際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
INTERVENSI KEPERAWATAN
PADA BAYI DAN ANAK DENGAN
PENYAKIT KRONIS
ILMA WIDIYA SARI, S.Kep., Ns., M.Kep.
PEMBERIAN KEMOTERAPI
Kemoterapi adalah cara
pengobatan tumor dengan
memberikan obat pembasmi sel
kanker (sitostatika) yang diminum
ataupun diinfuskan ke pembuluh
darah.
PENGERTIAN KEMOTERAPI
TUJUAN DILAKUKAN KEMOTERAPI?
Menurunkan
ukuran
kanker
sebelum
operasi.
Mengobati
beberapa macam
kanker darah dan
menekan jumlah
kematian penderita
kanker tahap dini.
Merusak
semua sel-sel
kanker yang
tertinggal
setelah
operasi.
Menunda kematian
atau
memperpanjang
usia hidup pasien
sementara waktu
meringankan gejala
Tanda Gejala atau Efek Samping
Setelah Dilakukan Kemoterapi
a. Mual dan muntah
b. Penurunan jumlah sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit.
c. Kerontokan rambut, termasuk bulu mata dan alis.
d. Menimbulkan mukositis.
e. Gangguan saraf tepi, seperti kebas dan kesemutan di jari kaki
tangan.
f. Gangguan pencernaan.
g. Tubuh terasa lemas.
h. Kulit kering dan berubah warna.
i. Efek terhadap jantung dan paru.
INTERVENSI KEP ANAK DGN SAKIT KRONIS.pptx
PEMASANGAN DESFERAL
DEFINISI
 Desferal (deferoxamine) merupakan obat cair yang
diberikan di bawah kulit.
 Biasanya obat ini diberikan dengan menggunakan alat
semacam portable pump
TUJUAN
 Menurunkan/mencegah penumpukan Fe dalam tubuh
baik itu hemocromatosis (penumpukan Fe di bawah
kulit) atau pun hemosiderosis (penumpukan Fe dalam
organ)
INDIKASI
 Dilakukan pada klien dengan thalasemia yang mendapatkan transfusi
darah secara rutin (berulang)
 Kadar Fe  1000 mg/ml
 Dilakukan 4 - 7 kali dalam seminggu post transfuse
KONTRAINDIKASI
Tidak dilakukan pada klien dengan gagal ginjal
 Pemasangan Desferal dilakukan pada anak dengan penyakit
Thalasemia, dimana kadar feritinnya > 1000 mg/dl, sehingga
pemasangan desferal ini dimaksudkan untuk menurunkan kadar besi
yang menumpuk pada pasien Thalasemia baik pada kulit maupun
organ, dengan menghambat absorpsi Fe.
 Pemasangan ini diberikan sebanyak 4-7 kali per minggu pasca
transfuse darah.
