Dokumen tersebut membahas tentang teknik budidaya tanaman hortikultura. Terdapat beberapa jenis tanaman hortikultura seperti tanaman sayur, buah, bunga, dan taman. Dokumen juga menjelaskan klasifikasi tanaman sayur berdasarkan aspek botanis dan cara budidayanya serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang siklus hara alami dan berbagai jenis pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik meliputi pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos yang dapat memperbaiki kualitas tanah, sedangkan pupuk anorganik seperti urea dan TSP menyediakan unsur hara secara cepat untuk tanaman.
it's only for student from college who studies management of agribussiness !
i hope it will be usefull \(^u^)/
follow me http://twitter.com/aindapryl
add me https://www.facebook.com/andari.latief
Aplikasi manajemen perkebunan kelapa sawit mencakup perencanaan tanam, pengolahan lahan, pemeliharaan tanaman, dan panen. Fungsi manajemen POAC diterapkan untuk merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengontrol seluruh proses perkebunan.
Laporan puts perangkat uji tanah sawahZulfan Fauzi
油
Dokumen tersebut membahas mengenai alat bantu uji tanah sawah (PUTS) dan bagan warna daun (BWD) beserta fungsinya untuk mengetahui kadar unsur hara tanah dan kebutuhan hara nitrogen tanaman padi. PUTS digunakan untuk mengukur kadar N, P, K dan pH tanah, sedangkan BWD digunakan untuk menentukan kebutuhan hara N tanaman padi dengan membandingkan warna daunnya. Dokumen ini juga menj
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai budidaya jeruk nipis, mulai dari deskripsi tanaman, syarat tumbuh, media tanam, iklim yang dibutuhkan, persiapan bibit, teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, hama yang menyerang, dan cara pengendaliannya.
Dokumen tersebut membahas budidaya jagung manis, mulai dari persiapan lahan dengan pengolahan tanah, pemupukan, proses tanam hingga panen, serta pengendalian hama dan penyakit yang sering dihadapi. Jagung manis dapat tumbuh dengan baik pada berbagai kondisi tanah dan iklim tertentu, namun membutuhkan perlakuan khusus pascapanen untuk mempertahankan kadar gula.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit blas pada tanaman padi. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae dan dapat menurunkan hasil panen hingga 70%. Jamur ini menginfeksi berbagai bagian tanaman dan tumbuh baik pada suhu 28 derajat celcius. Beberapa faktor yang mempengaruhi penyakit ini adalah varietas tanaman, jarak tanam, dan kondisi lingkungan. Upaya pencegahan dan pengendalian melip
Dokumen tersebut membahas tentang sistem tanam jajar legowo untuk padi sawah. Sistem ini dapat meningkatkan populasi tanaman hingga 33,31% dengan menyisipkan barisan tanaman tambahan. Hal ini memudahkan kegiatan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta meningkatkan produktivitas tanaman hingga 10-15%. Sistem jajar legowo tipe 2:1 dan 4:1 dianjurkan untuk diterapkan.
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiNurulia Dimitha
油
Dokumen tersebut membahas tentang teknis budidaya tanaman kopi mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, hama dan penyakit, pengolahan pasca panen, serta syarat mutu komoditas kopi."
Perkembangan holtikultura di Indonesia memiliki prospek yang baik karena tingkat konsumsi masyarakat domestik yang meningkat dan kondisi lingkungan yang mendukung. Holtikultura berperan dalam penyediaan pangan, ekonomi, kesehatan, dan budaya sosial. Tantangan yang dihadapi adalah pola usahatani kecil, mutu bibit rendah, dan rendahnya penerapan teknologi budidaya.
Dokumen tersebut membahas metode pengelolaan tanah untuk meningkatkan kesuburannya, yaitu: 1) pengapuran tanah untuk meningkatkan pH dan mengurangi toksisitas aluminium, 2) penggunaan bahan organik untuk memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, 3) pemupukan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman guna meningkatkan hasil panen.
