Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang berbagai peralatan klinik seperti alat ukur tekanan darah, stetoskop, mesin vakum, dan prosedur penggunaannya seperti pemberian nebulizer, dressing luka, dan memasukkan suppositori rektal.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang berbagai peralatan klinik seperti alat ukur tekanan darah, stetoskop, mesin vakum, dan prosedur penggunaannya seperti pemberian nebulizer, dressing luka, dan memasukkan suppositori rektal.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang 10 cara pemberian obat, yaitu secara oral, sublingual, rektal, vagina, inhalasi, emplastrum, urethral, implan, buccal, dan intravena. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu sesuai dengan jenis obat dan kondisi pasien.
Dokumen tersebut berisi pedoman praktikum untuk beberapa tindakan perawatan pasien di tempat tidur seperti memandikan, mencuci rambut, kebersihan mulut, dan memotong kuku. Pedoman tersebut mencakup langkah-langkah informasi persetujuan, persiapan alat dan lingkungan, persiapan pasien dan penolong, pelaksanaan tindakan, evaluasi, dan dokumentasi.
Modul ini memberikan ringkasan singkat tentang beberapa prosedur kejururawatan dasar seperti mengeluarkan benang jahitan, pembukaan dan pengeluaran nanah dari bisul, pengambilan tekanan darah, pemberian ubat, dan memasukkan ubat suppository ke dalam dubur.
Modul ini memberikan ringkasan singkat tentang beberapa prosedur kejururawatan dasar seperti mengeluarkan benang jahitan, pembukaan dan pengeluaran nanah dari bisul, pengambilan tekanan darah, pemberian ubat, dan memasukkan ubat suppository ke dalam dubur.
Modul ini memberikan ringkasan singkat tentang beberapa prosedur kejururawatan dasar seperti mengeluarkan benang jahitan, I&D (incision and drainage), pengambilan tekanan darah, pemberian ubat, dan memasukkan ubat suppository. Prosedur-prosedur ini mencakupi peralatan yang diperlukan dan langkah-langkah untuk melaksanakannya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur-prosedur keperawatan untuk tindakan huknah/enema, kolostomi, mengeluarkan feses secara manual, dan spuit gliserin. Prosedur-prosedur tersebut bertujuan untuk membersihkan usus, mempersiapkan pasien sebelum operasi, dan membantu pasien buang air besar.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang berbagai posisi untuk menempatkan pasien di tempat tidur demi kesejahteraan dan keamanan mereka. Posisi-posisi tersebut meliputi rekumben, lateral, Fowler, kardiak, prone, dorsal, dan Trendelenburg, dengan tujuan masing-masing seperti mencegah tekanan, mempermudah pernafasan, dan memfasilitasi prosedur medis. Cara-cara pelaksanaan setiap posisi juga dijelaskan secar
"[Ringkasan]"
Kondisi kegawatdaruratan memerlukan penanganan segera untuk mencegah kematian atau kecacatan. Teknik bantuan hidup dasar meliputi pijat jantung luar, pemberian oksigen, penanganan perdarahan, patah tulang, luka bakar, dan sumbatan saluran napas. Evakuasi korban dilakukan dengan teknik yang tepat sesuai jumlah penolong dan kondisi lingkungan untuk memastikan keselamatan korban.
Perawatan lansia dengan masalah khusus seperti stoma membutuhkan perhatian khusus dari caregiver. Panduan ini menjelaskan langkah-langkah perawatan stoma seperti mengosongkan kantong stoma, mengganti kantong stoma, dan perawatan kulit sekitar stoma. Perawatan stoma penting untuk menjaga kebersihan, mencegah infeksi, dan mengelola tinja serta gas.
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Priananda yudip
油
Modul ini memberikan panduan lengkap tentang prosedur pemeriksaan fisik genitalia wanita, meliputi persiapan, alat dan bahan yang diperlukan, tahapan pemeriksaan bagian luar dan dalam genitalia beserta cara melakukan palpasi organ-organ terkait. Tujuan dari modul ini adalah membantu mahasiswa mempelajari dan melakukan pemeriksaan fisik genitalia wanita dengan benar dan sistematis.