Alat Yang Dibutuhkan
1) Steril :
 Syringe 10 cc
 Wing needle
Alat Yang Dibutuhkan
2) Tidak Steril :
 Alas
 Bengkok
 Kapas alkohol pada tempat tertutup
 Infusa pump
 Obat yang diperlukan (desferal)
 Pengencer (aquadest steril) dalam botol
 Perban gulung /kantong infusa pump
 Plester
 Gunting plester
PERSIAPAN
 Mempersiapkan obat desferal sesuai kebutuhan
- Melakukan cek ulang obat yang akan diberikan sesuai
perencanaan
- Mengkalkulasi dosis sesuai kebutuhan klien
Usia > 5 tahun = 1 gram (2 vial)
Usia < 5 tahun = 0,5 gram (1 vial)
 Mengencerkan obat dengan tepat :
(catatan : 1 vial (0,5 gram) obat desferal dioplous dengan aquadest
4-5 cc)
Membersihkan bagian atas botol aquadest dengan kapas alkohol dan
menarik cairan aquadest dari botol secukupnya dengan
menggunakan syringe/spuit 10 cc, kapas buang ke bengkok
 Membersihkan bagian atas botol vial desferal dengan kapas alkohol dan
membiarkan kering sendiri, membuang kapas alkohol ke bengkok
 Memasukkan jarum syringe 10 cc yang berisi aquadest melalui karet penutup
botol ke dalam botol
 Kocok vial obat sampai mencampur rata
 Memegang botol dengan tangan yang tidak dominan dan tarik obat sejumlah
yang diperlukan
 Memeriksa adanya udara dalam syringe/spuit, bila ada keluarkan dengan posisi
tepat
 Mengecek ulang volume obat dengan tepat
 Menyambungkan syringe/spuit dengan wing needle
 Memeriksa kembali adanya udara dalam syringe/spuit & wing needle, bila ada
keluarkan dengan posisi yang tepat
 Menyiapkan infusa pump
 Membawa peralatan ke dekat klien
MELAKUKAN PEMASANGAN DESFERAL
1. Mencuci tangan
Menggunakan sarung tangan bila pada pasien yang menderita penyakit menular
(AIDS, Hepatitis B)
2. Menjaga privacy dan mengatur kenyamanan klien
 Mendekati dan mengidentifikasi klien
 Jelaskan prosedur kepada klien dengan bahasa yang jelas
 Memasang sampiran (bila perlu)
MELAKUKAN PEMASANGAN DESFERAL
3. Memperhatikan teknik aseptic & antiseptik
Mempersiapkan alat dan klien :
 Menyiapkan plester untuk fiksasi
 Memasang alas/perlak
 Mendekatkan bengkok pada klien
MELAKUKAN PEMASANGAN DESFERAL
4. Menyuntikkan desferal dengan teknik steril
 Bersihkan lokasi injeksi dengan alkohol dengan teknik sirkuler
atau atas ke bawah sekali hapus
 Membuang kapas alkohol ke dalam bengkok
 Membiarkan lokasi kering sendiri
 Menyuntikkan obat dengan tepat (subkutan : area m.deltoid)
 Memfiksasi wing needle dengan plester
MELAKUKAN PEMASANGAN DESFERAL
5. Mengatur obat desferal pada alat infusa pump
6. Memfiksasi infusa pump dengan menggunakan perban gulung atau
kantong infusa pump
7. Mencuci tangan
PERAWATAN STOMA
Mengapa stoma dibuat?
 kanker kolorektal, kanker kandung kemih,
Inflammatory Bowel Disease (IBD), divertikuli,
obstruksi bowel, dan trauma abdomen (Hendren
et al., 2015)
 Penyandang stoma disebut ostomate (Salom辿, de
Almeida, & Silveira, 2014).
Pengaruh Stoma
 fisik, psikologis, ekonomi, nutrisi dan seksual, spiritual dan
sosial
 International Ostomy Association (IOA) menerbitkan Charter
of Ostomates Rights (International Ostomy Association (IOA)
Coordination Committee, 1993)
Perawatan Stoma
 Membersihkan stoma, kulit sekitar stoma, dan mengganti
kantong stoma secara berkala sesuai kebutuhan.