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitBenny Benny
油
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara menghitung kebutuhan tenaga panen kelapa sawit dengan rumus yang menggunakan luas areal, kerapatan panen, berat buah rata-rata, dan kapasitas panen per hari kerja. Selain itu, diberikan contoh perhitungan kebutuhan tenaga panen untuk areal seluas 100 ha.
sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)Riva Anggraeni
油
Dokumen ini membahas karakteristik ekosistem tropika yang dipengaruhi oleh faktor iklim, jenis tanah, dan kondisi biologis, serta sistem pertanian tropika yang tidak seragam dan keragaman tanaman akan mempengaruhi hasil panen di wilayah tersebut.
Acara ini bertujuan untuk mengenalkan berbagai jenis pupuk dan mengidentifikasi sifat-sifatnya. Peserta mengamati 13 jenis pupuk dan mencatat sifat fisik dan kimianya seperti bentuk, warna, rumus kimia, kadar hara, dan sifat fisiologisnya. Jenis pupuk tersebut meliputi pupuk tunggal, majemuk, organik, dan anorganik.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai budidaya jeruk nipis, mulai dari deskripsi tanaman, syarat tumbuh, media tanam, iklim yang dibutuhkan, persiapan bibit, teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, hama yang menyerang, dan cara pengendaliannya.
Dokumen tersebut membahas budidaya jagung manis, mulai dari persiapan lahan dengan pengolahan tanah, pemupukan, proses tanam hingga panen, serta pengendalian hama dan penyakit yang sering dihadapi. Jagung manis dapat tumbuh dengan baik pada berbagai kondisi tanah dan iklim tertentu, namun membutuhkan perlakuan khusus pascapanen untuk mempertahankan kadar gula.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit blas pada tanaman padi. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae dan dapat menurunkan hasil panen hingga 70%. Jamur ini menginfeksi berbagai bagian tanaman dan tumbuh baik pada suhu 28 derajat celcius. Beberapa faktor yang mempengaruhi penyakit ini adalah varietas tanaman, jarak tanam, dan kondisi lingkungan. Upaya pencegahan dan pengendalian melip
Dokumen tersebut membahas tentang sistem tanam jajar legowo untuk padi sawah. Sistem ini dapat meningkatkan populasi tanaman hingga 33,31% dengan menyisipkan barisan tanaman tambahan. Hal ini memudahkan kegiatan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta meningkatkan produktivitas tanaman hingga 10-15%. Sistem jajar legowo tipe 2:1 dan 4:1 dianjurkan untuk diterapkan.
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiNurulia Dimitha
油
Dokumen tersebut membahas tentang teknis budidaya tanaman kopi mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, hama dan penyakit, pengolahan pasca panen, serta syarat mutu komoditas kopi."
Perkembangan holtikultura di Indonesia memiliki prospek yang baik karena tingkat konsumsi masyarakat domestik yang meningkat dan kondisi lingkungan yang mendukung. Holtikultura berperan dalam penyediaan pangan, ekonomi, kesehatan, dan budaya sosial. Tantangan yang dihadapi adalah pola usahatani kecil, mutu bibit rendah, dan rendahnya penerapan teknologi budidaya.
Dokumen tersebut membahas metode pengelolaan tanah untuk meningkatkan kesuburannya, yaitu: 1) pengapuran tanah untuk meningkatkan pH dan mengurangi toksisitas aluminium, 2) penggunaan bahan organik untuk memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, 3) pemupukan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman guna meningkatkan hasil panen.
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitBenny Benny
油
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara menghitung kebutuhan tenaga panen kelapa sawit dengan rumus yang menggunakan luas areal, kerapatan panen, berat buah rata-rata, dan kapasitas panen per hari kerja. Selain itu, diberikan contoh perhitungan kebutuhan tenaga panen untuk areal seluas 100 ha.
sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)Riva Anggraeni
油
Dokumen ini membahas karakteristik ekosistem tropika yang dipengaruhi oleh faktor iklim, jenis tanah, dan kondisi biologis, serta sistem pertanian tropika yang tidak seragam dan keragaman tanaman akan mempengaruhi hasil panen di wilayah tersebut.