Dokumen ini memberikan panduan tentang prosedur pelepasan infus pada pasien. Prosedur ini meliputi persiapan pasien, pelaksanaan pelepasan infus secara perlahan dan steril, serta evaluasi dan dokumentasi hasil tindakan. Prosedur ini bertujuan untuk mencabut selang infus dan abocatenya secara aman jika sudah tidak diperlukan lagi.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang berbagai peralatan klinik seperti alat ukur tekanan darah, stetoskop, mesin vakum, dan prosedur penggunaannya seperti pemberian nebulizer, dressing luka, dan memasukkan suppositori rektal.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang berbagai peralatan klinik seperti alat ukur tekanan darah, stetoskop, mesin vakum, dan prosedur penggunaannya seperti pemberian nebulizer, dressing luka, dan memasukkan suppositori rektal.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang 10 cara pemberian obat, yaitu secara oral, sublingual, rektal, vagina, inhalasi, emplastrum, urethral, implan, buccal, dan intravena. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu sesuai dengan jenis obat dan kondisi pasien.
Dokumen tersebut berisi pedoman praktikum untuk beberapa tindakan perawatan pasien di tempat tidur seperti memandikan, mencuci rambut, kebersihan mulut, dan memotong kuku. Pedoman tersebut mencakup langkah-langkah informasi persetujuan, persiapan alat dan lingkungan, persiapan pasien dan penolong, pelaksanaan tindakan, evaluasi, dan dokumentasi.
Modul ini memberikan ringkasan singkat tentang beberapa prosedur kejururawatan dasar seperti mengeluarkan benang jahitan, pembukaan dan pengeluaran nanah dari bisul, pengambilan tekanan darah, pemberian ubat, dan memasukkan ubat suppository ke dalam dubur.
Modul ini memberikan ringkasan singkat tentang beberapa prosedur kejururawatan dasar seperti mengeluarkan benang jahitan, pembukaan dan pengeluaran nanah dari bisul, pengambilan tekanan darah, pemberian ubat, dan memasukkan ubat suppository ke dalam dubur.
Modul ini memberikan ringkasan singkat tentang beberapa prosedur kejururawatan dasar seperti mengeluarkan benang jahitan, I&D (incision and drainage), pengambilan tekanan darah, pemberian ubat, dan memasukkan ubat suppository. Prosedur-prosedur ini mencakupi peralatan yang diperlukan dan langkah-langkah untuk melaksanakannya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur-prosedur keperawatan untuk tindakan huknah/enema, kolostomi, mengeluarkan feses secara manual, dan spuit gliserin. Prosedur-prosedur tersebut bertujuan untuk membersihkan usus, mempersiapkan pasien sebelum operasi, dan membantu pasien buang air besar.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang berbagai posisi untuk menempatkan pasien di tempat tidur demi kesejahteraan dan keamanan mereka. Posisi-posisi tersebut meliputi rekumben, lateral, Fowler, kardiak, prone, dorsal, dan Trendelenburg, dengan tujuan masing-masing seperti mencegah tekanan, mempermudah pernafasan, dan memfasilitasi prosedur medis. Cara-cara pelaksanaan setiap posisi juga dijelaskan secar
"[Ringkasan]"
Kondisi kegawatdaruratan memerlukan penanganan segera untuk mencegah kematian atau kecacatan. Teknik bantuan hidup dasar meliputi pijat jantung luar, pemberian oksigen, penanganan perdarahan, patah tulang, luka bakar, dan sumbatan saluran napas. Evakuasi korban dilakukan dengan teknik yang tepat sesuai jumlah penolong dan kondisi lingkungan untuk memastikan keselamatan korban.