Tujuan
 Menjaga kebersihan pasien
 Mencegah terjadinya infeksi
 Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
 Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
Persiapan pasien
 Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan,
prosedur, waktu
 Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
 Menjaga privacy
 Melibatkan keluarga
PERSIAPAN ALAT
1. Kantong stoma
2. Kassa, NaCl/air mentah
3. tissue
4. 1 pasang sarung tangan
bersih
5. Kantong plastik/bengkok
untuk balutan kotor
6. Apron
7. Krim Zink /hidrokolloid
powder, pasta
8. Perlak dan alasnya
9. Plester dan gunting
Macam Kantong Stoma
Tranparant/opaque Drainable/non-drainable
Aksesoris
Klip Stoma belt
Perlengkapan lain
Stoma powder Stoma pasta
PROSEDUR KERJA
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri
pasien sesuai letak stoma
4. Meletakkan bengkok/plastik di atas perlak dan didekatkan
ke tubuh pasien
5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
PROSEDUR KERJA
6. Membuka kantong kolostomi secara hati-
hati dengan tangan
7. Meletakkan kantong stoma kotor dalam
bengkok
8. Melakukan observasi terhadap kulit dan
stoma
9. Membersihkan stoma dan kulit di sekitar
colostomy dengan kassa
10.Mengeringkan kulit sekitar stoma dengan
hati-hati
PROSEDUR KERJA
11.Mengukur stoma
12.Menyiapkan kantong stoma sesuai ukuran
13.Memberikan krim zink (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada
kulit sekitar stoma
14.Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi
vertical/horizontal/miring sesuai kebutuhan pasien
15.Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
PROSEDUR KERJA
 Merekatkan/memasang stoma bag dengan
tepat tanpa udara didalamnya
 Merapikan klien dan lingkungannya
 Membereskan alat-alat dan membuang
kotoran
 Melepas sarung tangan
 Mencuci tangan
 Membuat laporan
Perhatian
 Edukasi pasien dan keluarga kapan waktu mengosongkan
kantong
 Edukasi keluarga kapan/bagaimana kondisi stoma yang
tidak normal sehingga harus mencari bantuan
Stoma normal
 Berwarna merah muda seperti warna mukosa dalam
mulut/bibir
 Tinggi 2,5 cm
 Tidak nyeri saat disentuh
 Tidak menonjol atau masuk ke dalam
Komplikasi Stoma
 Luka pada peristoma (sore
peristomal skin)
 Kebocoran
 Retraksi
 Prolapse
 Hernia parastoma
 Obstruksi/ penyumbatan
 Infeksi kemih
 Nekrosis
 Stenosis
 Mucocutaneus separation
Komplikasi Stoma
PERAWATAN ORAL MUCOSITIS
Definisi oral mucositis
 Mucositis adalah peradangan pada selaput lendir.
 Oral Mucositis adalah inflamasi dan/atau ulserasi pada daerah mulut
yang biasanya disebabkan oleh terapi kanker.
Gejala klinis
 Nyeri rongga mulut
 Kesulitan dalam membuka mulut
 Kesulitan makan, minum dan berbicara
 Kesulitan dalam melakukan perawatan rongga mulut
Pemeriksaan fisik
 Leukoedema
 Eritema dan atrofi pada mukosa
 ulkus yang ditutupi pseudomembran
 Lesi yang terbentuk bilateral  bagian mukosa tidak berkeratin yaitu
mukosa bukal, bagian ventral dan lateral lidah, mukosa labial, dasar
mulut, palatum molle dan orofaring.
 Perdarahan melalui ulkus
 Hiposalivasi
 Eritema mukosa bukal
 Ulserasi pada mukosa bukal
Penatalaksanaan
 Kontrol nyeri
 topikal kumur larutan salin, penggunaan es untuk mengurangi
sakit, obat kumur yang mengandung zat anastesi seperti lidocain 2%.
 Sistemik  golongan opioid
 Pemberian nutrisi
 Konsistensi lunak/cair.
 Dapat melalui gastrostomi (oral mucositis berat) atau parenteral
 Dekontaminasi oral
menyikat gigi dengan sikat gigi lembut dan menggunakan
larutan salin atau natrium bikarbonat untuk berkumur.
Terapi paliatif untuk mulut kering
 Minum air dapat mengurangi gejala, pemberian cairan
saliva buatan
 Bilas dengan larutan 1/2 sdt baking soda (dan / atau 村
atau 遜 sendok teh garam meja) di 1 cangkir air hangat
beberapa kali sehari
 Mengunyah permen karet untuk merangsang aliran
saliva
 Pemberian agen kolinergik untuk merangsang produksi
saliva
 Manajemen perdarahan oral
 Untuk mengatasi perdarahan oral dapat diberikan
agen hemostatik topikal.
