2021. Harga pokok produksi telur ayam adalah Rp20.400 per kg, yang terdiri dari biaya pakan, penyusutan ayam, operasional, dan faktor risiko. Sedangkan harga rata-rata berfluktuasi antara Rp16.200-Rp24.500 per kg dengan tren kenaikan secara
Sambutan Pelantikan Pengurus AINI Wilayah 2021heru dumadi
Ìý
Pelantikan Pengurus Wilayah AINI dilaksanakan pada 21 Januari 2021. Kongres AINI akan diselenggarakan pada 6 Februari 2021. Visi AINI adalah menjadi organisasi profesi terkemuka di bidang ilmu nutrisi dan pakan tropika. Misi AINI meliputi membangun sistem dan sinergitas, pusat informasi, daya saing dan profesionalisme ahli, serta pusat rujukan di bidang nutrisi dan pakan.
Frontier Research in Animal Nutrition and Feed Science 2021-Anuraga Jayanegaraheru dumadi
Ìý
This document discusses frontier research areas in animal nutrition and feed science, including evaluating the environmental impact of animal agriculture, improving the quality of animal products, and supporting animal health. It also covers developing advanced feeding systems to better evaluate nutrient requirements, applying multi-omics approaches to study genomics and microbiomes, developing novel feed additives, and using big data analytics.
HIPOTESIS DAN UJI HIPOTESIS (1).pptxsN<YGSKSAKMCSKgendhisirma
Ìý
GREEN CONCENTRATE PELLET BERBASIS INDIGOFERA ZOLLINGERIANA SEBAGAI SUMBER PAKAN TERNAK RUMINANSIA
1. GREEN CONCENTRATE PELLET (GCP) BERBASIS
Indigofera zollingeriana SEBAGAI SUMBER PAKAN
TERNAK RUMINANSIA
ANDI TARIGAN
LOKA
LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG SEI PUTIH
3. FAO 1983 : Konsentrat adalah pakan yang Berasal dari
campuran atau bahan baku tunggal padat nutrisi yang
memiliki serat kasar kurang dari 18%.
Abullah 2016 : Green concentrate merupakan pakan
padat nutrisi dengan kandungan serat kasar kurang dari
18% yang bahan bakunya berasal dari hijauan pakan.
DEFINISI GREEN CONCENTRATE
5. Indigofera zollingeriana
• Indigofera 700 spesies, tahan
kekeringan, salinitas maupun
genangan (Hassen et al. 2007)
• Produksi 33-51 ton BK, PK 25-
31%BK,SK13-14%BK, kecernaan
in vitro BK 71-86 % (Tarigan et
al.2010, Abdullah et al.2012)
• I.zollingeriana sebagai pakan
supplemen,tunggal, silase,
wafer pada ternak kambing
memberikan hasil yang baik
(Tarigan dan Ginting 2011,
Ginting et al.2012, Suharlina et
al.2016,Dianingtyas et al.2017)
6. Calliandra calothyrsus
• Produksi 10-15 ton/ha, protein
kasar 18-25%, kandungan tanin
12-19% (Norton 1994, Hess et
al.2008)
• Calliandra calothyrsus dapat
digunakan untuk meningkatkan
kecernaan dan ketersediaan
protein setelah rumen (Wina et
al.2008, Jayanegara et al.2011)
7. RUANG LINGKUP PENELITIAN
PENANAMAN HIJAUAN PAKAN
PEMANENAN
DI JEMUR DI GILING
PEMBUATAN
PELET
EVALUASI SIFAT KIMIA, FISIK DAN IN VITRO
RO :(90% I.zollingeriana + 0% C. calothyrsus + 10% Bahan konvensional)
R1 : (75% I.zollingeriana +15% C.calothyrsus + 10% Bahan konvensional)
R2 : (60% I.zollingeriana + 30% C.calothyrsus + 10% Bahan konvensional
R3 : (45% I.zollingeriana +45% C.calothyrsus + 10% Bahan konvensional)
EVALUASI IN VIVO PEMBERIAN PAKAN GREEN CONCENTRATE PELET (GCP)
PADA KAMBING BOERKA
PO :(100% Konsentrat konvensional)
P1 : (90 % I.zollingeriana + 10% Bahan konvensional)
P2 : (60% I.zollingeriana + 30% C.calothyrsus + 10% Bahan konvensional)
P3 : (45% I.zollingeriana +45% C.calothyrsus + 10% Bahan konvensional)
EVALUASI KUALITAS KARKAS
KAMBING BOERKA PAKAN GREEN CONCENTRATE PELLET (GCP)
TAHAP PEMBUATAN PELET
TAHAP III
TAHAP II
TAHAP I
PENCAMPURAN
9. SUSUNAN RANSUM
Komposisi Bahan RO R1 R2 R3
Tepung Indigofera
90 75 60 45
Tepung Calliandra
0 15 30 45
Tepung Gaplek
5 5 5 5
Molases 3 3 3 3
Mineral Premiks*
1 1 1 1
Garam
1 1 1 1
*Tiap kg mengandung : Vitamin A 30.000 IU, Vitamin D3 3.500 IU, Vitamin E 900 IU, Mg 1.000 mg, Co 100 mcg, P 3.300
mg, Ca 7.000 mg, K 6.500 mg, Na 800 mg, S 1000 mg, Fe 50 mg, Mn 40 mg, Zn 30 mg, Cu 8 mg, I500 mcg, Se 200 mcg.