Perawatan lansia dengan masalah khusus seperti stoma membutuhkan perhatian khusus dari caregiver. Panduan ini menjelaskan langkah-langkah perawatan stoma seperti mengosongkan kantong stoma, mengganti kantong stoma, dan perawatan kulit sekitar stoma. Perawatan stoma penting untuk menjaga kebersihan, mencegah infeksi, dan mengelola tinja serta gas.
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Priananda yudip
油
Modul ini memberikan panduan lengkap tentang prosedur pemeriksaan fisik genitalia wanita, meliputi persiapan, alat dan bahan yang diperlukan, tahapan pemeriksaan bagian luar dan dalam genitalia beserta cara melakukan palpasi organ-organ terkait. Tujuan dari modul ini adalah membantu mahasiswa mempelajari dan melakukan pemeriksaan fisik genitalia wanita dengan benar dan sistematis.
Dokumen ini memberikan panduan tentang prosedur pelepasan infus pada pasien. Prosedur ini meliputi persiapan pasien, pelaksanaan pelepasan infus secara perlahan dan steril, serta evaluasi dan dokumentasi hasil tindakan. Prosedur ini bertujuan untuk mencabut selang infus dan abocatenya secara aman jika sudah tidak diperlukan lagi.
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
油
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
3. Kemoterapi adalah cara
pengobatan tumor dengan
memberikan obat pembasmi sel
kanker (sitostatika) yang diminum
ataupun diinfuskan ke pembuluh
darah.
PENGERTIAN KEMOTERAPI
5. Tanda Gejala atau Efek Samping
Setelah Dilakukan Kemoterapi
a. Mual dan muntah
b. Penurunan jumlah sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit.
c. Kerontokan rambut, termasuk bulu mata dan alis.
d. Menimbulkan mukositis.
e. Gangguan saraf tepi, seperti kebas dan kesemutan di jari kaki
tangan.
f. Gangguan pencernaan.
g. Tubuh terasa lemas.
h. Kulit kering dan berubah warna.
i. Efek terhadap jantung dan paru.
8. DEFINISI
Desferal (deferoxamine) merupakan obat cair yang
diberikan di bawah kulit.
Biasanya obat ini diberikan dengan menggunakan alat
semacam portable pump
9. TUJUAN
Menurunkan/mencegah penumpukan Fe dalam tubuh
baik itu hemocromatosis (penumpukan Fe di bawah
kulit) atau pun hemosiderosis (penumpukan Fe dalam
organ)
10. INDIKASI
Dilakukan pada klien dengan thalasemia yang mendapatkan transfusi
darah secara rutin (berulang)
Kadar Fe 1000 mg/ml
Dilakukan 4 - 7 kali dalam seminggu post transfuse
12. Pemasangan Desferal dilakukan pada anak dengan penyakit
Thalasemia, dimana kadar feritinnya > 1000 mg/dl, sehingga
pemasangan desferal ini dimaksudkan untuk menurunkan kadar besi
yang menumpuk pada pasien Thalasemia baik pada kulit maupun
organ, dengan menghambat absorpsi Fe.
Pemasangan ini diberikan sebanyak 4-7 kali per minggu pasca
transfuse darah.