 Pasien dengan jumlah trombosit dibawah 20.000 
transfusi trombosit
 Intervensi terapi untuk Oral Mucositis
 Cryotherapy
 Anti-inflamatory agents
 Antioxidants
 Low-Level Laser Therapy
Prognosis
 Oral Mucositis merupakan self-limiting disease, sehingga pengobatan
pada penyakit ini ditekankan pada terapi paliatif yaitu pengobatan
yang bertujuan untuk mengurangi gejala.

More Related Content

Similar to INTERVENSI KEP ANAK DGN SAKIT KRONIS.pptx (20)

8.modul 9 asas kejururawatan
8.modul 9   asas kejururawatan8.modul 9   asas kejururawatan
8.modul 9 asas kejururawatan
penawar
Modul 9 Asas Kejururawatan
Modul 9   Asas KejururawatanModul 9   Asas Kejururawatan
Modul 9 Asas Kejururawatan
junehyde
dr Rina Puskesmas Karang Intan 2 TGC.pptx
dr Rina Puskesmas Karang Intan 2 TGC.pptxdr Rina Puskesmas Karang Intan 2 TGC.pptx
dr Rina Puskesmas Karang Intan 2 TGC.pptx
RinaRaehana1
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
Aprillia Indah Fajarwati
pemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanpemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatan
indah puspa pratiwi
P.a memandikan, p.a oral higiene, pa. vulva, pa. memotong kuku
P.a memandikan, p.a oral higiene, pa. vulva, pa. memotong kukuP.a memandikan, p.a oral higiene, pa. vulva, pa. memotong kuku
P.a memandikan, p.a oral higiene, pa. vulva, pa. memotong kuku
agusarifin11
13.modul 9.5 skill kejururawatan
13.modul 9.5   skill kejururawatan13.modul 9.5   skill kejururawatan
13.modul 9.5 skill kejururawatan
penawar
13.modul 9.5 skill kejururawatan
13.modul 9.5   skill kejururawatan13.modul 9.5   skill kejururawatan
13.modul 9.5 skill kejururawatan
penawar
Modul 9.5 Skill Kejururawatan
Modul 9.5   Skill KejururawatanModul 9.5   Skill Kejururawatan
Modul 9.5 Skill Kejururawatan
junehyde
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.pptPengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
StHadijah
Memandikan pasien diatas tempat tidur.ppt
Memandikan pasien diatas tempat tidur.pptMemandikan pasien diatas tempat tidur.ppt
Memandikan pasien diatas tempat tidur.ppt
icha582186
6. HUKNA.pdf
6. HUKNA.pdf6. HUKNA.pdf
6. HUKNA.pdf
WisnuPrayoga3
Examination of vaginal discharge with the prosedure
Examination of vaginal discharge with the prosedureExamination of vaginal discharge with the prosedure
Examination of vaginal discharge with the prosedure
yetiindrawati3
cara mengangkat pesakit
cara mengangkat pesakitcara mengangkat pesakit
cara mengangkat pesakit
Rickson JD
ALAT KESEHATAN, PENGENALAN ALAT KESEHATAN
ALAT KESEHATAN, PENGENALAN ALAT KESEHATANALAT KESEHATAN, PENGENALAN ALAT KESEHATAN
ALAT KESEHATAN, PENGENALAN ALAT KESEHATAN
EriscaFDiyantica
Tata cara pertolongan kegawatdaruratan
Tata cara pertolongan kegawatdaruratanTata cara pertolongan kegawatdaruratan
Tata cara pertolongan kegawatdaruratan
rickygunawan84
Perawatan Masalah Khusus 2.pptx
Perawatan Masalah Khusus 2.pptxPerawatan Masalah Khusus 2.pptx
Perawatan Masalah Khusus 2.pptx
Damayanti Machmud
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan PriaPemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
nanda yudip
PELAKSANAAN PELEPASAN.doc
PELAKSANAAN PELEPASAN.docPELAKSANAAN PELEPASAN.doc
PELAKSANAAN PELEPASAN.doc
pinda7
Prosedur Obat New.ppt
Prosedur Obat New.pptProsedur Obat New.ppt
Prosedur Obat New.ppt
InasTrianaPutri1
8.modul 9 asas kejururawatan
8.modul 9   asas kejururawatan8.modul 9   asas kejururawatan
8.modul 9 asas kejururawatan
penawar
Modul 9 Asas Kejururawatan
Modul 9   Asas KejururawatanModul 9   Asas Kejururawatan
Modul 9 Asas Kejururawatan
junehyde
dr Rina Puskesmas Karang Intan 2 TGC.pptx