Acara ini bertujuan untuk mengenalkan berbagai jenis pupuk dan mengidentifikasi sifat-sifatnya. Peserta mengamati 13 jenis pupuk dan mencatat sifat fisik dan kimianya seperti bentuk, warna, rumus kimia, kadar hara, dan sifat fisiologisnya. Jenis pupuk tersebut meliputi pupuk tunggal, majemuk, organik, dan anorganik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Produktivitas pertanian padi cenderung menurun akibat berbagai faktor seperti varietas, bibit, dan praktik budidaya yang kurang tepat; (2) Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan pendekatan yang mengintegrasikan berbagai aspek agar produktivitas dapat terjaga; (3) PTT menerapkan berbagai komponen seperti varietas unggul, bibit bermutu,
Dokumen ini membahas rencana diseminasi hasil pengkajian model pertanian bioindustri berbasis tanaman pangan di lahan pasang surut Sumatera Selatan. Model ini bertujuan mengembangkan pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan seluruh limbah pertanian menjadi berbagai produk bernilai tambah. Dokumen ini juga menjelaskan konsep bioindustri, pohon masalah, dan kendala pengembangan model ini serta solusi untuk meningkatkan kualitas dan k
Sistem mina padi melibatkan budidaya ikan bersama-sama dengan tanaman padi di lahan sawah. Sistem ini dapat meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani serta memanfaatkan lahan dan sumber daya secara efisien. Ada beberapa teknik budidaya mina padi seperti sistem penyelang dan tumpang sari yang melibatkan pemupukan, penebaran benih ikan dan pemeliharaan. Analisis usaha menunjukkan bahwa mina padi d
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan limbah ampas tahu sebagai bahan baku produksi kerupuk pengganti tepung tapioka. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan merancang dan membuat mesin pemeras dan penghalus ampas tahu untuk meningkatkan produktivitas.
Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...Purwandaru Widyasunu
油
Dokumen tersebut membahas manfaat Azolla microphylla dan Lemna polyrhiza untuk pertanian dan lingkungan tropis. Azolla dan Lemna dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik, pakan ternak, dan bahan baku biofuel serta mampu menyerap karbon dioksida dan menjaga kualitas lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan hasil-hasil riset tentang penggunaan Azolla dan Lemna sebagai pupuk organik dan pengaruhnya terhadap tanah, pH, dan
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya cabai yang baik dan benar, mulai dari pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, hingga pemanenan. Teknik budidaya cabai yang disarankan adalah menggunakan pupuk organik, menjaga kebersihan lahan, melakukan monitoring secara berkala, serta panen sesuai tingkat kematangan buah.
2. TANTANGAN PENINGKATAN PRODUKSI BERAS
NASIONAL
2
Degradasi kesuburan lahan C organik rendah <
2 % Tanah SAKIT
Pelandaian PRODUKSI kejenuhan teknologi
(technology fatique) padi sawah (Bimas PTT)
Konversi lahan pertanian SUBUR Non pertanian
(100.000 ha/th) ?????
GLOBAL WARMING Anomali Iklim (Elnino, Lanina),
ancaman OPT keseimbangan Ekologi terganggu
Kebutuhan beras yg terus meningkat pertambahan
penduduk tantangan swasembada berkelanjutan
4. VARIETAS UNGGUL
Manfaat : alternatif pilihan varietas unggul yang
sesuai kondisi agroekosistem, pasar, kendala
cekaman biotik,dan abiotik (antisipasi DPI)
1
7. Potensi/Daya Hasil PH (Hipa5: Jete; Hipa6: Ceva), PTB
Gilirang, Cimelati, Ciapus, Mekongga, Inpari 6
Mutu beras premium Memberamo, Ciherang, Cigeulis,
Cibogo, Konawe
Perbaikan Ketahanan Cekaman Biotik
Tahan tungro (Tukad Balian, T. Unda, T. Petanu ) Tahan
WBC biotipe 1,2,3 dan blast (Inpari 13), Inpari 31, Inpari 33
Perbaikan Ketahanan Cekaman Abiotik (Fisika & Kimia)