14. Alat Yang Dibutuhkan
2) Tidak Steril :
Alas
Bengkok
Kapas alkohol pada tempat tertutup
Infusa pump
Obat yang diperlukan (desferal)
Pengencer (aquadest steril) dalam botol
Perban gulung /kantong infusa pump
Plester
Gunting plester
15. PERSIAPAN
Mempersiapkan obat desferal sesuai kebutuhan
- Melakukan cek ulang obat yang akan diberikan sesuai
perencanaan
- Mengkalkulasi dosis sesuai kebutuhan klien
Usia > 5 tahun = 1 gram (2 vial)
Usia < 5 tahun = 0,5 gram (1 vial)
16. Mengencerkan obat dengan tepat :
(catatan : 1 vial (0,5 gram) obat desferal dioplous dengan aquadest
4-5 cc)
Membersihkan bagian atas botol aquadest dengan kapas alkohol dan
menarik cairan aquadest dari botol secukupnya dengan
menggunakan syringe/spuit 10 cc, kapas buang ke bengkok
17. Membersihkan bagian atas botol vial desferal dengan kapas alkohol dan
membiarkan kering sendiri, membuang kapas alkohol ke bengkok
Memasukkan jarum syringe 10 cc yang berisi aquadest melalui karet penutup
botol ke dalam botol
Kocok vial obat sampai mencampur rata
Memegang botol dengan tangan yang tidak dominan dan tarik obat sejumlah
yang diperlukan
Memeriksa adanya udara dalam syringe/spuit, bila ada keluarkan dengan posisi
tepat
Mengecek ulang volume obat dengan tepat
18. Menyambungkan syringe/spuit dengan wing needle
Memeriksa kembali adanya udara dalam syringe/spuit & wing needle, bila ada
keluarkan dengan posisi yang tepat
Menyiapkan infusa pump
Membawa peralatan ke dekat klien
19. MELAKUKAN PEMASANGAN DESFERAL
1. Mencuci tangan
Menggunakan sarung tangan bila pada pasien yang menderita penyakit menular
(AIDS, Hepatitis B)
2. Menjaga privacy dan mengatur kenyamanan klien
Mendekati dan mengidentifikasi klien
Jelaskan prosedur kepada klien dengan bahasa yang jelas
Memasang sampiran (bila perlu)
20. MELAKUKAN PEMASANGAN DESFERAL
3. Memperhatikan teknik aseptic & antiseptik
Mempersiapkan alat dan klien :
Menyiapkan plester untuk fiksasi
Memasang alas/perlak
Mendekatkan bengkok pada klien
21. MELAKUKAN PEMASANGAN DESFERAL
4. Menyuntikkan desferal dengan teknik steril
Bersihkan lokasi injeksi dengan alkohol dengan teknik sirkuler
atau atas ke bawah sekali hapus
Membuang kapas alkohol ke dalam bengkok
Membiarkan lokasi kering sendiri
Menyuntikkan obat dengan tepat (subkutan : area m.deltoid)
Memfiksasi wing needle dengan plester
22. MELAKUKAN PEMASANGAN DESFERAL
5. Mengatur obat desferal pada alat infusa pump
6. Memfiksasi infusa pump dengan menggunakan perban gulung atau
kantong infusa pump
7. Mencuci tangan
24. Mengapa stoma dibuat?
kanker kolorektal, kanker kandung kemih,
Inflammatory Bowel Disease (IBD), divertikuli,
obstruksi bowel, dan trauma abdomen (Hendren
et al., 2015)
Penyandang stoma disebut ostomate (Salom辿, de
Almeida, & Silveira, 2014).
25. Pengaruh Stoma
fisik, psikologis, ekonomi, nutrisi dan seksual, spiritual dan
sosial
International Ostomy Association (IOA) menerbitkan Charter
of Ostomates Rights (International Ostomy Association (IOA)
Coordination Committee, 1993)
26. Perawatan Stoma
Membersihkan stoma, kulit sekitar stoma, dan mengganti
kantong stoma secara berkala sesuai kebutuhan.