dr Rina Puskesmas Karang Intan 2 TGC.pptxdr Rina Puskesmas Karang Intan 2 TGC.pptx
dr Rina Puskesmas Karang Intan 2 TGC.pptx
RinaRaehana1
pemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanpemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatan
indah puspa pratiwi
P.a memandikan, p.a oral higiene, pa. vulva, pa. memotong kuku
P.a memandikan, p.a oral higiene, pa. vulva, pa. memotong kukuP.a memandikan, p.a oral higiene, pa. vulva, pa. memotong kuku
P.a memandikan, p.a oral higiene, pa. vulva, pa. memotong kuku
agusarifin11
13.modul 9.5 skill kejururawatan
13.modul 9.5   skill kejururawatan13.modul 9.5   skill kejururawatan
13.modul 9.5 skill kejururawatan
penawar
13.modul 9.5 skill kejururawatan
13.modul 9.5   skill kejururawatan13.modul 9.5   skill kejururawatan
13.modul 9.5 skill kejururawatan
penawar
Modul 9.5 Skill Kejururawatan
Modul 9.5   Skill KejururawatanModul 9.5   Skill Kejururawatan
Modul 9.5 Skill Kejururawatan
junehyde
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.pptPengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
StHadijah
Memandikan pasien diatas tempat tidur.ppt
Memandikan pasien diatas tempat tidur.pptMemandikan pasien diatas tempat tidur.ppt
Memandikan pasien diatas tempat tidur.ppt
icha582186
Examination of vaginal discharge with the prosedure
Examination of vaginal discharge with the prosedureExamination of vaginal discharge with the prosedure
Examination of vaginal discharge with the prosedure
yetiindrawati3
cara mengangkat pesakit
cara mengangkat pesakitcara mengangkat pesakit
cara mengangkat pesakit
Rickson JD
ALAT KESEHATAN, PENGENALAN ALAT KESEHATAN
ALAT KESEHATAN, PENGENALAN ALAT KESEHATANALAT KESEHATAN, PENGENALAN ALAT KESEHATAN
ALAT KESEHATAN, PENGENALAN ALAT KESEHATAN
EriscaFDiyantica
Tata cara pertolongan kegawatdaruratan
Tata cara pertolongan kegawatdaruratanTata cara pertolongan kegawatdaruratan
Tata cara pertolongan kegawatdaruratan
rickygunawan84
Perawatan Masalah Khusus 2.pptx
Perawatan Masalah Khusus 2.pptxPerawatan Masalah Khusus 2.pptx
Perawatan Masalah Khusus 2.pptx
Damayanti Machmud
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan PriaPemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
nanda yudip
PELAKSANAAN PELEPASAN.doc
PELAKSANAAN PELEPASAN.docPELAKSANAAN PELEPASAN.doc
PELAKSANAAN PELEPASAN.doc
pinda7

Recently uploaded (20)

Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
TANGKI4D
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusiaPertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
TugasHSE
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusiaAspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
AlterGlenKakisina
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptxPPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
rinjani13
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus GestasionalAsuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
TANGKI4D
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusiaPertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
TugasHSE
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusiaAspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
AlterGlenKakisina
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptxPPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
rinjani13
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus GestasionalAsuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi

INTERVENSI KEP ANAK DGN SAKIT KRONIS.pptx

  • 1. INTERVENSI KEPERAWATAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN PENYAKIT KRONIS ILMA WIDIYA SARI, S.Kep., Ns., M.Kep.