Toleran genangan 14 hr (Inpara 4, Inpara 5)
Toleran keracunan Fe (Inpara1,6)
Umur genjah Inpari 1, 12 dan 13 pola tanam
Sifat spesifik 4 VUB aromatik (Sintanur, Batang Gadis,
Situ Patenggang, Gilirang)
Keunggulan Spesifik Beberapa VUB
8. Wilayah rawan banjir: (Inpara 3,Inpara 4, Inpara 5,
Inpari 29, Inpari 30, Batanghari, Banyuasin, Siak Raya,
Lambur)
Wilayah rawan kekeringan Inpari 10, Inpari 18, Inpari
19, Situbagendit, Inpago 6, Inpago 7, Inpago 8)
Wilayah rawan tungro Inpari 5, Inpari 7, Inpari 21,
Tukad Balian, T. Unda, T. Petanu )
Wilayah rawan WBC Inpari 13, Inpari 18, Konawe,
Inpari 31, Inpari 33
Wilayah rawan Blast Inpari 11, Inpari 12, Inpari17,
batang Piaman, Batutegi, Inpari 32 HDB
Rawan kresek Inpari 1, Inpari 4, Inpari 17,Inpari 18,
Conde, Angke dan Inpari 32 HDB
Reekomendasi VU Padi
9. SELEKSI BENIH PADI
Benih bermutu akan sangat menentukan
pertumbuhan dan produktivitas tanaman, benih
yg diseleski sehat, isi bernas, dll
2
10. Perlakuan benih dengan
pestisida fipronil diperlukan
terutama untuk daerah endemik
penggerek batang PHT
Seleksi benih bermutu dengan
larutan garam 3% (10 lt air + 300
gr garam) benih bernas
tenggelam, benih hampa
dibuang
Perendaman dengan larut ZA
(20 gr ZA/liter air)
Perlakuan Benih (sortasi, seed treatment)
17. LEGOWO 2 :1
SEMUA BARISAN PERTANAMAN DISISIPKAN
POPULASI 213.300 RUMPUN/ HA
(PENINGKATAN POPULASI 33,31%)
50cm
12,5cm
25cm
SISIPAN
25cm
18. LEGOWO 4 :1 (TIPE 2)
1. SISIPAN HANYA DIBERIKAN PADA KEDUA BARISAN TANAMAN
PINGGIR
2. JUMLAH POPULASI 170.667 RUMPUN/ HA (POP ME 6,6%)
3. COCOK DITERAPKAN PADA KONDISI LAHAN YANG SUBUR
25cm 50cm
12,5cm
25cm
SISIPAN
19. KEUNTUNGAN JAJAR LEGOWO
Memudahkan aplikasi pupuk,
pengendalian OPT dan Gulma
Efek tanaman tepi
-Turbulensi udara
- Peningkatan CO2
- Peningkatan fotosintesa
20
cm
40
cm
1.
2.
20. 3. Meningkatkan populasi tanaman/ha
5. Dapat digunakan untuk produksi padi ikan
(mina padi) atau Parlebek
4. Meningkatkan produktivitas padi mencapai 15%
26. PERMASALAHAN PENERAPAN
JAJAR LEGOWO
1. Penanaman sistem legowo sangat tergantung
dengan pihak lain (regu tanam) sehingga keputusan
penanaman legowo tidak serta merta oleh petani itu
sendiri.
2. Regu tanam sendiri merasa sulit menerapkan jajar
legowo, karena selain membutuhkan waktu yang
lama juga belum terbiasa
3. Biaya yang dikeluarkan petani lebih tinggi dari model
tanam biasa (selisihnya berkisar Rp 150.000,- s/d Rp
400.000,-)
4. Peningkatan hasil akibat penerapan sistem tanam
legowo tidak dinikmati petani karena umumnya
petani menebaskan hasil panennya.
28. Peraturan Menteri
Pertanian
No. 40/OT.140/ 4/2007 rekomendasi
pemupukan N,P,K padi sawah spesifik
lokasi
Pemupukan Urea
berdasarkan Bagan Warna
Daun (BWD)
Berdasarkan hasil petak
omisi, analisa tanah, PUTS
http:webapps .irri.org
Pemupukan Efisien Spesifik Lokasi
Nilai
BWD
Takaran Urea (kg/ha) pada setiap
potensi hasil (ton/ha) GKG
5 6 7 8
< 3 75 100 125 150
3,5 50 75 100 125
> 4 0 0-50 50 50
29. Rekomendasi Pemupukan PADI, JAGUNG
dan KEDELAI melalui ONLINE dan SMS
A. Melalui Website KATAM dan
http://webapps.irri.org/nm/id atau
www.irri.org/nmrice
B. Melalui Smartphone basis Android
C. Melalui SMS ke No 082123456500
atau 081235651111 untuk padi,
jagung dan kedelai
D. Info pupuk padi/jagung/kedelai
tunggal/phonska/pelangi nama
wilayah administrasi (kecamatan)
Contoh sms :
info pupuk padi phonska nogosari
info katam patebon
30. TEKNIK PENGELOLAAN AIR
IRIGASI UNTUK BUDIDAYA PADI
Lahan Kering pembuatan embung
memanen air hujan, penggunaan mulsa organic
untuk menjaga RH tanah, pembangunan DAM
parit, pemberiaan bahan organik
Lahan sawah irigasi macak-macak, metode
gilir giring, alternate wetting and drying (AWD)
atau pengairan basah kering (PBK).