27. Tujuan
Menjaga kebersihan pasien
Mencegah terjadinya infeksi
Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
28. Persiapan pasien
Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan,
prosedur, waktu
Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
Menjaga privacy
Melibatkan keluarga
29. PERSIAPAN ALAT
1. Kantong stoma
2. Kassa, NaCl/air mentah
3. tissue
4. 1 pasang sarung tangan
bersih
5. Kantong plastik/bengkok
untuk balutan kotor
6. Apron
7. Krim Zink /hidrokolloid
powder, pasta
8. Perlak dan alasnya
9. Plester dan gunting
33. PROSEDUR KERJA
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri
pasien sesuai letak stoma
4. Meletakkan bengkok/plastik di atas perlak dan didekatkan
ke tubuh pasien
5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
34. PROSEDUR KERJA
6. Membuka kantong kolostomi secara hati-
hati dengan tangan
7. Meletakkan kantong stoma kotor dalam
bengkok
8. Melakukan observasi terhadap kulit dan
stoma
9. Membersihkan stoma dan kulit di sekitar
colostomy dengan kassa
10.Mengeringkan kulit sekitar stoma dengan
hati-hati
35. PROSEDUR KERJA
11.Mengukur stoma
12.Menyiapkan kantong stoma sesuai ukuran
13.Memberikan krim zink (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada
kulit sekitar stoma
14.Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi
vertical/horizontal/miring sesuai kebutuhan pasien
15.Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
36. PROSEDUR KERJA
Merekatkan/memasang stoma bag dengan
tepat tanpa udara didalamnya
Merapikan klien dan lingkungannya
Membereskan alat-alat dan membuang
kotoran
Melepas sarung tangan
Mencuci tangan
Membuat laporan
37. Perhatian
Edukasi pasien dan keluarga kapan waktu mengosongkan
kantong
Edukasi keluarga kapan/bagaimana kondisi stoma yang
tidak normal sehingga harus mencari bantuan
38. Stoma normal
Berwarna merah muda seperti warna mukosa dalam
mulut/bibir
Tinggi 2,5 cm
Tidak nyeri saat disentuh
Tidak menonjol atau masuk ke dalam
42. Definisi oral mucositis
Mucositis adalah peradangan pada selaput lendir.
Oral Mucositis adalah inflamasi dan/atau ulserasi pada daerah mulut
yang biasanya disebabkan oleh terapi kanker.
43. Gejala klinis
Nyeri rongga mulut
Kesulitan dalam membuka mulut
Kesulitan makan, minum dan berbicara
Kesulitan dalam melakukan perawatan rongga mulut
44. Pemeriksaan fisik
Leukoedema
Eritema dan atrofi pada mukosa
ulkus yang ditutupi pseudomembran
Lesi yang terbentuk bilateral bagian mukosa tidak berkeratin yaitu
mukosa bukal, bagian ventral dan lateral lidah, mukosa labial, dasar
mulut, palatum molle dan orofaring.
Perdarahan melalui ulkus
Hiposalivasi
47. Penatalaksanaan
Kontrol nyeri
topikal kumur larutan salin, penggunaan es untuk mengurangi
sakit, obat kumur yang mengandung zat anastesi seperti lidocain 2%.
Sistemik golongan opioid
Pemberian nutrisi
Konsistensi lunak/cair.
Dapat melalui gastrostomi (oral mucositis berat) atau parenteral
48. Dekontaminasi oral
menyikat gigi dengan sikat gigi lembut dan menggunakan
larutan salin atau natrium bikarbonat untuk berkumur.
Terapi paliatif untuk mulut kering
Minum air dapat mengurangi gejala, pemberian cairan
saliva buatan
Bilas dengan larutan 1/2 sdt baking soda (dan / atau 村
atau 遜 sendok teh garam meja) di 1 cangkir air hangat
beberapa kali sehari
Mengunyah permen karet untuk merangsang aliran
saliva
Pemberian agen kolinergik untuk merangsang produksi
saliva
49. Manajemen perdarahan oral
Untuk mengatasi perdarahan oral dapat diberikan
agen hemostatik topikal.
Pasien dengan jumlah trombosit dibawah 20.000
transfusi trombosit
Intervensi terapi untuk Oral Mucositis
Cryotherapy
Anti-inflamatory agents
Antioxidants
Low-Level Laser Therapy
50. Prognosis
Oral Mucositis merupakan self-limiting disease, sehingga pengobatan
pada penyakit ini ditekankan pada terapi paliatif yaitu pengobatan
yang bertujuan untuk mengurangi gejala.