  • 3. Kemoterapi adalah cara pengobatan tumor dengan memberikan obat pembasmi sel kanker (sitostatika) yang diminum ataupun diinfuskan ke pembuluh darah. PENGERTIAN KEMOTERAPI
  • 4. TUJUAN DILAKUKAN KEMOTERAPI? Menurunkan ukuran kanker sebelum operasi. Mengobati beberapa macam kanker darah dan menekan jumlah kematian penderita kanker tahap dini. Merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi. Menunda kematian atau memperpanjang usia hidup pasien sementara waktu meringankan gejala
  • 5. Tanda Gejala atau Efek Samping Setelah Dilakukan Kemoterapi a. Mual dan muntah b. Penurunan jumlah sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. c. Kerontokan rambut, termasuk bulu mata dan alis. d. Menimbulkan mukositis. e. Gangguan saraf tepi, seperti kebas dan kesemutan di jari kaki tangan. f. Gangguan pencernaan. g. Tubuh terasa lemas. h. Kulit kering dan berubah warna. i. Efek terhadap jantung dan paru.
  • 8. DEFINISI Desferal (deferoxamine) merupakan obat cair yang diberikan di bawah kulit. Biasanya obat ini diberikan dengan menggunakan alat semacam portable pump
  • 9. TUJUAN Menurunkan/mencegah penumpukan Fe dalam tubuh baik itu hemocromatosis (penumpukan Fe di bawah kulit) atau pun hemosiderosis (penumpukan Fe dalam organ)
  • 10. INDIKASI Dilakukan pada klien dengan thalasemia yang mendapatkan transfusi darah secara rutin (berulang) Kadar Fe 1000 mg/ml Dilakukan 4 - 7 kali dalam seminggu post transfuse
  • 11. KONTRAINDIKASI Tidak dilakukan pada klien dengan gagal ginjal
  • 12. Pemasangan Desferal dilakukan pada anak dengan penyakit Thalasemia, dimana kadar feritinnya > 1000 mg/dl, sehingga pemasangan desferal ini dimaksudkan untuk menurunkan kadar besi yang menumpuk pada pasien Thalasemia baik pada kulit maupun organ, dengan menghambat absorpsi Fe. Pemasangan ini diberikan sebanyak 4-7 kali per minggu pasca transfuse darah.