5
31. Metode Basah-kering
Tujuan :
Untuk mengatur pemberian air
sesuai kebutuhan tanaman padi
Prinsip:
Metode ini dipraktekkan mulai
tanam s/d seminggu sebelum
tanaman berbunga. Sawah baru
diairi bila kedalaman muka air
tanah mencapai 15 cm
32. Air pengairan cukup
PENGAIRAN BERSELANG
Air pengairan perlu
ditambahkan
Pada saat pembungaan,
pertahankan ketinggian air sekitar 3-5
cm. Pada saat pemupukan air dibuat
macak-macak.
33. Manfaat :
1. Meningkatkan efisiensi
pemupukan (terutama N)
2. Menekan keracunan besi (Fe)
tergenang Fe3+ jadi Fe2+ Jika Fe2+
= >350 ppm padi keracunan
3. Menghambat akumulasi CO2,
H2S, asam2 organik
4. Menghambat perkembangan
OPT (penggerek batang, WBC,
keong mas), dan penyakit (busuk
batang dan busuk pelepah)
5. Menghemat air 20-40 %
36. Pengaturan air SRI
29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 36
Prof. Dr. Norman Uphoff Menyarankan :
1. Selama pertumbuhan vegetatif dan periode anakan, sebaiknya :
a. Berikan air sedikit hanya untuk menjaga kelembaban
tanah, tidak sampai jenuh (mengenang).
b. Selama fase anakan lahan perlu dikeringkan untukperiode
singkat (2-6 hari)hingga permukaan tanah terlihat retak,
c. Mengatur kondisi lahan Basah/Kering untuk periode 3-6
hari, selama fase vegetatif.
2. Setelah inisiasi malai pertahankan lapisan tipis air dilapangan
(1-2 cm) hingga 10-15 hari sebelum panen dan 10- 15 hari
menjelang panen lahan dikeringkan
38. 6 Prinsip Dasar SRI
1. Jarak tanam yang lebar, bibit
tunggal (efek kompetisi)
2. Menghindari trauma bibit
terutama Tanam bibit muda (10-
15 hss)
3. perakaran, tanam cepat
4. Menjaga kelembaban (RH) tanah,
kondisi aerobik, tidak selalu
tergenang
5. Menjaga aerasi tanah, dan
6. Penambahan Bahan Organik29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012
38
6
39. Prinsip dasar 1-3 : merupakan kultur teknis
untuk menstimulasi pertumbuhan tanaman
Prinsip dasar 4-6 : merupakan kultur teknis
meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan
akar dan biota tanah
29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 39
40. Tanam bibit muda
Umur bibit 8-15 hari
Sistem semai DAPOK
Tabela (optional)
Manfaat :
1. Mengurangi stagnasi
pertumbuhan setelah
tapin
2. Pertumbuhan akar
cepat/dalam tahan
rebah
3. Umur panen lebih cepat
4. Tanaman lebih sehat
hasil meningkat
29/05/2015 40
1
41. Tanam umur bibit
25 hari
29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 41
Tanam bibit muda
15 hr
42. Jarak Tanam Lebar
Jarak tanam (25 x 25 cm
s/d 50 x 50 cm
Tanam tunggal
Manfaat :
1. Mengurangi kompetisi
antar individu
tanaman (intra/inter
specific competition)
2. Memberi ruang yg
cukup agar tan.mampu
mengekpresikan
kemampuan
genetisnya
29/05/2015 42
2
44. Menghindari trauma bibit
Jangan ada pembalikan
(inversion) pada ujung
bibit menghambat
pertumbuhan
Segera lakukan pindah
tanam (15 menit sd 30
menit) lebih cepat
lebih baik.