10. KOMPOSISI NUTRISI BAHAN HIJAUAN DAN
PAKAN GREEN CONCENTRATE
Variabel I.Zollingeriana C.calothyrsus R0 R1 R2 R3
BK (% BK) 20.40 33.30 95.62 95.15 93.87 94.05
BO (% BK)
90.85
93.40
89.79 89.65 90.77 91.11
PK (% BK) 25.78 18.83 21.44 20.49 19.17 18.82
SK (% BK) 14.25 11.70 12.04 10.25 8.95 9.35
NDF (% BK)
35.64
47.70
42.18 40.20 38.30 33.13
ADF (% BK)
24.64
33.90
27.70 21.10 17.29 18.02
Total fenol
(% BK) 0.85 12.76 0.85 2.75 3.79 5.56
11. KUALITAS FISIK PAKAN GREEN CONCENTRATE PELLET (GCP)
Variabel R0 R1 R2 R3
Nilai aktivitas air 0.60±0.08a 0.54±0.01ba 0.58±0.01a 0.49±0.02b
Ukuran partikel (mm) 13.16±0.14ba 13.24±0.13a 12.69±0.71ba 12.12±0.81b
Sudut Tumpukan (0) 18.84±1.11 18.06±0.45 21.01±1.40 19.04±3.59
Ketahanan Benturan
(%) 99.84±0.06ba 99.90±0.01a 99.78±0.05b 99.65±0.06c
Ketahanan Gesekan
(%) 92.53±0.70a 92.92±1.46a 90.42±0.41a 87.19±2.50b
Kerapatan Tumpukan
(kg/m3) 590±0.03 640±0.02 590±0.02 570±0.00
12. KECERNAAN IN VITRO GREEN CONCENTRATE PELLET
VARIABEL R0 R1 R2 R3
KCBK (%)
73.62±1.30a 66.58±2.65 b 60.09±0.91 c 53.47±1.63d
KCBO (%)
71.84±1.80a 64.29±1.08 b 57.58±1.11 c 50.43±2.01 d
KCPK(%)
86.78±0.96 a 85.59±5.87 a 84.07±2.81 ba 77.65±2.41 b
RDP (%)
11.65±0.12a 9.63±0.18b 9.19±0.37b 7.99±0.62c
RUP(%)
9.79±0.54b 10.86±0.12a 9.98±0.73b 10.83±0.62a
PTU (% RUP)
70.99±2.25a 74.08±1.47a 69.26±6.27ab 61.07±4.96b
KCPK pakan GCP RO(P<0.05) ↑dibandingkan R3. RDP ↑ Penambahan I.zollingeriana,
RUP ↑penambahan C.calothyrsus. PTU paling tinggi pada R1.