  • 13. Alat Yang Dibutuhkan 1) Steril : Syringe 10 cc Wing needle
  • 14. Alat Yang Dibutuhkan 2) Tidak Steril : Alas Bengkok Kapas alkohol pada tempat tertutup Infusa pump Obat yang diperlukan (desferal) Pengencer (aquadest steril) dalam botol Perban gulung /kantong infusa pump Plester Gunting plester
  • 15. PERSIAPAN Mempersiapkan obat desferal sesuai kebutuhan - Melakukan cek ulang obat yang akan diberikan sesuai perencanaan - Mengkalkulasi dosis sesuai kebutuhan klien Usia > 5 tahun = 1 gram (2 vial) Usia < 5 tahun = 0,5 gram (1 vial)
  • 16. Mengencerkan obat dengan tepat : (catatan : 1 vial (0,5 gram) obat desferal dioplous dengan aquadest 4-5 cc) Membersihkan bagian atas botol aquadest dengan kapas alkohol dan menarik cairan aquadest dari botol secukupnya dengan menggunakan syringe/spuit 10 cc, kapas buang ke bengkok
  • 17. Membersihkan bagian atas botol vial desferal dengan kapas alkohol dan membiarkan kering sendiri, membuang kapas alkohol ke bengkok Memasukkan jarum syringe 10 cc yang berisi aquadest melalui karet penutup botol ke dalam botol Kocok vial obat sampai mencampur rata Memegang botol dengan tangan yang tidak dominan dan tarik obat sejumlah yang diperlukan Memeriksa adanya udara dalam syringe/spuit, bila ada keluarkan dengan posisi tepat Mengecek ulang volume obat dengan tepat
  • 18. Menyambungkan syringe/spuit dengan wing needle Memeriksa kembali adanya udara dalam syringe/spuit & wing needle, bila ada keluarkan dengan posisi yang tepat Menyiapkan infusa pump Membawa peralatan ke dekat klien
  • 19. MELAKUKAN PEMASANGAN DESFERAL 1. Mencuci tangan Menggunakan sarung tangan bila pada pasien yang menderita penyakit menular (AIDS, Hepatitis B) 2. Menjaga privacy dan mengatur kenyamanan klien Mendekati dan mengidentifikasi klien Jelaskan prosedur kepada klien dengan bahasa yang jelas Memasang sampiran (bila perlu)
  • 20. MELAKUKAN PEMASANGAN DESFERAL 3. Memperhatikan teknik aseptic & antiseptik Mempersiapkan alat dan klien : Menyiapkan plester untuk fiksasi Memasang alas/perlak Mendekatkan bengkok pada klien
  • 21. MELAKUKAN PEMASANGAN DESFERAL 4. Menyuntikkan desferal dengan teknik steril Bersihkan lokasi injeksi dengan alkohol dengan teknik sirkuler atau atas ke bawah sekali hapus Membuang kapas alkohol ke dalam bengkok Membiarkan lokasi kering sendiri Menyuntikkan obat dengan tepat (subkutan : area m.deltoid) Memfiksasi wing needle dengan plester
  • 22. MELAKUKAN PEMASANGAN DESFERAL 5. Mengatur obat desferal pada alat infusa pump 6. Memfiksasi infusa pump dengan menggunakan perban gulung atau kantong infusa pump 7. Mencuci tangan
  • 24. Mengapa stoma dibuat? kanker kolorektal, kanker kandung kemih, Inflammatory Bowel Disease (IBD), divertikuli, obstruksi bowel, dan trauma abdomen (Hendren et al., 2015) Penyandang stoma disebut ostomate (Salom辿, de Almeida, & Silveira, 2014).
  • 25. Pengaruh Stoma fisik, psikologis, ekonomi, nutrisi dan seksual, spiritual dan sosial International Ostomy Association (IOA) menerbitkan Charter of Ostomates Rights (International Ostomy Association (IOA) Coordination Committee, 1993)
  • 26. Perawatan Stoma Membersihkan stoma, kulit sekitar stoma, dan mengganti kantong stoma secara berkala sesuai kebutuhan.