Tanam bibit posisi
horisontal, tidak terlalu
dalam (1-2 cm)
Manfaat :
1. Meningkatkan jumlah
anakan
2. Meningkatkan
pertumbuhan akar
29/05/2015 44
3
45. SRI vs Non SRI
29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 45
46. Pola Anakan Padi (Yoshida)
29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 46
9
8
3 2
Buluh
utama
Anakan
primer
Anakan
tersier
Anakan
sekunder
10
7
5
6
4
1
13 anakan9 anakan
47. Menjaga Kelembaban Tanah
Tanah tidak selalu
tergenang, dijaga banyak
pada kondisi aerobik
Manfaat :
1. Memperbaiki aerasi
zona perakaran,
pertumbuhan akar lebih
baik
2. Menciptakan kondisi yg
kondusif bagi
mikroorganisme aerobik
tanah
3. Mengeliminir gas racun,
H2S, asam2 organik,
keracunan Fe
29/05/2015
Joko Pramono, BPTP Jateng 2012
47
4
50. Menjaga AERASI Tanah
Tanaman padi tidak harus
selalu tergenang, perlua
udara yang cukup pada
zone perakaran
Manfaat :
1. Memperbaiki
pertumbuhan akar ,
membuat tanaman lebih
sehat
2. Meningkatkan
ketersediaan O2 bagi
tanaman (zone perakaran)
3. Meningkatkan diversitas
mikrobia tanah
4. Meningkatkan oksidasi
unsur-unsur yang potensi
meracun (Fe)
29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 50
5
51. Keragaan SRI vs Non SRI
Vietnam
29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 51
52. Bahan Organik
Sawah di Indonesia
sebagian besar memiliki
kandungan C organik
rendah < 2 %.
Manfaat :
1. Memperbaiki struktur
tanah
2. Meningkaatkan
kesuburan kimia, biologi
tanah (sumber hara)
3. Meningkatkan aktivitas
MO tanah
4. Vigor dan kesehatan
tanaman meningkat
29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 52
6
53. Pengendalian Gulma
Penggunaan Rotating
hoe, atau Rotating
weeder
Manfaat :
1. Memperbaiki aerasi
tanah
2. Memacu
pertumbuhan akar
3. Membalikkan gulma
29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 53
7
54. 1
2
Pengelolaan bahan Organik
Jerami sumber hara alami yang
murah unsur N (+ 4-5 kg
Urea/ton) dan unsur K (+ 10 kg
KCl/ton)Penghasil Gas Metane
Pemanasan
Penghasil Polutan
PemanasanWaktu Lama
29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 54
55. 29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 55
Sumber Bahan Organik
Sumber Asal Bahan Bentuk
Pertanian pangkasan tanaman legum
sisa hasil panen tanaman
limbah ternak besar
limbah ternak unggas
Kompos
padat
padat
padat dan cair
padat
padat
Non
pertanian
limbah organik kota
limbah penggilingan padi
limbah organik pabrik gula
limbah organik pengergajian kayu
gambut (abu bakar gambut)
limbah pabrik bumbu masak
limbah industri makanan
limbah industri jamu
padat dan cair
Padat
padat dan cair
Padat
padat
padat dan cair
padat dan cair
padat dan cair
56. Komposisi Hara Sisa Tanaman
29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 56
Tanaman
N P K Ca Mg Fe Cu Zn Mn B
----------------------% --------------------- -------------------- mg/kg -------------------
Gandum
Jagung
Kc. Tanah
Kedele
Kentang
Ubi jalar
Jerami padi
Sekam
Bt. Jagung
Bt.Gandum
Serbuk kayu
2,80
2,97
4,59
5,55
3,25
3,76
0,66
0,49
0,81
0,74
1,33
0,36
0,30
0,25
0,34
0,20
0,38
0,07
0,05
0,15
0,10
0,07
2,26
2,39
2,03
2,41
7,50
4,01
0,93
0,49
1,42
1,41
0,60
0,61
0,41
1,24
0,88
0,43
0,78
0,29
0,06
0,24
0,35
1,44
0,58
0,16
0,37