17. KONSUMSI DAN KECERNAAN PADA KAMBING BOERKA YANG DIBERI
PAKAN GCP
VARIABEL P0 P1 P2 P3
Konsumsi (g/h BK)
Brachiaria humidicola 318±17 274±7 276±21 277±32
Konsentrat 526 571 563 564
Konsumsi Nutrisi (g/h)
BK 843.87±16 845.17±47 839.67±18 841.17±33.18
BO 766.15±15.00 751.06±41.95 746.38±16.55 750.27±29.50
PK 135.28±2.65b 146.45±8.81a 140.91±3.12ba 143.67±5.62a
Kecernaan (%)
BK 77.76±2.79a 76.60±3.12a 67.11±3.34b 66.09±4.29b
BO 83.89±2.15a 82.50±4.19a 75.67±5.96b 74.86±6.02b
PK 86.38±3.58a 87.92±3.21a 77.70±5.96b 76.25±5.24b
Konsumsi BK pakan GCP (P<0.05) ↑dibandingkan kontrol. Kecernaan PK P1 (90%
I.zollingeriana) ↑ dibandingkan pakan GCP lainnya tapi (P>0.05) konsentrat kontrol (P0).
18. NERACA N PADA KAMBING BOERKA YANG DIBERI PAKAN GCP
PARAMETER P0 P1 P2 P3
Konsumsi N (g/h) 20.98±0.4b 24.25±1.2a 23.52±0.5a 23.93±0.8a
Feses (g/h) 4.52±0.30b 4.60±0.3ba 4.88±1.90ba 5.15±0.50a
Urine (g/h) 3.02±0.50b 3.81±0.5a 3.77±0.50a 3.81±0.40a
Diserap (g/h) 16.48±0.40b 19.63±1.4a 18.63±0.40a 18.79±1.10a
Ditahan (g/h) 13.45±0.40b 15.83±1.1a 14.86±0.50ba 14.98±1.10a
19.63 ±1.4a
15.83 ±1.10a
19. PERTAMBAHAN BOBOT BADAN , EPR, DAN METABOLIT DARAH PADA KAMBING
BOERKA
PARAMETER P0 P1 P2 P3
Bobot badan awal (kg)
13.5±0.36 13.17±0.23 13.0±0.24 13.17±0.23
Bobot badan akhir (kg)
22.8±0.65 22.43±0.76 21.20±0.75 21.40±1.0
Total bobot badan (kg)
9.0±0.54a 9.27±0.58a 8.0±0.83b 8.0±0.93b
Pertambahan bobot
badan (g/h)
103.71±6.38a 102.96±6.79a 88.89±8.89b 88.52±10.24b
Efisiensi penggunaan
ransum 0.13±0.01a 0.12±0.01a 0.10±0.01b 0.10±0.01b
Nitrogen urea darah
(mg/dl)
57.48±0.15 58.98±0.36 60.08±0.43 56.73±0.34
kolesterol darah
(mg/dl)
116.12±4.37a 45.57±3.15b 39.10±3.63b 40.62±4.18b
Total bobot badan dan PBB P1↑15.87% dibandingkan pakan GCP lainnya. Kolesterol darah P2 ↓196% dibandingkan kontrol.
23. Perkembangan Pakan Green Concentrate
Pelet Di Loka Penelitian Kambing Potong
• DIBERIKAN PADA INDUK
KAMBING BOERKA FASE
BUNTING TUA DAN LAKTASI (60
EKOR 850 g/e/h)
• PRODUKSI SUSU YANG STABIL
• Bobot Badan Stabil
24. • Umur anak 3 bulan
(110 ekor) rataan bobot
badan 12 Kg
• Mortalitas 3%
25. KESIMPULAN
Pakan Green Concentrate Pellet Komposisi 90% Indigofera
zollingeriana +10% Bahan konvensional menghasilkan
Kualitas fisik ,kualitas nutrisi , konsentrasi NH3 dan VFA,
RUP, PTU, serta total gas dan kecernaan in vitro yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perlakukan yang lain, Memberi
hasil yang terbaik terhadap pertumbuhan, konsumsi pakan,
kecernaan nutrisi, efisiensi penggunaan ransum, fermentasi
rumen dan neraca N pada kambing Boerka, Memberi hasil
yang terbaik terhadap bobot potong, bobot karkas dan
persentase karkas pada daging kambing Boerka
26. SARAN
• Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mempelajari pengaruh
pemanfaatan pakan green concentrate pellet (GCP) pada beberapa
fase reproduksi ternak ruminansia sehingga dapat mengurangi
angka mortalitas anak pada fase lepas sapih.
• Pengaruh penggunaan C.calothyrsus pada proporsi 45% dalam
ransum pakan green concentrate pellet (GCP) yang berpotensi
menghasilkan pupuk organik padat slow release sehingga dapat
meningkatkan kandungan N ditanah