  • 27. Tujuan Menjaga kebersihan pasien Mencegah terjadinya infeksi Mencegah iritasi kulit sekitar stoma Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
  • 28. Persiapan pasien Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, prosedur, waktu Mengatur posisi tidur pasien (supinasi) Menjaga privacy Melibatkan keluarga
  • 29. PERSIAPAN ALAT 1. Kantong stoma 2. Kassa, NaCl/air mentah 3. tissue 4. 1 pasang sarung tangan bersih 5. Kantong plastik/bengkok untuk balutan kotor 6. Apron 7. Krim Zink /hidrokolloid powder, pasta 8. Perlak dan alasnya 9. Plester dan gunting
  • 30. Macam Kantong Stoma Tranparant/opaque Drainable/non-drainable
  • 33. PROSEDUR KERJA 1. Cuci tangan 2. Gunakan sarung tangan 3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma 4. Meletakkan bengkok/plastik di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien 5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
  • 34. PROSEDUR KERJA 6. Membuka kantong kolostomi secara hati- hati dengan tangan 7. Meletakkan kantong stoma kotor dalam bengkok 8. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma 9. Membersihkan stoma dan kulit di sekitar colostomy dengan kassa 10.Mengeringkan kulit sekitar stoma dengan hati-hati
  • 35. PROSEDUR KERJA 11.Mengukur stoma 12.Menyiapkan kantong stoma sesuai ukuran 13.Memberikan krim zink (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma 14.Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai kebutuhan pasien 15.Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
  • 36. PROSEDUR KERJA Merekatkan/memasang stoma bag dengan tepat tanpa udara didalamnya Merapikan klien dan lingkungannya Membereskan alat-alat dan membuang kotoran Melepas sarung tangan Mencuci tangan Membuat laporan
  • 37. Perhatian Edukasi pasien dan keluarga kapan waktu mengosongkan kantong Edukasi keluarga kapan/bagaimana kondisi stoma yang tidak normal sehingga harus mencari bantuan
  • 38. Stoma normal Berwarna merah muda seperti warna mukosa dalam mulut/bibir Tinggi 2,5 cm Tidak nyeri saat disentuh Tidak menonjol atau masuk ke dalam
  • 39. Komplikasi Stoma Luka pada peristoma (sore peristomal skin) Kebocoran Retraksi Prolapse Hernia parastoma Obstruksi/ penyumbatan Infeksi kemih Nekrosis Stenosis Mucocutaneus separation
  • 42. Definisi oral mucositis Mucositis adalah peradangan pada selaput lendir. Oral Mucositis adalah inflamasi dan/atau ulserasi pada daerah mulut yang biasanya disebabkan oleh terapi kanker.
  • 43. Gejala klinis Nyeri rongga mulut Kesulitan dalam membuka mulut Kesulitan makan, minum dan berbicara Kesulitan dalam melakukan perawatan rongga mulut
  • 44. Pemeriksaan fisik Leukoedema Eritema dan atrofi pada mukosa ulkus yang ditutupi pseudomembran Lesi yang terbentuk bilateral bagian mukosa tidak berkeratin yaitu mukosa bukal, bagian ventral dan lateral lidah, mukosa labial, dasar mulut, palatum molle dan orofaring. Perdarahan melalui ulkus Hiposalivasi
  • 46. Ulserasi pada mukosa bukal
  • 47. Penatalaksanaan Kontrol nyeri topikal kumur larutan salin, penggunaan es untuk mengurangi sakit, obat kumur yang mengandung zat anastesi seperti lidocain 2%. Sistemik golongan opioid Pemberian nutrisi Konsistensi lunak/cair. Dapat melalui gastrostomi (oral mucositis berat) atau parenteral
  • 48. Dekontaminasi oral menyikat gigi dengan sikat gigi lembut dan menggunakan larutan salin atau natrium bikarbonat untuk berkumur. Terapi paliatif untuk mulut kering Minum air dapat mengurangi gejala, pemberian cairan saliva buatan Bilas dengan larutan 1/2 sdt baking soda (dan / atau 村 atau 遜 sendok teh garam meja) di 1 cangkir air hangat beberapa kali sehari Mengunyah permen karet untuk merangsang aliran saliva Pemberian agen kolinergik untuk merangsang produksi saliva
  • 49. Manajemen perdarahan oral Untuk mengatasi perdarahan oral dapat diberikan agen hemostatik topikal. Pasien dengan jumlah trombosit dibawah 20.000 transfusi trombosit Intervensi terapi untuk Oral Mucositis Cryotherapy Anti-inflamatory agents Antioxidants Low-Level Laser Therapy
  • 50. Prognosis Oral Mucositis merupakan self-limiting disease, sehingga pengobatan pada penyakit ini ditekankan pada terapi paliatif yaitu pengobatan yang bertujuan untuk mengurangi gejala.