0,37
0,20
0,68
0,64
0,04
0,30
0,28
0,20
155
132
198
190
165
126
427
173
186
260
999
28
12
23
11
19
26
9
7
7
10
3
45
21
27
41
65
40
67
36
30
34
41
108
117
170
143
160
86
365
109
38
28
259
23
17
28
39
28
53
-
-
-
-
-
Sumber N P K Ca Mg S Fe
Sapi perah
Sapi daging
Kuda
Unggas
Domba
0,53
0,65
0,70
1,50
1,28
0,35
0,15
0,10
0,77
0,19
0,41
0,30
0,58
0,89
0,93
0,28
0,12
0,79
0,30
0,59
0,11
0,10
0,14
0,88
0,19
0,05
0,09
0,07
0,00
0,09
0,004
0,004
0,010
0,100
0,020
Komposisi Hara Kotoran Hewan
57. Konversi pupuk kandang terhadap pupuk N tersedia
Pupuk Kandang
Kebutuhan pupuk tanaman Padi/Ha
Urea (kg) Pupuk Kandang (ton)
Sapi 300 30
Ayam 300 20
Domba/ Kambing 300 23
29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 57
Pertanian Organik (tahapan aplikasi pupuk organik selama
4musim) , untuk tanaman padi 2 t/ha
Musim I ppk. organik +ppk. kimia 100%
Musim II ppk.organik + ppk kimia 75 %
MusimIII ppk.organik + ppk kimia 50%
Musim IV ppk.organik + ppk.kimia 25%
58. Tahap Fermentasi 21 hari
Bahan : 1.000 kg jerami segar pada saat panen, 5 kg urea, 5 kg Probiotik.
Cara Pembuatan :
Jerami padi yang baru dipanen dg kadar air 65% ditumpuk pada
tempat yang diberi atap, tebal tumpukan 20 cm.
Taburi tumpukan jerami dengan urea dan probiotik
Kemudian tumpuk kembali dengan jerami dengan ketebalan yang
sama dan taburi dengan urea dan Probiotik seperti cara no 2.
Demikian seterusnya sampai lapisan menjadi 2 m.
Diamkan selama 21 hari proses Fermentasi berlangsung baik.
29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 58
Pembuatan Jerami Fermentasi
60. 29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 60
Kriteria Minimal Pupuk Organik
No Parameter
Kandungan
Padat Cair
1.
2.
3.
4.
C-organik (%)
C/N
Bahan ikutan (%)
(kerikil, batuan, plastik)
Kadar air (%)
Min. 15%
12-25
< 2
20-35
Min 6%
-
-
-
5.
6.
Kadar logam berat :
As (ppm)
Hg (ppm)
Pb (ppm)
Cd (ppm)
pH
< 10
< 1
< 10
< 50
> 4 - < 8
< 10
< 1
< 10
< 50
> 4 - < 8
7.
8.
9.
Kadar hara N, P, K (%)
Mikroba pathoden
(Salmonella, E. Coli)
Kadar unsur mikro (ppm)
(Fe, Zn, Mn, Co, Cu)
Dicantumkan
Dicantumkan
Dicantumkan
Dicantumkan
Dicantumkan
Dicantumkan
61. Keuntungan Penerapan SRI di Indonesia
1. Peningkatan hasil rata-rata 3,3 t/ha (78 %)
2. Penurunan kebutuhan air irigasi (40 %)
3. Penurunan penggunaan pupuk (50 %)
4. Penurunan ongkos produksi (20 %)
29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 61
Hasil EVALUASI penerapan SRI di Indonesia, selama 9 musim, seluas 9,4 ha
tahun 2002 2006, oleh Nippon Koei dari 12 trial. Sumber :Norman Uphoff
63. Mikro Organisme Lokal
29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 63
MOL atau singkatan Mikro Organisme Lokal sering
dimanfaatkan untuk budidaya pertanian organik atau semi
organik. MOL memiliki banyak kegunaan, seperti:
1. Dimanfaatkan sebagai POC (Pupuk Organik Cair)
2. Dimanfaatkan sebagai dekomposer atau biang kompos
untuk pembuatan kompos
3. Dimanfaatkan untuk pestisida nabati untuk mengusir
hama tanaman
Penciri SRI yang dikembangkan petani INDONESIA
64. Pembuatan MOL
29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 64
Bahan dan Alat:
1.Batang pisang yang sudah busuk 2 genggam, (2). Air panas/hangat 5 L, (3). Air biasa 5 L.
4.Terasi 1/4 kg., (5).Gula pasir 1/2 kg., (6).Dedak 1 genggam, (7).Ember + tutup (kapasitas
15 L) dan (8). Bambu pengaduk.
Cara pembuatan:
1. Rendam dan peras batang pisang ke dalam air biasa sehingga sari pati bercampur
dengan air, dan sisakan sedikit serat pisang di dalam air.
2. Campurkan air panas, terasi, gula pasir, aduk merata tunggu hingga air mendingin.
3. Campurkan larutan serat pisang dan air panas (sudah dingin) ke ember, tambahkan
dedak, aduk-aduk.
4. Tutup ember dengan rapat, biarkan selama 10 hari.
5. Setelah 10 hari cek kondisi MOL, jika sudah bau, dan muncul gelembung2 udara, berarti
MOL sudah jadi dan dapat dipergunakan.
6. Penghilang bau dapat digunakan nanas yang telah dihancurkan sebelumnya.
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2031453-pembuatan-mol-mikro-organisme-lokal/#ixzz1rEjRbTBx
65. 29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 65
MOL Buah-buahan
Buah-buahan busuk yang sudah tidak bisa dimakan lagi bisa dimanfaatkan untuk sebagai MOL
(Mikro Organisme Lokal). MOL yang dibuat dari buah-buahan busuk ini bisa digunakan untuk
pengomposan maupun untuk disemprotkan ke tanaman.
Bahan-bahan:
1. Buah-buahan yang sudah busuk. Bisa buah apa saja: pepaya, pisang, mangga, apel, salak, dll.
Sebanyak 5 kg
2. Air kelapa 10 butir.
3. Gula jawa 1 kg.
Cara Pembuatan:
1. Limbah buah-buahan dihaluskan. Bisa dengan cara ditumbuk atau diparut.
2. Masukkan ke dalam dalam tempat (drum)
3. Tambahkan air kelapa.
4. Tambahkan gula.
5. Semua bahan diaduk sampai tercampur merata.
6. Tutup drum dengan penutu. Beri lubang untuk aerasi. Lubang aerasi ini bisa menggunakan
selang agar tidak dimasukki oleh lalat atau serangga lain.
7. Semua bahan kemudian difermentasi selama 2 minggu sebelum digunakan.
Penggunaan:
MOL ini bisa digunakan untuk pengomposan maupun untuk penyemprotan ke tanaman. Untuk
pengomposan: encerkan larutan fermentasi sebayak 5 xnya. Kemudian disemprotkan ke bahan-
bahan yang akan dikomposkan.
66. 29/05/2015 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 66
MOL dari Gedebok Pisang
Ada satu resep MOL yang perlu dicoba, yaitu MOL dari Gedebok (batang) pisang.
Resepnya sederhana dan mudah membuatnya.
Bahan-bahan:
Perbandingan bahan adalah 1:1, seperti contoh di bawah ini 1. Batang pisang 1 kg 2.
Nira 1 liter atau bisa diganti dengan gula jawa 1,5 ons.
Untu produksi yang lebih banyak tinggal dikalikan kelipatannya.
Cara pembuatan:
1. Batang pisang dipotong-potong. Jangan diparut/ditumbuk/dicincang.
2. Campurkan batang pisang dengan 3/4 nira.
3. Masukkan ke dalam baskom dan atur agar memadat.
4. Tambahkan sisa nira lagi.
5. Tutup rapat dan dibiarkan selama dua minggu. 6. Setelah dua minggu diperas dan
diambil airnya.
Pemakaian:
1. Untuk pupuk daun MOL diencerkan dengan perbandingan 1:1000.
2. semprotkan ke seluruh bagian tanaman di pagi hari atau sore hari.
70. TUGAS KITA BUKANLAH UNTUK BERHASIL.
TUGAS KITA ADALAH UNTUK MENCOBA,
KARENA DI DALAM MENCOBA ITULAH KITA
MENEMUKAN DAN BELAJAR MEMBANGUN
KESEMPATAN UNTUK BERHASIL
SEBUAH MOTIVASI